Anda di halaman 1dari 17

Fisika ialah salah satu ilmu pengetahuan alam dasar yang banyak digunakan sebagai dasar bagi ilmu-

ilmu yang lain. Fisika Merupakan ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika
mempelajari materi, energi, dan fenomena atau kejadian alam, baik yang bersifat makroskopis
(berukuran besar, seperti gerak Bumi mengelilingi Matahari) maupun yang bersifat mikroskopis
(berukuran kecil, seperti gerak elektron mengelilingi inti) yang berkaitan dengan perubahan zat atau
energi.

Bidang fisika secara umum terbagi atas 2 kelompok, yaitu 1. fisika klasik dan 2. fisika modern. Fisika
klasik bersumber pada gejala-gejala yang ditangkap oleh indra. Fisika klasik meliputi mekanika, listrik
magnet, panas, bunyi, optika, dan gelombang yang menjadi perbatasan antara fisika klasik dan fisika
modern. Fisika modern berkembang mulai abad ke-20, sejak penemuan teori relativitas Einstein dan
radioaktivitas oleh keluarga Curie.

Pengertian Fisika Menurut Para Ahli

1. Bambang Ruwanto

Menurut Bambang Ruwanto Fisika adalah bagian dari ilmu dasar atau sains dan ialah salah satu ilmu
yang fundamental.

2. Gerthsen (1958)

Menurut Gerthsen fisika merupakan sebagai suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam
sesederhana mungkin dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataannya.
Permasalahan dasar untuk memecahkan persoalannya ialah mengamati gejala-gejala tersebut.

3. Young, Hough D

Menurut Young, Hough D fisika merupakan salah satu ilmu yang sangat dasar dari berbagai ilmu
pengetahuan.

4.Dahmen (1977)

Menurut Dahman fisika merupakan sebagai suatu uraian tertutup tentang semua kejadian fisis yang
didasarkan pada beberapa hukum dasar.

5. Mikrajudin

Menurut Mikrajudin fisika merupkan cabang paling utama dalam sains karena berbagai prinsipnya
menjadi dasar bagi saetiap cabang sains lainnya.

6. Osa Pauliza

Menurut Osa Pauliza Fisika adalah sesuatu yang bisa diukur dan mempunyai nilai yang dinyatakan
dalam bentuk satuan.

7. Ensiklopedia

Menurut Ensiklopedia Fisika adalah ilmu yang didalamnya mempelajari benda beserta gerakannya
juga manfaatnya bagi manusia.

8. Efrizon Umar

Menurut Efrizon Umar Fisika merupakan salah satu ilmu yang didasarkan pada besaran-besaran ilmu
fisika
9. Brockhaus (1972)

Menurut Brockhaus fisika merupakan sebagai pelajaran tentang kejadian alam yang memungkinkan
penelitian, percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara sistematis, dan berdasarkan
peraturan-peraturan umum.

10. KBBI

Menurut KBBI Fisika merupakan ilmu tentang zat dan energi seperti panas, bunyi, cahaya dll.

Fisika merupakan salah satu cabang

ilmu sains yang penerapannya dapat

mengembangkan kemampuan berfikir analitis

anak. Fisika juga merupakan ilmu yang

mempelajari tentang fenomena-

fenomena alam dan interaksinya.

Fenomena alam dan interaksinya ini

dipelajari dengan cara mencari tahu,

sehingga konsep maupun ilmu yang

diperoleh merupakan hasil temuan [1,2].

Hakikat fisika berupa fisika sebagai

produk, fisika sebagai suatu proses dan

fisika sebagai suatu sikap. Produk-

produk fisika ini berupa hasil hasil

temuan yang meliputi kaidah, hukum,

fakta-fakta dan prinsip-prinsip fisika.

Produk fisika ini diperoleh melalui suatu

proses yang dikenal dengan proses sains

[3]. Keterampilan proses sains yang

dapat dikembangkan dalam fisika berupa

mengamati, mengkalifikasi, mengukur,

mengajukan pertanyaan, merumusakan

hipotesis, merencanakan penyelidikan

dan meginterpretasikan informasi. Fisika

dinyatakan sebagai sikap dimana

gagasan dan ide-ide untuk menjelakan


fenomena alam disususun. Sikap ini

menjadi dasar yang digunakan untuk

mengembangkan keterampilan proses

sains. Berdasakan hakikat fisika ini, maka

dalam mempelajari fisika tidak hanya

memperhatikan produk tetapi harus

memperhatikan ketiga aspek ini, yaitu

aspek produk, proses dan sikap.

PLAGIASI

Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam mendasar yang banyak digunakan sebagai
dasar untuk ilmu-ilmu lainnya. Ia mempelajari fenomena alam secara menyeluruh, termasuk materi,
energi, dan kejadian alam baik yang bersifat makroskopis, seperti gerak Bumi mengelilingi Matahari,
maupun yang bersifat mikroskopis, seperti gerak elektron mengelilingi inti atom, yang berhubungan
dengan perubahan zat dan energi.

Bidang fisika umumnya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu fisika klasik dan fisika modern. Fisika
klasik berdasarkan pada gejala yang dapat diamati oleh indera manusia. Fisika klasik mencakup
mekanika, listrik, magnetisme, panas, optika, dan gelombang. Fisika modern, di sisi lain, berkembang
sejak abad ke-20 setelah penemuan teori relativitas oleh Einstein dan radioaktivitas oleh keluarga
Curie.

