Anda di halaman 1dari 8

A.

Peta Konsep

Keselamatan kerja
di laboratorium

Ingin tahu
Fakta
mempertimbangkan
Penasaran
Konsep Metode
Ilmiah Percaya

Model diri
Objektif
terdiri atas
disebut terdiri atas
Prinsip Jujur

Produk Proses Sikap


Hukum Terbuka

Terdiri Tanggungjawab
Teori atas
Mandiri
Rumus Ulet
Hakikat Mendengar
Ilmu Fisika pendapat
orang lain

berkaitan dengan

Peran dalam
Fisika kehidupan
berkaitan dengan
D. Materi Pembelajaran
1. Sains, Teknologi dan Sosial
Sains dan teknologi mempengaruhi kehidupan sosial. Pengetahuan ilmiah mempengaruhi cara
berpikir seseorang tentang manusia, politik dan hubungan sosial. Secara umum, pengetahuan ilmiah
mempunyai dampak positif dan negatif bagi individu dan sosial. Teknologi berperan penting bagi individu
dan sosial dengan menyediakan produk yang dapat memperbaiki kualitas kehidupan. Sosial, politik,dan
perubahan ekonomi dalam kehidupan dipengaruhi oleh teknologi terbaru. Beberapa orang takut akan
teknologi, mereka percaya bahwa masalah moderenisasi teknologi akan tumbuh lebih cepat daripada solusi
dari masalah tersebut.
2. Hakikat Fisika
Alam diciptakan Tuhan dengan segala keteraturannya, manusia adalah satu satunya ciptaan Tuhan
yang diberikan kelebihan untuk berpikir. Tujuan utama sains, termasuk juga pada fisika merupakan usaha
untuk mencari keteraturan dalam pengamatan manusia pada alam sekitarnya.
Kata “sains” dalam bahasa inggis ‘science’ berasal dari bahasa latin ‘scientia’ yang berarti
“pengetahuan” atau “mengetahui”. Biasanya kita berpikir tentang sains yang terbagi-bagi menjadi beberapa
bidang yang terpisah namun saling berhubungan. Misalnya, biologi adalah studi tentang makhluk hidup.
Kimia berhubungan dengan interaksi antara unsur-unsur dan senyawa-senyawa. Geologi adalah illmu tentang
bumi. Astronomi adalah studi tentang tata surya, bintang, galaksi, dan alam semesta sebagai satu kesatuan.
Fisika berhubungan dengan materi dan energi, dengan hukum-hukum yang mengatur gerakan partikel dan
gelombang, dengan interaksi anatar partikel, dan dengan sifat-sifat molekul, atom, dan inti atom, dan dengan
sistem-sistem berskala lebih besar seperti gas, zat cair, dan zat padat.
Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “sains pada hakikatnya merupakan sebuah
kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), cara atau jalan berpikir (a way of thinking), dan cara untuk
penyelidikan (a way of investigating)”.
Istilah lain yang juga digunakan untuk menyatakan hakikat IPA adalah IPA sebagai produk untuk
pengganti pernyataan IPA sebagai sebuah kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), IPA sebagai sikap
untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara atau jalan berpikir (a way of thinking), dan IPA sebagai proses
untuk pengganti pernyataan IPA sebagai cara untuk penyelidikan (a way of investigating). Karena fisika
merupakan bagian dari IPA atau sains, maka sampai pada tahap ini kita dapat menyamakan persepsi bahwa
hakikat fisika adalah sama dengan hakikat IPA atau sains, hakikat fisika adalah sebagai produk (a body of
knowledge), fisika sebagai sikap (a way of thinking), dan fisika sebagai proses (a way of investigating).
a. Fisika sebagai produk ilmiah
Pada fisika, kumpulan-kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus,
teori, dan model.
1) Fakta adalah keadaaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam
yang dapat ditangkap oleh indera manusia dan diakui oleh banyak orang (umum) sebagai suatu
