PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Instalasi perumahan adalah suatu pemasangan instalasi penerangan rumah
tangga yang umum dilakukan. Pada saat sekarang ini energy listrik sangat
dibutuhkan baik itu untuk instalasi penernagan maupun untuk instalasi tenaga. Listrik
merupakan kebutuhan primer pada saat ini, dimana setiap peralatan elektronik sangat
membutuhkan energy listrik untuk menjalankannya. Energy listrik begitu vital
keberadaannya. Tanpa energy tersebut maka secara otomatis keberadaan peralatan
lain akan sulit untuk berfungsi.
Instalasi rumah sederhana pada saat ini merupakan sesuatu yang cukup vital
bagi masyarakat. Tanpa adanya listrik maka secara tidak langsung suatu kegiatan
manusia akan terganggu. Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga
untuk rumah terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang
sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah rumah/bangunan dimana instalasinya
akan dipasang. Selain itu juga spesifikasi dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima
dari pemilik bangunan/rumah, dan syarat tersebut tidak terlepas dari peraturan yang
harus dipenuhi dari yang berwajib yang mengeluarkan peraturan yaitu PLN setempat.
Oleh karana itu kami disini akan melakukan perhitungan terhadap
pemasangan instalasi listrik rumah tinggal lantai 2.
Bab ini berisi metode yang digunakan dalam mengumpulkan data maupun dalam
menganalisis data dalam menyelesaikan permasalahan yang dikemukakan.
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA
Bab ini berisikan pembahasan tentang data dan analisis baik secara teori maupun
dalam perhitungan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran dari hasil analisis datayang telah
dilakukan.
BAB II
UMUM
Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang
saling berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi satu atau
sejumlah tujuan tertentu. Instalasi listrik terdiri atas sistem penerangan, sistem
pensaklaran, sistem pengkabelan, sistem pembumian dan sistem lain yang yang
dibutuhkan. Instalasi listrik dapat berupa sebuah instalasi yang sederhana yang hanya
terdiri atas satu titik atau satu instalasi listrik yang rumit dan kompleks.
Sistem pembumian merupakan bagian dari sebuah instalasi listrik. Sistem
pembumian
adalah
sistem
yang
dirancangkan
sedemikian
rupa
untuk
dalam bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal. Pada dasarnya kebutuhan
instalasi rumah tangga tergantung kepada kebutuhan listrik rumah tangga tersebut.
Instalasi rumah tangga dapat hanya berupa instalasi listrik yang sederhana yang
hanya terdiri dari satu titik maupun instalasi listrik yang kompleks.
Instalasi listrik rumah tangga secara umum adalah untuk kebutuhan
penerangan dan kebutuhan sumber tenaga listrik untuk peralatan-peralatan listrik
yang digunakan, seperti pemanas makanan, setrika listrik, dll. Untuk memenuhi
tujuan ini beberapa perlengkapan listrik yang umum dipakai adalah:
1. Pipa Instalasi
2. Sakelar
3. Kotak kontak
4. Papan Hubung Bagi (PHB)
5. Kabel
6. Fitting
7. Sekering dan MCB
8. Perlengkapan Pembumian.
Gambar 2.1 menunjukkan skema instalasi listrik dari sebuah rumah sederhana yang
terdiri atas 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 1 kamar mandi,
dan taman. Simbol-simbol yang digunakan pada Gambar 2.1 dijelaskan sebagai
berikut:
Sakelar dua kutub
Sakelar 1 Kutub
Lampu
Kotak kontak
Papan hubung bagi (PHB)
II.3
0,9-1,2
1,2-1,6
1,6-6
6-8
13-15
15-20
20-50
50-100
Transformator
Pensuplai
R
S
T
P
N
E
Bumi
Elektroda
Pentanahan Netral
Elektroda
Pentanahan
Konsumen
II.4
TAHANAN PEMBUMIAN
Tahanan pembumian adalah hambatan yang dialami oleh arus ketika mengalir
ke tanah. Arus ini mengalir menuju tanah melalui elektroda pembumian yang
ditanam atau ditancapkan ke dalam tanah pada ke dalam tertentu. PUIL 2000
mendefenisikan tahanan pembumian sebagai jumlah tahanan elektroda pembumian
dan tahanan penghantar pembumian. Tahanan ini terdiri dari tahanan yang
disebabkan penghantar logam dan tanah. Tahanan yang ditimbulkan penghantar
sangan kecil sehingga dapat diabaikan. Tahanan yang paling besar adalah tahanan
yang ditimbulkan oleh tanah.
