KATA PENGANTAR
Penyusunan Kajian Lingkungan Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang iii
3.2.2.1 Flora dan Fauna Darat ...................................................III-7
3.2.2.2 Biota Air .......................................................................III-8
3.2.3 Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya .............................................. III-10
3.2.4 Komponen Kesehatan Masyarakat................................................ III-12
3.3 Metode Prakiraan Dampak Penting ......................................................... III-16
3.4 Metode Evaluasi Dampak Penting ........................................................... III-18
3.4.1 Telaahan Terhadap Dampak Penting ............................................ III-18
3.4.2 Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan ........................................... III-19
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ IV-1
Penyusunan Kajian Lingkungan Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang vii
DAFTAR PETA
Penyusunan Kajian Lingkungan Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang viii
BAB I
PENDAHULUAN
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur I-1
$" * 0 +
.&
*1+
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
P. Babi
DINAS PEKERJAAN UMUM
P. Parit
Peta I-1
P. Tulang
P. Nipah TATA LETAK
P. Nangka
0°55'0"N
P. Kanipaan
4
P. Setunah
$" * 0 +
1. 1
P. Gunung Papan
|
n
¯
|
n P. Buru
0 2.5 5 10 U
Km
Selatbeliat
Sistem Koordinat Geografis : GCS, WGS 1984
Sistem Koordinat Proyeksi : UTM, WGS 84 Zone 48 N
$%$+#
Timun
|
n (
! Pusat Kota
P. Timundalat P. Kaisar |
n Pelabuhan
P. Pacet
( (
# +% Batas Kecamatan
P. Tebias
!
Mataair
Rencana Tanggul
0°50'0"N
P. Belat
Makam
P. Kedi Jalan Kolektor
P. Sebuntan
Jalan Lokal
P. Teremen
Huiki Sungai
Penarah
P. Telipo
SE
Pemukiman
Kundur
, ( / &
1 . . 3
LA
Lokasi Quarry
$" * 0 + -
2
Tg. Punggu
T
$" * 0 +
1+#1.
$)0 + Ibu Kota Desa
1+#1.
. 0
DU
Lebon
Telokkerang ( . 1+%
Batimetri
!
$" * 0 +
RI
Beayap
Buhat 0 - 5 meter
1+#1.
0 .
AN
P. Degong
5 - 20 meter
, ( / &
1 . . 3 20 - 35 meter
.& 0
$% ( P. Seraya
35 - 50 meter
Padanteblau
0°45'0"N
P. Kundur
Jenhua
P. Pelangkat
Sungaiugar
P. Panjang
( 2
! +%
1*!$.
- Peta Dasar RBI Bakosurtanal, 2000
P. Babi - Peta RTRW Kabupaten Karimun
- Citra Satelit Landsat 8, 24 April 2013
P. Mandah
P. Mesayu
!
!
!
!
Mengkusa Pulautiga
!
!
P. Cempeda
, ( / &
1 . . 3 P. Peropos Kab. Natuna
!
!
%
.& #& +% Malaysia
!
0°40'0"N
!
P. Sekajang Besar
( +'
1+%
01
!
! !
!
!
!
Malaysia
!
P. Ungar
$" * 0 +
1+#1.
!
!
!
Singapura
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
Kab. Bintan
!
Tg. Lubuk
!
.&
*1+
! !
!
!
!
!
!
P. KALIMANTAN
Tg. Susup Kab. Lingga
!
P. SUMATERA
!
!
!
!
Sikilang
!
!
!
!
Tg. Jarak
Tg. Batulokong
Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib memiliki Dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dani ketentuan Pasal 3 Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,
maka dlam rangka pembangunan tanggul Tanjung Batu-Teluk Radang sepanjang
28 km, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau berkewajiban untuk
menyusun Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Rencana
Kegiatan Pembangunan Tanggul Tanjung Batu-Teluk Radang sepanjang 28 km.
Dari hasil Rapat Rapat Paripurna DPR. Tanggal 15 Agutus 2014, DPR RI telah
mengesahkan RUU Daerah Otonom Baru (DOB), dimana salah satu Kabupaten
yang diberikan otonomi baru, yaitu Kabupaten Kepulauan Kundur, Provinsi
Kepulauan Riau.
Dikarenakan sampai saat ini, kabupaten yang baru mendapat otonomi baru, yaitu
Kabupaten Kepulauan Kundur belum memiliki Komisi Penilai Amdal (KPA)
Kabupaten, maka berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 08
Tahun 2013 Tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur I-3
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan, pada pasal 22 dinyatakan
“Kabupaten / Kota hasil Pemekaran yang belum memiliki KPA Kabupaten/Kota
berlisensi, penilaian dokumen Amdal yang menjadi kewenangannya dilakukan
oleh KPA Kabupaten/Kota Induk”, berdasarkan hal tersebut maka penilaian
dokumen AMDAL pembangunan tanggul Tanjung Bayu-Teluk Radang sepanjang
28 km dilakukan oleh Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Karimun.
a) Secara fisik daerah Kecamatan Kundur dan Kundur Utara terbebas dari banjir
dan meningkatnya kualitas sanitasi & estetika lingkungan.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur I-4
b) Peningkatan pendapatan bagi masyarakat sekitar lokasi proyek karena
tersedianya lapangan kerja bagi tenaga kerja di sekitar lokasi proyek selama
pembangunan dan berkembangnya lapangan usaha pasca kegiatan
konstruksi.
Dalam penyusunan Studi AMDAL ini, CV. Area TECH Konsulindo bekerjasama
dengan beberapa tenaga ahli dari beberapa universitas dan lembaga penelitian.
Komposisi tim studi AMDAL ditunjukkan pada Tabel 1-1 dan Tabel 1-2.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur I-5
Tabel I-1 Anggota Tim Penyusun AMDAL
Registrasi
No Nama Jabatan Keahlian
Kompetensi
1. Heryansyah Zaini Ketua Tim − Ahli Lingkungan/ K.107.09.011.000009
Pengelolaan Sumber
Daya Alam
− Sertifikat Penyusun
AMDAL
− Sertifikat Ketua Tim
Penyusun AMDAL
(KTPA)
2 Rafeldy Noviar, SSi Anggota − Ahli Biologi K.038.07.11.09.000233
− Sertifikat AMDAL A
− Sertifikat Ketua Tim
Penyusun AMDAL
(KTPA)
3 Risnandar, SPi., MSi Anggota − Ahli Lingkungan/ K.025.12.10.056.000347
Pengelolaan Sumber
Daya Alam
− Sertifikat Penyusun
AMDAL
− Sertifikat Ketua Tim
Penyusun AMDAL
(KTPA)
4. Imron Hasan, ST., MT Anggota − Ahli Lingkungan K.067.08.13.27.000734
− Sertifikat Ketua Tim
Penyusun AMDAL
(KTPA)
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur I-6
BAB II
PELINGKUPAN
Dalam penyusunan studi amdal ini didasarkan pada hasil studi perencanaan
pembangunan Tanggul Tanjung Batu sampai ke Teluk Radang yang telah
dilaksanakan pada tahun 2012, dimana hasil studi tersebut sudah berupa Detail
Engineering Design (DED), sehingga data-data teknis dalam pembangunan
tanggul ini merupakan acuan bagi pemrakarsa dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi pembangunan dan penyusun studi Amdal.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-1
Peta II-1
2.1.3
KE
TG.
BATU
/ TELUK
RADAN
KE
G
TELUK
RADAN
G
RUK
O
JL.
SUD
IRM
KE
RUK AN
TG.
BATU O
/ TELUK
16+4
RADAN 16+42
26.01
G 5
16+40
REN 0 PELAB
UHAN
C. TG.
BERLIA
UR TER 16+37
UNG MIN N
AL 5
16+35
0
16+32
5
16+30
0
BATU
16+27
TG.
5 PT
KE
=
16+28
8.56
16+25
0
16+22
5
16+20
0
16+17
5
16+15
0
16+12
5
16+10
0
16+07
5
16+05
0
16+02
5
16+00
0
15+97
5
Gambar II-1
15+95
0
15+92
5
15+90
0
15+87
5
15+85
0
15+82
5
15+80
0
15+77
5
15+750
15+725
15+700
15+675
15+650
15+625
Rencana Kegiatan
15+600
15+575
15+550
15+525
km)
15+500
15+475
15+450
15+425
15+400
15+375
15+350
15+325
16+325
PC
= 15+320.
76
15+300
15+275
15+250
15+225
15+200
15+175
(Terminal Urung)
15+150
15+125
15+100
15+075
Awal Penanganan STA.
15+050
15+025
15+000
14+975
14+950
14+925
14+900
14+875
14+850
14+825
14+800
14+775
14+750
14+725
14+700
14+675
14+650
14+625
14+600
14+575
14+550
14+525
14+500
14+475
14+450
14+425
14+400
Teluk Urung ke Teluk Radang sepanjang 12 km.
14+375
14+350
14+325
14+300
14+275
14+250
14+200
14+175
14+150
14+125
14+100
14+075
14+050
14+025
14+000
13+975
13+950
13+925
13+900
13+875
13+850
13+825
13+800
13+775
13+750
13+725
13+700
13+675
13+650
13+625
13+600
13+575
13+550
13+525
13+500
13+000
13+475
13+450
13+425
13+400
13+375
13+350
13+325
13+300
13+275
13+250
Akhir Penanganan STA.
13+225
Kepulauan Riau. Lokasi pembangunan tanggul dapat dilihat pada Peta II-2.
13+200
13+175
13+150
13+125
13+100
13+075
13+050
13+025
13+000
12+975
II-3
28 km akan dibagi kedalam 2 tahap kegiatan, yaitu : Tahap 1, dimulai dari
Kecamatan Kundur dan Kecamatan Kundur Utara di Kabupaten Karimun Provinsi
Disepanjang pantai Pulau Kundur ini rawan akan terjadinya abrasi akibat kikisan
ombak yang dapat mempengaruhi tatanan ekosistem yang telah terbentuk,
sekaligus untuk pengamanan atau perlindungan garis pantai dari kerusakan yang
disebabkan oleh gelombang dan arus laut. Oleh karena itu untuk dapat menekan
laju kerusakan garis pantai yang disebabkan oleh gerusan gelombang air laut,
maka Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Riau merencanakan akan
membangun tanggul dari Tanjung Batu sampai ke Teluk Radang sepanjang 28
km, dimana selain berfungsi sebagai menahan abrasi juga berfungsi sebagai jalan
raya yang dapat digunakan untuk kepentingan umum.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-4
" (+
)
*
$(, )
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
P. Babi
DINAS PEKERJAAN UMUM
P. Parit
Peta II-2
P. Tulang
P. Nipah LOKASI PROYEK
P. Nangka
0°55'0"N
P. Kanipaan
.
P. Setunah
" (+
)
, *
,
P. Gunung Papan
|
n
¯
|
n P. Buru
0 2.5 5 10 U
Km
Selatbeliat
Sistem Koordinat Geografis : GCS, WGS 1984
Sistem Koordinat Proyeksi : UTM, WGS 84 Zone 48 N
"#")!
Timun
|
n (
! Pusat Kota
P. Timundalat P. Kaisar
P. Pacet |
n Pelabuhan
( &
!)#
Batas Kecamatan
P. Tebias
!
Mataair
0°50'0"N
P. Belat Jalan Kolektor
Makam
P. Kedi
Jalan Lokal
P. Sebuntan
P. Teremen Sungai
SE
Kundur Permukiman
LA
Tg. Punggu " (+ ) Batimetri
T
, )!, *
*+ " (+ ) " (+
)
, )!, *
"'
+)
0 - 5 meter
DU
Lebon
, )!, *
+*
Telokkerang ( *
! , )#
5 - 20 meter
RI
Beayap
Buhat
20 - 35 meter
AN
P. Degong
35 - 50 meter
P. Seraya
Padanteblau P. Kundur
0°45'0"N
Jenhua P. Pelangkat
Sungaiugar
P. Panjang
(
! -)#
, ("*
- Peta Dasar RBI Bakosurtanal, 2000
P. Babi - Peta RTRW Kabupaten Karimun
- Citra Satelit Landsat 8, 24 April 2013
" (+
)
, )!, * P. Mandah
P. Mesayu
!
