Anda di halaman 1dari 8

Arsitektur dan Dimensi Ruang

Antariksa
Sejak dahulu arsitektur sudah dipermasalahkan. Apakah sebenarnya
arsitektur itu? Apakah material yang digunakan sebagai parameter untuk
menilai suatu karya arsitektur? Tokoh-tokoh yang mengembangkan teoriteori ini mendekati dari berbagai sudut pandang, di antarannya:
1. Luis I. Kahn, arsitektur adalah pemikian yang matang dalam
pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus adalah
disebabkan perubahan konsep ruang (Perspecta,IV.p. 2-3);
2. Le Corbusier, arsitektur adalah penataan beberapa massa yang dengan
hebat, tepat dan baik sekali digabungkan dengan cahaya (Toward a new
Architecture, p. 14); dan

The Pure form of Architecture


3. William Wayne Caudill, bentuk dan ruang adalah bukan arsitektur.
Arsitektur terjadi hanya bila seseorang sedang mengalami atau menikmati
bentuk dan ruang tersebut (Architecture by Team, 1971). Dari beberapa
pengertian di atas dapat diambil satu kesimpulan mengenai arsitektur,
adalah ruang, massa dan manusia merupakan bagian dalam sebuah karya
arsitektur.

Form and space is not architecture

Architecture occurs only when there is a person to


experience it
Teori Ruang
Pemikiran mengenai aspek-aspek atau gatra-gatra dari ruang dalam falsafah
dan ilmu pengetahuan, sudah dimulai sejak dahulu. Di Timur dikembangkan
oleh Lao Tzu dan di Barat dikembangkan oleh Plato.
Pemikiran ruang dari Lao Tzu
Lao Tzu memulai pemikiran ruang ini sejak 550 BC., dengan bukunya yang
sangat terkenal ialahTAO THE CHING (The Way of Becoming), ini
diklasifikasikan sebagai dasar falsafah Timur. Konsep filosofinya, ialah yang
tidak ada adalah yang utama/pokok yang dijadikan bisa diraba dalam bentuk
wadah. Ada tiga tingkatan klasifikasi ruang menurut Lao Tzu, yakni 1) Ruang
yang dihasilkan dari penggabungan tectonic (ruang yang diakibatkan oleh
struktur yang terdiri dari berbagai unsur-unsur kecil, balok, usuk, kolom, dan
sebagainya); 2) Ruang yang dihasilkan dari bentuk stereotomic (bentuk yang
didapat dari elemen lentur/plastic); dan 3) Ruang-ruang transitional (ruang
yang menghubungkan ruang dalam dan ruang luar).
Pemikiran ruang dari Plato
Plato kemudian muncul 200 tahun sesudah Lao Tzu. Pola pemikirannya
sangat berpengaruh di Barat. Konsep filosofinya, ialah barang nyata itu bisa
dilihat, diraba dan yang ada. Falsafah Plato banyak dilakukan melalui
ungkapan fisik dari arsitektur dikenal dengan adanya proporsi, yang diambil
dari dasar falsafah cosmis yang telah diterjemahkan dalam doktrin proporsi
bangunan. Pengikut Plato banyak ahli-ahli yang bukan hanya arsitek.
Seorang pengikut yang menonjol adalah Johan Kepler (1571~1830). Johan
Kepler mencoba member batasan pada beberapa unsur yang ada di dunia.
Api ---- piramida (4 bidang), Udara ---- octahedron (8 bidang), Bumi ---- Kubus
(6 bidang), Cosmos ---- dodecahedron (12 bidang), dan Air
---- icosahedron (20 bidang).

Setelah ada simbol-simbol tersebut di atas orang baru dapat membuat


proporsi. Proporsi sendiri dikembangkan oleh Fransesco Giorgi (1925), yang
dasarnya mengikuti ratio mathematic/ratio harmonic (harmonic proportion
ratio). Fransesco Giorgi selalu menghubungkan proporsi dengan musik.

Oktaf a fifth Bentuk lamda Giorgi


Dengan dasar ini menyarankan bahwa perbandingan lebar panjang dari
ruang atau bidang seyogyanya 9:27, karena kalau dikatakan 1:3 tidak
harmonis. Mengapa 9:27? Karena Fransesco Giorgi melihat perkembangan
pada waktu itu dari alat-alat musik adalah diaposan (diaposan=1 oktaf)
dan diapante.

