BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Balikpapan.
31 11 100 108
31 11 100 120
1.2
kegiatan kegitan dan hasil kerja praktek yang telah kami lalui sehngga kami
mengetahui tata cara dan proses pelaksanaan pembangunan dermaga curah semen
tesebut. Penulisan laporan ini juga bertujjan untuk melaporkan kendala kendala
yang
terjadi
selama
proses
pembangunan
serta
bagaimana
metode
penyelesaiannya.
Adapun tujuan dari kerja praktek di proyek Dermaga Curah Semen dan
Packing Plant PT Semen Indonesia ini antara lain :
Melatih
mahasiswa
untuk
bisa
mengetahui
dan
menganalisis
permasalahan
dalam pelaksanaan,
dan
31 11 100 108
31 11 100 120
Deskripsi Proyek
Pada kerja praktek ini kami berkesempatan untuk melakukan kerja
Nama Proyek
Alamat proyek
Jenis Bangunan
Nilai Kontrak
Owner
Pelaksana
Group
7. Pengawas
8. Waktu Pelaksana
1.5
:
:
:
:
:
:
:
:
proyek Proyek Dermaga Curah Semen dan Packing Plant PT Semen Indonesia di
Kariangau Balikpapan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bab I Pendahuluan
Bab II Tinjauan Umum Proyek
Bab III Organisasi dan Manajemen Proyek
Bab IV Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bab V Aktivitas Kerja Praktek
Bab VI Permasalahan Proyek
Bab VII Kesimpulan
31 11 100 108
31 11 100 120
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
2.1 Latar Belakang Proyek
31 11 100 108
31 11 100 120
31 11 100 108
31 11 100 120
31 11 100 108
31 11 100 120
Gamb
ar 2.3 peta Kota Balikpapan
(Sumber : wikimapia.org)
31 11 100 108
31 11 100 120
31 11 100 108
31 11 100 120
31 11 100 108
31 11 100 120
2.3.5 Trestle
a. Walk way plate beton lebar 75 cm , tebal 20 cm
b. Railing
Post pipa 1.25 "
Top rail pipa 1.25 "
Middle rai pipa 1 "
Toe plate bar 6 x 38
c. Girder beton bertulang ukuran 50 x 90 cm dan 60 x 90 cm.
d. Beam pengaku girder 30 x 60 cm.
e. Pilecap beton bertulang 120 x 120 x 80 cm.
f. Tiang pancang segment 1 (21 line)
Tiang pancang baja 609,6 mm, tebal 12 mm.
Sea bad elevasi -9,00 mlws.
Bottom pancang elevasi 29,00 mlws.
Panjang pancang = 32 meter, 42 titik
g. Tiang pancang segment 2 (20 line)
Tiang pancang beton 60 cm, tebal 10 mm.
Sea bad elevasi -7,00 mlws.
Bottom pancang elevasi 27,00 mlws.
Panjang pancang = 30 meter, 40 titik
Rasyadani Luthfan Hadi
Raditya Dhaneswara
31 11 100 108
31 11 100 120
BAB III
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
3.1 Struktur Organisasi
Proyek adalah sesuatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan
waktu dan sumber daya yang terbatas. Oleh karena itu, dalam suatu proyek
memerlukan struktur organisasi untuk dapat menjalankan tugas sesuai dengan
tanggung jawab masing masing. Dalam suatu organisasi proyek diperlukan
pembagian tugas yang jelas antara pihak pihak yang terlibat dalam proyek
tersebut, agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang telah
direncanakan dan juga mampu menciptakan system manajemen proyek yang
handal.
Adapun pihak
2. Konsultan Perencana
3. Kontraktor Pelaksana
4. Pengawas
Berikut ini tugas dari masing masing pihak yang terlibat dalam proyek
pembangunan Dermaga Packing Plant PT Semen Indonesia di Kariangau
Balikpapan.