!
!
!
Mengkusa Pulautiga
!
!
P. Cempeda Kab. Natuna
P. Peropos
!
!
Malaysia
!
0°40'0"N
!
P. Sekajang Besar
()%
, )#
+
,
!
! !
!
!
!
Malaysia
!
P. Ungar
!
!
!
Singapura
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
Kab. Bintan
!
Tg. Lubuk
*
$(, )
! !
!
!
!
!
!
!
P. KALIMANTAN
Tg. Susup Kab. Lingga
!
P. SUMATERA
!
!
!
!
Sikilang
!
!
!
!
Tg. Jarak
Tg. Batulokong
Volume Volume
No Kode Stasiun Timbunan No Kode Stasiun Timbunan
(m3) (m3)
1 Sta 0+000 - 0+325 6.678 16 Sta 5+000 - 5+325 6.577
2 Sta 0+325 - 0+675 6.729 17 Sta 5+325 - 5+650 6.570
3 Sta 0+675 - 1+000 5.338 18 Sta 5+650 - 6+000 6.142
4 Sta 1+000 - 1+350 7.013 19 Sta 6+000 - 6+325 4.832
5 Sta 1+350 - 1+675 5.792 20 Sta 6+325 - 6+650 4.807
6 Sta 1+675 - 2+000 1.810 21 Sta 6+650 - 6+975 4.585
7 Sta 2+000 - 2+325 63 22 Sta 6+975 - 7+325 3.219
8 Sta 2+325 - 2+675 166 23 Sta 7+325 - 7+650 3.395
9 Sta 2+675 - 3+000 1.920 24 Sta 7+650 - 7+975 2.943
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-6
Volume Volume
No Kode Stasiun Timbunan No Kode Stasiun Timbunan
(m3) (m3)
10 Sta 3+000 - 3+325 1.253 25 Sta 7+975 - 8+325 2.557
11 Sta 3+325 - 3+675 495 26 Sta 8+325 - 8+650 2.035
12 Sta 3+675 - 4+000 156 27 Sta 8+650 - 8+975 369
13 Sta 4+000 - 4+325 2.396 28 Sta 8+975 - 9+650 0
14 Sta 4+325 - 4+650 3.899 29 Sta 9+300 - 9+650 0
15 Sta 4+650 - 5+000 4.296 30 Sta 9+650 - 9+975 13
31 Sta 9+975 - 10+275 2.843
32 Sta 10+275 - 10+536 8.008
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-7
G
Gambar II--3 Rencana Typical Cross Se
ection dari Pembangun
nan Tanggu
ul Tanjung B atu-Teluk
k Radang (a
a)
K
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Te
eluk Radang di Pu
ulau Kundur II--8
G
Gambar II--4 Rencana Typical Cross Se
ection dari Pembangun
nan Tanggu
ul Tanjung B atu-Teluk
k Radang (b
b)
K
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Te
eluk Radang di Pu
ulau Kundur II--9
G
Gambar II--5 Rencana Typical Cross Se
ection dari Pembangun
nan Tanggu
ul Tanjung B atu-Teluk
k Radang (cc)
K
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Te
eluk Radang di Pu
ulau Kundur 10
II-1
G
Gambar II--6 Rencana Typical Cross Se
ection dari Pembangun
nan Tanggu
ul Tanjung B atu-Teluk
k Radang (d
d)
K
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Te
eluk Radang di Pu
ulau Kundur 11
II-1
G
Gambar II--7 Rencana Typical Cross Se
ection dari Pembangun
nan Tanggu
ul Tanjung B atu-Teluk
k Radang (e
e)
K
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Te
eluk Radang di Pu
ulau Kundur 12
II-1
G
Gambar II--8 Rencana Typical Cross Se
ection dari Pembangun
nan Tanggu
ul Tanjung B atu-Teluk
k Radang (f))
K
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Te
eluk Radang di Pu
ulau Kundur 13
II-1
G
Gambar II--9 Rencana Typical Gorong-G
Gorong darri Pembang
gunan Tanggul Tanjung Batu-Telu
uk Radang
K
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Te
eluk Radang di Pu
ulau Kundur 14
II-1
2.1.4 Tahapan Rencana Kegiatan
1. Sosialisasi
Mobilisasi tenaga kerja terdiri dari kegiatan penerimaan tenaga kerja dan
aktifitas tenaga kerja dan masyarakat sekitar yang berinteraksi di lokasi studi.
Tenaga kerja diperlukan untuk pembangunan sarana bangunan utama dan
fasilitas pendukungnya. Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi tenaga ahli,
teknisi, mandor dan pekerja (buruh) semuanya berjumlah sekitar 27 orang
(Tabel II-3).
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-15
Tabel II-3 Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah dan jenis alat berat yang akan dipergunakan dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan spesifik pekerjaan serta fungsinya
pada masing-masing gugus tugas yang ada
Kegiatan ini terdiri dari pembersihan vegetasi di sepanjang garis pantai yang
akan dibuat tanggul pengamanan pantainya
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-16
4. Pengerukan Sedimen Pasir
e. Konstruksi Tanggul
Penempatan sedimen maksimum 50 cm dan pemadatan.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-17
6. Kegiatan Eksploitasi Quarry Site
Sedimen pasir yang tidak dimanfaatkan untuk material urug akan ditempatkan
sesuai dengan kebutuhan, bisa dilakukan dumping di laut atau dimanfaatkan
untuk keperluan ditempat lain.
Alternatif jalan masuk dan jalan inspeksi untuk pengangkutan material timbunan
dan material bahan bangunan lainnya. Sumber material diambil dari daerah
Tanjung Sari/ Gading, daerah Parit Tegak, dan Kampung Jawa, sedangkan jalan
masuk dan jalan inspeksi untuk pengangkutan material timbunan dan material
bahan bangunan bisa melalui Jalan akses desa yang ada.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-18
daerah lain. Hal ini juga didukung berdasarkan kajian tentang dampak lingkungan
yang terjadi yang diuraikan dalam prakiraan dampak penting yaitu : kualitas air
laut.
Kegiatan lain yang berada disekitar lokasi kegiatan adalah bangunan perumahan
yang cukup padat, kegiatan terminal, perkantoran dan kegiatan perdagangan
seperti tempat pelelangan ikan, pasar dan ruko. Kegiatan tersebut memberikan
dampak limbah cair domestik dan sampah padat yang cukup besar. Selain itu pula
terdapat perkebunan rakyat berupa perkebunan kelapa sawit dan perkebunan
nanas.
2.4.1.1 Iklim
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Agustus (306 mm), sedangkan terendah
terjadi pada bulan Februari (72 mm). Dari awal tahun, curah hujan turun ke
minimum pada bulan Februari dan kemudian meningkat ke maksimum pada bulan
Agustus, setelah itu turun sampai akhir tahun. Curah hujan tahunan rata-rata
adalah 1.513 mm. Data selengkapnya curah hujan selama kurun waktu 2002 s/d
2011 disajikan pada Tabel II-5.
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jumlah
2002 139 33 81 230 88 241 234 375 325 117 243 289 2.395
2003 140 214 68 281 83 187 279 331 267 459 290 230 2.856
2004 273 32 297 168 323 78 78 131 80 192 211 103 1.966
2005 130 10 137 267 369 133 252 252 221 552 375 101 2.798
2006 386 125 53 188 401 325 152 151 180 185 255 321 2.719
2007 53 223 257 194 197 292 419 263 296 156 263 108 2.720
2008 31 76 128 330 152 142 180 499 287 509 255 175 2.765
2009 21 25 279 289 107 265 254 284 287 344 188 164 2.505
2010 130 26 102 245 196 170 351 425 168 125 261 121 2.318
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-19
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jumlah
2011 230 41 181 185 247 153 165 318 382 230 161 568 2.860
Rata- 174 72 138 240 222 189 214 306 261 298 253 223 2.590
rata
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Tanjung Balai Karimun, 2012
2. Temperatur Udara
Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Tanjung Balai Karimun
(2002 s/d 2011) temperature udara rata-rata tahunan di Kabupaten Karimun
berkisar antara 27,20C s/d 27,90C. Sedangkan temperature rata-rata bulanan
selama kurun waktu (2001 s/d 2011) berkisar antara 27,00C s/d 28,00C.
Suhu rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Mei (28,20C), sedangkan yang terendah
terjadi pada bulan Januari (27,00C). Dari awal tahun, suhu naik hingga maksimum
pada bulan Mei lalu turun sampai September, setelah itu naik ke level tertinggi di
bulan Oktober dan kemudian turun lagi pada Bulan November dan kemudian naik
hingga akhir tahun. Data selengkapnya temperature udara selama kurun waktu
2002 s/d 2011 disajikan pada Tabel II-6.
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2002 27,3 27,5 28,5 28,4 27,6 27,3 27,3 27,3 27,0 27,7 27,8 27,9
2003 27,4 27,2 27,9 27,6 27,9 27,2 26,9 27,0 27,0 27,4 27,2 26,9
2004 26,9 27,5 27,3 27,3 27,6 27,4 27,1 27,0 27,1 27,3 27,2 27,8
2005 26,5 27,6 27,6 27,3 27,5 27,5 27,3 27,4 27,5 27,0 26,6 27,1
2006 26,6 27,7 28,5 27,7 28,8 27,5 28,9 29,0 27,1 28,6 27,3 27,2
2007 26,8 27,3 27,6 27,9 27,5 27,8 26,9 26,7 27,0 27,2 26,7 26,8
2008 27,3 27,0 26,8 29,8 28,5 27,4 26,7 26,8 27,1 28,1 27,4 28,0
2009 27,0 26,5 27,2 27,2 29,3 28,1 28,3 27,6 26,8 28,9 26,5 28,2
2010 27,3 28,4 28,3 28,4 28,7 27,7 27,2 27,3 28,6 28,5 26,7 27,3
2011 26,5 27,2 27,4 28,2 28,2 27,7 27,7 27,4 27,3 27,4 27,7 27,1
Rata- 27,0 27,4 27,7 28,0 28,2 27,6 27,4 27,4 27,3 27,8 27,1 27,4
rata
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Tanjung Balai Karimun, 2012
3. Kelembaban Udara
Kelembaban udara rata-rata tahunan dalam kurun waktu 2001 s/d 2011 berkisar
antara 75,9% s/d 86,3%. Sedangkan kelembaban udara bulanan dalam kurun
waktu yang sama berkisar antara 80,5% s/d 86,6%.
Kelembaban relative rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Mei dan Juni (86,6%),
sedangkan yang terendah terjadi pada bulan Februari (80,7%). Dari awal tahun,
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-20
kelembaban relatif meningkat menjadi maksimal di bulan Mei dan Juni lalu turun
hingga akhir tahun. Data selengkapnya kelembaban udara selama kurun waktu
2001 s/d 2011 disajikan pada Tabel II-7.
