Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MIKROPALEONTOLOGI

NAMA : ARYA WARDHANA


NIM : 13.287.5009
1. A. Syarat-syarat pembuatan sayatan standart.
B. Cara pembuatan sayatan tipis
b. Pemilihan sample batuan
c. Penentuan arah potong pada sample
d. Pelicinan salah satu permukaan sample pada gerinda mesin dan hand
gerinda, penggosokan salah satu permukaan slide glass
e. Keping batuan ditempel pada slide glass
f. Sample digerinda sampai pada ketebalan mendekati 0,03 mm dengan
mesin gerinda
g. Sample digerinda dengan menggunakan gerinda tangan
h. Sample diperiksa dengan menggunakan mikroskop polarisasi
i. Pemasangan cover glass
j. Sayatan dibersihkan dengan alkohol, xylene, toluene
k. Pemberian kode & no. sample pemula
l. Sample sayatan disusun dalam tray untuk dikirim ke Lab. Petrograf
C. Peralatan Sayatan
a. Peralatan Utama
a.1. Mesin pemotong batuan (Cutting Machine)
Fungsinya adalah untuk memotong batuan menurut arah potong yang
sudah ditentukan, sehingga berbentuk lempengan batuan untuk
keperluan prosedure lebih lanjut.
a.2. Mesin pemoles (Rotary polishing table)
Fungsi dari alat ini adalah: Untuk menipiskan keping batuan yang akan
dibuat asahan pilih sampai pada ketebalan mendekati 0,03 mm. Selain
itu untuk melicinkan permukaan sample yang dipoles.
a.3. Gerinda tangan (Plate glass lap for hand Grinding)
Fungsinya adalah untuk menipiskan sayatan pipih dengan jalan
menggosokkan sayatan tersebut pada permukaan plate gelas dan
dengan menggunakan serbuk karborundum yang paling halus.
Penggosokan sayatan tersebut sampai pada ketebalan yang
diinginkan.
a.4. Hot plate
Fungsi dari pada alat Hot Plate adalah :
1.Untuk mengeringkan slide glass.
2.Untuk memanaskan lem Canada Balsam.
3.Untuk menempelkan sample pada slide glass.
4.Untuk menempelkan cover glass pada sayatan.
a.5. Tempat untuk sayatan tipis
Ada 2 tempat untuk sayatan tipis yang digunakan, yaitu :

Slide Glass Untuk tempat melekatkan sayatan pipih batuan yang


sangat tipis sekali.
Cover Glass Untuk menutup hasil sayatan batuan yang merupakan
hasil pembuatan sayatan pipih tersebut. Perlu diketahui bahwa ukuran
dari pada slide glass dan cover glass tersebut ada bermacam-macam,
dan penggunaannya menurut kebutuhan.
b. Peralatan Tambahan
b.1. Karborundum (dari ukuran kasar sampai halus)
Berfungsi sebagai abrasi gerinda, dipergunakan pada waktu bekerja
menggunakan mesin gerinda dan gerinda tangan, ukuran
karborundum yang diperlukan adalah dari ukuran kasar sampai ukuran
yang paling halus.
b.2. Canada balsem (untuk sample dan meng-over )
Berfungsi sebagai lem yang melekatkan antara slide glass dengan
asahan pipih batuan dan juga antara asahan pipih batuan dengan
cover glass.
2. Mengapa Mikropalenontologi sangat erat kaitannya dengan Penentuan umur
Geologi?
Mikropaleontologi merupakan cabang paleontologi yang mempelajari
mikrofosil, ilmu ini mempelajari masalah organisme yang hidup pada masa
yang lampau yang berukuran mikroskopis,yang dalam pengamatannya harus
menggunakan Mikroskop atau biasa disebut micro fossils (fosil mikro).
Pembahasan mikropaleontologi ini sesungguhnya sangat heterogen, berasal
baik dari hewan maupun tumbuhan ataupun bagian dari hewan atau
tumbuahan. Pada ilmu Mikropaleontologi ini dikenal adanya Analisis
Biostratigraf. Dimana biostratigraf tersebut memiliki hubungan yang sangat
erat dalam penentuan umur relatif dan lingkungan pengendapan dari suatu
Batuan berdasarkan kandungan fosil yang terkandung dalam Batuan
tersebut.
3. Fosil Jaman Trias
- Amonit (Moluska dari kelas Sefalopoda)
Adalah kelompok punah hewan invertebrata laut di subclass Ammonoidea
kelas Cephalopoda. Moluska ini lebih erat kaitannya dengan hidup
coleoids (yaitu gurita, cumi-cumi, dan cumi-cumi)
antara lain: Joanites sp., Hypocladicites sp, Jovites sp