Suatu tanah memiliki nilai tahanan jenis yang bervariasi tergantung pada jenis
tanah, kelembapan, komposisi garam-garam mineral di dalam tanah, dan suhu. Saat
sebuah elektroda dilalui oleh arus maka arus akan menyebar ke segala arah seperti
terlihat pada Gambar 2.3.
dr
Tahanan yang dimiliki lapisan tanah yang merupakan bola dengan jari-jari r
dan r+dr pada Gambar 2.4 dapat dihitung dengan Persamaan 2.1. Dengan
menganggap bahwa jarak r berada di jauh tak hingga maka tahanan tanah dengan
elektroda yang memiliki jari-jari ro menjadi seperti Persamaan 2.2.
2.1
2.2
Dimana :
R = Tahanan Tanah
r = Jari-jari bola luar (m)
ro = Jari-jari/ panjang elektroda (m)
= Tahanan jenis tanah ( Ohm-m)
Jenis Tanah
Tanah Rawa
30
100
Pasir Basah
200
Kerikil basah
500
1000
Tanah Berbatu
3000
-6
-6
Elektroda pita dibuat dari penghantar berbentuk pita atau penampang bulat, atau
penghantar pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal. Ukuran minimum
2
h = 0.5-1 m
Cabang Enam
Cincin
(a)
(b)
60
h = 0.5-1 m
(c) Disk
Gambar 2.5 Bentuk Elektroda Pita (a) Cabang enam, (b) Cincin, (c) Disk
Cabang enam
2.3
-
Cincin
Disk
2.4
2.5
Dimana
2. Elektroda pelat
2
Elektroda pelat terbuat dari besi dengan ukuran minimum tebal 3 mm, luas 0.5 m 2
1 m atau pelat tembaga dengan tebal 2 mm, luas 0.5 m -1 m yang ditanam
secara vertical dengan sisi atas 1 m di bawah permukaan tanah seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.6
h=1m
Pelat
2.6
3. Elektroda batang
Elektroda ini dapat dibuat dari pipa besi, baja profil,batang tembaga, atau batang
logam lainnya. Elektroda dipancangkan ke tanah sedalam meter seperti Gambar
2.7.
2.7
Dimana a adalah jari-jari elektroda batang. Bentuk elektroda yang umum dipakai
pada sistem pembumian instalasi rumah tangga adalah bentuk elektroda batang.
II.5
PERSYARATAN PEMBUMIAN
Menurut PUIL 2000 ada bebarapa persyaratan dalam instalasi sistem
termasuk penghantar proteksi yang merupakan salah satu inti dari kabel dan kabel
tanah. Pengecualiannya adalah terhadap penghantar geser jika penghantarnya dapat
dikenal dengan jelas, misalnya melalui bentuknya dan tulisan yang ada padanya.
b.
dengan penghantar phasa. Jika bahannya tidak sama, maka luas penampang
penghantar proteksi ditentukan dengan cara memilih luas penampang yang
mempunyai konduktansi yang ekivalen dengan hasil dari Tabel.
Luas penampang setiap penghantar proteksi yang tidak merupakan bagian
dari kabel suplai atau selungkup kabel, dalam setiap hal tidak boleh kurang dari 2,5
2
mm jika terdapat proteksi mekanis dan 4 mm jika tidak terdapat proteksi mekanis.
c.