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2002 83.0 79.0 79.0 80.0 86.0 86.0 87.0 85.0 86.0 85.0 84.0 83.0
2003 79.0 82.0 79.0 78.0 84.0 86.0 88.0 86.0 85.0 85.0 85.0 82.0
2004 85.0 83.0 84.0 83.0 83.0 83.0 85.0 83.0 86.0 86.0 83.0 84.0
2005 88.0 84.0 83.0 86.0 86.0 85.0 84.0 84.0 83.0 86.0 86.0 82.0
2006 84.0 81.0 86.0 83.0 87.0 87.0 88.0 88.0 87.0 89.0 85.0 84.0
2007 85.0 82.0 84.0 86.0 89.0 88.0 89.0 88.0 87.0 86.0 87.0 84.0
2008 82.0 82.0 87.0 85.0 89.0 87.0 88.0 87.0 87.0 89.0 88.0 86.0
2009 83.0 74.0 85.0 82.0 88.0 86.0 90.0 86.0 89.0 82.0 88.0 -
2010 82.0 80.0 81.0 85.0 86.0 89.0 88.0 88.0 87.0 85.0 86.0 84.0
2011 85.0 80.0 84.0 83.0 88.0 89.0 68.0 68.0 69.0 69.0 66.0 85.0
Rata- 83.6 80.7 83.2 83.1 86.6 86.6 85.5 84.1 84.3 84.9 83.2 84.2
rata
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Tanjung Balai Karimun, 2012
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2002 6.5 5.0 6.0 4.0 6.0 3.0 6.0 5.0 4.0 4.0 6.0 4.0
2003 6.0 4.0 4.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0 3.0 3.0 4.0 5.0
2004 5.0 5.0 5.0 3.0 3.0 4.0 3.0 4.0 2.0 3.0 2.0 5.0
2005 6.0 5.0 5.0 3.0 2.0 2.0 5.0 5.0 5.0 4.0 4.0 6.0
2006 6.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 6.0 5.0 4.0 7.0 7.0 7.0
2007 6.0 6.0 4.0 4.0 5.0 4.0 4.0 6.0 3.0 4.0 2.0 4.0
2008 5.0 4.0 3.0 5.0 5.0 6.0 5.0 5.0 4.0 3.0 5.0 4.0
2009 6.0 4.0 3.0 3.0 5.0 4.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
2010 5.0 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 4.0
2011 7.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 6.0 5.0 6.0 5.0 5.0 6.0
Rata- 5.9 5.0 4.6 4.2 4.6 4.2 4.7 4.7 3.7 4.1 4.2 5.0
rata
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Tanjung Balai Karimun, 2012
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-21
Tabel II-9 Arah Angin di Kabupaten Karimun (2002-2011)
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Ags Sep Okt Nov
Dec
NE N N W S N S S W N W
2002
NE
NE NE E E S S S S S W SW
2003
N
NE NE NE NE N S S E SE SW W
2004
S
N N E E S S S S S W N
2005
N
N N N W W S S S S NW NW
2006
N
N SE SE SE S S S S SE W SE
2007
N
N S N NE NE E E E E S W
2008
W
NE NE N N NE NE S S W NE NW
2009
N
NE NE NE NE E E E S NE W SW
2010
N
NE NE NE NE E SE S E E NE NE
2011
N
Rata- NE NE N NE S S S S S W W
Rata N
Sumber : Stasiun Meteorologi dan Geofisika Tanjung Balai Karimun, 2012
Arah angin utama adalah dari Selatan (Mei sampai September), dari Timur Laut/
Utara (Desember sampai April) dan dari Barat (Oktober dan November). Data arah
angina untuk setiap arah kompas untuk rentang kecepatan yang berbeda.
Dari data kontur dasar perairan Pusat Penelitian Geologi Kelautan (PPGL, 1995),
kedalaman laut di wilayah Kabupaten Karimun beraneka ragam sifatnya, dari
pantai ke arah laut lepas kedalaman rata-rata berkisar antara 2 meter, 10 meter
sampai 50 meter, sedangkan laut yang mengelilingi pantai pada gugus-gugus
pulau, sekitar Pulau Karimun Besar 2 meter sampai 5 meter, dan Selat Gelam
kedalaman maksimal 20 meter. Pulau Kundur dan pulau di wilayah Kecamatan
Moro berkisar antara 5 meter sampai 10 meter. Perairan Barat Pulau Kundur
kedalaman rata-rata 10 meter sampai 15 meter, di beberapa bagian ada
cekungan-cekungan dengan kedalaman 22 meter. Persebaran lokasi
kedalamannya disajikan pada Peta Batimetri Kabupaten Karimun. Untuk lebih
jelasnya mengenai batimetri dapat dilihat pada Tabel II-10 dan Peta II-3.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-22
Tabel II-10 Kedalaman Dasar Peraiaran di Kab. Karimun
Kedalaman Laut
No Kawasan Laut Kabupaten Karimun
(meter)
1. Selat Malaka mendekati Pulau Karimun Besar dan Pulau 20 – 30
Karimun Kecil ke Selatan Tenggara
2. Selat Durian 20 - 30 - 35 - 40
3. Laut tepi pantai-pantai kepulauan 2 – 5 – 10 - 15
4. Selat diantara gugus pulau:
Selat Gelam 10 – 20
Selat pada gugus pulau; Pulau Papan, Pulau Parit, Pulau 5 – 20
Buru, Pulau Belat dan Pulau Kundur
5. Selat diantara pulau-pulau :
Selat Combol 20 – 35
Selat Sulit 12 – 20
Selat Sugi 14 – 35
6. Kedalaman laut di pantai Pulau Combol, Pulau Sugi dan 10 - 15 - 23 -30
Pulau Moro/ Pulau Durian
Sumber; Pusat Penelitian Geologi Kelautan (PPGL, 1995) dalam RTRW Kab. Karimun 2011-2031
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-23
Peta II-3 Kondisi Batimetri Perairan Laut di Kab. Karimun
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-24
2.4.1.3 Topografi dan Kemiringan Lahan
Total
No Kecamatan 0 -3 % 3-8% 8 - 15 % 15 - 30 % 30 - 45 %
(ha)
1 Meral 11,192 580 110 11,882
2 Karimun 4,573 419 4,992
3 Tebing 11,731 859 158 773 13,521
4 K. Barat 16,009 125 2,118 18,252
5 K.Utara 26,285 1,822 2,135 30,242
6 Kundur 16,363 16,363
7 Durai 6,229 282 6,511
8 Buru 8,740 830 290 9,860
9 Moro 23,719 1,102 6,757 9,199 40,777
Total 124,841 4,580 12,739 158 883 152,400
Sumber : RTRW Kab. Karimun 2011-2031
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-25
Peta II-4 Kondisi Kelerengan di Kabupaten Karimun
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-26
2.4.1.4 Kesesuaian lahan
Berdasarkan keadaan dan jenis tanahnya, maka dari jenis – jenis tanah tersebut
dapatlah di analisis kesesuaian lahannya, adapun pada jenis tanah gabungan
Enisol – Hislosol – Ulisol yang berada di Kabupaten Karimun karena faktor
pembatas lereng maka semua jenis komoditi pertanian memerlukan input tinggi
untuk dibudidayakan, terutama disekitar hutan . Adapun jenis tanah Entrosol yang
paling luas dan umumnya dipakai sebagai permukiman cocok digunakan untuk
kegiatan pertanian. Adapun mayoritas jenis tanah di Kabupaten Karimun cocok
untuk digunakan sebagai tanaman pangan (padi sawah, gogo), jagung, kedelai,
kacang tanah, ubi kayu, sayuran, kopi, coklat, kelapa dan karet. Untuk lebih
jelasnya jenis tanah dapat dilihat pada Tabel II-12, Tabel II-13 dan Peta II-5
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-27
Peta II-5 Kesesuaian Lahan Pertanian di Kabupaten Karimun
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-28
2.4.1.5 Kawasan Hutan
Untuk kawasan hutan, saat sekarang telah dilakukan paduserasi kawasan hutan,
hal ini dilakukan agar mempunyai ruang kawasan budidaya yang cukup besar.
Namun berhubung paduserasi ini pada saat ini belum selesai dilakukan , maka ada
2 skenario pada kawasan hutan, yang pertama skenario memakai paduserasi dan
kedua kawasan Hutan mengikuti TGHK. di Konversi, adapun untuk lebih jelas
lihat Tabel II-14 dan Tabel II-15 serta Peta II-6 dan Peta II-7.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-29
Peta II-6 Kawasan Hutan Kab. Karimun Berdasarkan Peta TGHK
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-30
Peta II-7 Kawasan Hutan Kab. Karimun Berdasarkan Peta Paduserasi
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-31
2.4.1.6 Kawasan Budidaya dan Non Budidaya
Adapun untuk lebih jelasnya kawasan – kawasan yang termasuk kedalam kriteria
tersebut dapat dilihat pada Tabel II-16 dibawah ini yang disajikan dalam bentuk
perkecamatan, serta Peta II-8. Dari Tabel II-16 tersebut maka dapatlah
diketahui Kabupaten Karimun seluas 152.400 Ha mempunyai luas optimal yang
dapat digunakan sebagai kawasan budidaya seluas 132.210 Ha atau sebesar
86,75 % dari total luas area Kabupaten Karimun.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-32
Tabel II-16 Kawasan Budidaya dan Non Budidaya
No Penggunaan Lahan Ha %
1 Belukar 17,761 11,65
2 Kebun 1,841 1,20
3 Rawa 202 0,13
4 Awan (tidak terdeteksi citra satelit) 12,529 8,22
5 Tanah Kosong 10,927 7,16
6 Lahan kering campuran 44,613 29,27
7 Belukar rawa 10,014 6,57
8 Lahan kering 22,580 14,81
9 Pertambangan 3,198 2,10
10 Permukiman 2,404 1,57
11 Hutan 6,557 4,30
12 Hutan Mangrove 19,773 12,97
Total 152,400 100
Sumber : RTRW Kab. Karimun 2011-2031
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-33
Peta II-8 Pengunaan Lahan (Land use) di Kab. Karimun
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-34
2.4.1.8 Hidrologi
Dari hasil penelitian PT. Yodha Karya (2003) keterdapatan air tanah di Kabupaten
Karimun berada pada kondisi kelangkaan air tanah sampai dengan produktivitas
sedang untuk kondisi air tanah dalam nya, sehingga untuk 20 tahun kedepan air
tanah tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai kegiatan industri.
Kabupaten Karimun terdapat banyak eks kolong atau bekas galian timah yang
sepanjang musim tidak pernah kering air nya, dimana pada masa depan dapat
dimanfaatkan sebagai sumber kebutuhan akan air baku, eks kolong ini berada di
di Pulau Karimun besar yaitu Waduk Sei Sebati dan Waduk Paya Cincin. Kolong ini
mempunyai potensi besar sebagai sumber daya air yang dapat di manfaatkan
sebagai bahan baku air minum, dimana telah dilakukan test uji kelayakan pada air
tersebut dimana pH nya telah memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai air baku.
2.4.1.9 Transportasi
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-35
ekonomi pada dasarnya juga tergantung pada ketersediaan prasarana dan
sarana perhubungan yang memadai.
Pola jaringan jalan utama di Pulau Karimun Besar pada dasarnya adalah
berbentuk koridor linier yang menghubungkan kawasan Utara dan Selatan
(Pasir Panjang-Tanjung Balai Karimun). Namun saat ini telah terjadi cenderung
pergeseran pola jalan dari arah yang linier, menjadi berpola konsentris seiring
dengan meningkatnya perkembangan pembangunan di kawasan pesisir bagian
Barat-Timur Pulau Karimun Besar. Adapun kalsifikasi jalan yang ada di
Kabupaten Karimun adalah sebagai berikut:
Pada saat ini sedang dikembangkan jalan pesisir dari Tanjung Rambut -
Tanjung Sebatak sejauh 9,8 kilometer dan tahap selanjutnya dari Tanjung
Sebatak - Malarko sebagai prasarana pendukung industri pengolahan hasil
pertanian, perkebunan dan perikanan di Pulau Kundur. Persebaran jaringan
jalan secara umum di Kabupaten Karimun, mempunyai karakteristik yaitu
merupakan akses permukiman – permukiman menuju pelabuhan atau
dermaga, sehubungan dengan jalur distribusi barang dan perpindahan moda
transportasi darat ke laut.
