AFTA
AKAP
AKAP
AKB
AKDP
AKDP
AKI
APK
APBK
APM
ASEAN
ASI
ATM
BABS
Bappenas
BBM
BBN-KB
BCG
: Bacillus Calmette-Guerin
BI
: Bank Indonesia
BKPG
BOS
BPS
BRA
BRR
BTA
BUMN
BUMN
DAS
DAU
DBD
DI
: Daerah Irigasi
DM
: Diabetes Mellitus
DPRK
dpl
DPT
EWS
HAM
HAM
HAS
HGB
HGU
HIV/AIDS
: Human
Immunodeficiency
Virus/Acquired
Deficiency Syndrome
HL
: Hutan Lindung
HM
: Hak Milik
HP
: Hak Pakai
HP
: Hand Phone
HPA
HPL
IKK
: Ibukota Kecamatan
IPM
IPTEK
ISPA
KAT
KB
: Keluarga Berencana
KDRT
KK
: Kepala Keluarga
KLB
KLDK
KNPI
KP
: Kuasa Pertambangan
KPI
l/dtk
LH
: Lahir Hidup
Linmas
: Perlindungan Masyarakat
LSM
MBS
MCK
MDGs
MoU
: Memorandum of Understanding
MPU
NAD
NIK
ii
Immune
ODHA
OTSUS
: Otonomi Khusus
PAD
PAUD
PDRB
PER
Perpu
PKB
PKBL
PKL
PKN
PKSN
PKW
PLN
PLTA
PLTD
PLTMH
PLTP
PLTS
PMA
PMDN
PMKS
PNPM
Pol WH
PON
POPDA
POPNAS
PORDA
POSPENAS
PP
: Peraturan Pemerintah
PPB-KB
PPT
PT
: Perguruan Tinggi
RISTEK
RPJMD
RPJMA
RPJMN
iii
RPJPD
RPJPA
RPJPN
RR
RTRWN
RTRWP
RTRWK
Satpol PP
SBI
SD/MI/SDLB
SDM
SJSN
SPSN
SK
: Surat Keputusan
SLTA
SLTP
SMA/MA/SMK : Sekolah
Menengah
Atas/Madrasah
Aliyah/Sekolah
Menengah Kejuruan
SMP/MTs
SOP
SPM
SUSENAS
SUTM
TBC
: Tuberkulosis
TB/U
TBS
TBM
TDBH Migas
TK/RA
TK-PPA
TM
: Tanaman Menghasilkan
TPS
TPT
TR
: Tanaman Rusak
UHH
UKM
iv
UKM
UMKM
UMP
UMR
UU
: Undang-undang
UUPA
WP
: Wilayah Pengembangan
WTO
ZEE
DAFTAR ISI
vi
viii
xi
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................
I.1.
I.2.
I.3.
BAB II
I.4.
I.5.
II.1.
14
36
36
II.2.
40
40
47
54
II.3.
56
56
II.4.
59
59
79
81
III.1.
81
III.2.
88
98
BAB V
IV.1.
VISI ............................................................................
98
IV.2.
MISI ...........................................................................
100
103
103
109
V.2.
145
145
147
150
152
155
VI.2.
156
156
156
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2.
10
Tabel 2.3.
13
Tabel 2.4.
Tabel 2.5.
14
15
Tabel 2.6
17
Tabel 2.7.
Tabel 2.8.
Tabel 2.9.
19
21
23
24
Tabel 2.11. Luas Wilayah Menurut Fungsi Hutan dan Lahan Lainnya
Dalam Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010 ........................
25
Tabel 2.12. Luas Wilayah dan Lahan Kritis Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2010 .......................................................................
26
27
Tabel 2.14. Jumlah Petani Nelayan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
28
29
31
32
33
35
Tabel 2.20. Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010 ......
36
viii
Tabel 2.21. Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Kecamatan Di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
37
38
39
Tabel 2.24. Jumlah Pencari Kerja Kelompok Umur Tahun 2010 ...........
39
40
40
44
45
Tabel 2.29. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007
2010 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah) ..........
46
Tabel 2.30. Angka Melek Huruf Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
(Dalam persen) ...................................................................
47
48
51
51
52
53
57
58
Tabel 2.38. Data Panjang dan Kondisi Jalan Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2010 .......................................................................
ix
62
73
Tabel 2.40. Daerah Irigasi Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010 .............
75
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB Tahun 2010 ..........
41
42
49
xi
49
BAB I
PENDAHULUAN
Berkat rahmat Allah SWT dan marifat Nabi Muhammad SAW serta
usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh para pendahulu dan pemimpin
saat ini bersama dengan rakyat, maka sampailah kita pada masa dimana
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, merupakan pemerintah daerah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, yang diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat dan juga diharapkan
mampu
meningkatkan
daya
saing
dengan
memperhatikan
prinsip
pemerintahan
daerah
harus
menjamin
keserasian
pengembangan,
perencanaan
dan
pengawasan,
disamping
koordinasi,
peluang
pemantauan,
kemudahan,
dan
bantuan,
evaluasi
dan
serta
dorongan
wajib
kepada
LATAR BELAKANG
Kabupaten Aceh Barat telah berada dalam era demokratisasi setelah
melalui berbagai zaman dari yang tidak menentu, krisis politik dan ekonomi
hingga bencana alam gempa dan tsunami. Setelah melalui krisis demi krisis
kehidupan
memberikan
semangat
tercermin
pada
berbangsa
politik
perubahan
dan
dan
bernegara.
cara
Reformasi
pandang
Undang-Undang
baru
Dasar
tersebut
sebagaimana
Negara
Republik
tentang
Pemerintah
Aceh
dan
terkait
dengan
perencanaan
pembangunan daerah: Bupati dan Wakil Bupati dipilih langsung oleh rakyat,
terakomodirnya pembentukan Partai Lokal serta Bupati dan Wakil Bupati
terpilih akan melaksanakan visi, misi dan agenda pembangunannya. Hal ini
telah diimplementasikan dan diaplikasikan diseluruh wilayah Pemerintah
Aceh, dan salah satunya adalah Kabupaten Aceh Barat, menerima semua
dampak dari berbagai peristiwa sejarah tersebut lalu mengisinya dengan
pembangunan
untuk
mesejahterakan
dan
memakmurkan
kehidupan
masyarakat guna mencapai harkat dan martabat yang lebih baik dalam
peradaban dunia yang maju secara berkelanjutan.
Berdasarkan pertimbangan diatas dengan SPPN, lahir untuk menjadi
landasan hukum dibidang perencanaan pembangunan baik oleh pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Dalam regulasi ini ditetapkan bahwa SPPN
adalah
satu
kesatuan
tatacara
perencanaan
pembangunan
untuk
tersebut
berpotensi
menimbulkan
ketidaksinambungan
pembangunan dari satu masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati ke masa
jabatan Bupati dan Wakil Bupati berikutnya. Desentralisasi dan penguatan
otonomi daerah berpotensi mengakibatkan perencanaan pembangunan
daerah tidak sinergi antara daerah yang satu dengan daerah yang lain serta
komponen
bangsa
sepakat
menetapkan
sistem
perencanaan
kesejahteraan
dan
kemakmuran
bagi
rakyat
Aceh
dan
Kedua
dari
seluruh
pemangku
kepentinganterhadap
ilmiah
dari
para
ahli
sebagai
masukan
utama
Keempat
Kelima
Hukum
penanggungjawab
Sekretariat
terhadap
Daerah
tugas
Kabupaten
dan
fungsi
selaku
hukum.
2).
3).
4).
5).
6).
7).
8).
9).
Presiden
RI
Nomor
5 Tahun
2010
tentang
Rencana
arah
pembangunan
sebagaimana
yang
termuat
dalam
RPJP
spasial bagi misi dan arah pembangunan dalam mewujudkan visi daerah.
Selanjutnya dokumen ini juga dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan
visi, misi, tujuan, kebijakan, sasaran dan program pada setiap periode
RPJMD, dimana isi dalam dokumen ini lebih bersifat arahan secara makro
tentang apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Demikian
halnya dengan dokumen-dokumen perencanaan lainnya dalam jangka
waktu/periode tahunan seperti: Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja (Renja) SKPD.
Secara singkat hubungan antara RPJPD ini dengan dokumendokumen perencanaan yang lain adalah bersifat hirarkis, artinya dokumen
yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang
jangka waktunya lebih pendek dan dokumen yang dikeluarkan oleh
pemerintahan yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yang
dikeluarkan oleh pemerintahan dibawahnya.
RPJP
Nasional
RPJM Dijabarkan
Nasional
Pedoman
Diacu
RKP
Diperhatikan
5 tahun
20tahun
RPJP
Daerah
Dijabarkan
RPJM
Daerah
Pedoman
1 tahun
Pedoman
Penyusunan
RAPBD
RKP
Daerah
Diacu
Diacu
Pedoman
RTRW
Daerah
RENSTRA
SPKD
Pedoman
Renja
SPKD
pemanfaatan
berikut
ruang
daerah
dalam
asumsi-asumsinya.
20
RPJP
(dua
Aceh
puluh)
tahun
Barat
harus
Penelaahan
dasarnya
ditujukan
dokumen-dokumen
untuk
mendukung
perencanaan
tersebut
pada
pertumbuhan
regional
yang
I.4.
SISTEMATIKA PENULISAN
RPJPD Kabupaten disusun berdasarkan parameter, indikator dan
: PENDAHULUAN
Tahun
2008,
agar
pemerintah
daerah
memiliki
dokumen
akselerasi
pembangunan,
sehingga
peningkatan
kualitas
hidup
masyarakat Kabupaten Aceh Barat akan menjadi lebih baik dan maju,
mandiri, adil, makmur dan sejahtera berlandaskan Islam.
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
sebesar
292.795
Ha
atau
2.927,95
km2
yang
didasari
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
Sebelah Barat
: Samudera Indonesia.
Tabel 2.1.
Luas wilayah Kabupaten Aceh Barat menurut Kecamatan Tahun 2010
No
Ibu Kota
Kecamatan
Kecamatan
Luas Wilayah
(Km2)
Persentase
Dari Luas
Kabupaten
44,91
2,00
Johan Pahlawan
Meulaboh
Samatiga
Suak Timah
140,69
5,00
Bubon
Layueng
129,58
4,00
Arongan Lambalek
Drien Rampak
130,06
4,00
Woyla
Kuala Bhee
249,04
9,00
Woyla Barat
Pasie Mali
123,00
4,00
Woyla Timur
Tangkeh
132,06
5,00
Kaway XVI
Peureumeue
510,18
17,00
Meureubo
Meureubo
112,87
4,00
10
Pante Ceureumen
Pante Ceureumen
490,25
17,00
11
Panton Reu
Meutulang
83,04
3,00
12
Sungai Mas
Kajeung
781,73
26,00
2.927,95
100,00
Total Luas
Sumber : Bagian Pemerintah Umum Setdakab Aceh Barat, 2011.
Gambar 2.1.
Persentase Luas Wilayah Kabupaten Aceh Barat Menurut Kecamatan
Tahun 2010
Pante Ceureumen
17%
Panton Reu
3%
Meureubo
4%
Sungai Mas
26%
Kaway XVI
17%
Johan Pahlawan
2%
Woyla Timur
5%
Woyla Barat
4%
Woyla
9%
Arongan
Lambalek
4%
Samatiga
5%
Bubon
4%
Johan Pahlawan
21
Samatiga
32
Bubon
17
Arongan Lambalek
27
Woyla
43
Woyla Barat
24
Woyla Timur
26
Kaway XVI
44
Meureubo
26
10
Pante Ceureumen
25
11
Panton Reu
19
12
Sungai Mas
18
32
322
Jumlah
2.1.1.3. Topografis
Kondisi fisik Kabupaten Aceh Barat sebagian besar terdiri dari daerah
perbukitan dengan bentuk topografi daerah pegunungan dibagian utara
yang merupakan rangkaian dari Bukit Barisan dan termasuk dalam
10
Kabupaten Aceh Barat terdiri dari jenis tanah podsolik, latosol, litisol,
regosol, orgonosol, renzina dan alluvial.
2.1.1.5. Hidrologi
Potensi sumber daya air yang dimiliki sangat besar karena dialiri oleh
2 (dua) sungai besar yaitu Krueng Woyla dan Krueng Meureubo dengan
kapasitas alirannya lebih dari 250 liter/detik. Dengan karakteristik dan pola
aliran sungai ini, terdapat permasalahan berupa adanya banjir periodik pada
musim penghujan. Banjir periodik tersebut terjadi sebagai limpasan/luapan
air sungai, terutama yang perbedaan tinggi dengan muara (permukaan laut)
tidak terlalu besar, seperti pada sungai-sungai di bagian tengah dan timur
wilayah. Limpasan sungai tersebut bermuara ke Samudera Indonesia. Area
11
yang mengalami banjir periodik tersebut adalah pada alur limpasan sungai :
Krueng Woyla dan anak-anak sungainya yaitu sejak dari wilayah Kecamatan
Sungai Mas, Woyla Timur, Woyla Barat, Arongan Lambalek dan Samatiga;
Krueng Meurebo dan anak-anak sungainya, yaitu sejak dari Kecamatan
Pante Ceuremen, Kaway XVI, Meureubo dan Johan Pahlawan.; di mana
pertemuan Krueng Keureuto dengan anaknya Krueng Peuto ini adalah di
Kecamatan Lhok Sukon; Krueng Bubon, yaitu sejak dari Kecamatan Bubon
dan Samatiga. Dari sejumlah sungai di atas, yang paling luas cakupan
masalah banjirnya adalah Krueng Woyla dan Meurebo. Khususnya Krueng
Meurebo dimana pada area banjirnya terdapat simpul perkotaan Meulaboh
sebagai ibukota Kabupaten Aceh Barat. Selain kawasan perkotaan Meulaboh
(Kecamatan Johan Pahlawan), wilayah Kecamatan Meurebo dan Kecamatan
Kaway XVI. Sementara Krueng Woyla cakupan banjir yang sering melanda
wilayah hilir sungai yaitu Kecamatan Arongan Lambalek dan sebagian
Kecamatan Samatiga. Untuk mengatasi masalah banjr tersebut, selain
langkah-langkah pembangunan tanggul, pelurusan atau penyodetan aliran,
pelebaran
dan
pendalaman
sungai,
patut
dipertimbangkan
langkah
biasanya terjadi pada bulan September sampai dengan bulan Februari setiap
tahunnya. Tingkat curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Nopember
mencapai
Oktober mencapai 97,9 mm, rata rata curah hujan di kabupaten Aceh
Barat 255,1 mm. Sedangkan Musim kemarau berlangsung antara bulan
Maret sampai dengan bulan Agustus dengan suhu udara rata-rata berkisar
antara 26 31,2 0C pada siang hari dan 23 - 25
0C
12
lahan
oleh
di
hutan.
Kabupaten
Berdasarkan
Aceh
Barat
interpretasi
sebagian
besar
citra
satelit
fungsi
lingkungan
hidup
dengan
tetap
melaksanakan
2.
3.
102.554,48
37,10
4.511,86
1,63
214,94
0,08
4.
409,36
0,15
5.
319,25
0.12
6.
108.009,89
39,08
4.789,84
1,73
22.190
8,03
16.664,73
6,03
Sub jumlah
B. Kawasan Budidaya
1.
2.
3.
4.
54.363,04
19,67
5.
62.840,89
22,73
13
6.
(1)
Kawasan Peruntukan Perikanan
(2)
93,93
(3)
0,03
7.
Kawasan Pertambangan***
8.
5,43
0,00
9.
