TINJAUAN PUSTAKA
alveolar
di
sekitar
gigi
dan
jika
tidak
diobati
dapat
Periodontitis
kronis
didefinisikan
sebagai
penyakit
infeksi
http://i.ehow.com/images/GlobalPhoto/Articles/5098170/232728-
rusak, jaringan gingiva lepas dan terbentuk periodontal poket. Pada beberapa keadaan
sudah terlihat ada peradangan dan pembengkakan dengan keluhan sakit bila tersentuh.
Bila keparahan telah mengenai tulang rahang, maka gigi akan menjadi goyang
dan mudah lepas dari soketnya.
1.1.5. Prevalensi
Prevalensi periodontitis kronis meningkat dan keparahannya sejalan dengan usia,
umumnya mempengaruhi laki-laki dan perempuan dengan frekuensi yang sama.
Periodontitis disebut age associated, bukan age-related. Dengan kata lain, bukan usia
dari individu yang meningkatkan prevalensi penyakit tetapi durasi dari jaringan
periodontal oleh akumulasi kronik dari plak. 10
1.1.6. Perawatan
Perawatan periodontitis kronis dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
menjadi
faktor
predisposisi
atau
rekurensi
dari
penyakit
kuretase
periodontal,
gingiva,
rekonturing
gingivektomi,
tulang
(bedah
prosedur
tulang)
bedah
dan
flap
prosedur
III:
fase
terapi
pemeliharaan,
dilakukan
untuk
mencegah
4. Scalling
dan
evektivitas
polishing
kontrol
tiap
plak
bulan
pasien
dan
seksli,
pada
tergantung
dari
kecenderungan
pembentukan kalkulus
5. Aplikasi tablet fluoride secara topikal untuk mencegah karies
periodontal
yang
ketiga,
Bacteroides
forsythus,
pertama
kali
diperkenalkan pada tahun 1979 sebagai bacteroides fusiform. Spesies ini sulit untuk
berkembang, biasanya membutuhkan 7 hingga 14 hari bagi koloni untuk berkembang.
Organisme ini adalah gram negative anaerobic, berbentuk spindel, batang pleomorfik,
pertumbuhan organisme ini ditingkatkan oleh adanya ikatan dengan Fusobacterium
nucleatum dan tentu saja terjadi pada daerah subgingiva. Organisme ini ditemukan dalam
jumlah yang lebih besar pada daerah penyakit periodontal yang mengalami proses
destruktif atau pada abses periodontal dibandingkan pada gingivitis ataupun daerah yang
sehat.
Sebagai tambahan, Bacteoides forsythus ditemukan lebih banyak pada lesi
periodontal aktif dibandingkan dengan lesi inaktif. Lebih jauh lagi, subjek yang memiliki
Bacteroides forsythus memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami kehilangan
tulang alveolar, kehilangan perlekatan, dan kehilangan gigi dibandingkan dengan subjek
yang tidak terdeteksi memiliki Bacteroides forsythus.13
Pada awalnya Bacteroides forsythus diperkirakan sebagai spesies subgingival
yang jarang ditemukan. Namun, studi yang dikemukakan oleh Gmur dkk (1989)
menggunakan antibody monoclonal untuk menghitung spesies secara langsung pada
sampel plak, menggambarkan bahwa spesies ini lebih banyak ditemukan sebelumnya
dibandingkan yang ditemukan pada studi kultur dan level ini secara kuat diasumsikan
berhubungan dengan peningkatan kedalaman poket.13
Bacteroides forsythus termasuk spesies baru dari mulut manusia, memiliki
ultrastruktur dinding sel yang berbeda dan satu set unik antigen permukaan sel. Dalam
studi terpisah, pasien yang sebelumnya dirawat karena sedang mengalami periodontitis
parah dimonitor selama 12 bulan untuk bukti kekambuhan penyakit.13
energi. Bakteri ini merupakan kelompok bakteri yang vibrio corrodes, bakteri pendek
yang tidak termasuk dalam kelompok batang dan membentuk cembungan kesil, dry
spreading, atau corroding dalam blood agar.
Compylobacter rectus banyak ditemukan dengan jumlah yang tinggi pada pada
daerah yang mengalami penyakit periodontal dibandingkan daerah sehat. Selain itu,
ditemukan pula dalam jumlah yang lebih besar dan lebih sering pada daerah yang
mengalami kerusakan periodontal aktif atau merupakan berkebalikan antara periodontal
sehat dan yang berpenyakit.13
nucleatum
adalah
bakteri
anaerobic
Gram-negatif
non-
spreforming yang ditemukan pada flora normal mulut, yang memainkan peran dalam
penyakit periodontal. Meskipun ia tidak dianggap sebagai bakteri patogen utama yang
memberikan kontribusi terhadap perkembangan periodontitis.13
Bakteri ini adalah bakteri gram negatif, anaerobic, bentuk spindel, yang dikenal
sebagai bagian dari mikroba subgingival selama lebih dari 100 tahun. Spesies ini umumnya
dapat diisolasi dari kultur plak subgingiva, dan terdiri dari 7-10% dari total kultur yang
dapat diisolasi dari berbagai keadaan klinis yang berbeda. Fusobacterium nucleatum
banyak ditemukan pada subjek dengan periodontitis dan abses periodontal.13