Palladio juga mengembangkan patokan umum dari proporsi arsitektural.


Proporsi akan mencakup: lebar, tinggi, dan panjang. Perbandingan panjang
dan lebar mempunyai dasar yang kuat untuk menentukan tinggi. Ada tujuh
macam bentuk ruang di dalam harmonic proportion, adalah: 1) Bentuk bulat;
2) Segi empat (berarti ada perbandingan yang sama antara lebar dan

panjang); 3) Diagonal 1:V2 ;


4) 3:4; 5) 2:3; 6) 3:5; 7)
1:2. Sebenarnya dasar perbandingan lebar dan panjang ini mempunyai dasar
yang sangat kuat, kalau menentukan tinggi. Sebagai contoh misal: 1) Ruang
lebar 6m, panjang 12m, maka tinggi seharusnya 9m; dan 2) kalau lebar 4m,
panjang 9m, maka tinggi seharusnya 6m.
Pitagoras, menggariskan angka pertama karena angka 3 itu mempunyai
satu bilangan di depan, satu bilangan di tengah dan satu bilangan di

belakang. Kalau kita tidak bisa bandingkan itu, maka kita tidak bisa
mencapai keharmonisan. Hukum tradisional Pitagoras adalah:
Rumus-rumus ini adalah rumus harmonic
proportion. Ada satu rumus proporsi yang disebut rumus-rumus proporsi,
ialah:
Harmonic proportion banyak yang menggunkan
pada waktu itu. Ketiga rumus itu sangat dogmatis diikuti oleh semua
seniman, baik seni lukis maupun arsitektur semua menggunakan rumus di
atas. Sebagai contoh visual, perimbangan yang menyenangkan untuk dilihat
dan disebut indah oleh bangsa Yunani dahulu, ialah bentuk empat-persegi
dan elipse. Masing-masing mempunyai proporsi 1:1,6 atau kalau dijadikan
angka bulat 3:5, perimbangan ini terkenal dengan nama Golden
Ratio (perbandingan keemasan).

Penerapan teori proporsi menurut perbandingan


keemasan
Kalau kita lihat patokan lain selain proporsi adalah simetri (patokan untuk
keindahan). Keduanya mempunyai kekuatan sendiri-sendiri untuk keindahan
atau masing-masing mempunyai keindahan sendiri-sendiri. Dengan
kata symmetry is the beauty of order Eurythmia ( a symmetry) is the beauty
of this position. Dan tidak simetri itu sangat ditentukan oleh proporsi. Simetri
jelas kanan dan kiri sama dapat dikatakan seimbang, tidak simetri kanan dan
kiri tidak sma dapat dikatakan tidak seimbang. Palladio mengatakan bahwa
sebetulnya proporsi memegang rahasia dari seni apapun, jadi kalau kita
tidak tahu proporsi tidak tahu akan seni.Johan Kepler merupakan salah satu
yang ingin lepas dari proporsi, tetapi masih terpesona dengan bilangan.
Dikatakannya pula, bahwa angka, harmoni, dan proporsi memang ada di
dalam moral kita, sehingga karakter, sifat, dan affection dari kehidupan
manusia banyak ditentukan oleh ketiga hal tersebut. Lebih lanjut, apakah
semua proporsi dalam suatu bangunan dapat kita tangkap (dirasakan) dari
suatu waktu yang sama. Di luar yang kelihatan hanya tampak, sedang yang
di dalam yang kelihatan hanya tembok. Hal ini memberikan suatu
kemungkinan bahwa kita dapat menggunakan proporsi berbeda dari bagian
yang satu dengan bagian yang lain. Dari ruang pun bisa kita lihat, di
antaranya: 1) panjang, lebar, dan tinggi; 2) lobang terhadap dinding; dan 3)
massif dan transparan. Ini merupakan suatu ancang-ancang bahwa proporsi
itu tidak perluabsolute, proporsi itu seyogyanya relative. Sebagai patokan
untuk perancangan arsitektur dengan perbandingan bilangan 1:1,618.