627,85
0,23
85,53
0,03
20,81
0,01
2.742,73
0,99
3.973,56
1,44
Sub jumlah
168.398,34
60,92
Jumlah
276.408,23
100.00
292.795,00
Kawasan
Lokasi
Arah Pengembangan
Penekanan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kawasan
Kawasan
Pengembangan dan
Pengembangan
Andalan
Andalan
Pengendalian Kawasan
Kawasan
Andalan untuk
Selatan
Pertanian,
Pertanian
Rehabilitasi dan
Pengembangan
Pengembangan Kawasan
Kawasan
Andalan untuk
Perikanan,
Perikanan
Rehabilitasi dan
Pengembangan
Pengembangan Kawasan
Kawasan
Andalan untuk
Pertambangan,
Pertambangan
14
(1)
(2)
(3)
(4)
Rehabilitasi dan
(5)
Pengembangan
Pengembangan Kawasan
Kawasan
Andalan untuk
Andalan untuk
Perkebunan,
Perkebunan
Kawasan
Kawasan
Rehabilitasi dan
Kepentingan
Strategis
Strategis
Pengembangan Kawasan
Lingkungan
Ekosistem
Strategis Nasional
Hidup
Leuser
Rehabilitasi/Revi
talisasi Kawasan
Objek Wisata
(2)
Desa
Kecamatan
Kecamatan
(Km)
Kabupaten
(Km)
(3)
(4)
(5)
(6)
WISATA PANTAI
1.
Pantai Lanaga
Langung
Meureubo
2.
Pantai Batee
Puteh
Pantai Suak
Geudebang
Pantai Suak
Bidok
Pantai Ujong
Kareung
Pantai Kasih
Suak Ribee
Johan
Pahlawan
Samatiga
15
25
Pantai Kuala
Bubon
Lhok
Bubon
Arongan
Lambalek
Johan
Pahlawan
Johan
Pahlawan
Samatiga
16
3.
4.
5.
6.
7.
Suak
Geudebang
Arongan
Suak
Indrapuri
Pasar Baru
15
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
WISATA ALAM
8.
9.
10.
11.
Geunang
Geudong
Irigasi Lhok
Guci
Geunang
Pulong
Geunang Laot
Blang
Putim
Kaway XVI
17
Babah
Lhung
Pante
Ceureumen
Ie Sayang
Pante
Ceureumen
Pante
Ceureumen
Woyla Barat
42
44
37
Mugo
Panton
Rheu
Sungai Mas
41
65
Meureubo
Panton
Rheu
Meureubo
40
20
85
WISATA BUDAYA
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Makam Teuku
Umar
Makam Pocut
Baren
Kolam Ju
Desa
Tungkop
Ranup
Dong
Meutulang
Quran Panton
Rheu
Mesjid Gunong
Kleng
Gunong
Kleng
Kuburan Aneuk
Manyak
Mesjid Agung
Meulaboh
Tungkop
Sungai Mas
Seuneubok
Johan
Pahlawan
Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Telekomunikasi Kabupaten Aceh Barat, 2011.
yang
cukup
merupakan
sumber
khususnya
di
besar,
mata
daerah
subsektor
pencaharian
pedesaan.
pertanian
sebahagian
Sentra
tanaman
besar
produksi
pangan
masyarakat
tanaman
pangan
khususnya padi berdasarkan luas tanam dan luas panen, yang terbesar
terdapat di Kecamatan Kaway XVI dan Woyla, sedangkan pada beberapa
kecamatan lainnya terdistribusi secara merata. Selain tanaman padi, juga
terdapat
berbagai
jenis
tanaman
palawija
yang
dibudidayakan
oleh
masyarakat dan tumbuh dengan baik seperti jagung, kedelai, kacang tanah,
ubi kayu, ubi jalar dan lainnya. Lahan sawah di Kabupaten Aceh Barat
terdapat di semua Kecamatan dengan berbagai jenis pemanfaatannya seperti
sawah irigasi, tadah hujan dan lainnya. Luas lahan sawah irigasi di
Kabupaten Aceh Barat mencapai 24.448,38 Ha sedangkan lahan tadah
hujan seluas 9.798,38 Ha. Untuk lebih jelasnya tentang luas sawah pada
tahun 2010 di Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat dalam berikut ini.
16
Tabel 2.6.
Luas Lahan Sawah Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
Luas Daerah Irigasi
No
Kecamatan
Johan Pahlawan
Samatiga
Bubon
Potensial
(Ha)
Baku
Fungsi
(Ha)
Luas Baku/Potensial
Jumlah
(Ha)
Irigasi
Teknis
(Ha)
Irigasi
Semi
Teknis
(Ha)
Sederhana Pompanisasi
(Ha)
/ Irigasi
Desa
Tadah
Hujan
Jumlah
Total (Ha)
299
299 -
50
249
299
620
1.585,00
2.205,00 -
425
1.160,00
1.585,00
913,38
913,38 -
50
863,38
913,38
561
1.769,00
2.330,00 -
600
1.169,00
1.769,00
Arongan
Lambalek
Woyla
531
1.809,00
2.460,00 -
400
1.409,00
1.809,00
Woyla Barat
482
1.230,00
1.712,00 -
75
1.180,00
1.255,00
Woyla Timur
427
1.431,00
1.858,00 -
75
1.356,00
1.431,00
Kaway XVI
1.668,00
2.344,00
4.012,00 -
70
1.475,00
375
424
2.344,00
Meureubo
532
1.092,00
1.624,00 -
52
275
765
1.092,00
3.745,00
1.570,00
5.492,00 -
160
1.060,00
125
385
1.730,00
225
998
1.223,00 -
328
50
620
998
52
268
320 -
50
218
268
230
2.915,00
10
11
Pante
Ceureumen
Panton Rheu
12
Sungai Mas
Jumlah
17
Peternakan
Populasi ternak besar yang terdapat di Kabupaten Aceh Barat di
dominasi oleh ternak kerbau dan sapi, hal ini disebabkan oleh tingginya
konsumsi masyarakat terhadap daging kerbau dan sapi. Selain ternak
kerbau dan sapi masih terdapat ternak-ternak kecil lainnya yang
dipelihara oleh masyarakat seperti kambing, domba, ayam, itik, bebek dan
lain lain.
Populasi ternak
Buras yang mencapai 359.424 ekor, diikuti oleh Itik sebesar 60.748 ekor
dan Ayam Ras sebesar 24.667 ekor. Daerah penghasil ternak terbesar
terdapat di Kecamatan Woyla, Kecamatan Johan Pahlawan dan Samatiga.
Untuk lebih jelasnya jumlah Populasi Ternak Tahun 2010 di Kabupaten
Aceh Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini.
18
Tabel 2.7.
Populasi Ternak Dalam Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
Jenis Ternak
No
Kecamatan
Kerbau
Sapi
Kambing
Domba
Ayam Buras
Ayam Ras
Itik
Johan Pahlawan
1.312
413
1.355
185
29.247
3.277
15.322
Samatiga
2.566
538
1.038
16
58.868
16.966
4.142
Bubon
1.370
251
531
26
11.991
102
3.112
Arongan Lambalek
1.170
2.819
1.463
103
6.772
153
1.990
Woyla
3.033
184
3.927
37
181.211
230
2.330
Woyla Barat
1.442
306
904
153
15.233
4.902
Woyla Timur
1.392
77
2.338
20
9.244
80
2.330
Kaway XVI
2.801
441
1.420
271
15.312
1.901
9.866
Meureubo
2.715
508
4.071
212
4.827
1.407
6.844
10
Pante Ceureumen
1.933
93
916
26
11.962
331
3.023
11
Panton Rheu
1.141
114
804
92
11.855
220
4.954
12
Sungai Mas
1.553
59
1.751
14
2.902
1.933
22.428
5.803
20.518
1.155
24.667
60.748
Jumlah Total
19
359.424
Perkebunan
Secara geografis
ketinggian 0 1500 meter dpl sehingga jika ditinjau dari tingkat kesesuaian
lahan maka wilayah Aceh Barat sangat cocok untuk pengembangan sektor
perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa dalam dan kelapa hybrida, karet,
kopi, coklat dan lain sebagainya. Luas areal tanaman perkebunan saat ini
seluas 51.014,20 Ha yang terdiri atas perkebunan rakyat seluas 30.903,88
Ha dan perkebunan besar seluas 20.110,32 Ha. Komoditi utama tanaman
perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Aceh Barat antara lain
tanaman Kelapa sawit, karet, coklat, pinang, kelapa dalam, kelapa hybrida
dan lain sebagainya. Pengembangan Perkebunan besar lebih menfokuskan
pada tanaman kelapa sawit dan karet yang hasilnya diarahkan untuk di jual
keluar daerah sedangkan hasil perkebunan rakyat lebih diarahkan pada
pasar lokal dan untuk jenis tanaman tertentu seperti karet dan kelapa sawit
rakyat dijual kepada perusahaan perkebunan swasta Nasional yang terdapat
di Kabupaten Aceh Barat. Untuk lebih jelas tentang luas areal dan produksi
Tanaman perkebunan rakyat menurut Kecamatan dalam Kabupaten Aceh
Barat
pada
Tahun
2010
dapat
20
dilihat
pada
tabel
berikut.
Tabel 2.8.
Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Tahun 2010
Komoditi
Karet
Kelapa Sawit
Kelapa Dalam
Kelapa Hibrida
Kopi
Pinang
No Kecamatan
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Johan
Pahlawan
405,00
53,10
25,00
273,6
78,50
32,11
5,50
1,70
1,75
0,45
10,00
5,85
Samatiga
2.071,00
1.799,80
65,00
491,72
517,00
237,85
12,50
0,96
35,00
6,90
34,50
14,30
Bubon
1.705,00
1.483,36
252,50
2.057,04
168,00
82,55
7,00
2,40
24,00
6,10
40,50
18,25
Arongan
Lambalek
2.241,00
1.380,40
411,00
2.495,64
720,00
360,42
160,00
108,80
24,00
4,50
41,50
19,10
Woyla
1.903,76
1.146,85
515,50
4.460,24
91,00
40,20
69,75
17,50
102,50
58,10
Woyla
Barat
Woyla
Timur
4.233,00
3.191,62
208,00
1.842,56
57,00
27,96
62,00
15,50
50,50
27,72
1.618,00
543,74
251,00
1.818,36
52,00
27,12
64,50
14,85
45,50
25,70
7
8
Kaway XVI
2.679,00
1.477,15
2.209,00
24.335,80
303,00
159,65
18,00
12,48
95,00
24,98
52,50
28,55
Meureubo
1.961,00
949,47
827,00
8.525,60
328,50
170,64
56,00
27,20
34,00
8,30
79,50
40,50
1.942,00
840,88
467,00
3.337,76
298,00
176,02
65,00
16,25
30,50
14,10
668,50
33,75
65,00
491,72
57,00
27,96
23,00
6,50
50,50
27,72
1.215,11
359,38
176,00
1.961,20
42,00
20,28
52,00
12,80
23,50
11,50
134,63 561,50
291,39
10
11
12
Pante
Ceureumen
Panton
Rheu
Sungai Mas
Jumlah
21
153,54 550,00
lada
Pala
Kapuk/Randu
Jahe
Kecamatan
Luas (Ha)
Produksi
(Ton)
Produksi
(Ton)
Luas (Ha)
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Luas (Ha)
Produksi
(Ton)
Luas
(Ha)
Produksi
(Ton)
Johan Pahlawan
15,50
8,26
- -
Samatiga
48,01
37,75
0,90
0,25
20,50
4,75
2,75
0,50 -
Bubon
33,00
21,42
2,50
0,57
3,00
0,70 -
Arongan
Lambalek
59,00
12,64
1,50
0,30
4,75
0,75 -
Woyla
110,22
59,79
2,00
0,60
6,00
1,25
5,50
1,00 -
Woyla Barat
71,20
22,08
1,00
0,30
4,00
1,00
4,00
0,70 -
Woyla Timur
9,00
7,07
1,50
0,30
3,00
0,75
3,00
0,60 -
Kaway XVI
117,20
55,22
1,25
0,45
16,70
4,35
47,25
10,10 -
Meureubo
75,10
45,02
1,50
0,30
5,00
0,60 -
10
Pante
Ceureumen
59,20
29,96
4,00
0,90
4,00
0,90 -
11
Panton Rheu
53,60
0,30
0,20
0,70
2,75
0,50 -
12
Sungai Mas
37,50
27,42
3,20
0,75
7,00
1,40 -
688,53
326,63
6,85
2,10
63,60
15,22
89,15
17,75 -
Jumlah
22
0,30
Lokasi
Komoditas
Luas HGU
II
BUMN
1. PT. Perkebunan
Nusantara I
PIRSUS Batee
Puteh
PBSN
1. PT.Karya tanah
Subur
2. PT. Mapoli Raya
3. PT. Gading
Bakti
4. PT.Betami
Kec.A.
Lambalek
dan Woyla
Barat
Kelapa
Sawit
Karet
Luas Areal
Tanam
4.399,00
3.345,00
3.883,00
2.829,00
516,00
516,00
30.283,35 16.765,32
Kec Kaway XVI
Padang Sikabu
Woyla Timur
Baro Paya
Kec.Panton Reu
Baro Paya
Kaway XVI
Kelapa
Sawit
5.327,00
4.750,00
Kelapa
Sawit
9.792,46
2.552,58
Kelapa
Sawit
3.993,16
2.512,90
2.712,57
1.418,00
Kelapa
Sawit
Karet
Kelapa
Sawit
Teupin Panah
Kec.Woyla
5. PT Teumarom
Barat
Alue
Keumuneng
6. PT.Telaga Sari
Pante
Indah
Ceureumen
Jumlah
Karet
50,00
4.160,00
1.713,50
4.298,16
3.768,34
34.682,35 20.110,32
23
Kehutanan
Luas areal hutan di Kabupaten Aceh Barat berdasarkan SK. Menteri
Kehutanan Nomor:170/Kpts-II/Tahun 2010 Tentang Penunjukan Kawasan
Hutan dan Perairan Provinsi NAD, luas hutan menurut fungsinya adalah
Hutan Lindung seluas 105.668,44 Ha, Hutan Produksi Terbatas seluas
5.902,66
Ha
dan
APL
(Areal
Penggunaan
Lain)
seluas
165.993,49.
Tabel 2.10.
Luas Komposisi Perencanaan Hutan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
Luas (Ha)
No.
Kecamatan
HL
HPT
APL
Johan Pahlawan
5.478,98
Samatiga
13.110,86
Bubon
7.948,55
Arongan Lambalek
12.552,46
Woyla
17.168,23
Woyla Barat
Woyla Timur
14.830,72
Kaway XVI
21.149,36
Meureubo
12.426.09
10
Pante Ceureumen
11
Panton Rheu
12
Sungai Mas
Jumlah
37.989,14
5.902,66
67.679,30
105.668,44
18.193,53
19.482,64
9.015,83
14.636,24
5.902,66
165.993,49
24
5,478,98
5,478,98
Johan
Pahlawan
Kaway XVI
21,149,36
21,149,36
Meureubo
12.426,09
12.426,09
63.374,44
37.989.14
5,902,66
Pante
Ceureumen
Samatiga
13.110,86
Bubon
7.948,55
12.552,46
Arongan
Lambalek
Woyla
17.168,23
12.552,46
17.168,23
Woyla Barat
18.193,53
18.193,53
10
Woyla Timur
14.830,72
14.830,72
11
Sungai Mas
82.315,54
67.679,30
14.636,24
12
Panton Reu
9.015,83
JUMLAH
277.564,59
105.668,44
19.482,64
13.110,86
7.948,55
9.015,83
5.902,66
165.993,49
illegal
logging
yang
sering
dan
marak
terjadi
yang
lebih jelasnya, tentang luas wilayah dan lahan kritis di Kabupaten Aceh
Barat pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
25
Tabel 2.12.
Luas Wilayah dan Lahan Kritis Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
Jenis Lahan Kritis (Ha)
Luas
Wilayah
(Ha)
Kecamatan
No
Kritis
Potensial
2.385,65
8.675,13
4.435,72
7.948,55
6.204,31
1.744,24
Arongan Lambalek
12.552,46
239,73
12.299,01
Woyla
17.168,23
2.920,16
14.193,87
Woyla Barat
18.193,53
14.277,07
3.916,46
Woyla Timur
14.830,72
3.234,82
273,46
11.322,44
Kaway XVI
21.149,36
7.925,02
13.224,32
Meureubo
12.426,09
4.322,46
11.993,63
10
Pante Ceureumen
63.356,32
7.520,28
34.482,66
11
Panton Rheu
9.015,83
1.081,62
7.796,23
12
Sungai Mas
82.318,35
2.085,57
230,61
40.119,01
Johan Pahlawan
Samatiga
Bubon
5.478,98
Semi
Kritis
3.093,32
13.110,86
277.564,59 61.579,49
Jumlah
Kritis
504,07 157.913,24
Terbentuknya
bertambahnya
luas
lahan-lahan
kritis
baru
lahan
tidak
produktif
yang
ini
dan
mengakibatkan
terganggunya
Samudera
Indonesia
merupakan
potensi
yang
besar
untuk
26
menggunakan
peralatan
tradisional
dan
belum
menggunakan
Tabel 2.13.
