PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fenomena alam adalah peristiwa non-artifisial dalam pandangan fisika, dan
kemudian tak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat memengaruhi
manusia. Contoh umum dari fenomena alam adalah letusan gunung berapi,
cuaca, dan pembusukan.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, fenomena alam adalah hal-hal yang
dapat disaksikan oleh panca indera dan dapat diterangkan serta dinilai secara
ilmiah. Atau sesuatu yang luar biasa; keajaiban; fakta; kenyataan.
Fenomena alam adalah hal yang luar biasa dalam kehidupan di dunia dan
dapat terjadi dengan tidak terduga dan tampak mustahil dalam pandangan
manusia.
Salah satu fenomena alam sederhana yang sering kita temui dan lihat dalam
kehidupan sehari-hari dimana berkaitan dengan ilmu fisika adalah Pelangi,
fenomena alam yang sangat indah dengan berbagai warna berbentuk
melengkung, pemandangan yang tak akan pernah membuat kita bosan untuk
melihatnya.
Pelangi adalah salah satu fenomena optik yang terjadi secara alamiah dalam
atmosfir bumi. Dalam fisika, warna-warna lazim diidentifikasikan dari
panjang gelombang.
Jadi saya selaku pembuat makalah tertarik untuk membahas ilmu fisika
terhadap peristiwa alam yaitu salah satunya adalah pelangi.
1.2 Rumusan Masalah
Agar pembahasan yang disajikan dalam makalah ini lebih terfokus, maka
penyusunan ini dibatasi berdasarkan rumusan-rumusan masalah berikut yang
dibuat berdasarkan pertanyaan, yaitu:
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan pengertian fisika secara umum?
1.2.2 Apa Spektrum Warna Pelangi?
1.2.3 Bagaimana Proses Terbentuknya Pelangi?
1.2.4 Apa saja Faktor-faktor Terrbentuknya Pelangi?
1.2.5 Apa saja jenis-jenis Pelangi?
1.3 Tujuan Penyusunan
Selain untuk memenuhi salah satu tugas makalah Fisika, maksud dan
tujuan penyusunan makalah ini juga sebagai jawaban dari rumusan masalah,
yaitu:
1.3.1 Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pengertian fisika
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
secara umum
Untuk mengetahui pengertian Warna Pelangi
Untuk mengetahui Proses Terbentuknya Pelangi
Untuk mengetahui Faktor-faktor Terrbentuknya Pelangi
Untuk mengetahui Apa saja jenis-jenis Pelangi
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi Fisika Secara Umum
Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti alam. Fisika adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam.
Gejala-gejala ini pada mulanya adalah apa yang dialami oleh indra kita,
misalnya penglihatan menemukan optika atau cahaya, pendengaran
menemukan pelajaran tentang bunyi, dan indra peraba yang dapat merasakan
panas.
Menurut sejarah, fisika adalah bidang ilmu yang tertua, karena dimulai
dengan pengamatan-pengamatan dari gerakan benda-benda langit, bagaimana
lintasannya, periodenya, usianya, dan lain-lain. Bidang ilmu ini telah dimulai
berabad-abad yang lalu, dan berkembang pada zaman Galileo dan Newton.
cabang
tertua
dari
fisika
yang
BAB III
PEMBAHASAN
ILMU FISIKA DALAM PERISTIWA ALAM(PELANGI)
3. 1 Pengertian Pelangi
Pelangi adalah salah satu fenomena optik yang terjadi secara alamiah dalam
atmosfir bumi.Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi
berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau
medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan
ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan.
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar,
tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus
berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang
tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada
dalam satu garis lurus.
3.2 Spektrum Warna Pelangi
Dalam fisika, warna-warna lazim diidentifikasikan dari panjang gelombang.
Misalnya, warna merah memiliki panjang gelombang sekitar 625 740 nm,
dan biru sekitar 435 500 nm. juga memiliki frekuensi 4,3 x 1014 Hz sampai
7,5 x 1014 Hz.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri dari beberapa
macam warna.Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari
banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan
dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata
manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya
matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila, dan ungu. Warna-warna ini adalah komponen dari cahaya putih yang
disebut cahaya tampak (visible light) atau gelombang tampak. Komponen
lainnya adalah cahaya yang tidak tampak (invisible light), seperti inframerah
(di sebelah kanan warna merah) dan ultraviolet (di sebelah kiri jingga).
Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna
bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum warna. Di
dalam spektrum warna, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan
biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang
gelombang.spektrum warna akan terbentuk ketika terjadi pembiasan melalui
suatu media atau medium tertentu. Pada pelangi, proses berurainya warna
terjadi ketika cahaya matahari yang berwarna putih terurai menjadi spektrum
warna melalui media air hujan.