Fosil Zaman Silur


-

Graptalit (Kumpulan/Kalori Binatang Kecil Yang Disebut Rabdosoma)


Ada graptolit yang kecil, bercabang seperti garpu. Kerangka organic dari
koloni fosil ini telah berubah menjadi mineral seperti liat putih selama
proses fosilisasi

4. Masa Arkeozoikum
Masa Arkeozoikum dapat diartikan sebagai masa tanpa kehidupan. Pada
mulanya bumi masih membara dan sekitar satu milyard tahun yang lalu bumi
mulai membentuk kerak, karena suhunya semakin menurun. Gas yang
terlepas dari bumi, antara lain metan, amoniak, hidrogen, dan uap air.
Kemudian terjadi pengembunan yang mengakibatkan adanya hujan hingga
kini, sehingga terbentuk lautan dan danau. Setelah itu udara yang
menyelimuti bumi semakin sempurna, sehingga dapat melindungi bumi dari
benturan-benturan benda angkasa. Dari masa ini dipamerkan contoh batu
meteorit dan batuan kerak bumi.
Masa Paleozoikum
Masa Paleozoikum dimulai sejak 570 juta tahun yang lalu dan berlangsung
selama 345 juta tahun. Paleozoikum dapat diartikan masa tua sejarah bumi,
yang masih dibagi lagi menjadi 6 zaman, yaitu: Kambrium, Ordovisium, Silur,
Devon, Karbon, dan Perm.
(1). Zaman Kambrium
Endapan Yang Terbentuk Pada Masa Kambrium Banyak Ditemukan Fosil
Sehingga Banyaklah Yang Dapat Diketahui Tentang Keadaan Kehidupan Masa
Itu. Masa Ini Ditandai Oleh Adanya Endapan-Endapan Yang Mengandung
Jasad-Jasad Fosil Yang Telah Mencapai Tingkat Perkembangan Yang Tinggi,