Potensi Lahan Perikanan Budidaya Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
No
1
Kecamatan
Tambak
(Ha)
Kolam
(Ha)
Genang Rawa
(Ha)
(Ha)
Sungai
(Ha)
Total
(Ha)
Johan
Pahlawan
Samatiga
Bubon
4
5
Arongan
Lambalek
Woyla
Woyla Barat
20
31
90
148
Woyla Timur
45
160
23
75
303
Kaway XVI
100
125
45
257
527
Meureubo
33,25
50
75
35
162
355,25
105
230
116
205
656
11
Pante
Ceureumen
Panton Rheu
0,32
45
20
100
165,32
12
Sungai Mas
100
22
45
135
302
452,75
606,32
827
580
10
Jumlah
78,25
20
21
19
138,25
232,25
25
15
15
10
297,25
76
15
124
99
314
109
30
120
60
194
513
35
13
45
139
232
1485 3951,07
Penduduk Aceh Barat yang bekerja di sektor perikanan pada saat ini
baik perikanan laut maupun perikanan darat berjumlah 5.659 jiwa dan
tersebar di berbagai Kecamatan, seperti yang terlihat pada tabel berikut.
27
Tabel 2.14.
Jumlah Petani Nelayan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
Jenis Petani Perikanan
No
Kecamatan
Jumlah
Nelayan
(Orang)
1.698
Petani Ikan
(Orang)
160
443
586
1.029
32
90
122
161
355
516
Johan Pahlawan
Samatiga
Bubon
Arongan Lambalek
Woyla
31
124
155
Woyla Barat
22
43
65
Woyla Timur
32
118
150
Kaway XVI
25
395
420
Meureubo
385
562
947
10
Pante Ceureumen
29
202
231
11
Panton Rheu
19
24
43
12
Sungai Mas
17
106
123
2.894
2.765
5.659
Jumlah
1.858
28
Industri
Sektor industri merupakan salah satu faktor yang sangat berpotensi
dikembangka, khususnya industri kecil/rumah tangga yang didominasi oleh
industri kerajinan, tenun, produk makanan dan minuman, jasa dan material
bangunan. Jenis industri yang berkembang berorientasi pada kebutuhan
lokal
sehingga
sebahagian
besar
industri
yang
beroperasi
masih
Johan Pahlawan
132
145
Kaway XVI
68
27
95
Meureubo
47
54
P. Ceureumen
Samatiga
15
16
Bubon
12
16
29
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
A. Lambalek
Woyla
11
Woyla Barat
10
Woyla Timur
11
Sungai Mas
12
Panton Rheu
78
11
251
349
Jumlah
Sumber : Dinas Pertambangan, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kab. Aceh Barat, 2011.
30
Tabel 2.16.
Jumlah Industri Tradisional Menurut Jenis Industri Tahun 2010
No
Kecamatan
Pandai
Besi
Penggaraman
Anyaman
Tikar
Anyaman
Rotan
Tukang
Kaleng
Sapu
Ijuk/Lidi
Tukang
Jahit
Bordir
Pembuat
Kopiah
Sulaman
Benang
Emas
Tenunan
Ikat Adat
Tukang
Jahit
Jumlah
Johan Pahlawan
12
40
14
73
146
Kaway XVI
19
36
Meureubo
14
50
41
38
160
Pante Ceureumen
Samatiga
20
17
108
159
Bubon
Arongan Lambalek
26
27
Woyla
Woyla Barat
10
Woyla Timur
11
Sungai Mas
12
Panton Rheu
13
14
27
15
52
45
95
149
138
555
Jumlah
Sumber : Dinas Pertambangan, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Aceh Barat, 2011.
31
Tabel 2.17.
Jumlah Industri Makanan/Minuman Menurut Jenis Industri Tahun 2010
No
Kecamatan
Limun
Sirop
Tebu
Bubuk
Kopi
Tempe
Tahu
Kerupuk
Roti/Mie
Minyak
Goreng
Makanan
Lainnya
Air
Minum Isi
Ulang
Ikan
Asin
Jumlah
Johan Pahlawan
14
14
42
36
10
143
Kaway XVI
22
Meureubo
14
10
148
186
Pante Ceureumen
Samatiga
17
Bubon
Arongan Lambalek
8
9
10
11
12
Woyla
Woyla Barat
Woyla Timur
Sungai Mas
Panton Rheu
11
Jumlah
18
20
25
22
15
207
57
22
395
Sumber : Dinas Pertambangan, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Aceh Barat, 2011.
32
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kecamatan
Johan
Pahlawan
Kaway XVI
Meureubo
Pante
Ceureumen
Samatiga
Bubon
Arongan
Lambalek
Woyla
Tabel 2.18.
Jumlah Industri Jasa Menurut Jenis Industri Tahun 2010
Rep.
Galan
Rep. Rep. Rep. Rep.
Rep. Tamb
Stempel Foto
Alat Tukang TukangTukang Rep.
gan
Kaca Dina Radi Jok
Mobil al ban
Elekt
Las
Sablon Copy
Mas
gigi
Jam
kapal
ator Mbil
Mata mo
ronik
Rep.
Sepeda
Rep.
Sepeda
Motor
55
21
5 1
23
23 6
15
36
12
2 -
2 -
10
1 3
2 -
2 -
2 4
2 -
2 -
2 -
2 -
1 -
51 5
Jumlah
18
281
23
1 -
29
24
14
1 -
11
Woyla Barat
Woyla
Timur
Sungai Mas
1 -
12
Panton Rheu
22
122
31
21 8
30
29 6
17
47
52 5
18
424
10
Jumlah
Sumber : Dinas Pertambangan, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Aceh Barat, 2011.
33
Pertambangan
Potensi sumber daya mineral berdasarkan hasil pemetaan wilayah dan
eksplorasi yang dilakukan oleh berbagai pihak di Kabupaten Aceh Barat
cukup
beragam
dan
tersedia
dalam
jumlah
yang
memadai
untuk
dieksploitasi, sumber daya mineral yang tersedia terdiri dari bahan galian
golongan A, B dan C. Selain sektor tambang Batubara yang pada saat ini
sangat diminati oleh para investor, juga banyak terdapat bahan galian
golongan C seperti sirtu, tanah liat, kerikil, batu gunung dan lain sebagainya
yang saat ini telah dieksploitasi untuk mendukung proses pembangunan
yang sedang dilaksanakan.
-
galian
golongan
yang
terkandung
terutama
batu
bara
gr/m3.
Selain
emas
plaser,
bahan
galian
tembaga
primer
diindikasikan juga terdapat di Alue Beurieung, Alue Suloh dan Alue Riek,
di Kecamatan Sungai Mas.
-
34
No
1
Jenis Bahan
Galian
Golongan A
- Batubara
Luas Daerah
Lokasi Tebaran
Potensial
- Gambut
10.000 Ha
Kec. Samatiga
Golongan B
- Besi
- Kromium
- Tembaga
- Emas
Kec. Woyla
Tutut (Krueng
Woyla)
Tutut (Krueng
Woyla)
Kec. Sungai Mas,
Pante Ceureumen
Tutut (Krueng
Woyla)
Tutut (Krueng
Woyla)
Tutut (Krueng
Woyla)
- Platina
Perkiraan
cadangan
- Perak
- Air Raksa
Golongan C
- Bentonit
- Pasir dan
Batu
Lempung/Tan
ah Liat
- Gamping
- Serpentinit
- Pasir Kuasa
26 Juta Ton
1.184 Ha
11 Juta Ton
Tutut
tersebar diseluruh
DAS
Kec. Kaway XVI
35 Juta Ton
-
Keterangan
Tahap
eksplorasi dan
persiapan
Eksploitasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Ditambang
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Indikasi
Sumber : Dinas Pertambangan, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Aceh Barat, 2011.
35
2.1.4. Demografi
Jumlah Penduduk
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 jumlah penduduk
Kabupaten Aceh Barat sebesar 173.558 jiwa, jumlah tersebut terdiri dari
88.090 jiwa laki-laki dan 85.468 jiwa perempuan. Untuk lebih jelas jumlah
Penduduk Kabupaten Aceh Barat menurut Kecamatan berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini:
No
(1)
Tabel 2.20.
Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
Penduduk
Kecamatan
Jumlah
Laki - laki
Perempuan
(2)
(3)
(4)
(5)
Johan Pahlawan
28.457
27.593
56.050
Samatiga
6.737
6.585
13.322
Bubon
3.289
3.256
6.545
Arongan Lambalek
5.459
5.150
10.609
Woyla
6.029
6.044
12.073
36
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Woyla Barat
3.477
3.381
6.858
Woyla Timur
2.091
2.047
4.138
Kaway XVI
9.582
9.171
18.753
Meureubo
13.608
12.902
26.510
10
Pante Ceureumen
4.789
4.846
9.635
11
Panton Reu
2.861
2.810
5.671
12
Sungai Mas
1.711
1.683
3.394
Jumlah
88.090
85.468
173.558
Komposisi Penduduk
Komposisi Jumlah Penduduk diKabupaten Aceh Barat pada Tahun
2010 berdasarkan jumlah rumah tangga, dan rasio jenis kelamin dimasingmasing Kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.21.
Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Kecamatan Di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
Penduduk
No.
Kecamatan
Rumah
Tangga
Laki - laki
Johan pahlawan
Rasio
Jenis
Kelamin
Jumlah
Perempuan
Total
13.665
28.457
27.593
56.050
103
Samatiga
3.665
6.737
6.585
13.322
102
Bubon
1.573
3.289
3.256
6.545
101
Arongan Lambalek
2.808
5.459
5.150
10.609
106
Woyla
3.180
6.029
6.044
12.073
100
Woyla Barat
1.820
3.477
3.381
6.858
103
Woyla Timur
1.102
2.091
2.047
4.138
102
Kaway XVI
4.484
9.582
9.171
18.753
104
Meureubo
6.381
13.608
12.902
26.510
105
10
Pante Ceureumen
2.541
4.789
4.846
9.635
99
11
Panton Reu
1453
2.861
2.810
5.671
102
12
Sungai Mas
922
1.711
1.683
3.394
102
43.594
88.090
85.468
173.558
103
Jumlah
37
Struktur Usia
Komposisi penduduk pada Tahun 2010 berdasarkan kelompok umur
di Kabupaten Aceh Barat masih didominasi oleh kelompok umur usia
produktif, yaitu sejumlah 109.574 jiwa atau 59,50 persen penduduk
Kabupaten Aceh Barat yang berusia 2054 tahun. Oleh karena itu
diperlukan adanya kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Barat untuk
mengantisipasi gejolak yang akan timbul didalam masyarakat. Kebijakan
berupa penyediaan lapangan perkerjaan dan pembukaan lapangan kerja
baru kepada masyarakat sesuai dengan keahlian dan kemampuannya
sangat
diperlukan.
Untuk
lebih
jelas
terhadap
jumlah
penduduk
Laki laki
Perempuan
Jumlah
0-4
9102
8778
17880
5-9
8202
7940
16142
10 - 14
8577
8144
16721
15 - 19
8173
8000
16173
25 - 29
8632
8438
17070
30 - 34
7704
7781
15485
35 - 39
7450
6940
14390
40 - 44
6025
5597
11622
45 - 49
5014
4459
9473
50 - 54
3835
3326
7161
55 - 59
2586
2190
4776
60 - 64
1776
1902
3678
65 - 69
1284
1321
2605
70 - 74
847
1060
1907
75 +
822
923
1745
88.090
85.468
173.558
Jumlah
Sumber : Aceh Barat Dalam Angka Tahun 2011.
Jenis Pekerjaan
Sejumlah 40,95 persen Mata pencaharian penduduk di Kabupaten
Aceh Barat bergerak dibidang pertanian, hal ini disebabkan karena sebagian
38
Persentase
Jumlah
Penduduk
Lapangan Usaha
Industri Pengolahan
( persen )
71.072
40,95
4.755
2,74
4.182
2,41
822
0,47
43.511
25,07
Restoran
11.333
Lembaga Keuangan
10
916
0,53
3.106
1,79
33.861
19,51
173.558
100,00
Jasa Kemasyarakatan
Jumlah
6,53
No
1
Tabel 2.24.
Jumlah Pencari Kerja Kelompok Umur Tahun 2010
Pencari Kerja
Kelompok Umur
Jumlah
(Tahun)
Laki-Laki
Perempuan
15 - 19
1.297
433
1.730
20 - 29
3.309
1.783
5.092
30 - 44
733
58
791
45 - 54
80
175
255
5.419
2.449
7.868
Jumlah
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat, 2011.
39
Tingkat Pendidikan
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
43
43
SLTP
359
309
668
SLTA
3.575
1.434
5.009
DIPLOMA
1.232
606
1.838
Sarjana/Pasca Sarjana
210
100
310
5.419
2.449
7.868
Jumlah
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat, 2011.
Jumlah
Pertanian
Manufaktur
Jasa
Total
Persentase
30,974
44,09
9,068
12,91
30,217
43,01
70,259
100,00
40
41
Kabupaten Aceh Barat semakin meningkat. Pada tahun 2007 dan 2008
pertumbuhan ekonomi mencapai 11,95 persen dan 5,46 persen. Lalu
tumbuh lagi sebesar 5,43 persen tahun 2009 dan 5,21 persen pada tahun
2010. Melambatnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 ini disebabkan
menurunnya pertumbuhan ekonomi sektor kontruksi . Tren pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Aceh Barat Periode tahun 2007-2010 dapat dilihat pada
Gambar berikut.
Gambar 2.3
Nilai PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (Persen)
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2007 - 2010
PDRB
tahun
2010,
subsektor
tanaman
perkebunan
42
pada
periode
2007-2010
hanya
sekitar
persen
dan
Sedangkan
dari
sektor
keuangan,
persewaan
dan
jasa
43
Tabel 2.27
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Barat Tahun 2007-2010
(Persen)
No.
Sektor
2007
2008
2009
2010
1.
Pertanian
1.04
5.64
10.36
13.51
2.
4.14
1.75
-0.23
0.30
3.
Industri Pengolahan
4.94
5.02
11.04
17.88
4.
17.27
16.41
18.37
6.86
5.
Bangunan/Konstruksi
24.72
4.91
-3.10
-7.29
6.
18.22
5.23
1.31
1.37
7.
3.51
3.21
3.32
4.50
8.
3.56
3.59
3.58
3.58
16.00
6.65
9.66
5.65
11.95
5.46
5.43
5.21
9.
44
Tabel 2.28
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 - 2010 Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
2007
No
Rp.
1
Pertanian
Pertambangan &
Penggalian
Industri Pengolahan
3
4
5
6
7
8
9
2008
2009
2010
Sektor
Rp.
Rp.
Rp.
664.714,75
32,27
776.372,68
32,14
1.033.293,49
36,71
1.342.420,57
41,34
12.382,43
0,60
15.179,57
0,63
16.525,92
0,59
16.744,80
0,52
23.967,76
1,16
27.293,03
1,13
34.988,24
1,24
45.202,71
1,39
6.788,75
0,33
8.506,15
0,35
11.835,58
0,42
13.105,65
0,40
276.101,14
13,40
347.155,73
14,37
368.039,06
13,07
389.716,37
12,00
486.873,50
23,63
519.047,06
21,49
531.654,44
18,89
558.449,10
17,2
182.869,90
8,88
235.206,27
9,74
262.881,80
9,34
278.911,60
8,59
34.808,96
1,69
40.769,64
1,69
55.258,38
1,96
71.581,48
2,20
371.517,70
18,21
445.874,38
18,46
500.430,77
17,78
531.315,12
16,36
2.060.024,89
100,00
2.415.404,51
100,00
2.814.907,68
100,00
3.247.447,40
100,00
45
Tabel 2.29
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 - 2010 Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)
2007
No.