Fisika adalah salah satu cabang ilmu sains yang memiliki manfaat dalam mengembangkan
kemampuan berfikir analitis anak. Ia mempelajari fenomena-fenomena alam beserta interaksinya.
Pengetahuan tentang fenomena ini diperoleh melalui penelitian dan eksperimen, sehingga
menghasilkan berbagai konsep dan ilmu baru [1,2]. Hakikat fisika meliputi tiga aspek, yaitu fisika
sebagai produk (kaidah, hukum, fakta, dan prinsip fisika), fisika sebagai proses (proses sains dalam
mendapatkan produk fisika), dan fisika sebagai sikap (gagasan dan ide-ide untuk menjelaskan
fenomena alam). Keterampilan proses sains dalam fisika mencakup mengamati, mengkalifikasi,
mengukur, mengajukan pertanyaan, merumuskan hipotesis, merencanakan penyelidikan, dan
menginterpretasikan informasi. Sikap ini menjadi dasar untuk mengembangkan keterampilan proses
sains. Oleh karena itu, dalam mempelajari fisika, perlu memperhatikan semua aspek ini, yakni
produk, proses, dan sikap [3].

HAKIKAT FISIKA

Fisika sebagai produk


Dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia, terjadi interaksi antara manusia

dengan alam lingkungannya. Interaksi itu memberikan pembelajaran kepada manusia

sehinga menemukan pengalaman yang semakin menambah pengetahuan dan

kemampuannya serta berubah perilakunya. Dalam wacana ilmiah, hasil-hasil penemuan

dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari pada ilmuwan dinventarisir, dikumpulkan dan
disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan yang

kemudian disebut sebagai produk atau “a body of knowledge”. Pengelompokkan hasil-

hasil penemuan itu menurut bidang kajian yang sejenis menghasilkan ilmu pengetahuan

yang kemudian disebut sebagai fisika, kimia dan biologi. Untuk fisika, kumpulan

pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model.

a. Fakta

Fakta adalah keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang

terjadi di alam. Fakta merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori atau model.

Sebaliknya kita juga dapat menyatakan bahwa, konsep, prinsip, hukum, teori, dan

model keberadaannya adalah untuk menjelaskan dan memahami fakta.

b. Konsep

Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena dan fakta. Konsep

memiliki sifat-sifat dan atribut-atribut tertentu. Menurut Bruner, Goodnow dan Austin konsep
memiliki lima elemen atau unsur penting yaitu

nama, definisi, atribut, nilai (value), dan contoh. Yang dimaksud dengan atribut itu

misalnya adalah warna, ukuran, bentuk, bau, dan sebagainya. Sesuai dengan

perkembangan intelektual anak, keabstrakan dari setiap konsep adalah berbeda bagi

setiap anak. Menurut Herron dan kawan-kawan (dalam Collette dan Chiappetta

1994), konsep fisika dapat dibedakan atas konsep yang baik contoh maupun

atributnya dapat diamati, konsep yang contohnya dapat diamati tetapi atributnya tidak

dapat diamati, dan konsep yang baik contoh maupun atributnya tidak dapat diamati.

c. Prinsip dan hukum

Istilah prinsip dan hukum sering sering digunakan secara bergantian karena dianggap

sebagai sinonim. Prinsip dan hukum dibentuk oleh fakta atau fakta-fakta dan konsep

atau konsep-konsep. Ini sangat perlu dipahami bahwa, hukum dan prinsip fisika

tidaklah mengatur kejadian alam (fakta), melainkan kejadian alam (fakta) yang

dijelaskan keberadaannya oleh prinsip dan atau hukum.


d. Rumus

Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan

teori. Dalam rumus kita dapat melihat saling keterkaitan antara konsep-konsep dan

variable-variabel. Pada umumnya prinsip dan hukum dapat dinyatakan secara

matematis.

e. Teori

Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung

diamati, misalnya teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas. Teori tetaplah teori

tidak mungkin menjadi hukum atau fakta. Teo bersifat tentatif sampai terbukti tidak

benar dan diperbaiki. Hawking (1988) yang dikutip oleh Collette dan Chiappetta

(1994) menyatakan bahwa “kita tidak dapat membuktikan kebenaran suatu teori

meskipun banyak hasil eksperimen mendukung teori tersebut, karena kita tidak

pernah yakin bahwa pada waktu yang akan dating hasilnya tidak akan kontradiksi

dengan teori tersebut, sedangkan kita dapat membuktikan ketidakbenaran suatu teori

cukup dengan hanya satu bukti yang menyimpang.Jadi, teori memiliki fungsi yang

berbeda dengan fakta, konsep maupun hukum”

f. Model

Model adalah sebuah presentasi yang dibuat untuk sesuatu yang tidak dapat dilihat..

Model sabgat berguna untuk membantu memahami suatu fenomena alam, juga

berguna untuk membantu memahami suatu teori. Sebagai contoh, model atom Bohr

membantu untuk memahami teori atom.