3.1.1
Owner
Owner atau pemilik proyek adalah pihak yang memiliki pekerjaan
ini PT Semen
Indonesia adalah owner dari proyek tersebut. Tugas dan tanggung jawab
owner adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek,
owner menanggung semua dana proyek yang dibutuhkan sesuai dengan
kesepakatan yang tertulis dalam kontrak kerja sehingga proyek dapat
selesai pada waktu yang telah direencanakan.
b. Memberi informasi proyek,owner memnerikan informasi dan bantuan
serta semua instruksi kepada kontraktor melalui konsultan pengawas
sesuai dengan batas batas wewenang kewajiban pemilik.
c. Memberikan tugas kepada kontraktor atau konsultan, owner berhak
memilih konsultan dan kontraktor dan dapat menolak hasil pekerjaan
apabila pelaksanaan pekerjaan menyimpang dari spesefikasi yang telah
ditentukan.
d. Hak untuk menghentikan pekerjaan, owner berhak menghentikan
pekerjaan apabila kontraktor tidak sangup atau tidak mampu memperbaiki
pekerjaan yang kurang sempurna atau kotraktor terus- menerus gagal
mengadakan bahan bahan dan alat alat sesuai dengan dokumen kontrak
sampai hambatan yang yang bersagkutan teratasi
31 11 100 108
31 11 100 120
Konsultan Perencana
Dalam perencanaan proyek pembanguna Dermaga Packing Plant PT
Kontraktor Pelaksanaan
Kontraktor adalah pihak yang melaksanakan pekerjaan atau
pengadaan bahan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat oleh konsultan
perencana setelah dinyatakan sebagai pemenang lelang atau ditunjuk oleh
pemilik proyek. PT Swadaya Graha ditunjuk sebagi kontraktor pelaksana
setelah memenangi proses tender. Adapun tugas dan tanggung jawab dari
kontraktor adalah :
a. Bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang
dipergunakan.
b. Bertanggung jawab atas ketersediaan dan kelancaran bahan baku dan
material yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan.
c. Membuat Shop Drawing.
Rasyadani Luthfan Hadi
Raditya Dhaneswara
31 11 100 108
31 11 100 120
d. Hadir dalam rapat koordinasi proyek atau pada rapat lain yang
menyangkut pekerjaan proyek.
e. Meneliti dokumen kontrak untuk menyamakan persepsi mengenai cara
kerja dan mutu bahan yang dipergunakan.
f. Menyediakan peralatan yang mendukung keselamatan dan keamanan
pekerja dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.
g. Menyediakan kantor dan tempat penyimpanan
material
untuk
31 11 100 108
31 11 100 120
MANAGER PROYEK
Eko Agus Suwarno
LOGISTIK
Murdono
WARE HOUSE
& MECHANIC
Lokal
SITE MANAGER
M. Chusnur
SUPERVISOR
PANCANG
Slamet K.