2008
2009
2010
Sektor
Rp.
Pertanian
Industri Pengolahan
Rp.
Rp.
Rp.
267.869,62
24,76
282.966,56
24,80
312.295,33
25,96
354.491,87
28,01
5.371,43
0,50
5.465,41
0,48
5.453,03
0,45
5.469,60
0,43
16.808,50
1,55
17.651,57
1,55
19.601,04
1,63
23.104,97
1,83
2.712,92
0,25
3.158,22
0,28
3.738,41
0,31
3.994,92
0,32
Konstruksi
126.815,20
11,72
133.037,02
11,66
128.918,12
10,72
119.518,62
9,45
306.492,86
28,33
322.512,64
28,27
326.739,15
27,17
331.217,04
26,18
79.165,69
7,32
81.709,17
7,16
84.423,15
7,02
88.221,82
6,97
18.261,47
1,69
18.917,33
1,66
19.595,14
1,63
20.297,33
1,60
258.224,94
23,87
275.399,43
24,14
302.005,87
25,11
319.060,58
25,21
1.081.722,63
100,00
1.140.817,36
100,00
1.202.769,24
100,00
1.265.376,75
100,00
PDRB
46
pendidikan
penduduk
Kabupaten
Aceh
Barat
mengalami
angka
salah
melek
satu
huruf
indikator
di
Kabupaten
menurut
MDGs
Aceh
Barat
untuk
yang
pencapaian
Samatiga
9.485
9.945
95,37
Bubon
3.983
4.600
86,59
Arongan Lambalek
7.048
7.339
96,03
Woyla
8.029
8.600
93,36
Woyla Barat
4.748
5.001
94,94
Woyla Timur
2.714
2.945
92,16
Kaway XVI
12.829
13.495
95,06
Meureubo
17.612
18.276
96,37
10
Pante Ceureumen
6.440
6.713
95,93
11
Panton Rheu
3.626
3.857
94,01
12
Sungai Mas
2.127
2.376
89,52
117.790
122.815
95,91
Jumlah
Sumber: Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda & Olahraga Kabupaten Aceh Barat, 2011.
47
Tabel 2.31.
Jumlah Angka Partisipasi Kasar, Angka Partisipasi Murni dan Angka
Putus Sekolah Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010 (Persen)
Angka
Angkat
Angka Putus
Partisipasi
Partisipasi
Sekolah
Jenjang
Kasar
Murni
No
Pendidikan
2009
2010
2009
2010
2009
2010
1
SD/MI
98,40
118,00
86,89
96,00
0,07
0,05
SLTP/MTs
91,53
108,00
60,82
80,00
0,22
0,22
SLTA/MA
73,57
95,00
52,15
7,00
0,03
0,30
Sumber: Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda & Olahraga Kabupaten Aceh Barat, 2011.
48
Gambar 2.4.
Jumlah Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM)
Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
118,00
120
108,00
98,40
96,00
100
95,00
91,53
86,89
80,00
77,00
73,57
80
60,82
60
52,15
40
20
0
SD/MI
SLTP/MTs
APK 2009
APK 2010
APM 2009
SLTA/MA
APM 2010
Gambar 2.5.
Jumlah Angka Putus Sekolah di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
0,30
0,3
0,25
0,22
0,22
0,2
0,15
0,1
0,07
0,05
0,03
0,05
0
SD/MI
SLTP/MTs
SLTA/MA
Angka Putus Sekolah 2010
49
terpencil sehingga banyak orang tua murid yang berasal dari keluarga tidak
mampu enggan menyekolahkan anaknya pada usia sekolah 7 tahun.
Sedangkan ditingkat SLTP/MTs terjadi akibat kemampuan ekonomi dan
keterbatasan pendapatan dari orang tua murid. Peningkatan Angka
Partisipasi Murni di semua jenjang pendidikan terjadi akibat mulai
meningkatnya kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya pendidikan
bagi anakanaknya. Terjadinya penurun Angka Putus Sekolah di Kabupaten
Aceh Barat tahun 2010 terjadi akibat tingginya kesadaran masyarakat
tentang
pentingnya
pendidikan,
tersedianya
sarana
dan
prasarana
sosial
adalah
sektor
kesehatan.
Tingkat
kesehatan
masyarakat dapat lihat pada angka kematian bayi (per 1000 kelahiran
hidup), angka kematian balita, angka kematian ibu melahirkan serta
persentase prevalensi Balita kekurangan gizi. Sedangkan akses pada
pelayanan kesehatan berkaitan erat dengan penyediaan sarana dan
prasarana kesehatan yang disediakan dan rasio bidan dan dokter. Pada
tahun 2010, jumlah kematian bayi dan balita berjumlah sebanyak 26 jiwa
atau menurun sebanyak 8 jiwa dibandingkan dengan jumlah kematian bayi
dan balita pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 yang berjumlah
sebanyak 34 jiwa, sedangkan jumlah kematian ibu melahirkan pada tahun
2010 berjumlah sebanyak 5 jiwa lebih rendah bila dibandingkan dengan
jumlah kematian ibu melahirkan pada tahun 2009 yang berjumlah sebanyak
6 jiwa, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
50
No
Tabel 2.32.
Jumlah Kematian Ibu Melahirkan, Bayi dan Balita
di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009 2010
Jumlah Kematian
Jumlah Kematian
Ibu Melahirkan
Bayi dan Balita
Kecamatan
2009
2010
2009
2010
Johan Pahlawan
Samatiga
B ub o n
Arongan lambalek
Woyla
Woyla Barat
Woyla Timur
Kaway XVI
Meureubo
10
Pante Ceureumen
11
Sungai Mas
12
Panton Rheu
Jumlah
34
26
Tabel 2.33.
Jumlah Balita yang menderita gizi buruk di Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2010
Jlh Balita
Jlh Balita
No
Kecamatan
Yang
Persentase
Gizi Buruk
ditimbang
1
Johan Pahlawan
1.971
1
0,05
2
Samatiga
286
0,70
B ub o n
326
0,61
Arongan lambalek
248
Woyla
531
0,38
Woyla Barat
299
Woyla Timur
195
Kaway XVI
719
0,42
Meureubo
689
0,44
10
Pante Ceureumen
751
11
Sungai Mas
289
12
Panton Rheu
304
6.608
9.929
13
90
0,20
0,91
Jumlah 2010
Jumlah 2009
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, 2011.
51
Tabel 2.34.
Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Medis Puskesmas
di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
Jumlah Sarana Kesehatan
Jumlah Tenaga Medis
No
Kecamatan
Puskesmas
Puskesmas
Pembantu
Poskesdes
/Polindes
Dokter
Umum
Dokter
Gigi/
Spesialis
Jumlah
Johan Pahlawan
11
Samatiga
B ub o n
Arongan lambalek
Woyla
Woyla Barat
Woyla Timur
Kaway XVI
Meureubo
10
Pante Ceureumen
11
Sungai Mas
12
Panton Rheu
13
47
48
18
23
Jumlah
52
Tabel 2.35.
Jumlah Tenaga Medis Menurut Unit Kerja dalam Kabupaten Aceh Barat
Tahun 2010
Tenaga Kesehatan
Para
Analis
Non
Unit Kerja
No
Medis Perawat Bidan
Apoteker Medis
Kesehatan
Medis
Lainnya
1
Puskesmas
23
185
219
22
45
9
2
RSUD CND
Dinas Kesehatan
Jumlah
27
205
28
11
104
15
11
13
20
51
401
260
39
155
44
kematian
ibu
melahirkan
sebanyak
kasus
dan
kematian
bayi/balita menjadi 3 kasus dan Kecamatan Kaway XVI jumlah kematian ibu
melahirkan meningkat menjadi sebanyak 5 kasus dan kematian bayi/balita
sebanyak 2 kasus.
pada tahun 2010 di Kecamatan Bubon sebanyak 2 jiwa atau 0,70 persen
dari jumlah balita yang ditimbang yaitu sebanyak 328 jiwa. Kecamatan
Samatiga yaitu sebanyak 2 jiwa atau 0,61 persen dari jumlah balita yang
ditimbang yaitu sebanyak 286 jiwa, dan Kecamatan Meureubo yaitu
sebanyak 3 jiwa atau 0,44 persen dari jumlah bayi yang ditimbang yaitu
sebanyak 689 jiwa. Penyebab utama rendahnya tingkat kesehatan dan akses
pada pelayanan kesehatan masyarakat dibeberapa Kecamatan dalam
Kabupaten Aceh Barat diakibatkan oleh minimnya sarana dan prasarana
yang tersedia, tenaga kesehatan yang belum merata diseluruh wilayah
layanan dan tingkat pendidikan masyarakat terhadap kesehatan yang masih
53
yang
berakar,
tumbuh,
berkembang
berdasarkan
Islam
dan
54
ingin
mempengaruhi
mengadakan
perubahan
perubahan.
sosial:
Ada
tekanan
tiga
faktor
yang
dapat
kerja
dalam
masyarakat;
juga
dapat
timbul
akibat
timbulnya
perubahan
lingkungan
meningkatnya
pemahaman
terhadap
keberagaman
budaya,
masyarakat
keolahragaan,
dalam
mampu
rangka
mandiri
mengembangkan
mengantisipasi
keterbatasan
kegiatan
sumber
55
serta
masyarakat
dalam
pengadaan
dana,
pengadaan/pemeliharaan
dapat
memanfaatkan
fasilitas
pendidikan,
dapat
dilihat
dari
penduduk yang masih sekolah pada umur tertentu. Berikut ini merupakan
gambaran angka partisipasi sekolah untuk semua golongan usia di
Kabupaten Aceh Barat selama tahun 2008 sampai 2010. Jelas terlihat
bahwa kecenderungan persentase terus meningkat tiap tahunnya, hal ini
berdampak positif terhadap kesadaran masyarakat secara umum terhadap
pentingnya pendidikan.
56
Tabel 2.36.
Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2008 - 2010
Kabupaten Aceh Barat
No.
1
1.1.
1.2.
1.3.
2
2.1.
2.2.
2.3.
3
3.1.
3.2.
3.3.
Jenjang Pendidikan
2008
2009
2010
SD/MI
Jumlah Murid Usia 7-12 thn
Jumlah Penduduk Kelompok Usia Usia
7-12 thn
APS SD/MI
9.351
9.874 10.134
18.306
19.330 19.839
51,08
51,08
51,08
4.761
5.027
5.159
9.340
9.862 10.121
50,97
50,97
50,97
4.602
4.987
4.987
8.915
9.413
9.661
51,62
52,98
51,62
SMP/MTs
Jumlah Murid Usia 13-15 thn
Jumlah Penduduk Kelompok Usia Usia
13-15 thn
APS SMP/MTs
SMA/MA
Jumlah Murid Usia 16-18 thn
Jumlah Penduduk Kelompok Usia 16-18
thn
APS SMA/MA
Sumber: Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda & Olahraga Kabupaten Aceh Barat, 2011.
57
Tabel 2.37.
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
SD/MI
SMP/MTs
Johan Pahlawan
35
Jumlah
Penduduk
Usia 7-12
thn
6.074
Samatiga
19
1.184
16,05
Bubon
778
9,00
Arongan
Lambalek
Woyla
17
1.243
14
No.
Kecamatan
Jumlah
Gedung
Sekolah
RASIO
Jumlah
Gedung
Sekolah
5,76
13
Jumlah
Penduduk
Usia 13-15
thn
3.237
SMA/MA/SMK
4,02
13
Jumlah
Penduduk
Usia 16-18
thn
3.352
645
9,30
693
4,33
398
7,54
355
2,82
3,68
651
4,61
560
3,57
1.433
9,77
783
6,39
672
5,95
RASIO
Jumlah
Gedung
Sekolah
RASIO
3,88
Woyla Barat
12
800
5,00
416
7,21
389
2,57
Woyla Timur
10
521
19,19
258
11,63
218
4,59
Kaway XVI
22
2.196
10,02
993
7,05
1.062
3,77
Meureubo
22
3.166
6,95
1.637
5,50
1.368
2,92
10
Pante Ceureumen
13
1.242
10,47
616
4,87
551
3,63
11
Panton Rheu
781
10,24
336
2,98
287
3,48
12
Sungai Mas
421
19,00
151
6,62
154
6,49
187
19.839
9,43
57
10.121
5,63
37
9.661
3,83
JUMLAH
Sumber: Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda & Olahraga Kabupaten Aceh Barat, 2011.
58
tahap
rehabilitasi
dan
rekontruksi,
ketersedian
sarana
59
juga
Jalan Kolektor
yang
akan
menghubungkan
datang
dengan
sistem
jaringan
jalan
Lhokseumawe-Bireun-Takengon-Blangkejeren
yang
dan
jalan
yang
menghubungkan
antara
Jalur
Meulaboh-Tutut-
Kabupaten
di
dalam
wilayah
Kabupaten
Aceh
Barat
60
61
No.
Urut
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Tabel 2.38.
