Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

GRAVITASI UNIVERSAL
(Teori Geosentris dan Heliosentris, Hukum Kepler,
Hukum Gravitasi Newton dan Tafsiran Newton
Terhadap Hukum Kepler)

Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Ilmu


Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) Semester Ganjil
Dosen Pembimbing : Lina Avianty M, Si

Disusun Oleh :
Eli Anisa (053807)
Erna Puspita (054045)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2006
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini. Solawat serta salam
kami haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, keluarga,
sahabat serta para pengikutnya sampai akhir zaman.
Makalah ini membahas tentang gravitasi universal dalam sub pokok
bahasan yaitu teort geosentris dan heliosentris, hukum Kepler, hukum gravitasi
Newton dan tafsiran Newton terhadap hukum Keper.
Makalah ini disususn unutk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Penegetahuan Bumi dan Antaraiksa (IPBA) pada semester ganjil tahun akademik
2006/2007 denghna dosen pembimbing
Kami menyadari bahwa isi dalam makalah ini masih sangat kurang. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan
untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Bandung, September 2006

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Teori Geosentris dan Heliosentris
Bab III Hukum-Hukum Kepler
Bab IV Hukum Gravitasi Newton
Bab V Tafsiran Newton Terhadap Hukum Kepler
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

Pemahaman manusia akan ilmu pengetahuan tentang alam semesta (sains)


pada tiga setengah abad sebelum masehi hanya didasarkan pada pengamatan atau
observasi tanpa ada penjelasan yang didukung oleh percobaan atau eksperimen
seperti yang lazim dilakukan untuk mengetahui suatu fenomena alam.
Ada dua persoalan yang menjadi pokok pikiran pada zaman itu (zaman
Yunani) yaitu kecenderungan benda-benda untuk jatuh ke bumi dan gerakan
planet-planet yang dianggap sebagai persoalan yang terpisah.
Sejak dahulu kala manusia tertarik akan benda-benda antariksa yang
terlihat di langit. Para ahli pada waktu itu mencoba melukiskan sifat gerak benda-
benda antariksa. Berdasarakan pengamatan sehari-hari tampak bahwa semua
benda anatariksa terbit di timur dan tenggelam di barat. Jadi mereka berpandangan
bahwa bumi sebagai pusat alam semesta. Pandangan ini disebut pandangan
geosentris (teori geosentris) atau disebut juga sistem Ptolemaeus.
Orang pertama yang menyatakan bahwa bumi kita ini bergerak
mengelilingi matahari adalah Nicholas Copernicus. Tetapi orang pertama yang
memperhitungkan tentang perubahan posisi planet-planet terhadap matahari
adalah Trycho Brahe dan orang yang serius mencermati dan menganalisis data
posisi planet-planet yang dikumpulkan oleh Trycho Brahe adalah Johanes Kepler.
Johanes Kepler menghasilkan tiga hukum tentang gerak planet. Sedangkan orang
yang mencoba memahami hukum-hukum Kepler adalah Sir Issac Newton sampai
dia berhasil menyusun hukum gravitasi universal yang sangat terkenal.
BAB II
TEORI GEOSENTRIS DAN HELIOSENTRIS

