4. Masa Arkeozoikum
Masa Arkeozoikum dapat diartikan sebagai masa tanpa kehidupan. Pada
mulanya bumi masih membara dan sekitar satu milyard tahun yang lalu bumi
mulai membentuk kerak, karena suhunya semakin menurun. Gas yang
terlepas dari bumi, antara lain metan, amoniak, hidrogen, dan uap air.
Kemudian terjadi pengembunan yang mengakibatkan adanya hujan hingga
kini, sehingga terbentuk lautan dan danau. Setelah itu udara yang
menyelimuti bumi semakin sempurna, sehingga dapat melindungi bumi dari
benturan-benturan benda angkasa. Dari masa ini dipamerkan contoh batu
meteorit dan batuan kerak bumi.
Masa Paleozoikum
Masa Paleozoikum dimulai sejak 570 juta tahun yang lalu dan berlangsung
selama 345 juta tahun. Paleozoikum dapat diartikan masa tua sejarah bumi,
yang masih dibagi lagi menjadi 6 zaman, yaitu: Kambrium, Ordovisium, Silur,
Devon, Karbon, dan Perm.
(1). Zaman Kambrium
Endapan Yang Terbentuk Pada Masa Kambrium Banyak Ditemukan Fosil
Sehingga Banyaklah Yang Dapat Diketahui Tentang Keadaan Kehidupan Masa
Itu. Masa Ini Ditandai Oleh Adanya Endapan-Endapan Yang Mengandung
Jasad-Jasad Fosil Yang Telah Mencapai Tingkat Perkembangan Yang Tinggi,
Pada Zaman Devon Keadaan Iklim Sangat Panas, Dan Di Daerah Tropika
Banyak Hujan Disertai Tumbuhan Berkembang, Mengakibatkan Terjadinya
Tanah Merah Yang Bersifat Laten. Di Samping Itu Dengan Adanya SungaiSungai Dan Danau-Danau, Menunjukkan Iklim Yang Agak Lembab. Di
Beberapa Tempat Ditemukan Bekas-Bekas Yang Menunjukkan Adanya GletserGletser Besar. Bekas-Bekas Ini Ditemukan Di Afrika Selatan,
Grondalia, Dan Amerika.
Di Indonesia Zaman Devon Hanya Dapat Ditunjukkan Di Beberapa Tempat
Saja, Yaitu Dengan Adanya Heliolithes Dan Tetracoralla. Clathrodyctyon
Daerah Sungai Telen Di Kalimantan Adalah Satu-Satunya Tempat Di Indonesia
Yang Telah Terbukti Mempunyai Batuan-Batuan Devon.
(4). Zaman Karbon
Zaman Ini Ditandai Dengan Timbulnya Sejumlah Besar Karbon Bebas Di
Pelbagai Bagian Dunia. Karbon Atau Carbonium Atau Arang Ini Amat
Berpengaruh Pada Keadaan Cuaca/Iklim. Pada Zaman Karbon Ini Terjadi
Pembentukan Pegunungan; Hal-Hal Inilah Yang Menyebabkan Zaman Karbon
Dapat Dikenal Dengan Nyata. Terjadinya Batu Bara Sangat Erat Hubungannya
Dengan Pengangkatan Dan Pembentukan Pegunungan. Adanya Karang
Menunjukkan Iklim Sedang Yang Agak Panas; Adanya Sedimen Klasika Yang
Berwarna Merah Dengan Rekah Kerut Menandakan Iklim Kering/Arid.
Adanya Tumbuh-Tumbuhan Dengan Daun Yang Cukup Rindang Menunjukkan
Adanya Pelembagaan. Tidak Adanya Lingkaran Tahun Pada Batang-Batang
Serta Tumbuh Terus, Menunjukkan Tidak Adanya Perbedaan Yang Menyolok.
Endapan Batu Bara Yang Berwarna Merah Menunjukkan Peninggalan Yang
Kering Dan Gersang.
Perkembangan Naptelia, Amfbia Yang Muncul Pada Zaman Devon Mengalami
Perkembangan Pesat, Demikian Pula Perkembangan Serangga, Lebah, Dan
Lipan. Serangga Pada Zaman Ini Ialah Pemakan Daging/Bangkai. Pada Tempat
Di Mana Karbon Diendapkan Sebagai Lapisan Dasar Laut, Di Sana Dijumpai
Karang/Koral Dalam Jumlah Yang Besar. Perkembangan Tumbuhan
(Paku/Pakis, Kawat/Sumbar Batu) Lebih Nyata Dibandingkan Dengan Binatang
Bertulang Punggung.
(5). Zaman Perm
Ciri-Ciri Perm Ialah Bahwa Letak Lapisan Yang Diskor Dan Di Atas Karbon
Mengandung Batu Bara, Juga Adanya Penyimpangan Fauna Laut Dari 2
Karbon Fosil Pada Zaman Paleozoikum Akhir.
Di Indonesia Peninggalan Perm Ditemukan Di Timor Pada Lembah Sungai Noil,
Besi Di Miaffo Timor Barat Daya Berupa Lapisan Lava-Lava Bantal (Kegiatan
Vulkanik). Di Sumatera Berupa Gamping Dan Koral Disertai Dengan Batuan
juta tahun silam. Fosil yang diperagakan yaitu Phaladomya sp.(kerang) dari
Belgia.
(b) Kala Eosen, yang berarti sangat sedikit, jenis fosil yang ditemukan sangat
sedikit dibanding dengan jenis hewan sekarang. Kala ini berlangsung sejak 54
hingga 38 juta tahun yang lalu. Fosil yang diperagakan yaitu: ikan air
tawar(Osphronemus goramy LACROIX) dari Sumatera Barat (Sipang,
Sawahlunto), kerang (Ostrea jogjakartaensis MARTIN) dan siput (Turiculla
plagiariaMARTIN) dari Yogyakarta (Nanggulan, Kulonprogo), dan hewan laut
bersel satu (Discocyclina omphalus FRICH) dari Jawa Tengah (Gunung Jiwo,
Klaten).