Data Panjang dan Kondisi Jalan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
Panjang
Jenis Lapisan (KM)
Ruas
Ruas
Beton
Aspal
Batu
Kerikil
Tanah
Baik
(KM)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Meulaboh-Kuta Padang
2,90
2,90
2,90
Meulaboh-Seuneubok
1,20
1,20
1,20
Seunebok -Cot Darat
9,80
9,80
9,80
Meurebo-Ranto Panyang
4,50
4,50
4,50
Ranto Panyang-Gunong Kleng
8,15
8,15
8,15
Ranto Panyang-Tumpok Ladang
6,00
6,00
3,00
Padang Mancang-Peunia
2,20
2,20
2,00
Tumpok Ladang-Balee
7,00
2,80
4,20
2,80
Mns. Rayeuk-SW. Teubee
5,50
4,50
1,00
4,50
Ms.Rayeuk-Py.Baro-Reudep
4,80
4,80
Suak Timah-Cot Darat
1,10
1,10
1,10
Cot Darat -Blang Balee
2,00
2,00
2,00
Blang Balee-Mesjid Baro
4,90
4,90
Blang Balee-Pinem
2,10
2,10
Pinem-Reusak
2,00
2,00
2,00
Pinem-Kuala Bubon
5,20
5,20
5,20
Kampung Cot-Lhok Bubon
3,40
3,40
Suak Pandan-Lhok Bubon
1,20
1,20
Reusak -Mesjid Baro
1,00
1,00
Mesjid Baro-Leukeun
1,00
1,00
Reusak-Layueng
7,00
7,00
Layueng-Gunong Meuh
12,40
12,40
7,40
Layueng-Seunebok
13,50
13,50
Seunebok-Alue Kuyun
16,30
16,30
2,80
62
Kondisi (KM)
Rusak
Sedang
Ringan
(10)
(11)
Rusak
Berat
(12)
3,00
0,20
4,90
2,10
3,40
0,50
1,00
7,00
5,00
13,50
13,50
0,70
(1)
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
(2)
Seunebok-Kuala Bhee
Kuala Bhee-Pasi Malie
Ie Itam-Lhok Malee
Lhok Malee-Paya Empeuk
Ie Itam-Pasie Mali
PIR Desa I-PIR Desa II
Tanjong Meulaboh-Pante Cermin
Sarah Peureulak-Kajeung-Tanoh Mirah
Blang Mee-Alue Bilie-Seuradek
Simpang IV-Peulante
Semulieng-Cot Murong
Suak Trieng-Padang Sikabu
Cot Trueng-Pasie Jumpa
SP. Arongan-Peulante. LB
Peunia-Simpang
Beuregang-Keude Aron
Tanjong Mbo-Alue Peudeng
Blang Beurandang-Serambi Mekkah
Desa Paya-Daral Aitami-Uj. Tanjong
Drien Rampak-Disbun
Leuhan-Putro Ijo-Paya lumpat
Kuala Bhee-Bakat
Jalan Mesjid Gampa
Makam T. Umar
Jembatan Besi-Desa Gampa
Jembatan Besi-Desa Lapang
Padang Seuneubok-Cot Trap
Marek-Pasie Jambu
Cot Trueng-Perumahan Sosial
(3)
1,00
5,40
4,50
8,60
1,00
13,40
20,00
6,50
36,00
4,80
6,00
4,50
4,30
9,00
0,70
1,60
4,50
1,60
3,50
1,50
17,00
2,00
2,50
2,00
1,20
2,50
12,00
2,30
2,50
(4)
(5)
1,00
5,40
4,50
8,60
5,00
20,00
6,50
7,70
4,30
9,00
1,60
1,10
1,60
3,50
0,30
2,00
2,00
2,00
1,20
0,30
12,00
-
63
(6)
(7)
(8)
(9)
1,00
5,40
(10)
(11)
4,50
8,60
1,00
8,40
5,00
28,30
4,80
6,00
1,00
20,00
6,50
7,70
3,50
4,30
4,00
5,00
0,70
1,60
3,40
1,10
1,60
1,00
1,20
15,00
2,50
0,30
2,00
2,00
2,50
2,20
2,30
2,50
2,00
1,20
0,30
7,00
5,00
(12)
(1)
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
(2)
Cot Darat-Cot Seumeureung
Yos Sudarso
Merdeka
Sutomo
Tgk. Chik Ditiro
Kartini
M. Husni Thamrin
Jendral Sudirman
Musi
Cut Nyak Dhien
K.H. Achmad Dahlan
H. Daud Dariah I
T. Umar
Daftaruddin
Mesjid
Perdagangan
Jalan Pekan
Gang Seunagan
T. Nyak Arief
Blang Pulo I
Ujung Kalak
Samudera I
Samudera II
Asrama TNI
Seulawah
Geurutee
Singgah Mata I
Swadaya
Sentosa
(3)
4,00
0,90
0,80
0,30
0,30
0,20
0,50
0,60
0,80
0,60
0,60
0,20
1,00
0,10
0,10
0,20
0,10
0,10
0,50
0,40
0,70
1,40
0,70
0,40
0,40
0,70
0,70
0,80
0,80
(4)
(5)
0,90
0,80
0,30
0,30
0,20
0,50
0,60
0,80
0,60
0,60
0,20
1,00
0,10
0,10
0,20
0,10
0,10
0,50
0,40
0,70
1,40
0,40
0,70
0,70
0,80
0,80
64
(6)
(7)
4,00
(8)
(9)
(10)
(11)
0,50
0,80
0,20
(12)
0,40
0,10
0,30
0,20
0,50
0,60
0,80
0,60
0,60
0,20
1,00
0,10
0,10
0,20
0,10
0,10
0,50
0,40
0,70
1,40
0,70
0,40
0,40
0,70
0,50
0,80
0,20
0,80
(1)
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
(2)
Makam Pahlawan
Abadi
Garuda
Teungku Dirundeng
Cenderawasih
H. Daud Dariyah II
Tgk. Chik Ali Akbar
Cut Mutia
Pocut Baren
Diponegoro
Kiblat-Generasi
Pertamina
Cot Kandeh-Kompi Lapang
Kuini
Bungong Jaro
PDAM/Purnama-Seuneubok
Blang Pulo II
Blang Pulo III
Jalan Singgahmata II
Bakti KOPRI
Malem Dewa
Lapang-Ds. Ujong Beurasok
Jalan Beringin Maju
Suak Sigadeng-Seunebok
Pemuda II
Beringin Jaya
Lingkar Suak Timah
Jalan Tengku Bubon
Geureute II
(3)
0,60
0,20
0,30
0,80
0,60
0,60
0,30
0,70
0,50
1,20
2,40
0,60
1,70
0,70
1,30
0,76
1,10
0,30
2,20
0,30
0,80
4,70
1,70
1,70
1,10
0,70
0,90
0,30
0,60
(4)
(5)
0,60
0,20
0,30
0,80
0,60
0,60
0,30
0,70
0,50
1,20
1,00
0,70
0,70
1,30
0,76
1,10
0,30
2,20
0,30
0,80
4,70
1,70
1,70
0,70
0,90
0,30
0,60
65
(6)
(7)
(8)
(9)
0,60
0,20
0,30
0,80
0,60
0,60
0,30
0,70
(10)
(11)
(12)
0,50
1,20
1,40
0,60
1,00
0,40
0,60
0,70
0,70
1,30
0,76
1,10
0,30
2,20
0,30
0,80
4,70
1,70
1,70
1,10
0,70
0,90
0,30
0,60
(1)
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
(2)
Kuala Bhee-Bakat
Pungki-Peulantee
Pungki-Menuang Tanjong
Meugo-Meutulang
Pante Cermin-Ketambang
Liceh-Suak Pangkat
Mesjid -Keude Aron
Othman
Panda
Liceh-Peulante
Kuta Padang-Alue Lhok
Kuala Bhee-Bakat-Ie Sayang
Seunebok-Rimba Langgeh
Paya Dua-Paya Luah
Meunasah Rayeuk-Tj. Meulaboh
Leuken-Keureseng
Reusak-Cot Amun
Suak Geudebang-Suak Seumaseh
Delima
Jurong Teungoh
Suak Seukee-Cot Seulamat
Industri
Pribu-Karak
Suak Sigadeng-Suak Raya
Kuta Paya-Bungong Jarau
Balee-Trans. Sp.I - Buloh
Simp. IV Buloh-Sumber Batu
Rundeng-Jembatan Besi
Peunia-Geunang Geudong
(3)
1,20
9,00
2,50
14,00
5,00
3,00
1,00
1,20
0,50
4,60
3,00
5,60
4,00
4,00
12,50
3,50
1,00
1,10
0,70
0,50
6,00
0,70
28,00
2,50
1,50
6,50
5,00
1,80
4,00
(4)
(5)
1,20
1,00
2,50
1,00
1,20
0,50
4,60
1,50
2,50
1,10
0,70
0,50
0,50
0,70
12,70
0,50
1,50
-
66
(6)
(7)
3,00
(8)
(9)
5,00
(10)
1,20
1,00
2,50
(11)
14,00
5,00
3,00
1,00
1,20
0,50
4,60
3,00
5,60
4,00
4,00
11,00
1,00
1,00
1,50
2,50
1,10
0,70
0,50
5,50
6,00
2,00
9,30
2,00
1,00
1,80
4,50
4,00
4,00
7,70
0,50
0,70
5,00
0,50
1,50
(12)
(1)
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
(2)
Cot Kande-Desa Lapang Kompi
Seunebok Arona
Cot Manggi
Arongan-Cot Kumbang
Meutulang-Antong-Lango
Punti I-Punti II
Pasie Meugat-Sp.III Trans.
Palimbungan-Blang Geunang
Generasi-Lapang
Alue Peunyareng-Bukit Jaya (SP.I)
Alue Bagok-Alue Batee
Meugo-Sibintang
Kampong Mesjid-Simpang Peunia
Tungkop-Makam Pocut Baren-Tanoh Mirah
Jalan Punti
Padat Karya
Kiblat-Generasi
Bakti Pemuda
Jalan Lingkar-Kuala Bhee
Peulante. LB-Cot Gajah Mate
Ujong Peurasok-Cot Seumereng
Langung-Peunaga Rayeuk
Pasie mesjid-Pasie Leuhan
Padang Jawa -Ranto Panyang
Suak Timah-Paya Lumpat
Gunong Panah-Kuala Pleng
Jalan Lueng Aneuk Aye-Beringin Jaya
Jalan Kesehatan-Cot Lawang-Kp. Darat
Inspeksi Kr. Cangkoy
(3)
1,20
4,30
0,40
5,00
18,00
0,30
7,50
3,60
4,30
9,00
6,00
6,00
1,30
12,00
0,70
0,70
2,50
2,00
1,50
3,50
9,60
2,50
2,50
2,00
3,50
2,50
3,00
1,80
1,80
(4)
(5)
0,60
0,40
0,30
1,30
0,70
1,00
1,00
3,00
1,80
-
67
(6)
(7)
0,60
(8)
(9)
(10)
0,60
4,30
0,40
1,50
3,00
3,50
15,00
0,30
7,50
3,60
4,30
9,00
6,00
6,00
1,30
4,00
0,70
8,00
0,70
1,00
1,50
2,00
1,50
2,50
9,60
2,50
2,50
2,00
3,50
2,50
1,00
3,00
1,80
1,80
(11)
(12)
(1)
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
(2)
Ujung Nga-Pinem
Jl. Bijaksana
Cot Pluh-Cot Slamat
Peunaga Pasie-Peunaga Rayeuk
Peunaga Pasie-Gunong Kleng
Alue Peunyareng-Paya Peunaga
Cot Jambee
Meureubo-Reudep (RGM)
Lubok-Krueng Tinggai
Blang Pulo -Pasar Ikan
Padat Karya-Suak Ribee
SD Gampa
Suak Raya (Jln. Beco)-Seunebok
Mesjid-Suak Sigadeng
Dusun Raja Aceh-Pasie Leuhan
Cot Nibong-SMU Unggul
Serambi Mekkah-Mesjid Baro
Seunebok-Komp. Disbun
Ujong Drien-Pasie Pinang
Peunaga Cut Ujong-Alue Penyareng
Paya Perumnas-Alue Penyareng
Ujong Drien -Ujong Tanjong
Pungki-Peulanteu
Peunia-Leukeun
Tanjong Bungong-Genang Geudong
Pulo Tengoh -Keutambang-Sikundo
Lancong
Blang Pulo I
Pasi Janeng -Paya Baro
(3)
1,50
1,40
4,00
3,00
1,50
7,00
0,80
8,00
2,50
0,20
1,50
1,00
1,20
1,50
3,30
2,30
8,00
2,00
1,00
6,00
2,50
2,00
9,10
8,00
1,50
7,50
3,00
2,20
13,00
(4)
(5)
1,50
1,00
2,50
2,00
2,20
3,80
68
(6)
(7)
1,50
1,40
(8)
(9)
(10)
(11)
1,40
2,60
3,00
1,50
7,00
0,80
8,00
2,50
0,20
1,50
1,00
1,20
1,60
1,00
2,00
1,50
1,70
1,30
8,00
2,00
1,00
4,00
2,50
2,00
1,00
8,10
8,00
1,50
7,50
1,00
5,20
2,00
0,30
4,00
3,80
1,90
(12)
(1)
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
(2)
Pasi Aceh-SMP Woyla
Pasi Ara-Keube Capang
Kp. Baro-Woyla Tunong
Lubok-Pasi Ara
Kuta Asan-Samudra II
Jalan Beruang-Purnama
Abu Dipancu
Cot lawang-Komplek Kesehatan
Cot lawang-Kp. Darat
Kp. Darat-Rundeng
Ds.Raja Aceh-Pasi Leuhan
Keude Aron-Kampong Mesjid
Seuradek-Rambong
Suak Biduk-Lambalek
Alue lee -Teladan
Suak Puntong-Alue Peunyareng
Tangkeh-Blang Luah
Kp. Teungoh-Kp. Cot
Berawang-Rambong
Ujong Nga-Rangkileh
Pasi Mali-Kp. Baro Cot Lagan
Kajeung-Seuradeuk
Simpang Peut-Ujong Simpang
Blang Geunang-Babah Kr.Meulaboh
Kajeung-Tanoh Mirah
Bakat-Teumarom-Jawi
Jawi-Sipot
Tanoh Mirah-Pungki
Sw. Sigadeng-Seuneubok
(3)
1,50
1,20
5,40
4,70
0,90
0,30
1,50
0,73
0,90
0,90
2,40
1,10
11,00
3,00
3,60
4,50
2,90
1,75
2,00
2,00
4,00
5,50
4,20
7,00
3,00
13,00
6,50
13,00
1,20
(4)
(5)
4,70
0,90
0,30
0,73
0,30
2,40
1,10
2,10
1,75
3,00
3,40
1,20
69
(6)
(7)
1,50
1,20
5,40
(8)
(9)
(10)
(11)
4,70
0,90
0,30
1,50
0,73
0,30
0,60
0,90
2,40
1,10
11,00
3,00
1,50
2,10
4,50
2,90
1,75
2,00
2,00
4,00
5,50
4,20
7,00
3,00
3,40
9,60
5,00
6,50
8,00
1,20
(12)
(1)
228
229
230
231
232
(2)
Jl. Orde Baru-Peulante
Lambaro Simpang-Pulo
Tanoh Mirah - Gleng-Leubok Beutong
Leubok Beutong-Ramiti-Sipot
Pungki-Tutut
(3)
1,60
1,50
5,00
12,00
18,50
Jumlah
863,79
(4)
(5)
(6)
(7)
332,29
70
(8)
1,60
(9)
(10)
(11)
172,31
114,08
41,80
(12)
1,50
5,50
5,00
12,00
13,00
216,70
314,80
4,10
cakupan
wilayah
secara
internal.
Pergerakan
yang
regional
(intraregional)
kabupaten;
Sistem
pergerakan
transportasi
ekternal
jenis
truk
untuk
angkutan
barang.
Pergerakan
yang
oleh
aktivitas
penduduk
dan
akan
berpengaruh
pada
lintas
dengan
permasalahan
latu
model
yang
berlainan
lintas
dikemudian
dan
hari
akan
terutama
menimbulkan
keberadaan
persimpangan. Saat ini karena volume yang ada tidak tertalu besar maka
kegiatan pengaturan hanya dilakukan oleh petugas.
Ada beberapa faktor yang menjadi karakteristik dasar pergerakan lalu
lintas kota-kota di wilayah Aceh Barat: Faktor peruntukkan lahan dan
perkembangan Tata Guna Lahan yang akan datang dan perkembangan
perkotaan; Karakteristik Sosial Ekonomi dari penduduk yang melakukan
perjalanan; Sistem dan Jumlah angkutan lokal yang melayani. Sistem
transportasi jalan raya dengan jenis angkutan yang digunakan adaiah
angkutan pribadi dan umum. Untuk pergerakan angkutan umum Skala
regional yaitu dilakukan dengan menggunakan Bus 3/4 dan Angkutan L300. Sedangkan angkutan barang yang melintasi wilayah ini baik dari
tujuan Banda Aceh-Calang-Melaboh-Jeuram-terus menuju Aceh Singkil,
umumnya
71
oleh
angkutan
penumpang.
Bila
meninjau
dari
kegiatan
dinas
pemerintahan;
Sekolah:
Perguruan
tinggi,
regional
dilayani
oleh
Jalan
dari
Arteri
Primer
72
32
32
100.00
3. B u b o n
17
17
100.00
4. Arongan Lambalek
27
25
92.59
5. Woyla
43
43
100.00
6. Woyla Barat
24
23
95.83
7. Woyla Timur
26
18
69.23
8. Kaway XVI
45
44
100.00
9. Meureubo
26
25
96.15
25
24
96.00
19
16
84.21
18
10
55.56
322
298
24
92.55
Jumlah/ Total
Sumber: BPS dan PT. PLN Persero Wilayah 1 Cab. Meulaboh, 2011.
gardu-gardu
induk
telah
tersedia
73
untuk
melayani
kompleks
hampir disetiap
Dishubkomintel Aceh Tahun 2009, untuk wilayah Aceh Barat PT. Telkomsel
memiliki 23 tower, PT. Indosat 5 tower, PT. Excelcomindo 6 tower dan PT.
Telkom 1 tower, yang semua instalasinya tersebar diseluruh wilayah
Kabupaten Aceh Barat. Selanjutnya wilayah-wilayah kecamatan yang
terletak di sekitar sumbu jalan utama regional (Jalan Nasional Banda AcehTapaktuan) relatif telah dilayani oleh jaringan telepon kabel, kendati secara
kuantitas belumlah eksesif sifatnya, dan pelayanan hanya di sekitar ibukota
atau pusat kecamatan yang bersangkutan. Pengembangan pelayanan untuk
telepon kabel ini di masa datang sifatnya adalah perluasan atau ekspansi
dari pelayanan yang ada dewasa ini dan juga pengembangan pelayanan
telekomunikasi yang berbasis selular (GSM dan CDMA).
Pelayanan irigasi di Wilayah Aceh Barat khususnya pada Daerah
Irigasi (DI), yang terdiri atas 115 daerah irigasi yang melayani hampir
seluruh wilayah di Kabupaten Aceh Barat. Pelayanan daerah irigasi untuk
mendukung kegiatan sektor pertanian khususnya pertanian tanaman
pangan lahan basah (area persawahan) yang banyak tersebar di 12
kecamatan yang ada. Daerah cakupan pelayanan irigasi ini bersumber dari
aliran air sungai serta anak-anak sungai yang ada di wilayah Aceh Barat.
