Gauss Jordan1
Gauss Jordan1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karl Friedich
Gauss
(1977-1855)
adalah
seorang
ahli
dan
Archimedes
sebagai
salah
satu
dari
tiga
ahli
ahli
dalam
bidang
geodesi.
Sumbangannya
untuk
kurang
efisien
untuk
tersebut
dinamai
Eliminasi
Gauss-Jordan
untuk
.
.
.
am 1 x 1+ am 2 x 2 ++ ann x n=b n
Dengan mengunakan perkalian matriks, kita dapat menulis
persamaan di atas sebagai persamaan matriks
Ax=b
Yang dalam hal ini,
A=[ai , j ]
x=[x j ]
b=[ b j ]
Yaitu:
a 11
a 21
a 31
an 1
a12 a13
a22 a23
a32 a33
a n2 an 3
a1 n
a2 n
a3 n
an n
][ ] [ ]
x1
b1
x2
b2
=
x3
b3
xn
bn
merupakan
metode
yang
tersebut
ke
dalam
matriks
teraugmentasi
dan
][ ] [ ]
x1
b1
x2
b2
x 3 = b3
xn
bn
ann x n=bn x n=
bn
ann
( bn1a n1,n x n )
an1,n1
dst .
Sekali
x n , x n1 , x n2 , .. , x k +1
xk
dapat
dihitung dengan:
n
bk
x k=
Kondisi
j=k+1
akj x j
, k =n1, n2, , 1dan a kk 0.
akk
akk 0
akk 0 , persamaan
x+ y+ 2 z=9
2 x + 4 y3 z=1
3 x+6 y 5 z=0
1 1 2 9 (i)
2 4 3 1 (ii)
3 6 5 0 (iii)
1 1 2 9
0 2 7 17
3 6 5 0
baris (ii)
1 1 2 9
0 2 7 17
0 3 11 27
baris (iii)
1 1
2 9
7 17
0 1
2 2
0 3 11 27
[ ]
1 1
2 9
7 17
0 1
2 2
1 3
0 0
2 2
baris (iii)
1 1
2 9
7 17
0 1
2 2
0 0 1 3
x 3=3
7
17
x 2 x =
x 2=2
2 3
2
x 1+ x 2 +2 x 3 =9 x 1=1
Diperoleh penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3.
Tata ancang pivoting
Prinsip tata ancang pivoting adalah sebagai berikut: jika
( p1)
ap, p
ak , p
x 1+2 x 2+ x 3=2
3 x1 +6 x 2=9
2x 1 +8 x2 + 4 x3 =6
1 2 12
3 6 09
2 8 46
R23 R1
R32 R1
1 2 1 2
R R3
0 0 3 3 1
()
0 4 2 2
Operasi baris 1
Setelah operasi baris 1, elemen
a22
1 2 1 2
0 4 2 2
0 0 3 3
Operasi baris 2
yang akan menjadi
pivot pada operasi baris 2 ternyata sama dengan nol. Karena itu,
pada operasi baris 2, elemen baris 2 dipertukarkan dengan
elemen baris 3. Tanda (*) menyatakan pertukaran baris terjadi
akibat proses pivoting. Sekarang elemen
a22=4 0
sehingga
ak , p
max
a p , p ,
a p +1, p ,,
an1, p ,
an , p
}
Lalu pertukarkan baris k dengan baris ke p. Misalkan setelah
operasi baris pertama diperoleh matriksnya seperti yang
digambarkan pada matriks di bawah ini. Untuk operasi baris
kedua, carilah elemen x pada baris kedua, dimulai dari baris
ke-2 sampai baris ke-4, yang nilai mutlaknya terbesar, lalu
pertukarkan barisnya dengan baris ke-2. Elemen x yang nilai
x
0
0
0
x
x
x
x
xx
xx
xx
xx
x
x
x
x
]
Cari x terbesar, lalu
pertukarkan
barisnya
dengan
baris ke-2
perhatikanlah bahwa teknik pivoting sebagian juga sekaligus
menghindari pemilihan pivot = 0 (sebagaimana dalam simple
pivoting) karena 0 tidak
urutan
suku
dan
akibatnya
menambah
b. Dengan
tata-ancang
pivoting
sebagian
(Gauss
yang
dimodifikasi)
Penyelesaian
a. Tanpa tata-ancang pivoting sebagian
]
(0.0003 sebagai pivot)
R2
R 20.3454 R1
=R2 1151 R 1
0.0003
a21 0
a22 2.436( 1151 ) ( 1.566 )=2.43618021804
b22 1.018( 1151 ) ( 1.569 ) 1.0181806 1805
x 2=
1805
=1.001
1804
x 1=
x 12 , sehingga
x2
menghasilkan
0.0003
R 0.3454 2.436 1.018
0.3454 2.436 1.018 R2
0.3454 1
0.0003 1.566 1.569
0
1.568 1.568
x 2=
1.568
=1.000
1.568
x 1=
1.018(2.436 ) (1.000)
=10.02
0.3454
solusi a)
Jadi, solusinya adalah x = (10.02, 1.000), yang lebih baik
daripada solusi a. keberhasilan ini karena
a21
tidak
a22 , sehingga
x2
tidak akan
x1 .
