Anda di halaman 1dari 3

Teori Geosentris

Pandangan geosentris memandang bahwa bumi adalah pusat dari alam semesta atau
tata surya. Pandangan ini berkembang pada sekitar 600 tahun sebelum masehi. Geosentris
diyakini oleh beberapa filsuf seperti Amaximandaros, Aristoteles, Hipparchus dan puncaknya
yaitu Ptolomeus yang membuat peta benda langit dalam buku Almagest. Ia berpandangan
bahwa bumi adalah diam dan benda langit lain bergerak mengitari bumi berdasarkan
pengamatan matahari yang terbit dari timur dan tenggelam di barat
Pemikiran tentang gerak benda langit sudah dilakukan ratusan tahun sebelum masehi.
Prosesnya dimulai sejak Anaximander (611-546 SM) membuat model geosentris pertama
dengan mengungkapkan bahwa Bumi datar, tidak bergerak, dan dikelilingi oleh Matahari,
Bulan, dan bintang-bintang yang terletak pada kulit-kulit bola. Kemudian Phytagoras (569475 SM), yang mengajarkan bahwa bola adalah bentuk geometri yang paling sempurna,
membuat perubahan pada model sebelumnya dengan mengatakan bahwa bentuk Bumi adalah
bulat. Tambahan mendetil juga diberikan oleh Eudoxus (408 SM) tentang gerak benda langit
yang melingkar.
Model geosentris ini terus disempurnakan oleh beberapa orang, misalnya Aristoteles
(384-322 SM). Ia memiliki kelebihan dibanding orang-orang sebelumnya karena melakukan
pengamatan untuk memperjelas model geosentris ini. Dari salah satu hasil pengamatannya ia
memberikan bukti yang menunjukkan bahwa Bumi itu bulat. Kesimpulan itu didapatnya

setelah mengamati bayangan Bumi yang mengenai permukaan Bulan pada peristiwa gerhana
Bulan berbentuk lingkaran. Ia juga berpendapat bahwa ukuran Bumi yang sangat besar
membuatnya tidak mungkin untuk bergerak. Muncul teori lain tentang alam semesta. Teori
ini juga menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta dan diusulkan oleh Claudius
Ptolomeus. Teori ini pertama-tama dibuat untuk menjelaskan adanya gerak retrogade (gerak
maju mundur) planet. Ptolomeus menjelaskan konsep alam semesta dalam bukunya yang
berjudul Almagest. Dalam teorinya, Ptolomeus menjelaskan bahwa semua benda langit
bergerak mengelilingi sebuah titik. Lintasan benda langit ini disebut epicycle. Epicycle ini
bergerak dalam lintasan yang lebih besar yang disebut deferent. Bumi bulan pusat deferent,
tetapi letaknya tidak terlalu jauh dari pusat deferent, yaitu pada titik yang disebut equant.
Ilmuwan yang mendukung :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Aristoteles (384-322)
Claudius Ptolomeus (140 SM)
Hipparchus (150 SM)
Abu Jafar Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-875 M)
Nasiruddin Muhammad al-Thusi (598-673 H/ 1201-1274 M)
Ibnu Jabr al-Battani (858-929 M)
Al-Farghany

Selain teori yang diusulkan oleh Aristoteles dan Ptolomeus, ada teori
lain tentang alam semesta yang diusulkan oleh Aristarchus. Menurut
Aristarchus, pusat alam semesta bukan bumi, melainkan matahari. Bumi
hanyalah salah satu dari beberapa planet yang bergerak mengelilingi
matahari dalam lintasan yang berbentuk lingkaran.
Asumsi:
- Bergerak Bumi adalah pusat alam semesta,
- 20 000 earthbeam menjauh dari pusat alam semesta ada bola kristal,
- Di dalam lingkup ada 7 planet: Bulan, Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter, Saturn,
- Konstan bintang tetap untuk bola,
- Bulan dan Matahari bergerak langsung pada lingkaran (deferents) di sekitar Bumi,
- Planet lain juga bergerak di aroun lingkaran Bumi, tetapi, lebih jauh lagi, mereka
melakukan gerakan seragam rute yang lebih kecil yang disebut epicycle.

Anda mungkin juga menyukai