Fisika sebagai proses

IPA sebagai proses atau juga disebut sebagai “a way of investigating” ememberikan

gambaran mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja melakukan penemuan-penemuan,

jadi IPA sebagai proses memeberikan gambaran mengenai pendekatan yang digunakan

untuk menyusun pengetahuan. Dalam IPA dikenal banyak metoda yang menunjukkan

usaha manusia untuk menyelesaikan masalah. Para ilmuwan astronomi misalnya,

menyusun pengetahuan mengenai astronomi dengan berdasarkan kepada observasi dan

prediksi.Ilmuwan lain banyak yang menyusun pengetahuan dengan berdasarkan kepada

kegiatan laboratorium atau eksperimen yang terfokus pada hubungan sebab akibat.
Sampai pada tahap ini kiranya cukup jelas bahwa, untuk memahami fenomena alam

dan hukum-hukum yang berlaku, perlu dipelajari objek-objek dan kejadian-kejadian di

alam itu. Objek-objek dan kejadian-kejadian alam itu harus diselidiki dengan melakukan

eksperimen dan observasi serta dicari penjelasannya melalui proses pemikiran untuk

mendapatkan alas an dan argumentasinya. Jadi pemahaman fisika sebagai proses adalah

pemahaman mengenai bagaimana informasi ilmiah dalam fisika diperoleh, diuji, dan

divalidasikan.

Dari uraian di atas kiranya dapat disimpulkan bahwa pemahaman fisika sebagai

proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci fenomena, dugaan, pengamatan,

pengukuran, penyelidikan, dan publikasi. Pemebelajaran yang merupakan tugas guru

termasuk ke dalam bagian mempublikasikan itu. Dengan demikian pembelajaran fisika

sebagai proses hendaknya berhasil mengembangkan keterampilan proses sain pada diri

siswa.

Fisika sebagai sikap

Dari penjelasan mengenai hakekat fisika sebagai produk dan hakekat fisika sebagai

proses di atas, tampak terlihat bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali dengan kegiatan-
kegiatan kreatif seperti pengamatan, pengukuran dan penyelidikan atau

percobaan, yang kesemuanya itu memerlukan proses mental dan sikap yang berasal dan

pemikiran. Jadi dengan pemikirannya orang bertindak dan bersikap, sehingga akhirnya

dapat melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah itu. Pemikiran-pemikiran para ilmuwan yang

bergerak dalam bidang fisika itu menggambarkan, rasa ingin tahu dan rasa penasaran

mereka yang besar, diiringi dengan rasa percaya, sikap objektif, jujur dan terbuka serta

mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap itulan yang kemudian memaknai

hakekat fisika sebagai sikap atau “a way of thinking”. Oleh para ahli psikologi kognitif,

pekerjaaan dan pemikian para ilmuwan IPA termasuk fisika di dalmnya, dipandang

sebagai kegiatan kreatif, karena ide-ide dan penjelasan-penjelasan dari suatu gejala alam

disusun dalam fikiran. Oleh sebab itu, pemikiran dan argumentasi para ilmuwan dalam

bekerja menjadi rambu-rambu penting dalam kaitannya dengan hakekat fisika sebagai

sikap.
PLAGIASI

Fisika, sebagai hasil dari interaksi manusia dengan alam lingkungannya, memberikan pembelajaran
dan pengetahuan yang berkontribusi pada perkembangan kemampuan berfikir analitis manusia.
Dalam konteks ilmiah, hasil-hasil penemuan dari berbagai kegiatan penelitian yang kreatif oleh
ilmuwan dikumpulkan dan disusun menjadi kumpulan pengetahuan yang disebut sebagai "produk"
atau "a body of knowledge". Pengelompokkan hasil penemuan ini, sesuai dengan bidang kajiannya,
menghasilkan cabang-cabang ilmu pengetahuan seperti fisika, kimia, dan biologi. Dalam fisika,
produk ini terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.

Fakta adalah keadaan atau kenyataan sebenarnya dari peristiwa alam. Konsep merupakan abstraksi
dari berbagai kejadian, objek, fenomena, dan fakta, yang memiliki atribut-atribut tertentu. Prinsip
dan hukum, meskipun seringkali dianggap sinonim, sebenarnya dibentuk oleh fakta dan konsep.
Penting untuk diingat bahwa prinsip dan hukum fisika menjelaskan keberadaan fakta atau kejadian
alam, bukan mengatur atau menyebabkan kejadian itu sendiri.

Rumus merupakan pernyataan matematis yang menghubungkan konsep-konsep dan variabel-


variabel dalam fisika. Teori dibuat untuk menjelaskan hal-hal yang tidak dapat langsung diamati atau
tersembunyi, seperti teori atom, teori kinetik gas, dan teori relativitas. Teori bersifat tentatif dan
dapat berubah jika terbukti tidak benar atau diperbaiki. Teori berbeda dengan fakta, konsep, dan
hukum, karena tidak dapat dibuktikan sepenuhnya, tetapi dapat didukung oleh hasil-hasil
eksperimen.

Model merupakan representasi visual atau konseptual yang membantu memahami fenomena alam
atau teori yang sulit untuk dilihat atau dipahami secara langsung. Sebagai contoh, model atom Bohr
membantu dalam memahami teori atom.