pengetahuan. Dua kriteria yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah fakta dalam fisika yaitu:
dapat diamati secara langsung dan dapat didemonstrasikan kembali di waktu yang lain. Fakta
merupakan dasar bagi konsep, prinsip, hukum, teori atau model. Sebaliknya kita juga dapat
menyatakan bahwa, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model keberadaannyan untuk menjelaskan
dan memahami fakta. Contoh fakta dalam fisika antara lain magnet dapat manarik besi, logam dapat
menghantarkan listrik, kalor dapat merubah wujud benda.
2) Konsep adalah gagasan atau abstraksi dari suatu benda atau fenomena alam yang mempunyai sifat
atau simbol tertentu. Konsep berfungsi sebagai penghubung antara suatu fakta dengan fakta lain yang
saling berubungan. Menurut Bruner, Goodnow dan Austin (Collette dan Chiappetta: 1994) konsep
memiliki lima elemen atau unsur penting yaitu nama, definisi, atribut, nilai (value), dan contoh. Yang
dimaksud dengan atribut itu misalnya adalah warna, ukuran, bentuk, bau, dan sebagainya. Contoh-
contoh konsep dalam fisika antara lain frekuensi yang didefinisikan sebagai jumlah getaran per satuan
waktu dan kecepatan yang didefinisikan sebagai perubahan posisi benda tiap satuan waktu.
3) Prinsip adalah pola umum (generalisasi) dari hubungan antara konsep-konsep yang berkaitan. Prinsip
adalah hukum yang bersifat khusus. Contoh prinsip dalam fisika adalah gaya sentripetal menyebabkan
benda bergerak melingkar.
4) Hukum adalah prinsip yang bersifat umum dan kebenarannya telah diterima karena telah teruji secara
konsisten dan didukung oleh bukti-bukti ilmiah. Hukum Fisika adalah suatu aturan dasar yang
menyimpulkan pengamatan berkaitan untuk menjelaskan suatu pola kejadian. Contoh hukum fisika
antara lain hukum pemantulan cahaya yang menyatakan bahwa sudut datang berkas cahaya sama
dengan sudut pantulnya. Hukum fisika tidak dapat memberi alasasn mengapa fenomena ini terjadi,
hukum fisika secara sederhana hanyalah menceritakan fenomena tersebut.
5) Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Dalam rumus
kita dapat melihat saling keterkaitan antara konsep-konsep dan variabel-variabel. Pada umumnya
prinsip dan hukum dapat dinyatakan secara matematis. Misalnya hukum II Newton dapat dinyatakan
dengan rumus F=ma. (F=gaya, m=massa: jika massa nya konstan, a=percepatan)
6) Teori adalah suatu penjelasan berdasarkan pada berbagai pengamatan yang didukung oleh hasil-hasil
eksperimen. Teori disusun untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung
diamati, misalnya teori atom, teori kinetik gas, teori relativitas. Teori tetaplah teori tidak mungkin
menjadi hukum atau fakta. Teori bersifat tentatif sampai terbukti tidak benar dan diperbaiki. Hawking
(1988) yang dikutip oleh Collette dan Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “kita tidak dapat
membuktikan kebenaran suatu teori meskipun banyak hasil eksperimen mendukung teori tersebut,
karena kita tidak pernah yakin bahwa pada waktu yang akan datang hasilnya tidak akan kontradiksi
dengan teori tersebut, sedangkan kita dapat membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup dengan
hanya satu bukti yang menyimpang. Jadi, teori memiliki fungsi yang berbeda dengan fakta, konsep
maupun hukum.
7) Model adalah representasi dari suatu benda atau sistem yang dibuat sebagai visualisasi untuk
memudahkan pemahaman terhadap suatu benda atau fenomena alam tertentu. Contoh model dalam
fisika antara lain model atom Thomson dan model atom Rutherford.