Lebih jelas tentang daerah irigasi yang terdapat di wilayah Kabupaten Aceh
Barat dapat dilihat pada tabel. Pemerintah Kabupaten Aceh Barat juga
setiap tahun terus berupaya mengembangkan pembangunan pada Daerah
74
NO
(1)
Tabel 2.40.
Daerah Irigasi Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010
Utuh
Kabupaten/Kota
Data Irigasi
Desa
Kecamatan
(Ha)
(2)
(3)
(4)
(5)
200,00
Pasi Janeng
Woyla Timur
100,00
Alue ie mirah
Sungai Mas
154,00
700,00
200,00
150,00
Ujong Tanoh
Darat
Meureubo
150,00
Reusak
Samatiga
100,00
Beureugang
Kaway XVI
D.I. Balee
100,00
Balee
Meureubo
10
100,00
Blang Geunang
Kaway XVI
11
200,00
Blang Teungoh
Panton Reu
12
D.I. Cangge
100,00
Canggai
Pante Ceureumen
13
200,00
Cot Seulamat
Samatiga
14
150,00
Drien Caleu
Kaway XVI
15
D.I. Gaseu
150,00
Gaseu
Sungai Mas
16
250,00
Putim
Kaway XVI
17
150,00
Pasi Aceh
Meureubo
18
75,00
Pante
Ceureumen
Pante Ceureumen
19
D.I. Jambak
80,00
Jambak
Pante Ceureumen
20
D.I. Kinco
180,00
Alue Keumang
Pante Ceureumen
21
200,00
Krueng Tinggai
Bubon
22
200,00
Babah Kr.
Manggi
Panton Reu
23
120,00
Ranub Dong
Meureubo
24
616,00
Kuala Bhee
Woyla
25
150,00
Kuala Manyeu
Panton Reu
Kaway XVI
Alue Lhok
Kaway XVI
Woyla Barat
75
Keterangan
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
26
70,00
Keutambang
Pante Ceureumen
27
D.I. Lambalek
600,00
Lambalek
Arongan
Lambalek
28
D.I. Lawet
104,00
Lawet
Pante Ceureumen
29
150,00
Leklek
Panton Reu
30
D.I. Menuang
100,00
Menuang
Pante Ceureumen
31
200,00
Meunasah
Rayek
Kaway XVI
32
200,00
Mon Pasong
Woyla Barat
33
200,00
34
200,00
Padang
Mancang
Kaway XVI
35
35,00
Pasi Ara
Woyla Barat
36
170,00
Pulo Teungoh
Meureubo
37
150,00
Paya Baro
Woyla Timur
38
300,00
Mugo Rayeuk
Kaway XVI
39
200,00
Mugo
Panton Reu
40
150,00
Paya Peunaga
Meureubo
41
175,00
Peunaga Cut
Ujong
Meureubo
42
D.I. Peunia
150,00
Peunia
Kaway XVI
43
200,00
Peunaga Cut
Ujong
Meureubo
44
200,00
Leuhan
Johan Pahlawan
45
D.I. Pungki
150,00
Pungki
Woyla Timur
46
D.I. Reudup
100,00
Reudeup
Meureubo
47
D.I. Sangkaden
175,00
Pulo Teungoh
Pante Ceureumen
48
D.I. Seklemen
150,00
Paya Baro
Meureubo
49
D.I. Simpang
125,00
Simpang
Kaway XVI
50
100,00
Lango
Pante Ceureumen
51
D.I. Tamping
150,00
Tamping
Panton Reu
52
400,00
Seumantok
Pante Ceureumen
53
150,00
Tumpok Ladang
Kaway XVI
54
250,00
Meutulang
Panton Reu
55
50,00
Meugo Cut
Panton Reu
125,00
Blang Teungoh
Panton Reu
115,00
Kuala Manyeu
Panton Reu
56
57
Woyla Barat
76
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
58
250,00
Cot Manggi
Panton Reu
59
200,00
Mugo
Panton Reu
60
155,00
Tumpok Ladang
Kaway XVI
61
125,00
Gunong Meuh
Kaway XVI
48,00
Leklek
Panton Reu
100,00
Beureugang
Kaway XVI
62
63
64
50,00
Blang Geunang
Kaway XVI
65
100,00
Alue Lhee
Kaway XVI
66
100,00
Teupin Panah
Kaway XVI
67
200,00
Alue Peudeung
Kaway XVI
68
130,00
Meunasah Ara
Kaway XVI
69
50,00
Meunasah
Buloh
Kaway XVI
70
65,00
Alue Tampak
Kaway XVI
71
45,00
Pasie Jambu
Kaway XVI
72
130,00
Meunasah
Rayeuk
Kaway XVI
73
115,00
Pasie Teungoh
Kaway XVI
74
200,00
Pucok Pungki
Woyla Timur
75
75,00
76
275,00
77
375,00
78
180,00
Menuang
Pante Ceureumen
79
100,00
Pulo Teungoh
Pante Ceureumen
80
154,00
Lango
Pante Ceureumen
81
D.I Keutambang
110,00
Keutambang
Pante Ceureumen
82
150,00
Tangkeh
Woyla Timur
83
150,00
Paya Baro
Woyla Timur
84
D.I Keuleumbah
100,00
Keuleumbah
Woyla
85
200,00
Layung
Bubon
86
D.I Ie Sayang
100,00
Ie Sayang
Woyla Barat
87
250,00
Karak
Woyla Barat
88
250,00
Karang Hampa
Arongan
Lambalek
Gampong
Masjid
Tanjong
Meulaboh
Peunaga Cut
Ujong
77
Kaway XVI
Kaway XVI
Meureubo
(6)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
89
100,00
Mon Pasong
Woyla Barat
90
D.I Rambong
50,00
Rambong
Woyla
91
D.I Tangkeh
150,00
Tangkeh
Woyla Timur
92
200,00
Tuwie Eumpeuk
Woyla Timur
93
D.I Leuhan
50,00
Leuhan
Johan Pahlawan
94
200,00
Blang
Beurandang
Johan Pahlawan
95
165,00
Gampong Cot
Samatiga
96
50,00
Paya Lumpat
Samatiga
97
D.I Reusak
140,00
Reusak
Samatiga
98
D.I Pinem
50,00
Pinem
Samatiga
99
100,00
Krueng Tinggai
Bubon
100
35,00
Cot Lampise
Samatiga
101
D.I Gaseu
150,00
Gaseu
Sungai Mas
102
75,00
Tanoh Mirah
Sungai Mas
103
D.I Pungki
150,00
Pungki
Woyla Timur
104
D.I Ramiti
100,00
Ramiti
Sungai Mas
105
200,00
Kajeung/Tuwi
Saya
Sungai Mas
106
D.I Sakuy
50,00
Sakuy
Sungai Mas
107
200,00
108
150,00
Leubok Beutong
Woyla
109
200,00
Reusak/Krung
Tinggai
Samatiga
110
150,00
111
125,00
Layung
Bubon
112
100,00
Alue Raya
Samatiga
113
D.I Kajeung
80,00
Kajeung
Sungai Mas
114
200,00
Ujong Raja
Panton Reu
115
125,00
TOTAL
(6)
Woyla Timur
Arongan
Lambalek
Woyla Timur
18.246,00
Sumber air bersih bagi penduduk terdiri atas air bersih dengan sistem
perpipaan dan bukan perpipaan. Air bersih perpipaan dikelola oleh PDAM,
sementara sumber air bersih non-perpipaan adalah dengan memanfaatkan
air sumur (air tanah), sungai, dan air hujan. Dari data dan informasi yang
diperoleh tersebut dapat dilihat bahwa sumber air bersih yang terbesar bagi
78
79
69,97 pada Tahun 2010, angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke
atas (94,06 persen) pada Tahun 2008 menjadi 95,13 persen di Tahun 2010.
Sasaran utama Pembangunan Jangka Panjang adalah terciptanya
kualitas
suasana tenteram dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara yang berdasarkan Islam dan dalam
suasana kehidupan berbangsa Indonesia yang serba serasi, selaras, dan
berkeseimbangan dalam hubungan antara sesama manusia, manusia
dengan masyarakat dan manusia dengan alam lingkungannya dengan cara
bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam rangka mencapai sasaran utama
tersebut di atas, perlu diadakan upaya perkembangan sumber daya
manusia,
kependudukan
dan
pembangunan
keluarga
dengan
tujuan
dapat
merupakan
beban
bagi
pembangunan
dan
dapat
80
BAB III
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
2005
merupakan
babak
baru
kehidupan
masyarakat
Aceh,
tersebut. Dampak positif adalah Aceh Barat kaya akan kandungan logam,
mineral, minyak bumi, gas, dan bahan tambang lainnya. Dampak negatif
Aceh Barat rawan bencana gempa
memanfaatkan
kekayaan
alam
yang
ada,
misalnya
dengan
81
pencegahan
dampak
negatif
terhadap
lingkungan
hidup
akibat
pemanfaatan ruang, dan kaidah penataan ruang ini harus dapat diterapkan
dan diwujudkan dalam setiap proses
Seiring dengan
82
dan penyerapan tenaga kerja. Namun sektor pertanian ini belum didukung
dengan peningkatan nilai tambah komoditi andalan masing-masing wilayah
melalui perbaikan mutu dan pengolahan komoditas untuk mendorong
peningkatan nilai tambah daerah. Demikian juga halnya terhadap sektor
kelautan dan perikanan masih belum mampu untuk
kesejahteraan
nelayan
karena
sebagian
besar
nelayan
meningkatkan
Aceh
Barat
kebijakan
pengelolaan
energi
jangka
panjang,
berupa
untuk
memajukan
kesejahteraan
umum
dan
mencerdaskan
rangka
meningkatkan
pembangunan
yang
berkelanjutan
dan
83
merupakan
permasalahan
dan
tantangan
global
yang
harus
yang
kependudukan,
menyangkut
ilmu
aspek
pengetahuan,
pemerintahan,
dan
tuntutan
bentuk taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam, yang
menyatukan fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, dan
pemanfaatan secara lestari. Sehingga pelaksanaan pembangunan Kabupaten
Aceh
Barat
haruslah
berwawasan
lingkungan,
sehingga
dapat
84
merupakan
masyarakat
yang
perlu
ditingkatkan
kesejahteraan
dan
dan
mampu
menolong
dan
mengorganisasikan
dirinya
dalam
bidang.
Namun
jumlah
penduduk
yang
besar
apabila
tidak
kualitas
penduduk
dan
kualitas
keluarga
yang
kemunduran
daerah-daerah
terpencil.
Daerah-daerah
terpencil
menyeluruh
patut
ditempatkan
sebagai
langkah
awal
yang
85
dan
pengetahuan,
terbatasnya
wawasan,
rendahnya
oleh
faktor-faktor
yang
menyangkut
nilai-nilai
budaya
kerusakan
lingkungan.
Persebaran
penduduk
yang
belum
penduduk
Penyelenggaraan
perlu
transmigrasi
diatur
melalui
akan
mendorong
86
transmigrasi
perluasan
lokal.
dan
pusat-pusat
pertumbuhan
ekonomi
baru.
Dengan
demikian,
Untuk
itu
diperlukan
upaya
pemberantasan
KKN,
yang
87
untuk
dapat
bersaing
di
era
globalisasi
dan
mendukung
pembangunan Aceh Barat. Dalam konteks ini, Kabupaten Aceh Barat masih
memiliki beberapa permasalahan antara lain: terbatasnya penguasaan
IPTEK, rendahnya pemanfaatan hasil IPTEK oleh masyarakat dan dunia
usaha dan belum terjalinnya kolaborasi riset antara lembaga pendidikan
dengan dunia usaha yang didukung oleh pemerintah.
infrastruktur
wilayah
tidak
terlepas
dari
fungsi
dan
tata
ruang,
pemenuhan
kebutuhan
wilayah,
pemacu
konstruksi,
tingkat
kerusakan
infrastruktur
yang
tinggi
dan
berikut:
penuntasan
pembangunan
88
infrastruktur
strategis,
peningkatan
ketersediaan
dan
kualitas
infrastruktur
wilayah
dan
untuk
pengembangan
infrastruktur
wilayah
dan
kebijakan
krisis
energi.
Permasalahan
yang
masih
terjadi
dalam
energi
yang
terus
menerus
tanpa
pengendalian
dan
Pemborosan energi
Kerusakan lingkungan
89
Fenomena
yang
memberi
nilai
positif
ataupun
negatif
terhadap
4. Permodalan dan Daya Saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan usaha kerakyatan
yang potensial dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Jumlah UMKM
yang besar di Aceh Barat dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat.
Namun demikian masih terdapat permasalah-permasalahan yaitu :
masih
tingginya
pengangguran
dan
daya
beli
yang
peningkatannya rendah.
Tantangan aktual yang harus dijawab dalam pengembangan UMKM
adalah masih terbatasnya pembiayaan dan kemampuan berwirausaha
pelaku KUMKM.
90
Sedangkan
ancaman
kedepan
dengan
diberlakukannya
WTO
perdesaan,
masih
tingginya
jumlah
penyandang
masalah
kesejahteraan sosial.
Tantangan
aktual
dalam
upaya
mengurangi
kemiskinan
dan
Pemberlakuan WTO
91
serta bantuan
yang
terdiri
dari
aspek
pemerataan
dan
perluasan
92
Sedangkan
ancaman
yang
akan
ditemui
dalam
penyelenggaraan
Kesehatan
Masyarakat.
Berbagai kasus penyakit di Aceh Barat, masih menjadi permasalahan
yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang mendukung terhadap
munculnya penyakit dan perilaku masyarakat yang belum menunjukan
kesadaran dalam berperilaku hidup sehat dan bersih. Penyakit TB paru,
penyakit ISPA, demam berdarah dan gizi buruk serta penyakit kaki gajah
(filariasis).
Dalam
melaksanakan
fungsi
pelayanan
kesehatan
di
belum
merata
di
setiap
daerah
menyebabkan
terlambatnya
93
Memiliki
perguruan
tinggi
yang
dapat
mencetak
sumber
daya
pelayanan kesehatan
yang bermutu.
melaksanakan
berdasarkan
Undang
Penyelenggaraan
pembangunan
Undang
Keistimewaan
agama,
Nomor
44
Provinsi
sosial
Tahun
Daerah
dan
budaya,
1999
tentang
Istimewa
Aceh,
94
bumi dan tsunami, bencana alam dan bencana sosial lainnya. Hal ini
menyebabkan
kompleksnya
permasalahan
sosial
tersebut
sehingga
perempuan
dalam
pembangunan
yang
belum
optimal.
program-program
dalam
rangka
memfasilitasi
fasilitas
pembangunan
di
bidang
budaya
diarahkan
untuk
menumbuh kembangkan potensi budaya Aceh yang sarat dengan nilainilai islami. Hal ini dimaksudkan untuk menata kembali budaya-budaya
yang terpendam sehingga masyarakat merasa bangga dengan budaya
Aceh dan berperilaku sesuai dengan adat istiadat.
Sedangkan ancaman yang akan dihadapi dalam pembangunan budaya
antara lain sebagai berikut:
Globalisasi Informasi
Pemanfaatan iptek
Penegakkan hukum
serta
Peningkatan
Kualitas
Pelayanan
Publik
dan
Keterbukaan Informasi.
Pelayanan publik dan keterbukaan informasi sudah merupakan isu yang
berkembang di masyarakat sehingga menjadikan tujuan prioritas utama
terpenuhinya
kepentingan
masyarakat,
pelaksanaan
proses
95
Restrukturisasi organisasi.
itu
terdapat
beberapa
96
Diversifikasi pangan
masyarakat
desa
harus
menjadi
subjek
dari
Meningkatkan
kesadaran
dan
partisipasi
masyarakat
pembangunan gampong
Peningkatan SDM
97
dalam
BAB IV
VISI MISI DAERAH
IV.1. VISI
Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Aceh Barat saat ini dan
prediksi kondisi yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang
dengan memperhitungkan capaian saat ini, tantangan yang akan dihadapi
berdasarkan isu dan masalah serta kondisi umum daerah yang dimiliki oleh
masyarakat dan pemerintah Kabupaten Aceh Barat serta komitmen atau
amanah konstitusional yang tercantum dalam pembukaan Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang Undang Nomor 24
Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Aceh Dan
Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara, Undang
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan
Aceh.