3.3 Proses Terbentuknya Pelangi
Alat paling sederhana yang sering dipakai untuk menguraikan warna putih
adalah prisma kaca. Sebuah prisma kaca menguraikan cahaya putih yang
datang menjadi komponen-komponen cahayanya. Di alam ini tidak hanya
prisma yang bisa menguraikan cahaya. Tetesan air dari air hujan adalah salah
satu contoh benda yang tersedia di alam yang bisa menguraikan cahaya putih.
Ketika seberkas cahaya putih mengenai setetes air, tetesan air ini berprilaku
seperti prisma. Dia menguraikan sinar putih tadi sehingga terciptalah warnawarna pelangi. Setetes air berprilaku seperti prisma ketika menerima seberkas
cahaya putih. Cahaya tersebut sebagian dipantulkan ke arah pengamat,
sebagian lagi diteruskan.
Pelangi terbentuk karena pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang ada di
atmosfir proses terjadinya pelangi adalah bermula dari ketika cahaya matahari
melewati sebuah tetes hujan yang kemudian dibelokkan atau dibiaskan
sedemikian rupa menuju tengah tetes hujan tersebut, yang memisahkan cahaya
putih itu menjadi sebuah warna spektrum. Hal ini dinamakan proses dispersi
cahaya, yaitu pembiasan cahaya (dari hasil transmisi cahaya) yang
mengkonversikan cahaya monokromatis (satu warna berupa cahaya putih
matahari) menjadi polikromatis (spektrum yang dibentuk pelangi). Kemudian,
warna-warna yang terpisah ini memantul di belakang tetes hujan dan memisah
lebih banyak lagi saat meninggalkannya. Akibatnya, cahaya tampak
melengkung menjadi kurva warna. Tiap warna dibelokkan pada sudut yang
berbeda. tetesan air B yang memiliki panjang gelombang terpendek dan
terjadinya
pelangi
ini
pertama
kali
diamati
Newton (Inggris) pada abad ke-17 melalui percobaannya waktu itu. Newton
menemukan bahwa cahaya putih matahari sebenarnya merupakan campuran
dari cahaya berbagai warna. Ia menyorotkan sedikit sinar matahari melalui
sebuah prisma kaca berbentuk segitiga dalam sebuah ruang gelap. Bentuk
prisma tersebut membuat berkas sinarnya membelok dan kemudian memisah
menjadi suatu pita cahaya yang lebar. Di dalam pita ini, Newton melihat
spektrum warna dari pola dispersi yang dibentuk. Spektrum warna ini adalah
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
Cahaya bergerak dalam bentuk gelombang karena sifatnya yang memiliki
dualisme gelombang partikel (pada saat tertentu bisa bersifat sebagai
gelombang dan pada saat tertentu bisa bersifat sebagai partikel). Panjang
gelombang yang dimiliki akan menentukan warna pada cahaya. Pelangi dan
efek cahaya lain di langit disebabkan oleh cahaya yang membias menjauhi
garis normal pada partikel.
Pada tahun 1852, ilmuwan Jerman, Ernst Von Brycke, menyatakan bahwa
warna biru langit diakibatkan oleh partikel-partikel di atmosfer yang
menyebarkan cahaya matahari saat memasuki atmosfer. Kemudian, dua
fisikawan Inggris, Lord Rayleigh (1842-1919) dan John Tyndall (1820-1893)
mempunyai penjelasan lain. Rayleigh berpendapat bawah bagian biru dari
cahaya matahari disebarkan oleh debu dan uap air, tetapi dia salah. Molekul
udara sendirilah yang menyebarkan cahaya. Meskipun demikian kita masih
menyebut jenis penyeberan ini sebagai efek Tyndall, atau penyebaran
Rayleigh, sesuai dengan nama kedua ilmuwan tersebut.
Pelangi dan efek cahaya lain di langit disebabkan oleh cahaya yang membias
dan menyimpang menjauhi partikel. Saat Matahari terbenam, langit menjadi
merah karena sinar matahari lewat melalui atmosfer yang jauh lebih tebal
daripada ketika matahari berada tinggi di langit pada siang hari. Cahaya biru
disebarkan diluar jalur cahaya, dan kita melihat panjang gelombang yang lebih
merah.