Bila Dibandingkan Dengan Yang Dijumpai Pada Masa Prakambrium. Semua


Masih Hidup Terbatas Pada Air. Oleh Karena Itu, Sisa-Sisa Peninggalannya
Hanya Berupa Jasad-Jasad Air, Terutama Jasad-Jasad Samudera. Contohnya
Archaecyata Dan Binatang Trilobit Olenellus.
(2). Zaman Silur
Pada Zaman Silur, Penyebaran Fauna Lebih Luas Dibandingkan Dengan Masa
Kambrium. Banyak Kelompok Binatang Baru Muncul Pada Zaman Silur Ini. Di
Antaranya Yang Terpenting Adalah Vertebrata Atau Binatang Bertulang
Punggung. Graptalit Adalah Ciri Fosil Penujuk Pada Masa Silur Dan Merupakan
Kumpulan/Kalori Binatang Kecil Yang Disebut Rabdosoma.
Sedimen Dengan Ciri Fasies Graptalit Terbentuknya Di Lautan Yang Dalam,
Tetapi Kini Ternyata Kebanyakan Di Antara Lempung-Lempung Itu Diendapkan
Di Lautan Yang Dangkal, Yang Kadang-Kadang Tertutup Oleh Ganggang Laut.
Hal Ini Menyebabkan Laut Berwarna Hitam (Laut Hitam). Di Indonesia Zaman
Silur Adalah Zaman Yang Tertua Yang Diketahui. Fosil Silur Berupa Koral Bulat
Yang Bernama Halisites, Telah Banyak Ditemukan Orang Dalam Batu-Batu
Lepas Dalam Suatu Sungai Di Papua.
Air Hujan Di Niagara Terjadi Pada Endapan-Endapan Silur. Iklim Pada Zaman
Silur Di Mana-Mana Mengalami Panas Yang Hampir Sama Dengan Masa
Kambrium. Adanya Sisa Evaporit-Evaporit Menunjukkan Adanya Iklim Yang
Kering Dan Mungkin Ada Suasana Gurun.
(3). Zaman Devon
Zaman Ini Bercirikan Munculnya Tumbuh-Tumbuhan Darat Dan Binatang
Bertulang Punggung. Di Laut Dijumpai Perkembangan Luas KelompokKelompok Binatang Yang Tidak Bertulang Punggung, Seperti Amronit. Pada
Dasarnya Devon Terbagi Atas 3 Macam, Yaitu Devon Bawah, Devon Tengah,
Dan Devon Atas.
Pada Umumnya Daerah Old Red Sandstone (ORS) Terdiri Atas Arkosa
Konglomerat, Batu Pasir, Yang Kesemuanya Berasal Dari Perombakan
Pegunungan Kaledonia. Daerah ORS Ini Meliputi Daerah Sekitar Pegunungan
Kaledonia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia, Spitsbergen, Grondalia, Hingga
Jauh Melampaui Dataran Tinggi Rusia. Khusus Di Grondalia, ORS BerselangSeling Dengan Endapan-Endapan Laut Dangkal. Demikian Pula Di Tiongkok
Terdapat Endapan ORS, Terutama Di Kuangli (Karena Ada Hubungan Lautan
Pada Saat Benua Eropa Dan Asia Masih Bersatu).
Pada Zaman Devon Banyak Ditemukan Lapisan-Lapisan Endapan Daratan
Yang Sungguh Luas. Banyak Di Antaranya Diendapkan Dalam Sungai Atau
Dalam Danau. Dalam Lapisan Banyak Ditemukan Fosil-Fosil Ikan, Demikian
Pula Perkembangan Tumbuhan Daratan Baru Berarti Setelah Zaman Devon.