b. Fisika Sebagai Proses Ilmiah


Fisika sebagai proses ilmiah berkaitan dengan cara kerja para ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan-
pengetahuan yang menyusun fisika. Pengetahuan-pengetahuan dalam fisika tersebut diperoleh melalui
salah satu cara penyelidikan (a way of investigating) terhadap suatu fenomena alam tertentu. Untuk
melakukan penyelidikan terhadap suatu fenomena alam, seorang ilmuwan dituntut untuk melakukan
sejumlah proses sains yang meliputi:
1) Mengamati (mengobservasi), adalah melakukan kegiatan yang melibatkan panca indera, yaitu
melihat, mendengar, merasakan, meraba (menyentuh), atau mencium suatu benda atau fenomena
yang diselidiki.
2) Menggolongkan (mengklasifikasi), adalah memilih berbagai benda atau fenomena alam berdasarkan
persamaan sifat atau karakteristiknya, sehingga diperoleh kumpulan sejenis dari benda atau fenomena
alam yang diselidiki
3) Melakukan pengukuran, adalah membandingkan besaran tertentu dari suatu benda atau fenomena
alam dengan besaran lain (sejenis) yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam melakukan pengukuran,
seorang ilmuwan hendaknya memilih alat ukur yang sesuai, menggunakan alat ukur dengan ketetapan
tertentu, dan memperhitungkan ketidakpastian pengukuran.
4) Mengajukan pertanyaan, adalah membuat pertanyaan-pertanyaan terkait benda atau fenomena alam
yang diselidiki dan mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dapat dijawab melalui
penyeledikan ilmiah.
5) Merumuskan hipotesis, adalah menjelaskan pengamatan dalam terminologi konsep dan prinsip serta
menggunakan penjelasan untuk membuat prediksi fenomena yang diamati.
6) Merencanakan dan melakukan penyelidikan (percobaan), adalah membuat rancangan kerja ilmiah
untuk memperoleh sejumlah data dan kemudian melakukan kerja ilmiah sesuai rancangan tersebut.
7) Menginterpretasi dan menafsirkan data atau informasi, adalah melakukan analisis data, melakukan
generalisasi, menarik kesimpulan, serta membuat prediksi berdasarkan pola atau acuan tertentu.
8) Mengomukasikan, adalah menyampaikan laporan hasil percobaan atau penyelidikan dengan
menggunakan cara dan media yang tepat.

c. Fisika Sebagai Sikap Ilmiah


Penyusunan pengetahuan fisika diawali dengan kegiatan-kegiatan kreatif seperti pengamatan,
pengukuran, dan penyelidikan atau percobaan, yang semua itu memerlukan proses mental dan sikap
yang berasal dan pemikiran. Jadi dengan pemikirannya orang bertindak dan bersikap, sehingga akhirnya
dapat melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah. Pemikiran-pemikiran para ilmuwan yang bergerak dalam
bidang fisika itu menggambarkan rasa ingin tahu dan rasa penasaran mereka yang besar, diiringi dengan
rasa percaya, sikap objektif, jujur dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap
itulah yang kemudian memaknai hakikat fisika sebagai sikap atau “a way of thinking”.

Contoh soal: “Energi tidak dapat dimusnahkan dan energi tidak dapat diciptakan”. Jelaskan pernyataan
tersebut berdasarkan konsep hakikat fisika!
Jawab: Pernyataan tersebut merupakan peran fisika sebagai produk, yaitu hukum kekekalan energi. Hukum
merupakan prinsip yang bersifat umum dan kebenarannya telah diterima karena teruji secara konsisten dan
didukung oleh bukti-bukti ilmiah

3. Ruang Lingkup Fisika


Pada awal perkembangannya, fisika mempelajari gejala-gejala alam yang dapat ditangkap oleh
indra manusia. Contohnya cahaya dan optika berhubungan dengan indra penglihatan, bunyi
berhubungan dengan indra pendengaran, dan kalor berhubungan dengan indra peras a. Gerak juga
merupakan gejala fisika yang dapat diamati secara langsung dengan indra penglihatan.
Sampai abad ke-19 fisika terdiri atas beberapa cabang yaitu: mekanika kalor, bunyi, optika,
gelombang, dan listrik-magnet. Beberapa cabang fisika ini dikenal dengan fisika klasik. Fisika modern
berkembang sejak abad ke-20 karena ilmuwan mulai mempelajari gejala alam ditingkat atom. Materi
yang dibahas dalam fisika modern adalah benda-benda yang berukuran atomik atau subatomik.