ENGINEERING
Ilyasa
SUPERVISOR
SIPIL
Sunarmo
STAFF
Irwan
PROJECT
CONTROL
Nur Fan Jauf
STAFF
Handoyo
SURVEYOR
Lokal
Struktur Organisasi Kontraktor Swadaya Graha
31 11 100 108
31 11 100 120
QA & QC
Tjaturiyanto
INSPECTOR
Haryo
SAFETY &
SECURITY
M. Muji
SPV. SAFETY
Wahyu Joko
SECURITY
Lokal
3.1.3.1
Manager Proyek
a. Bertanggung-jawab atas keefektifan penerapan sistem manajemen
mutu, sistem manajemen K3 (SMK3) proyek sesuai persyaratan
dan peraturan perundangan yang berlaku,
b. Bertanggung-jawab atas sosialisasi dan pemahaman kebijakan
MK3L , serta pencapaian sasaran mutu, waktu, biaya, dan K3L
yang telah ditetapkan,
c. Melaksanakan rapat operasi mingguan dan rapat management
review tingkat proyek sekurang-kurangnya sebulan 1 kali,
d. Mengkaji kembali dokumen kontrak, syarat kerja,
dan
perencanaan,
pengoprasian,
pengendalian,
31 11 100 108
31 11 100 120
peran
aktifnya
dalam
31 11 100 108
31 11 100 120
dan
menyampaikan
laporan
bulanan
31 11 100 108
31 11 100 120
engineering
dalam
perencanaan
dan
setiap
31 11 100 108
31 11 100 120
f. Secara
aktif
memantau
tempat
kerja
untuk
menentukan
3.1.4
Pengawas
PT Konsulta Semen Indonesia Grup ditunjuk langsung oleh owner
31 11 100 108
31 11 100 120
pelaksanaan
pekerjaan
pada
setiap
waktu
dengan
31 11 100 108
31 11 100 120
V
O
K
D
IT
U
R
N
E
P
A
L
S
G
31 11 100 108
31 11 100 120
BAB IV
ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Potensi sumber bahaya dan risiko kecelakaan kerja dalam suatu kegiatan
konstruksi merupakan suatu angka yang tinggi dan merupakan suatu masaah
yang perlu mendapat perhatian dari seluruh pihak terkait. Problematik bahaya dan
risiko kecelakaan kerja ini bisa saja dimulai sejak tahap persiapan, tehap
pelaksanaan sampai tahap pemeliharaan, dan bahkan pada tahap pembongkaran.
Pada umumnya kurangnya pengetahuan dan kesadaran akan keselamatan kerja
serta kurangnya fasilitas khususnya untuk keselamatan kerja adalah dua faktor
penyebab sering terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja ini dapat meliputi
kejatuhan benda, tergelincir, terpukul, terjatuh dari ketinggian dan sebagainya.
Akibat dari kecelakaan kerja tersebut adalah timbulnya penyakit akibat kerja,
Rasyadani Luthfan Hadi
Raditya Dhaneswara
31 11 100 108
31 11 100 120
cacat sebagian, cacat total sampai dengan kematian yang mana menjadi tanggung
jawab perusahaan pemberi kerja. Perusahaan pemberi kerja akan mengalami
berbagai kerugian, yaitu rusaknya material, keterlambatan jadwal proyek,
pembayaran asuransi, buruknya citra dan tingkat kepercayaan perusahaan di
masyarakat terutama dihadapan klien/owner project, dan lain-lain. Oleh karena
itulah keselamatan dan kesehatan kerja adalah dua hal yang sangat penting dalam
suatu pelaksanaan proyek dan perusahaan konstruksi wajib menyediakan
fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan kerja tersebut.
Dalam pelaksanaan proyek Dermaga Packing Plant Semen Indonesia ini,
PT. Swadaya Graha telah menyediakan beberapa peralatan dan tanggap darurat
yang harus dilakukan saat terjadi kecelakaan kerja. Hal ini untuk menjamin
terciptanya keselamatan dan kesehatan kerja. Pada bab ini akan diuraikan
mengenai aspek keselamatan dan kesehatan kerja yang diakomodasi oleh PT.
Swadaya Graha dalam pembangunan Dermaga Packing Plant Semen Indonesia.
4.1
Lingkup Perlindungan K3
Untuk memberikan perlindungan terhadap pelaku-pelaku konstruksi yang
Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap
kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang
tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh bendabenda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian
muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa
benda dari atas.
b.
Kacamata Kerja
31 11 100 108
31 11 100 120
Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan.
sering
kita
lihat
kedisiplinan
para
pekerja
untuk
31 11 100 108
31 11 100 120
SECURITY
Lokal
31 11 100 108
31 11 100 120
f. Secara
aktif
memantau
tempat
kerja
untuk
menentukan
COORDINATOR
EMERGENCY
PROJECT MANAGER
SECURITY
EMERGENCY
TEAM
PARAMEDIC
EVALUASI
TRANSPORT
Struktur Tim Pnanggulangan Keadaan Darurat
Pada proyek Dermaga Packing Plant Semen Indonesia, sudah terdapat
beberapa rambu atau tanda pengingat keselamatan dan kesehatan kerja.