Pada Zaman Devon Keadaan Iklim Sangat Panas, Dan Di Daerah Tropika
Banyak Hujan Disertai Tumbuhan Berkembang, Mengakibatkan Terjadinya
Tanah Merah Yang Bersifat Laten. Di Samping Itu Dengan Adanya SungaiSungai Dan Danau-Danau, Menunjukkan Iklim Yang Agak Lembab. Di
Beberapa Tempat Ditemukan Bekas-Bekas Yang Menunjukkan Adanya GletserGletser Besar. Bekas-Bekas Ini Ditemukan Di Afrika Selatan,
Grondalia, Dan Amerika.
Di Indonesia Zaman Devon Hanya Dapat Ditunjukkan Di Beberapa Tempat
Saja, Yaitu Dengan Adanya Heliolithes Dan Tetracoralla. Clathrodyctyon
Daerah Sungai Telen Di Kalimantan Adalah Satu-Satunya Tempat Di Indonesia
Yang Telah Terbukti Mempunyai Batuan-Batuan Devon.
(4). Zaman Karbon
Zaman Ini Ditandai Dengan Timbulnya Sejumlah Besar Karbon Bebas Di
Pelbagai Bagian Dunia. Karbon Atau Carbonium Atau Arang Ini Amat
Berpengaruh Pada Keadaan Cuaca/Iklim. Pada Zaman Karbon Ini Terjadi
Pembentukan Pegunungan; Hal-Hal Inilah Yang Menyebabkan Zaman Karbon
Dapat Dikenal Dengan Nyata. Terjadinya Batu Bara Sangat Erat Hubungannya
Dengan Pengangkatan Dan Pembentukan Pegunungan. Adanya Karang
Menunjukkan Iklim Sedang Yang Agak Panas; Adanya Sedimen Klasika Yang
Berwarna Merah Dengan Rekah Kerut Menandakan Iklim Kering/Arid.
Adanya Tumbuh-Tumbuhan Dengan Daun Yang Cukup Rindang Menunjukkan
Adanya Pelembagaan. Tidak Adanya Lingkaran Tahun Pada Batang-Batang
Serta Tumbuh Terus, Menunjukkan Tidak Adanya Perbedaan Yang Menyolok.
Endapan Batu Bara Yang Berwarna Merah Menunjukkan Peninggalan Yang
Kering Dan Gersang.
Perkembangan Naptelia, Amfbia Yang Muncul Pada Zaman Devon Mengalami
Perkembangan Pesat, Demikian Pula Perkembangan Serangga, Lebah, Dan
Lipan. Serangga Pada Zaman Ini Ialah Pemakan Daging/Bangkai. Pada Tempat
Di Mana Karbon Diendapkan Sebagai Lapisan Dasar Laut, Di Sana Dijumpai
Karang/Koral Dalam Jumlah Yang Besar. Perkembangan Tumbuhan
(Paku/Pakis, Kawat/Sumbar Batu) Lebih Nyata Dibandingkan Dengan Binatang
Bertulang Punggung.
(5). Zaman Perm
Ciri-Ciri Perm Ialah Bahwa Letak Lapisan Yang Diskor Dan Di Atas Karbon
Mengandung Batu Bara, Juga Adanya Penyimpangan Fauna Laut Dari 2
Karbon Fosil Pada Zaman Paleozoikum Akhir.
Di Indonesia Peninggalan Perm Ditemukan Di Timor Pada Lembah Sungai Noil,
Besi Di Miaffo Timor Barat Daya Berupa Lapisan Lava-Lava Bantal (Kegiatan
Vulkanik). Di Sumatera Berupa Gamping Dan Koral Disertai Dengan Batuan

Dari Gunung Berapi. Lapisan Perm Mengandung Minyak, Koalium (Bahan


Porselin), Lempung Keramik, Besi, Dan Batu Bara.
Masa Mesozoikum
Masa Mesozoikum merupakan masa pertengahan sejarah geologi,
berlangsung selama 160 juta tahun, mulai 225 sampai 65 juta tahun lalu.
Masa ini ditandai dengan hadirnya binatang reptil (darat, laut, udara) yang
merajai permukaan bumi. Di Indonesia tidak ditemukan fosil datanya,
diperkirakan reptil darat sudah punah sebelum daratan nusantara terbentuk.
Masa Mesozoikum dibagi menjadi tiga zaman yaitu: Trias, Jura, dan Kapur.
(1) Zaman Trias berlangsung sejak 225 sampai 190 juta tahun lalu. Nama
Trias berasal dari Jerman dan mempunyai arti tiga (lapisan endapan). Zaman
ini adalah yang paling kering dan tidak subur, ditandai dengan jarangnya fosil
hewan maupun tumbuhan. Fosil yang ditampilkan berasal dari Timor yaitu
Amonit (Moluska dari kelas Sefalopoda) antara lain: Joanites sp.,
Hypocladicites sp, Jovites sp., Indonesites sp.; serta beberapa fosil dari
Jerman yang di antaranya bergaris tengah 50 cm dan tebalnya 20 cm.
(2) Zaman Jura berlangsung sejak 190 sampai 136 juta tahun silam. Nama ini
diambil dari nama pegunungan di perbatasan Swiss dan Perancis. Fosil yang
diperagakan yaitu Amonit dan Belemnit berasal dari Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat, Maluku Tenggara (P. Bubar), Maluku Utara (P. Buru dan P.
Taliabu). Juga memperagakan fosil Ichthyosaurus sp. (jenis dinosaurus laut),
Pterodactylus sp. (jenis dinosaurus terbang), Archaeopterix sp. (nenek
moyang burung), yang diperoleh dari Jerman.
(3) Zaman Kapur berlangsung sejak 136 sampai 65 juta tahun silam. Nama
Kapur diambil dari kata latin 'creta' yang berarti kapur, yang diberikan pada
singkapan bagus tebing putih di Dover - Inggris (1822) dan singkapan sama
di Eropa. Dari zaman ini diperagakan fosil yang populer yaitu: Orbitulina sp.
(hewan laut bersel satu), Pecten sp. (kerang), dll. Zaman Kapur merupakan
zaman kepunahan binatang jenis Dinosaurus.
Masa Kenozoikum
Masa Kenozoikum disebut juga Masa Neozoikum yang diartikan masa baru
dalam sejarah geologi bumi. Masa ini berlangsung sejak 65 juta tahun silam
hingga sekarang. Masa Kenozoikum dibagi menjadi dua zaman yaitu: Tersier
dan Kuarter.
(1) Zaman Tersier berlangsung sejak 65 hingga 1,8 juta tahun lalu. Zaman ini
dapat dibagi menjadi lima kala yaitu: Paleosen, Eosen, Oligosen, Miosen,
Pliosen.
(a) Kala Paleosen, yaitu kala purba (palaios) yang tidak memiliki jenis bintang
yang hidup sekarang (cene = kainos), yang berlangsung sejak 65 hingga 54