4. Peranan Fisika Dalam Kehidupan

Fisika berperan memudahkan kehidupan manusia melalui berbagai aplikasinya. Berikut ini beberapa
contoh penerapan pengetahuan fisika dalam teknologi:
a. Pengetahuan tentang vektor diaplikasikan pada teknologi sistem navigasi pesawat terbang
b. Pengetahuan tentang mekanika (terutama Hukum Newton, momentum, impuls) diaplikasikan pada
berbagai teknologi mesin mekanik, senjata militer, dan roket.
c. Pengetahuan tentang termodinamika diaplikasikan pada teknologi mesin kalor dan mesin
pendingin
d. Pengetahuan tentang sifat-sifat zat padat (semikonduktor), optika, dan listrik diaplikasikan pada
teknologi komputer dan internet
e. Pengetahuan tentang optika diaplikasikan pada teknologi seperti cermin, lensa, kacamata,
periskop, lup, kamera, mikroskop, dan teleskop.
f. Pengetahuan tentang mekanika fluida diaplikasikan pada berbagai teknologi seperti kapal laut,
kapal selam, mesin pengangkat mobil, dan pompa.
g. Pengetahuan tentang dinamika rotasi dan benda tegar diaplikasikan teknologi konstruksi jembatan,
bangunan rumah, gedung, dan bangunan-bangunan fisik lainnya.
h. Pengetahuan tentang medan magnet dan induksi elektromagnetik diaplikasikan pada teknologi
motor listrik dan generator listrik (mesin pembangkit tenaga listrik)
i. Pengetahuan gelombang elektromagnetik diaplikasikan dalam teknologi alat-alat kedokteran
nuklir, laser, dan satelit.
j. Pengetahuan tentang inti atom dan radioaktivitas diaplikasikan dalam pembangkit listrik tenaga
nuklir, senjata nuklir, dan perunut
k. Pengetahuan tentang mekanika, termodinamika, listrik, dan magnet diaplikasikan dalam bidang
transportasi, seperti sepeda motor, mobil, kereta api, kapal laut, dan pesawat terbang. Dengan
adanya produk-produk teknologi tersebut, kita dapat bepergian dari satu tempat ke tempat yang
lain dengan mudah dan cepat.
l. Pengetahuan tentang listrik, magnet, energi, dan gelombang elektromagnetik diaplikasikan pada
berbagai peralatan rumah tangga, seperti lampu listrik, radio, televisi, tape recorder, pemanggang
(oven), microwave, hair dryer, kompor listrik, solder listrik, kipas angin, dan berbagai peralatan
listrik lainnya.

Berbagai teknologi modern biasanya tidak hanya menerapkan pengetahuan atau konsep fisika
secara tunggal, tetapi seringkali merupakan gabungan dari beberapa pengetahuan dan konsep fisika
atau bahkan gabungan dengan konsep-konsep ilmu pengetahuan lainnya. Contoh-contoh diatas
hanyalah sebagian kecil dari banyak penerapan fisika dalam berbagai produk teknologi. Selain
berperan memudahkan kehidupan manusia melalui berbagai aplikasinya dalam berbagai produk
teknologi, fisika juga berperan melahirkan keilmuwan baru. Hal ini karena keilmuwan fisika terus
berkembang berdasarkan hasil kajian terhadap fenomena-fenomena baru.

5. Metode dan Prosedur Ilmiah


Ilmuwan memerlukan waktu yang bertahun-tahun untuk menghasilkan sebuah produk. Contoh
penemuan yaitu penemuan kacamata bifokus oleh Benjamin Franklin. Benjamin berhasil menemukan
kacamata bifokus dengan lensa cembung dan lensa cekung dalam satu bingkai pada tahun 1784. Sekarang
kacamata bermacam–macam fungsinya dari yang memang dibutuhkan dari segi kegunaan maupun dari segi
keindahannya. Benjamin Franklin menemukan sebuah produk berupa kaca mata menempuh sebuah proses
ilmiah. Proses untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti-bukti fisis (data empiris)
disebut metode ilmiah. Dengan demikian, metode ilmiah juga diartikan sebagai proses belajar untuk
memecahkan masalah secara sistematis, empiris, terkontrol.
Metode ilmiah dilakukan melalui serangkaian tahap atau langkah terurut dan terkontrol. Langkah-
langkah metode ilmiah dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Menemukan masalah atau melakukan pengamatan
Langkah pertama yang dilakukan adalah menemukan masalah atau melakukan pengamatan. Dalam
melakukan pengamatan ada dua cara yang dilakukan yaitu sebagai berikut.
1) Pengamatan kuantitatif, yaitu pengamatan dengan mengamati data berupa angka-angka.
2) Pengamatan kualitatif, yaitu pengamatan yang dilakukan menggunakan indra.
Misalnya: Benjamin Franklin mengalami kesulitan dalam melihat huruf kecil dan huruf besar baik
jarak jauh maupun jarak dekat.
b. Merumuskan masalah
Ketika mengamati fenomena alam dan merasakan adanya masalah pada fenomena tersebut, langkah
selanjutnya merumuskan masalah terkait fenomena yang diamatinya. Rumusan masalah yang dibuat
diayatakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaaan dengan menggunakan kata tanya 5w + 1H (what,
when, who, which, why, how), yaitu apa, kapan, siapa, manakah, mengapa, dan bagaimana.
Misalnya, Franklin mengalami kesulitan dalam melihat benda jauh dan dekat, Franklin merumuskan
masalah dengan mengajukan pertanyaan: Bagaimana cara agar orang yang tidak dapat melihat benda
jauh dan dekat dapat melihat benda tersebut dalam waktu yang bersamaan?
c. Mengumpulkan informasi atau kajian pustaka
Setelah merumuskan masalah, yaitu melakukan studi pustaka untuk mempelajari hasil-hasil penelitian
yang dahulu dengan harapan memperoleh cara-cara yang lebih baik untuk melakukan penelitian dan
menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi pada penelitian sebelumnya.
Misalnya, kajian pustaka atau informasi yang dapat dikumpulkan oleh Franklin untuk penelitiannya
adalah informasi tentang lensa mata, penemuan lensa cembung, dan lensa cekung.
d. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang masih bersifat praduga karena
masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya. Contoh untuk masalah terkait orang tidak dapat
melihat benda pada jarak jauh, berdasarkan hasil studi literatur atau indikasi-indikasi awal yang
ditemukannnya, dapat merumuskan hipotesis yaitu “Lensa mata tidak dapat berakomodasi dengan
tepat”, “Lensa cembung dan cekung dapat membantu melihat benda pada jarak tertentu”.
e. Melakukan percobaan atau eksperimen
Setelah merumuskan hipotesis, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menguji hipotesis
tersebut. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Untuk menguji suatu hipotesis, seorang
ilmuwan biasanya dengan sengaja menciptakan gejala-gejala tertentu melalui kegiatan eksperimen atau
percobaan ilmiah. Dengan melakukan eksperimen ilmiah, seorang dapat memperoleh data atau
informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Percobaan yang
dilakukan untuk meguji hipotesis dilakukan secara berulang. Hal ini bertujuan untuk memberikan data
yang konsisten atau menjamin ketepatan data hasil penelitian. Contoh, untuk menguji hipotesis bahwa
bagaimana lensa cembung dan lensa cekung digabung untuk membuat sebuah kacamata. Pemasangan
lensa dilakukan berulang-ulang dengan menggunakan bentuk dan diameter yang berbeda-beda untuk
mendapatkan kacamata yang dapat melihat benda dengan tepat.
f. Menganalisis data
Ketika sejumlah data atau informasi hasil percobaan telah diperoleh, kemudian melakukan analisis data
untuk mengetahui apakah data tersebut sudah cukup mendukung hipotesis apa belum. Hasil analisis
data seringkali tidak atau kurang cukup mendukung hipotesis, sehingga pada keadaan ini bisa saja
merumuskan hipotesis baru berdasarkan analisis data tersebut dan mengulang kembali percobaannya.
g. Menarik kesimpulan
Kesimpulan penelitian merupakan ringakasan analisis data yang menghubungkan hasil ekspeimen
dengan hipotesis. Jika hasil analisis data sudah cukup mendukung hipotesis, maka hipotesis diterim
dan mejadi teori. Kesimpulan diakhiri dengan memberikan pemikiran berupa pertanyaan untuk
penelitian lebih lanjut.
Misalnya: dari analisis data yang diperoleh Franklin mendapatkan kesimpulan bahwa kedua lensa
tersebut dapat disatukan dalam satu kacamata yang biasa dikenal dengan kacamata bifokal. Untuk
penelitian selanjutnya, yaitu apakah sesama lensa cekung maupun cembung bisa dijadikan menjadi
kacamata.

h. Mengulangi kerja ilmiah


Apabila data tersebut kurang mendukung hipotesis maka bisa saja merumuskan hipotesis baru
berdasarkan analisis data tersebut dan mengulang kembali percobaannya.

6. Keselamatan Kerja di Laboratorium


Dalam melaksanakan percobaan fisika diperlukan keselamatan kerja laboratorium. Keselamatan kerja di
laboratorium yaitu sebagai berikut.
a. Keselamatan terhadap benda panas
1) Lakukan prosedur yang sesuai ketika menyalakan sebuah pembakar bunsen. Tanyakan pada guru jika
dirasa kurang mengerti. Jika api keluar dari pembakar bunsen dan menuju ke arah anda, segera
padamkan gas. Jangan sentuh pembakar bunsen saat api menyala. Padamkan bunsen dengan menutup
langsung saat api menyala pada bunsen tersebut. Jika api keluar dari pembakar bunsen maka tutuplah
dengan kain basah.
2) Gunakan jepitan atau tang dan pemegang tabung uji atau sarung tahan api.
3) Ketika memanaskan tabung uji arahkan tabung itu dari tubuh kita karena zat kimia dapat memercik
keluar dari tabung uji yang dipanaskan.
b. Keselamatan terhadap api
1) Ikat rambut ketika berada di dekat api yang menyala.
2) Jangan melintas di dekat nyala api yang terbuka.
3) Jangan memanaskan zat pada wadah tertutup.
4) Jangan memanaskan pelarut yang dapat terbakar secara langsung.
5) Gunakan alat pemadam kebakaran dan baju tahan api
c. Keselamatan terhadap peralatan mudah pecah
1) Periksa alat tersebut terdapat retakan atau gumpilan.
2) Jangan memaksa saat memasang tabung kaca ke penjepit berkaret.
3) Jangan memanaskan alat mudah pecah yang belum kering. Gunakan tabir kawat untuk melindungi
alat mudah pecah tersebut dari nyala api.
4) Jangan mengangkat alat mudah pecah.
5) Cuci alat mudah pecah setelah pemakaian, biarkan pada udara terbuka agar kering.
d. Keselamatan terhadap jaringan listrik
1) Tangan dalam keadaan kering menggunakan sarung tangan karet, menggunakan sepatu beralas karet
yang kering untuk menghindari sengatan listrik.
2) Jangan menggunakan kabel gulung yang panjang
3) Pengecekan rangkaian listrik dilakukan jika rangkaian telah diputus dari sumber listrik.
4) Jangan menghubungkan banyak peralatan listrik ke sebuah stop kontak

Ketika bekerja di laboratorium akan berhubungan dengan bermacam-macam bahan kimia dan berbagai
peralatan yang mungkin sifatnya tidak diketahui. Lambang-lambang bahaya dapat ditunjukkan dalam gambar
di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai