Anda di halaman 1dari 4

Wednesday, December 16, 2009

Intrusi Implan-Gigi Yang Mendukung Protesa Cekat: Analisis Tekanan


Fotoelastik In Vitro
Abstrak
Latar Belakang dan Tujuan : Intrusi gigi asli sangat sering terjadi dan merupakan masalah
yang menarik berhubungan dengan implan yang mendukung protesa sebagian cekat. Teori
yang berbeda telah menjelaskan fenomena ini. Kebanyakan berputar di sekitar filosofi
penggunaan kekuatan berlebihan pada gigi asli dalam kombinasi dengan gigitiruan sebagian
cekat. Penelitian fotoelastik meneliti teori sekarang mengenai intrusi dan mengevaluasi
apakah intrusi gigi asli mungkin terjadi pada implan-gigi yang dihubungkan dalam protesa
sebagian cekat.
Bahan dan Metode : Metode fotoelastik dua dimensi digunakan untuk uji dan analisis. Dua
set model fotoelastik dibuat, satu menggambarkan keadaan dukungan gigi keseluruhan dan
yang lain menggambarkan keadaan dukungan implan-gigi. Jenis hubungan rigid dan non
rigid juga dihubungkan dalam gigitiruan sebagian cekat yang digunakan pada kedua keadaan
dalam penelitian ini. Beban diaplikasikan pada gigi penyangga anterior dan posterior dan
daerah pontik kedua set model dan pola perubahan secara fotografi dicatat dalam analisis.
Hasil dan Kesimpulan : Kekuatan seimbang secara konsisten dengan peningkatan beban yang
diaplikasikan pada kedua keadaan. Penggunaan hubungan non rigid tidak menunjukkan
kemaknaan yang besar tetapi kenyataannya keliru. Kekuatan yang dianggap lebih besar pada
keadaan implan-gigi. Hasil menunjukkan bahwa perbedaan kekuatan yang digunakan tidak
ringan, kontinyu dan tidak menyebabkan intrusi gigi. Intrusi gigi asli mungkin disebabkan
alasan lain selain kekuatan berlebihan dan perlu diteliti lebih lanjut.
Kata Kunci : Kombinasi implan-gigi dalam fenomena intrusi gigitiruan sebagian cekat,
hubungan non rigid, analisis tekanan fotoelastik, hubungan rigid.
Dikenalnya peralatan osseointegrasi sekarang ini, merupakan pilihan perawatan yang banyak
ditawarkan kepada pasien edentulous sebagian. Kemajuan dalam implan kedokteran gigi
sekarang ini memberikan hasil yang lebih dapat diprediksi dalam terapi implan rongga mulut
yang dapat melengkapi proses diagnostik dan perencanaan perawatan, mencapai
penyembuhan yang sempurna, protokol bedah yang menguntungkan, permukaan implan yang
lebih baik, tersedianya perbaikan superstruktur gigi penyangga secara estetik dan mekanik
dan tidak disebutkan desain implan yang memiliki modifikasi selama dua dekade
sebelumnya, dengan hasil, kerusakan implan jarang terjadi sebelum 10 tahun pemakaian.
Terapi implan yang dulunya dipertimbangkan sebagai terapi khusus, sekarang berubah
menjadi prosedur konvensional standar yang dapat diterima oleh pasien secara luas. Hal ini
disertai dengan harga komponen implan yang menurun disebabkan karena meningkatnya
jumlah praktisi yang menawarkan perawatan, peningkatan dalam jumlah pembuatan implan
dan media yang mempopulerkan bentuk dari terapi ini. Meskipun sekarang ini telah maju dan
berkembang, terapi implan secara relatif mahal dan harga perawatan merupakan
pertimbangan penting dalam merencanakan protesa dengan retainer implan. Peningkatan
harga ini dapat secara signifikan diturunkan jika digunakan gigi penyangga asli dalam protesa
implan.
Walaupun telah dibuktikan bahwa memang bermanfaat untuk menghubungkan gigi asli dan
implan bersama dalam gigitiruan sebagian cekat, takut akan efek negatif yang mungkin
dihasilkan dari splinting gigi asli dengan implan osseointegrasi selalu memainkan peranan

