Anda di halaman 1dari 17

NK NTT

02 1A 1
TUGAS MANDIRI

MATA KULIAH BUMI ANTARIKSA

(HUKUM KEPLER)

Oleh :

Nama : Ni Nyoman Ernawati

NIM : ACB 114 025

Dosen Pengasuh : Drs. Muh. Nawir, M.Si

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PMIPA FKIP

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat serta karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Hukum Kepler.

Namun saya sadar di dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah
yang saya buat ini. Dan saya ucapkan terima kasih kepada pembaca sekalian

Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya mau pun
pembaca. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih.

Palangka Raya, Maret 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................ii


DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................1
D. Manfaat ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
A. Hukum Kepler ........................................................................................3
B. Bentuk Orbit Planet ................................................................................9
C. Gerak Benda Langit Dalam Orbit ..........................................................11
BAB III PENUTUP ..........................................................................................13
A. Simpulan .................................................................................................13
B. Saran ........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia telah mengamati pergerakan planet-planet, bintang, dan
benda-benda langit lainnya selama ribuan tahun. Dalam sejarah awal,
pengamatan ini menyebabkan para ilmuwan menganggap bumi sebagai
pusat alam semesta. Model geosentris dielaborasi dan diresmikan oleh
Astronom Yunani Claudius Ptolemy (c. 100-c. 170) pada abad kedua dan
diterima untuk 1400 tahun ke depan. Pada 1543, astronom Polandia
Nicolaus Copernicus (1473-1543) mengemukakan bahwa Bumi dan
planet-planet lain berputar dalam orbit melingkar di sekitar Matahari
(model heliosentris).
Seperti kita ketahui sekarang, semua planet memiliki orbit, atau
lintasan untuk beredar mengelilingi pusatnya. Semua planet berputar
mengelilingi pusatnya, dan matahari adalah pusatnya. Jika orbit
merupakan lintasan untuk beredar mengelilingi pusatnya, maka seluruh
benda di langit akan memiliki orbit yang digunakan untuk berputar
mengelilingi pusatnya. Dalam makalah ini akan di jelaskan tentang
Hukum Kepler.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa bunyi Hukum Kepler?
2. Bagaimana bentuk orbit?
3. Mengapa benda langit bergerak dalam orbit?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :

4
1. Untuk mengetahui bunyi Hukum Kepler.
2. Untuk mengetahui bentuk orbit.
3. Untuk mengetahui penyebab benda langit bergerak dalam orbit.

D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu mahasiswa dapat memahami dan
mengenal Hukum Kepler, memahami apa bunyinya, memahami bentuk
orbit, dan memahami gerak planet dalam orbit.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum Kepler
Sekitar 140 tahun sebelum masehi muncul teori tentang susunan
dan struktur alam semesta. Teori ini, seperti teori Aristoteles, juga
meletakkan bumi sebagai pusat alam semesta. Teori ini diusulkan oleh
Ptolomeus dari Alexandria Mesir. Teori Ptolomeus ini digunakan untuk
menjelaskan gerakan retrograde suatu planet. Ptolomeus menjelaskan teori
ini dalam bukunya yang berjudul Amalgest. Ptolomeus menjelaskan
bahwa semua benda langit bergerak melingkari sebuah titik, dan lintasan
benda ini disebut epicycle. Epiclycle bergerak dalam lingkaran lebih besar
yang disebut deferent. Bumi bukan pusat deferent , melainkan terletak
tidak terlalu jauh dari pusat deferent.

6
Teori ini bertahan cukup lama dan dianggap sebagai model standar
alam semesta selama hampir 15 abad. Hal ini tidak terlalu mengherankan
karena sesuai pengamatan sekilas yang dilakukan manusia. Selain itu
untuk memusakan ego manusia karena bumi diletakkan pada pusat alam
semesta. Ini mengisyaratkan bahwa manusia adalah pusat alam semesta.

Selain Ptolomeus, ada teori lain tentang alam semesta yang


diusulkan oleh Aristarchus. Menurut Aristarchus, pusat alam semesta
bukan bumi, melainkan matahari. Bumi hanyalah salah satu dari beberapa
planet yang mengitari matahari dalam bentuk lingkaran. Namun teori
Aristarchus ditolak Ptolomeus yang tetap berpegang pada teorinya , teori
Geosentris.

Pada abad 15, terjadilah revolusi besar dalam teori tentang tata
surya seperti yang diusulkan oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543).
Copernicus, seperti Aristarchus mengusulkan bahwa semua benda langit
termasuk bumi mengitari matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran.
Teori heliosentris (helio = matahari) ini dituangkan pada 1543 dalam
bukunya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestrium.
Copernicus melihat bahwa teori Ptolomeus terlalu mengada ada dan terlalu
rumit. Ia tidak percaya tuhan menciptakan alam semesta dan sengaja
menjadikannya sedemikian rumit.