juta tahun silam. Fosil yang diperagakan yaitu Phaladomya sp.(kerang) dari
Belgia.
(b) Kala Eosen, yang berarti sangat sedikit, jenis fosil yang ditemukan sangat
sedikit dibanding dengan jenis hewan sekarang. Kala ini berlangsung sejak 54
hingga 38 juta tahun yang lalu. Fosil yang diperagakan yaitu: ikan air
tawar(Osphronemus goramy LACROIX) dari Sumatera Barat (Sipang,
Sawahlunto), kerang (Ostrea jogjakartaensis MARTIN) dan siput (Turiculla
plagiariaMARTIN) dari Yogyakarta (Nanggulan, Kulonprogo), dan hewan laut
bersel satu (Discocyclina omphalus FRICH) dari Jawa Tengah (Gunung Jiwo,
Klaten).
(c) Kala Oligosen, yang berarti hanya sedikit (oligos) kesamaannya dengan
hean sekarang. Kala ini berlangsung sejak 38 hingga 26 juta tahun lalu. Fosil
yang ditampilkan yaitu: daun marga kamper (Cinnamomum sp.) dari Austria,
kayu Sequoia sp. dan kepiting (Canser sp.) dari Jerman.
(d) Kala Miosen, yang berarti jumlah hewan laut masih kurang
(meion)dibanding yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 26 hingga
5 juta tahun yang lalu. Fosil yang diperagakan yaitu: foraminifera
besarLepidocyclina sp. (hewan laut satu sel) dari batu gamping Pandeglang,
kerangArca sp. (jenis yang kini dimakan), dan kayu marga ramin Gonystylus
sp.dari berbagai daerah.
(e) Kala Pliosen, yang berarti mempunyai kesamaan lebih (pleion) dari 50%
dari yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 5 hingga 1,8 juta tahun
silam. Fosil yang ditemukan adalah: bunga karang Fungia sp. dan Favia
sp.,gigi ikan hiu Isurus sp. pada bekas laut purba; kura-kura tawar Tronix
sp.pada bekas sungai atau danau purba; gajah purba Matadon sp. (dari
Bumiayu) yang merajai nusantara sewaktu masih menyatu.
(2) Zaman Kuarter, merupakan zaman terakhir dari sejarah geologi bumi
yang berlangsung sejak 1,8 juta tahun lalu hingga sekarang. Pada zaman ini
semua bentuk kehidupan di bumi (darat, laut, udara) berkembang, bahkan
manusia juga telah hadir. Zaman ini dibagi menjadi dua kala yaitu: Plistosen
dan Holosen.
(a) Kala Plistosen, yang artinya sebagian besar (pleistos) kehidupan sama
dengan yang hidup sekarang. Kala ini berlangsung sejak 1,8 hingga 0,01 juta
tahun lalu. Fosil kala ini paling banyak diperagakan, yang antara lain: fosil
gajah (Stegodon trigonocephalus MARTIN), kerbau (Bulbalus
palaeokerabauFALCONER) dari Bumiayu (Banyumas); banteng (Bibos sp.) dari
Rembang dan harimau (Felis sp.) dari Watualang (Ngawi) yang berbentuk
fragmen; serta fosil manusia purba Homo erectus dari Sangiran (Solo).