Ukuran Elektroda
Ukuran mimimum elektroda dapat dipilih menurut Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Ukuran Elektroda Pembumian
No
1
Baja digalvanisasi
dengan proses
Bahan jenis
elektroda
2
Baja berlapis
3
Tembaga
tembaga
pemanasan
Pita baja 100 mm2
50 mm2
setebal minimum 3 mm
minimum 2
mm
Penghantar
pilin 35 mm2
Elektroda pita
Pita tembaga
50 mm2 tebal
(bukan kawat
halus)
2
-
Baja
berdiameter 15
L 65 mm2x65x7
U 6,5
mm dilapisi
tembaga setebal
T 6x50x3
250 m
Elektroda
batang
-
3
Elektroda pelat
Pelat tembaga
tebal 2mm luas
0,5 m2 sampai
Dalam hal ini gawai dengan karakteristik waktu terbalik (invers) yaitu
pengaman lebur (PL atau sekering) atau pemutus sirkit (misalnya MCB) dan Ia
haruslah arus yang menyebabkan bekerjanya gawai proteksi dalam waktu 5 detik.
d.
Persyaratan lain
Pada penghantar bumi harus dipasang sambungan yang dapat dilepas untuk
keperluan pengujian resistans pembumian, pada tempat yang mudah dicapai,
dan sedapat mungkin memanfaatkan sambungan yang karena susunan
instalasinya memang harus ada.
II.6
pembuamian yang dibuat. Untuk mengetahui nilai Tahanan Pembumian ini maka
dapat dilakukan beberapa metode untuk mengukurnya, metode-metode tersebut
adalah sebagai berikut:
2.9
Fuse
Tahanan
Variabel
antara elektroda pembumian dengan elektroda bantu, jarak yang umum digunakan
berkisar 5-10 meter. Pegukuran dengan metode ini dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Permukaan Tanah
Elektroda Pembumian
Elektroda Bantu
Kuning
Hijau
E
Merah
R
SW
Is
I
x
Is
Rs
a
Ra
Ia
R
b
Rx
I
b
Pada saat sakelar ditekan maka arus akan mengalir melalui galvanometer,
sehingga jarum penunjuk galvanometer akan menunjukkan nilai tertentu. Jika nilai
yang ditunjuk adalah nol berarti arus yang mengalir melalui galvanometer adalah
nol. Prinsip jembatan wheathstone adalah membuat arus yang mengalir melalui
galvanometer bernilai nol dengan mengubah nilai tahanan variabel Rx, hal ini
dilakukan dengan memutar piringan logam tahanan variabel pada earthtester sampai
galvanometer menunjukkan nilai nol. Ketika nilai yang ditunjukkan pada
galvanometer adalah nol maka nilai yang ditunjukkan pada piringan tahanan varibel
tersebut adalah nilai tahanan pentanahan yang sedang diukur. Persamaannya terlihat
pada Persamaan 2.10 berikut.
2.10
BAB III
METODOLOGI
disiapkan. Seperti panjang jalur instalasi, tinggi dari bangunan, fungsi dari ruangruang yang ada pada bangunan tersebut dan masih banyak lagi.
III.3.3 MATERIAL
Setelah kita melakukan perhitungan dengan dasar menggunakan gambar
denah dan melakukan survey ke lapangan, maka kita bisa menentukan jumlah, jenis
dan type material yang akan digunakan.
III.3.4 GAMBAR DENAH
Setelah
kita
dapat
menentukan
material
yang
dibutuhkan
dengan
menggunakan gambar denah dan telah melakukan survey lapangan, maka kita bisa
menentukan peralatan yang akan kita gunakan selain peralatan utama (tang, obeng,
cutter, dll) seperti scafolding, tangga dan lain-lain yang disesuaikan dengan hasil
survey lapangan. Dalam melakukan pemasngan instlasi listrik dapat dimulai dengan
memahami gambar rencana
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a.