Astronomi sebagai ilmu baru berkembang di Yunani pada abad IV SM


yang berpendapat bahwa bumi berbentuk datar. Dua abad kemudian muncul
terobosan pertama dalam astronomi yang dilakukan oleh Aristoteles yang
berpendapat bahwa bumi bulat bundar. Terobosan kedua hampir dilakukan oleh
Arisrarchus pada abad III SM yang menyatakan bahwa bumi berputar dan beredar
mengelilingi matahari yang merupakan pusat gerak langit (heliosentris). Namun
dia tidak cukup banyak pendukung. Zaman astronomi klasik Yunani ditutup oleh
Hipparchus pada abad I SM yang menyatakan bumi yang bundar itu diam,
matahari, bulan dan planet-planet mengelilingi bumi dalam lintasan yang lebih
rumit yang terdiri dari lingkaran-lingkaran kecil dinamakan epicycle yang
menumpangi lingkaran-lingkaran yang lebih besar. Sistem geosentris ini
disempurnakan oleh Cladius Ptolemaus pada abad II M yang merupakan ilmuwan
astronomi Mesir Kuno. Sistem geosentris ini disebut juga teori geosentris atau
lebih dikenal sistem Ptolemaus. Pandangan Ptolemaus ini memang sesuai dengan
pengamatan mata telanjang yaitu semua benda antariksa terbit di timur dan
terbenam di barat. Tetapi bila sistem ini digambarkan di atas kertas, maka gerak
benda langit menjadi sulit dan rumit untuk ditelusuri.
Lebih dari tiga belas abad toeri geosentris diterima masyarakat dunia.
Barulah pada tahun 1512, seorang ilmuwan astronomi berkebangsaan Polandia,
Nicolaus Copernicus (1473-1543) mengemukakan bahwa benda langit
mengelilingi matahari dengnan orbit lingkaran. Pernyataan ini mendukung
pernyataan Aristacus yang sebelumnya telah mengatakan bahwa mataharilah
pusat tata surya. Sistem ini disebut sistem heliosentris (bahasa Yunani : Helios =
matahari). Dalam sistem Copernicus gerak benda langit tampak menjadi lebih
sederhana dan memudahkan pengelompokkan keluarga benada langit secara
bersistem. Dalam pandangan ini para ilmuwan kemudian mengemukakan apa
yang dikenal dengan sistem tata surya, yaitu kelompok atau keluarga benda langit
yang bergerak mengelilingi matahari.
Adanya dua teori yang bertentangan tersebut telah merangsang para ahli
ilmu hitung untuk memperoleh data pengamatan yang lebih teliti. Data seperti itu
akhirnya didapat oleh Tycho Brache. Namun dalam melakukan pengamatan,
Brache belum menggunakan teleskop. Pada tahun 1609, Kepler mendukung
gagasan teori heliosentris dengan mengeluarkan tiga hukumnya yang selain
menyebutkan bahwa matahari adalah pusat tata surya juga memperbaiki mengenai
bentuk orbit planet, yaitu yang berbentuk ellips. Pada tahun yang sama, Galileo
menjadi penemu teleskop yang pertama. Melalui pengamatang dengan
menggunakan teleskopnya, Galileo menyimpulkan bahwa bumi bukanlah pusat
gerak. Penemuan teleskop oleh Galileo ini bukan saja mmbantu menguatkan
konsep heliosentris Copernicus tetapi juga membuka lembaran baru dalam
perkembangan ilmu astronomi selanjutnya.

Hukum Copernicus (Heliosentris)


BAB II
HUKUM KEPLER

Johanes Kepler merupakan orang ketiga yang paling menonjol di antara


para ahli astronomi pada abad pertengahan setelah Tycho Brache dan Sir Issac
Newton. Kepler dilahirkan pada tahun 1572 di suatu kota di Jerman.
Orang Yunani Kuno mempunyai anggapan bahwa lingkaran adalah bentuk
yang mulia sehingga mereka percya bahwa benda langit bergerak dalam lintaasan
yang berupa lingkaran. Paham ini menimbulkan kesulitan, bahkan Nicholas
Copernicus (1473-1543), dengan teori heliosentrisnya yang menempatkan
matahari sebagai pusat tata surya, pada saat itu masih beranggapan bahwa orbit
planet mengelilingi matahari berupa lingkaran.
Menjelang akhir abad XVI, Tycho Brache mempelajari tentang gerakan
planet. Ia sempat menerbitkan buku mengenai posisi-posisi bintang, perubahan
warnanya, jarak dan arti arti dari semua bintang. Buku itulah yang menjadikan
Tycho Brache terkenal sebagai ahli astronomi.
Dengan mengunakan data dari Brache, Johanes Kepler, selama kurang
lebih dua puluh tahun telah bereksperimen sampai dia mengemukakan bahwa
orbit planet mengelilingi matahari tidaklah berbentuk lingkaran melainkan
berbentuk ellips. Ia juga menunjukkan bahwa planet tidak bergerak dengan
kelajuan konstan tetapi bergerak lebih cepat ketika dekat dengan matahari
dibandingkan bila jauh. Kepler berhasil mengembangkan hubungan matematika
antara periode planet dan jarak rata-ratanya dari matahari yang kemudian
dituangkan melalui ketiga hukummya tentang gerakan planet. Ketiga hukum
Kepler merupakan hukum empiris yang hanya berdasarkan hasil pengamatan..
Adapun ketiga hukum ketiga Kepler tersebut adalah :
1. Semua planet bergerak dalam lintasan berupa ellips dengan matahari
sebagai salah satu titik fokusnya
Hukum Kepler I
2. Garis yang menghubungkan tiap planet dan matahari dalam selang waktu
yang sama akan menyapu luas daerah yang sama

