Anda di halaman 1dari 5

ANTERIOR SPRING CANTILEVER PADA GIGI TIRUAN CEKAT: SOLUSI MUDAH PADA PERMASALAHAN PROSTODONSIA YANG KOMPLEKS. Dr.

Ruchi Jain*, Dr. Kamal Shigli**, Dr. Neeraj Sharma*, Dr. Umesh Palekar** NJDSR Number 2, Volume 1, January 2014 Abstrak Gigi yang drifting pada daerah tidak bergigi akan mengurangi jarang yang memungkinkan untuk penempatan pontik, padahal adanya diastema sebelum ekstraksi menyebabkan tersedianya lebar mesio distal untuk ruang pontik. Selain indikasi, jembatan cantilever spring dapat menyelesaikan masalah klinis yang sulit asalkan terdapat diastema pada salah satu sisi pontik . Tidak seperti jembatan konvensional, hal ini agak menjadi perdebatan pada pola pontik anterior yang dihubungkan dengan retainer pada gigi penyangga posterior dengan palatal bar yang panjang cukup lentur. Cantilever spring dibentuk dari lilin sprue yang melingkar pada bagian lawan atau bentuknya dari kawat campuran platinum emas palladium ( Pt-Au-Pd). Pustaka ini menjelaskan tata cara pembuatan spring cantilever pada gigi tiruan cekat untuk memperbaiki besarnya daerah anterior yang tidak bergigi. Kata Kunci: daerah anterior yang tidak bergigi, Diastema, palatal bar, Spring Cantilever pada Gigi Tiruan Cekat.

Pendahuluan Banyak faktor yang menyebabkan estetik memotivasi pasien untuk mencari perawatan prostodontik. Spring Cantilever pada Gigi Tiruan Cekat sedikit berbeda polanya dengan

jembatan konvensional lainnya. Selain dihubungkan langsung dengan retainer sebagai cekatcekat, cekat-lepasan atau jembatan kantilever , meliputi pontik yang dihubungkan dengan retainer dengan palatal bar yang panjang cukup lentur. Singkatnya, jembatan spring mirip dengan jembatan kantilever dimana gigi iruan cekat yang hanya satu akhiran; oleh karena itu dinamakan jembatan spring cantilever. Jembatan spring pada dasarnya tissue-support tetapi retainernya gigi penyangga. Juga gaya mastikasi pada pontik

diredam oleh dukungan mukoperiosteum palatal dan seluruhnya menghilang sebelum mencapai gigi penyangga yang hanya bertindak sebagai penahan jembatan di daerah tersebut. Laporan Kasus Pasien perempuan 41 tahun datang ke bagian prostodonsia, dengan keluhan utama gigi pengganti hilang pada bagian depan atas kanan. Pada pemeriksaan mulut gigi incisivus sentral anterior kanan hilang dan terdapat daerah tidak bergigi yang besar (Gambar 1).

Gambar 1: Sebelum Perawatan Geligi tiruan cekat sebagian konvensional tidak dapat direncanakan karena besarnya ruang dan adanya ruang yang dipertahankan antara gigi depan.Implan satu gigi adalah alternative yang mungkin digunakan sebagai restorasi yang mempertahankan kedua diastema mesial dan distal. Namun implan memerlukan pembedahan, waktu panjang yang dibutuhkan untuk penempatan gigi permanen dan perawatan yang lebih mahal.namun, pasien tidak menginginkan pembedahan untuk penempatan implant dan tidak ada tatacara pertumpahan darah dan alternatif immediate fixed untuk gigi incisivus sentral. Perawatan konservatif lainnya yaitu restorasi dengan dibantu gigi tiruan lepasan. Namun pasien juga tidak mau penempatan implant yang memerlukan pembedahan juga gigi tiruan lepasan dan menginginkan gigi tiruan cekat lain yang dapat mengatasi masalahnya. Hanya ada 2 pilihan perawatan 1) loop conector pada gigi tiruan cekat 2)cantilever spring (yang kenyataannya variasi dari loop conector). Oleh karena itu, diputuskan pembuatan cantilever spring pada gigi tiruan cekat yang gigi depan kanan sental diletakan pontik dan gigi kaninus kanan sebagai gigi penyangga, mempertahankan diastema antara pontik dan retainer.

Prosedur Gigi kaninus dipreparasi dengan sub ginggiva finish line (gambar 2). Tata cara retraksi dilaksanakan dengan kawat retraksi gingival (000 knit Trax, paxcal International Inc. USA) dan

Polyvinyl Siloxanes (Aquasil Soft Putty dan Aquasil Ultra LV,Dentsply, germany) dicetak menggunakan teknik putty reline pada stock impression tray. Gambar 2. Preparasi gigi setelah retraksi Mahkota sementara dibuat dengan pewarnaan gigi resin self cure acrylic (DPI self cure bubuk cetakan gigi, Burmah trading Co, Mumbai India) dan disementasi. Cetakan dibuat dua, satu cetakan untuk laboratorium dan satu cetakan dipendam. Pola lilin untuk copping metal dibuat dengan lilin inlay biru dan cantilever spring palatal menghubungkan pontik ke retainer pada gigi sentral incisivus dan kaninus kanan dibuat dengan ukuran lilin 14 gauge pada cetakan kerja dan diawasi pada cetakan yang telah dipendam pada artikulator (Gambar 3). Gambar 3. Pola Lilin dengan loop spring Pola lilin dibentuk dan coping selesai. Coping dicobakan pada mulut pasien ( Gambar 4). Gambar 4. Mencoba copping metal Pelapisan Ceramic seluruhnya dan jembatan disemntasi denngan semen lutting glass ionomer ( GC,Gold label, GC Corp,Tokyo,japan) (gambar 5,6). Perhatikan spring tetap jauh dari rugae. Pelapisan ceramic selesai pada gigi incisivus sentral dan kaninus. Sebelum sementasi selesai, penghubung cantilever spring dipoles hingga mengkilap.

Gambar 5. Gambaran palatal Gambar 6. Gambaran setelah perawatan.

Diskusi Jembatan spring adalah protesa yang masih diperdebatkan pada daerah mukosa yang ditutup secara permanen oleh palatal bar yang panjang cukup lentur , ketika sesuai indikasinya dan mudah pemeliharaanya, hal ini memberikan beberapa tahun pelayanan yang tidak terputus secara fungsional dan estetik. Palatal connector dengan spring cantilever pada gigi tiruan cekat adalah

jenis loop connector.Bagaimanapun, connector disini panjang, tipis dan bar resilient, penutupannya diadaptasi dengan palatum jadi sebagian didukung oleh jaringan lunak. Bagian ini menghubungkan pontik dengan gigi posterior atau gigi yang membutuhkan mahkota yang mencangkup penuh. Meskipun jarang terjadi terdengar dan keadaan sehat, gigi posterior digunakan sebagai penyangga untuk menggantikan gigi anterior maksila dengan diastema menggunakan resin yang diikat dengan spring cantilever pada gigi tiruan cekat. Panjangnya Connector palatal pada spring cantilever pada gigi tiruan cekat akan berubah, jika tipis, dan menghasilkan perpindahan koronal pada pontik; hal ini memungkinkanterganggunya saat berbicara dan seringkali susah ditoleransi. Ketika diastema dibutuhkan pada salah satu daerah pontik, jembatan spring adalah pilihan sebagai retainer yang ditempatkan pada gigi penyangga posterior dan tidak dihubungkan pada gigi tetangga. Jembatan spring juga dapat diindikasikan kjika gigi tetangga pada daerah tidak bergigi anterior tidak mencukupi sebagai penyangga seperti a) kecilnya mahkota klinis yang berbentuk pasak mengerucut yang akan mengurangi retensi, b)daerah permukaan akar yang kecil dan atau rusaknya kondisi periodonsium yang membuat kurang mampunya menahan beban berlebih, c)gigi tetangga anterior yang tampak baik dimana tidak diperlukan pemotongan. Jembatan spring tidak diindikasikan untuk rahang bawah dengan mukosanya lebih tipis, bentuk rahang akan ditempati bar yang menutupi margin ginggiva, bar tidka akan didukung oleh jaringan mukosa sebagai gigitan yang secara umum terbalik dan terdapat kemungkinan terbesar untuk membentuk kalkulus. Keuntungan jembatan spring meliputi :a) sedikitnya waktu kunjungan, b)unggul secara estetik, c) Syarat diastema pada salah satu sisi pontik, d) biasanya hanya satu penyangga posterior yang dibutuhkan untuk mendukung jembatan, dan e) lenturnya palatal bar yang bertindak sebagai peredam guncangan mengurangi kesempatan pontik ceramic terhadap fraktur.

Kesimpulan Meskipun jarang digunakan, cantilever spring sering digunakan ketika adanya diastema yang dibutuhkan pada perencanaan protesa cekat seperti kasus diatas. Penghubung spring cantilever FPD menyediakan solusi mudah pada permasalahan prostodontik termasuk ruang tidak bergigi pada anterior, walaupun dengan memelihara sedikit diastema.

Daftar Pustaka 1. Cavazos E, Richardson JT, Wells RN. Pontics for fixed prosthodontics. Gregory Hacke, DC.Tylman's theory and practice of fixed prosthodontics. 8th edition. Chennai, All India publishers, 1997; 357-69. 2. J L. Lui. 30-year life span of a spring cantilever bridge: case report. Annal Dent Univ Malaya 2008; 15(1): 48-54. 3. Odell E. Clinical problem solving in dentistry: Elsevier Health Sciences; 2004 4. Pavan Kumar, Shivkumar.N.Puranik. Anterior spring cantilever fixed partial denture: a simple solution to a complex prosthodontic dilemma. International journal of dental clinics 2010:2(3):61-63 5. Smith B. Planning and making crowns and bridges: Martin Dunitz Publishers; 1998. 6. Breeding L, Dixon D. Transfer of gingival contours to a master cast. The Journal of Prosthetic Dentistry1996;75(3):341-3. 7. Bartlett D, Fisher N. Clinical problem solving in prosthodontics: Elsevier Health Sciences; 2004. 8. Taggart J. Resin bonded spring cantilever bridge. Restorative dentistry1990;6(2):4-5. 9. Mitchell D, Mitchell L, Brunton P. Oxford handbook of clinical dentistry: Oxford University Press, USA; 2005.

Anda mungkin juga menyukai