The Golden section (Introduction to ARchitecture Mc


Graw-Hill Book Company p.24)
Teori tempat dari Aristoteles
Generasi kedua setelah Plato adalah Aristoteles. Aristoteles mencoba
mengemukakan mengenai ruang (topos), dengan memberikan lima
karakteristik ruang di antaranya: 1) Suatu tempat adalah yang di kelilingi; 2)
Tempat itu bukan bagian dari yang mengelilingi; 3) Tempat dari benda tak
lebih kecil atau besar dari bendanya itu sendiri; 4) Tempat itu dapat
dipisahkan atau ditinggalkan oleh benda itu; dan 5) Apakah tempat itu yang
bergerak akhirnya akan berhenti pada suatu tempat, di mana ia berada.
Teori d atas dalam perkembangannya mendapat tantangan besar setelah PD
II. Teori tersebut direhabilitir. Salah satu tokoh yang memperkuat teori
Aristoteles, adalah Kenzo Tange dari Jepang. Kenzo Tange mengakui
pentingnya aspek yang abadi dari batas arsitektur meskipun persyaratanpersyaratan yang dibuat manusia berubah.
Divine space: The gothic light
Teori ini banyak dipengaruhi oleh teologi, terutama teologi nasrani yang
mengembangkan gereja. Banyak mazhab yang ada yang paling menonjol
adalah gothic light, yang penyelesaiannya banyak dipengaruhi oleh cahaya.
Pada waktu itu, bangunan kepercayaan dipengaruhi berdasar penyelesaian
idea yang tak teraba (immaterial). Penonjolan dari dari gaya gothic adalah
interior yang kemudian dikenal dengan gothic interior diaphanous
structure.
Witelo, adalah seorang arsitek yang mengembangkan teori cahaya dan
teori perspektif berdasarkan: adanya keremangan member suasana yang
khususk. Beberapa batasan kwalitas dari suasana menurut Witelo, adalah:
1) Diaphanitas = transparan; 2) Densitas = kepekatan; 3)Obscuritas =
kurang jelas; dan 4) Umbria = lebih kurang jelas.
Panofski, mengembangkan stein glass untuk teori transparannya. Ada
filosofi gereja yang bertentangan dengan Witelo dan Panofski, yang dikenal
dengan Agustinian Philosophy. Berpendapat bahwa, manifestasi Tuhan dalam
ungkapan ruang adalah cahaya yang langsung. Tokon-tokoh tersebut di atas
dalam mengembangkan teori estetisnya melalui penelitian gereja gothic.
Teori tersebut dikembangkan karena keterbatasan kosmos.
Ketidak terbatasan ruang dalam alam semesta
Rene Descartes seorang tokoh dari teori ini mengatakan pendapatnya, De

omnibus debutandum: there is only one certainty, namely the fact that one
doubt, yang diartikan hanya ada satu kepastian, yakni kenyataan bahwa
setiap orang merasa ragu. Dengan pendapat tersebut Rene Descartes
membedakan antara conscience (cenderung banyak menyinggung soal
moral) dancorporeal ( cenderung banyak menyinggung soal materi).
Isaac Newton, juga mengemukakan pendapatnya mengenai absolute
space (space yang tidak dapat diraba, homogen dan terbatas) dan relative
space (space yang dapat diukur menggunakan kordinat).
Louis Kahn, mengatakan pendapatnya mengenai arsitektur yang berkaitan
dengan teori di atas ialah, arsitektur adalah sesuatu yang tak dapat diukur
(immeasurable) menjadi sesuatu yang dapat diukur (measurable).
L. Moholy Magy seorang teoris dari Bauhaus dengan Kinetic Constructive
System yang diambil dari hukum fisika mengatakan, bahwa space is the
relation between the position of bodies (The New Vision, 1947).
Intuisi metafisika dan isi dari bagian-bagiannya
Teori ruang dari Kant banyak yang menolak di antaranya
adalah Leibniz dan Hume. Mengenai ruang, Kant mengatakan ruang
memaksa kita akan idea-idea yang sebenarnya nyata, dan tidak berdasarkan
sasaran akhirnya. Hal ini akibat pengalaman dari luar. Jadi sebaiknya idea
dari ruang sudah harus kita punyai. Kant juga memberikan satu rumusan
tentang beauty atau keindahan, yaitu beauty only exists if it creates
universal, necessary, and uninterested satisfaction and has purposeness
without purpose. Keindahan ini juga dibedakan oleh Kant menjadi: free
beauty (Pulchritudo Vaga) dan dependent beauty (Pulchritudo Adhaerens).
Hegel, menekankan bahwa form merupakan ekspresi
dari content. Contentnya adalah jiwa atau spirit. Di samping itu, Hegel juga
membuat kategori dari art (seni): Arsitektur adalah seni yang paling rendah,
karena arsitektur banyak menggunakan bahan. Sedangkan yang paling
tinggi adalah poetry karena ia immaterial (tak bisa diraba). Para tokoh
arsitek berpendapat; baik arsitektur, poetry atau apapun yang termasuk
seni, adalah merupakan total work of art(Gesamkunst work).
Akhirnya, muncul mazhab dalam arsitektur di
antaranya Expressionism, Suprematism,Constructivism, Neo-Plasticism dan
Bauhaus School. Mereka akan membawa seni visualnya sendiri-sendiri
termasuk arsitektur.
Intuisi metafisik dari Kant banyak yang menentang, namun pada hakekatnya
teori ini dapat dipertahankan sekitar abad ke-17 dan ke-18.
Rangkaian kesatuan ruang = waktu
Teori ini didasarkan pada perkembangan ilmu yang tidak langsung
menyinggung arsitektur, dan dikembangkan atas dasar teori relativitas.
Dengan adanya teori ini konsep Newton mengenaiabsolute space mulai
runtuh. Teori ini dikembangkan pada tahun 1918, maka pada tahun tersebut
akan ditemukan teori-teori arsitektur baru.
Faraday dan Maxwell (ahli fisika), menghancurkan teori absolute