Pada saat ini panjang jalan di Kabupaten Karimun dilihat dari fungsi jalannya
adalah sepanjang 809,04 kilometer yang terdiri dari jalan arteri, jalan kolektor
dan jalan lokal. Pembangunan jalan arteri saat ini hanya terdapat di Pulau
Karimun (Kecamatan Meral dan Tebing) atau 4% dari seluruh panjang jalan
yang ada. Jalan arteri ini merupakan akses dari pusat kota menuju Pelabuhan
Tanjung Balai Karimun. Sedangkan untuk jalan arteri di Pulau Kundur
merupakan jalur linier yang menghubungkan Pelabuhan Berlian dan Pelabuhan
Tanjung Batu. Pada Kecamatan Moro, Durai dan Buru hanya terdapat jalan
lokal yang menghubungkan permukiman-permukiman penduduk daerah
pesisir.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-36
Untuk lebih jelasnya mengenai jaringan jalan yang ada di Kabupaten Karimun
dapat dilihat pada Tabel II-18 dan Peta II-9.
Tabel II-18 Panjang Jalan di Kab. Karimun Menurut Fungsi Jalan di per
Kecamatan
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-37
Peta II-9 Jaringan Jalan di Kab. Karimun
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-38
A. Pelabuhan
Dalam perkembangannya Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan Tanjung
Batu (Kundur), yang selain berfungsi sebagai pelayanan jalur transportasi
regional, juga memiliki peranan cukup penting dalam jalur pelayaran
internasional. Hal ini menjadikan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun sebagai
tumpuan jalur transportasi dengan dukungan pelabuhan lain sebagai
pelabuhan pengumpan. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun (Pulau Karimun
Besar) dan dengan meningkatnya kegiatan Bongkat Muat barang di
Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, saat ini sedang dibangun pelabuhan
barang dan pelabuhan Roro untuk penumpang di desa Parit Rampak
Tanjung Balai Karimun. Pelabuhan Tanjung Batu (Pulau Kundur)
merupakan pelabuhan yang dapat berhubungan langsung dengan negara
lain (terbuka luar negeri) dan merupakan salah satu pelabuhan yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura
yang terkenal dengan Selat Malaka dan Selat Singapura.
Jenjang Angkutan/Jenis
Nama Pelabuhan Pelayanan
Fungsi Pelabuhan
Tanjung Balai Domestik
PUT Penumpang / Konvensional
Karimun Internasional
Penumpang dan Domestik
Tanjung Batu PPR
Barang/Konvensional Internasional
Penumpang dan
Parit Rampak PUT Domestik
Barang/Konvensional
Penumpang dan Domestik
Moro PPR
Barang/Konvensional Internasional
Tanjung Berlian PPR Penumpang dan Barang Domestik
Sumber: PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Tanjung Balai Karimun dalam RTRW Kab. Karimun 2011-
2031
Keterangan :
PUT : Pelabuhan Utama Tersier
PPR : Pelabuhan Pengumpan Regional
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-39
Tabel II-20 Simpul Kegiatan Transportasi Laut Lokal
Perairan Karimun berperan penting sebagai area labuh kapal, selain itu
juga berperan sebagai asset ruang kelautan untuk kepentingan alih
muatan dari kapal ke kapal (Ship to Ship Transfer). Kawasan ini
difungsikan sebagai kawasan tempat kapal-kapal dengan kapasitas besar
yang tidak dapat bersandar tetap dapat melakukan bongkar muat barang
di sisi perairan sehingga mengurangi kepadatan di sekitar kawasan
pelabuhan. Kawasan STS diarahkan pada bagian Timur Pulau Karimun
Besar. Untuk lebih jelas lokasi STS dapat dilihat pada Peta II-11
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-40
Peta II-10 Penyeberangan Pelabuhan di Kab. Karimun
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-41
Peta II-11 Ship to Ship Trasnfer antar Area
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-42
Selain kawasan Ship to Ship kawasan pelabuhan di perairan Pulau Karimun
juga terdapat kawasan khusus kapal rusak atau mati yang dilengkapi
docking kapal. Kawasan kapal rusak atau mati di Kabupaten Karimun
terletak di bagian Selatan dan Barat Pulau Karimun. Kawasan tersebut
berada pada kawasan perairan yang dalam sehingga tidak mengganggu
alur serta rute pelayaran yang ada.
- Dari segi ekonomi kegiatan yang dilakukan di area ship to ship transfer
dapat memberikan keuntungan secara finansial bagi daerah. Setiap
kapal yang akan melakukan bongkar muat dikenai tarif rambu sekitar
0,027 dollar per Gross Ton per jumlah kunjungan, sedangkan untuk
tarif alih muatan kapal di wilayah Kabupaten Karimun sebesar 0,042
dollar per Gross Ton per jumlah kunjungan dengan interval 10 hari.
Tarif alih muatan kapal ini rencananya akan dinaikkan menjadi 0,069
dollar per Gross Ton per jumlah kunjungan dengan interval 10 hari dan
untuk selanjutnya menjadi pendapatan bagi pemerintah daerah
setempat bersama PT. Pelayaran Indonesia (Pelindo) I Medan.
Dengan adanya fasilitas area alih muatan dari kapal ke kapal diharapkan
bagi kapal–kapal yang tidak dapat sandar di sebuah pelabuhan dapat
memanfaatkannya sebagai area parkir selama menunggu giliran dapat
masuk ke pelabuhan, termasuk bagi kapal-kapal yang menunggu giliran
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-43
masuk pelabuhan di Singapore dan Malaysia. Kebijakan pada pelabuhan-
pelabuhan di Singapore dan Malaysia yang menerapkan aturan bahwa
pada pukul 18.00 kapal-kapal besar tidak diperbolehkan masuk ke
pelabuhan, membuka peluang bagi kabupaten untuk memanfaatkan aset
kawasan lautan sebagai tempat bagi kapal-kapal yang tidak dapat sandar.
Aksesibilitas eksternal antar kota atau kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau selain
menggunakan moda transportasi laut juga menggunakan moda transportasi udara
yang berupa pesawat terbang. Dalam sistem transportasi udara pesawat terbang
memerlukan bandar udara untuk mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat kargo atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda
transportasi.
Sarana transportasi udara yang ada di Kabupaten Karimun pada saat ini adalah
Bandar Udara Domestik Sei Bati yang terletak di Kecamatan Tebing (Pulau
Karimun Besar) yang berjarak ± 11,9 kilometer dari Pelabuhan Tanjung Balai
Karimun (melalui jalur pesisir timur daerah Tebing) dan ± 10,5 kilometer dari
Terminal Meral. Bandara Udara Sei Bati melayani rute penerbangan ke Batam dan
Tanjung Pinang. Bandar Udara Sei Bati saat ini memiliki landasan pacu 30 x 1.400
meter (42.000 m2) yang merupakan Bandar Udara Tipe Domestik IV.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-44
Gambar II-10 Spesies Flora Budidaya yang Ditemukan di Pulau Kundur
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-45
Tabel II-21 Spesies Flora Mangrove dan Asosiasi
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-46
Gambar II-13 Kelompok Nipah yang Ditemukan pada Muara Sungai
Kabupaten Karimun merupakan bagian dari wilayah Provinsi Kepulauan Riau, yang
berbatasan dengan Negara Singapur dan Negeri Jiran Malaysia, serta
berdampingan dengan pusat pertumbuhan industri Batam dan Bintan. Kabupaten
Karimun merupakan salah satu kabupaten baru di Provinsi Kepulauan Riau, yang
berdasarkan UU RI No. 53 tahun 1999. Adapun secara geografis Kabupaten
Karimun terletak diantara 00 35’ Lintang Utara sampai dengan 10 10’ Lintang Utara
dan 1030 30’ Bujur Timur sampai dengan 1040 Bujur Timur.
Ibukota Kabupaten Karimun terletak di kota Tanjung Balai, kecamatan Meral yang
berbatasan di sebelah Barat dengan kecamatan Rangsang dan Kabupaten
Bengkalis, sebelah Timur dengan Kelurahan Tebing, sebelah Selatan dengan
Kecamatan Rangsang dan Kabupaten Bengkalis serta sebelah Utara berbatasan
dengan Selat Singapore dan Selat Malaysia, sementara itu Kabupaten Karimun
sendiri secara administratif berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Selat Singapore (philips channel) dan Selat Malaka dan
semenanjung Malaysia
Sebelah Selatan : Kec. Kateman (Kab. Indragiri Hilir) dan Kabupaten
Lingga.
Sebelah Barat : Kec. Tebing Tinggi (kabupaten Bengkalis ) dan
Kecamatan Kuala Kampar (Kab Pelawan )
Sebelah Timur : Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam)
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-47
Luas wilayah Kabupaten Karimun memiliki luas 7.984 Km² yang terdiri dari luas
daratan 1.524 Km² ( 152.400 Ha ) dan luas lautan sekitar 6.460 Km² atau seluas
646.000 ha, dengan demikian dapat dilihat bahwa Kabupaten Karimun di kelilingi
oleh lautan, kabupaten karimun merupakan gugusan pulau besar dan kecil
sejumlah 250 pulau, yang terdiri dari 57 pulau telah berpenduduk dan 193 pulau
lainnya belum berpenghuni.
Berikut luas wilayah Kabupaten Karimun menurut kecamatan (km2) dapat dilihat
pada Tabel II-22.
2.4.3.1 Kependudukan
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Karimun pada tahun 2011 adalah 272.985 jiwa, sedangkan
tahun 2012 adalah 280.949 jiwa. Terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 3%.
Dari Kecamatan Kundur Utara terjadi penurunan pertumbuhan penduduk sebesar
4%. Jumlah penduduk Kecamatan Kundur Utara tahun 2011 adalah 22.849 jiwa
turun menjadi 21.852 jiwa.
Berikut jumlah penduduk Kabupaten Karimun dari tahun 2011 s/d 2012 dapat
dilihat pada Tabel II-23.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-48
Tabel II-23 Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Penduduk
Kabupaten Karimun Tahun 2011 s/d 2012
Jumlah penduduk Kabupaten Karimun untuk jenis kelamin laki-laki pada tahun
2011 dan 2012 adalah : 141.273 dan 145.284 jiwa. Sedangkan untuk jenis
kelamin perempuan tahun 2011 dan 2012 adalah 131.712 dan 135.666 jiwa
(Tabel II-24).
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-49
dengan 30,8% artinya untuk setiap 2 orang di usia produktif harus menanggung 1
orang di usia yang tidak produktif lagi (Tabel II-25).
Bila dilihat dari Tabel II-25 diatas, laju pertumbuhan penduduk untuk Kabupaten
Karimun adalah naik 3%. Untuk kecamatan Kundur Utara, laju pertumbuhan
penduduk bila dilihat dari kepadatan penduduk adalah turun 4%. Sedangkan bila
dilihat dari tabel 5, laju pertumbuhan penduduk untuk kecamatan Kundur Utara
untuk laki-laki turun 5% dan untuk perempuan turun 4%. Berikut tabel untuk
jumlah penduduk Kabupaten Karimun 2008-2012 (Tabel II-26).
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-50
Tabel II-26 Jumlah penduduk Kabupaten Karimun 2008-2012
Sumber :
1. Jumlah penduduk tahun 2008-2010 dari www.kepri.bps.go.id
2. Jumlah penduduk 2011 dan 2012 dari Karimun dalam angka 2012 dan 2013
3. Laju pertumbuhan diolah sendiri
Bila dilihat dari laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Karimun, di tahun 2011
terjadi pertumbuhan yang signifikan yaitu sebesar 28,4%. Berikut jumlah
penduduk Kabupaten Karimun 2008-2012 dalam gambar (Gambar II-14).
Jumlah penduduk
300.000
250.000
Jumlah penduduk
200.000
150.000
2008 2009 2010 2011 2012
Produk Domestik Regional Bruto atau yang disingkat dengan PDRB adalah jumlah
nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dari suatu wilayah tertentu,
atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh
unit ekonomi. Ada dua cara perhitungan PDRB. Pertama, PDRB atas dasar harga
berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan
menggunakan harga pada setiap tahun.PDRB atas dasar harga berlaku ini dapat
digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi. Kedua, PDRB atas dasar
harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-51
menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar
penghitungannya.PDRB atas dasar harga konstan dapat digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Dengan demikian, PDRB
merupakan indikator untuk mengatur sampai sejauh mana keberhasilan
pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, dan dapat digunakan
sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan.
