SNI 03-6196-2000 - Prosedur Audit Energi Pada Bagunan Gedung
SNI 03-6196-2000 - Prosedur Audit Energi Pada Bagunan Gedung
ICS 91.040.01
SNI 03-6196-2000
Daftar isi
Daftar isi....................................................................................................................................... i
Prakata........................................................................................................................................ ii
Pendahuluan.............................................................................................................................. iii
1
Ruang Iingkup.....................................................................................................................1
Acuan..................................................................................................................................1
Laporan...............................................................................................................................6
Rekomendasi......................................................................................................................7
Bibliografi ....................................................................................................................................8
SNI 03-6196-2000
Prakata
Standar prosedur audit energi pada bangunan gedung ini dimaksudkan sebagai pedoman
bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengelolaan bangunan gedung dalam rangka peningkatan efisiensi penggunaan energi dan
menekan biaya energi tanpa harus mengurangi kualitas kinerjanya.
Audit Energi bertujuan mengetahui "Potret Penggunaan Energi" dan mencari upaya
peningkatan efisiensi penggunaan energi.
Pembahasan Audit Energi meliputi : prosedur audit energi, audit energi awal, audit energi
rinci, identifikasi peluang hemat energi, analisis peluang hemat energi, laporan dan
rekomendasi.
ii
SNI 03-6196-2000
Pendahuluan
Konservasi energi pada bangunan gedung di Indonesia dimulai sejak tahun 1985 dengan
diperkenalkannya program DOE (Department Of Energy, USA) oleh Departemen Pekerjaan
Umum. Perkembangan selanjutnya nyaris tidak terdengar sampai dengan tahun 1987.
Pada tahun 1987 dilakukan penelitian energi pada bangunan gedung bersama negaranegara ASEAN yang bekerja sama dengan USAID, sekaligus memperkenalkan program
ASEAM (A Simplified Energy Analysis Method). Sejak itu mulailah masalah konservasi
energi terangkat kembali ke permukaan di Indonesia.
Dalam rangka lebih meningkatkan usaha konservasi energi ini, Direktorat Pengembangan
Energi, Departemen Pertambangan dan Energi pada bulan Agustus 1999 membentuk Tim
kacil yang terdiri dart pada ahli bidang konservasi energi mewakili pemerintah, asosiasi
profesi, perguruan tinggi, suplier, konsultan, kontraktor dan pengelola bangunan gedung
untuk menyusun beberapa buku petunjuk teknis Konservasi Energi, diantaranya "Petunjuk
Teknis Konservasi Energi-Audit Energi "
Melihat perkembangannya, Petunjuk Teknis ini selanjutnya disarikan menjadi "SNI Prosedur
Audit Energi". Dengan demikian antara "SNI Prosedur Audit Energi" dan "Petunjuk Teknis
Konservasi Energi - Audit Energi" merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Diharapkan kedua buku tersebut dapat dimanfaatkan oleh para perencana, pelaksana,
pengawas dan pengelola bangunan gedung dalam menerapkan konsep-konsep Audit
Energi, sehingga sasaran hemat energi dapat tercapai.
iii
SNI 03-6196-2000
Ruang Iingkup
1.1
1.2
Standar ini diperuntukkan bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan gedung.
Bangunan gedung yang dicakup dalam standar ini meliputi perkantoran, hotel,
1.3
pertokoan/pusat belanja, rumah sakit, apartemen dan rumah tinggal.
Acuan
3.1
audit energi
teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada bangunan gedung
dan mengenali cara-cara untuk penghematannya.
3.2
energi
kemampuan dari suatu sistem untuk melakukan kerja pada sistem yang lain.
3.3
konsumsi energi
besarnya energi yang digunakan oleh bangunan gedung dalam periode waktu tertentu dan
merupakan perkalian antara daya dan waktu operasi.
3.4
Intensitas Konsumi Energi (IKE)
pembagian antara konsumsi energi dengan satuan luas bangunan gedung.
1 dari 8
SNI 03-6196-2000
3.5
konservasi energi
upaya mengefisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energi
dapat dihindarkan.
3.6
pengelolaan energi
segala upaya untuk mengatur dan mengelola penggunaan energi seefisien mungkin pada
bangunan gedung tanpa mengurangi tingkat kenyamanan di lingkungan hunian ataupun
produktivitas di lingkungan kerja.
3.7
bangunan gedung
bangunan yang didirikan dan atau diletakkan dalam suatu lingkungan sebagian atau.
seluruhnya pada, di atas, atau di dalam tanah dan/atau perairan secara tetap yang berfungsi
sebagai tempat manusia untuk melakukan kegiatan, bertempat tinggal, berusaha, bersosial
budaya, dan kegiatan lainnya.