(c) Kala Oligosen, yang berarti hanya sedikit (oligos) kesamaannya dengan
hean sekarang. Kala ini berlangsung sejak 38 hingga 26 juta tahun lalu. Fosil
yang ditampilkan yaitu: daun marga kamper (Cinnamomum sp.) dari Austria,
kayu Sequoia sp. dan kepiting (Canser sp.) dari Jerman.
(d) Kala Miosen, yang berarti jumlah hewan laut masih kurang
(meion)dibanding yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 26 hingga
5 juta tahun yang lalu. Fosil yang diperagakan yaitu: foraminifera
besarLepidocyclina sp. (hewan laut satu sel) dari batu gamping Pandeglang,
kerangArca sp. (jenis yang kini dimakan), dan kayu marga ramin Gonystylus
sp.dari berbagai daerah.
(e) Kala Pliosen, yang berarti mempunyai kesamaan lebih (pleion) dari 50%
dari yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 5 hingga 1,8 juta tahun
silam. Fosil yang ditemukan adalah: bunga karang Fungia sp. dan Favia
sp.,gigi ikan hiu Isurus sp. pada bekas laut purba; kura-kura tawar Tronix
sp.pada bekas sungai atau danau purba; gajah purba Matadon sp. (dari
Bumiayu) yang merajai nusantara sewaktu masih menyatu.
(2) Zaman Kuarter, merupakan zaman terakhir dari sejarah geologi bumi
yang berlangsung sejak 1,8 juta tahun lalu hingga sekarang. Pada zaman ini
semua bentuk kehidupan di bumi (darat, laut, udara) berkembang, bahkan
manusia juga telah hadir. Zaman ini dibagi menjadi dua kala yaitu: Plistosen
dan Holosen.
(a) Kala Plistosen, yang artinya sebagian besar (pleistos) kehidupan sama
dengan yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 1,8 hingga 0,01 juta
tahun lalu. Fosil kala ini paling banyak diperagakan, yang antara lain: fosil
gajah (Stegodon trigonocephalus MARTIN), kerbau (Bulbalus
palaeokerabauFALCONER) dari Bumiayu (Banyumas); banteng (Bibos sp.) dari
Rembang dan harimau (Felis sp.) dari Watualang (Ngawi) yang berbentuk
fragmen; serta fosil manusia purba Homo erectus dari Sangiran (Solo).
(b) Kala Holosen atau Resen, yaitu kala manusia merajai dunia, yang baru
mulai 0,01 juta (10 ribu) tahun silam. Dari kala ini diperagakan sejarah
budaya manusia Zaman Paleolitikum (Zaman Batu purba) sampai Zaman
Neolitikum (Zaman Batu baru) yang ditemukan di Punung (Pacitan, Jawa
Timur) dan Dago (Bandung, Jawa Barat).
5. Organisme yang dapat berubah menjadi fosil.
Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan
yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang
mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja.
Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain:
a. Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
b. Mengalami pengawetan
c. Terbebas dari bakteri pembusuk
d. Terjadi secara alamiah
e. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
f. Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
6. Genus Pada Zaman Karbon
Zaman Ini Ditandai Dengan Timbulnya Sejumlah Besar Karbon Bebas Di
Pelbagai Bagian Dunia. Karbon Atau Carbonium Atau Arang Ini Amat
Berpengaruh Pada Keadaan Cuaca/Iklim. Pada Zaman Karbon Ini Terjadi
Pembentukan Pegunungan; Hal-Hal Inilah Yang Menyebabkan Zaman Karbon
Dapat Dikenal Dengan Nyata. Terjadinya Batu Bara Sangat Erat Hubungannya
Dengan Pengangkatan Dan Pembentukan Pegunungan. Adanya Karang
Menunjukkan Iklim Sedang Yang Agak Panas; Adanya Sedimen Klasika Yang
Berwarna Merah Dengan Rekah Kerut Menandakan Iklim Kering/Arid.
Adanya Tumbuh-Tumbuhan Dengan Daun Yang Cukup Rindang Menunjukkan
Adanya Pelembagaan. Tidak Adanya Lingkaran Tahun Pada Batang-Batang
Serta Tumbuh Terus, Menunjukkan Tidak Adanya Perbedaan Yang Menyolok.
Endapan Batu Bara Yang Berwarna Merah Menunjukkan Peninggalan Yang
Kering Dan Gersang.
Perkembangan Naptelia, Amfbia Yang Muncul Pada Zaman Devon Mengalami
Perkembangan Pesat, Demikian Pula Perkembangan Serangga, Lebah, Dan
Lipan. Serangga Pada Zaman Ini Ialah Pemakan Daging/Bangkai. Pada Tempat
Di Mana Karbon Diendapkan Sebagai Lapisan Dasar Laut, Di Sana Dijumpai
Karang/Koral Dalam Jumlah Yang Besar. Perkembangan Tumbuhan
(Paku/Pakis, Kawat/Sumbar Batu) Lebih Nyata Dibandingkan Dengan Binatang
Bertulang Punggung.
7. Faktor-fator yang mepengaruhi Porifera:
- kompetisi ruang antara spons dan organisme benthik lain terutama coral.
- Sifat fsik perairan
a. arus,
b. kedalaman,
c.
d.
e.
f.
g.
suhu,
salinitas,
ombak,
kekeruhan,
serta tipe sedimen perairan