Anda di halaman 1dari 5

Puisi untuk Sepeda

Sepedaku
Sepedaku ....................
Kau adalah teman setiaku
Warnamu sangat indah
Kau sangat berarti bagiku
Kau temani aku ke sekolah
Sepedaku ....................
Meskipun cuaca Hujan dan Panas
Kau selalu menemaniku
Oh .......... Sepedaku
Kau ku rawat, dan kau ku bersihkan
Agar terlihat seperti baru

Bus kota
keberadaanmu memang hanya dikota
penumpangmu dari segala usia
pelajar, mahasiswa, pegawai, dan ibu rumah tangga
sesekali pengamen yang jual suara
sebentar jalan, sebentar berhenti
penumpang pun silih berganti
jauh dekat tarifnya sama
memang itu jadi ciri khasnya
sesama bus kota dilarang saling mendahului
peringatan dari sesama pengemudi
tapi yang kulihat kini
hanyalah sebuah basa basi

Pesawat
Pesawat kau seperti burung yang terbang di langit.
Pesawat engkaulah penguasa langit.
Saat kau terbang andaikan air yang menguap ke langit,
Saat kau kembali andaikan air yang jatuh ke bumi dan
Saat kamu terbang andaikan emas yang berjalan.

Pesawat kau dipakai semua orang.


untuk terbang dari kota ke kota.
Dari negara ke negara.
Ekormu selalu seperti burung berbulu indah.
Yang terbang di langit biru.
Pesawat engkau dikendarai oleh pilot.
Pramugari selalu melayani penumpang.
Tempat duduk selalu siap untuk penumpang.
Dan sabuk pengaman yang sudah disiapkan.
Itulah pesawat.

MOBIL
Kuntowijoyo
Mobil-mobil sudah berangkat
pergi ke tengah kota
meninggalkan gas dan debu
terdengar mereka tertawa
karavan yang sempurna
Di pusat kota
di muara yang deras airnya
mereka labuh waktu
Aku menutup mata
tidak karena debu-debu
aku ingin melihat rumahku
dalam sunyi di tengah rimba kunang-kunang
Alangkah jelasnya, Tuhan, alangkah jelasnya.

Puisi Kapal Berlayar


Posted on 12 Januari 2011 by liliskurniasih

Puisi :

KAPAL BERLAYAR
Oleh : Wawan Cavalera
Dalam kesunyian aku termenung
Tentang hati
Tentang Hidup
Dan tentang Kapal ini
Setengah Abad lebih telah berlayar
Namun tujuan masih terselubung kabut
Angin dan Ombak selalu menggoncang
Nahkoda ulung atau pengulung.
Angin dan ombak samarkan laju

Semua penumpang ingin jadi nahkoda


Semua penumpang ingin jadi pelaut
Atau hanya sekedar penumpang yang sok tau
Nahkoda tak lagi jadi Nahkoda
Kini Nahkoda tinggal jadi ABK
Kemudi berputar kiri dan kanan
Alur kapal bagaikan ular
Entah dimana kapal ini berhenti berlayar
Sedangkan kemana akan berlayar pun, Nahkoda mungkin tak pernah tahu
Kadang ke barat, kadang ke selatan.
Bahkan mungkin kembali ke timur
Tapi semua tak pernah sadar.
Musim Badai mungkin telah berlalu.
Tapi mentari masih tetap berputar
Dan pasti masih berputar.
Desember memang telah berlalu
Namun Desember tidak pernah hilang.
Wahai Nahkoda
Wahai ABK
Wahai Penumpang.
Sudah tahukan kalian hendak kemana kapal ini melaju.
Kalian kira laju ke barat.

Namun tak sadar bisa jadi kembali ke timur.


Kompas hanya tinggal pajangan
Peta mungkin jadi bungkus belacan
Tapi yang pasti..
Diantara penumpang pasti ada yang sok tau

Anda mungkin juga menyukai