Visi
pembangunan
daerah
tahun
20052025
mengarah
pada
sehingga
dapat
diketahui
tingkat
kemajuan,
kemandirian,
98
Visi tersebut adalah kondisi Aceh Barat yang diharapkan lebih maju,
mandiri, adil, makmur dan sejahtera sebagaimana tujuan nasional yang
tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republilk
Indonesia Tahun 1945 serta sejalan dengan visi pembangunan Aceh tahun
2005-2025.
Maju adalah kondisi masyarakat Aceh Barat yang dapat menikmati
standar hidup dan memiliki peradaban yang relatif tinggi. Keadaan ini
ditandai dengan adanya suasana intelektualitas yang bekerja untuk
meningkatkan produktifitas dalam rangka membangun kapasitas dan
kapabilitas mengelola keberlanjutan kehidupan menuju kondisi yang dicitacitakan oleh masyarakat dan pemerintah Aceh Barat.
Mandiri hakikatnya adalah merdeka, yaitu hak setiap orang untuk
menentukan nasibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi diri
dan masyarakatnya. Oleh karena itu, melalui kemandirian diharapkan
daerah mampu mempersiapkan dinamika kehidupan dan kondisi yang
saling ketergantungan, baik dalam hal konstelasi, pertimbangan, substansi
maupun nilai-nilai mendasar yang mempengaruhinya. Sehingga pemerintah
bersama masyarakat dapat bersama-sama berjuang dengan mengandalkan
pada kemampuan dan kekuatan yang dimiliki, baik lahir maupun batin.
Adil
memberikan
merupakan
sesuatu
konsep
dalam
yang
keadaan
tidak
membeda-bedakan
berimbang.
Artinya
serta
kondisi
99
VI.2. MISI
Dalam mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh
melalui 10 (sepuluh) misi pembangunan daerah sebagai berikut:
1.
Mewujudkan
masyarakat
berakhlak
mulia,
bermoral,
beretika,
Mewujudkan
masyarakat
yang
mempunyai
daya-saing
adalah
di
perekonomian
bidang
local
hukum
berbasis
dan
aparatur;
keunggulan
dan
setiap
memperkuat
wilayah
menuju
masyarakat
otonomi
khusus
sipil;
daerah;
memperkuat
menjamin
kualitas
desentralisasi
pengembangan
media
dan
dan
penegak
Qanun
agar
mampu
melindungi
dan
kriminalitas
kapabilitas
lembaga
dan
pelanggaran
penegak
hokum
100
syariat
daerah
Islam;
dalam
membangun
penciptaan
yang
masih
lemah;
menanggulangi
kemiskinan
dan
pengelolaan
keseimbangan
pelaksanaan
antara
pembangunan
pemanfaatan,
yang
dapat
keberlanjutan,
daya
alam
dan
lingkungan
yang
berkesinambungan;
dan
kenyamanan
kehidupan;
serta
meningkatkan
8.
101
di
berbagai
bidang
sesuia
dengan
peraturan
dan
10. Mewujudkan
dan
membuka
peluang
peran
masyarakat
dalam
102
BAB V
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
berjiwa
patriotik,
berkembang
dinamis,
dan
berorientasi iptek.
2. Semakin berkembangnya budaya masyarakat yang tercermin
dalam
meningkatnya
peradaban,
harkat,
dan
martabat
semua
aspek
kehidupan
dan
pelayanan
masyarakat
yang
lebih
makmur
dan
sejahtera
berpenghasilan
menengah,
dengan
tingkat
103
pembangunan
gender
(IPG),
serta
tercapainya
struktur
perekonomian
yang
kokoh
dinamika
Terselenggaranya
ekonomi
pelayanan
dapat
telematika
yang
terpenuhi.
efisien
dan
mengkonservasi
sumber
daya
air
dan
menjaga
profesionalisme
aparatur
daerah
untuk
104
landasan
untuk
memperkuat
kelembagaan
demokrasi.
3. Memperkuat peran masyarakat sipil dan partai politik dalam
kehidupan politik.
4. Menatausahakan lembaga-lembaga dan memantapkan nilainilai demokrasi yang menitikberatkan pada prinsip-prinsip
toleransi, tanpa diskriminasi, dan kemitraan.
5. Terwujudnya
konsolidasi
demokrasi
pada
berbagai
aspek
masyarakat
ekonomi
yang
mandiri,
serta
adanya
kemandirian daerah.
5.1.1.4. Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat serta
terjaganya keutuhan wilayah ditandai oleh hal-hal berikut:
1. Terwujudnya ketentraman, ketertiban dan keamanan daerah
yang
menjamin
martabat
kemanusiaan
dan
keselamatan
masyarakat.
2. Mewujudkan sarana dan prasarana serta SDM aparatur
penegak Qanun, untuk menjamin rasa aman, keadilan dan
kesamaan hak didepan hukum bagi masyarakat.
3. Mewujudkan penguatan lembaga penegakan Qanun, untuk
menjamin
terselenggaranya
pelaksanaan
dan
penerapan
dengan
peningkatan
masyarakat,
kualitas
termasuk
hidup
berkurangnya
105
dan
kebutuhan
hunian
yang
dilengkapi
dengan
5.1.1.6. Terwujudnya Kabupaten Aceh Barat yang asri dan lestari ditandai
oleh hal-hal berikut:
1. Pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup menjadi lebih baik yang
dicerminkan dengan tetap terjaganya fungsi, daya dukung, dan
kemampuan
pemulihannya
untuk
mendukung
kualitas
kekayaan
keragaman
jenis
dan
kekhasan
kesadaran,
sikap
mental,
masyarakat
dalam
pengelolaan
sumber
pelestarian
fungsi
lingkungan
hidup
dan
daya
dalam
perilaku
alam
dan
menjaga
bidang,
khususnya
pertanian
dalam
arti
luas,
106
organisasi
pemerintahan
yang
sesuai
dengan
menggerakkan
pemerataan
peluang,
pembangunan
kesempatan
yang
dan
menghasilkan
akses
terhadap
pemerintahan
yang
efisien
dan
menghindari
107
korektif
dan
resolutif
sehingga
akan
dapat
fungsional
kinerja
institusi-institusi,
baik
eksekutif, legislatif maupun yudikatif untuk dengan sungguhsungguh melakukan perbaikan-perbaikan pada kinerjanya agar
mampu
merespon,
merencanakan
serta
melaksanakan
hal
penganggaran,
pengelolaan
administrasi,
perencanaan,
pelaksanaan
pembangunan,
pengawasan,
sistem
komunikasi
yang
terbuka
dengan
kontrol
masyarakat
untuk
berperan
sebagai
kesalahpahaman
dan
ketidakpercayaan
108
saling
menghargai
dan
harmonisasi
antar
kelompok
109
masyarakat
yang
mempunyai
potensi
unggul
dan
menguasai iptek
serta
iptek
tersebut
dilakukan
dengan
meningkatkan
budaya
produktif.
Bentuk-bentuk
pengungkapan
keseimbangan
aspek
material,
spiritual,
dan
peningkatan
harkat,
martabat,
dan
peradaban
manusia.
dalam
menghadapi
tantangan-tantangan
globalisasi
dan
berkualitas
dan
memiliki
daya
saing;
memperkuat
110
1. Memperkuat
perekonomian
domestik
dengan
orientasi
dan
dikembangkan
dengan
memperkuat
dan
global.
Untuk
itu
dilakukan
transformasi
daya
alam
menjadi
perekonomian
yang
dengan
peningkatan
prinsip-prinsip
produktivitas
dasar
wilayah
mengelola
melalui
inovasi,
berbasis
pengetahuan
serta
kemandirian
dan
Pengelolaan
kebijakan
memerhatikan
secara
nasional
globalisasi,
dan
perjanjian
ekonomi
kepentingan
cermat
dinamika
komitmen
antar
daerah
perekonomian
daerah
dengan
local,
daerah
dan
perlu
regional,
di
berbagai
mengutamakan
mengutamakan
kelompok
ekonomi
dikembangkan
sesuai
dinamika
dan
perizinan
yang
efisien,
efektif,
dan
non-
persaingan
usaha
secara
sehat
serta
melindungi
111
kegiatan
ekonomi
dan
memperkuat
basis
perekonomian
diperkuat
dengan
menempatkan
efektif,
yang
menerapkan
praktik
terbaik
dan
diarahkan
untuk
mendorong
tercipta
informal
dengan
perlindungan
yang
layak,
yang
tinggi
dengan
pengelolaan
pelatihan
dan
manusia
dan
akan
dibekali
dengan
pengakuan
diarahkan
pertumbuhan
untuk
ekonomi
yang
mendukung
cukup
terwujudnya
tinggi
secara
112
sebesar-besarnya
untuk
pencapaian
modernisasi,
dan
nilai
tambah
sektor
primer
faktor
pembangunan
strategis
perdesaan,
karena
berkenaan
pengentasan
dengan
kemiskinan
dan
terwujudnya
transformasi
seluruh
elemen
efisiensi,
modernisasi,
dan
nilai
tambah
yang
partisipasi
dinamis
aktif
petani
dan
dan
efisien,
yang
nelayan.
melibatkan
Peningkatan
itu
daya
manusia
pelaku
usaha
agar
mampu
industri
diarahkan
untuk
mewujudkan
113
dengan
berkeadilan
serta
struktur
industri
mendorong
yang
sehat
perkembangan
dan
ekonomi
disehatkan
dengan
meniadakan
praktik-praktik
tumbuh
dan
terintegrasi
dalam
mata
rantai
termasuk
industri
pendukung
dan
industri
infrastruktur
dengan
kebijakan
dan
keuangan
pengembangan
dikembangkan
ekonomi
daerah
sesuai
agar
114
nilai
tambah
perekonomian
daerah
dan
yang
mampu
daya
manusia
dalam
daerah
yang
meliputi
kemiskinan
dan
pengembangan
kegiatan
perekonomian perdesaan.
n. Pengembangan perdagangan ke luar negeri untuk lebih
menguntungkan
perekonomian
memaksimalkan
manfaat
daerah
sekaligus
agar
mampu
meminimalkan
efek
global) untuk
mengentaskan
kemiskinan,
menurunkan
tingkat
antar
daerah
yang
tidak
sehat,
dan
distribusi
menjamin
daerah
kepastian
yang
efisien
berusaha
dan
efektif
untuk
yang
mewujudkan
aktivitas
perekonomian
daerah
dan
meningkatnya
perdagangan
antar
wilayah/daerah
dan
dikembangkan
agar
mampu
mendorong
kesempatan
115
kerja.
Pengembangan
serta
mendorong
kegiatan
ekonomi
yang
barang
dan
jasa
kebutuhan
masyarakat
kompetensi
perkuatan
kewirausahaan
dan
adaptasi
terhadap
kebutuhan
pasar,
di
pertumbuhan
dalam
dan
mendukung
pemerataan
perkembangan
dinamika
ekonomi
dan
yang
pertumbuhan
jasa
keuangan
daerah.
Dengan
dengan
karakteristik
jasa
keuangan.
Selain
itu,
116
sarana
fisik
serta
ekonomi,
maupun
mendukung
nilai
memerhatikan
budaya,
nilai
sumber
etika,
daya
dan
kearifan
lokal,
kelestarian
serta
fungsi
lingkungan hidup.
b. Penggunaan iptek diarahkan untuk mendukung ketahanan
pangan dan energi ; peningkatan jumlah pemanfaatannya
dalam sektor produksi. Dukungan tersebut dilakukan melalui
pengembangan sumber daya manusia iptek, peningkatan
anggaran untuk pengembangan sinergi kebijakan iptek lintas
sektor, perumusan agenda pemanfaatan iptek yang selaras
dengan
kebutuhan
masyarakat,
produksi
dan
pasar.
117
komersial.
Kerja
sama
dengan
swasta
dalam
komoditi
perdagangan
dan
industri
serta
daya
energi
(listrik)
yang
seimbang
melalui
pendekatan
pengelolaan
kebutuhan
(demand
efisiensi
penggunaan,
pengonsumsian
air,
dan
air.
diarahkan
layanan
Pengelolaan
untuk
melalui
prasarana
mewujudkan
kemitraan
sumber
peningkatan
dengan
dunia
daya
air
keandalan
usaha
tanpa
118
itu,
pola
hubungan
hulu-hilir
akan
terus
tercapai.
Pengembangan
dan
penerapan
sistem
terus
diupayakan
tidak
hanya
pada
saat
membentuk
dan
memperkukuh
kesatuan
sasaran
pembangunan
transportasi
mengembangkan
peraturan
pembangunan
jaringan
daerah.
Untuk
dilaksanakan
pelayanan;
perundang-undangan
yang
itu,
dengan
menyelaraskan
terkait
dengan
kepentingan
untuk
berpartisipasi
dalam
pemerintah
umum
yang
sebagai
terjangkau
regulator
kepada
terhadap
masyarakat;
dengan
kebijakan
119
tata
guna
lahan;
serta
mendukung
penumpang
dan
daya
saing
barang
dan
efisiensi
diarahkan
pada
angkutan
perwujudan
dan
barang
melalui
perbaikan
manajemen
koridor-koridor
strategis;
meningkatkan
pangsa
yang
bertumpu
pada
aspek
keselamatan,
dan
serta
menerapkan
dan
mengembangkan
jaringan
menuju
pengetahuan
dan
next
generation
pemahaman
network;
masyarakat
sarana
dan
prasarana
energi
dan
120
terhadap
energi
melalui
pengembangan
kemampuan
dapat
memiliki
penggunaan
kehandalan
pembangkit
yang
tinggi
melalui
atau
solar;
mikrohidro
tata
kelembagaan
mengoptimalkan
dalam
yang
sistem
dan
terstruktur
proses
dengan
pengelolaan
sebagai
Pemenuhan
upaya
mendorong
kebutuhan
pertumbuhan
tersebut
dilakukan
ekonomi.
melalui
hukum
diarahkan
untuk
mendukung
pidana
korupsi
serta
mampu
menangani
dan
121
kepastian
dan
perlindungan
hukum,
untuk
meningkatkan
profesionalisme
aparatur
daerah
agar
mampu
mendukung
keberhasilan
yang
berlandaskan
hukum
merupakan
landasan
potensi
masyarakat,
serta
meningkatkan
Hukum
yang
ditaati
dan
diikuti
akan
menciptakan
dengan
makna
gotong
122
royong;
memperkuat
kualitas
media
masyarakat;
dalam
melakukan
mengomunikasikan
pembenahan
struktur
kepentingan
hukum
dan
pentingnya
keberadaan
sebuah
aturan
meningkatkan
kinerja
lembaga-lembaga
yang
diberikan
oleh
peraturan
perundangan;
MoU
Helsinki
seutuhnya)
dengan
mencegah
di
pelembagaan
daerah
demokrasi
secara
lebih
tuntas;
lanjut
dan
menciptakan
untuk
mendukung
proses
politik
pengalokasian/representasi
meningkatkan
secara
terus
123
yang
dititikberatkan
kekuasaan
diwujudkan
menerus
kualitas
pada
dengan
proses
dan
budaya
nilai-nilai
politik
yang
demokratis
dititikberatkan
yang
Islami,
pada
diupayakan
pencerdasan
masyarakat
dalam
kehidupan
politik
cerdas
dan
demokratis;
mewujudkan
pemerataan
informasi yang lebih besar dengan mendorong munculnya mediamedia massa daerah yang independent; mewujudkan regulasi
yang lebih besar dalam bidang penyiaran sehingga dapat lebih
menjamin pemerataan informasi secara daerah dan mencegah
monopoli
informasi;
menciptakan
jaringan
informasi
yang
dipahami
teknologi
masyarakat
informasi
dan
luas;
menciptakan
komunikasi
yang
jaringan
mampu
masyarakat;
informasi
dan
memberikan
memanfaatkan
komunikasi
informasi
yang
secara
lebih
jaringan
efektif
teknologi
agar
mampu
komprehensif
kepada
124
pencerdasan
masyarakat
dalam
kehidupan
politik
dan
hukum
diarahkan
pada
makin
terwujudnya
globalisasi
sebagai
upaya
untuk
meningkatkan
kesadaran
berintikan
hukum,
keadilan
dan
serta
pelayanan
kebenaran,
hukum
yang
ketertiban,
dan
kreativitas
dan
melibatkan
masyarakat
untuk
kekurangan/kekosongan
hukum
sebagai
pengarah
125
mengantisipasi
perkembangan
zaman.