space dengan The static three dimensional concept of space yang diartikan
sebagai, bahwa ruang ditentukan oleh tiga dimensi yang statis. (Herman
Weyl, Space Time Matter 1922)
Teori Albert Einstein mengenai ruang (space), adalah ruang itu mempunyai
medan nyata, dan bukan suatu ruang yang kosong. Dengan demikian, beda
konsep statis adalah panjang, lebar, tinggi + waktu (parameter 3
demensi). Space (median) ditambah dengan waktu, kalau kita perhatikan
merupakan salah satu parameter yang sukar diukur. Sebagai contoh: Ruang
ini 5 menit yang lalu kosong sekarang penuh, impact dan dampact yang lalu
dan sekarang lain, volumenya juga lain. Konsep ruang dari Albert Einstein,
ialah: 1) Konsep Aristoteles mengenai ruang adalah tempat; 2) Ruang
merupakan isi dari seluruh materi benda; dan 3) Ruang mempunyai 4 medan
dimensional.
Sampai saat ini teori space (ruang) belum berkembang, kenyataannya
arsitektur pada sat ini scara simultan merupakan penggabungan dari tiga
macam space. Maka dari itu, teori ini dimasukkan
dalam continuum (rangkaian kesatuan). Hal ini merupakan tujuh dasar teori
darispace, kalau kita percaya bahwa ruang adalah arsitektur, maka ketujuh
teori ini adalah filosofinya. Perkembangan-perkembangan pemikiran
daripada ruang yang berkembang di Prancis, Inggris, dan Jerman merupakan
perkembangan falsafah yang didapat dari pengolahan ketujuh teori di atas.
Materialisme dan penggunaan 3 demensi ruang
Gottfried Semper, merupakan arsitek pertama yang mengakui bahwa
bahan metal mempunyai potensi yang besar dalam arsitektur. Oleh karena
itu, Gottfried Semper mencoba dalam ungkapan arsitektur menggunakan
bahan-bahan yang telah ada (batu, kayu, baja, dan lain sebagainya), tetapi
juga menggunakan textile, ceramic, tectonic, dan stereotomic. Dikatakan
bahwa bahan bangunan utama yang selalu berlomba dalam ungkapan
arsitektur, fleksibilitas dan lain sebagainya adalah kayu, baja, dan beton.
Rumusan Gotffried Semper:
Y = F (x, y, z, etc)
Y = Total result (Arch)
F = fungction
x,y,z = variables.
Fungsi dari variabel yang ada dalam arsitektur termasuk komponen yang ada
(bahan). Variable-variabel tersebut akan banyak dipengaruhi oleh bahan
bangunan baru, oleh tujuan perancangan dan teknik pembangunan.
Mengenai konsep ruang dari arsitektur, Gotffried Semper memperhatiakn
adanya 3 demensi, ialah:
Arah sangat penting karena unsur di alam ini
mempunyai arah sendiri-sendiri:

Jadi masing-masing mempunyai a fital force:


a force of growth
a force of movement

Anda mungkin juga menyukai