penting dalam pilihan model perawatan yang tidak diterima ini dan mayoritas dokter gigi
implan di dunia menghindari splinting keduanya dalam protesa cekat. Telah dinyatakan
bahwa perbedaan antara gigi yang mobile secara fisiologis dan implan yang tidak mobile
membuat protesa seperti kantilever menghasilkan beban maksimum hampir dua kali dari
yang diaplikasikan pada implan, menyebabkan kerusakan implan atau fraktur gigi penyangga
implan atau sekrup retainernya atau rusaknya semen atau kemungkinan kontroversi yang
membingungkan yang tidak biasa yaitu fenomena intrusi. Fenomena intrusi dijelaskan
sebagai migrasi gigi ke posisi yang lebih nyaman atau posisi dengan tekanan yang lebih
kecil ketika dikombinasikan dengan gigitiruan sebagian cekat (FPD) dengan implan
osseointegrasi.
Bermacam-macam teori telah ditunjukkan untuk menjelaskan intrusi gigi asli yang terjadi
pada implan-gigi yang dihubungkan dalam protesa cekat seperti disuse atrophy, kehilangan
perbedaan kekuatan, teori fleksi atau torsi mandibula, fleksi kerangka FPD, kerusakan
perlekatan, sumbatan mikro atau akumulasi debris dan efek ratchet (gigi bergerak dalam satu
arah), tetapi teori ini hanya spekulasi dan tidak ada di antaranya yang dibenarkan secara
klinis. Satu dari teori yang pertama, disuse atrophy, didasarkan pada pendapat bahwa
kurangnya stimulasi normal ligamentum periodontal menghasilkan atropi ligamentum
periodontal dan intrusi gigi. Teori yang tersisa berhubungan dengan kekuatan berlebihan yang
dikenakan pada gigi asli, menghasilkan pergerakan gigi ke posisi dengan tekanan yang
kurang. Kekuatan ini dikenakan pada gigi dengan menghilangkan perbedaan kekuatan, fleksi
dan torsi mandibula, fleksi kerangka FPD, merusak perlekatan, impaksi debris atau sumbatan
mikro atau efek ratchet yang berhubungan dengan penggunaan perlekatan presisi.
Pemahaman kami mengenai intrusi gigi asli seperti yang dinyatakan oleh Proffit, satu dari
yang dicapai dari pergerakan gigi ortodontik yang paling sulit, dan selama beberapa tahun
hampir dianggap tidak mungkin. Kekuatan untuk membuat pergerakan gigi ortodontik ini
dijelaskan sebagai aplikasi kekuatan kontinyu ringan yang tepat dan penggunaan
penjangkaran gigi dengan hati-hati. Karena itu, kemungkinan intrusi gigi tidak dapat dicapai
kecuali kekuatan ringan dan kontinyu dimana yang pastinya bukan keadaan dengan kekuatan
yang beraksi pada implan-gigi yang mendukung FPD dan perlu diteliti.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini terutama untuk menentukan apakah intrusi gigi asli
mungkin dapat terjadi pada implan-gigi yang dihubungkan dalam FPD dan apakah fenomena
intrusi dianggap rasional untuk menentukan hubungan implan-gigi.
BAHAN DAN METODE
Analisis tekanan fotoelastik dua dimensi digunakan dalam penelitian ini. Model fotoelastik
edentulous sebagian menirukan keadaan hilangnya gigi molar pertama kiri mandibula yang
dikonstruksi untuk uji dan analisis fotoelastik dua dimensi.
Set model pertama terdiri dari gigi penyangga asli premolar kedua dan molar kedua kiri
mandibula. Sederhananya, konfigurasi akar tunggal dipilih untuk molar dan ruang furkasi
dihilangkan. Pada set model kedua, molar kedua digantikan dengan cylindrical press fit
implant dengan diameter 4 mm dan panjang 13 mm.
Ligamentum periodontal (PL) dengan ketebalan 0,3 mm ditirukan pada gigi yang digunakan
pada model fotoelastik, menggunakan bahan cetak polyninyl siloxane (Speedex, Coltene)
dengan konsistensi light body (Gambar 1 dan 2).
Gambar 1: Tiruan gigi uji tanpa PL yang kompleks.
Sendok cetak adhesif (Kettenbach, Germany) digunakan rata pada bagian akar gigi untuk

membantu perlekatan bahan siloxane pada tiruan gigi fotoelastik. Ketebalan PL dijaga
dengan mengukur diameter labio-lingual dan mesio-distal sebelum dan setelah pembuatan
pada tiga lokasi akar yang berbeda untuk memastikan keseragaman.
Tiruan fotoelastik yang digunakan untuk gigi yaitu gigi resin epoksi berwarna (Araldite,
CIBA), ligamentum periodontal-bahan cetak konsistensi light body polyvinyl siloxane
(Speedex, Coltene) dan resin epoksi tulang transparan (Araldite, CIBA). Implan jenis
cylindrical press fit termasuk dalam set model kedua pada posisi molar kedua (gigi
penyangga posterior). Keadaan menunjukkan integrasi sempurna yang diperoleh dengan
menuangkan bahan perlahan-lahan sepanjang dinding kontainer hingga menutupi seluruh
bagian akar dan resin dibiarkan mengeras selama 24 jam.
Gigi dipreparasi sesuai dengan preparasi gigi dasar untuk terapi restoratif sebagian cekat.
Teknik restoratif konvensional digunakan untuk membuat restorasi prostetik cekat. Prosedur
restoratif dikerjakan dengan menggunakan tranfer cetakan dengan bahan cetak polyvinyl
siloxane, tipe addition (Reprosil, Dentsply) dan sendok cetak individual. Semua restorasi
dibuat pada gips keras. Dimensi restoratif konsisten dengan parameter dasar dari dataran
oklusal dan bentuk. Dimensi restorasi konstan dengan penggunaan silicone putty index.
Permukaan oklusal dibuat datar seperti yang dianjurkan untuk jenis penelitian fotoelastik dua
dimensi yang sama.
Semua restorasi dibuat dengan alloy Ni-Cr. Dua jenis restorasi dibuat untuk setiap keadaan
uji. Restorasi berbeda di antaranya hanya pada jenis hubungannya. Jenis pertama dibuat
dengan konektor jenis rigid, sedangkan yang lainnya dengan jenis konektor semi presisi yang
dapat bergerak. Jenis konektor semi presisi ditempatkan antara gigi penyangga anterior dan
pontik. Konektor semi presisi yang dapat bergerak memiliki kunci dan jalan kunci. Kunci
ditempatkan pada aspek distal retainer anterior sedangkan jalan kunci ditempatkan pada
aspek mesial pontik.
Kemampuan prubahan restorasi diuji pada model. Restorasi disementasi dengan semen zinc
phosphat (Harvard) pada model fotoelastik dan beban dihilangkan. Beban diaplikasikan pada
kerangka yang tegang, titik beban vertikal diaplikasikan pada lokasi yang cekat pada
permukaan oklusal gigi atau restorasi implan. Lokasi titik beban ditunjukkan seperti di bawah
ini:
1. Pada pertengahan gigi penyangga anterior
2. Pada pertengahan pontik
3. Pada pertengahan gigi penyangga posterior (molar atau implan)
Titik ini ditandai dengan fissure bur yang lurus untuk reproduksibilitas dan untuk membantu
penempatan titik beban. Beban ditempatkan 0, 50 dan 100 pon pada setiap lokasi titik beban.
Beban ini dipilih seperti level beban fungsional yang nyata dan juga memberikan respon
optik yang memuaskan pada model. Sisa tekanan dicatat dan diawasi selama beban
diaplikasikan. Hasil tekanan pada seluruh daerah struktur pendukung diawasi dan dicatat
secara fotografi pada lapangan transmisi jenis polariscope. Setiap beban dan urutan
pengamatan diulang sekurang-kurangnya dua kali untuk menjamin reproduksibilitas hasil.
Pola perubahan yang ditemukan dan data yang dikumpulkan dari beban yang digunakan pada
setiap keadaan hubungan restoratif dan posisi beban.
HASIL
Gambar 3b: Beban pada gigi penyangga anterior dengan jenis hubungan non rigid (50 pon)
pada keadaan dukungan gigi-implan.
Titik beban vertikal diaplikasikan pada lokasi cekat di permukaan oklusal restorasi.
Pengamatan untuk setiap beban pada situasi berbeda dalam penelitian dicatat secara fotografi.
Tingkat perubahan dibaca dari tiap individu yang diambil melalui fotografi untuk setiap

beban.
Tingkat perubahan yang dibaca dan dihitung dari setiap gigi penyangga untuk setiap beban
dan dibandingkan secara individual untuk setiap jenis hubungan pada keadaan dengan
dukungan gigi keseluruhan dan keadaan dengan dukungan gigi-implan dan ditabulasi (Tabel
1).
Tabel 1. Tingkat perubahan di bawah beban yang berbeda untuk parameter yang berbeda.
Jenis dukungan Beban dalam pon Beban pada gigi penyangga anterior Beban pada pontik
Beban pada gigi penyangga posterior
Dengan hubungan rigid Dengan hubungan non rigid Dengan hubungan rigid Dengan
hubungan non rigid Dengan hubungan rigid Dengan hubungan non rigid
Dukungan gigi
Dukungan implan-gigi
50

http://anakkomik.blogspot.com/2009/12/intrusi-implan-gigi-yangmendukung.html

Anda mungkin juga menyukai