10.000
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000 ADHB
4.000 ADHK
3.000
2.000
1.000
-
2009 2010 2011 2012* 2013**
Gambar II-15 Pertumbuhan PDRB ADHB dan PDRB ADHK (dalam milyar)
Dari Tabel II-27, bila dilihat dari PDRB untuk atas dasar harga berlaku,
mengalami kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun sebesar
12,13%. Sementara untuk PDRB dengan atas dasar harga konstan mengalami
pertumbuhan sebesar 6,86%. Bila dilihat dari persentase PDRB di tabel 11, atas
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-52
dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, sektor yang memberikan
persentase terbesar adalah perdagangan,hotel dan restoran sebesar 26,34% di
tahun 2013. Sektor ini selalu konstan selama 5 tahun terakhir. Diikuti dengan
sektor pertanian sebesar 24,05%. Sektor pertanian di tahun 2009, merupakan
penyumbang kontribusi terbesar. Tapi kemudian semakin menurun selama 5
tahun terakhir ini. Pengangkutan dan komunikasi menempati urutan ke 3 dalam
menyumbang kontribusi utk PDRB ADHB. Sampai 2011, kecendrungannya terus
menaik. Tapi tahun 2012 dan 2013, pengangkutan dan komunikasi mengalami
penurunan.
Bila melihat Tabel II-29 dibawah ini, sektor bangunan menempati pertumbuhan
PDRB atas dasar harga konstan yang paling tingg, walaupun pertumbuhannya
tidak secemerlang tahun 2010. Sementara industri pengolahan, menempati urutan
nomor 2 untuk pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan ini. Walaupun
perdagangan, hotel dan restoran menempati urutan pertama untuk kontribusi
terhadap PDRB, tapi bila dilihat dari pertumbuhan menempati urutan ke 3.
Sedangkan untuk sektor lainnya, pertumbuhannya rata-rata tetap di angka yang
sama. Berikut data-datanya dapat dilihat dalam bentuk tabel dan gambar dibawah
ini.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-53
Tabel II-29 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Karimun ADHK menurt
Lapangan Usaha 2010 – 2013 (persen)
Jasa-jasa
Keuangan dan Persewaan
Pengangkutan & Komunikasi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Bangunan 2013**
Listrik, Gas dan Air 2012*
Industri Pengolahan 2011
Pertambangan & Penggalian
Pertanian
0 2 4 6 8 10 12
Pendapatan asli daerah Kabupaten Karimun terdiri dari: Pendapatan pajak daerah,
Retribusi Daerah, Pendapatan hasil pengelolaan kekayaaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Bila melihat Tabel II-30
dibawah ini, persentase pertumbuhan realisasi PAD yang paling besar ada ditahun
2007, yaitu dua kali lipat realisasi tahun 2006. Tapi bila melihat tahun 2010,
realisasi PAD menurun yaitu 21%. Hal ini juga terjadi di tahun 2012, yaitu realisasi
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-54
PAD yang turun hingga 4 %. Dengan target PAD tahun 2012 sebesar
Rp.212.990.832.087, realisasinya adalah 108% dari target.
Realisasi (Rp.)
350.000.000.000
300.000.000.000
250.000.000.000
200.000.000.000
100.000.000.000
50.000.000.000
-
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Dari Tabel II-31 dibawah ini, mata pencaharian penduduk Kabupaten Karimun
yang paling besar adalah yang bekerja di sektor pertanian yaitu 30,12% di tahun
2012. Bila dilihat dari tahun 2008 sampai 2012, secara kontribusinya bervariasi.
Bila dibandingkan tahun 2011, kontribusinya hanya 24,22% saja. Untuk urutan ke
dua yaitu dari sector perdagangan, hotel dan restoran yaitu 20,63%. Bila dilihat
dari tahun 2008-2012 sendiri, untuk perdagangan, hotel dan restoran, kontribusi
nya di tahun 2010, hanya 18,12% saja, bila dibandingkan tahun-tahun yang lain.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-55
Di urutan ke tiga, ada di sector jasa-jasa yaitu yang ditahun 2012 sebesar
18,56%. Tapi disini juga bila dilihat dari kontribusi, sector jasa juga turun dimana
di tahun 2011 kontribusinya sebesar 21,01%. Bila dilihat secara keseluruhan,
persentase penduduk yang bekerja umumnya nilai kontribusi hampir sama dari
tahun ke tahun, kecuali sector pertanian yang melonjak di tahun 2012.
2012
Pertanian
20,63 3,35
Bangunan
10,4 7,55
1,19 Perdagangan, Hotel dan
Restoran
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-56
2.4.3.3 Sosial Budaya
a. Pendidikan
Jumlah tempat pendidikan yang paling banyak adalah Sekolah Dasar atau SD,
yang mana tahun 2010 sampai 2012 berjumlah 143 sekolah jumlah dari sekolah
negri dan swasta. Untuk tingkat SMP sebanyak 57, SMA sebanyak 21 dan SMK 8.
Sebenarnya bila dilihat dari komposisi itu, yang mana pendidikan dari SD sampai
SMA/SMK itu berjenjang, maka jumlah sekolah SMP dan SMA/SMK tidak
sebanding. Bisa jadi ada anak lulusan SD yang tidak tertampung untuk
melanjutkan SMP dan seterusnya. Kecuali bila di tingkat SD, kelasnya tidak
sebanyak tingkat SMP dan SMA/SMK. Untuk itu dapat dilihat dari Tabel II-32 dan
Gambar II-19 dibawah ini.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-57
2012
160 143
140
120
100
80 61 57
60
40 21 26 22
8 12 10 4
20 1 1 2012
0
b. Agama
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-58
c. Keragaman Etnik dan Budaya
Pada saat ini penduduk yang mendiami wilayah kabupaten Karimun berasal dari
berbagai suku bangsa, kebudayaan dan golongan sosial, kehidupan mereka pada
umumnya mata pencaharian sebagai nelayan dan hal hal lain yang erat kaitannya
dengan dunia laut.
Masyarakat di wilayah Karimun berasal dari suku Melayu yang masih kental akar
budayanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti bahasa Melayu, Agama
Islam dan berbagai adat istiadat yang masih berepngaruh dalam lingkaran
hidupnya. Secara tradisional masyarakat Melayu umumnya bermata pencaharian
sebagai nelayan, petani, berkebuh dan berdagang. Suku yang lain yang ada di
Karimun adalah suku Jawa, Tionghoa, Batak, Bugis, Minangkabau dan sukur
lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kecamatan Lingga juga memiliki suku
bangsa yang heterogen dari berbagai suku.
a. Fasilitas Kesehatan
Dari Tabel II-34 dibawah ini, kabupaten Karimun yang mempunyai rumah sakit
hanya ada di Kecamatan Tebing yaitu 2 rumah sakit. Sementara untuk
kecamatan lainnya, semuanya mempunyai puskesmas dan puskesmas pembantu.
Bila dilihat dari tahun 2009-2012, jumlah rumah sakit, puskesmas, dan puskesmas
pembantu tidak mengalami perubahan dalam hal jummlah. Sedangkan untuk
puskesmas keliling terdapat 2 jenis yaitu puskesmas keliling di darat dan di laut..
Puskesmas keliling untuk di darat dan di laut hanya ada di Moro dan Durai. Untuk
balai pengobatan umum, mengalami peningkatan dari 2 menjadi 9 balai
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-59
pengobatan umum. Sarana kesehatan yang paling banyak di kabupaten Karimun
adalah Posyandu yaitu sebanyak 215 di tahun 2012.Jumlah ini meningkat dari 202
di tahun 2011. Berikut Tabel II-34 dan dibawah ini.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-60
220
200
180
160
140
120
100
80 2009
60 2010
40
20 2011
0 2012
b. Tenaga kesehatan
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-61
Tabel II-35 Jumlah Dokter dan Paramedic menurut Puskesma di
Kabupaten Karimun 2012
100%
Sanitasi
90%
Anestesi
80%
Dukun bayi
70%
60% Bidan
50% Perawat gigi
40% Perawat
30% Dokter gigi
20% Dokter umum
10%
Dokter spesialis
0%
2009 2010 2011 2012
c. 10 Penyakit Dominan
Dari tabel 28, penyakit yang menempati urutan pertama di tahun 2011 dan 2012
adalah infeksi akut lain pada saluran pernafasan bagian atas. Kenaikannya hampir
100%, yaitu 95%. Sementara urutan kedua di tahun 2011 yaitu penyakit lain pada
saluran pernafasan bagian atas menjadi urutan 7 di tahun 2012. Terjadi
penurunan 71% dari tahun 2011 ke 2012. Ini berarti penyakit yang paling banyak
ada hubungannya dengan saluran pernafasan bagian atas. Harus dicari apa
penyebabnya. Umumnya penyakit ini berhubungan dengan udara.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-62
Tabel II-36 Jumlah 10 Kasus Penyakit Terbanyak di Kabupaten Karimun
2011 dan 2012
Kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan adalah bagunan perumahan,
kegiatan perkantoran, kegiatan terminal dan kegiatan perdagangan seperti;
tempat pelelangan ikan, pasar dan ruko serta pelabuhan dan dermaga.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-63
2.7 Dampak Penting Hipotetik
Dampak potensial diidentifikasi melalui konsultasi dan diskusi dengan para pakar,
pemrakarsa rencana kegiatan, instansi yang bertanggung jawab, masyarakat
terkait dan juga hasil dari observasi lapangan. Selanjutnya identifikasi dampak
dilakukan dengan menggunakan tes sederhana dan matriks interaksi, yang
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-64
menunjukkan hubungan antara rencana kegiatan dan komponen
lingkungan/parameter.
1. Kualitas Udara
2. Kebisingan
3. Kualitas Air Laut
4. Kualitas Air Sungai
5. Hidrooceanografi
6. Erosi dan Sedimentasi
B. Komponen Biologi
7. Fauna Darat
8. Flora Darat
9. Biota Laut
10. Hutan Mangrove
D. Kesehatan Masyarakat
E. Transportasi
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-65
Tabel II-37 Matrik Identifikasi Dampak Potensial
Kegiatan Pra
Konstruksi Operasi
Konstuksi
Komponen Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. FISIK- KIMIA
1. Kualitas Udara
2. Kebisingan
3. Kualitas Air Laut
4. Kualitas Air Sungai
5. Hidrooceanografi
6. Erosi dan Sedimentasi
B. BIOLOGI :
7. Fauna darat
8. Flora darat
9. Biota laut
10. Hutan mangrove
C. SOSIAL EKONOMI BUDAYA :
11. Kepemilikan lahan
12. Persepsi masyarakat
13. Peningkatan lapangan kerja dan
usaha
14. Pendapatan masyarakat
D. KESEHATAN MASYARAKAT
15. Sanitasi Lingkungan
E. TRANSPORTASI
16. Lalulintas Darat
Keterangan :
1. Sosialisasi
2. Ganti rugi lahan/bangunan dan tegakan/tanaman
3. Mobilisasi tenaga kerja
4. Mobilisasi peralatan kerja konstruksi dan material bangunan
5. Pembukaan/pematangan lahan
6. Kegiatan konstruksi tanggul dan jalan
7. Kegiatan perbaikan dan rekonstruksi drainase
8. Pemanfaatan tanggul dan Jalan
9. Pengoperasian dan pemeliharaan tanggul dan jalan
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-66
2.7.2 Evaluasi Dampak Potensial
Hasil identifikasi dampak potensial dipelajari secara lebih rinci untuk menentukan
kegiatan yang mungkin menimbulkan dampak penting dan komponen lingkungan
yang mungkin akan terpengaruh. Hal ini ditampilkan dalam matriks dampak
penting hipotetik. Dampak penting hipotetik diperoleh dengan mengeluarkan
dampak potensial yang dianggap tidak penting atau relevan.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-67
Tabel II-38 Evaluasi Dampak Potensial menjadi Dampak Penting Hipotetik
DAMPAK PENTING
DAMPAK POTENSIAL
ALASAN/DASAR ATAU PERTIMBANGAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK HIPOTETIK
16 Komponen
11 komponen
Penting
Kegiatan konstruksi akan menggunakan peralatan berat dan mobilisasi kendaraan yang
cukup banyak termasuk kegiatan pengerukan material padat/sedimen pasir dan
Gangguan kualitas udara Gangguan kualitas udara
penggalian tanah serta kegiatan pematangan lahan hal ini menimbulkan pencemaran
debu di udara terutama pada saat musim kemarau.
