PETUNJUK TEKNIS
Diterbitkan Oleh:
Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
ii
Daftar Isi
halaman
Daftar Isi ........................................ i
Daftar Istilah & Singkatan ....................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................... 1
1.1.
MAKSUD DAN TUJUAN ........................................................................................................ 1
1.2.
RUANG LINGKUP ................................................................................................................. 1
BAB II
2.1.
2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.
2.1.4.
KETENTUAN UMUM
PERAN PELAKU .................................................................................................................... 3
Peran BKM............................................................................................................................ 3
Peran UPL ............................................................................................................................ 3
Peran KSM ........................................................................................................................... 4
Bagaimana Hubungan Antara BKM dengan KSM ................................................................ 5
BAB III
3.1.
3.1.1.
3.1.2.
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
ii
25
25
25
25
26
26
32
A
Advisory
:
AD/ART
:
ANDAL
:
APBD
:
APBN
:
B
BKM
:
BLM
:
BOP
:
BA
:
D
DED
:
DIPA
:
F
Fasilitator
:
FGD
:
FKA-BKM
:
H
HOK
:
K
KBK
:
KBP
:
KE
:
KMP
:
KMW
:
Korkot
:
KSM
:
L
LKM
:
LKMD
:
iii
M
MCK
N
ND
O
O&M
P
P2KP
PMA
PJM
PJOK
PLPBK
PNPM Mandiri
PNPM MP
PPM
PRONANGKIS
PRA
PS
PU
PMA
PAP
PAH
R
RAB
Renta
RK
RKM
RPD
RPJM
RTBL
RT/RW
RTRW
RWT
RUTR
RTDR
S
SIM
SKPD
SOP
SPPB
SPPP
SPPD-L
SNI
SGL
SPT
U
UP
UPK
UPL
UPS
T
TK
W
WB
iv
Neighbourhood Development
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tukang
World Bank
Bab I. Pendahuluan
Pelaksanaan kegiatan Pembangunan sarana & prasarana merupakan kelanjutan dari tahapan persiapan
& perencanaan teknis kegiatan. Posisi kegiatan ini dalam siklus PNPM Mandiri Perkotaan adalah
termasuk kegiatan pemanfaatan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Sederhananya adalah
tahapan ini merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh KSM dalam rangka untuk mewujudkan
bangunan atau sarana & prasarana yang yang dibutuhkan sesuai dengan standar atau hasil perencanaan
sebelumnya.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana, harus memperhatikan kesesuaian dari
spesifikasi teknis (persyaratan teknis) agar bangunan yang dibuat lebih aman dan kuat sehingga benarbenar dapat dimanfaatkan lebih lama.
Salah satu hal penting yang perlu mendapat perhatian dari keseluruhan proses pelaksanaan pembangunan
ini adalah (1). Hasil yang dicapai/Bangunan yang terwujud harus berkualitas baik, bermanfaa/berfungsi
sesuai umur rencana bangunan dan dipelihara secara bersama-sama oleh warga masyarakat pemakai
sehingga terjadi kesinambungan manfaat dan lestari.
1.1.
Maksud dari buku ini adalah untuk dijadikan sebagai acuan pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana
& Prasarana, dalam rangka memenuhi persyaratan pelaksanaan kegiatan lingkungan program PNPM
Mandiri Perkotaan.
Tujuannya adalah untuk memberikan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Pembangunan Sarana &
Prasarana bagi pelaksana kegiatan dan pendamping, agar pelaksanaan kegiatan infrastruktur dapat
memenuhi ketentuan teknis dan administrasi sesuai dengan persyaratan kegiatan lingkungan yang telah
ditetapkan program PNPM Mandiri Perkotaan.
1.2.
RUANG LINGKUP
Buku ini mencakup maksud, tujuan, ruang lingkup, peran pelaku pada kegiatan pembangunan, Langkahlangkah pelaksanaan kegiatan tahap pelaksanaan pembangunan, Administrasi & Pembukuan KSM.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Buku ini juga sekaligus dapat digunakan sebagai petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan PAKET dan ND,
khususnya kegiatan sebagaimana diuraikan dalam BAB III, Tahapan Pelaksanaan, kecuali SPPD-L dan
Administarsi/pembukuan untuk PAKET harus disesuaikan kembali.
1.1.
PERAN PELAKU
Pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan perlu didukung oleh berbagai
pihak seperti BKM, UPL, serta masyarakat penerima manfaat langsung yaitu warga miskin dan warga
sekitar. Sedangkan KSM sebagai pelaksana pembangunanpun akan didukung peran sertanya oleh
Fasilitator Kelurahan. Berikut ini penjelasan peran-peran pelaku pembangunan;
a. Memfasilitasi pembentukan Organisasi Pengelola O&P (Tim Pengelola dan Rencana Kerjanya);
b. Menyelenggarakan Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi (MP2K) bagi semua KSM
Lingkungan;
c. Menyiapkan dan Memfasilitasi penandatanganan Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan
(SPPD-L) antara BKM dengan KSM;
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
d. Bersama Faskel/Askot Infra memfasilitasi kegiatan Coaching atau On The Job Training (OJT)
kepada KSM;
e.
emfasilitasi dan Memverifikasi administrasi pencairan dana kepada KSM (RPD, LPD, BA
M
Pembayaran);
f.
g. Menyusun Tim, Jadwal dan melaksanakan Pengadaan Bahan/Alat secara Terbatas (pengadaan
diatas Rp. 50 Juta) yang dibutuhkan oleh KSM, (bila ada);
h. Memfasilitasi, mengawasi dan mengkoordinir seluruh pelaksanaan kegiatan KSM termasuk
memberikan penguatan teknik konstruksi maupun administrasi kegiatan;
i.
j.
k.
l.
Memfasilitasi dan merekomendasikan perubahan (amandemen) SPPD-L akibat adanya
perubahan pekerjaan dilapangan (bila ada)
m. Membuat dan menyampaikan laporan perkembangan kemajuan pekerjaan Infrastruktur kepada
BKM;
emastikan semua infrastruktur memenuhi persyaratan teknis (Bangunan berKualitas Baik/
n. M
Kuat & Tahan Lama, Bermanfaat/Berfungsi dan Ada O&P termasuk Rencana Kerjanya);
ersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur melakukan Verifikasi proposal KSM (termasuk
o. B
membuat Berita Acara Verifikasi);
ersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur dan pihak KSM melakukan Sertifikasi Kegiatan
p. B
(termasuk membuat BAP2-nya);
q. Memfasilitasi terealisasinya swadaya masyarakat
r.
s.
Memastikan prasarana yang dibangun tidak boleh menimbulkan Dampak Lingkungan dan Social;
b. Membuat Papan Nama/Informasi Proyek sehingga dapat diketahui oleh masyarakat umum;
c. Membuat administrasi, termasuk photo-photo, laporan-laporan pertanggungjawaban kegiatan
dan mengarsipkannya;
d. M
elakukan penggantian atau perbaikan prasarana yang diperintahkan oleh konsultan/UPL
selama proses konstruksi berlangsung;
e. Mendorong Peningkatan Swadaya Masyarakat, minimal merealisasikan seluruh swadaya yang
telah disepakati sebelumnya;
f.
g.
Organisasi Pelaksana PNPM Mandiri Perkotaan di tingkat desa/kelurahan terdiri dari Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM);
engurus BKM (termasuk UPL) tidak boleh rangkap jabatan sebagai pengurus KSM, begitu juga
P
sebaliknya;
Tahap Pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pada dasarnya merupakan pelaksanaan
kegiatan tahapan pemanfaatan dana dalam Siklus kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan.
Kegiatan dalam tahapan ini pada garis besarnya dibagi atas 2 tahapan yaitu (1). tahap persiapan
pelaksanaan dan (2). tahap pelaksanaan konstruksi itu sendiri. Adapun mekanisme kegiatan pada tahap
pelaksanaan sebagaimana terlihat pada gambar 1. diagram alir pelaksanaan kegiatan pembangunan
prasarana.
Gambar 1.
Diagram Alir Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Fisik
Penyiapan organisasi Pengelola Pemanfaatan & pemeliharaan prasarana disini mencakup kegiatan (1).
pembentukan Organisasi Pengelola (Struktur Organisasi) termasuk penentuan orang-orang yang akan
bertanggungjawab pada setiap unit kerja, (2). Penyusunan Rencana Kerja Pemanfaatan dan pemeliharaan.
Pada prinsipnya semua prasarana yang telah dibangun harus dipelihara. Namun demikian, mengingat
pemanfaat setiap prasarana tidak seluruhnya sama maka pembentukan/pengorganisasian O&P disini
hanya diprioritaskan pada prasarana yang berifat umum/publik dan prasarana kelompok. Sedangkan
untuk prasarana yang bersifat individu atau pengunaan oleh satu keluarga saja, tidak perlu dibentuk
Organisasi Pengelolanya, seperti Jamban Keluarga, Saluran Limbah Rumah Tangga, karena sudah
langsung dipelihara oleh masing-masing keluarga pengguna.
Waktu pelaksanaan pembentukan organisasi Pengelola ini dilakukan sejak awal persiapan pelaksanaan
kegiatan. Jadi tidak dibentuk setelah pekerjaan fisik selesai. Pendekatan ini diharapkan dapat
memunculkan kesadaran dan rasa tanggungjawab bagi KSM untuk memelihara sarana dan prasarana
yang telah dibangunnya sehingga dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan dan lestari. Selain
itu juga diharapkan agar Tim Pengelola yang dipilih sejak awal dapat terlibat langsung dalam pelaksanaan
pembangunan fisik/konstruksi sehingga setelah pekerjaan selesai masyarakat/tim pengelola sudah siap
melaksanakan pemeliharaan.
Penyelenggaraan penyiapan organisasi pemanfaat dan pemeliharaan ini dilakukan oleh KSM melalui
forum musyawarah warga pemanfaat (atau forum musyawarah pengambilan keputusan tertinggi KSM).
Dan difasilitasi oleh pihak BKM/UPL, Konsultan, Ka Desa/Lurah.
Secara lebih detail penjelasan apa dan bagaimana pelaksanaan dari kedua tahapan kegiatan tersebut
diatas dapat dilihat pada Buku Petunjuk Teknis Pemanfaatan & Pemeliharaan.
B.
Rencana kerja hendaklah dibuat serinci mungkin agar lebih mudah untuk dipahami dan dilaksanakan.
Untuk mencapai hal tersebut tidak cukup mudah, apalagi ada keterbatasan kemampuan teknis personil
dalam menyusun perencanaan dan keterbatasan waktu yang tersedia untuk merencankan kegiatan.
Untuk mengantisipasi adanya kelemahan-kelemahan dalam perencanaan tersebut maka perlu dilakukan
evaluasi atau penajaman kembali rencana kerja sebelum pelaksanaan dimulai.
Penajaman rencana kerja yang dilakukan oleh KSM ini antara lain adalah rencana jadwal pelaksanaan,
rencana pengadaan/mobilisasi tenaga kerja/ bahan/alat, rencana tim pelaksana lapangan, rencana
Calon Tenaga Kerja yang akan terlibat, termasuk rencana pelatihan administrasi dan teknis konstruksi
bagi tim pelaksana lapangan.