Teori heliosentris Copernicus ini cukup menghebohkan dunia


ilmiah Eropa saat itu, seiring dengan Reformasi yang sedang berjalan.
Pada tahun 1616, Gereja Katolik bereaksi keras lalu memasukkan buku
Copernicuske dalamIndex, yakni daftar buku-buku terlarang karena
dianggap menghujat. Larangan ini baru dicabut pada tahun 1835.
Meskipun Copernicus mendapat banyak tentangan, banyak ilmuwan
semakin berusaha mempelajari dan menggunakannya sebagai landasan
pemikiran ilmiah tentang alam semesta seperti Galileo, Tycho Brahe, dan
Johannes Kepler. Mereka mendapati bahwa teori heliosentris jauh lebih

7
rasional dan lebih cocok dengan pengamatan dibandingkan dengan teori
geosentris.

Buku yang ditulis Copernicus mendorong Thyco Brahe untuk


melakukan pengamatan. Tycho Brahe adalah seorang pengamat yang
sangat rajin dan teliti. Dari hasil pengamatan Tycho Brahe, Johannes
Kepler mencoba untuk menghitung data-data yang dihasilkan. Penemuan
Keppler adalah tentang orbit alami planet yang dibuatnya ketika dia
menghitung data-data Tycho dari planet Mars. Untuk menghitung gerak
Mars terhadap bintang-bintang latar, kedua orbit dari Bumi dan Mars
harus diketahui terlebih dahulu. Pendekatan pertama Kepler untuk masalah
ini adalah menggunakan teori Copernicus. Ia mencoba kombinasi antara
orbit lingkaran dan epicycle lingkaran untuk kedua planet dan berharap
menemukan hasil yang sesuai dengan data pengamatan dari Tycho Brahe.
Sayangnya Kepler tak menemukan kesesuaian dengan data pengamatan
Tycho. Kemudian Kepler mempertimbangkan untuk memikirkan tentang
bentuk lain dari orbit planet.

Kepler mencoba dengan bentuk orbit oval dan akhirnya


menemukan kesesuaian dengan data pengamatan Tycho jika Bumi dan
Mars bergerak pada orbit elips dengan kecepatan yang beragam pada jarak
yang berbeda terhadap Matahari. Sekitar 10 tahun kemudian Kepler
menemukan hubungan matematik antara jarak dan periode revolusi suatu
planet. Penemuannya kemudian dikenal sebagai Hukum Kepler.

1. Hukum PertamaKepler
“Orbit setiap planet berbentuk elips dengan matahari berada di salah
satu fokusnya.”
Elips adalah bentuk bangun datar yang merupakan salah satu
dari irisan kerucut (selain lingkaran, hiperbola, dan parabola). Di mana
eksentrisitas elips bernilai antara 0 dan 1. Lintasan suatu planet

8
mengelilingi matahari akan berupa sebuah elips, dan matahari akan
selalu berada di salah satu dari dua fokus elips tersebut.

Hukum pertama Kepler jelas-jelas menentang pernyataan


Nicolaus Copernicus yang menyatakan bahwa orbit planet berbentuk
lingkaran dengan matahari berada di pusat lingkaran. Dan terbukti dari
hasil pengamatan bahwa orbit elips Kepler dapat memberikan posisi
yang lebih akurat dibandingkan orbit lingkaran.

Kesalahan Copernicus ini dapat dipahami sebab meskipun


memiliki lintasan elips, namun eksentrisitas orbit planet mendekati nol,
sehingga sekilas akan tampak mendekati lingkaran, bahkan untuk
perhitungan-perhitungan sederhana kita boleh mengasumsikan orbit
planet adalah lingkaran.

2. Hukum KeduaKepler
“Vektor radius suatu planet akan menempuh luas areal yang sama
untuk selang waktu yang sama”
Vektor radius ialah garis hubung antara planet dengan pusat
gravitasi (matahari).
Gambaran dari Hukum Kedua Kepler ialah :

9
Apabila Planet membutuhkan waktu yang sama untuk
menempuh P1 – P2 dan P3 – P4, maka luas areal P1 – F – P2 akan
sama dengan P3 – F – P4, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain
kita dapat menyatakan bahwa kecepatan angulernya konstan.
Kecepatan anguler/sudut konstan yaitu kecepatan sudutnya tetap.
Dalam gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut atau kecepatan
anguler untuk selang waktu yang sama selalu konstan. Kecepatan
sudut didefinisikan sebagai besar sudut yang ditempuh tiap satu satuan
waktu.

Karena planet selalu mematuhi Hukum Kepler, maka


konsekuensi dari hukum kedua Kepler ini ialah kecepatan linear
planet di setiap titik di orbitnya tidaklah konstan, tetapi bergantung
pada jarak planet. Contohnya planet akan bergerak paling cepat saat
dia ada di perihelium, dan akan bergerak paling lambat saat dia ada di
aphelium.

3. Hukum Kepler Ketiga


“Pangkat tiga sumbu semi major orbit suatu planet sebanding dengan
kuadrat dari periode revolusi planet tersebut.”
Kepler menemukan hubungan di atas, atau apabila sumbu semi
mayor kita nyatakan dengan a dan periode revolusi planet kita

10
nyatakan dengan T, maka secara matematis hukum ketiga Kepler dapat
ditulis :

Ternyata untuk benda-benda yang mengelilingi pusat gravitasi


yang sama, besarnya konstanta akan sama, misalnya bagi planet Venus
dan planet Bumi, atau bagi Io dan Eropa. Untuk benda-benda yang
memenuhi syarat tersebut berlaku :

Apabila benda yang kita tinjau adalah planet yang mengitari


matahari, dan kita nyatakan a dalam Satuan Astronomi dan T dalam tahun,
maka kita akan mendapati

11
Persamaan di atas adalah bentuk sederhana dari hukum ketiga
Kepler, namun hanya bisa digunakan apabila a dinyatakan dalam Satuan
Astronomi, T dalam tahun dan pusat gravitasi adalah benda bermassa
sama dengan matahari.

Perlu diingat bahwa hukum Kepler tidak hanya berlaku pada planet
di tata surya saja, namun juga berlaku pada satelit planet-planet, asteroid,
komet, pada sistem bintang ganda, dan lain-lain.

B. Bentuk Orbit Planet


Orbit adalah jalan benda langit berikut ketika bergerak di bawah
kendali gravitasi orang lain. Efek gravitasi ini jelas di seluruh alam
semesta: planet orbit satelit, planet-planet mengorbit bintang, bintang
mengorbit inti galaksi, dan galaksi berputar di cluster.
Tanpa gravitasi, benda-benda langit akan meluncur cepat ke segala
arah. Gravitasi menarik benda-benda ke dalam lingkaran dan elips (oval
berbentuk) orbit. Memang, gravitasi bertanggung jawab atas
penggumpalan bersama-sama dari debu dan gas tak lama setelah awal
alam semesta, yang menyebabkan pembentukan bintang dan galaksi.
Berdasarkan pendapat para ilmuan astronomi tentang mataharilah
yang menjadi pusat tata surya dan planet berputar mengelilinginya,
pastinya kita ingin mengetahui seperti apakah bentuk lintasan perputaran

12
planet mengelilingi matahari. Para Ilmuwan banyak yang berpendapat
bahwa bentuk orbit Planet-planet adalah elips. Pernyataan bahwa bentuk
lintasan planet mengelilingi Matahari adalah elips pertama kali
diungkapkan oleh astronom Johannes Kepler pada tahun 1609. Pada saat
itu Kepler merupakan asisten sekaligus rekan kerja dari astronom besar
Tayco Brache. Kepler mengungkapkan bahwa bentuk orbit adalah ellips
sesuai dengan hukum pertamanya yang berbunyi “ planet-planet mengitari
matahari menurut lintasan yang berbentuk elips dengan matahari di salah
satu titik apinya”. Lintasan planet hanya sedikit menyimpang dari bentuk
lingkaran sejati atau dengan kata lain aksitensitas elips kecil.
Dalam pandangan Johannes Kepler bahwa planet-planet yang
beredar itu terikat pada persyaratan tertentu, maka dari sinilah Kepler
menggunakan tiga buah hukum yang salah satunya tersebut di atas.
Walaupun bisa menjelaskan bahwa orbit sebuah planet dalam mengelilingi
Matahari adalah berupa elips, namun Kepler tidak tahu mengapa
berbentuk elips dan bukannya lingkaran sempurna, meskipun dalam
geometri bentuk elips merupakan variasi dari lingkaran sempurna. Barulah
setelah Sir Isaac Newton mengungkapkan bahwa gravitasilah yang
bertanggung jawab tentang bentuk elips orbit pada bukunya yang berjudul
Philosophiae Naturalis Principia Mathematica pada tahun 1686.
Pada waktu itu, hukum Kepler ini dianggap klaim radikal, karena
yang berlaku kepercayaan (terutama di epicycle berbasis teori) adalah
bahwa orbit harus didasarkan pada lingkaran yang sempurna. Teori Kepler
sangat bertentangan dengan teori yang diyakini di masa itu, yaitu teori
yang dikemukakan oleh ptolomeus mengatakan bahwa “semua benda
langit bergerak melingkari sebuah titik, dan lintasan benda ini
disebut epicycle. Epiclycle bergerak dalam lingkaran lebih besar yang
disebut deferent. Bumi bukan pusat deferent , melainkan terletak tidak
terlalu jauh dari pusat deferent.”
Ketika planet-planet bergerak maka akan menghasilkan lintasan
seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:

13
C. Gerak Benda Langit Dalam Orbit
Dalam lintasan orbit berbentuk elips, tentu ada titik terjauh
(apocenter) dan titik terdekat (pericenter). Pada orbit elips ini, kecepatan
tertinggi dicapai saat objek berada di pericenter dan kecepatan terendah
dicapai saat objek berada di apocenter. Orbit seperti ini mengikuti Hukum
Kepler.
Hukum Kepler adalah manifestasi dari Hukum Newton mengenai
gerak benda di bawah pengaruh gravitasi, untuk kasus spesifik yaitu orbit
elips. Akselerasi yaitu perubahan kecepatan yang dialami sebuah objek
bergantung pada besarnya gaya gravitasi yang dialami objek tersebut.
Besarnya gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
objek.
Saat sebuah planet bergerak mendekati Matahari, ia akan
merasakan gaya gravitasi yang semakin besar dan oleh karena itu ia
mengalami percepatan dan kecepatannya meningkat. Planet tersebut
memperoleh tambahan energi kinetik yaitu energi yang muncul karena
pergerakan suatu objek.
Saat mencapai perihelion (titik terdekat dari Matahari), gabungan
antara kecepatan maksimum planet dan tarikan gaya gravitasi menuju
Matahari melontarkan kembali planet tersebut menjauhi Matahari.
Meskipun bergerak menjauhi Matahari, tarikan gaya gravitasi dari
Matahari masih akan dirasakan dan planet akan mengalami perlambatan.
Saat ketika planet mencapai aphelion adalah saat ketika planet tersebut

14
kembali bergerak mendekati Matahari. Dengan demikian siklus ini
berulang kembali.
Untuk kasus planet di bintang lain, bentuk orbitnya juga berupa
elips dan para ilmuwan bisa mengetahui bentuk orbitnya dari nilai
eksentrisitas si planet.

Semua planet melakukan gerakan yang sama yaitu rotasi pada


sumbunya dan revolusi mengelilingi matahari. Yang membedakan
hanyalah frekuensi rotasi dan revolusi yang disebabkan perbedaan jarak
tiap planet dari matahari,massa, garis edar, diameter planet itu sendiri.

15
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Analisis lengkap Kepler tentang gerak planet diringkas dalam tiga
pernyataan yang dikenal sebagai hukum Kepler:
1. Semua planet bergerak dalam orbit elips dengan matahari pada satu
fokus.
2. Jari-jari vektor ditarik dari Matahari ke planet menyapu daerah yang
sama dalam interval waktu yang sama.
3. Kuadrat dari periode orbit planet manapun sebanding dengan pangkat
tiga sumbu semimajor orbit elips.

Orbit adalah jalan benda langit berikut ketika bergerak di bawah


kendali gravitasi orang lain. Efek gravitasi ini jelas di seluruh alam
semesta: planet orbit satelit, planet-planet mengorbit bintang, bintang
mengorbit inti galaksi, dan galaksi berputar di cluster.

B. Saran
Sebagai generasi penerus dalam dunia modern ini kita bisa
menjadikan Hukum Kepler sebagai landasan atau pokok pikiran untuk
menyempurnakan atau menemukan penemuan baru yang bisa bermanfaat
bagi kehidupan manusia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Angkasa, Pengembara. 2013. Mengapa Orbit Planet Berbentuk Elips?.


http://langitselatan.com/2013/02/19/mengapa-orbit-planet-berbentuk-elips/
(Diakses 7 Maret 2016).

Hikmat. 2015. Pengertian Orbit Benda Langit.


http://kliksma.com/2015/08/pengertian-orbit-pada-benda-langit.html
(Diakses 5 Maret 2016).

Olimpad. 2015. Hukum Kepler. http://padmanaba.or.id/hukum-kepler/ (Diakses 6


Maret 2016).

Priyambodo, Tri Kuntoro. 2009. Fisika Dasar. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Tjasyono, Bayong. 2013. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Sumardi, Yosaphat. 2007. Mekanika. Jakarta : Universitas Terbuka.

17

Anda mungkin juga menyukai