31 11 100 108
31 11 100 120
31 11 100 108
31 11 100 120
BAB V
AKTIVITAS KERJA PRAKTEK
Proses kerja praktek yang dilakukan selama sekitar 5 minggu, pekerjaan
yang dilakukan ialah mengamati dan mempelajari pekerjaan lapangan seperti
pemasangan pile, pemotongan pile, pemasangan pile cap, balok girder, dan
lainnya. Untuk pekerjaan administrasi proyek, seperti mempelajari laporan
harian, mingguan, rapat koordinasi, penjadwalan, serta pekerjaan terkait
management proyek lainnya. Untuk pekerjaan administrasi proyek sudah
31 11 100 108
31 11 100 120
Gambar 5.2 Pile yang sudah dipotong siap dipasang pile cap
Rasyadani Luthfan Hadi
Raditya Dhaneswara
31 11 100 108
31 11 100 120
5.1.1
Material
Pipa beton diameter 60 cm, tebal 10 cm.
Tiang pancang baja diameter 609 mm, tebal 16 mm.
Tiang pancang baja diameter 812,8 mm, tebal 14 mm.
Material penyambung pancang.
5.1.2 Peralatan
Peralatan sambung
5.1.3 Diagram Flow Chart
Diagram alir adalah skema urutan langkah-langkah sebuah kegiatan.
Dimana urutan langkah-langkah tersebut merupakan inti dari setiap item saja
yang dituliskan secara singkat.
31 11 100 108
31 11 100 120
START
MARKING PILE
INSPEKSI
OK
PEMANCANGAN DAN SAMBUNGAN
NOT OK
KALENDERING
OK
FINISH
31 11 100 108
31 11 100 120
Gambar 5.4 Pre Cast Pile Cap yang Siap dipasang dari atas Ponton
Material
Beton readymix
Besi tulangan
Bekisting
31 11 100 108
31 11 100 120
5.2.2
Peralatan
Concrete transport
Concrete vibrator
5.2.3
Dimana urutan langkah-langkah tersebut merupakan inti dari setiap item saja
yang dituliskan secara singkat.
START
MARKING PILE
INSTALL REBAR
NOT OK
INSPEKSI
OK
INSPEKSI
OK
CONCRETING
FINISH
31 11 100 108
31 11 100 120
Gambar 5.7 Balok untuk Conveyor Belt dan Catawalk sudah terpasang
Pada pekerjaan di lokasi laut, pemasangan balok precast dilakukan
dengan cara diangkut dengan crane dari ponton.Pemasangan balok harus diikuti
Rasyadani Luthfan Hadi
Raditya Dhaneswara
31 11 100 108
31 11 100 120
Material
Beton readymix
Besi tulangan
Sistem beikisting
5.3.2 Peralatan
Concrete vibrator
Trailer
Molen beton
5.3.3 Diagram Flow Chart
Diagram alir adalah skema urutan langkah-langkah sebuah kegiatan.
Dimana urutan langkah-langkah tersebut merupakan inti dari setiap item saja
yang dituliskan secara singkat.
31 11 100 108
31 11 100 120
START
INSTALL REBAR
NOT OK
INSPEKSI
OK
NOT OK
INSPEKSI
OK
CONCRETING
INSTALL GIRDER
NOT OK
INSPEKSI
OK
JOINT GIRDER
FINISH
31 11 100 108
31 11 100 120
31 11 100 108
31 11 100 120
BAB VI
PERMASALAHAN PROYEK
Pada setiap proyek konstruksi, dalam proses pengerjaannya kerap kali
timbul permasalahan permasalahan. Permasalahan yang timbul dapat
berdampak pada aktivitas proyek lainnya sehingga mengakibatkan keterlambatan
dalam pekerjaan di lapangan. Untuk itu pada bab ini dibahas tentang sebagian
permasalahan yang ada pada Proyek Pembangunan Dermaga Packing Plant PT.