Keseluruhan hasil penajaman rencana ini akan menjadi masukan dalam penyelenggaraan Musyawarah
Persiapan Pelaksanaan Konstruksi yang diselenggarakan oleh UPL.
C.
oleh Faskel Teknik) dan dihadiri oleh seluruh pihak KSM yang akan melaksanakan kegiatan pembangunan
infrastruktur diwilayahnya.
Forum ini ditujukan untuk membahas dan mengetahui sejauh mana persiapan-persiapan yang telah
dilakukan KSM serta untuk memberikan penjelasan-penjelasan dan penyepakatan hal-hal yang
menyangkut teknis maupun administrasi dalam rangka pelaksanaan pembangunan prasarana. Jadi pada
forum ini juga pihak KSM dapat melakukan konsultasi terkait hal-hal yang belum dipahami baik teknis
maupun administrasi kegiatan.
a)
tepat kualitas, tepat biaya, tertib administrasi, dan tidak bertentangan dengan ketentuan PNPM
Mandiri Perkotaan;
b)
Pelaksana
BKM/UPL
Hasil
Pelaksanaan
Surat Und. diterima/ Semua Tim Pelaksana dari KSM, BKM, UPL,
diketahui peserta
Tomas, Lurah/Kades dan Tim Konsultan
serta undangan lain yang dianggap perlu.
No
2
Tahapan
Pelaksana
P e l a k s a n a a n UPL/Faskel
MP2K
Hasil
Adanya Orgn. O&P
(& Renc. Kerjanya),
Jadwal Kegiatan,
Renc. Pengadaan,
Tim Lapangan dan
kesiapan Calon
Tenaga Kerja, tiap
KSM;
Pelaksanaan
Peserta diminta mengisi Daft. Hadir;
Acara dibuka oleh Ketua BKM/UPL;
Penjelasan Maksud, Tujuan, Hasil
Yang Ingin Dicapai serta tatacara
forum;
Yaitu bimbingan/coaching yang diberikan terutama oleh Faskel Teknik dan UPL tentang teknik-teknik
pelaksanaan konstruksi prasarana dan administrasi pencatatan atau pelaporan kegiatan pembangunan
prasarana yang akan dilakukan KSM selam pelaksanaan konstruksi.
Kegiatan ini sangat penting dan diharapkan dapat dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan konstruksi
guna meningkatkan pemahaman dan keterampilan KSM sehingga tidak menemui kesulitan dalam
melaksanakan kegiatan konstruksi secara benar, sesuai persyarata teknis yang ditentukan.
Kegiatan ini harus dilakukan sesederhana mungkin dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh
KSM sehingga mereka benar-benar mampu dan siap untuk melaksanakan kegiatan fisik dan
pengadministrasiannya. Adapun cakupan substansi materi kegiatan ini mengacu pada standar teknis dan
administrasi yang telah ada dalam PNPM Mandiri Perkotaan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
setiap KSM, khususnya terkait jenis prasarana yang dibangunnya.
Proses pembelajaran KSM ini diharapkan akan berlanjut pada kegitan Praktek Kerja dilapangan/On the
Job Trainning (OJT) pada setiap awal pelaksanaan kegiatan konstruksi dilapangan (tahap pelaksanaan
konstruksi).
E.
Sosialisasi Kegiatan
Pada tahap ini, KSM melakukan sosialisasi kepada warga, khususnya anggota KSM bersangkutan
mengenai keseluruhan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai SPPD-L;
10
F.
Sebelum kegiatan fisik dimulai, KSM harus membuat dan memasang papan nama kegiatan/sub-proyek
pada tempat strategis dilokasi kegiatan. Papan nama ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan
transparansi kegiatan serta wajib terpasang selama kegiatan pembangunan prasarana berlangsung.
Informasi yang perlu tercantum dalam Papan Nama Proyek ini antara lain : Wilayah administratif kegiatan
(kelurahan, kecamatan & kabupaten); Nama BKM Penanggung jawab Kegiatan; Jenis/Nama Kegiatan;
Volume Kegiatan; Biaya Kegiatan (Swadaya, BLM dan Total); Waktu pelaksanaan; Lokasi kegiatan; Nama
KSM Pelaksana
3.1.2. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (KONSTRUKSI)
A.
Pencairan Dana
Pencairan pemanfaatan dana kegiatan lingkungan dari BKM kepada KSM dapat dilakukan tiga tahap/
termin, dengan ketentuan : (i). Jika nilai BLM yang tercantum dalam proposal/SPPD-L kurang atau sama
dengan Rp. 30 juta dapat dlakukan dengan cara cash/tunai. (ii). Jika nilai BLM yang tercantum dalam
proposal/SPPD-L lebih besar Rp. 30 juta maka dlakukan dengan cara transfer melalui rekening KSM.
Adapun ketentuan pencairan setiap tahap/termin diatur sebagai berikut :
a)
Setelah ditandatanganinya SPPD-L, KSM dapat mengajukan pembayaran uang muka kepada BKM sebagai
pembayaran tahap pertama sebesar 30% dari nilai SPPD-L.
Persyaratan untuk penarikan uang muka, yaitu :
1.
2.
3.
4.
b)
SPPD-L
Rekening Buku Tabungan KSM (untuk kegiatan yang nilai BLM lebih besar Rp. 30 juta)
Berita Acara Penarikan Tahap Pertama;
Rencana Penggunaan Dana (RPD) Tahap Pertama
Pencairan Tahap/termin Kedua
KSM dapat mengajukan pembayaran tahap kedua sebesar 60 % dari nilai SPPD-L setelah pekerjaan fisik
mencapai kemajuan fisik sekurang-kurangnya sebesar 25 % dan pemanfaatan dana tahap pertama
sekurang-kurangnya telah dimanfaatkan 90%.
Persyaratan untuk pengajuan tahap kedua adalah :
1.
2.
3.
4.
c)
Angsuran tahap ketiga sebesar 10 % dari SPPD-L diajukan setelah prestasi fisik pekerjaan mencapai
minimal 85 % dan pemanfaatan dana tahap kedua sekurang-kurangnya telah dimanfaatkan 90%.
Persyaratan untuk pengajuan tahap ketiga, yaitu :
11
1.
2.
3.
4.
5.
B.
Kegiatan mobilisasi Tenaga Kerja adalah mendatangkan tenaga kerja yang diperlukan (masyarakat yang
terdaftar untuk bekerja) guna melaksanakan kegiatan pembangunan fisik dilokasi pekerjaan. Sedangkan
mobilisasi bahan dan alat adalah mendatangkan bahan (pembelian) dan alat (sewa) yang diperlukan
untuk pembangunan sarana/prasarana kelokasi pekerjaan. Sebagai pedoman pelaksanaannya adalah
Daftar Rencana Pengadaan yang telah dibuat dan disepakati dalam MP2K sebelumnya (tahap persiapan
pelaksanaan konstruksi).
Hal terpenting yang juga harus diperhatikan dalam keseluruhan proses ini adalah kesesuaian jumlah
maupun kualitas/ketrampilan dari tenaga kerja/bahan/alat yang akan dipergunakan/dimobilisasi serta
ketepatan waktunya karena hal ini akan sangat mempengarhi kualitas akhir dan waktu penyelesaiaan
suatu pekerjaan dilapangan.
Dalam rangka pengadaan bahan/alat ini, maka terdapat 2 (dua) Metode Pengadaan yang telah
ditentukan dalam PNPM Mandiri Perkotaan yang wajib diikuti, yaitu (1). metode pengadaan secara
langsung dan (2). metode pengadaan Terbatas. Kedua metode tersebut dapat dilihat pada Buku Pedoman
Teknis Pengadaan Barang dan Jasa yang dicetak terpisah.
Musyawarah Pengadaan Bahan dan Alat
C.
Musyawarah Pengadaan Bahan/Alat adalah forum musyawarah pengadaan terbatas, untuk menetapkan
siapa pihak ketiga yang akan menjadi mitra kerja KSM dalam rangka Pengadaan Bahan/Alat yang
dibutuhkan. Jadi Forum ini hanya dilakukan pada setiap ada kegiatan Pengadaan Terbatas.
Penyelenggaraan Forum Musyawarah Pengadaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan adanya
transparanasi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan, khususnya dalam pemanfaatan dana pada
kegiatan pengadaan bahan/alat, bagi KSM Lingkungan.
Mekanisme pelaksanaan forum ini pada dasarnya merupakan mekanisme pelaksanaan secara sekaligus
dari rangkaian acara : Pemasukan, Pembukaan, Evaluasi Penawaran Pemasok & Penetapan Pemenang
pada proses pengadaan terbatas. Sedangkan peserta yang diundang adalah calon pemasok/toko dan
anggota KSM terkait, wakil BKM, wakil UPL, Kepala Desa/Lurah, Tomas setempat dan Tim Konsultan.
D.
Yaitu latihan kerja atau pemberian contoh kerja langsung dilapangan, khususnya tentang teknik atau
cara-cara pelaksanaan suatu kegiatan pembangunan prasarana yang akan dilaksanakan. Difasilitasi/
dibimbing oleh fasilitator kelurahan/desa bidang teknik, UPL atau pihak ketiga yang akan melaksanakan
pekerjaan konstruksi tersebut. Fokus perhatiaannya lebih kepada bagaimana cara pengerjaan yang benar
dari suatu pekerjaan, misalnya bagaimana cara melaksanakan komposisi campuarn beton, bagaimana
cara pengadukan (pemberian air), bagaimana cara pengangkutan atau pemasangannya, bagaimana cara
pemadatan, bagaimana cara penyambungan, bagaiman cara perapihan/finishing pekerjaan, dll.
Pendekatan pelaksanaannya adalah :
12
isesuaikan dengan jenis pekerjaaan yang akan dilaksanakan dilapangan. Artinya OJT ini
D
mengikuti tahapan/jadwal pekerjaan dilapangan sehingga tidak memerlukan biaya khusus
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
untuk pengadaan tenaga kerja atau bahan/alat yang diperlukan, tetapi dapat langsung
menggunakan tenaga kerja atau bahan yang sudah tersedia untuk pekerjaan tersebut. Sebaiknya
tidak melakukan OJT pekerjaan plesteran sementara pekerjaan dilapangan masih melakukan
pasangan batu/bata, dll.
ilaksanakan pada awal memulai pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar dengan pemahaman/
D
keterampilan yang telah dipraktekkan pada saat OJT tadi, dapat langsung diikuti oleh masyarakat
untuk menyelesaikan seluruh volume pekerjaan tersebut;
ilakukan untuk pekerjaan tertentu yang diprioritaskan. Artinya OJT ini tidak perlu dilakukan
D
untuk semua pekerjaan tetapi cukup diprioritaskan pada pekerjaan tertentu yang dianggap
paling menentukan kualitas dan atau kurang dipahami oleh pelaksana lapangan/tenaga kerja.
On the Job Training harus dilakukan terutama untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang kurang
dipahami oleh masyarakat/tenaga kerja selama pelaksanaan kegiatan konstruksi di kegiatan PNPM
maupun kegiatan lain seperti PAKET, Chanelling dan ND.