Fisika sebagai Proses

Fisika, dikenal sebagai proses atau "a way of investigating," menggambarkan bagaimana para
ilmuwan bekerja untuk membuat penemuan-penemuan. Proses ini memberikan pandangan tentang
pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan pengetahuan. Dalam fisika, terdapat berbagai
metode yang digunakan oleh ilmuwan untuk memecahkan masalah. Sebagai contoh, ilmuwan
astronomi membangun pengetahuan tentang astronomi melalui observasi dan prediksi, sementara
ilmuwan lain seringkali melakukan eksperimen di laboratorium untuk mengidentifikasi hubungan
sebab-akibat.

Untuk memahami fenomena alam dan hukum-hukum yang berlaku, penting untuk mempelajari
objek dan kejadian di alam. Ini memerlukan penyelidikan melalui eksperimen dan observasi serta
pemikiran untuk menemukan penjelasan dan argumentasi yang tepat. Pemahaman fisika sebagai
proses berarti memahami bagaimana informasi ilmiah dalam fisika diperoleh, diuji, dan diverifikasi.

Dalam konteks ini, kata-kunci yang relevan adalah fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran,
penyelidikan, dan publikasi. Pemahaman fisika sebagai proses berhubungan erat dengan penerapan
keterampilan proses sains dalam pembelajaran, yang merupakan tugas bagi para guru. Oleh karena
itu, pembelajaran fisika sebagai proses diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains
pada siswa.

Fisika Sebagai sikap


Dari penjelasan mengenai hakikat fisika sebagai produk dan proses di atas, terlihat bahwa
penyusunan pengetahuan fisika dimulai dengan kegiatan kreatif seperti pengamatan, pengukuran,
dan penyelidikan atau percobaan. Semua kegiatan ini memerlukan proses mental dan sikap yang
berasal dari pemikiran. Dengan demikian, pemikiran menjadi pendorong bagi orang untuk bertindak
dan bersikap sehingga mereka dapat melakukan kegiatan ilmiah.

Para ilmuwan yang bekerja dalam bidang fisika menunjukkan rasa ingin tahu dan rasa penasaran
yang besar, didukung oleh sikap objektif, jujur, terbuka, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.
Sikap-sikap ini memberi makna pada hakikat fisika sebagai sikap atau "a way of thinking". Para ahli
psikologi kognitif memandang pekerjaan dan pemikiran ilmuwan IPA, termasuk fisika, sebagai
kegiatan kreatif karena ide-ide dan penjelasan-penjelasan tentang gejala alam diorganisir dalam
pikiran. Oleh karena itu, pemikiran dan argumentasi para ilmuwan dalam bekerja menjadi hal yang
penting dalam konteks hakikat fisika sebagai sikap.

PENGUKURAN

Pengukuran adalah proses untuk memperoleh informasi suatu besaran fisis

tertentu, misalnya seperti tekanan (p), suhu (T), tegangan (V), arus listrik (I), dan

lain sebagainya. Informasi yang diperoleh dapat berupa nilai dalam bentuk angka

(kuantitatif) maupun berupa pernyataan yang merupakan sebuah kesimpulan

(kualitatif). Untuk memperoleh informasi tersebut, maka kita memerlukan alat

ukur, misalnya untuk mengetahui tegangan V, arus I, hambatan R kita dapat

menggunakan alat multimeter.

Ilmu Fisika selalu berhubungan dengan besaran-besaran fisis yang

digunakan untuk menyatakan hukum-hukum fisika, misalnya: panjang,waktu,

massa, gaya, kecepatan, percepatan, massa jenis, dan besaran fisislainnya. Besaran

fisis terdiri dari dua kelompok yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran

pokok adalah suatu besaran fisis yang bersifat tunggal dan dapat berdiri sendiri,

misalnya panjang, massa, dan waktu. Sedangkan besaran turunan adalah besaran

fisis yang diturunkan dari beberapa besaran pokok, misalnya kecepatan adalah

hasil bagi antara jarak dan waktu, dan lain sebagainya. Dalam modul ini yang

menjadi pembahasan khusus adalah besaran pokok tentang panjang, waktu, dan

massa.

pengukuran adalah suatu kegiatan yang dilakukan terhadap suatu objek

tertentu dengan menggunakan alat ukur yang bersesuaian dengan objek


yang diukur. Jadi, mengukur adalah membandingkan suatu objek yang akan

diukur dengan suatu alat yang dianggap sebagai ukuran standar. Alat ukur

yang digunakan haruslah memperhatikan nilai objek yang akan diukur agar

sesuai dengan peruntukannya. Misalnya, apabila kita ingin mengukur lebar

sebuah buku tulis maka alat ukur yang tepat digunakan adalah mistar atau

penggaris. Sebaliknya, mengukur ketebalan sehelai rambut misalnya, jika alat

ukur yang digunakan penggaris maka hasil yang akan diperoleh tidak akan

sahih, jadi yang paling tepat digunakan adalah mikrometer.

Pengukuran besaran fisis dalam fisika dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung. Pengukuran

langsung dapat dilakukan dengan menggunakan alat langsung hingga

diperoleh besaran fisis yang dikehendaki secara langsung pula. Misalnya,

untuk mengukur besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu

rangkaian tertutup dapat digunakan alat amper meter, sedangkan pengukuran

tidak langsung, yaitu pengukuran suatu besaran yang diperoleh melalui

besaran lain, misalnya untuk mengukur besarnya percepatan gravitasi bumi di

suatu tempat di atas permukaan bumi, kita tidak dapat melakukannya secara

langsung tetapi melalui pengukuran panjang tali dan periode dalam suatu

percobaan bandul matematis.