Penting
Terjadi pada tahap konstruksi akibat penggunaan alat berat untuk pemancangan dan
Gangguan kebisingan mobilisasi kendaraan pengangkut material tanah atau pasir meskipun bersifat sementara Gangguan kebisingan
tetapi karena lokasi kegiatan berdekatan dengan penduduk maka dampaknya dianggap
penting
Penting
Kegiatan pengerukan, pematangan lahan dan konstruksi tanggul dan jalan menyebabkan
Gangguan kualitas air laut Gangguan kualitas air laut
kekeruhan air laut akibat material yang terbawa laut mengikuti pola arusnya (sediment
transport).
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-68
DAMPAK PENTING
DAMPAK POTENSIAL
ALASAN/DASAR ATAU PERTIMBANGAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK HIPOTETIK
16 Komponen
11 komponen
Tidak Penting
Kegiatan konstruksi tanggul diperkirakan akan mengakibatkan dampak terhadap
Penurunan kualitas air sungai perubahan kualitas air sungai disekitar proyek. Tetapi mengingat perubahan kualitas
sungai berada pada lokasi hilir sungai, sehingga tidak ada pemanfaatan sungai untuk
keperluan masyarakat sehingga tergolong tidak penting
Penting
Perubahan hidrooceanografi Kegiatan konstruksi tanggul dan jalan berada di sepanjang pantai sehingga menyebabkan Perubahan hidrooceanografi
perubahan hidrodinamika laut secara signifikan akan tetapi perubahan pola arus ini akan
menyebabkan proses sedimentasi.
Penting
Peningkatan erosi dan Akibat pengerukan sedimen tanah/ pasir maka diperkirakan akan ada material hasil
Peningkatan erosi/sedimentasi
sedimentasi pengerukan yang terbawa arus dan berpindah pada lokasi lain yang bergantung dari pola
arus sehingga menyebabkan pendangkalan di bagian lain dari pantai yang ada disekitar
wilayah studi. Sehingga dampak ini juga dinilai penting.
Tidak penting
Gangguan terhadap fauna
Adanya perubahan habitat disebabkan pembangunan tanggul dan jalan dapat
darat
menyebabkan terganggunya kehidupan satwa darat. Tetapi mengingat kecilnya
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-69
DAMPAK PENTING
DAMPAK POTENSIAL
ALASAN/DASAR ATAU PERTIMBANGAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK HIPOTETIK
16 Komponen
11 komponen
perubahan habitat yang terjadi diduga dampak terhadap kehidupan satwa darat tergolong
tidak penting.
Tidak penting
Gangguan terhadap flora
Kegiatan pembangunan tanggul dan jalan tidak memerlukan lahan darat yang luas
darat
sehingga tidak ada dampak terhadap vegetasi darat
Penting
Pada tahap konstruksi kegiatan pematangan lahan, pengerukan dan konstruksi tanggul
Gangguan terhadap biota
dan jalan diperkirakan menyebabkan naiknya kekeruhan air laut yang dapat Gangguan terhadap biota laut
laut
menyebabkan terganggunya biota air terutama plankton, bentos dan nekton sehingga
dampak terhadap biota dinilai penting
Penting
Mengingat banyak dijumpai mangrove di sekitar lokasi pembangunan tanggul dan jalan
Gangguan terhadap
yang diperkirakan akan banyak yang hilang akibat pengerukan dan pembangunan tanggul Gangguan terhadap mangrove
mangrove
dan berubahnya ekosistem di sepanjang pantai maka dampak kegiatan terhadap
keberadaan mangrove dikategorikan penting
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-70
DAMPAK PENTING
DAMPAK POTENSIAL
ALASAN/DASAR ATAU PERTIMBANGAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK HIPOTETIK
16 Komponen
11 komponen
Tidak Penting
Telah ada kesepakatan antara pemerintah daerah dengan masyarakat yang terkena
Perubahan kepemilikan lahan
lahannya disepakati pembangunan tanggul ini merupakan usulan dari masyarakat juga
maka tidak ada ganti rugi lahan /bangunan/tegakan/ tanaman yang ada.
Penting
Kegiatan tanggul dan jalan yang berlangsung dari tahap prakonstruksi, konstruksi dan
Perubahan persepsi
operasi menyangkut pengerukan maupun penempatan material akan mengakibatkan Perubahan persepsi masyarakat
masyarakat
persepsi di lingkungan masyarakat karena lokasi proyek berada di sekitar pemukiman
penduduk, sehingga dampak ini dinilai penting
Penting
Peningkatan lapangan kerja Terjadi pada saat konstruksi dengan adanya kegiatan penerimaan tenaga kerja dan Peningkatan lapangan kerja dan
dan usaha munculnya usaha baru di sekitar lokasi berupa perdagangan dan usaha, sehingga dampak usaha
ini dinilai penting
Penting
Perubahan pendapatan Pada saat prakonstruksi tidak ada pembebasan lahan sehingga tidak ada dampak
Perubahan pendapatan masyarakat
masyarakat pendapatan, pada tahap konstruksi dan pasca konstruksi memang terjadi dampak
terhadap lapangan kerja dan usaha dengan adanya penerimaan tenaga kerja dan
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-71
DAMPAK PENTING
DAMPAK POTENSIAL
ALASAN/DASAR ATAU PERTIMBANGAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK HIPOTETIK
16 Komponen
11 komponen
munculnya usaha baru di sekitar lokasi berupa perdagangan dan usaha rumah kontrakan,
dampak ini dinilai penting karena merupakan dampak turunan dari dampak penting
peningkatan lapangan usaha.
Tidak Penting
Gangguan sanitasi Kegiatan pada tahap konstruksi berpotensi menurunkan kualitas sanitasi lingkungan tetapi
lingkungan hanya bersifat sementara dan luas persebaran yang kecil (hanya di lokasi proyek saja).
Penting
Meningkatnya kegiatan di kawasan pembangunan tanggul dan jalan pada tahap kontruksi
akan meningkatkan kepadatan arus lalu lintas di jalan yang terletak di sekitar proyek,
Perubahan lalulintas darat Perubahan lalulintas darat
sehingga dampak terhadap lalu lintas darat termasuk dalam kategori penting. Pada saat
tahap operasi, kegiatan lalu lintas juga dapat menggunakan jalan baru yang dibangun di
samping tanggul sebagai jalur jalan alternatif
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-72
2.7.3 Dampak Penting Hipotetik
1. Kualitas Udara
2. Kebisingan
3. Kualitas air laut
4. Hidrooceanografi
5. Erosi/Sedimentasi
B. Komponen Biologi
6. Biota laut
7. Vegetasi mangrove
8. Persepsi masyarakat
9. Peningkatan lapangan kerja dan usaha
10. Pendapatan masyarakat
d. Transportasi
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-73
2.8 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
Batas rencana kegiatan yaitu lokasi dimana rencana kegiatan dan seluruh
komponen rencana kegiatan akan dilakukan, yang ditetapkan berdasarkan batas
kegiatan sepanjang 28 km dengan lebar 15 m.
Batas ekologis pada studi ini akan mencakup pembatas topografi berupa pantai
dan dataran, di sekitar lokasi tapak kegiatan, oleh karena itu maka batas ekologis
meliputi:
Dispersi debu karena dipengaruhi oleh arah angin dan kecepatan angin.
Sebagai batas kajian ekologisnya ditetapkan sejauh 200 m dari lokasi rencana
kegiatan.
Tingkat kebisingan dipengaruhi oleh keadaan alam sekitar. Rambatan normal
suara bising selalu akan turun setiap meter jaraknya. Oleh sebab itu batas
kajian suara bising ditetapkan sejauh 150 meter dari lokasi rencana kegiatan.
Pertimbangan jarak 150 meter dari lokasi rencana kegiatan adalah: penurunan
bunyi akan terjadi sesuai dengan keterbalikan jarak, dimana setiap
penggandaan jarak, akan mengakibatkan penurunan sebesar 6 dB. Jika
diperkirakan sumber bunyi pada jarak 1 meter di lokasi kegiatan 100db, maka
pada jarak > 150 m, bunyi yang terdengar adalah sebesar 48 dB.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-74
2.8.1.3 Batas Sosial
Batas sosial yaitu ruang disekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungsunya berbagai interaksi sosial yang
mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem
dan struktur sosial), sesuai dengan proses dan dinamika sosial suatu kelompok
masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Batas ini pada dasarnya merupakan
ruang di mana masyarakat, yang terkena dampak lingkungan tinggal atau
melakukan kegiatan. Batas sosial akan mempengaruhi identifikasi kelompok
masyarakat yang terkena dampak sosial-ekonomi-kesehatan masyarakat dan
penentuan masyarakat yang perlu dikonsultasikan (pada tahap lanjutan
keterlibatan masyarakat)
Untuk jelasnya, batas sosial dapat dilihat pada Error! Reference source not found.
Batas wilayah studi AMDAL merupakan resultante dari ke empat batas wilayah
tersebut diatas. Penentuan batas wilayah studi ini telah mempertimbangkan
kendala-kendala berikut ini (1) aksesbilitas, (2) waktu kajian dan (3) sumber data.
Batas wilayah studi AMDAL ditunjukkan pada Peta II-12.
Batas waktu kajian pada studi ANDAL ini merupakan prakiraan waktu kajian
dampak terhadap kondisi rona lingkungan awal yang diperkirakan tidak
mengalami perubahan yang disesuaikan dengan waktu kegiatan berlangsung.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur II-75
Peta II-12
" (-
)
+
$(. ) P. Tulang
P. Nipah BATAS WILAYAH STUDI
P. Nangka
0°55'0"N
P. Kanipaan
0
P. Setunah
P. Gunung Papan
|
n
¯
|
n " (-
)
. +
. 0 2.5 5 10 U
P. Buru
Km
Selatbeliat
Sistem Koordinat Geografis : GCS, WGS 1984
Sistem Koordinat Proyeksi : UTM, WGS 84 Zone 48 N
"#")!
Timun
Pusat Kota
|
n (
!
P. Kaisar |
n Pelabuhan
P. Timundalat
P. Pacet
! &
!)# Batas Kecamatan
P. Tebias
(
Mataair Rencana Tanggul
0°50'0"N
P. Belat
Makam
P. Kedi Jalan Kolektor
P. Sebuntan
Jalan Lokal
P. Teremen
Sungai
Huiki
Penarah
P. Telipo Permukiman
SE
Kundur
-
,
-. !$
LA
Tg. Punggu " (-
)
. )!. +
"'
-) " (-
)
*+
* Batas Wilayah Studi
T
Lebon
DU
" (-
)
. )!. +
"'
-) Telokkerang (
! +
Batas Administratif
" (-
)
. )!. +
+
- . )#
Batas Ekologi
RI
Beayap
Buhat
Batas Sosial
AN
P. Degong
Batas Proyek
Batimetri
P. Seraya
Padanteblau P. Kundur 0 - 5 meter
0°45'0"N
Jenhua P. Pelangkat
5 - 20 meter
Sungaiugar
P. Panjang 20 - 35 meter
(
! /)# 35 - 50 meter
. ("+
- Peta Dasar RBI Bakosurtanal, 2000
P. Babi - Peta RTRW Kabupaten Karimun
- Citra Satelit Landsat 8, 24 April 2013
P. Mandah
P. Mesayu
!