E.
Pelaksanaan Konstruksi/Fisik
prasarana tersebut.
Untuk itu maka pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur harus mengacu pada ketentuanketentuan teknis, cara pelaksanaan kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam pedoman teknis
pembangunan prasarana, baik untuk kegiatan yang didanai melalui swadaya maupun melalui BLM.
Untuk menjaga capaian hasil pekerjaan fisik tetap berkualitas baik sesuai dengan persyaratan teknis
yang berlaku maka pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana & prasarana oleh KSM dapat dilakukan
selain dengan cara gotong-royong juga dapat dilaksanakan dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga
yang lebih mampu, khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan teknologi yang rumit/sulit atau tidak
mampu ditangani oleh masyarakat sendiri.
Tujuan Pelaksanaan melalui cara kerjasama oleh KSM dengan pihak ketiga ini adalah selain untuk
memenuhi persyaratan teknis konstruksi, juga untuk meningkatkan prinsip transparansi, akuntabilitas
pelaksanaan dan sekaligus dapat menjadi wahana pembelajaran bagi masyarakat dalam hal pekerjaan
yang memerlukan teknologi yang rumit/sulit. Penting untuk diperhatikan bahwa pelaksanaan dengan
cara kerjasama ini bukanlah ditujukan untuk mencari keuntungan finansial bagi KSM melainkan sematamata untuk memenuhi persyaratan teknis dan prinsip-prinsip diatas. Beberapa hal yang berkaitan
dengan cara pelaksanaan kerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
F.
Metode Kerja
Metode Kerja atau cara kerja disini adalah merupakan cara bagaimana pekerjaan konstruksi dilaksanakan.
Apakah menggunakan tenaga kerja atau dengan peralatan berat/besar.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
13
Pada prinsipnya penentuan metode kerja telah dilakukan sejak awal perencanaan teknis sebelumnya,
seperti tahap penyusunan RAB, Penyusunan Jadwal Pelaksanaan. Dengan tetap mengacu pada metode
kerja yang telah dibuat sebelumnya tersebut maka pada tahapan ini peranan metode kerja lebih
difokuskan untuk memilih dan menentukan bagian mana dari pekerjaan yang akan ditangani sendiri
atau ada yang perlu Disub-kontrakan (dipihak ketigakan).
Untuk pelaksanaan kegiatan PNPM, maka metode pelaksanaan pekerjaan konstruksinya dapat
dilaksanakan dengan salah satu metode kerja berikut :
a. Metode Gotong-Royong, adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan cara mengunakan
tenaga kerja murni swadaya dari masyarakat setempat;
b. Metode semi gotong-royong, adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi, dengan cara mengunakan
tenaga kerja swadaya dari masyarakat setempat, dan juga melibatkan pihak lain (tenaga kerja
dari luar) yang secara teknis lebih mampu.
c. Metode Kerjasama (Disub-kontrakkan), adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan cara
dikerjasamakan dengan pihak ketiga yang lebih mampu untuk melaksanakan pekerjaan yang
tidak mampu dikerjakan oleh KSM.
Apa saja Jenis Kegiatan yang boleh dikerjasamakan oleh KSM dengan pihak Ketiga ?
Secara umum jenis kegiatan yang dapat dilakukan oleh KSM melalui bentuk kerjasama dengan pihak
ketiga, dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :
1).
a.
Pelaksanaan pekerjaan/bagian pekerjaan tertentu yang secara teknis tidak dapat dilaksanakan
sendiri oleh KSM, yaitu pekerjaan/kegiatan yang memerlukan Teknologi/Metode Kerja yang
Sulit, dengan kriteria berikut :
Bila dikerjakan oleh KSM sendiri akan memerlukan waktu yang lebih lama dari yang ditetapkan
oleh program PNPM;
ekerjaan memerlukan Tenaga Kerja yang mempunyai keahlian/pengalaman khusus dan tidak
P
dimiliki oleh KSM.
Misalnya : kegiatan Pemadatan Konstruksi Perkerasan Jalan, Pemasangan kabel Jembatan Gantung atau
Pemasangan rangka/gelagar jembatan baja, dll.
2).
Pengadaan Bahan Bangunan atau Peralatan Konstruksi (alat berat/besar) dengan nilai biaya
diatas Rp. 50 Juta. (Penjelasan tatacara pengadaan ini secara rinci dapat dilihat pada buku
Tatacara Pengadaan Bahan/Alat Konstruksi).
14
Pengawasan/supervisi dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan untuk menjadikan segala
kegiatan di proyek berlangsung dan berhasil sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dengan demikian maka Supervisi pelaksanaan pekerjaan konstruksi mencakup kegiatan/tindakan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai standar konstruksi/rencana yang telah ditetapkan, kemudian
mengadakan pengukuran/penilaian pelaksanaan sesuai standar pengukuran kegiatan tersebut dan
membandingkan antara hasil pelaksanaan yang dicapai dengan standar/rencananya untuk mengetahui
apakah ada penyimpangan (evaluasi).
Standar yang dipergunakan adalah mencakup standar konstruksi itu sendiri atau spesifikasi/persyaratan
teknis pekerjaan, seperti kuantitas, dimensi/ukuran, kualitas, cara pengerjaan atau rencana kerja yang
telah ditetapkan sebelumnya seperti biaya atau jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan, dan lain-lain.
Sedangkan penyimpangan disini dapat merupakan hasil yang sesuai atau lebih baik (hal ini merupakan
suatu prestasi) dan penyimpangan yang negatif atau tidak sesuai/dibawah standar yang telah ditetapkan
(merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan).
Sasaran pengawasan pekerjaan konstruksi adalah untuk melihat apakah terjadi penyimpangan negatif
dari standar teknis atau rencana yang telah ditetapkan, seperti apakah kualitas bahan yang dipergunakan
kurang, apakah volume atau ukuran/dimensi pekerjaan kurang atau apakah cara pengerjaan salah, atau
apakah waktu pelaksanaan pekerjaan terlambat, dll, yang bisa berakibat pada kualitas dan kuantitas
bangunan yang hendak dibangun tidak terpenuhi sesuai standar teknis/rencana awalnya.
Sedangkan tujuannya adalah agar dilakukan tindakan perbaikan atau penyelesaiaan (pengendalian)
bilamana ditemukan adanya kesalahan atau kukurangan dari pekerjaan yang sedang dilaksanakan
sehingga tujuan untuk mewujudkan bangunan/infrastruktur yang berkualitas baik (kuat) dan dapat
berfungsi/dimanfaatkan lebih lama dapat tercapai dengan baik.
Pengawasan secara teratur merupakan cara yang diperlukan untuk menghindari hasil yang tidak dapat
diterima yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti bentuk/ukuran konstruksi yang dibuat dilapangan
tidak sesuai dengan desain/gambar kerja, ketrampilan kerja yang kurang, perubahan bahan (bermutu
jelek), peralatan yang tidak sesuai atau tidak memadai, kuantitas yang kurang dan kondisi lain yang
merugikan/menghambat kelancaran pekerjaan di lapangan.
15
Pengawasan pelaksanaan pembangunan prasarana pada prinsipnya dilakukan terhadap semua aspek
kegiatan, namun demikian dalam proses pengawasan ini dapat difokuskan pada 5 (lima) aspek-aspek
pengawasan pelaksanaan berikut :
1.
olume pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi, yang perlu disupervisi antara
V
lain, adalah :
Jenis dan volume tiap pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan gambar rencana, apakah sesuai dengan kondisi pada saat
supervisi;
2.
Apakah sumber, kualitas, kuantitas bahan/Alat/tenaga kerja yang dipergunakan pada sestiap
jenis pekerjaan sesuai rencana;
Apakah kualitas hasil pekerjaan sudah sesuai/baik;
Apakah kelengkapan bangunan sudah cukup atau kurang untuk keamanan dan atau
kenyamanan pemakai;
Apakah metode atau cara pelaksanaan tiap jenis pekerjaan benar;
Apakah telah dilakukan koordinasi pelaksanaan dengan pihak/instansi/dinas terkait
setempat, seperti :
Sumur dalam/Bor harus koordinasi dengan dinas pertambangan atau perindustrian dan
geologi setempat,
Prasarana Pendidikan harus berkoordinasi dengan dinas Pendidikan setempat;
Prasarana kesehatan harus berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat;
Prasarana persampahan dengan dinas kebersihan kota/terkait.
Khusus air bersih yang sumber airnya bukan dari Air PDAM/Sejenis, Air Hujan, apakah telah
dilakukan pengujian kualitas Air bersih;
3.
Apakah Pelaksanaan tiap-tiap item pekerjaan tetap mengacu pada jadual yang telah
direncanakan.
Apabila diperkirakan seluruh pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai jadual, maka konsultan
16
4.
Apakah tidak terjadi pembelanjaan atau penggunaan dana yang berlebihan pada suatu
Apakah semua administrasi yang diperlukan dibuat lengkap, benar dan sesuai kondisi
lapangan/yang sebenarnya;
Kegiatan evaluasi pada prinsipnya merupakan bagian dari proses pengawasan/pengendalian pelaksanaan
kegiatan, hanya umumnya dilakukan untuk periode waktu tertentu, meskipun juga dapat dilakukan
sewaktu-waktu (mendesak).
Rapat Evaluasi Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan adalah merupakan pertemuan yang dilaksanakan oleh
KSM (tim pelaksana kegiatan) pada setiap setiap peride waktu tertentu (biasanya mingguan atau sesuai
periode waktu yang disepakati) untuk mengevaluasi sejauhmana kemajuan pelaksanaan kegiatan
telah dicapai, termasuk penyelesaiaan masalah yang muncul. Rapat ini dihadiri oleh semua pengurus/
pelaksana kegiatan (termasuk dapat mengundang pihak-pihak terkait lainnya yang diperlukan).
Beberapa hal penting yang perlu menjadi agenda evaluasi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
dilapangan, antara lain :
pakah Volume pekerjaan (kemajuan pelaksanaan) yang telah dicapai sesuai dengan yang
A
direncanakan?
pakah Realisasi Volume Pengadaan Bahan/Alat/Tenaga Kerja sampai saat ini sesuai atau
A
apakah masih cukup/memungkinkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan
yang direncanakan? Coba bandingkan total Volume dari hasil pengadaan Tenaga/Bahan/Alat
sampai saat ini dengan Volume yang masih harus dibeli/dibayar lagi sampai proyek selesai;
pakah Realisasi Biaya Pengadaan Bahan/Alat/Tenaga Kerja sampai saat ini sesuai dan cukup/
A
masih memungkinkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan?
Coba Bandingkan total biaya dari hasil pembayaran Upah/Bahan/Alat sampai saat ini dengan
Biaya yang masih harus dikeluarkan/dibayar lagi sampai proyek selesai (termasuk total dana
yang Belum dicairkan).
17
Pengamanan dampak lingkungan adalah pelaksanaan seluruh kegiatan penanganan dampak lingkungan
sebagaimana telah direncanakan sebelumnya. Sedangkan Pemantauan Dampak Lingkungan disini adalah
merupakan monitoring atau pengecekan atas hasil pelaksanaan rencana tindakan penanganan dampak/
mitigasi tersebut. Apakah telah dikerjakan atau belum selesai?
