BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leibniz , Albert Einstein. Sehingga hasil dari pemikiran para ilmuwan tersebut
yang dirangkum menjadi ukuran satuan waktu yang disepakati di kota
Greenwich.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka makalah ini
membahas filsafat ilmu yang dikaji dari sudut pandang para ilmuwan,
Johannes Kepler, Isaac Newton, Leibniz, Albert Einstein, dan kota Greenwich
yang tertera dalam bab ke tujuh The Majestic Clockwork karangan
Bronowski.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana kajian filsafat ilmu yang dilihat dari pemikiran Galileo pada
bab tujuh The Majestic Clockwork dalam buku Bronowski, The Ascent
of Man?
2) Bagaimana kajian filsafat ilmu yang dilihat dari pemikiran Johannes
Kepler pada bab tujuh The Majestic Clockwork dalam buku
Bronowski, The Ascent of Man?
3) Bagaimana kajian filsafat ilmu yang dilihat dari pemikiran Isaac
Newton pada bab tujuh The Majestic Clockwork dalam buku
Bronowski, The Ascent of Man?
4) Bagaimana kajian filsafat ilmu yang dilihat dari pemikiran Leibniz pada
bab tujuh The Majestic Clockwork dalam buku Bronowski, The Ascent
of Man?
5) Bagaimana kajian filsafat ilmu yang dilihat dari pemikiran Albert
Einstein pada bab tujuh The Majestic Clockwork dalam buku
Bronowski, The Ascent of Man?
6) Apa yang melandasi pendirian Royal Observatory di Greenwich pada
bab tujuh The Majestic Clockwork dalam buku Bronowski, The Ascent
of Man?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Galileo Galilei
Galileo Galilei dilahirkan pada tahun 1564 dikota Pisa di-Italia. Ia
adalah anak seorang ahli matematika dan musisi di pisa, tumbuh menjadi
seorang laki-laki yang suka berkelahi dan pemarah yang siap menciptakan
musuh, karena posisi filosofinya yang tidak konfesional dan pribadinya yang
bersemangat.
tahanan rumah. Pada tahun yang sama lahir Isaac Newton. Hukuman gereja
terhadap
penemuan
astronomi
Galileo
akhirnya
dinyatakan
sebagai
lebih jauh sedikit dari planet-planet terhadap matahari dan tetap ditempatnya.
Tetapi
pengamatan
lebih
jauh
menunjukkan
meramalkan
gerakan
planet-planet
Heliosentris
daripada
menggunakan
lebih
teori
bahwa
mudah
memang
menggunakan
Geosentris.
Tetapi
untuk
teori
untuk
10
Johannes Kepler yang lahir tahun 1571 di kota Weil der Stadt, Jerman,
penemu hukum pergerakan planet-planet. Penemuan Kepler in cuma dua
puluh delapan tahun sesudah penerbitan buku De revolutionibus orbium
coelestium, buku besar yang di dalamnya memuat teori Copernicus bahwa
planet-planet berputar mengitari mentari dan bukannya mengitari bumi.
Kepler belajar di Universitas Tubingen, peroleh gelar sarjana muda tahun
1588 dan gelar sarjana penuh tiga tahun kemudian. Umumnya para ilmuwan
saat itu menolak teori "heliocentris" Copernicus; tetapi, ketika Kepler di
Tubingen dia dengar hipotesa heliocentris itu dan memperincinya dengan
kecerdasan tinggi, akhirnya dia mempercayainya.
11
Dalam
buku
Bronowski
dipaparkan
tiga
hukum
Kepler
yang
12
6 Ibid, h. 134
13
14
kekuatan luar. Kedua, yang paling terkenal, teori yang menyatakan setiap
benda melakukan aksi gerak pasti ada gerak tandingannya (reaksi) dengan
besar yang sama tapi arahnya bertentangan. Ketiga, teori gaya berat atau
gravitasi. Semua ilmu yang diwariskan Newton tadi nantinya terpakai untuk
menjawab banyak peristiwa alam, mulai dari gerak-gerik planet dalam
orbitnya.
menggunakannya
untuk
menggambarkan
pergerakan
bulan
mengelilingi bumi. Newton yakin bahwa hukum jagad raya telah benar-benar
ditemukan dalam Phytagoras. Bumi berbentuk bola sehingga poin pada
belahan utara dapat dilihat oleh dua peneliti pada khatulistiwa yang
berjauhan, lalu keduanya saling mengatakan saya melihat belahan utara.
8 J. Bronowski. The Ascent of Man. (Boston: Little, Brown & Co. 1973), h. 143
15
D. Leibniz
Tokoh selanjutnya yang tertera dalam bab The Majestic Clockwork Ascent of
Man, karangan Bronowski adalah Leibniz. .Brownosky pertama, melihat
Leibniz merupakan tokoh ilmuwan yang berperan penting dalam kehidupan
Newton, dan yang kedua
semesta.
9 Ibid., h. 157
16
17
ambisinya adalah mereduksi semua teori filosofis menjadi elemen dasar yang
terdiri dari angka, fakta, suara, dan warna.
Karya matematikanya juga melibatkan determinan sebagai cara
memecahkan persamaan linier. Leibniz harus mencurahkan energi cukup
besar untuk mempertahankan penemuannya atas kalkulus terutama dalam
merebut siapa yang berhak mendapat hak paten dalam teori kalkulus.