PLAGIASI

Pengukuran merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang suatu besaran fisik
tertentu, seperti tekanan (p), suhu (T), tegangan (V), arus listrik (I), dan lainnya. Informasi yang
diperoleh dari pengukuran dapat berupa nilai dalam bentuk angka (kuantitatif) atau pernyataan
sebagai sebuah kesimpulan (kualitatif). Untuk melakukan pengukuran, diperlukan alat ukur yang
sesuai, contohnya alat multimeter digunakan untuk mengukur tegangan V, arus I, dan hambatan R.

Ilmu Fisika selalu terkait dengan besaran-besaran fisik yang digunakan untuk menyatakan hukum-
hukum fisika, seperti panjang, waktu, massa, gaya, kecepatan, percepatan, massa jenis, dan lainnya.
Besaran fisik terbagi menjadi dua kelompok, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran
pokok adalah besaran fisik tunggal yang dapat berdiri sendiri, contohnya panjang, massa, dan waktu.
Sementara itu, besaran turunan adalah besaran fisik yang dihasilkan dari beberapa besaran pokok,
misalnya kecepatan yang dihitung sebagai hasil bagi antara jarak dan waktu.

Pada modul ini, yang menjadi pembahasan khusus adalah besaran pokok tentang panjang, waktu,
dan massa. Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan pada suatu objek tertentu dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai dengan objek yang diukur. Dalam pengukuran, objek
dibandingkan dengan ukuran standar yang digunakan sebagai acuan. Alat ukur yang digunakan harus
memperhatikan nilai dan karakteristik objek yang diukur agar hasil pengukuran akurat. Sebagai
contoh, untuk mengukur lebar sebuah buku tulis, alat ukur yang tepat adalah mistar atau penggaris.
Namun, untuk mengukur ketebalan sehelai rambut, menggunakan penggaris tidak akan memberikan
hasil yang akurat, sehingga alat yang tepat untuk pengukuran tersebut adalah mikrometer.

Dalam fisika, pengukuran besaran fisik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengukuran langsung
dan pengukuran tidak langsung. Pengukuran langsung dilakukan dengan menggunakan alat khusus
sehingga besaran fisik yang diinginkan dapat diukur secara langsung. Sebagai contoh, untuk
mengukur kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian tertutup, kita dapat menggunakan
alat amper meter untuk mendapatkan nilai yang langsung sesuai.

Di sisi lain, pengukuran tidak langsung adalah pengukuran suatu besaran yang diperoleh melalui
besaran lain. Sebagai contoh, untuk mengukur percepatan gravitasi bumi di suatu tempat di atas
permukaan bumi, pengukuran tidak dapat dilakukan secara langsung. Namun, kita dapat
menggunakan pengukuran panjang tali dan periode dalam percobaan bandul matematis untuk
memperoleh nilai percepatan gravitasi tersebut secara tidak langsung.

FUNGSI

Fungsi Pengukuran

Secara sederhana sebenarnya kegiatan pengukuran yang kita lakukan itu

berfungsi sebagai alat komunikasi. Komunikasi disini bisa juga diartikan secara

luas, contohnya komunikasi antara penjual dengan pembeli. Di dalam suatu

perusahaan manufakture,pengukuran sangatlah penting, karena segala sesuatu

yang menjadi parameter dari suatu produk yang kita hasilkan tidak lepas dari

angka angka yang hanya bisa di dapatkan melalui proses pengukuran.

PLAGIASI

Pada dasarnya, kegiatan pengukuran yang kita lakukan berfungsi sebagai alat komunikasi. Arti
komunikasi di sini dapat meliputi berbagai hal, termasuk komunikasi antara penjual dan pembeli.
Dalam konteks perusahaan manufaktur, pengukuran memiliki peranan penting, karena segala
parameter produk yang dihasilkan tergantung pada nilai-nilai angka yang hanya dapat diperoleh
melalui proses pengukuran.

Klasifikasi Pengukuran

Geometris obyek ukur mempunyai bentuk yang beracam-macam. Oleh

karena itucara mengukur pun bisa bermacam-macam. Agar hasil pengukurannya

mendapatkan hasil yang paling baik menurut standart yang berlaku maka

diperlukan cara pengukuran yang tepat dan benar. Untuk itu perlu diketahui
klasifikasi dari pengukuran. Ada beberapa pengukuran berdasarkan cara pengukuran yang bisa
dilakukan untuk mengukur geometris obyek ukur,

yaitu:

Pengukuran Langsung

Proses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung dari

alat ukur yang digunakan disebut dengan pengukuran langsung. Contoh :

mengukur diameter poros dengan jangka sorong atau mikrometer.

Pengukuran Tak Langsung

Bila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan satu alat ukur saja dan

tidak bisa dibaca langsung dari hasil pengukurannya, maka pengukuran yang

deikian ini disebut pengukuran tak langsung. Kadang-kadang untuk mengukur

satu benda ukur diperlukan dua atau tiga buah alat ukur standar, alat ukur

pembanding dan alat ukur pembantu. Contoh: Pengukuran ketirusan poros

dengan menggunakan senter sinus (sine center) yang harus dibantu dengan jam

ukur(dial indikator) dan blok ukur.