!
!
!
Mengkusa Pulautiga
!
!
P. Cempeda Kab. Natuna
P. Peropos
!
!
Malaysia
!
0°40'0"N
!
" (-
)
. )!. +
!
P. Sekajang Besar
()%
. )#
-
.
!
! !
!
!
!
Malaysia
!
P. Ungar
!
!
!
Singapura
!
!
" (-
)
. +
$
!
!
!
! !
!
!
!
!
Kab. Bintan
!
Tg. Lubuk
+
$(. )
! !
!
!
!
!
!
!
P. KALIMANTAN
Tg. Susup Kab. Lingga
!
P. SUMATERA
!
!
!
!
Sikilang
!
!
!
!
Tg. Jarak
Tg. Batulokong
Studi AMDAL memerlukan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dari observasi langsung dan pengukuran lapangan, analisis laboratorium dan
wawancara bersama dengan kuesioner dan wawancara mendalam. Data sekunder
diperoleh dari beberapa instansi terkait berdasarkan studi lingkungan yang terdiri
dari peta tata ruang, peta administrasi, peta topografi, peta penggunaan lahan dan
data statistik kabupaten dan kecamatan terkait.
Studi dan analisis usulan rencana kegiatan yang dianggap menimbulkan dampak
besar dan penting terhadap lingkungan di sekitar rencana kegiatan.
Studi dan analisis aspek lingkungan yang diperkirakan menerima dampak
penting.
Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data
sekunder adalah data yang telah tersedia pada berbagai instansi terkait, baik
dalam bentuk tulisan hasil penelitian ilmiah, laporan tahunan, laporan hasil
kajian, monografi, peta dan sebagainya. Data primer adalah data yang belum
tersedia sehingga harus dicari dikumpulkan dari lokasi wilayah studi. Data primer
dapat dikumpulkan dari hasil wawancara, survey, observasi, pengukuran dan
pengambilan sampel di lokasi yang telah ditetapkan berdasarkan lokasi tapak
proyek dan radius arah sebaran dampak sesuai dengan batas wilayah studi.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-1
terukur/teramati, sehingga nantinya besaran dampak di wilayah studi dapat
diprakirakan.
3.2.1.1 Iklim
Parameter yang diteliti, dalam sub komponen iklim, meliputi: Curah Hujan, Suhu
Udara, Kelembaban, Kecepatan Angin dan Arah Angin.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-2
Metode Analisis Data : Analisa tipe iklim dilakukan menurut Schmidt & Freguson :
Keterangan :
Bulan basah = curah hujan > 100 mm/bulan
Bulan kering = curah hujan < 60 mm/bulan
Iklim A : Q = 0 – 14,3 %
Iklim B : Q = 14,3 – 33,3 %
Iklim C : Q = 33,3 – 60 % (agak basah)
Iklim D : Q = 60 – 100 % (basah)
Iklim E : Q = 100 – 167 %
Iklim F : Q = 167 – 300 %
Iklim G : Q = 300 – 700 %
Iklim H : Q = > 700 %
Tabel III-1 Parameter dan Metode Analisa Kualitas Udara dan Kebisingan
Baku Metode
No. Parameter Satuan Peralatan
Mutu Analisis
1. SO2 (Sulfur Dioksida) µg/Nm3/jam 900 Spektofotometer Pararozonilin
2. CO (Karbon Monoksida) µg/Nm3/jam 30000 NDIR Analyzer NDIR
3
3. NO2 (Nitrogen Dioksida) µg/Nm /jam 400 Spektofotometer Saltzman
3
6. TSP (Debu) µg/Nm /jam 230 Hi - Vol Gravimetri
7. Kecepatan Angin Km/Jam Anemometer Digital
8. Kelembaban Lokal % Termo-Hidrometer Digital
o
9. Suhu Udara Lokal C Termo-Hidrometer Pemuaian
10. Kebisingan*) dB(A) 70 Sound Level Meter Digital
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999
*) Kepmen LH No. 48/MENLH/11/1996
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-3
Metode Pengumpulan Data : Data kualitas udara dan kebisingan diperoleh
dengan cara pengukuran dengan metode standar sesuai dengan PP No. 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Kepmen LH No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Lokasi pengambilan sampel
dilakukan pada titik yang dianggap representatif.
Metode Analisis Data : Metode analisis data kualitas udara dan kebisingan adalah
dengan melakukan analisis dengan metode di bawah ini dan melakukan
perbandingan terhadap baku mutu kualitas udara ambien menurut PP No. 41 Tahun
1999 dan Kepmen LH No. 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
dapat dilihat pada Tabel 3-3
Tingkat Kebisingan
No. Wilayah Kegiatan
dB(A)
1 Perumahan dan Akomodasi 55
2 Perdagangan dan Jasa 70
3 Industri 70
4 Fasilitas Umum (Rumah Sakit, Sekolah dan 55
Tempat Ibadah)
Sumber: KEP-48/MENLH/11/1996
Metode Pengumpulan Data : Data topografi dan geologi diperoleh dari data
sekunder dalam peta geologi regional dengan skala 1:250.000, yang dikeluarkan
oleh Direktorat Geologi dan Sistem Lingkungan pada tahun 1986. Selain itu,
informasi geologi wilayah studi menggunakan peta geologi skala 1:50.000 hasil
survey, laporan geologi dan laporan lain yang relevan.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-4
pemetaan berbasis komputer untuk memfasilitasi keterwakilan dan penafsiran data,
juga untuk membandingkan dan menggabungkan dengan data-data lainnya.
Parameter yang diteliti: Parameter tata guna lahan yang akan dikumpulkan
terkait dengan rencana kegiatan pembangunan tanggul meliputi:
Metode Pengumpulan Data : Data kualitas air merupakan data primer yang
merupakan hasil pemeriksaan laboratorium. Lokasi pengambilan sampel air
permukaan diambil dari lokasi rencana kegiatan pembangunan tanggul. Sampel air
laut diperoleh dari rencana lokasi terdekat dari rencana tanggul dan jalan.
Pengumpulan dan pengawetan sampel dilakukan dengan cara; Semua botol
sampel akan dicuci dengan air sekitar setidaknya 2 kali sebelum diletakkan di
dalam wadah plastik dan/atau gelas; bahan pengawet (H 2 SO4 atau HNO3 ) akan
ditambahkan seperlunya (tergantung dengan parameter yang akan dianalisa).
Metode Analisis Data : Analisis air permukan dan air laut dilakukan berdasarkan
parameter kunci yang dicantumkan dalam Peraturan Pemerintah PP 82/2001
untuk air Kelas 2 dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-5
Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Semua parameter yang akan dianalisis
dengan metode a dan peralatannya ditampilkan dalam Tabel III-3 dan Tabel
III-4.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-6
Tabel III-4 Metode Analisis Kualitas Air Laut
A. FISIKA
2. Zat Padat Tersuspensi (TSS) mg/L SNI-06-2413-1991
1. Kekeruhan NTU SNI-06-2413-1991
1. Salinitas % SNI-06-2413-1991
0
3. Suhu (insitu) C SNI-06-2413-1991
1. Warna pt-Co SNI-06-2413-1991
1. Kecerahan (insitu) Meter SNI-06-2413-1991
4. Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L SNI-06-2413-1991
B. KIMIA
10. pH - SNI-06-2413-1991
1. Amonia (NH3 – N) mg/L Atd Method 4500-NH3-F
3. Air Raksa (Hg) mg/L SNI-06-2462-1991
1. Fenol mg/L SNI-06-2469-1991
3. Kadmium (Cd) mg/L SNI-06-2465-1991
6+
3. Khromium VI (Cr ) mg/L SNI-06-1132-1989
2. Minyak & Lemak mg/L HACH
8. Nitrit (NO2-N) mg/L SNI-06-2484-1991
2. Nikel (Ni) mg/L SNI-06-2521-1991
4. Oksigen terlarut (DO) insitu mg/L SNI-06-2424-1991
5. Selenium (Se) mg/L SNI-06-2475-1991
6. Seng (Zn) mg/L SNI-06-2500-1991
7. Surfactan anion (MBAS) mg/L SNI-06-2476-1991
14. Tembaga (Cu) mg/L SNI-06-2515-1991
15. Timbal (Pb) mg/L SNI-06-2518-1991
4. BOD mg/L SNI-06-2503-1991
5. COD mg/L SNI-06-1423-1989
12. Sulfat (SO4) mg/L SNI-06-2426-1991
C. MIKROBIOLOGI
1. Total Koliform MPN/100 mL SNI-06-3957-1995
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-7
Tabel III-5 Metode Pengumpulan dan Analisis Data Hayati
Lokasi sampling biota air sama dengan lokasi sampling kualitas air sungai dan laut.
1 V T P
N = x x x
W v t p
Dimana :
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-8
d. v = Volume preparat (ml)
e. T = Luas cover glass (mm2)
f. t = Luas lapang pandang (mm2)
g. P = Jumlah individu yang teramati
p = Jumlah lapang pandang yang diamati
Kepadatan
Kepadatan adalah jumlah individu bentos jenis i pada luasan tertentu (m²). Untuk
mencari kepadatan bentos maka digunakan :
C
B = -----
D
Dimana :
S
H ' Pi ln Pi
i 1
dimana:
i 1
dimana:
H'
J
H max
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-9
dimana:
J = Indeks kesetaraan
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
Hmax = ln S
S = Jumlah total jenis dalam sampel
Demografi yang meliputi jumlah penduduk dan rumah tangga, Jumlah Penduduk
berdasarkan Jenis Kelamin (sex ratio), jumlah penduduk berdasarkan usia,
kepadatan dan pertumbuhan penduduk.
Ekonomi yang meliputi perekonomian wilayah dan ekonomi rumah tangga (tingkat
pendapatan dan pola nafkah ganda), sumberdaya alam (pola pemilikan dan
penguasaan sumber daya alam, pola pemanfaatan sumber daya alam, pola
penggunaan lahan, nilai tanah dan sumber daya alam lainnya, sumber daya alam
milik umum).
Budaya yang meliputi adat istiadat, nilai/norma budaya, proses sosial (kerja-sama,
persaingan dan konflik), akulturasi, asimilasi dan integrasi dan kohesi sosial),
pranata/kelembagaan sosial di bidang ekonomi, pendidikan, agama, sosial dan
keluarga, warisan budaya (situs purbakala, cagar budaya), kepemimpinan (formal
dan informal), dan persepsi masyarakat.
Data sekunder yang dikumpulkan mencakup antara lain: luas dan tata guna lahan,
demografi, mata pencaharian dan tingkat pendapatan, jenis dan jumlah berbagai
institusi ekonomi, politik, serta berbagai data sosial dan budaya yang relevan sesuai
dengan perkembangan kondisi tersebut di lapangan. Sumber data sekunder yang
digunakan antara lain Kabupaten Karimun Dalam Angka, Kecamatan Kundur Dalam
Angka dan Kecamatan Kundur Utara. Selain itu, juga digunakan sumber data dari
dinas/instansi terkait.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-10
Data primer aspek sosial ekonomi dan sosial budaya diambil langsung dari
masyarakat di lokasi dan sekitar proyek yang potensial terkena dampak, yaitu
lokasi tapak proyek di Desa sekitarnya, terutama pemukiman penduduk di sekitar
lokasi proyek.
Data hasil survey dan data sekunder ditabulasi sesuai dengan kebutuhan analisis.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive dengan Alokasi Proporsional
dengan jumlah responden yang berdomisili di di desa-desa sekitar lokasi kegiatan.
Metode pengumpulan data dengan cara wawancara terstruktur dengan
menggunakan kuesioner dan contoh kuesioner.