3.5 Jenis-Jenis Pelangi
Pelangi merupakan sebuah ciptaan Tuhan yang sangat indah. Warna-warna
pelangi sangat beragam,membaur menjadi satu dan terlihat sangat indah jika
dilihat. Pelangi sendiri memiliki banyak jenis. Terdapat 9 macam jenis pelangi
yang langka. Langka berarti pelangi ini jarang terlihat bahkan hanya muncul
sekali dalam setahun. Bahagialah orang yang pernah melihat pelangi langkah
tersebut. Ini dia 9 Jenis Pelangi yang Langka :
1. Classic Rainbows
Pelangi Alam terdiri dari enam warna: merah, oranye, kuning, hijau, biru
dan ungu. Intensitas warna masing-masingnya tergantung berbagai kondisi
atmosfer dan waktu.
2. Circular Rainbows
Pelangi primer, sering disertai dengan pelangi sekunder biasanya tipis dan
redup daripada pelangi primer. Pelangi sekunder terkenal dengan
karakteristik tertentu, spektrum ditampilkan dalam urutan terbalik dari
sebuah pelangi primer.
4. Red Rainbows
Red Rainbows biasanya terlihat saat fajar atau senja ketika ketebalan filter
atmosfir bumi menjadi biru, terlihat lebih merah atau seperti tetesan
10
Yang paling sering terlihat rendah di langit di hari musim dingin yang
cerah, sundogs terjadi ketika matahari bersinar melalui kristal es yang
tinggi di atmosfer. Sundogs berwarna merah di bagian dalam dan ungu di
bagian luar dengan sisa spektrum ramai di antaranya. Semakin tebal
konsentrasi kristal es di udara, semakin tebal pula strukturnya.
6. Fogbows
11
Kabut air terjun bercampur ke dalam aliran udara konstan atmosfer terus
menerus, terlepas dari cuaca. Hal ini membuat sebuah foto air terjun yang
sangat baik untuk pelangi
8. Fire Rainbows
Pelangi ini bukan terbuat dari api, nama untuk efek optik yang indah ini
adalah circumhorizontal arc. Fenomena ini hanya dapat dilihat dalam
kondisi spesifik tertentu: awan cirrus, yang bertindak seperti prisma harus
setidaknya berada di ketinggian 20.000 kaki dan matahari harus menyorot
ketika mereka berada di ketinggian 58-68 derajat. Rainbow Fire tidak
pernah terlihat di lokasi lebih dari 55 derajat utara atau selatan.
9. Moonbows
12
Moonbows adalah mitra untuk pelangi lunar. Mereka juga jauh lebih sulit
dilihat karena badai hujan harus berlalu dan, idealnya, bulan purnama yang
terang tidak terhalang oleh awan
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya
beraneka warnasaling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya.
2. spektrum warna adalah panjang gelombang cahaya yang membentuk pita
garis-garis paralel,dan tiap warna bernuansa dengan warna di
sebelahnya.yakni warna merah, jingga, kuning,hijau, biru, nila, dan ungu.
3. Pelangi terbentuk karena pembiasan sinar matahari oleh tetesan air yang
ada di atmosfir. Bermula dari ketika cahaya matahari melewati sebuah
tetes hujan yang kemudian dibelokkan atau dibiaskan sedemikian rupa
menuju tengah tetes hujan tersebut. Kemudian, warna-warna yang
terpisah ini memantul di belakang tetes hujan dan memisah lebih banyak
lagi saat meninggalkannya. Akibatnya, cahaya tampak melengkung
menjadi kurva warna.dan terbentulah sebuah pelangi.
4. Faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya pelangi antara lain: ada
hujan, dan cahaya matahari yang mendispersikan cahaya monokromatis
dari matahari menjdai warna-warna polikromatis yang indah. Selain itu
posisi pengamat juga akan mempengaruhi terlihat atau tidaknya sebuah
pelangi. Posisi pengamat harus berada di antara cahaya matahari dan
tetesan air tadi.
5. Terdapat 9 macam pelangi yang langka ditemui.
4.2 Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Bagi para
pembaca diharapkan dapat mengetahui mengenai pengertian pelangi dan
bentuk dari pelangi yang merupakan keindahan ciptaan Tuhan YME.
DAFTAR PUSTAKA
Bassett,John. 2008. Buku Cuaca dan Iklim. Jakarta: Erlangga
14
Tipler, P. A., 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik, Edisi ketiga, Jilid 2.
(Terjemahan Dra. Lea P. M.Sc. dan Rahmat W Adi, Ph.D.). Erlangga:
Jakarta.
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html
"http://raytkj.blogspot.com/2011/01/proses-terjadinya-pelangi.html"
target="_blank">proses terjadinya pelangi</a>
http://putrasaimima.blogspot.com/?m=1
http://sma.pustakasekolah.com/
http://blog.uad.ac.id/
15