3.8
peluang hemat energi (PHE) (Energy conservation opportunity)
cara yang mungkin bisa diperoleh dalam usaha mengurangi pemborosan energi.
3.9
potret penggunaan energi
gambaran menyeluruh tentang pemanfaatan energi pada bangunan gedung, meliputi : jenis,
jumlah penggunaan energi, peralatan energi, intensitas energi, profil beban penggunaan
energi, kinerja peralatan energi, dan peluang hemat energi, serta keseluruhan maupun per
area di bangunan gedung pada periode tertentu.
3.10
target
hasil yang harus dicapai.
Proses audit energi dilakukan secara bertahap sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.
4.1
Audit energi awal pada prinsipnya dapat dilakukan pemilik/pengelola bangunan gedung yang
bersangkutan berdasarkan data rekening pembayaran energi yang dikeluarkan dan
2 dari 8
SNI 03-6196-2000
pengamatan visual.
4.1.1
Kegiatan audit energi awal meliputi pengumpulan data energi bangunan gedung dengan
data yang tersedia dan tidak memerlukan pengukuran. Data tersebut meliputi :
4.1.1.1 Dokumentasi bangunan yang dibutuhkan adalah gambar teknik bangunan sesuai
pelaksanaen konstruksi (as built drawing), terdiri dari :
a)
b)
c)
4.1.1.2 Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan gedung selama satu tahun terakhir
dan rekening pembelian bahan bakar minyak (bbm), bahan bakar gas (bbg), dan air.
4.1.1.3 Tingkat hunian bangunan (occupancy rate).
3 dari 8
SNI 03-6196-2000
4 dari 8
SNI 03-6196-2000
4.1.2
4.2
Audit energi rinci dilakukan bila nilai IKE Iebih besar dari nilai target yang ditentukan.
4.2.1
a)
audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan gambaran nilai IKE
listrik Iebih dari nilai target yang ditentukan;
b)
audit energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi pada
bangunan gedung, sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi apa saja yang
pemakaian energinya cukup besar;
c)
kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah mengumpulkan dan meneliti
sejumlah masukan yang dapat mempengaruhi besarnya kebutuhan energi bangunan
gedung, dan dari hasil penelitian dan pengukuran energi dibuat profil penggunaan
energi bangunan gedung.
4.2.2
Pengukuran energi
Seluruh analisa energi bertumpu pada hasil pengukuran. Hasil pengukuran harus dapat
diandalkan dan mempunyai kesalahan (error) yang masih dapat diterima. Untuk itu penting
menjamin bahwa alat ukur yang digunakan telah dikalibrasi oleh instansi yang berwenang.
Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur yang dipasang tetap (permanent) pada
instalasi'atau alat ukur yang dipasang tidak tetap (portable).
5.1
Hasil pengumpulan data pada butir 4.1.1, selanjutnya ditindaklanjuti dengan
penghitungan besarnya IKE pada butir 4.1.2, dan penyusunan profil penggunaan energi
bangunan gedung.
5 dari 8
SNI 03-6196-2000
5.2
Apabila besarnya IKE hasil penghitungan ternyata sama atau kurang dari IKE
target, maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau diteruskan untuk memperoleh
IKE yang Iebih rendah lagi.
5.3
Bila hasilnya Iebih dari IKE target, berarti ada peluang untuk melanjutkan proses
audit energi rinci berikutnya guna memperoleh penghematan energi.
6.1
Apabila peluang hemat energi telah diidentifikasi, selanjutnya perlu ditindak lanjuti
dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi
perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana
penghematan energi yang direkomendasikan.
6.2
Analisis peluang hemat energi dapat juga dilakukan dengan penggunaan program
komputer yang telah direncanakan untuk kepentingan itu dan diakui oleh masyarakat profesi.
6.3
Penghematan energi pada bangunan gedung harus tetap memperhatikan
kenyamanan penghuni. Analisis peluang hemat energi dilakukan dengan usaha antara lain:
6.3.1
menekan penggunaan energi
terpasang/terpakai dan jam operasi);
hingga
6.3.2
6.3.3
Laporan
sekecil
mungkin
7.2
Latar belakang;
7.3
Pengelolaan energi;
7.4
6 dari 8
(mengurangi
daya
SNI 03-6196-2000
7.5
Rekomendasi
8.2.1
peningkatan efisiensi penggunaan energi tanpa biaya, misalnya mengubah
prosedur.
8.2.2
8.2.3
7 dari 8
SNI 03-6196-2000
Bibliografi
(1]
[2]
[3]
F.William Payne, John J.McGowan; Energy Management for Buildings Handbook, The
Fairmont Press.Inc, 1988.
8 dari 8