Kegiatan Pemantauan ini dilakukan pada Pada tahap pelaksanaan Konstruksi/pelaksanaan pembangunan
dengan menggunakan instrumen pemantauan berupa Ceklist/Daftar Uji Identifikasi Dampak Lingkungan
(sesuai Form-7, Proposal) yang telah dibuat sebelumnya, yaitu :
ira-kira pertengahan proses konstruksi (kondisi kemajuan 50%), disaat peluang untuk
a) K
memperbaiki masih ada maka dilakukan pemantauan kelapangan dimana daftar yang sama
(checklist tadi) di cocokkan lagi, apakah semua tindakan yang telah direncanakan telah dilakukan
atau belum. Dan terakhir,
i akhir konstruksi (kondisi kemajuan selesai 100%), daftar yang sama (checklist tadi) dicocokkan
b) D
lagi dibandingkan dengan rencana aslinya guna memastikan bahwa semua tindakan pengamanan
yang telah direncanakan.
Keseluruhan kegiatan pemantauan diatas dilakukan baik oleh KSM sendiri maupun oleh UPL dan Tim
Konsultan dilapangan.
J.
Yaitu potret kondisi atau keadaan pertengahan pelaksanaan pekerjaan (kira-kira pada progres mencapai
50%) atau keadaan akhir setelah pekerjaan selesai 100% pada lokasi dibangun Infrastruktur. Jumlah
titik lokasi yang diambil/potret minimal sama dengan titik lokasi pengambilan potret kondisi nol (0%)
sebelumnya. Penting untuk diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 50%
dan 100% ini harus sama dengan titik dan arah pengambilan gambar kondisi awal (0%) sebelumnya.
K.
Dalam pelaksanaan pekerjaan infrastruktur, seringkali tidak dapat dihindari adanya perubahan pekerjaan
karena kesalahan desain atau perubahan kondisi lokasi prasarana yang mengakibatkan perubahan
kontrak kerja / SPPD-L. Meskipun demikian, sedapat mungkin perubahan pekerjaan dilapangan dihindari
karena bila terjadi kekurangan dana/volume pekerjaan dari rencana awal maka harus diupayakan dengan
mengusahakan melalui swadaya. Dalam keadaan tertentu, dimana usaha swadaya atau lainnya tidak
cukup juga untuk menutupi volume sesuai rencana awal maka dapat dilakukan perubahan kegiatan dari
rencana awal atau perubahan SPPD-L sehingga kegiatan tetap dapat selesai sesuai kontrak. Perubahan
SPPD-L adalah cukup dengan membuat Berita Acara Perubahan yang memuat adanya perubahan
kegiatan yang terjadi dilapangan dari keadaan awal (SPPD-L sebelumnya). Apabila terjadi perubahan
18
demikian maka KSM akan melaksanakan kegiatan dilapangan sesuai perubahan tersebut. Adapun yang
boleh mengusulkan perubahan tersebut adalah dapat diajukan oleh BKM (bila menurut keputusan
BKM perlu perubahan) atau boleh diajukan oleh KSM karena menurut KSM harus dilakukan adanya
perubahan dilapangan. Semua perubahan tersebut harus disetujui oleh Tim KMW.
Perubahan SPPD-L tersebut dapat dilakukan diawal, ditengah atau diakhir pelaksanaan pekerjaan,
apabila :
a)
danya perubahan total Volume Pekerjaan menjadi lebih kecil dari rencana awal sedangkan
A
jumlah total dana BLM/PNPM tetap (tidak berubah). Misalnya Jalan Kerikil direncanakan 100
meter berubah menjadi 90 meter, dll;
b)
danya perubahan berupa penambahan volume item kegiatan tertentu atau pengurangan/
A
penghilangan item pekerjaan tertentu pada pekerjaan, Sedangkan nilai total dana BLM tetap
(tidak berubah);
c)
A
danya perubahan jumlah total dana BLM yang digunakan dari rencana semula, misalnya SPPD-L
semula Rp. 15 Juta berubah menjadi Rp. 14 Juta;
L.
Penyelesaian pekerjaan adalah pencapaian realisasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai kuantitas/
volume dan Nilai/biaya pekerjaan sebagaimana dicantumkan dalam SPPD-L beserta semua dokumen
perjanjian yang merupakan bagian tak terpisahkan dari SPPD-L.
Dengan demikian maka Pekerjaan hanya dapat dikatakan selesai apabila dana BLM yang diusulkan oleh
KSM sesuai SPPD-L (atau perubahannya), sudah habis dimanfaatkan untuk kegiatan pembangunan
infrastruktur dan volume pekerjaan yang dilaksanakan telah sesuai rencana sebagaimana tercantum
dalam SPPD-L atau perubahannya. Jadi ukuran untuk menyatakan bahwa kegiatan BLM telah selesai
adalah dana BLM yang sudah habis (tidak ada sisa) dan jumlah volume pekerjaan yang dibuat dilapangan
sudah dicapai sesuai dengan rencana (dinyatakan dalam dokumen SPPD-L).
Setelah pekerjaan selesai 100% atau minimal 97%, KSM berhak mengajukan secara tertulis
kepada BKM/UPL dan Konsultan untuk melakukan Sertifikasi Pekerjaan. Hasil Sertifikasi
Pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh kedua belah pihak dan KMW ini
dituangkan dalam Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAP2).
Bagaimana jika pada akhir pelaksanaan pekerjaan masih terdapat sisa dana yang belum digunakan
untuk pembangunan infrastruktur?
Apabila terdapat sisa dana pelaksanaan kegiatan infrastruktur maka sisa dana tersebut dapat
dimanfaatkan kembali oleh KSM bersangkutan untuk meningkatkan fungsi pelayanan prasarana/sarana
yang dibangun. Caranya adalah dengan :
i.
enambah volume item kegiatan yang sudah ada, misalnya pembangunan jalan kerikil yang
M
semula hanya 200 meter ditambah panjangnya menjadi 210 meter;
ii.
enambah item kegiatan baru (masih satu kesatuan) dilokasi prasarana yang bersangkutan,
M
misalnya semula hanya direncanakan membangun perkerasan kerikil, tetapi karena ada sisa dana
maka dapat digunakan untuk membuat saluran atau penahan tanah ditempat yang memerlukan
disepanjang jalan kerikil yang dibangun.
iii.
enambah kegiatan baru dilokasi yang berbeda tetapi masih mendukung secara langsung
M
peningkatan fungsi layanan prasarana yang bersangkutan, misalnya semula hanya direncanakan
membangun jembatan kayu, namun karena ada sisa dana maka dapat digunakan untuk
membangun gorong-gorong pada jalan yang menghubungkan jembatan tersebut, dll.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
19
Untuk mendukung pemanfaatan dana tersebut, maka administrasi yang perlu dibuat oleh KSM adalah :
i.
Surat Pernyataan Kesanggupan KSM untuk menyelesaikan seluruh kegiatan fisik (100%) sebelum
berakhirnya masa pencairan BLM;
ii.
Bagaimana jika hasil pelaksanaan pekerjaan tidak sama dengan bestek/perencanaan awal?
Jika hasil pekerjaan melebihi rencana volume pekerjaan awal maka kelebihan itu merupakan prestasi
KSM dan dapat dicatat sebagai keswadayaan yang dilakukan.
Namun jika hasil pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan dalam SPPD-L, baik
yang ditemukan sebelum maupun setelah Sertifikasi maka pihak KSM selaku pelaksana pekerjaan wajib
memperbaiki ketidak sesuaian tersebut dengan cara swadaya, dan dalam waktu yang disepakati antara
KSM dengan pihak BKM/UPL. Masa perbaikan/penyempurnaan ini selambat-lambatnya harus selesai
sebelum laporan pertanggungjawaban KSM dilaksanakan.
Bagaimana jika terdapat sisa dana tetapi KSM sudah tidak bersedia memanfaatkan kembali sisa
tersebut untuk pembangunan infrastruktur ?
Pada dasarnya dana kegiatan fisik yang dianggarkan untuk tiap kegiatan KSM harus dimanfaatkan
seluruhnya untuk pembangunan infrastruktur, namun apabila volume pekerjaan yang dibuat sudah
sesuai SPPD-L dan masih terdapat sisa dana, sedangkan pihak KSM sudah tidak bersedia memanfaatkan
sisa dana tersebut untuk menambah volume kegiatannya, maka KSM harus mengembalikan semua sisa
dana kepada BKM dengan melampirkan surat pernyataan bahwa KSM sudah tidak sanggup/bersedia
memanfaatkan sisa dana.
M.
Sertifikasi/Pemeriksaan Kegiatan
Sertifikasi disini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tim untuk memeriksa dan menilai capaian
kualitas dan pemanfaatan dari sarana & prasarana yang telah dibangun oleh KSM
Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat terjadi proses pembelajaran masyarakat untuk mewujudkan
kebutuhkan akan sarana & prasarana yang berkualitas baik (berfungsi, kuat dan tahan lama) dan dapat
bermanfaat bagi masyarakat secara berkesinambungan .
Selanjutnya, untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan benar-benar telah memenuhi ketentuanketentuan program dan teknis (kualitas baik dan bermanfaat) maka konsultan, khususnya tenaga-tenaga
infrastruktur bersama UPL harus melakukan sertifikasi atau penilaian kegiatan tersebut.
Tujuan sertifikasi adalah untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana &
prasarana telah memenuhi persyaratan teknik (kualitas yang baik) dan dapat bermanfaat lebih lama.
Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan Sertifikasi ini adalah adanya rekomendasi atas kelayakan
(kualitas dan manfaat) dari sarana dan prasarana yang telah dibangun tersebut.
Pelaksanaan Sertifikasi hasil pembangunan sarana & prasarana dilakukan terhadap aspek capaian
kualitas proses, kualitas konstruksi, manfaat dan pemanfaatan dana (termasuk penanganan dampak
dan dokumen proses kegiatan yang mendukung). Sedangkan uraian secara terinci dari masing-masing
aspek tersebut dapat dilihat pada Formulir Sertifikasi, terlampir.
20
Nasional Pemberdayaan
(PNPM)
Mandiridilihat
- Perkotaanpada Formulir
terinci dari Program
masing-masing
aspekMasyarakat
tersebut
dapat
Sertifikasi, terlampir.
Bagaimana
Mekanisme
Pelaksanaan Sertifikasi
Kegiatan?
Pendekatan
pelaksanaan
Sertifikasi
ini adalah dilakukan langsung
Pendekatan pelaksanaan Sertifikasi ini adalah dilakukan langsung dilapangan secara Tim yang terdiri atas :
BKM), Faskel
Teknik/Askot
Infrastruktur
dan
KSM
bersangkutan.
wakil UPL (masing-masing
BKM),
Faskel Teknik/Askot
Infrastruktur
danWakil
Wakil KSM
bersangkutan.