Hukum Kepler II

3. Kuadrat periode tiap planet sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata
planet ke matahari

Hukum Kepler III


..( 1 )
Hukum Kepler ini sekaligus memperkuat teori heliosentris yang dikemukakan
oleh Copernicus. Sayangnya Kepler tidak dapat menjelaskan tentang konsep gaya
yang menyebabakan keteraturan tersebut. Namun hukum gravitasi Newton
nantinya akan memberikan penjelasan fisis pada ketiga hukum Kepler. Dalam
kasus inihukum gravitasi Newton mengharuskan setiap planet ditarik menuju
matahari dengan sebuah gaya yang berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari
planet ke matahari. Dengan cara ini, Newton mampu menerangkan gerak planet
dalam tata surya dan gerak benda jatuh di dekat permukaan bumi dengan konsep
yang sama. Newton menggabungkan konsep mekanika benda langit dan mekanika
bumi yang sebelumnya dianggap sebagai dua masalah yang berbeda.
BAB III
HUKUM GRAVITASI NEWTON

Newton dilahirkan di Woolsthrope, Lincolnshire, Inggris ketika musim


dingin tahun 1642. Penemuan Newton tentang gravitasi diilhami dari pengamatan
peristiwa buah apel yang jatuh dari pohonnya ketika dia sedang duduk di bawah
pohon tersebut. Saat itu sekolahnya, dimana ia menjadi asisten dosen, ditutup
karena wabah penyakit menular.
Hukum Kepler memberikan kemudahan bagi Newton dalam
menghubungkan percepatan sebuah planet dalam orbitnya dengan gaya yang
dilakukan oleh matahari pada planet, yang berubah secara terbalik dengan kuadrat
jarak antara matahari dan planet. Newton mampu membuktikan bahwa gaya yang
berubah secara terbalik dengan kuadrat jarak pisah akan menghasilkan orbit elips
yang diamati oleh Kepler.
Yang menjadi pertanyaan utama bagi Newton adalah mengenai gaya yang
harus bekerja untuk mempertahankan bulan pada orbitnya yang hampir berupa
lingkaran dalam mengelilingi bumi. Dia juga memikirkan mengapa benda yang
jatuh bebas dipercepat dan mempunyai arah menuju pusat bumi. Newton
menyimpulkan bahwa pasti ada gaya yang bekerja pada benda tersebut, yang kita
sebut dengan gaya gravitasi.
Newton berusaha menentukan besar gaya gravitasi yang diberikan bumi
pada bulan dengan membandingkan gaya gravitasi pada benda-benda
dipermukaan bumi. Dari penemuan ilmuwan sebelumnya, percepatan sebuah
benda yang jatuh bebas karena gravitasi adalah 9,8 m/s 2 dan percepatan bulan
dapat dihitung dari persamaan ar = v2/r (karena bulan dianggap bergerak
melingkar), dimana v adalah laju bulan dalam mengelilingi bumi dan r adalah
orbit bulan dalam mengelilingi bumi. Kita tahu bahwa orbit bulan dalam
mengelilingi bumi adalah 384.000 km dan bulan sekali mengorbit bumi selama 27
hari (T = 27) maka:
ar = v2/r = (2πr2) / (Tr r) = 0,00272 m/s2
Dengan membandingkan percepatan gravitasi bumi dan percepatan sentripetal
bulan didapat :
ar ≈ 1/3600 g
Dengan demikian, percepatan bulan terhadap bumi kira-kira 1/3600 kali
percepatan benda yang ada dipermukaan bumi atau 3600 kali lebih kuat dari apel
yang jatuh. Jarak antara bumi dan bulan adalah 384.000 km, atau sama dengan 60
kali radius bumi yang besarnya 6400 km (ini merupakan jarak apel dari pusat
bumi dimana diameter bumi dihitung sekitar 12.800 km). Jarak dari pusat bumi ke
bulan adalah 60 kali lebih jauh dari benda-benda di permukaan bumi. Dari sinilah
Newton menyimpulkan bahwa hubungan antara percepatan gravitasi dan jarak
benda terhadap bumi yaitu :
g ≈ 1/R2
Menurut hukum Newton ketiga, ketika bumi memberikan gaya gravitasi
ke benda apapun, seperti bulan misalnya, benda tersebut akan memberikan gaya
yang sama besar tetapi berlawanana arah pada bumi. Berdasarkan simetri ini,
Newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi harus sebanding dengan kedua
massa sehingga :
F ≈ M E M B / R2
dimana ME adalah massa bumi dan MB adalah massa benda lain dan R adalah jarak
dari pusat bumi ke pusat benda lain tersebut. Seratus tahun setelah Newton
mempublikasikan hukumnya, pada tauhn 1798 Henry Caveroish berhasil
menemukan nilai konstanta G yang besarnya 6,67 x 10 –11 N/m2/kg2.