Pembentukan
menghasilkan
produk
hukum
(qanun)
beserta
aspirasi
dan
kebutuhan
masyarakat.
Pengembangan
pembangunan
yang
sesuai
dengan
aspirasi
tidak
diskriminatif
dengan
tetap
berdasarkan
pada
yang
transparan
126
dan
terbuka
dalam
rangka
perwujudan
masyarakat
yang
mempunyai
dalam
berbagai
proses
pengambilan
keputusan
pelayanan
dan
bantuan
hukum
dengan
biaya
yang
penanggulangan
penyalahgunaan
kewenangan
pelaku
penyalahguna
kewenangan
sesuai
dengan
127
tidak
dikehendaki.
Adanya
gangguan
keamanan
dalam
ketentraman,
ketertiban,
keamanan
dan
daerah
diwujudkan
melalui
keterpaduan
untuk
masyarakat,
mewujudkan
sehingga
sistem
masyarakat
pengamanan
secara
mandiri
kondisi
dinamika
masyarakat
dan
memberikan
profesionalisme
aparatur
penegak
hukum
Peningkatan
kemampuan
128
masyarakat
tersebut
dan
Barat
dilakukan
dengan
meningkatkan
kesadaran
pengawasan
dan
penegakan
hukum
serta
keamanan
diarahkan
untuk
meningkatkan
institusi
terkait
dan
masyarakat
dengan
masalah
profesionalisme
pembangunan
kompetensi
tersebut
pelayanan
dicapai
inti,
melalui
perbaikan
rasio
mekanisme
kontrol
masyarakat
terhadap
lembaga
daerah
disesuaikan
strategis
faktor
dengan
pengendali
perubahan
kondisi
utamanya
adalah
penghasilan,
penyediaan
dan
fasilitasi
jaminan
129
meningkatkan
pembangunan,
partisipasi
mengurangi
aktif
masyarakat
dalam
gangguan
keamanan,
serta
semua
rencana
pembangunan
sektor
dan
bidang.
dan
cepat
tumbuh
didorong
sehingga
dapat
produk
unggulan
daerah,
serta
mendorong
130
tertinggal
dan
terpencil
sehingga
wilayah-
melalui
skema
pemberian
dana
alokasi
khusus,
kebijakan
pembangunan
yang
selama
ini
cenderung
dilakukan
dengan
menggunakan
pendekatan
kesejahteraan.
5. Pembangunan
menengah
dan
kecil
diseimbangkan
(urban
sprawl
&
conurbation)
serta
untuk
kota-kota
dikendalikan
dalam
suatu
sistem
serta
mempertimbangkan
pembangunan
yang
131
pembangunan
kota-kota
kecil
dan
menengah
menjalankan
pembangunan
maupun
perannya
wilayah-wilayah
dalam
melayani
sebagai
di
motor
sekitarnya
kebutuhan
penggerak
(pedesaaan)
masyarakat
kotanya
perlu
dilakukan,
antara
lain,
memenuhi
kebutuhan
tersebut
memerlukan
adanya
perluasan
dan
perdesaan
padat
didorong
pekerja,
melalui
terutama
bagi
pengembangan
kawasan
yang
daya
manusia
di
perdesaan
khususnya
dalam
dan
kota-kota
kecil
terdekat
dalam
upaya
132
kompetensi
sumber
daya
manusia
dan
Selain
itu,
perlu
dilakukan
penyempurnaan
hukum
inventarisasi
undangan
dan
dan
adat,
hukum
penyempurnaan
pertanahan
masyarakat
produk
dengan
serta
pertanahan
peraturan
melalui
perundang-
mempertimbangkan
peningkatan
upaya
aturan
penyelesaian
Selain
penyempurnaan
pertanahan
kelembagaan
itu,
akan
dilakukan
sesuai
dengan
pemerintah
daerah,
kapasitas
keuangan
133
peningkatan
pengetahuan
dan
keterampilan;
usaha
ekonomi
produktif
yang
mendatangkan
baik
dalam
pembangunan
dan
pemeliharaan
kemandirian
kemampuan
ketahanan
pangan
produksi
pangan
daerah
lokal
yang
yang
mampu
dengan
mengembangkan
didukung
menjamin
kelembagaan
pemenuhan
jumlah,
mutu,
keamanan,
maupun
harga
yang
melalui
peningkatan
134
kapasitas
usaha
dan
ketrampilan
pengelolaan
usaha
serta
sekaligus
mendorong
rangka
pembangunan
berkeadilan,
pembangunan
pada
kelompok
masyarakat
yang
kurang
jaminan
mempertimbangkan
sosial
budaya
dilaksanakan
dan
kelembagaan
dengan
yang
sudah
berakar di masyarakat.
18. Sistem perlindungan dan jaminan sosial disusun, ditata, dan
dikembangkan
untuk
memastikan
dan
memantapkan
sistem
perlindungan
sosial
daerah
(SPSN)
yang
sistem
Nomor
Induk
Kependudukan
(NIK)
dapat
perumahan
beserta
prasarana
dan
sarana
135
sarana
pendukungnya
yang
memperhatikan
fungsi
dan
dengan
mengutamakan
nondiskriminasi.
Sejalan
dengan
prinsip
proses
kesetaraan
dan
demokratisasi,
peningkatan
sebagai
bagian
mutu
dari
penyelenggaraan
upaya
pemenuhan
otonomi
hak-hak
daerah
dasar
masyarakat miskin.
Sumber
daya
alam
yang
lestari
akan
menjamin
136
bertanggung
dengan
mendayagunakan
seluruh
fungsi
dan
upaya
untuk
merehabilitasi
dan
memulihkan
daya
sebagai
Hasil
modal
atau
bagi
pembangunan
pendapatan
yang
yang
berasal
dari
guna
rehabilitasi,
sekarang
menumbuhkembangkan
dan
pencadangan
maupun
pemanfaatan
generasi
sumber
daya
untuk
upaya
pemulihan,
kepentingan
generasi
mendatang.
Di
alam
terbarukan
yang
samping
itu,
akan
pemanfaatannya
harus
seefisien
mungkin
dan
mendukung
proses
produksi
di
dalam
daerah.
industri
disektor
pertanian
di
dalam
daerah.
sumber
daya
alam
tersebut
diarahkan
untuk
dan
memperkuat
pendanaan
dalam
pencarian
137
internalisasikan
biaya
lingkungan,
serta
pembangunan
energi
terus
diarahkan
kepada
dengan
memerhatikan
komposisi
penggunaan
sumber
daya
air
diarahkan
untuk
menjamin
daerah
tangkapan
air
dan
keberadaan
air
tanah;
efektivitas
konsumsi
dan
air
dan
pendekatan
efisiensi
supply
penggunaan
dan
management
yang
pembangunan
ke
depan
perlu
memerhatikan
integratif,
dan
138
komprehensif
agar
dapat
pasar.
Arah
ini
harus
menjadi
acuan
bagi
mengembangkan
wilayah
strategis
dan
cepat
mendukung
Peningkatan
pembangunan
partisipasi
masyarakat
yang
akan
berkelanjutan.
pentingnya
139
dapat
dikembangkan
pembangunan
wilayah,
potensinya
tetapi
tetap
untuk
percepatan
mengedepankan
aspek
lingkungan
memberikan
ruang
untuk
perlu
penerapan
prinsip-prinsip
pembangunan
yang
lingkungan
degradasi
dan
sehingga
pencemaran
tidak
mempercepat
lingkungan.
terjadinya
Pemulihan
dan
daya
dukung
lingkungan
dalam
menunjang
pembangunan berkelanjutan.
10. Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup.
Kebijakan pengelolaan sumber daya alam perlu didukung oleh
peningkatan kelembagaan pengelola sumber daya alam dan
140
sosial
budaya
yang
makin
mantap
sehinggga
kehidupan.
Selanjutnya,
cara
pandang
terhadap
Kesadaran
Masyarakat
untuk
Mencintai
Lingkungan Hidup.
Kebijakan itu diarahkan terutama bagi generasi muda sehingga
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan peduli
terhadap isu sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dengan
demikian, pada masa yang akan datang mereka mampu berperan
sebagai
penggerak
bagi
penerapan
konsep
pembangunan
menyosialisasikan
peninggalan
141
budaya
melalui
usaha
mendorong
jasa
pendidikan
dan
pelatihan
yang
peningkatan
dan
penguatan
peranan
ilmu
pembangunan
berdasarkan
ketentuan;
menyelesaikan
keamanan
secara
terpadu
di
setiap
wilayah;
sebagai
pembangunan
instrumen
dan
pengamanan
lingkungan;
sumber
pengoptimalan
daya
pelaksanaan
industri
secara
sinergi,
optimal,
dan
142
daerah
tanggap
darurat
bencana
alam;
produktif
skala
kecil
yang
mampu
memberikan
aktif
dalam
politik
regional
dan
domestik
serta
penekanankan
pada
proses
pemberdayaan
posisi
143
yang
berbeda
kepentingan
agar
tidak
dan
sistem
politik
mengancam
maupun
pembangunan,
pemeliharaan,
peningkatan
dan
pengembangan
ditangani
dengan
parameter
utamanya
adalah
yang
seimbang.
6. Penguatan jaringan hubungan dan kerja sama yang produktif
antar aktor-aktor daerah dan aktor-aktor luar daerah yang
menyelenggarakan pembangunan daerah.
144
RPJM-I
diarahkan
untuk
menata
kembali
dan
pembangunan
mengembangkannya,
serta
dan
mempertahankan
meningkatnya
ketentraman
dan
dan
145
perdamaian
semakin
meningkat.
Kondisi
itu
didukung
oleh
tatanan
pelestarian
masyarakat
serta
antar
pengembangan
daerah;
dan
kekayaan
meningkatnya
budaya
untuk
sistem
Bersamaan
hukum
dengan
itu,
daerah
pelayanan
berdasarkan
kepada
syariat
Islam.
masyarakat
makin
khusus
konsistensi
daerah
seluruh
yang
peraturan
tercermin
pusat
dan
dengan
terjaminnya
daerah
dan
tidak
berkurangnya
meningkatnya
kesenjangan
pengelolaan
daerah
antarwilayah,
pedalaman
dan
termasuk
tertinggal;
iklim
yg
lebih
kondusif,
termasuk
membaiknya
meletakkan
dasar-dasar
kebijakan
dan
regulasi
serta
146
ekonomi, transportasi,
pusat-pusat
pertumbuhan
yang
memiliki
lokasi
pembangunan
gender
(IPG)
yang
diarahkan
untuk
daerah,
tangguh,
kompetitif,
bermoral,
dan
terhadap
pelayanan
pendidikan
dan
kesehatan;
dan
kelembagaan
antisipatif.
dan
Hal
itu
peningkatan
didukung
kapasitas
oleh
di
pengembangan
setiap
tingkatan
mencegah
dampak
kerusakan
lingkungan
hidup
dan
peningkatan
kualitas
sumber
daya
manusia
termasuk
147
keamanan
kemampuan
daerah
postur
yang
dan
ditandai
struktur
dengan
pertahanan
peningkatan
daerah
serta
semakin
terwujud
ditandai
dengan
membaiknya
barat
dan
selatan
provinsi
Aceh
yang
demokratis,
berkualitas
disertai
dengan
berkembangnya
lembaga
kesejahteraan,
dan
perlindungan
anak;
terkendalinya
148
secara
terpadu
pengembangan
ilmu
serta
meningkatnya
pengetahuan
dan
pemanfaatan
teknologi;
dan
percepatan
dan
telematika;
peningkatan
pemanfaatan
energi
pengembangan
sumber
daya
air
dan
irigasi
serta
kesadaran
masyarakat
yang
ditandai
dengan
masyarakat;
terpeliharanya
keanekaragaman
hayati
dan
dan
kapasitas
antisipatif
serta
penanggulangan
Kondisi
itu
didukung
dengan
meningkatnya
kualitas
149
terkait
dan
penegakan
peraturan
dalam
rangka
pengendalian
pemanfaatan ruang.
RPJM-III
pembangunan
menekankan
ditujukan
secara
untuk
menyeluruh
pencapaian
daya
di
saing
lebih
berbagai
memantapkan
bidang
kompetitif
dengan
perekonomian
wilayah
Kabupaten
Aceh
Barat,
kemampuan
mejaga
pada
prinsip
toleransi,
nondiskriminasi
dan
khusus
daerah.
Kondisi
itu
mendorong
tercapainya
aparatur
daerah
makin
mampu
mendukung
pembangunan daerah.
Kesejahteraan rakyat terus membaik dan meningkat sebanding
dengan
meningkatnya
tingkat
kesejahteraan
masyarakat
di
150
derajat
kesehatan
dan
status
gizi
masyarakat;
penduduk
yang
bertumbuh
dengan
seimbang;
dan
oleh
terjaganya
daya
dukung
lingkungan
dan
meningkatnya
kesadaran,
sikap
mental,
dan
perilaku
lainnya
secara
berkelanjutan;
terpenuhinya
ketersediaan
informasi
Kabupaten
Aceh
Barat;
terwujudnya
151
terus
dikembangkan,
terutama
untuk
mendukung
layak
huni,
sehingga
kondisi
itu
semakin
mendorong
RPJM-IV
ditujukan
untuk
mewujudkan
masyarakat
Kabupaten Aceh Barat yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui
percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan
terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM
berkualitas dan berdaya saing.
Kelembagaan politik dan hukum telah tercipta ditandai dengan
terwujudnya konsolidasi demokrasi yang kokoh dalam berbagai
aspek kehidupan politik serta supremasi hukum dan penegakan hakhak asasi manusia; terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh
rakyat; serta terjaganya keberlangsungan penerapan syariat Islam
diwilayah Kabupaten Aceh Barat, sehingga menjdi modal bagi
terwujudnya
perdamaian
abadi.
Kondisi
itu
didukung
oleh
komponen
pendukung
dari
masyarakat
yang
kuat;
152
menyeluruh;
mantapnya
sumber
daya
manusia
yang
meningkatnya
penggunaan
dan
kemampuan
perlindungan
bertahannya
anak;
kondisi
dan
dan
terwujudnya
penduduk
yang
kesetaraan
gender;
bertumbuh
dengan
perekonomian
yang
kompetitif
dan
berkembangnya
dan
berkesinambungan
153
dapat
dicapai
sehingga
154
BAB VI
KAIDAH PELAKSANAAN
Pembangunan
Jangka
Panjang
Daerah
Kabupaten
perlu
menyebarluaskan
dokumen
RPJPD
kepada
seluruh
sasaran
dilaksanakan
pembangunan
dan
selaras
20
dengan
(dua
puluh)
pentahapan
tahun
arah
dapat
kebijakan
pemerintahan
berkewajiban
menyusun
Rencana
155
terhadap
pelaksanaan
RPJPD
Kabupaten
mencakup
dan
supervisi
RPJPD
Kabupaten
ditemukan
adanya
dilakukan
melalui
penilaian
hasil
pelaksanaan
RPJPD
Kabupaten.
3. Penilaian digunakan untuk mengetahui;
a. Realisasi antara sasaran pokok RPJPD Kabupaten dengan capaian
sasaran RPJMD Kabupaten.
156
evaluasi
RPJPD
Kabupaten
digunakan
sebagai
bahan
bagi
157
BAB VII
PENUTUP
pembangunan
Kabupaten
dalam
mewujudkan
visi
Kabupaten Aceh Barat yang mandiri, maju, adil, dan makmur berdasarkan
Islam perlu didukung oleh komitmen dari kepemimpinan daerah yang kuat
dan demokratis, konsistensi kebijakan pemerintah, keberpihakan kepada
rakyat, dan peran serta masyarakat dan dunia usaha secara aktif.
T. ALAIDINSYAH
158