(b) Kala Holosen atau Resen, yaitu kala manusia merajai dunia, yang baru
mulai 0,01 juta (10 ribu) tahun silam. Dari kala ini diperagakan sejarah
budaya manusia Zaman Paleolitikum (Zaman Batu purba) sampai Zaman
Neolitikum (Zaman Batu baru) yang ditemukan di Punung (Pacitan, Jawa
Timur) dan Dago (Bandung, Jawa Barat).
5. Organisme yang dapat berubah menjadi fosil.
Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan
yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang
mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja.
Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain:
a. Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
b. Mengalami pengawetan
c. Terbebas dari bakteri pembusuk
d. Terjadi secara alamiah
e. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
f. Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
6. Genus Pada Zaman Karbon
Zaman Ini Ditandai Dengan Timbulnya Sejumlah Besar Karbon Bebas Di
Pelbagai Bagian Dunia. Karbon Atau Carbonium Atau Arang Ini Amat
Berpengaruh Pada Keadaan Cuaca/Iklim. Pada Zaman Karbon Ini Terjadi
Pembentukan Pegunungan; Hal-Hal Inilah Yang Menyebabkan Zaman Karbon
Dapat Dikenal Dengan Nyata. Terjadinya Batu Bara Sangat Erat Hubungannya
Dengan Pengangkatan Dan Pembentukan Pegunungan. Adanya Karang
Menunjukkan Iklim Sedang Yang Agak Panas; Adanya Sedimen Klasika Yang
Berwarna Merah Dengan Rekah Kerut Menandakan Iklim Kering/Arid.
Adanya Tumbuh-Tumbuhan Dengan Daun Yang Cukup Rindang Menunjukkan
Adanya Pelembagaan. Tidak Adanya Lingkaran Tahun Pada Batang-Batang
Serta Tumbuh Terus, Menunjukkan Tidak Adanya Perbedaan Yang Menyolok.
Endapan Batu Bara Yang Berwarna Merah Menunjukkan Peninggalan Yang
Kering Dan Gersang.
Perkembangan Naptelia, Amfbia Yang Muncul Pada Zaman Devon Mengalami
Perkembangan Pesat, Demikian Pula Perkembangan Serangga, Lebah, Dan
Lipan. Serangga Pada Zaman Ini Ialah Pemakan Daging/Bangkai. Pada Tempat
Di Mana Karbon Diendapkan Sebagai Lapisan Dasar Laut, Di Sana Dijumpai
Karang/Koral Dalam Jumlah Yang Besar. Perkembangan Tumbuhan
(Paku/Pakis, Kawat/Sumbar Batu) Lebih Nyata Dibandingkan Dengan Binatang
Bertulang Punggung.
7. Faktor-fator yang mepengaruhi Porifera:
- kompetisi ruang antara spons dan organisme benthik lain terutama coral.
- Sifat fsik perairan
a. arus,
b. kedalaman,

c.
d.
e.
f.
g.

suhu,
salinitas,
ombak,
kekeruhan,
serta tipe sedimen perairan

Anda mungkin juga menyukai