Buah Apel dan Gerak Bulan Mengelilingi Bumi


Hukum gravitasi Newton menyatakan hubungan antara gaya dan gerak
sebagai suatu hubungan sebab-akibat. Dalam kasus ini gaya dikaitkan dengan
kekuatan mendorong atau menarik sebagai penyebab “perubahan gerak” sebuah
benda. Atau dengan kata lain, gaya merupakan penyebab perubahan besar
kecepatan (laju) dan arah gerak (arah kecepatan) benda. Dengan hukum gravitasi
Newton kita dapat menerangkan gerakan bulan dalam mengelilingi bumi dan
benda yang jatuh ke bumi (misalnya kisah apel Newton).
Pertama, kita akan membahas mengenai gerak bulan mengelilingi bumi
berdasarkan hukum gravitasi Newton. Andaikan bulan tidak tidak mengalami
gaya apapun, bulan akan cenderung diam atau bergerak lurus dengan kecepatan
tetap. Tetapi kenyataannya bulan tidak bergerak lurus melainkan bergerak
mengelilingi bumi, berarti pada bulan harus bekerja suatu gaya yang tak lain
adalah gaya tarik gravitasi bumi. Yang menjadi pertanyaan kita sekarang adalah
mengapa bulan tidak jatuh tertarik ke bumi seperti halnya apel yang jatuh, padahal
gerak keduanya sama-sama dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Hal ini disebabkan
oleh bulan pada saat semula bergerak dengan kecepatan awal tertentu terhadap
bumi. Kita tahu bahwa orbit bulan dalam mengelilingi bumi berupa lingkaran, dan
setiap benda yang bergerak melingkar dengan kecepatan tertentu terjadi
percepatan ke arah pusat benda, yang kita sebt dengna percepatan sentripetal.
Percepatan sentripetal inilah yang menyebabkan bulan tidak tertarik jatuh ke
bumi. Jadi, dalam hal ini gaya gravitasi hanya mempengaruhi gerak bulan.
Mengenai pengaruh gaya gravitasi terhadap apel yang jatuh kita tinjau
hukum kedua Newton yang menyatakan bahwa besarnya perubahan gerak benda
(yang disebut percepatan) berbanding terbalik dengan massa benda tersebut dan
berbanding lurus dengan gaya penyebabnya. Besaran massa tersebut dapat
disetarakan dengan berat benda (dalam hukum gravitasi) dan secara fisika
merupakan ukuran keengganan benda untuk mengubah keadaan gerak semula
(kelembaman benda). Jadi secara fisika hukum ini menyatakan bahwa benda yang
massanya lebih besarv(atau lebih berat) mempunyai kecenderunga untuk
mempertahankan dirinya atau mengubah keadaan geraknya semula sedangkan
benda yang jauh lebih kecil massanya memperlihatkan perilaku yang lebih luwes.
Dalam kasus antara apel yang jatuh dengan bumi, apel mempunyai kecenderungan
untuk jatuh ke bumi karena massa apel yang sangat lebih kecil dari bumi. Dan
penyebab apel jatuh yang tertarik ke arah pusat bumi tidak lain adalah gaya yang
disebut Newton dengan gaya gravitasi.
BAB IV
TAFSIRAN NEWTON TERHADAP HUKUM KEPLER