Pengukuran dengan Kaliber Batas

Kadang-kadang dalam proses pengukuran kita tidak perlu melihat bebeapa

besar ukuran benda yang dibuat melainkan hanya untuk melihat apakah benda

yang dibuat masih dalam batas-batas toleransi tertentu. Contoh : Mengukur

diameter lubang. Dengan menggunakan alat ukur jenis kaliber batas dapat

ditentukan apakah benda yang dibuat masuk kedalam kategori diterima (GO) atau

masuk dalam kategori dibuang atau ditolak (No.Go). Dengan demikian sudah

tentu alat yang digunakan untuk pengecekannya adalah kaliber batas Go dan No

Go. Pengukuran seperti ini disebut pengukuran dengan kaliber batas. Keputusan

yang diambil adalah dimensi yang masih dalam batas toleransi dianggap baik dan

dipakai, sedang dimensi yang terletak diluar batas toleransi dianggap jelek.

Pengukuran cara ini tepat sekali untuk pengukuran dalam jumlah banyak dan

membutuhkan waktu yang cepat.

Pengukuran dengan Perbandingan Bentuk Standart

Pengukuran di sini sifatnya hanya membandingkan bentuk benda yang dibuat


dengan bentuk standar yang memang digunakan untuk alat pembanding. Contoh:

Kita akan mengecek sudut ulir atau roda gigi , mengecek sudut tirus dari poros

konis, mengecek radius dan sebagainya. Pengukuran dulakukan dengan alat

proyeksi. Jadi disini sifatnya tidak membaca besarnya ukuran tatapi mencocokkan

bentuksaja . Misalnya sudut ulir dicek dengan mal ulir atau pengecek ulir lainnya.

PLAGIASI

Bentuk geometris dari obyek yang diukur bervariasi, dan karena itu, metode pengukurannya pun
dapat berbeda-beda. Untuk memastikan hasil pengukuran sesuai dengan standar yang berlaku,
diperlukan cara pengukuran yang tepat dan akurat. Oleh karena itu, penting untuk memahami
klasifikasi dari pengukuran. Ada beberapa pengukuran berdasarkan cara pengukurannya yang dapat
dilakukan untuk mengukur obyek geometris, antara lain:

Pengukuran Langsung

Pengukuran langsung adalah proses di mana hasil pengukuran dapat dibaca secara langsung dari alat
ukur yang digunakan. Sebagai contoh, mengukur diameter poros dengan menggunakan jangka
sorong atau mikrometer.

Pengukuran Tidak Langsung

Pengukuran tak langsung adalah proses pengukuran di mana tidak cukup hanya menggunakan satu
alat ukur, dan hasil pengukurannya tidak bisa dibaca langsung dari alat tersebut. Dalam kasus ini,
pengukuran memerlukan dua atau lebih alat ukur standar, alat ukur pembanding, dan alat ukur
pembantu. Sebagai contoh, pengukuran ketirusan poros menggunakan senter sinus (sine center)
membutuhkan jam ukur (dial indicator) dan blok ukur sebagai alat bantu.

Pengukuran dengan Kaliber Batas

Terkadang dalam proses pengukuran, tidak perlu melihat setiap besar ukuran benda yang dibuat,
melainkan hanya untuk memastikan apakah benda tersebut berada dalam batas toleransi yang
ditentukan. Sebagai contoh, mengukur diameter lubang. Dengan menggunakan alat ukur jenis kaliber
batas, kita dapat menentukan apakah benda yang dibuat masuk dalam kategori diterima (GO) atau
kategori dibuang atau ditolak (No.Go). Oleh karena itu, alat yang digunakan untuk pengecekan
adalah kaliber batas Go dan No Go. Pengukuran seperti ini dikenal sebagai pengukuran dengan
kaliber batas. Keputusan yang diambil adalah dimensi yang masih dalam batas toleransi dianggap
baik dan dapat digunakan, sedangkan dimensi yang berada di luar batas toleransi dianggap tidak
memenuhi standar dan harus ditolak. Pengukuran dengan cara ini sangat tepat untuk pengukuran
dalam jumlah banyak dan membutuhkan waktu yang cepat.

Pengukuran dengan perbandingan bentuk standart

Pengukuran dengan Perbandingan Bentuk Standar merupakan metode pengukuran di mana benda
yang dibuat hanya dibandingkan dengan bentuk standar yang digunakan sebagai alat pembanding.
Contohnya, ketika mengecek sudut ulir atau roda gigi, sudut tirus dari poros konis, radius, dan lain
sebagainya, pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat proyeksi. Dalam metode ini, tidak
dilakukan pembacaan langsung terhadap besarnya ukuran, melainkan hanya mencocokkan
bentuknya saja. Sebagai contoh, sudut ulir diperiksa dengan menggunakan mal ulir atau alat penguji
ulir lainnya.