sering
menggunakan
ditemui
ukuran
dalam
satuan
praktek
yang
rekayasa
berbeda-beda
yang
dalam
SPL.
Contoh:
Selesaikan system persamaan lanjut berikut sampai 3 angka
bena dengna menggunakan metode eliminasi Gauss yang
menerapkan perskalaan dan tanpa perskalaan:
2x 1
100000x 2=100000
x 1+ x 2=2
(Solusi sejatinya dalam 3 angka bena adalah
(i)
x 1=x 2=1,00
Penyelesaian:
Tanpa perskalaan
Solusinya adalah
x 2=1.00
x 1=0.00
(ii)
(salah)
Dengan penskalaan
2
x 1+ x 2=2
0.00002
x 1+ x 2=2
:1
x 1+ x 2=1
] [
0.00002 1 1 R2 R1
1
1 2 1 1
2
1
1 2 () 0.00002 1 1
0 1 1.00
Solusinya,
x 2=1.00
x 1=1.00
(benar)
10
bahwa
penskalaan
dapat
mengubah
pemilihan pivot.
Kemungkinan solusi SPL
Tidak semua SPL mempunyai solusi. Ada 3 kemungkinan
yang dapat terjadi pada SPL:
a) Mempunyai solusi yang unik
b) Mempunyai banyak solusi, atau
c) Tidak ada solusi sama sekali
Untuk SPL dengan tiga buah persamaan atau lebih (dengan tiga
peubah atau lebih)tidak terdapat tafsiran geometrinya (tidak
mungkin dibuat ilustrasi grafiknya) seperti pada SPL dengan dua
buah persamaan. Namun, kita masih dapat memeriksa masingmasing kemungkinan solusi itu berdasarkan pada bentuk matriks
akhirnya. Agar lebih jelas, tinjau contoh pada SPL yang disusun
oleh tiga persamaan.
1) Solusi unik/tunggal
1 1 1 0 Eliminasi 1 1 1 0
2 3 4 1 Gauss 0 1 1 1
3 1 21
0 0 3 3
Solusi:
1 1 2 4 Eliminasi 1 1
2 4
2 1 1 2 Gauss 0 3 36
1 2 36
0 0
0 0
Perhatikan
hasil
eliminasi
Gauss
pada
baris
terakhir.
0 x 1+0 x 2 +0 x 3=0
x 3=k ,
11
Maka
1 1 2 4 Eliminasi 0 1
2 4
2 1 1 2 Gauss 0 3 36
1 2 37
0 0
0 1
Perhatikan
hasil
eliminasi
Gauss
pada
baris
terakhir.
0 x 1+0 x 2 +0 x 3=1
B. Eliminasi Gauss-Jordan
Dalam aljabar linear, eliminasi Gauss-Jordan adalah versi dari
eliminasi Gauss. Pada metode eliminasi Gauss-Jordan kita membuat
nol elemen-elemen di bawah maupun di atas diagonal utama suatu
matriks. Hasilnya adalah matriks tereduksi yang berupa matriks
diagonal satuan (semua elemen pada diagonal utama bernilai 1,
elemen-elemen lainnya nol).
Dalam bentuk matriks, eliminasi Gauss-Jordan ditulis sebagai
berikut.
a 11
a 21
a 31
an 1
a12 a13
a22 a23
a32 a33
a n2 an 3
a1 n
a2 n
a3 n
a nn
b1
b2
b3
bn
][
,
1 0 0 0 b1
,
0 1 0 0 b2
0 0 1 0 b,3
0 0 0 1 b,
n
Solusinya:
12
]
x 1=b,1
x 2=b,2
x n=b ,n
ai , i
Bila ya:
Pertukarkan baris ke-i dan baris ke i+kn, dimana
ai +k ,i
13
ai , k =
ai , k
ai , i
c=a j , i
Hitung
a j ,k =a j ,k c . ai , k
x i=ai , n+1
Contoh:
x+ y+ 2 z=9
2 x + 4 y3 z=1
3 x+6 y 5 z=0
Penyelesaian:
1 1 2 9 (i)
2 4 3 1 (ii)
3 6 5 0 (iii)
1 1 2 9
0 2 7 17
3 6 5 0
baris (ii)
1 1
2 9
0 2 7 17
0 3 11 27
baris (iii)
14
1 1
2 9
7 17
0 1
2 2
0 3 11 27
[ ]
2 9
7 17
0 1
2 2
1 3
0 0
2 2
1 1
baris (iii)
1 1
2 9
7 17
0 1
2 2
0 0 1 3
[ ]
1 0
0 1
0 0
11
9
2
17
7
2
2
3
1
baris (i)
( )
()
1
1 0 0 1 kalikanbaris ( iii ) dengan 12 , lalu tambahkan ke baris ( i ) ,
0 1 02
0 0 1 3 dan kalikan baris ( iii ) dengan 7 ,lalu tambahkan ke baris (ii)
2
Diperoleh penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3.
15
x+ y+ 2 z=9
2 x + 4 y3 z=1
3 x+6 y 5 z=0
Kita akan coba menyelesaikan SPL di atas dengan operasi baris
elementer dengan
MATLAB.
clc;
clear;
dariMetode
persamaan:
x + yGauss
+ 2z = 9')
1) disp('Solusi
Menggunakan
Eliminasi
disp('
2x+4y - 3z = 1')
disp('
3x+6y - 5z = 0')
16
clc;
clear;
disp('Solusi dari persamaan: x + y + 2z = 9')
2x+4y
- 3z = 1')
2).disp('
Menggunakan Metode Eliminasi
Gauss-Jordan
disp('
3x+6y - 5z = 0')
disp('Menggunakan Metode Eliminasi Gauss-Jordan')
A=[1 1 2 9;2 4 -3 1;3 6 -5 0]
disp('Baris 1 = Baris 1 bagi baris 1 kolom 1')
A(1,:)=A(1,:)/A(1,1)
disp('Baris 2 = - Baris 2 kolom 1 kali baris 1 + Baris 2')
A(2,:)=-A(2,1)*A(1,:)+A(2,:)
disp('Baris 3 = - Baris 3 kolom 1 kali baris 1 + Baris 3')
A(3,:)=-A(3,1)*A(1,:)+A(3,:)
disp('Baris 2 = Baris 2 bagi baris 2 kolom 2')
A(2,:)=A(2,:)/A(2,2)
disp('Baris 3 = - Baris 3 kolom 2 kali baris 2 + Baris 3')
A(3,:)=-A(3,2)*A(2,:)+A(3,:)
disp('Baris 3 = Baris 3 bagi baris 3 kolom 3')
A(3,:)=A(3,:)/A(3,3)
disp('Baris 1 = - Baris 1 kolom 2 kali baris 2 + Baris 1')
A(1,:)=-A(1,2)*A(2,:)+A(1,:)
disp('Baris 2 = - Baris 2 kolom 3 kali baris 3 + Baris 2')
A(2,:)=-A(2,3)*A(3,:)+A(2,:)
disp('Baris 1 = - Baris 1 kolom 3 kali baris 3 + Baris 1')
A(1,:)=-A(1,3)*A(3,:)+A(1,:)
disp('Dengan demikian, diperoleh:')
x1=A(1,4)
x2=A(2,4)
x3=A(3,4)
18
-3
-5
-3
-5
-7 -17
-5
3 -11 -27
-7 -17
1.0000
2.0000
9.0000
1.0000
2.0000
9.0000
0 -0.5000 -1.5000
1.0000
2.0000
9.0000
1.0000
3.0000
5.5000 17.5000
1.0000
3.0000
1.0000
5.5000 17.5000
0
2.0000
1.0000
3.0000
20
2x+4y - 3z = 1')
disp('
3x+6y - 5z = 0')
-3
-5
b=
9
1
0
x=
BAB III
1.0000
2.0000
3.0000
21
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di
dalam matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana.
System persamaannya adalahsebagai berikut:
a1 n
a2 n
a3 n
an n
][ ] [ ]
x1
b1
x2
b2
=
x3
b3
xn
bn
a 11
a 21
a 31
an 1
a12 a13
a22 a23
a32 a33
a n2 an 3
a1 n
a2 n
a3 n
a nn
b1
b2
b3
bn
][
,
1 0 0 0 b1
,
0 1 0 0 b2
0 0 1 0 b,3
0 0 0 1 b,
n
B. Saran
Untuk bisa memahami materi tentang metode numerik maka perlu
mengumpulkan banyak referensi dari berbagai sumber.
22