Data yang didapat ditabulasikan dan diinterprestasi berdasarkan nilai distribusi yang
dinyatakan dalam prosentase. Metode Observasi akan dilakukan secara langsung
pada pagi, siang dan sore hari pada lokasi rencana kegiatan serta didukung literatur
yang ada sehubungan dengan aktivitas sosial masyarakat di sekitar wilayah studi.
Data sosial ekonomi dan budaya yang bersifat kuantitatif dianalisis secara deskriptif
kuantitatif dan bila dipandang perlu dilakukan analisis secara analogidengan
fenomena yang memiliki baku mutu, maka penilaian dilakukan dengan Metode
deskriptif kualitatif maupun kuantitatif dan penilaian ahli (profesional judgement).
Jenis parameter, unit yang diukur, metode pengumpulan dan analisis data sosial
ekonomi dicantumkan pada Tabel III-6.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-11
Tabel III-6 Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data Sosial,
Ekonomi Budaya
Metode
Parameter Unit yang Diukur Metode Analisis Data
Pengumpulan Data
Demografi
Struktur penduduk Kelompok umur, jenis kelamin, Pencatatan data Analisis Interpretatif
mata pencaharian, pendidikan, sekunder
& agama
Tingkat kepadatan Jumlah penduduk dibagi luas Pencatatan data StatistikNon-Para-metrik,
wilayah sekunder Estimasi Indeks
Tingkat & laju per- Jumlah penduduk, tingkat Pencatatan data Analisis Interpretatif
tumbuhan penddk kelahiran, tingkat kematian sekunder
Ekonomi
Mata pencaharian Jenis pekerjaan Wawancara dan data Statistik Non-para-metrik
sekunder
Tingkat pendapatan Tingkat pendapatan dan Wawancara dan data Statistik Non-Para-metrik
pengeluaran rumah tangga primer
Kesempatan kerja dan Mata pencaharian pen-duduk Wawancara, data Statistik Non-para-metrik
berusaha &potensi sumber-daya alam primer dan sekunder
Sosial Budaya
Pranata sosial yang Kondisi pranata sosial formal Pencatatan data Analisis Interpretatif
tumbuh di kalangan dan tradisional sekunder, dan
masyarakat wawancara
Adat istiadat Kondisi adat istiadat dan pola Wawancara, data Observasi dan analisis
kebiasaan penduduk primer & sekunder interpretatif
Sikap dan persepsi Fenomena sikap dan persepsi Wawancara, data Statistik Non Parametrik dan
masyarakat terhadap rencana kegiatan. primer analogi
a. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui kunjungan lapangan melalui observasi langsung dan
wawancara mendalam terhadap responden yang dianggap dapat mewakili
kepentingan masyarakat yang diprakirakan terkena dampak, utamanya terkait
dengan permasalahan kesehatan masyarakat dan sanitasi lingkungan. Wawancana
dilakukan terhadap masyarakat untuk mengetahui riwayat kesehatan keluarga
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, jenis penyakit, frekuensi menderita, lama
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-12
menderita dan pola pengobatan yang dilakukan. Lokasi pengambilan data primer
kesehatan masyarakat dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data social
ekonomi, yaitu di desa-desa di sekitar lokasi proyek di kecamatan Kundur, dan
Kecamatan Kundur Utara, Kabupaten Karimun.
2. Data Sekunder
Tabel III-7 Parameter, Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data Kesehatan
Masyarakat
Data kesehatan masyarakat dianalisis secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk
deskripsi dan diinterprestasi dengan kondisi lingkungan masyarakat yang terdapat di
lokasi kegiatan proyek dan sekitarnya. Kajian aspek kesehatan masyarakat mengacu
pada Keputusan Kepala BAPEDAL No. Kep 124/12/1997 tentang panduan kajian
aspek kesehatan masyarakat dalam penyusunan Studi AMDAL.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-13
Analisis untuk komponen kesehatan masyarakat dilihat dari prevalensi dari suatu
penyakit (prevalence rate) dengan menghitung jumlah penderita suatu penyakit
dikalangan penduduk selama waktu tertentu.
PR
K
P
PR = Prevalence Rate
∑K = Jumlah kasus lama + Baru selama periode tertentu (tahun)
∑P = Jumlah penduduk pertengahan tahun
Lokasi sampling data fisik kimia yang meliputi kualitas air permukaan, kualitas
udara, kebisingan dan hayati serta sosial ekonomi dapat dilihat ada Peta III-1.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-14
" (.)
,$
(/)
PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU
P. Babi
DINAS PEKERJAAN UMUM
P. Parit
Peta III-1
P. Tulang
P. Nipah PETA LOKASI SAMPLING
P. Nangka
0°55'0"N
P. Kanipaan
1
P. Setunah
" (.)
/,/
P. Gunung Papan
|
n
¯
|
n P. Buru
0 2.5 5 10 U
Km
Selatbeliat
Sistem Koordinat Geografis : GCS, WGS 1984
Sistem Koordinat Proyeksi : UTM, WGS 84 Zone 48 N
"#")!
Timun
Pusat Kota
|
n (
!
Batimetri
P. Kaisar |
n Pelabuhan
P. Timundalat 0 - 5 meter
P. Pacet
&
!)# Batas Kecamatan
Mataair
(
! po P. Tebias
5 - 20 meter
# Rencana Tanggul
0°50'0"N
* Makam
P. Belat 20 - 35 meter
P. Kedi Jalan Kolektor
35 - 50 meter
P. Sebuntan
Jalan Lokal
!
( P. Teremen
Sungai
Huikib Penarah
P. Telipo Permukiman
SE
Kundur
.-
./!$
LA
!
( " (.)
/)!/,
"'
.)
Tg. Punggu
" (.) Batas Wilayah Studi
T
/)!/,
,. , /)# po Lebon
DU
" (.) Telokkerang (
! *&-$
(+'
$)#
/)!/,
., #b
*
RI
Beayap
Buhat #
* Kualitas udara dan Kebisingan
AN
P. Degong
Kualitas Air Laut & Biota Air
po
!
( Kualitas Air Permukaan & Biota Air
P. Seraya
Padanteblau P. Kundur Sosekbud dan Kesmas
0°45'0"N
Jenhua P. Pelangkat b
Sungaiugar
P. Panjang
0 )#
(
!
/(",
- Peta Dasar RBI Bakosurtanal, 2000
P. Babi - Peta RTRW Kabupaten Karimun
- Citra Satelit Landsat 8, 24 April 2013
P. Mandah
P. Mesayu
!
!
( !
!
!
Mengkusa Pulautiga
!
!
P. Cempeda Kab. Natuna
P. Peropos
!
!
Malaysia
!
" (.)
/)!/, )%
/)#
./
0°40'0"N
!
P. Sekajang Besar
!
# b!(
* !
!
#
*
!
!
!
Malaysia
!
po P. Ungar
!
!
!
Singapura
!
!
!
!
!
! !
!
!
!
!
Kab. Bintan
!
Tg. Lubuk
,$
(/)
! !
!
!
!
!
!
!
P. KALIMANTAN
Tg. Susup Kab. Lingga
!
P. SUMATERA
!
!
!
!
Sikilang
!
!
!
!
Tg. Jarak
Tg. Batulokong
Jumlah manusia yang akan terkena Jumlah manusia yang terkena dampak negatif di
dampak wilayah studi ANDAL jumlahnya sama atau lebih
besar dari jumlah manusia yang menikmati
manfaat (dampak positif) dari usaha atau
kegiatan
Luas wilayah persebaran dampak Wilayah yang mengalami perubahan mendasar
diperkirakan meliputi wilayah yang relatif luas,
dampak dianggap dampak penting. Perubahan
mendasar ini terkait dengan intensitas dampak,
atau tidak berbaliknya dampak atau kumulatif
dampak
Lamanya dampak berlangsung. Dampak lingkungan suatu rencana usaha atau
kegiatan dapat berlangsung pada suatu tahap
tertentu atau pada berbagai tahap dari
kelangsungan usaha atau kegiatan.
Dengan kata lain dampak suatu usaha atau
kegiatan ada yang beriangsung relatif singkat,
yakni hanya pada tahap tertentu dari sikius
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-16
Ukuran Dampak Penting Penjelasan Kriteria Dampak Penting
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-17
Ukuran Dampak Penting Penjelasan Kriteria Dampak Penting
Evaluasi dampak penting dilakukan secara holistik atau totalitas dari seluruh
dampak penting (baik positif maupun negatif), yang terjadi pada setiap tahap
kegiatan, sehingga dapat dinilai kelayakannya dari aspek lingkungan. Dalam
evaluasi dampak penting, telaahan dilakukan untuk 2 (dua) hal, yaitu:
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-18
dan saling mempengaruhi, sehingga dapat diketahui sejauh mana pertimbangan
dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif.
Dampak penting hasil evaluasi ini merupakan dampak penting yang akan dikelola.
Dari hasil evaluasi dampak lingkungan ini pula akan diusulkan beberapa cara
penanggulangan dampak untuk menghindari, mengurangi, memperbaiki atau
kompensasi terhadap setiap dampak yang merugikan dan dianggap penting. Dalam
hal penanggulangan dampak, masalah sosial ekonomi dan sosial budaya akan
mendapat perhatian utama.
4. Luas sebaran dampak penting: lokal, regional atau bahkan internasional yang
melewati batas negara.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur III-19
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
APHA, 1980. Standard Methods For The Examination Of Water and Waste Water.
American Public Health Association, Washington D.C.
Cox, C.W., 1976. Laboratory Manual of General Ecology, Santiago State College
W.M.C. Brawn Company Published, Iowa.
Dwiono, A.P 2003. Pengenalan Kerang Mangrove, Geloina erosa dan Geloina
expansa. Oseana Volume XXVIII, Nomor 2, 2003 : 31-38
Edmonson, W.T., 1959 Freshwater Biology, John Willey and Sons, Inc., New York.
Hammer, W.I. 1980, Soil Conservation Consultant Report. Soil Research Institute,
Indonesia Technical.
James, A and Evison. 1978. River Biological Indicator of Water Quality. John Wiley
and Sons. Toronto.
Kinnon, J.Mac,. 1988. Field Guide To The Bird Of East Asia and Sumatera, Gadjah
Mada University Press. Indonesia.
Landon, J.R., 1984. Tropical Soil Manual Reproduced with Kind Permission of
Booker. Tate Ltd., North America.
Lee, C.D. et.al, 1978. Benthic Macroinvertebrata and Fish as Biological Indicators
of Water Quality with Reference to Community Diversity Index.
International Conference on Water Pollution Control, Bangkok.
Magrab, Edward B. 1975. Environmental Noise Control. John Wiley & Sons, New
York.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur IV-1
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology 3rd edition. W.E. Sanders Company,
Tokyo, Japan.
Pardiaz, S., 1992. Polusi Air dan Udara. Cetakan Pertama. Kanisius, Jogyakarta.
Singgih, DS. 2010. Prosedur analisis stratifikasi sosial dalam perspektif sosiologi.
Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik, Vol. 20 No 1:11-22.
Stern, Arthur C., R.W. Boubel, D.B. Turner, D.L. Fox. 1984. Fundamental of Air
Pollution. Second Edition. Academic Press. Inc. Orlando-Florida.
Touber, L., Smailing, E.M.A., Andriesse, W. And Hakkeling, R.T., 1989, Inventory
and evaluation of tropical forest land. Guideliner for common methodology.
Tropenbos Foundation, Ede.
Ward, H.B. and G.C. Whipple, 1965. Fresh Water Biology (Editor. W.T.
Edmonson). 2nd Edition. John Willey and Sond Inc. N.Y.
Whittaker, R.H. 1975. Communities and Ecosystem, 2nd Edition, Mac. Milland
Publisihing Co. Inc. New York.
KA ANDAL Pembangunan Tanggul Tanjung Batu - Teluk Radang di Pulau Kundur IV-2
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Rekomendasi Tata Ruang