Ada beberapa pengukuran berdasarkan cara mengukur yaitu:

Pengukuran tunggal

Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali

saja.Dalam pengukuran tunggal, nilai benar (x0) adalah nilai pengukuran itu

sendiri. Jika diperhatikan, setiap alat ukur atau instrumen mempunyai skala yang

berdekatan yang disebut skala terkecil. Nilai ketidakpastian (Δx) pada pengukuran

tunggal diperhitungkan dari skala terkecil alat ukur yang dipakai.Nilai dari

ketidakpastian pada pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil pada

alat ukur.

Pengukuran tunggal yaitu suatu pengukuran yang hanya dilakukan sekali

saja. Pada umumnya pengukurann tunggal jika besaran yang diukur tidak

berubah-ubah sehingga hasilnya dapat diukur dengan akurat. Akan tetapi,

pengukuran ini memiliki kekurangan yaitu dalam pengukuran tunggal

memberikan hasil yang kurang teliti karena pengukurannya hanya dilakukan

sekali saja. Contoh dari pengukuran tunggal yaitu pengukuran yang dilakukan

pada objek pensil.

Pengukuran tunggal biasanya dilakukan ketika kesempatan untuk

melakukan pengukuran hanya datang sekali saja sehingga tidak memungkinkan

untuk mengukur berulang. Ketidakpastian dalam pengukuran tunggal dapat

ditentukan dari setengah skala terkecil dari alat ukur yang digunakan. Secara

sisematis dapat ditulis sebagai berikut:

Pengukuran Berulang

Sedangkan pengukuran berulang merupakan pengukuran yang dapat

dilakukan dengan berulang-ulang. Pada umumnya pengukuran berulang

digunakan untuk mengukur sesuatu yang sering kali hasilnya terdapat perbedaan

jika diukur pada bagian yang berbeda. Kelebihan dari pengukuran berulang yaitu

apabila dibandingkan dengan pengukuran tunggal maka pengukuran berulang


lebih mendekati nilai sebenarnya. Karena ketidakpastian pada pengukuran

berulang lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ketidakpastian pengukuran

tunggal.

Pada pengukuran berulang ini nilai x dapat ditentukan dari nilai sampel.

Misalnya dari suatu besaran fisis yang diukur dengan N kali pada kondisi yang

sama, serta diperoleh hasil pengukuran X1, X2, X3,…, Xn. Sedangkan

ketidakpastian ∆x dapat dinyatakan dengan simpangan baku nilai rata-rata sampel.

Selain dari pengukuran tunggal, pengukuran besaran juga dilakukan secara

berulang kali (2 atau 3 kali saja) dan pengulangan lebih dari 3 kali. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan nilai terbaik dari pengukuran tersebut.Dengan

demikian, pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan beberapa kali

atau berulang-ulang (2 atau 3 kali dan lebih dari 3 kali). Dalam pengukuran

berulang, pengganti nilai benar adalah nilai rata-rata dari hasil pengukuran. Jika

suatu besaran fisis diukur sebanyak N kali, maka nilai rata-rata dari pengukuran

tersebut dihitung.

PLAGIASI

Metode Dasar

Metode dasar yaitu pengukuran besaran fisis yang langsung dibaca pada alat ukurnya. Ketelitian hasil
pengukuran dengan menggunakan metode dasar sangat dipengaruhi oleh alat ukur. Misalnya: ralat
titik nol, kepekaan atau ketlitian skala alat ukur.

Gambar 1 menunjukan rangkaian pengukuran dengan metode dasar. Vu merupakan

tegangan yang diukur, dan V0 tegangan yang ditunjukkan oleh alah ukur. Pengukuran dengan metode
dasar hasil pengukurannya diperoleh dengan membaca berapa anggka yang ditunjukkan oleh jarum.
Sebelum melakukan pengukuran jarum dipaskan dengan skala alat ukur terlebih dahulu. Pada
metode dasar beasar Vu = V0 Contoh pengukuran dasar sebagai berikut: akan diukur besar Vu Kira-
kira 0,9 volt. Batas ukur alat yang digunakan 1,5 volt, dan ketepatan 2% dari batas ukurnya.
Pengukuran menunjukan seperti gambar berikut:
Metode Selisih

Pengukuran dengan metode selisih mengunakan standar atau referensi dalam pengukurannya. Pada
pengukuran tegangan, besar nilai tengangan yang terbaca pada alat ukur merupakan selisih dari
tegangan yang diukur (Vu) dengan tegangan refernsi (Vr). Metode selisih dapat memperbaiki
kepekaan dari alat ukur Pengukuran tegangan yang terbaca pada alat ukur (V0) = -0,037 volt, dan
tegangan referensi yang digunakan (Vr) = 1,0 volt. Batas ukur alat ukur adalah 0,1 volt, dan
ketidakpastian alat ukur 2% dari batas ukur maka diperoleh besar tegangan yang diukur adalah
sebagai berikut:

Metode Nol

Metode Nol mirip dengan metode selisih. Pada metode Nol selisih antara Vu dengan Vr

dibuat Nol. Tegangan reverensi dapat diatur agar diperoleh selisihnya dengan Vu sama

dengan Nol. Keuntungan metode nol yaitu kesalahan titik Nol dapat dihilangkan, kepekaan alat ukur
tinggi.

Metode Pengantian

Pengukuran dengan metode penggantian yaitu cara mengukur besaran yang diukur

dengan menganti dengan besaran standar sehingga memberikan hasil penunjukan yang sama.
Berikut ini ragkaian pengukuran dengan metode pengantian:

Besar nilai Rx sama dengan Rs apabila ampermeter menunjukan simpangan atau sekala

nyang sama. Nilai Rs diperoleh dengan menggeser hambatan variabel. Pada saat simpangan jarum
menunujukan skala yang sama saat dipasang Rx maka nilai Rx = Rs

Pada pengukuran massa dengan neraca pegas, pengukuran besaran massa yang dicari

dapat dilakukan pengantian. Berikut contoh rangkaian pengukuran dengan metode

penggantian menggunakan alat ukur neraca:

Metode Penukaran

Metode penukaran yaitu pengukuran dengan cara mengantikan salah satu beban dengan beban yang
lain. Ketika salah beban digantikan harus diperoleh kondisi kesetimbangan seperti sebelum beban
diganti. Berikut ini ilustrasi penerapan metode penukaran.
Fisika memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara
menyeluruh. Disiplin ilmu ini mempelajari sifat dan perilaku materi, energi, ruang, dan waktu, dan
berfungsi sebagai dasar bagi banyak cabang ilmu lainnya. Berikut adalah pembahasan lengkap
tentang peran penting fisika dalam pengembangan ilmu pengetahuan:

1. Fondasi Dasar Ilmu Pengetahuan: Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan pertama yang
berkembang dan menjadi landasan bagi berbagai disiplin ilmu lainnya. Konsep-konsep dasar fisika
seperti gerak, gaya, massa, energi, dan momentum digunakan sebagai dasar dalam memahami
berbagai fenomena alam di bidang kimia, biologi, astronomi, dan ilmu lainnya.

2. Pengembangan Teknologi: Fisika memainkan peran sentral dalam pengembangan teknologi.


Penemuan dalam fisika telah mendorong revolusi teknologi seperti komputer, telekomunikasi,
teknologi medis, energi terbarukan, dan transportasi. Pengetahuan fisika tentang listrik, magnetisme,
optik, dan lainnya telah membentuk dasar teknologi modern yang kita nikmati saat ini.

3. Eksplorasi Luar Angkasa: Fisika merupakan kunci dalam eksplorasi luar angkasa. Hukum gerak
Newton dan teori gravitasi Einstein memungkinkan perjalanan ke luar angkasa dan mengorbitkan
satelit di sekitar planet dan benda langit lainnya. Fisika juga digunakan dalam pengembangan roket
dan wahana antariksa.

4. Memahami Struktur Materi: Fisika menggali struktur materi dari skala terkecil hingga terbesar.
Melalui fisika partikel dan fisika inti, para ilmuwan telah memahami bagaimana partikel subatom dan
inti atom berinteraksi dan membentuk inti atom. Sementara itu, fisika kondensasi menggali sifat
materi dalam keadaan padat, cair, dan gas.

5. Teori Relativitas dan Mekanika Kuantum: Dua teori mendasar dalam fisika modern, yaitu teori
relativitas Einstein dan mekanika kuantum, telah mengubah cara kita memahami alam semesta. Teori
relativitas membahas fenomena pada skala besar dan sangat cepat, sementara mekanika kuantum
memahami perilaku partikel pada skala subatom.

6. Solusi Tantangan Lingkungan: Fisika juga berperan dalam mencari solusi untuk tantangan
lingkungan, seperti pengembangan teknologi ramah lingkungan dan pemahaman tentang perubahan
iklim. Penggunaan energi terbarukan, pengurangan emisi karbon, dan pengolahan limbah radioaktif
adalah beberapa contoh bagaimana fisika berkontribusi untuk menjaga keberlanjutan planet kita.

7. Peran dalam Kedokteran dan Kesehatan: Fisika juga berkontribusi dalam bidang kedokteran dan
kesehatan, seperti dalam pengembangan teknologi pencitraan medis seperti MRI (Magnetic
Resonance Imaging), PET (Positron Emission Tomography), dan sinar-X. Prinsip-prinsip fisika
digunakan dalam pengobatan radioterapi dan pemahaman tentang anatomi tubuh manusia.

8. Kejadian Alam: Fisika membantu kita memahami berbagai fenomena alam, termasuk gempa bumi,
angin, gelombang laut, dan cuaca. Dengan memahami fenomena ini, kita dapat mengembangkan
sistem peringatan dini dan mengurangi dampak bencana alam.

9. Pengembangan Ilmu Baru: Penelitian fisika terus membuka pintu untuk pemahaman baru tentang
alam semesta. Teori-teori baru dan eksperimen fisika terbaru telah membuka bidang-bidang baru,
seperti fisika partikel gelap, fisika materi terkondensasi, dan fisika kuantum terapan, yang memiliki
potensi untuk mengubah cara kita memandang alam semesta dan teknologi di masa depan.
Dalam rangkaian ini, fisika menjadi landasan bagi pemahaman kita tentang alam semesta dan
teknologi modern, serta menjadi batu loncatan untuk menggali pengetahuan lebih mendalam
tentang dunia di sekitar kita. Peran penting fisika dalam pengembangan ilmu pengetahuan terus
meningkat seiring perkembangan dan penemuan baru di bidang ini.

Anda mungkin juga menyukai