Walaupun hukum Kepler merupakan langkah penting untuk memahami


erakan planet-planet, namun hukum tersebut tetap saja hanya aturan empiris ang
diperoleh dari pengamatan astronomis Tyche Brache. Hukum gravitasi Newton
menjelaskan penjelasan fisis pada ketiga hukum Kepler. Berikut ini akan kita
tunjukkan bahwa hukum Kepler merupakan akibat dari hukum gravitasi Newton
namun sebelumnya kita tinjau dahulu hukum gerak dua benda.
Menurut hukum gerak dua benda, jika terdapat dua benda yang sedang
bergerak maka pada kedua benda tersebut akan saling menarik akibat gaya
gravitasi. Misalkan kedua benda tersebut adalah benda 1 dan 2 yang massanya
masing-masing m1 dan m2 bergerak dalam koordinat sistem kartesius dan
koordinat kedua benda tersebut masing-masing (x1, y1, z1) dan (x2, y2, z2). Maka
pada benda 1 akan bekerja gaya :
d 2r mm
m1 2
= −G 1 2 2 .. ( 2 )
dt r
r adalah jarak kedua benda. Dalam komponen sumbu x, y, z persamaan di atas
dapat ditulis sebagai berikut :
d 2 x1 x −x
m1 2
= −Gm1m2 1 3 2 .. (3)
dt r
d 2 y1 y −y
m1 2
= −Gm1m2 1 3 2 .. (4 )
dt r
d 2 z1 z −z
m1 2
= −Gm1m2 1 3 2 .. (5)
dt r
Dengan cara yang sama, kita peroleh komponen gaya yang bekerja pada
benda 2 yaitu :
d 2 x2 x −x
m2 2
= −Gm1m2 2 3 1 ..( 6 )
dt r
d 2 y2 y −y
m2 2
= −Gm1m2 2 3 1 .. ( 7 )
dt r
d 2 z2 z −z
m2 2
= −Gm1m2 2 3 1 .. ( 8 )
dt r
Apabila keenam persamaan diferensial di atas kita pecahkan, maka kita
dapat menentukan koordinat kedua benda (x1, y1, z1) dan (x2, y2, z2) sebagai fungsi
waktu t atau dengan kata lain kita dapat menentukan posisi benda setiap
saatsehingga kita juga dapat menentukan letak kedua benda tersebut.
Untuk mempermudah pengerjaan, kita dapat meninjau gerak benda yang
satu relatif terhadap yang lain (misal gerak relatif planet terhadap matahari).
Dalam kondisi ini, benda yang satu kita anggap diam dan yang lain merupakan
pusat koordinat. Posisi awal benda dapat ditulis sebagai berikut :
x = x2 – x1 ... (9)
y = y2 – y1 ... (10)
z = z2 – z1. … (11)
dan kita definisikan
M = m1 + m2 .. ( 12 )
Dengan mensubstitusikan posisi awal benda dan definisi M kita dapatkan :
d 2x x
2
= −GM 3 .. ( 13 )
dt r
d2y y
2
= −GM 3 .. ( 14 )
dt r
d 2z z
2
= −GM 3 .. ( 15 )
dt r
Kalikan persamaan (13) dengan y, (14) dengan x, lalu keduanya dikurangkan
sehingga didapat :
d2y d 2x
x − y =0 … (16)
dt 2 dt 2
d  dy dx 
 x − y ÷= 0
dt  dt dt  … (17)
Bila persamaan di atas kita integrasikan maka diperoleh :
dy dy
x −y = a1 … (18)
dt dt
Dengan cara yang sama kita peroleh :
dz dy
y −z = a2 … (19)
dt dt
dx dz
z − x = a3 … (20)
dt dt
dengan a merupakan konstanta. Jika ketiga persamaan di atas kita kita kalikan
dengan z,x, dan y, kemudian ketiganya dijumlahkan, maka diperoleh :
a1z + a2x + a3y = 0 … (21)
Persamaan (19) disebut persamaan bidang datar, jadi orbit benda terletak pada
sebuah bidang datar yang tetap.
Kalikan persamaan (13) dengan 2(dx/dt), persamaan (14) dengan 2(dy/dt), dan
persamaan (15) dengan 2(dy/dt), kemudian ketiganya dijumlahkan maka akan
diperoleh :
 dx d 2 x dy d 2 y dz d 2 z  GM  dx dy dz 
2 2
+ 2
+ 2 
= −2 3  x dt + y dt + z dt  … (22)
 dt dt dt dt dt dt  r

atau

d  dx   dy   dz  
2 2 2
GM  dx dy dz 
  ÷ +  ÷ +  ÷  = −2 3  x dt + y dt + z dt  …(23)
dt  dt   dt   dt   r