Newton dan Leibniz
dianiaya dengan diskusi yang ada atas penerbitan teori saya tentang cahaya,
dimana saya menyalahkan kelalaian saya sendiri yang seharusnya saya
mendapatkan berkat ketika saya berdiam diri dibalik sebuah bayangan.
Perbedaan itu merupakan pertunjukkan karya para ilmuwan ketika semakin
tampil keahliannya di dunia
Leibniz ahli dalam sejarah, hukum, kimia, geologi dan mekanik, dan membuat
banyak penemuan ilmiah penting, dan juga seorang politikus yang tak kenal
18
lelah dan punggawa, menulis dengan lancar dalam bahasa Prancis, Jerman
dan Latin.14
Komentarnya yang terkenal terhadap hukum alam universal adalah, The
universal law of the general order is metaphysically necessary, since in
whatever way God might have created the world it would have been orderly
and regular.15 Hukum universal dengan pandangan metafisik diperlukan,
karena dengan cara apapun yang Tuhan mungkin telah menciptakan dunia
menjadi tertib dan teratur.
Ajaran Leibniz tentang bagaimana manusia memperoleh pengetahuan
dikenal dengan istilah beberapa tahapan seperti Monade.
Pengetahuan manusia mengenai alam semesta sesungguhnya telah
ada di dalam dirinya sendiri sebagai bawaan (monade jenis
pertama). Pada mulanya pengetahuan ini berbentuk gagasan yang
belum disadari, namun demikian berkat usaha dari jiwa manusia,
gagasan tersebut menjadi disadari. Dalam pengalaman indrawi
(perceptio), pengetahuan ini masih agak kabur sebab baru
menghasilkan suatu gagasan yang masih sedikit kejelasannya
(monade jenis kedua). Namun,kemudian pengetahuan dalam
pengalaman indrawi ini secara perlahan menjadi semakin jelas, hingga
akhirnya muncul dalam gagasan atau ide yang jelas sebagai suatu
pemahaman (monade jenis ketiga).16
19
20
18 Scott Thrope, Berpikir Cara Einstein terjemahan Arvin Saputra (Batam: Interaksa,
2002) h. 16.
19 Wikipedia Einstein
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Einstein_1921_portrait2.jpg (diakses 8
November 2015)
20 Biography Albert Einstein http://www.biography.com/people/albert-einstein9285408#synopsis (diakses 8 November 2015)
21
22
23
Greenwich Mean Time atau Meridian Waktu telah menjadi standar sejak
1884. Itu dipilih karena Meridian (garis 0 Bujur) berjalan melalui Greenwich.
Greenwich adalah taman kerajaan dan istana di sebuah bukit di sebelah
selatan Sungai Thames timur dari London.
Pada tahun 1675 perlombaan besar untuk membuat peta yang akurat
untuk navigator telah dimulai dan Charles II menawarkan tanah ke The
Royal Society for observatorium nasional pertama Inggris. Christopher
Wren ditugaskan untuk merancang bangunan berkubah dan John
Flamsteed diangkat Astronomer Royal. Pembuat peta Inggris mulai
mengatur Bujur dari Greenwich dan pada tahun 1884 itu diadopsi
sebagai meridian internasional atau titik awal. 26
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bronowski mengajak pembaca untuk berfikir filosofis dalam kajian
ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi
kritis dan cermat terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuwan
harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat
menghindarkan diri dari sikap ego sentris, yang menganggap bahwa hanya
pendapatnya yang paling benar.
Pemikiranpemikiran yang dikaji secara runtut oleh Bronowski dari
para ilmuwan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berasal dari
Galileo Galilei, Johannes Kepler, Isaac Newton, Leibniz,Albert Einstein, dan
terjadinya peningkatan ilmu dalam mengukur satuan waktu internasional
yang disebut Greenwich Time.
25
DAFTAR PUSTAKA
Bronowski, Jacob. The Ascent of Man. Boston: Little, Brown & Co, 1973.
Gattei, S. Philosophy of science.New York: Madison Ave, 2009.
Greenwichmeantime Greenwich http://wwp.greenwichmeantime.com/whatis-gmt/index.htm (diakses 9 November 2015)
Gweibniz Calculator http://www.gwleibniz.com/calculator/calculator_gif.html
(diakses 8 November 2015)
Isaacson, Walter, Einstein: Kehidupan dan Pengaruhnya Bagi Dunia
terjemahan Mursid Wijanarko & World++ Tranlation Service.
Yogyakarta:PT Bentang Pustaka, 2007.
Thrope, Scott. Berpikir Cara Einstein terjemahan Arvin Saputra
. Batam: Interaksa, 2002.
Scruton, Roger. A Short History Of Modern Philosophy From Descartes to
Wittgenstein , Second edition. London & New York : Routledge, 2002.
Simon Petrus L. Tjahyadi, Petualangan Intelektual Konfrontasi dengan Para
Filsuf dari Zaman Yunani Hingga Jaman Modern.
Yogyakarta:Kanisius, 2004.
Stanford Online, TrueFact
http://plato.stanford.edu/entries/leibniz/#TruReaTruFac (diakses 8
November 2015)
26