Semen Indonesia.
6.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Permasalahan K3 pada Proyek Pembangunan Dermaga Packing Plant PT.
Semen Indonesia ialah kurang tegasnya penerapan K3 pada pelakasanaan proyek.
Seluruh pegawai proyek sebetulnya sudah menerapkan K3 bila memasuki area
pekerjaan di lapangan, namun kurangnya kesadaran dari para pekerja atau tukang
sehingga banya yang tidak menggunakan kelengkapan APD (Alat Pelindung Diri)
pada saat kerja di lapangan.
31 11 100 108
31 11 100 120
lainnya karena alasan tidak nyaman dan repot. Kebiasaan pekerja seperti itu harus
dihilangkan pada setiap kegiatan proyek, demi keamanan dan kenyamanan
pekerjaan. Permasalahan tersebut juga disebabkan karena rapat koordinasi K3
yang jarang dilakukan dari bagian Safety and Security kepada para pekerja
lapangan. Kebersihan lapangan oleh para pekerja juga kurang dijaga.
6.2 Penjadwalan (Scheduling)
Pada saat kerja praktek banyak terjadi keterlambatan pekerjaan,
dikarenakan proyek berlangsung pada bulan puasa (musim lebaran). Pada
musim lebaran banyak pekerja-pekerja yang sudah pulang ke asalnya masingmasing dan distribusi alat dan material ke proyek terlambat.
Dilakukan re-scheduling atau penjadwalan ulang dari perencanaan awal.
Banyak terdapat perubahan pada kurva-S perencanaan sehingga dibuat kurva-S
baru atau yang aktual. Jadi, banyak pekerjaan yang didahulukan atau ditukar
waktu pengerjaannya, seperti sudah dilakukannya pengadaan railing atau
pegangan rel untuk catwalk.
31 11 100 108
31 11 100 120
Jadi, banyak pekerjaan yang dikerjakan setelah lebaran. Untuk kurva-S sudah
dibahas pada bab-bab sebelumnya.
6.2.1
Indonesia yang berada Kariangau, Balikpapan, berada di daerah yang jauh. Hal
ini menyebabkan sulitnya pengiriman alat dan material, dikarenakan mahalnya
biaya produksi di daerah Kalimantan dan mahalnya juga biaya pengiriman alat
dan material yang sebagian dikirim dari pulau Jawa.
Sehingga
banyak
pekerjaan
pekerjaan
yang
ditunda
seperti
Tenaga Kerja
Waktu proyek yang tidak tepat, pada bulan puasa (musim lebaran),
banyak pekerja atau pegawai yang sudah pulang ke daerah asal masing-masing.
Hal tersebut juga menyebabkan tidak efektifnya pekerjaan proyek, sehingga
pekerjaan menjadi terlambat.
6.3 Teknis Pile Cap
Dalam pengerjaan proyek sering terjadi permasalahan yang tidak terduga
yang disebabkan oleh beberapa faktor. Banyak faktor yang menyebabkan
timbulnya suatu masalah dalam proyek, seperti faktor cuaca atau faktor kesalahan
Rasyadani Luthfan Hadi
Raditya Dhaneswara
31 11 100 108
31 11 100 120
manusia (Human error). Pada proyek ini human error terjadi pada pekerjaan pile
cap, telah terjadi kesalahan ukuran pile cap. Ukuran pile cap yang dikirim dari
pabrik tidak sesuai dengan shop drawing atau gambar perencanaan awal. Jadi
perubahan teknis terjadi pada sambungan penulangan tiang pancang dan pile
capnya. Tulangan tiang pancang dibuat lebih rapat karena ukuran pile cap yang
dikirim lebih kecil dari perencanaan.
31 11 100 108
31 11 100 120