Jarak antara kedua benda dan kecepatan benda dapat dinyatakan :


r2 = x2 + y2 + z2 ... (24)
2 2 2
 dx   dy   dz 
v =  +  + 
2
... (25)
 dt   dt   dt 
Dari persamaan (21), (22, dan (23) diperoleh:
dv 2 GM dr
= −2 2 … (26)
dt r dt
Jika persamaan di atas kita integralkan terhadap t, maka akan diperoleh :
GM
v2 = 2 +h … (27)
r
dimana h adalah suatu konstanta sembarang.
Untuk menyederhanakan persoalan kita tinjau gerak benda dalam bidang
(x, y) sehingga gerak benda hanya ditentukan oleh persamaan (13) dan (14).
Dengan cara yang telah dikemukakan sebelumnnya, kedua persamaan tersebut
menghasilkan dua hasil integral (lihat kembali persamaan (18) dan (26)) yaitu :
2 2
 dx   dy  GM
 ÷ + ÷ −2 =h … (28)
 dt   dt  r
dan
dy dx
x −y =c … (29)
dt dt
Kita ubah koordinat kartesius ke koordinat polar dengan mendenifisikan :
x = r cos θ ... (30)
y = r sin θ ... (31)
sehingga persamaan (28) dan (29) menjadi :

2  dθ  µ
2 2
 dr 
 ÷ +r  ÷ =2 +h … (32)
 dt   dt  r
dan

r2 =c … (33)
dt
dengan
μ = GM ... (34)
eliminasi t dari persamaan (33) dan (34) maka kita peroleh :

1 2µ h
2
1  dr 
4  ÷ + 2 − 2 − 2 =0 ... (35)
r  dθ  r cr c
Definisikan variable u = 1/r - μ/c2, maka persamaan (35) menjadi :
2
 du 
÷ +u = H
2 2
 ... (36)
 dθ 
dengan H sebagai tetapan
µ2 h
H2 = + ... (37)
c4 c2
Pemecahan persamaan (36) adalah :
U = H cos (θ – ω) … (38)
ω adalah konstanta. Sekarang kita nyatakan persamaan di atas menjadi :
p
r= ... (39)
1 + e cos v
dengan
c2
p= ... (40)
µ
1
 1 + hc 2  2
e= ÷ ... (41)
 µ 
2

dan
v=θ–ω ... (42)

Persamaan (39) merupakan persamaan irisan kerucut, suatu irisan kerucut


dapat berupa elips, lingkaran, parabola atau hiperbola. Dari ini Newton
menunjukkan bila sebuah benda yang bergerak mengelilingi pusat gaya ke mana
benda itu ditarik oleh sebuah gaya yang berubah dengan 1 / r2, lintasan benda itu
adalah elips, parabola dan hiperbola. Lintasan/orbit parabola dan hiperbola
berlaku untuk banda-benda ( bila ada ) yang hanya sekali mendekati satu lewatan
matahari dan tak pernah kembali. Orbit semacam itu bukan orbit tertutup. Satu-
satunya orbit tertutup yang mungkin dalam medan gaya berbanding terbalik
kuadrat adalah elips. Karena elips adalah suatu irisan kerucut, hasil ini
membuktikan Hukum Kepler Pertama. ( sedangkan lingkaran merupakan kasus
istimewa dari elips, dimana titik-titik fokus elips berimpit, sehingga sumbu
semimayornya sama dengan sumbu semiminornya ). Jadi, hukum pertama Kepler
adalah akibat langsung hukum gravitasi Newton. Parameter P disebut parameter
kerucut, e disebut eksentrisitas dan v disebut anomali benar. Arti geometri
parameter ini diperlihatkan pada gambar ..(1.4) di bawah ini yang menunjukkan
orbit berupa elips.
Hukum kedua Kepler, hukum luasan sama, diperoleh dari kenyataan
bahwa gaya yang diberikan oleh matahari pada planet diarahkan ke matahari.
Gaya semacam itu dinamakan gaya sentral. Karena gaya pada sebuah planet
adalah sepanjang garis dari planet ke matahari, gaya itu tidak mempunyai torsi
terhadap matahari.
Hukum gravitasi Newton menunjuk hukum ketiga Kepler untuk kasus
khusus orbit lingkaran. Untuk itu marilah kita tinjau sebuah planet yang bergerak
mengelilingi matahari dengan kelajuan v pada orbit lingkaran dengan jari-jari r
yang masing-masing bergerak nelingkar terhadap pusat massanya C, di bawah
poengaruh gaya gravitasi. (gambar 1…)

Karena bergerak dalam lingkaran maka planet pada gambar di atas memiliki
percepatan sentripetal v2/r. Maka gaya gravitasi haruslah sama dengan gaya
sentripetal yang diperlukan untuk mempertahankan geraknya. Secara matematis
dapat dinyatakan sebagai berikut:
F = ma .. ( 43 )
GMm v2
=m .. ( 44 )
( R + r)
2
r

Jika M adalah massa matahari dan m adalah massa planet, kita dapat menganggap
r jauh lebih besar dibandingkan R, sehingga R diabaikan terhadap r. Pemecahan
untuk v2 menghasilkan :
GM
v2 = .. ( 45 )
r
GM
( ωr ) =
2
.. ( 46 )
r
dengan

ω= .. ( 47 )
T
maka,
4π 2 r 2 GM
= .. ( 48 )
T2 r
4π 2 r 3
T2 = .. ( 49 )
GM
T 2 4π 2
= .. ( 50 )
r 3 GM

Dari persamaan di atas tampak bahwa massa planet m tidak terlibat.

4π 2 T2
Besaran adalah konstanta, harga 3 merupakan perbandingan yang tetap
GM r
untuk semua planet. Persamaan 1… membuktikan hukum Kepler ketiga.
BAB
KESIMPULAN

 Teori Geosentris menyatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya


sedangkan matahari dan planet-planet lain bergerak mengelilingi bumi.
 Teori Heliosentris menyatakan bahwa menyatakan bahwa mataharilah
yang merupakan pusat tata surya sedangkan bumi dan poanet-planet
lainnya bergerak mengelilingi matahari.
 Hukum Kepler menyatakan bahwa :
1) Semua planet bergerak dalam lintasan berupa elips dengan matahari
sebagai salah satu titik fokusnya
2) Garis yang menghubungkan tiap planet dan matahari dalam selang
waktu yang sama akan menyapu luas daerah yang sama
3) Kuadrat periode tiap planet sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-
rata planet ke matahari
 Hukum Gravitasi Newton merupakan penjelasan lebih rinci mengenai
konsep gaya yang tidak dapat diterangkan oleh Kepler
Hukum Gravitasi Newton (hukum gravitasi universal) menyatakan bahwa:

m1m2
F = - G
r212

dimana :
F = gaya gravitasi (N)
G = konstanta gravitasi universal (6,67 x 10 –11 N/m2/kg2)
m1,2 = massa benda/planet 1 dan 2 (kg)
r1,2 = jarak antara kedua benda/planet (m)
(tanda negatif menunjukkan gaya pada kedua benda/planet besarnya sama
namun berlawanan tanda).
DAFTAR PUSTAKA

Chairudin ES, Achmad. (2005). KemPUL : Sejarah Astronomi (Pusat Tata Surya
Bukan Hanya Matahari). [online]. Tersedia :
http://www.visc.or.id/index.php?aksi = detail artikel & q content id = 568
by = yes & kolom = kemPUL & edisi txt = 200501[5 September 2006]
Foster, Bob. (2003). Terpadu Fisika SMU Kelas 2. Jakarta : Erlangga
Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika (terjemahan Yuhilza Hanum). Jakarta :
Erlanggga
Hadi, Miftachul. ( ). Interaksi Fundamental & Partikel Elementer [online].
Tersedia : http://www.fisik@net.lipi.go.id/utama.cgi?artikel &
1065262510 & 25 [5 September 2006]
Suratman, M. (2002). Pegangan Fisika I SMU Untuk Kelas I. Bandung : CV
Armico
Sutantyo, Winardi. (1984). Astrofisika : Mengenal Bintang. Bandung : ITB
Sutrisno, Leo. (2005). Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari : Berat Tubuh Kita di
Bulan. Tersedia : http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita =
edukasi & id = 100551[5 September 2006]
Tipler, Paul A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik (terjemahan Lea Prasetyo
dan Rahnad W Adi). Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai