Anda di halaman 1dari 8

Untuk

KEBERLANJUTAN
KOPERASI
Oleh : Nur Juli Zar
(Islamic Micro Finance Spesialist & Founder BMT Cengkareng Syariah Mandiri)

081808384330 / 021-99898583
(Creator Group : “The Glory of Islamic Micro Finance (BMT)” di FB.)
Nisbah bagi hasil dan margin digunakan agar terjadinya keadilan
dalam memperoleh keuntungan baik pada pihak mitra maupun
lembaga karena bagi hasil diperoleh dari hasil usaha bukan dari
pokok sehingga tidak mendahului takdir. Besarnya proporsi bagi
hasil berdasarkan kesepakatan awal antara lembaga dengan mitra
dengan mempertimbangkan gugus tugas dan kontribusi dalam
kerjasama usaha misalnya 20 : 80, 30 : 70, 40 : 60, 50 : 50

Sedangkan margin merupakan penyeimbang dari modal


kerja atau investasi yang dimanfaatkan oleh mitra.
Berbeda dengan penentuan suku bunga, dalam
menentukan nisbah dan proporsi bagi hasil tidak
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang diberikan
kepada deposan. Tetapi sebaliknya justru deposan akan
mendapatkan bagi hasil tergantung dari pendapatan
yang diterima BMT pada bulan bersangkutan.
Prinsip Perhitunan
Sebelum melakukan penentuan harga maka hal
prinsip yang harus dipahami adalah perbedaan dan
membedakan bisnis lembaga keuangan konvensional
dengan syariah. Pada keuangan konvensional lebih
berbicara pada hal hal moneter sedangkan dalam
syariah adalah sektor riil. Oleh sebab itu lembaga
keuangan syariah harus terjun langsung dalam bisnis
mitra kerjanya dan paham betul berapa rupiah yang
digulirkan, sehingga dalam menentukan margin dan
nisbah basil dapat mendekatkan kepada keadilan.
Beberapa kebijakkan yang diterapkan dalam
menentukan margin dan basil dipengaruhi oleh
beberapa factor.
Faktor Yang Mempengaruhi
1. Jenis barang. Selisih harga jual atau margin
terhadap barang yang kompetitif dipasaran relatif lebih
rendah dibanding investasi, sehingga BMT
memperhatikan factor tersebut sebagai ajang
kompetitif.

2. Ada pembanding, yaitu penentuan harga dibandingkan


dengan aktifitas transakasi yang dilakukan SMI terhadap
suplayer. Contoh, apabila SMI membeli sesuatu produk
pada suplayer dengan jual putus (tempo) terjadi selisih Rp
100 dibanding membeli kontan (cash), maka BMT
mengambil margin lebih kecil dari harga selesih Rp 100.
bila perlu jauh lebih kecil namun tetap masuk dalam range
yang diinginkan.
Faktor Yang Mempengaruhi
3. Reputasi mitra pada pembiayaan sebelumnya. Reputasi
pembiayaan mitra dilihat dari kelancaran angsuran,
perkembangan dan prospek usaha, loyalitas serta tujuan
usaha.

4. Alat Ukur. Pada bagian akhir BMT melakukan perhitungan


berdasarkan rumus harga jual sebagai alat ukur atau
sandaran menentukan harga, namun kompetisi harga
dipasaran menjadi hal penting bagi BMT sehingga
membutuhkan strategi khusus. Yang perlu diingat bahwa
BMT tidak menetapkan harga jual bagi deposan namun
hanya melakukan perkiraan biaya dana sehingga harga
jual menjadi fleksible dan bersaing.
RUMUS – FORMULA - CGAP

R = AE + CF + LL + K –II
1-LL

R = Keuntungan yang perlu di realisasikan BMT


AE = Biaya Administrasi
CF = Biaya perolehan dana, termasuk mengukur inflasi
LL = Kerugian yang timbul dari pembiayaan yg diberikan
K = Tingkat keuntungan yang diharapkan
II = Pendapatan investasi
Setiap variable dinyatakan dengan desimal
berdasarkan portofolio rata2

Soal
Pelajarilah laporan keuangan Koperasi AMAN yang diproyeksikan
untuk tahun 2009. Berikut adalah informasi tambahan
Bank komersial membebankan margin setara dengan 25%
Investasi jangka pendek menghasilkan pendapatan sebesar 10% bersih
pertahun
Proyeksi laju inflasi adalah 15%
BMT AMAN membuat sasaran keuntungan yang diharapkan sebesar
10% untuk mendukung pertumbuhan lembaga
Diperkirakan tidak akan ada hibah atau subsidi bagi AMAN
Kerugian atas pembiayaan diperkirakan 342.000
Hitung margin yang harus dibebankan BMT AMAN kepada anggotanya
BMT dapat berkesinambungan.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT DUNIA AKHIRAT

Anda mungkin juga menyukai