astronomi lainnya, antara lain Galileo Galilei dan Sir Isaac Newton. Teori ini
memang masih banyak mengandung kelamahan-kelemahan, tetapi satu hal
yang tak dapat diingkari, bahwa sampai sekarang prinsip tentang pusat dari
Tatasurya kita ini khususnya, bukanlah bumi yang menjadi pusatnya, tetapi
matahari.
Selain itu, teori ini juga mengajarkan, bahwa bumi ini bergerak mengitari
matahari, suatu teori yang sampai sekarang tetap diakui kebenarannya.
Seteleh sang Nicolas berhasil mengemukakan teorinya, ternyata masih
banyak kelemahan-kelemahan dalam teorinya tersebut. Lalu beberapa
ilmuwan setelahnya pun ikut mendukung teori itu dengan cara membuat
penelitian-penlitian yang sejenis dengan apa yang dilakukan oleh
Copernicus. Diantara beberapa ilmuwan itu adalah Galileo Galilei, sang
penemu teleskop ini ikut berperan dalam memperkuat teori Heliosentris,
dengan telekop canggih yang diciptakannya, Galileo mampu mengamati
kondisi benda-benda langit, gerak-geriknya, serta berbagai perubahan ataau
fase-fase yang terjadi padanya, sehingga Galileo dapat membuat kesimpulan
bahwa semua benda langit itu mengitari matahari.
Tak lama setelah Galileo meninggal, Sir Isaac Newton pun lahir, Newton
sangat berjasa dalam penerimaan teori Heliosentris ini pada masyarakat,
teori Heliosentris ini sebelumnya ditolak oleh para pendeta-pendeta gereja,
namun karena dukungan dari Newton, teori Heliosentris inipun diterima oleh
para astronom waktu itu.
Setelah itu Johannes Kepler pun turut membantu sang Copernicus,
bahkan Kepler mendukung teori Copernicus dengan membuat teorinya
sendiri yang sekarang familiar dengan nama Hukum Kepler. Hukum Kepler ini
ada tiga bunyi. :
1.
Lintasan planet beberbentuk ellips dengan matahari pada salah satu titik
apinya.
2.
3.
Pangkat dua kala edar planet sebanding dengan pangkat tiga jarak
planet ke matahari