Adapun
Adapun
mekanismenya
sesuai
diagram
alir
sertifikasi
dapat
sebagaidilihat
berikut :
mekanismenya sesuai diagram alir sertifikasi dapat dilihat (gambar 1), yang dapat diuraikan
Hasil
Pembangunan &
Administrasi
KSM
Permintaan
Sertifikasi
(Oleh KSM)
Pemeriksa
an
Penyusunan
BAP2
Selesai
Layak
SP3
Penyusunan
LPJ
Belum Selesai/
Layak dgn
Penyempurnaan
Diagram tersebut
dapat dijelaskanlaporan
secara ringkas
sebagai berikut:
a. Berdasarkan
kemajuan
pekerjaan KSM yang menunjukan
a.
b.
c.
i.
erdasarkan laporan kemajuan pekerjaan KSM yang menunjukan bahwa kemajuan pekerjaan
B
mengajukan
permohonan
kepada
Tim Sertifikasi
Askot
Infra
telah selesai
100%, makasurat
KSM mengajukan
surat
permohonan
kepada Tim (c.q.
Sertifikasi
(c.q.
Askot
selaku
Ketua
Tim untuk
Sertifikasi)
untuk dilakukan
Sertifikasi hasil
Infra selaku
Ketua Tim
Sertifikasi)
dilakukan Sertifikasi
hasil pekerjaan;
pekerjaan;
Askotb.Infra
bersama-sama
dengan Faskeldengan
Teknik, UPL
dan wakil
KSMUPL
melakukan
pemeriksaan
Askot
Infra bersama-sama
Faskel
Teknik,
dan wakil
KSM
dan penilaian
atas
semua
aspek
sertifikasi.
Hasil
Penilaian
masing-masing
aspek
sertifikasi
melakukan pemeriksaan dan penilaian atas semua aspek sertifikasi.
disepakati bersama-sama oleh Tim (termasuk KSM);
Hasil Penilaian masing-masing aspek sertifikasi disepakati bersamasama oleh
Tim (termasuk
KSM);
S etelah seluruh
pemeriksaan
aspek selesai,
maka dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dan
c. Setelah
seluruh
pemeriksaan
aspek dan
selesai,
maka dilanjutkan
dengan
rekomendasi.
Adapun
alternatif
bentuk kesimpulan
rekomendasi,
yaitu :
membuat kesimpulan dan rekomendasi. Adapun alternatif bentuk
kesimpulan
dan rekomendasi,
yaitubaik
: & bermanfaat);
Pekerjaan
dinyatakan Layak/Selesai
(berkualitas
i. Pekerjaan
dinyatakan
Layak/Selesai
(berkualitas
baik
&
dinyatakan
Belum
Selesai/Layak
dengan
Adapun tindaklanjutnya
adalah KSM harus melakukan perbaikan sebagaimana catatan/rekomendasi
Penyempurnaan;
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
21
pemeriksaan. Penyempurnaan ini harus dievaluasi kembali oleh Tim Sertifikasi. Dan setelah hasil
perbaikan/penyempurnaan dinyatakan diterima baru dapat dilanjutkan dengan pembuatan SP3.
d.
Seluruh hasil Sertifikasi ini dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2).
Kegiatan Sertifikasi dilakukan untuk setiap jenis Kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM;
2.
etode yang digunakan dapat mencakup pemeriksaan terhadap dokumen yang diperlukan,
M
pemeriksaan langsung dilapangan (fisik) maupun wawancara langsung dengan pihak KSM (yang
terkait langsung dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan);
3.
Acuan proses Sertifikasi adalah formulir Sertifikasi (Form : S.1), contoh format terlampir;
4.
Perlu diperhatikan bahwa kesimpulan atau rekomendasi yang dimasukan dalam hasil sertifikasi
ini agar disepakti bersama oleh seluruh Tim dengan pihak KSM selaku penanggungjawab
pelaksana.
5.
Buatlah Berita Acara Hasil Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2), dilampiri lembar Sertifikasi yang telah
diisi dan ditandatangani. Semua administrasi ini diarsipkan minimal oleh UPL dan Askot Infra,
termasuk dilaporkan juga kepada PJOK.
22
1)
engisian tabel Status Penyelesaiaan Fisik yang belum selesai 100%, diambil berdasarkan hasil
P
kesimpulan/rekomendasi dari Pemeriksaan/Sertifikasi sebelumnya.
2)
3)
S tatus Pencairan Dana dan Pemanfaatannya, agar diambil sesuai hasil laporan pembukuan KSM
bersangkutan. Dalam BAP2 ini seharusnya tidak terdapat sisa dana atau sisa adalah nihil (Nol/0)
atau hanya sisa dana yang harus dikembalikan kepada BKM karena tidak dimanfaatkan kembali
oleh KSM bersangkutan. Sebab bilamana terdapat sisa dana dan masih dapat dimanfaatkan
kembali oleh KSM harusnya diakomodir terlebih dahulu dalam perubahan pekerjaan/perubahan
SPPD-L, sebelum terjadi proses serttifikasi pekerjaan (lihat penjelesan penyelesaiaan pekerjaan/
perubahan pekerjaan). Contoh Bentuk SP3 ini sebagaiman format terlampir.
23
24
4.1.
25
dan tertib, maka hasilnya dapat digunakan sebagai bahan penyusunan laporan. Sebagai data data yang
mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan di lapangan, termasuk mutu pekerjaan.
4.1.3. Bentuk-bentuk Administrasi KSM
Bentuk-bentuk administrasi KSM, pada tahap pelaksanaan konstruksi / pembangunan sarana & prasarana
akan mencakup administrasi :
1).
a.
b.
c.
d.
2).
Administrasi Mingguan ini dapat dibuat untuk periode pelaksanaan kegiatan KSM per minggua yang
mencakup :
a.
b.
c.
d.
3).
Penjelasan :
26
Jam Kerja Mulai, adalah waktu/jam tenaga kerja mulai kerja, misalnya pukul 08.00
Jam Kerja Selesai, adalah waktu/jam tenaga kerja selesai bekerja, misalnya pukul 17.00
Hari Orang Kerja (HOK), adalah jumlah Hari Kerja dari tenaga kerja tersebut.
S umber dana, adalah menunjukan apakah tenaga kerja pada hari tersebut bekerja sebagai tenaga
Swadaya atau tenaga kerja BLM/PNPM. Isilah salah satu kolom swadaya bila dari tenaga swadaya
atau kolom BLM bila Tandatang/cap jempol, adalah tandatangan tenaga kerja bersangkutan.
2). Daftar Harian Penerimaan Bahan/Alat dari Swadaya & BLM (Form-BA1)
Penjelasan:
q
Uraian Jenis Bahan, adalah tempat mencatat nama tiap jenis bahan/alat yang diterima;
kuran, adalah ukuran/dimensi sesuai tiap jenis bahan (P=Panjang, L=Lebar, T=tebal). Ukuran
U
ini diisi bila dianggap penting seperti balok gelagar/papan jembatan, dll.
Volume dan Satuan, adalah jumlah volume dan satuan yang sesuai dari tiap jenis bahan/alat;
Sumber dana, adalah menunjukan apakah Bahan/Alat yang diterima pada hari tersebut
merupakan Swadaya atau BLM/PNPM. Isilah salah satu kolom swadaya bila dari swadaya atau
kolom BLM bila bahan/alat dari BLM/PNPM, dengan tanda .
Penting untuk diperhatikan bahwa, hendaknya formulir tersebut diisi berdasarkan tanda terima/Nota
Penerimaan Bahan/Alat yang sebelumnya telah dilakukan pengecekannya (volume, kualitas) sesuai
pesanan KSM, khususnya bahan/alat dari BLM/PNPM.
27
Penjelasan:
28
incian HOK diisi dengan Jumlah HOK tenaga Kerja sesuai hari kerjanya. Nilai yang ditulis adalah
R
bentuk angka. Misalnya Hari Senin (kolom Sn) = 0,5; Selasa (kolom Sl) = 1; Rabu (R) : 1, Kamis (K)
: 0,5; Jumat (J) : 1, Sabtu (Sb) : 1.
J umlah HOK, jumlah nilai HOK mulai hari pertama (Sn) sampai hari terakhir (Sb) untuk tiap
tenaga;
J umlah (K/T/P/L/P/M/KM) adalah jumlah masing-masing tenaga kerja (L/P/M/KM) pada minggu
bersangkutan.
Jumlah Total HOK : Jumlah HOK dari semua tenaga kerja selama minggu bersangkutan.
5). Daftar Hadir Mingguan & Pembayaran Upah Tenaga Kerja dari BLM (Form-TK3b)
Contoh Form-TK3b
Penjelasan:
q
incian HOK diisi dengan Jumlah HOK tenaga Kerja sesuai hari kerjanya. Nilai yang ditulis adalah
R
bentuk angka. Misalnya Hari Senin (kolom Sn) = 0,5; Selasa (kolom Sl) = 1; Rabu (R) : 1, Kamis
(K) : 0,5; dst.
J umlah HOK, jumlah nilai HOK mulai hari pertama (Sn) sampai hari terakhir (Sb) untuk tiap
tenaga, misalnya dari rincian diatas maka jumlah HOKnya = 5.
29
6). Daftar Mingguan Penerimaan Bahan/Alat dari Swadaya & BLM (Form-BA2)
Penjelasan:
q
Satuan, adalah satuan volume yang sesuai Jenis Bahan/Alat yang diterima (sesuai bukti/nota);
olume, adalah jumlah volume dari tiap jenis bahan/alat. Volume Swadaya bila bahan/alat dari
V
swadaya dan volume untuk bila bahan/alat dari pembelian/sewa (sesuai bukti/nota);
iaya, adalah jumlah biaya dalam rupiah dari tiap jenis bahan/alat yang dibeli/sewa melalui dana
B
BLM/PNPM. Jumlah biaya disini ditulis sesuai jumlah volumenya sebagaimana yang tercantum di
Nota pemeblian bahan/sewa alat.
Formulir ini sangat penting dipergunakan untuk alat pengendalian pembelian atau pengadaan bahan
(baik volumenya atau biayanya) apakah tidak berlebih dari rencana dalam RAB.
7). Daftar Mingguan Opname Pekerjan (Form-Opname)
Contoh Form-Opname
30
Penjelasan:
q
Sketsa, Ukuran dan Perhitungan Volume, diisi dengan sketsa/gambar dari kegiatan yang
dikerjakan dilapangan dengan dilengkapi ukuran-ukurannya seperti Panjang, lebar, tebal/tinggi.
Kemudian tuliskan dibawah/disamping sketsa tersebut perhitungan volume pekerjaan sampai
didapatkan nilainya;
Volume Yang dicapai, adalah nilai volume tiap kegiatan yang dihasilkan pada minggu tersebut.
Nilai ini diperoleh dari hasil perhitungan tadi (pada sketsa).
eterangan, diisi dengan keterangan lokasi, misalnya jalan dari sta. .... s/d sta. ... atau hal lain
K
yang secara spesifik menunjukan lokasi pekerjaan yang diukur.
5.
Laporan Dwi-Mingguan (Form-L.Lm) merupakan formulir laporan tentang kemajuan kegiatan yang
telah dicapai/dihasilkan oleh KSM selama periode dua mingguan. Jadi laporan ini dibuat setiap akhir
pelaksanaan dua mingguan. Laporan ini dibuat minimal 3 rangkap, masing-masing rangkap disampaikan
untuk UPL, Faskel Teknik dan arsip KSM. Formulir ini pada dasarnya merupakan rekapitulasi dari formulir
Daftar Mingguan yang telah dibuat. Dengan demikian maka sumber data utama untuk pengisian formulir
ini adalah data-data dari rekapitulasi datrar mingguan dan harian.
Hal-hal yang dilaporkan adalah :
1).
emajuan Fisik Pekerjaan, adalah Nilai prosentase (dan volume) yang telah dicapai oleh
K
keseluruhan kegiatan, termasuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan. Kemajuan pelaksanaan
pekerjaan dibuat berdasarkan tiap bagian pekerjaan dan dihitung bobot atau persentasenya
terhadap hasil akhir keseluruhan pekerjaan.
2).
ealisasi dana, adalah besarnya dana yang telah terealisasi (pencairan BLM, Realisasi Swadaya
R
dan Realisasi Dana Lain-lain (bila ada));
3).
ealisasi Penggunaan dana BLM dan Penggunaan Swadaya, yaitu Realisasi penggunaan dana
R
BLM dan realisasi Swadaya untuk kegiatan konstruksi (dirinci untuk komponen upah, bahan,
alat, administrasi dan konsumsi);
4).
ealisasi Tenaga Kerja, adalah realisasi penggunaan tenaga kerja baik dari sumber dana BLM
R
maupun Swadaya (jumlah HOK, Jumlah Tenaga Kerja (L/P/Miskin);Contoh bentuk format laporan
dwi-mingguan, seperti terlampir.
6.
Laporan Akhir atau Pertanggungjawaban Kegiatan KSM (Form-L.La) merupakan laporan yang dibuat oleh
KSM setelah pekerjaan selesai (setelah dibuat Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan/BAP2, termasuk telah
dilakukan perbaikan pekerjaan bila ada). Laporan ini sekaligus menjadi laporan dwi-mingguan terakhir
pelaksanaan kegiatan. Jadi pada periode terakhir pelaksanaan kegiatan, KSM tidak perlu membuat
laporan Dwi-Mingguan terakhir lagi, melainkan langsung membuat Laporan Akhir.
Adapun cakupan laporan akhir ini adalah juga cakupan laporan laporan Dwi Mingguan terakhir ditambah
2 (dua) substansi, yaitu (1). Realisasi Usulan Kegiatan dan (2). Rincian Realisasi Penggunaan Dana BLM
dan Swadaya sejak awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan, termasuk dokumentasi/photo.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
31
Musyawarah Pertanggungjawaban
b.
c.
d.
e.
f.
g.
32
Penjelasan:
q
Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
q
Transaksi , adalah catatan jumlah uang masuk (M) dan uang keluar (K)
Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut
Penjelasan:
q
Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut
33
Penjelasan:
q
Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
q
Jenis material/peralatan, adalah jenis material/peralatan yang diadakan sesuai dengan kegiatan
Jumlah Rupiah Swadaya, jumlah dana yang diberikan masyarakat untuk pengadaan material/
peralatan secara swadaya
Jumlah Rupiah BLM, jumlah dana BLM yang dipergunakan untuk pengadaan material/peralatan
Jumlah Total, adalah jumlah total pengeluaran yang tercatat pada tanggal tersebut
Penjelasan:
q
Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
34
Jenis material/peralatan, adalah jenis material/peralatan yang diadakan sesuai dengan kegiatan
Jumlah Rupiah Swadaya, jumlah dana yang diberikan masyarakat untuk pengadaan material/
peralatan secara swadaya
Jumlah Rupiah BLM, jumlah dana BLM yang dipergunakan untuk pengadaan material/peralatan
Jumlah Total, adalah jumlah total pengeluaran yang tercatat pada tanggal tersebut
Penjelasan:
q
Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
q
Jumlah Total , adalah jumlah pengeluaran berbagai kegiatan administrasi yang dicatat pada
tanggal yang sama
35
Penjelasan:
q
Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi);
q
Kolom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang diperlukan ;
Kolom (5), diisi Harga satuan dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi
olom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi (nilai kolom
K
(4) di kali nilai kolom (5));
36
Penjelasan:
q
olom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang telah diadakan
K
melalui dana BLM;
olom (5), diisi Harga satuan pengadaan dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/
K
administrasi;
olom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi (nilai kolom
K
(4) di kali nilai kolom (5));
Baris (F),diisi Jumlah nilai BLM yang telah diterima (yang sedang dipertanggungjawabkan)
Baris (G),diisi Jumlah sisa dana BLM yang diterima (Nilai (F) dikurang nilai (G))
Penting:
Pencatatan formulir-formulir administrasi KSM tersebut dilakukan oleh sekretaris, bagian pengadaan,
pelaksana lapangan dan bendahara sesuai dengan tugas-tugas yang telah ditetapkan kepada setiap unit/
bagian kerja KSM tersebut.
asil pencatatan administrasi KSM disimpan di Kantor KSM
H
sendiri, sebagai butki pelaksanaan pekerjaan PANITIA dan
juga sebagai bahan bukti pertanggungjawaban kepada pihak
pemberi pekerjaan dan kepada masyarakat. Dengan demikian
perlu diarsipkan atau dihimpun sehingga siap digunakan atau
dilihat bilamana diperlukan.
Pencatatan dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berjalan
atau segera dilakukan setelah suatu pekerjaan selesai. Jadi tidak perlu menunggu sampai beberapa lama
untuk mencatat suatu kejadian kegiatan, sebab kalau pencatatan ditunda-tunda, maka kemungkinan
besarakan terjadi kesalahan-kesalalahan yang timbul karena lupa.
37
38
Lampiran-lampiran
1)
CONTOH SPPD-L
2)
3)
39
Proyek
: Pekerjaan/Kegiatan .....................2)
: ..................3)
Berdasarkan :
1. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan BLM (SPPB BLM) antara BKM dengan Penanggungjawab
Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM Mandiri Perkotaan Kec....................... Kab./Kota ...................... 5),
Nomor : ..................... tanggal.............................. 5)
I.
Nama
: ..................................................................... 6)
Jabatan
: .................................................................. 10)
II.
Nama
: ..................................................................... 11)
Jabatan
: .................................................................. 15)
40
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 2
DOKUMEN PERJANJIAN KERJA
Dokumen Perjanjian Kerja sebagaimana ditentukan dibawah ini harus dibaca serta merupakan bagian
dari Perjanjian Kerja ini, yaitu :
(1)
(2)
(3)
(4)
Dokumen Usulan Proposal Pelaksanaan Kegiatan (termasuk catatan/perubahan hasil
verifikasinya) :
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
Gambar Rencana
(iv)
3.1.
Sesuai dengan
SPPD-L dan lampirannya ini, jangka waktu penyelesaian pekerjaan dihitung sejak Tanggal Mulai Kerja,
adalah18) (.................................19) hari kalender kerja).
1.2. Perjanjian Kerja tersebut berlaku sejak tanggal penanda-tanganan oleh kedua belah pihak yang
bersangkutan. Surat Perjanjian ini juga sekaligus sebagai Surat Perintah Mulai Kerja.
PASAL 4
JUMLAH NILAI PERJANJIAN KERJA
Jumlah Nilai Perjanjian Kerja untuk pekerjaan yang tertuang didalam Pasal (1) SPPD-L ini, sebagaimana
dicantumkan dalam Rencana Anggaran Biaya pada dokumen Usulan Proposal Pelaksanaan Kegiatan
PIHAK KEDUA bersangkutan, sebesar : Rp..................................... (........................................................
Rupiah)20) tanpa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
41
PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN
PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana
5.1.
dimaksudkan dalam Pasal 1, berdasarkan uraian pekerjaan, persyaratan serta gambar-gambar kerja dan
ketentuan lain yang terdapat dalam SPPD-L ini.
5.2.
(1). Melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki pekerjaan dengan penuh ketelitian dan
kesungguhan, serta menyediakan tenaga teknis pelaksana lapangan (atau mandor), tenaga kerja,
bahan-bahan bangunan, peralatan kerja, pengangkutan ke atau dari lapangan dan di dalam atau
disekitar pekerjaan, serta melaksanakan segala sesuatu baik yang bersifat permanen maupun
bersifat sementara yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikan
pekerjaan.
(2). Melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dalam perjanjian ini sampai diterima baik oleh Konsultan Manajemen
Wilayah, kecuali apabila menurut hukum ataupun secara fisik tidak mungkin dilakukan.
(3) Menyediakan dan memenuhi seluruh kontribusi swadaya berupa uang dan natura atau lainnya,
dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada usulan proposal kegiatan KSM sebelumnya;
(4) Melakukan pembongkaran dan atau perbaikan atas kekurangan pekerjaan yang telah
dilaksanakan atas biaya sendiri/swadaya sesuai rekomendasi hasil sertifikasi atau sesuai perintah
yang disampaikan oleh KMW.
(5) Membuat papan nama pekerjaan dilokasi pekerjaan;
(6) Membuat administrasi dan laporan kemajuan pekerjaan secara berkala maupun laporan akhir
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan keuangan dengan dilampiri photo-photo kegiatan.
(7) Dalam hal terdapat kelebihan sisa dana nilai perjanjian dan PIHAK KEDUA tidak bersedia ataupun
secara fisik tidak mungkin melakukan pekerjaan tambah untuk memanfaatkan kembali sisa dana
tersebut maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikannya kepada PIHAK PERTAMA.
5.2.
(1). Membayar kepada PIHAK KEDUA atas pelaksanaan, penyelesaian, perbaikan pekerjaan pada
waktu dan dengan cara yang telah ditentukan dalam Perjanjian ini.
(2). Memantau dan memberikan bimbingan keterampilan kepada PIHAK KEDUA agar mutu konstruksi
dan administrasi hasil pekerjaan dapat tercapai. Pelaksanaan hal ini selanjutnya secara harian akan
dijalankan oleh Unit Pengelola Lingkungan (UPL).
Tanggungjawab kedua belah pihak dijelasakan secara lebih rinci pada persyaratan umum
1.3
perjanjian ini dan merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini.
PASAL 6
TAHAP PENCAIRAN
1.1.
Pelaksanaan pencairan pekerjaan tersebut dalam pasal (1) Surat Perjanjian ini akan dilaksanakan
dalam 3 (tiga) tahap melalui Bank PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA;
1.2.
42
Tahap Pertama sebesar 30 % (tigapuluh per seratus) dari nilai SPPD-L diberikan sebagai uang
muka setelah penandatanganan dokumen SPPD-L tanpa harus ada jaminan/Bank Garansi. PIHAK
PERTAMA mengajukan surat permintaan pembayaran dengan melampirkan Rekening Buku Tabungan
KSM (untuk nilai SPPD-L diatas Rp. 30 juta); Rencana Kerja dan Rencana Penggunaan Dana (RPD);
1.3.
Tahap Kedua sebesar 60 % dari nilai SPPD-L dengan ketentuan prestasi pekerjaan telah mencapai
minimum sebesar 25 % dengan melampirkan RPD, Laporan Penggunaan Dana (LPD) dan Laporan
Mingguan/Bulanan terakhir dan Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Seluruh Kegiatan Fisik.
1.4.
Tahap Ketiga sebesar 10 % dari nilai SPPD-L dengan ketentuan prestasi pekerjaan telah
mencapai minimum sebesar 85% dengan melampirkan RPD, Laporan Penggunaan Dana (LPD), Laporan
Mingguan/Bulanan terakhir.
PASAL 7
SANKSI
1.1.
Berdasarkan hasil penilaian Konsultan Manajemen Wilayah dan atau PJOK, apabila PIHAK KEDUA
terbukti melakukan penyimpangan terhadap ketentuan teknis atau ditemukan adanya penyalahgunaan
dana maka PIHAK PERTAMA dapat memberikan sanksi kepada PIHAK KEDUA berupa penghentian
sementara pencairan dana dan atau pemutusan perjanjian dan atau pengembalian dana dan atau
sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
1.2.
Bentuk-bentuk sanksi tersebut sebagaimana diuraikan secara rinci pada Persyaratan Umum
Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan.
PASAL 8
PENYELESAIAN PEKERJAAN
1.1. Setelah pekerjaan selesai 100% atau minimal 97%, PIHAK KEDUA berhak mengajukan
secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dan Konsultan untuk melakukan Sertifikasi Pekerjaan.
1.2. Hasil Sertifikasi Pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh kedua belah
pihak dan KMW ini dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2).
PASAL 9
PEMELIHARAAN HASIL PEKERJAAN
PIHAK KEDUA sepakat dan berjanji untuk memelihara hasil pekerjaan atau sarana dan
prasarana yang telah dibangun melalui swadaya masyarakat dengan sebaik-baiknya.
PASAL 10
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEUR)
10.1 Selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari dari hari terjadinya keadaan memaksa, Para Pihak
harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus
dilakukan dalam keadaan itu.
10.2 Yang dimaksud Keadaan Memaksa (Force Majeure) adalah sebagai suatu kejadian yang tidak
dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut
tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan
seperti itu termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang, huru-hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir
atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan
bekerja atau gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan
untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
43
10.3 Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan
disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal-hal sebagai
berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPD-L, (B)
menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam
proyek.
10.4 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan
memaksa tidak dapat dikenai sanksi.
PASAL 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(a)
Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang
timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPD-L ini atau perselisihan yang
timbul karena penafsiran atas SPPD-L ini .
(b)
Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPD-L ini yang tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah, maka salah satu pihak atau kedua belah pihak dapat menyelesaikan
melalui ketentuan hukum yang berlaku.
PASAL 12
PENUTUP
Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Sosial (SPPD-L) ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua
belah pihak pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut dibawah, dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga),
terdiri dari 2 (dua) lembar asli dan bermaterai secukupnya dan 1 (satu) lembar asli tanpa materai, serta
mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
......................., ................ - ......... 201 ...20)
Ketua KSM*)
Meterai
6000
44
.........................7)
Mengetahui,
21)
....................13)
PENJELASAN
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
45
Lampiran SPPD-L
Persyaratan Umum Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan
Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPD-L dan memiliki ketentuan
yang mengikat.
Definisi
A.
Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan
dalam Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan ini diartikan sebagai berikut:
1.
Hukum yang berlaku berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan
dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia;
2.
SPPD-L berarti Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan PNPM MANDIRI
PERKOTAAN yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum
terlampir, bersama-sama dengan seluruh dokumen yang tercantum pada pasal 2 SPPD-L
PNPM MANDIRI PERKOTAAN yang ditandatangani;
3.
Persyaratan Umum berarti persyaratan umum pada SPPD-L ini;
4.
Pemerintah berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker PNPM MANDIRI
PERKOTAAN Pusat
5.
PJOK adalah Penanggung Jawab Operasional Kegiatan yang berkedudukan di Kecamatan
6.
KMW adalah Konsultan Manajemen Wilayah yang berkedudukan di Regional/Propinsi
7.
U
PL adalah Unit Pengelola Lingkungan, dibentuk oleh BKM sebagai unit operasional
bidang lingkungan
8.
N
ilai Perjanjian adalah nilai/harga yang tercantum dalam SPPD-L dan selanjutnya dapat
disesuaikan menurut ketentuan-ketentuan dalam perjanjian.
9.
Hari adalah hari kalender; Bulan adalah bulan kalender.
10.
Kekurangan adalah bagian Pekerjaan yang tidak sesuai dengan Perjanjian.
11.
S ertifikasi disini diartikan sebagai Pemeriksaan adalah kegiatan mengukur dan menilai
hasil Pekerjaan KSM.
12.
Pengukuran adalah kegiatan mengukur panjang, lebar, tinggi, luas atau isi hasil Pekerjaan
13.
Pekerjaan Sementara adalah pekerjaan yang dirancang, dibangun, dipasang dan
dibongkar oleh KSM yang diperlukan untuk pelaksanaan dan pemasangan Pekerjaan
14.
Pekerjaan adalah hal-hal yang ditentukan didalam SPPD-L yang mewajibkan KSM untuk
melaksanakan, memasang, memperbaiki bila ada yang rusak dan setelah selesai harus
dimanfaatkan dan dipelihara secara swadaya oleh KSM (melalui Organisasi Pengelola
Pemanfaaat & Pemeliharaan).
Penyelesaian pekerjaan adalah pencapaian realisasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan
15.
sesuai kuantitas/volume dan Nilai/biaya pekerjaan sebagaimana dicantumkan dalam
SPPD-L beserta semua dokumen perjanjian .yang merupakan bagian dari SPPD-L ini.
B. Tanggungjawab
1. Tanggungjawab BKM:
(a)
(b)
46
enjamin bahwa anggota KSM adalah masyarakat miskin dan masyarakat yang berhak
M
mendapat bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN, berdasarkan peta kemiskinan yang
disusun melalui proses pemetaan swadaya yang dilakukan masyarakat sendiri;
Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang diajukan, dinilai kelayakan oleh UPL
dan kemudian disetujui BKM adalah merupakan kegiatan yang didasarkan dari hasil
pemetaan swadaya dan perencanaan partisipatif (baik PJM maupun rencana tahunan
Pronangkis) yang telah disusun dan disepakati sebelumnya oleh masyarakat.
(c)
Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang disetujui telah dipilih dengan
menggunakan kriteria yang ditetapkan dalam Buku-Buku Pedoman PNPM MANDIRI
PERKOTAAN maupun kriteria tambahan yang ditetapkan Pemerintah Indonesia, dalam
hal ini Satker PNPM MANDIRI PERKOTAAN;
(d) M
enjamin bahwa usulan-usulan kegiatan KSM telah diverifikasi dan dinyatakan layak
serta telah direkomendasi/disetujui oleh KMW;
(e) Menjamin jumlah kebutuhan dana yang diperjanjikian tidak melebihi nilai biaya
usulan kegiatan sebagaimana dicantumkan dalam proposal kegiatan (termasuk hasil
verifikasinya bila ada);
(f) M
engundang pemeriksa keuangan independen untuk memeriksa laporan keuangan
BKM, minimal satu kali satu tahun dengan biaya BKM. Selain itu, BKM juga akan terbuka
terhadap pemeriksa keuangan yang ditunjuk oleh BPKP atau instansi pemeriksa
lainnya.
(g) Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana oleh
BKM, maka BKM wajib mengembalikan dana yang dimaksud.
(h) B
KM wajib menyimpan catatan dan bukti-bukti pengeluaran terkait dengan PNPM
MANDIRI PERKOTAAN selama jangka waktu 5 tahun.
Menyerahkan laporan kemajuan setiap bulan ke PJOK dan KMW; Selain itu
(i)
memberikan kesempatan juga kepada instansi pemerintah, dan perwakilan donor
untuk mendapatkan salinan laporan dimaksud dan salinan-salinan laporan lainnya,
serta mengadakan peninjauan lapangan. Pada akhir pekerjaan, BKM berkewajiban
menyerahkan laporan akhir penyelesaian pekerjaan kepada PJOK dan KMW.
(j) M
enjamin bahwa dalam proses pengajuan usulan, penilaian kelayakan, persetujuan
usulan, hingga pelaksanaan kegiatan maupun pemeliharaan kegiatan senantiasa
didasarkan pada penerapan prinsip dan nilai PNPM MANDIRI PERKOTAAN secara
konsisten oleh segenap pelaku di tingkat masyarakat, KSM, UPL dan BKM.
(k) Menjamin bahwa pelaksanaan usulan-usulan kegiatan pembangunan atau rehabilitasi
prasarana lingkungan dan permukiman, didasarkan pada pedoman pengadaan,
pedoman pembebasan lahan dan penampungan serta pedoman lingkungan
sebagaimana diatur Panduan PNPM MANDIRI PERKOTAAN dan/atau peraturan
perundangan yang berlaku.
Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang akan dilaksanakan dari bantuan dana
(l)
BLM PNPM MANDIRI PERKOTAAN adalah bukan kegiatan yang termasuk dalam daftar
kegiatan yang dilarang di PNPM MANDIRI PERKOTAAN (negatif list).
(m) Menjamin bahwa pelaksanaan usulan kegiatan didasarkan padat karya atau dengan
cara lain yang membuka peluang kesempatan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat
miskin di lokasi kegiatan.
2. Tanggung jawab KSM
(a)
(b)
47
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
(i)
1)
2)
PERKOTAAN.
M
enjamin bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan dari bantuan dana BLM PNPM
MANDIRI PERKOTAAN adalah bukan kegiatan atau hal-hal yang termasuk dalam daftar
kegiatan yang dilarang di PNPM MANDIRI PERKOTAAN (negatif list).
Melibatkan tim atau petugas teknis Organisasi Pemanfaat & Pemelihara Sarana &
Prasarana yang telah dibentuk sebelumnya oleh KSM dalam pelaksanaan pekerjaan.
M
enjamin bahwa hasil keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan berkualitas baik,
sarana dan prasarana tersebut berfungsi dengan baik dan dibentuk organisasi
pengelola pemanfaat dan pemelihara sehingga dapat bermanfaat minimal sampai 3
(tiga) tahun kedepan.
M
enjamin pengelolaan pelaksanaan pekerjaan dan pemeliharaan dan pengembangan
hasil-hasil kegiatan yang telah dibangun, dilaksanakan secara bertanggungjawab,
transparan dan akuntabel.
Menjamin keterbukaan terhadap pemeriksaan keuangan yang ditentukan oleh
BPKP, maupun pemeriksa keuangan independen yang diundang oleh BKM. Jika hasil
pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana maka KSM
wajib mengembalikan dana dimaksud, sejumlah perhitungan penyimpangan yang
telah terjadi. KSM wajib menyimpan catatan, laporan dan bukti-bukti pengeluaran
berkaitan dengan PNPM MANDIRI PERKOTAAN selama jangka waktu 3 tahun.
M
enjamin bahwa dilakukan sosialisasi atau publikasi rencana kegiatan dan hasilhasilnya (termasuk rencana anggaran dan penggunaannya) kepada masyarakat
melalui papan-papan informasi PNPM atau media lainnya yang ada dimasyarakat.
Namun demikian, KSM diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah
dana diterima, jika:
Terjadi force majeure, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak pekerjaan di
luar kemampuan pengendalian KSM. Dalam keadaan demikian, KSM wajib melaporkan
kepada BKM untuk dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Anggota BKM. Selanjutnya
BKM melaporkan kepada KMW dalam batas waktu 7 hari setelah Rapat Anggota BKM
dimaksud dan keputusan harus diambil KMW dalam batas waktu 14 hari;
Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan itu dibatalkan.
Dalam keadaan demikian, maka keputusan dimaksud harus dilaporkan kepada KMW
dalam batas waktu 7 hari dan keputusan diambil dalam batas waktu 14 hari;
Untuk berbagai kasus di atas, pencairan dana selanjutnya akan ditinjau kembali. Peninjauan
kembali pencairan dana dapat juga terjadi jika KSM melalaikan kewajiban dan/atau kegiatannya.
Dalam keadaan demikian, maka KMW harus mempelajari dan menentukan langkah-langkah
selanjutnya.
3.
(b)
48
emfasilitasi penyiapan usulan kegiatan oleh masyarakat dalam hal ketepatan sasaran,
M
kesesuaian dengan prinsip dan nilai PNPM MANDIRI PERKOTAAN, serta pembelajaran
masyarakat untuk membuat usulan kegiatan berdasarkan kebutuhannya, khususnya
dalam kegiatan Survey & Investigasi, RAB, Detailed Engineering Design (DED),
penyusunan Proposal Kegiatan dan lainnya sehingga dapat menjamin capaian masa
pemanfaatan lebih lama (kualitas baik, prasarana fungsi dan dapat dipelihara oleh
masyarakat).
Memfasilitasi penguatan kapasitas UPL untuk mampu memberikan fasilitasi dan
(1)
D
imaksud dengan penyimpangan ketentuan teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN adalah tindakan
dan kegiatan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA yang tidak sesuai atau bertentangan
dengan Buku-Buku Pedoman/Petunjuk PNPM MANDIRI PERKOTAAN, ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Pemimpin Proyek PNPM MANDIRI
PERKOTAAN, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPD-L ini beserta lampirannya.
(2)
Termasuk penyimpangan ketentuan teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN dalam hal ini, antara lain
ialah: ketidaksesuaian terhadap prinsip dan nilai PNPM MANDIRI PERKOTAAN, ketidaksesuaian
dengan tujuan dan sasaran PNPM MANDIRI PERKOTAAN, ketidakmampuan mengelola dana
lingkungan sesuai dengan prinsip standard, dan bentuk-bentuk penyimpangan lainnya, dengan
indikator-indikator antara lain:
o Terdapat indikasi bahwa prinsip dan nilai PNPM MANDIRI PERKOTAAN tidak dapat
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA secara taat asas dan konsisten; dan/atau
o Pelaksanaan kegiatan oleh PIHAK KEDUA tidak melibatkan dan/atau tidak bermanfaat
bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin; dan/atau
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
49
o Pencapaian kemajuan Pekerjaan KSM tidak memuaskan dalam kurun waktu pelaksanaan
yang telah ditetapkan; dan/atau
o D
iketemukan indikasi adanya penyalahgunaan wewenang dan keputusan dalam
penggunaan dana bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN; dan/atau
o Tidak terdapat indikasi potensi keberlanjutan (sustainability) kegiatan; dan/atau
o T erdapat indikasi bahwa PIHAK KEDUA mengabaikan tanggungjawab dan kewajibannya
sesuai dengan ketentuan dalam SPPD-L ini beserta lampirannya.
(b)
(1)
i.
pabila berdasarkan penilaian KMW dan PJOK, PIHAK KEDUA dinilai melakukan
A
penyimpangan ketentuan teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN, maka PIHAK PERTAMA
berhak menghentikan bantuan untuk sementara waktu sampai batas waktu yang
ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
S elama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, PIHAK KEDUA diberi
kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya hingga telah dapat memenuhi ketentuan
teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN, sebagaimana ditetapkan pada Buku-Buku Pedoman
PNPM MANDIRI PERKOTAAN, SPPD-L beserta lampirannya dan ketentuan-ketentuan
lain yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.
Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, PIHAK PERTAMA berhak
menunjuk pihak tertentu untuk melakukan pemeriksaan maupun langkah-langkah
lainnya yang dianggap perlu agar ketentuan teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN dapat
dilaksanakan dengan baik oleh PIHAK KEDUA.
Termasuk kategori sanksi penghentian yang bersifat sementara ini adalah penundaan
atau penghentian sementara pelaksanaan kegiatan, penundaan atau penghentian
sementara pembayaran dana BLM tahap berikutnya dan tindakan lain yang ditetapkan
oleh Pemerintah Indonesia.
ii.
iii.
iv.
(2)
i.
alam hal setelah diberi kesempatan untuk memenuhi ketentuan teknis PNPM MANDIRI
D
PERKOTAAN, dengan difasilitasi oleh KMW ataupun bentuk bantuan teknis lainnya yang
diberikan oleh PIHAK PERTAMA, ternyata PIHAK KEDUA dinilai masih tidak mampu
memenuhi ketentuan teknis yang berlaku di PNPM MANDIRI PERKOTAAN sampai batas
waktu yang ditetapkan, maka PIHAK PERTAMA berhak menghentikan pencairan dana
bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN secara tetap/permanen di KSM tersebut.
Melalui penghentian pencairan dana bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN yang
bersifat tetap/permanen, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menunjuk pihak lain
untuk melaksanakan, menyelesaikan, memperbaiki pekerjaan dimaksud. Hal ini berarti
bahwa PIHAK KEDUA tidak diperkenankan lagi diikutsertakan dalam pelaksanaan PNPM
MANDIRI PERKOTAAN.
ii.
50
(a)
1)
o Dana Bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan
fiktif; dan/atau
o Dilakukan potongan dana Bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN yang disalurkan kepada
KSM atau masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN;
dan/atau
o Menggelapkan atau Melarikan Dana Bantuan (BLM) PNPM MANDIRI PERKOTAAN; dan/
atau
o Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan/atau
o
Bentuk-bentuk penyalahgunaan dana bantuan (BLM) PNPM MANDIRI PERKOTAAN
lainnya.
(b)
1)
i.
ii.
2)
i.
pabila berdasarkan hasil audit khusus tersebut menunjukkan secara nyata adanya
A
penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN, maka
PIHAK PERTAMA menghentikan kegiatan dan bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN
secara tetap
PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku
P
IHAK KEDUA berkewajiban untuk mengembalikan dana bantuan PNPM MANDIRI
PERKOTAAN kepada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM MANDIRI
PERKOTAAN Pusat, untuk selanjutnya disetor ke kas negara, sesuai ketentuan hukum
yang berlaku.
ii.
iii.
51
d. m
elaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam perjanjian yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan.
2). Pekerjaan Tambah dilaksanakan dengan pertimbangan tidak ada dana tambahan atau tetap
mengioptimalkan dana yang tercantum dalam nilai surat perjanjian SPPD-L yang telah ada.
Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis kepada PIHAK KEDUA setelah
mendapat persetujuan KMW, ditindak lanjuti dengan verifikasi teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian awal.
Hasil verifikasi teknis dan harga tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar penyusunan
adendum perjanjian.
F. Penyelesaian Perselisihan
1. Penyelesaian Secara Musyawarah:
Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul,
atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPD-L ini atau perselisihan yang timbul
karena penafsiran atas SPPD-L ini .
52
SERTIFIKASI INFRASTRUKTUR
Nama KSM
Jenis Kegiatan
Volume
Progres Fisik
: ...
: . ....
: . ....
: . .. %
Desa/Kelurahan
Kecamatan
Kota/Kabupaten
KMW/Provinsi
: .
: ....
: .
: .
BUTIR SERTIFIKASI
PENILAIAN
YA
TIDAK
CATATAN
3
4
5
6
7
8
9
10
URAIANKEGIATAN
KESESUAIAN
VOLUME
REKOMENDASI PERBAIKAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dst
Total Realisasi Volume Pekerjaan s.d saat ini adalah ...................... dan hasil Pemeriksaan Kegiatan sbb :
53
: Rp. ............
: Rp...........
c. Sisa dana SPPD-L (a-b)
: Rp..............
: Rp. ............
: Rp...........
Tim Seritifikasi :
No
1
Nama
Jabatan/Posisi
2
3
4
5
Catatan : Lampirkan Copy Ceklist Daftar Uji Identifikasi Lingkungan yang telah terisi
54
Tanda Tangan
: ...............................................................
Volume
: ...............................................................
Lokasi
: ...............................................................
Nama KSM
: ...............................................................
Nomor SPPD-L
: ...............................................................
No
Uraian Pekerjaan
1
2
3
4
5
dst
Penyempurnaan pekerjaan tersebut diatas akan diselesaikan oleh Pelaksana Kegiatan
selambat lambatnya tanggal ... atau sebelum dilaksanakan Laporan
Pertanggungjawaban KSM/Pelaksana Kegiatan.
3. Status pencairan dana pada saat pemeriksaan sebagai berikut :
a)
b)
: Rp. ................
: Rp. .............
c)
: Rp. ................
55
Demikian Berita Acara ini kami buat rangkap 3 (tiga) dalam keadaan sehat dan tanpa ada
unsur paksaan dari pihak manapun, untuk dipergunakan seperlunya dan
dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Tim Seritifikasi :
No
Nama
Jabatan/Posisi
1
2
3
4
5
Keterangan :
*) pilih yang sesuai
Lampirkan Copy Formulir Sertifikasi yang telah terisi
56
Tanda Tangan
: ___________________
: ___________________
: ___________________
KMW Provinsi
:___________________
(___________________________)
Ketua KSM
BKM/LKM
(____________________)
Koordinator,
Diketahu/Disetujui
(_____________________)
Askot Infra/ Fastek
57
58
Catatan : Format ini merupakan bagian untuk pencairan Dana BLM tahap II dan tahap III, dibuat sesuai jumlah KSM prasarana yang telah
menerima dana BLM PNPM Maniri Perkotaan tahap sebelumnya.
59
:
:
Kelurahan/Desa
Nama BKM
KSM
Kegiatan
Nama Pekerjaan
Volume
Pekerjaan
Nama KSM
Lingkungan
(Meter/Unit)
Alasan
Pembangunan
Prasarana
Lokasi
Pekerjaan
Penerima
Manfaat
Metode
Pelaksanaan
60
BLM (Rp)
(BLM + Swadaya)
Swadaya (Rp)
Dusun/RT/RW : ..........................
Kelurahan/Desa : ..........................
Kecamatan
:.............................................
: Jumlah :
...... KK
Gotong
Miskin :
...... KK
Swakelola KSM
Royong
Luas Lahan
(Hibah/Ijin Pakai)
Status
Lahan / Lokasi Kegiatan
Miskin :
...... %
Kerjasama
Pihak Ketiga
61
62
63
64
KANTOR PUSAT
JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia - 12110
KANTOR PROYEK
Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan
Jakarta Pusat Indonesia - 10210