Anda di halaman 1dari 9

Space Maintanance dengan Inovasi “Tube dan Loop” (Nikhil Appliance)

Untuk Memenuhi Tugas :


Journal Review Departemen Kedokteran Gigi Anak

Disusun Oleh:
Nisa Nadiah Okviaanas (160112170050)

Pembimbing:
drg. Prima Andisetyanto, Sp.KGA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
10.5005/jp-journals-1005-1340

Laporan Kasus

Space Maintanance dengan Inovasi “Tube dan Loop” (Nikhil Appliance)

Nikhil Srivastava, Jyotika Grover, Prerna Panthri

ABSTRAK

Meskipun upaya terbaik dalam pencegahan, premature loss gigi sulung terus menjadi

masalah umum dalam kedokteran gigi anak, yang mengakibatkan gangguan integritas

lengkung dan mempengaruhi kesejajaran dari gigi permanen. Space maintainer (SM) adalah

peralatan khusus yang digunakan untuk mempertahankan ruang, yang dibuat karena

kehilangan prematur loss gigi sulung. Band dan loop SM sebagian besar diindikasikan untuk

premature loss gigi molar pertama sulung, tetapi alat ini memiliki sejumlah keterbatasan baik

untuk operator maupun untuk pasien. Artikel ini membahas inovasi "Tube and Loop" SM

(alat Nikhil) yang menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan band dan loop

konvensional SM. Ini tidak hanya mudah dan cepat untuk dibuat tetapi juga dapat

diselesaikan dalam satu kunjungan dan tindakan sulit seperti pembuatan cetakan dan prosedur

laboratorium,seperti penyolderan dihilangkan.

Kata Kunci : Band dan loop, premature loss, tube dan loop.

PENDAHULUAN

Kehilangan lengkung gigi karena premature loss dari gigi sulung molar pertama

merupakan hal umum pada tahap gigi sulung dan mixed dentitions. Sekitar 51% premture

loss gigi molar sulung pertama dan 70 % premature loss gigi molar sulung kedua

memhasilkan kehilangan ruangan dan mengakibatkan terjadinya malposisi pada quadran gigi
tersebut. Salah satu pendekatan yang dilakuakn untuk mengontrol ruangan yang tercipta dari

kasus premature loss gigi sulung adalah dengan menyediakan ruangan dengan alat space

maintainer (SM).

Berbagai jenis alat yang digunakan untuk SM bergantung pada tahap perkembangan

gigi anak, keterlibatan lengkung gigi, kehilangann gigi sulung dan gigi mana yang hilang.

Oklusi bisa menjadi faktor yang penentu dari tipe SM, bagaimanapun, penili harus

memberikan perhatian terhadap keberhasilan klinis SM berdasarkan jenis desain dan jangka

waktu ketahanan.

Band dan loop SM diindikasikan untuk single, unilateral atau bilateral premature

loss, maksila atau mandibula gigi molar sulung. meskipun alat ini nampak sederhana dan

mudah bagi dokter gigi dan pasien, ada beberapa keterbatasan : 1) membutuhkan minimal

dua dudukan, 2) setelah pembentukan band, pembuatan cetakan dibutuhkan, yang

menyebabkan kesulitan pada pasien muda, tidak kooperatif atau pasien dengan refleks

muntah yang parah, 3) ketika pemindahan band pada cetakan, menghasilkan ketidaksesuain

alat pada pasien, dan 4) pembuatan membutuhkan pekerjaan laboratorium penting dan waktu

termasuk penyolderan pada 2 titik, yang merupakan penyebab utama kegagalan alat ini.

Berdasarkan segala keterbatasan, suatu inovasi yang disebut "Tube dan Loop" SM

(alat nikhil) dibahas pada artikel ini, yang tidak hanya membutuhkan satu kali kunjungan tapi

juga mengurangi langkah pengerjaan seperti pembuatan cetakan, pengiriman band dan

prosedur laboratorium yang disebut penyolderan. Alat ini menghemat banyak waktu bagi

dokter gigi dan pasien dan terbuktu sebagai alternatif yang baik untuk konvensional band dan

loop SM.
DESAIN DAN PEMBUATAN ALAT

• Ukuran stainless steel band yang sudah tepat (0,180x0,005') dijepitkan di mesial dan

distal gigi yang membentuk ruangan.

• Bukal tube di las pada bagian bukal pada kedua band dan kemudian band di

semenkan pada gigi (gambar 1A).

• Dengan menggunakan kawat stainless steel 0,0032" (21-gauge), loop berbentuk v

dengan helix dibuat dengan cara membuat sudut 30-45 derajat (gambar 1B).

• Setelah mengukur jarak antara kedua bukal loop ( titik x dan y), loop diberi tanda dan

kemudian dibengkokkan parallel pada bukal tube. sisa kawat dipotong ( akhiran

mesial harus lebih kecil dari akhiran distal untuk memudahkan penempatan free end

loop pada bukal tube) (Gambar 1C dan D).


Gambar 1A sampai E: Pembuatan "Tube dan Loop" Space Maintainer : A) penjepitan band dan peletakan

Bukal tube, B) kawat dibengkokkan berbentuk V dengan helix, C) Pengukuran jarak, D) pembuatan free end

kawat yang parallel dengan bukal tube, E) "Tube dan Loop" space maintainer akhir.

• Loop yang sudah disiapkan diletakan pada bukal tube

• Penyesuaian akhir dilakukan dengan memutar dan melonggarkan helix.

LAPORAN KASUS

Pasien perempuan berusia 7 tahun dilaporkan pada Departemen Pedodontik dan

Preventive Dentistry dengan keluhan utama adanya rasa sakit dan bengkak pada regio

maksila kanan posterior sejak 5 hari yang lalu. Pemeriksaan klinis menunjukkan molar

sulung maksila kiri rusak. ( gigi nomor 65). Radiografi periapikal intraoperatif disarankan

untuk mengkonfirmasi diagnosis yang memperlihatkan karies pada enamel, dentin dan pulpa

dengan kehilangan tulang pada daerah periradikular (Gambar 2A dan B). Berdasarkan

prognosis yang buruk, pencabutan gigi direncanakan dan untuk mempertahankan ruangan,

"Tube dan Loop" SM (alat Nikhil) dibuat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya (Gambar

2C dan D). Intruksi postoperatif diberikan dan pasien dijadwalkan untuk kunjungan berkala.

Delapan bulan kemudian, gigi permanen ( premolar kedua kiri maksila) terlihat sudah erupsi

tanpa gangguan pada posisi normal tanpa perbedaan ruangan.


Gambar 2A sampai F : Tube dan Loop Space maintainer (gambaran intraoral) : (A dan B) gambaran

preoperatif gigi 65 yang sudah rusak, (C dan D) penyemenan alat, (E dan F) gigi 25 erupsi.

PEMBAHASAN

Mempertahankan lengkung gigi selama gigi sulung, campuran dan awal pertumbuhan

gigi permanen sangat signifikan untuk perkembangan normal oklusi gigi. Premature loss dari

gigi sulung bisa diakibatkan oleh karies dental, infeksi, trauma atau crowding, yang bisa

meningkatkan kebutuhan perawataan ortodonti. Hal ini sangat penting untung mengintervensi

pencabutan atau prematur eksfoliasi. Kehilangan gigi sulung sebelum waktu eksfoliasi

normal bisa mengakibatkan gangguan hubungan vertikal dan horizontal dari oklusi gigi

sulung dan permanen. Karena alasan ini, adalah penting untuk menmpertahankan ruangan

yang disebabkan oleh premature loss dari gigi sulung sampai gigi dewasa erupsi.
Penggunaan Space Maintainer dapat mengatasi kasus premature loss dan mengurangi

keparahan efek seperti crowding, erupsi ektopik, impaksi gigi dan hubungan molaar yang

buruk.

Keuntungan klinis dari SM dari jenis desain atau kemampuan bertahan konstruksinya

telah menjadi perhatian peneliti. Beberapa peneliti telah memperkirakan penyebab utama

kegagalan SM dan kemampuan alat termasuk insidensi kerusakan, ketika SM cekat , didesain

dengan lebih baik menghasilkan kerusakan yang lebih kecil pada jaringan oral dibandingkan

SM lepasan dan pasien lebih nyaman serta lebih cocok untuk perawatan SM dalam jangka

waktu panjang.

Desain SM yang telah dijelaskan sebelumnya menunjukan beberapa keuntungan

dibandingkan band dan loop SM yang konvensional. Keseluruhan prosedur dari pembuatan

hingga pemasangan bisa diselesaikan dalam satu kunjungan, menyimpan lebih banyak waktu

bagi pasien dan dokter gigi. pembuatan cetakan dan pemindahan band dari cetakan, tidak

hanya menantang tapi juga merupakan kasus rumit bagi pasien anak, juga dihilangkan pada

desain yang dijelaskan. pengerjaan laboratorium yang lama, seperti penuangan cast,

stabilisisasi loop dan, yang lebih penting, penyolderan loop pada band di dua tempat dan

pemolesan, juga tidak dibutuhkan yang bisa mempersingkat waktu dan biaya perawatan.

Baroni et al pada penelitiannya menemukan bahwa kerusakan solder merupakan penyebab

utama kegagalan dan merupakan 37% dari total kegagalan. beberapa penelitian menyatakan

beberapa alsan untuk kegagalan ini, seperti pemsangan solder yang tidak utuh, pemanasan

kawat yang berlebihan ketika penyolderan, kawat menjadi tipis akibat pemolesan, sisa flux

pada kawat dan kegalalan memasukan kawat ketuka penyolderan.

Keuntungan lain dari SM ini adalah loop bisa dengan mudah diputar untuk

pembersihan rutin, penyesuaian / aktivasi dengan memutar dan melonggarkan helix mudah
dilakukan dan jika dibutuhkan, bisa dilakukan tanpa mengganggu band. Tube dan Loop SM

telah diberikan pada beberapa pasien (salah satunya pada pasien di kasus ini ) dan

memperlihatkan kemudahan dan biaya yang lebih sesuai dan efektifitas waktu yang lebih

baik dibandingakan band and loop SM konvensional.

KESIMPULAN

Inovasi desain dari Tube dan Loop SM sangan sederhana, cepat dan mudah.

semuanya bisa dilakukan dalam satu kunjungan dan tanpa pengerjaan laboratorium. Penulis

merekomendasikan alat ini dibuat oleh dokter gigi karena menawarkan keuntungan yang

lebih banyak dibandingakan SM konvensional.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sasa IS, Hasan AA, Quadeimat MA. Longevity of band and loop space maintainers

using glass ionomer cement: a prospective study. Euro Arch Pediatr Dent 2009

Jan;10(1):6-10.

2. Nayak UA, Lous J, Sajeev R, Peter J. Band and loop space maintainer-made easy. J

Indian Soc Pedod Prev Dent 2004 Sep;22(3):134-136.

3. Quadeimat MA, Fayle SA. The longevity of space maintainers: a retrospective study.

Pediatr Dent 1998 Jul-Aug;20(4):267-272.

4. Christensen JR, Fields HW Jr. Space maintenance in the primary dentition. In:

Pinkham JR, Casamassimo PS, Fields HW Jr, Mc Tigue DJ, Nowak AJ. Pediatric

Dentistry: infancy through adolescences. Missouri: Elsevier Saunders; 2005. pp. 419-

448.

5. Muthu, MS.; Sivakumar, N. Space maintainers and regainers. Pediatric dentistry –

principles and practice. India: Elsevier; 2009. p. 302-318. 6. Law CS. Management of
premature primary tooth loss in child patient. J Calif Dent Assoc 2013

Aug;41(8):612-618.

6. Horax S. Fixed space maintainer with molar band in premature loss of primary first

molar teeth (case report). J Med Nurs 2006;27(3):174-176.

7. Wright GZ, Kennedy DB. Space control in primary and mixed dentitions. Dent Clin

North Am 1978 Oct;22(4):579-601.

8. Foster, TD. Dental factors affecting occlusal development. In: Foster, TD., editor. A

textbook of orthodontics. London: Blackwell; 1990. p 129-146.

9. Baroni C, Franchini A, Rimondini L. Survival of different types of space maintainers.

Pediatr Dent 1994 Sep-Oct;16(5): 360-361.

10. Thornton JB. The space maintainer: case reports of misuse and failures. Gen Dent

1982 Jan-Feb;30(1):64-67.

11. Hill CJ, Sorenson HW, Mink JR. Space maintenance in a child dental care program. J

Am Dent Assoc 1975 Apr;90(4):811-815.

12. Hitchcock, HP. Preventive orthodontics. Finn, SB., editor. Clinical pedodontics.

Philadelphia: WB Saunders; 1973. p. 342-369.

Anda mungkin juga menyukai