Anda di halaman 1dari 113

SISTEM DIGESTI

Yuda Heru Fibrianto

Introduction

In simple terms, the digestive system is a


portal for nutrients to gain access to the
circulatory system.
Foodstuffs are broken down to very simple

molecules.
Resulting sugars, amino acids, fatty acids, etc.

are then transported across the GI tract lining


into blood.

The specific foodstuffs animals are able to


utilize is dependent on the type of
digestive system they possess.

Introduction

Three (3) basic types of digestive systems:


Monogastric simple stomach.
Ruminant (cranial fermentor) multi-

compartmented stomach.
Hind gut (caudal) fermentor simple stomach,

but very large and complex large intestine

SISTEM GIT

Diatur sistem saraf pusat dan sistem


endokrin

FUNGSI PENGATURAN GIT

Gb.1. Fungsi git diatur secara langsung oleh


sistem saraf intrinsik dan sistem endokrin git.
Sebagian besar SSP mempengaruhi git secara
tidak langsung, melalui pengaruh pada SS
intrinsik dan sistem endokrin.
(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology.

3 ED. Cunningham, J.G. 2002)


rd

SS ENTERIK INTRINSIK TERLETAK DALAM DINDING GIT

Gb.2. Skema potongan melintang anatomi


dinding git

(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3 rdED. Cunningham, J.G. 2002)

Gb.3. Skematik organisasi SS intrinsik git


Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002.

SS ENTERIK MENGANDUNG RESEPTOR, NEURON


SENSORI, INTERNEURON, DAN NEURON MOTOR

Gb.4. Varikositis membebaskan substansi


neuroregulator dalam serabut muskulus
sekitar

(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

GIT JUGA MENERIMA INERVASI


EKSTRINSIK DARI SS OTONOM

Gb.5. Distribusi SS otonom git. Medula spinal tergambar di


tengah, sistem simpatik memperluas ke kiri, dan sistem
parasimpatik ke kanan (Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3 ED. Cunningham,
J.G. 2002)
9
rd

HUBUNGAN ANTARA
SS OTONOM DAN SS INTRINSIK GIT DI DALAM PERMUKAAN GIT

Gb.6. S.parasimpatik yang mencapai sistem intrinsik


adalah
postganglionik (Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3 ED. Cunningham,
rd

J.G. 2002)

10

SISTEM GIT MEMPUNYAI


SUATU SISTEM ENDOKRIN INTRINSIK

Gb.7. Gambaran skematik dari sel endokrin git. Semua sel


endokrin git mempunyai struktur yang sama, tetapi setiap
sel menghasilkan hanya satu tipe hormon. (Sumber:
Textbook of Veterinary
11
Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

TEMPAT PRODUKSI DAN AKSI DARI HORMON GIT

12

gb.8. lintasan feedback negatife dalam produksi asam lambung,


13 gastrin
yang dirangsang oleh gastrin, menekan sekresi

(Sumber: Textbook of

Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

PENGATURAN PEPTIDA DAPAT BERASAL


DARI NEURON SEBAIK DARI SEL
ENDOKRIN
SISTEM IMMUNE IKUT BAGIAN DALAM
PENGATURAN AKTIVITAS GIT
PENGATURAN PEPTIDA
MENGGUNAKAN PENGARUH TROPIK
PADA SEL EPITEL GIT
14

GERAKAN SALURAN GASTROINTESTINAL


1.
2.

3.

4.

Mendorong ingesta dari satu lokasi


ke lokasi berikutnya
Menahan ingesta disuatu tempat,
terjadi pencernaan, penyerapan
atau disimpan
Memecah material dan
mencampurnya dengan sekresi
pencernaan secara fisik
Memutar ingesta sedemikian rupa
sehingga semua bagian ingesta
kontak dengan permukaan
15

GERAKAN-GERAKAN GIT
GEL. LAMBAT DARI DEPOLARISASI ELEKTRIK
CIRI UNIK DARI OTOT POLOS GIT

Gb. 9. Perubahan-perubahan spontan dalam polaritas membran


sel-sel otot polos git. Gambar atas menunjukkan sebuah sel
dengan sebuah voltmeter mengukur potensial elektrik
membran. Gambar BAWAH grafik spontan perubahanperubahan dalam potensial elektrik(dalam milivolt) yang akan
mengukur lintasan sel membran (Sumber: Textbook of Veterinary
16Physiology. 3 ED. Cunningham,
rd

J.G. 2002)

DEPOLARISASI MEMBRAN PARTIAL DARI SEL OTOT


POLOS GIT TERJADI SECARA TERKOORDINASI,
MENIMBULKAN GEL.DEPOLARISASI YANG MELUAS
LEBIH BESAR SEGMEN OTOT

Gb. 10. Elektroda diletakkan pada/didekat permukaan otot,


pencatat berubah-ubah dalam potensial sebagai gelombang
depolarisasi ke arah depan. Koordinasi perubahan-perubahan
dalam membran potensial di antara sel-sel adalah perlu untuk
gelombang ini jadi terukur, dan tercatat tidak berubah oleh
elektroda yang diletakkan di luar sel (Sumber: Textbook of17
Veterinary Physiology.
3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

APABILA GELOMBANG LAMBAT MENYEBAR


MENCAPAI SEL-SEL OTOT POLOS PRIMER,
MAKA AKAN MENGHASILKAN
AKSI POTENSIAL DAN KONTRAKSI

18

Gb.11. Kontraksi otot tidak terjadi apabila tidak ada aksi


potensial:
(1) kontraksi otot bilamana puncak gelombang lambat
mencapai titik kritik depolarisasi memenuhi aksi potensial
untuk terjadi
(2) Kemungkinan aksi potensial terjadi selama jalan gelombang
lambat lebih dari segmen otot git, dipengaruhi oleh
tingkatan depolarisasi garis dasar.
Norepinefrin menurunkan garis dasar (nilai absolutnya
meningkat), sedangkan asetilkolin meningkatkan garis dasar
(nilai absolutnya turun) (Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3 ED. Cunningham, J.G. 2002)
rd

19

KOORDINASI GERAKKAN MEMUNGKINKAN BIBIR,


LIDAH, MULUT, DAN FARING UNTUK MENGGENGGAM MAKANAN DAN MENDORONG TURUN KE GIT

Gb.12 . Skema potongan melintang posisi struktur laring dan


faring selama proses bernapas dan menelan

(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3 rdED. Cunningham, J.G. 2002)

20

GERAKKAN ESOFAGUS MENDORONG


MAKANAN DARI FARING SAMPAI
LAMBUNG

21

Gb.13. Peristalsis terdiri dari perpindahan melingkar dari


konstriksi luminal didahului oleh daerah luminal yang
menggelembung. Area konstriksi diciptakan oleh kontraksi otot
sirkuler, sedangkan dilatasi diciptakan oleh kontraksi otot
longitudinal. Aksi ini menyebabkan bolus ingesta. (Sumber: Textbook of
Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

22

23

FUNGSI LAMBUNG ADALAH MEMPROSES


MAKANAN MENJADI KONSISTENSI CAIR
DAN DILEPASKAN MASUK KE DALAM
INTESTINUM DENGAN LAJU YANG
TERKONTROL

24

LAMBUNG PROKSIMAL MENYIMPAN MAKANAN


MENUNGGU PROSES GASTRIK SELANJUTNYA
DI LAMBUNG DISTAL

Gb.14. Adaptasi relaksasi mengarah ke merentangkan dinding


lambung yang terjadi sebagai organ yang terisi selama
makan. Perentangan terjadi sebagai hasil relaksasi otot dan
disertai oleh sedikit atau tidak ada perubahan pada tekanan
di dalam luminal
25

(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

Gb.15. Aktivitas lambung distal adalah menggiling dan mengunyah.


A. Gerakan peristalsis dimulai dari sambungan proksimal dan distal
lambung dan gerakan ke arah pilorus;
B. Ketika gelombang peristalsis mendekati pilorus, pilorus berkonstriksi,
menyebabkan beberapa ingesta jadi hancur dalam peristalsis
melingkar dan didorong kembali ke arah lambung proksimal;
C. Sebagai gelombang peristalsis mencapai pilorus, beberapa dengan
baik menggiling dan mencairkan material masuk ke dalam
duodenum, tetapi mayoritas material telah didorong kembali ke
dalam lambung;
D.Antara kontraksi, gerakkan tidak nyata dari kandungan gastrik yang
26
terjadi. Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3 ED. Cunningham, J.G. 2002
rd

LAJU MENGOSONGKAN GASTRIK HARUS


SESUAI DENGAN LAJU DIGESTI DAN
ABSORBSI INTESTINUM TENUE

27

Arkus hambatan refleks enterogastrik. :


1. pH rendah,
2. osmolalitas tinggi,
3. ada lemak di dalam duodenum

menstimulasi reflek n.vagus, neuron enterik,


dan hormonal menghambat pengosongan
lambung .
Setelah : - pH duodenum menjadi sedang
- osmolalitas menjadi sedang
- beberapa lemak telah diabsorbsi,
hambatan mempengaruhi lambung
dihilangkan CCK & kolesistokinin
28

Gb.16. ARKUS HAMBATAN REFLEKS


ENTEROGASTRIK

(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

29

DI ANTARA MAKAN LAMBUNG MEMBERSIHKAN


MATERIAL YANG TIDAK
DAPAT DIDIGESTI

MUNTAH REFLEK KOMPLEKS YANG


DIKOORDINASI
DARI BRAINSTEM

30

BEBERAPA AKSI BERHUBUNGAN


DENGAN MUTAH
1.

2.

3.

4.

RELAKSASI OTOT LAMBUNG, SPINCTER


ESOPHAGUS DAN PENUTUPAN PILORUS
KONTRAKSI OTOT ABDOMINAL/PERUT
PENINGKATAN TEKANAN PERUT DALAM
PERLUASAN RONGGA DADA, GLOTTIS
TETAP TERTUTUP MENEKAN TEKANAN
DADA DALAM/INTRATHORAK
PEMBUKAAN SPINCTER ESOPHAGUS ATAS

31

GERAKAN INTESTINUM TENUE MEMPUNYAI FASE


DIGESTI DAN INTERDIGESTI

Gb.17. Segmentasi di intestinum tenue.


Daerah otot sirkulasi yang konstriksi menutup
lumen dan membagi git ke dalam segmen dilatasi
yang mengandung ingesta. Pada interval periode
area yang konstriksi dan dilatasi berselang,
menggunakan aksi campuran dan sirkulasi
pada
32

SPINGTER ILEOCECAL MENCEGAH GERAKAN


ISI KOLON KEMBALI KE DALAM ILEUM

GERAKAN KOLON MENYEBABKAN


PENCAMPURAN, RETROPULSION DAN
PROPULSION INGESTA.
PADA KOLON KARNIVORA TERJADI ABSORBSI
DAN PENYIMPANAN
WALAUPUN ANATOMI KOLON HERBIVORA
BERBEDA POLA GERAKANNYA SERUPA
AKTIVITAS USUS BESAR/KOLON
1.
2.
3.

Absorbsi air dan elektrolit


Menyimpan feses
Fermentasi bahan organik yang lolos dicerna di usus
halus
33

KOLON MAMALIA :

1.
2.

3.

Anjing persediaan energi yang diperlukan


tidak tergantung pada fermentasi kolon.
Kuda mempunyai kolon yang
perkembangannya sangat besar, mengandalkan
fermentasi kolonik untuk bagian terbesar dalam
memperoleh energi yang diperlukan.
Babi dan sapi fermentasi kolon penting
terhadap digesti, pertengahan antara kuda dan
anjing, dan posisi menengah ini dicatat
perkembangan kolonnya

34

Gb.18. VARIASI ANATOMI KOLON 4 MAMALIA (ANJING, KUDA, BABI,


DAN SAPI) C.coecum, L, ileum; R, rektum
( Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

35

Manusia, Carnivora dan Herbivora

36

37

38

DALAM KOLON KARNIVORA


TERJADI ABSORBSI DAN PENYIMPANAN

Gb.19.
Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

39

Sebuah pacemaker ada pada


sambungan bagian transversal dan
desenden kolon (kucing)
Kemungkinan pada hewan lain dengan
anatomi kolon yang serupa.
Gelombang lambat dan aktivitas
peristalsis berasal dari pacemaker dalam
dua arah.
Menurun atau sebaliknya, peristalsis
dalam bagian proksimal kolon
menyebabkan ingesta tertahan disana,
sehingga terjadi kenaikan fungsi
40

SPINGTER ANAL MEMPUNYAI


2 LAPIS DENGAN INERVASI YANG TERPISAH

Reflek retrospinterik penting dalam


defekasi
Reflek diawali oleh gerakan feces ke
dalam rektum dan menghasilkan gerakan
peristaltik dari dinding rektal dan relaksasi
internal spingter anal.
Jalan lintasan feces secara normal
dipengaruhi reflek, tetapi konstriksi yang
disengaja dari spingter eksternal dapat
mencegah lintasan feces itu dan pada
akhirnya menolak reflek, tampak
memungkinkan hewan-hewan latihan untuk
41
menekan desakan penghilangan feces

Gb.20. ARKUS REFLEKS RETROSPINTER


(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

42

Sekresi saluran pencernaan

Digesti dan absorbsi hanya dapat


terjadi dilingkungan berair dari
sekresi saluran pencernaan
Sintesa dan sekresi dalam proses
terkontrol oleh gld endokrin baik
syaraf Intrinsik dan eksintrik

43

Glandula saliva

Melembabkan, membasahi dan


mencerna sebagian makanan
Aktivitas anti bakteri: antibodi dan
lysosim
Amilasi, lipase lingualis
berasal dari sel acini dan dimodifikasi
dalam duktus kolektivus
Utama: gld parotid, mandibula dan
sublingua
Diatur oleh sy. parasimpatik
44

Gb.21. Skematik kelenjar saliva. Saliva adalah sekresi awal


oleh sel acini dan kemudian dimodifikasi lewat melalui
duktus interkalatus atau dikumpulkan. Modifikasi sekresi acini
oleh epitel duktus fenomena fisiologis umum diantara
beberapa tipe kelenjar termasuk pankreas
45
(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

GLD SALIVA DIATUR OLEH SS PARASIMPATIK

Saliva ruminansia suatu buffer fosfat


yang disekresi dalam jumlah besar

46

KOMPOSISI ELEKTROLIT :
DARI DARAH SERUM & SALIVA
ANJING & RUMINANSIA

Gb.22. Konsentrasi elektrolit saliva lebih rendah daripada serum,


berbeda bila dibandingkan dengan saliva ruminansia. Konsentrasi
tinggi HCO3 dan PO4- dalam saliva ruminansia memberi saliva
ruminansia bersifat alkali (Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3 ED. Cunningham, J.G. 2002)
rd

47

SEKRESI GASTRIK

Tergantung spesies,
Ada 2 tipe mukosa gastrik umum gld
dan non gld
Mukosa gastrik mengandung banyak
tipe sel berbeda

48

49

ILUSTRASI ANATOMI GLD KORPUS LAMBUNG

Gb.23. Bagian lain gld mukosa lambung mempunyai struktur


yang sama tetapi dapat berbeda sedikit dalam tipe-tipe sel dalam
gld. Permulaan gld cukup besar terlihat dengan gelas pembesar
yang dipegang tangan
50

(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

51

GERAKAN ELEKTROLIT SELAMA SEKRESI


ASAM LAMBUNG

Gb.24. Produksi H+ dan HCO3- dari air dan CO2


distimulasi oleh aksi enzim karbonik anhidrase,
aktivitas yang tinggi dalam mukosa gastrik

(Sumber: Textbook

of

Veterinary Physiology. 3 ED. Cunningham, J.G. 2002_


rd

52

PEPSIN DISEKRESI OLEH SEL CHIEF


GASTRIK DALAM BENTUK INAKTIF DAN
DENGAN SUBSEKUEN DIAKTIFKAN DALAM
LUMEN GIT

Sel-sel parietal distimulasi untuk


bersekresi oleh aksi asetilkholin, gastrin
dan histamin

53

PANKREAS

Sekresi pankreas eksokrin sangat


diperlukan untuk digesti nutrien kompleks
(protein. Karbohidrat, dan trigliserid)

Sel acini mensekresikan enzim,


sel-sel centroasinar dan sel duktus
mensekresikan larutan NaHCO3

Sel pankreas mempunyai reseptor


permukaan sel distimulasi oleh asetilkolin,
colecistokinin, dan sekretin
54

SEKRESI EMPEDU

Hepar adalah gld aciner dengan lumina


aciner kecil dikenal sebagai kanalikuli

Empedu mengandung fosfolipid dan


kolesterol memelihara larutan aqueous
oleh aksi pembersih asam empedu

55

Empedu:

ekskretory:
Dilepaskan dari
componen
darah merah
yang sudah
dihancurkan
Sebuah sekresi
digesti yang
terlibat dalam
emulsifikasi
lemak
Regulasi
hormonal dan
saraf
56

MIKROANATOMI HEPAR KOMPLEKS


DAPAT DILIHAT ADA BEBERAPA JALAN

Gb. 25. Hubungan kanalikuli empedu terhadap duktus


empedu; sistem biliary mungkin menggambarkan gld
asiner dengan bentuk kanalikuli panjang, dekat asinus
(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

57

KANDUNG EMPEDU MENYIMPAN &


MENKONSENTRASIKAN EMPEDU
SELAMA PERIODE ANTARA MAKAN

Sekresi empedu diawali oleh kehadiran


makanan dalam duodenum
dan dirangsang oleh rektum dari asam
empedu ke hepar

58

Gb.26. Asam empedu dan molekul lain bersirkulasi


dalam siklus enterohepatik. Fase siklus termasuk
vena portal
sistem biliay dan lumen intestinal
(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED.

Cunningham, J.G. 2002)

59

DIGESTI DAN ABSORBSI:


PROSES NONFERMENTASI

Proses digesti dan absorbsi terpisah,


namun berhubungan
Mucosa intestinum tenue mempunyai
area permukaan yang luas dan sel epitel
dengan junction yang bocor diantaranya
60

Gb.27. Digesti proses menurunnya makromol terhadap


monomer unsur pokoknya monomer.
Absorbsi transpor hasil monomer melewati
epitelium intestinal ke dalam aliran darah
61 (

Sumber: Textbook of Veterinary

Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

Gb.28. Sebuah lapisan satu sel tebal. Epitelium


intestinum kontinyu di atas villi dan kripta-kripta
Lieberkhun. Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3 ED. Cunningham,
J.G. 2002)
62
(

rd

Gb. 29. Hubungan anatomik sambungan enterocyte, membran apikalis,


membran
basolateral dan ruang lateral adalah kritikal fisiologi absorbsi
intestinal.
A. Gambar anatomi epitelium intestinum,
B. bentuk sketsa epitelium, termasuk sebuah kapiler mengandung
bentuk
elemen darah. Itu penting untuk dimengerti hubungan
anatara A dan B dalam diagram ini Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3 ED. Cunningham, J.G. 2002
63

rd

64

65

DI PERMUKAAN INTESTINUM ADA


LINGKUNGAN MIKRO MEMBUAT GLIKOKALIKS,
MUCUS, DAN LAPISAN AIR UNSTIRRED

DIGESTI

Memecah ukuran partikel makanan oleh


aksi fisik adalah bagian penting dari
proses digesti
Digesti kimia menghasilkan dalam
reduksi nutrien kompleks menjadi molekul
sederhana
66

Pemecahan ukuran partikel makanan dengan aksi


fisik adalah bagian penting dari proses pencernaan
Pencernaan kimia menghasilkan reduksi nutrisi
kompleks menjadi molekul sederhana

proses hidrolisa, pemisahan ikatan kimia dengan


penyisipan molekul air.
glikosida pada karbohidrat, peptid pada protein, ester
pada lemak, dan fosfodiester pada asam nukleat

dua kelas enzim pencernaan utama: enzim luminal


dan enzim permukaan membran.
Enzim yang bekerja dalam lumen berasal dari
kelenjar gastrointestinal besar, termasuk kelenjar
saliva, kelenjar gastrik, dan khususnya pankreas
hasilnya polimer rantai pendek
enzim permukaan membran hasilnya monomer
atau dimer, spt: laktosa (glu+gal), maltosa (glu+glu),
sukrosa (glu+fruk); dipeptida, tripeptida, AA
67

Absorbsi

Transport aktif
Sodium co-transport
Carrier
Transport pasif (ion dan air)

Saluran ion
dalam epithel intestinal melalui tight
junctions

68

Mekanisme penyerapan sodium

sodium co-transport
Couple sodium chloride transport
(pertukaran Na+ atau H+)
Difusi

69

Tiga mekanisme penyerapan Cl

penyerapan sodium klorida


berpasangan
penyerapan paraseluler yang terjadi
pada sodium co-transport glukosa
dan asam amino. Paraseluler Clkarena elektrika gradient
Pertukaran clorid-bikarbonat

70

Absorbsi lemak

Lemak pentimg pada bahan makanan yang lain adalah


kolesterol dan ester kolesterol
Vitamin A, D, E, dan K yang tidak larut dalam air, diserap
bersamaan dengan lemak
Asimilasi lemak dapat dibagi menjadi empat tahap: (1)
proses emulsi, asam empedu, lipase dan co-lipase enzim
pankreatik dua asam lemak bebas, atau asam lemak
nonesterified dan monoglyceride (2) hidrolisis, cholesterol
esterase dan phospholipase (3) pembentukan micelle,
kumpulan garam empedu dan lemak kecil yang larut dalam
air dan (4) penyerapan, Asam lemak micelle ditransport
melalui membran apical oleh ikatan protein asam lemak
khusus di dalam membran apical
Garam empedu direabsorpsi dari illeum oleh sistem sodium
co-transport
Lemak terlarut dengan cepat diangkut oleh molekul
pengangkut dan ditransport secara intraseluler menuju
retikulum endoplasma dan diubah kembali menjadi ester
membentuk kolesterol, lemak makanan minor, dan protein
dari retikulum endoplasmic yang kasar
Chylomicron adalah struktur berbentuk bola dengan
bagian
71

Digesti neonatus

Benerapa jam setelah kehidupan awal, protein tidaklah


dicerna tetapi diserap langsung
Protein pada usus neonatal diperlukan dan diserap secara
utuh dan sebagian besar spesies ternak termasuk kuda
unggas, babi yang dilahirkan tanpa antibodi dari induk, ini
berbeda dengan beberapa hewan seperti primata.
Hewan muda dilahirkan tanpa imunologi. Pada hewan ini
antibodi berasal dari induk yang diperoleh melalui
colostrum yang berasal dari kelenjar mammae induk.
Ketika hewan dilahirkan saluran pencernaan menjadi
dewasa dan antibodi protein diabsorpsi dan tidak dicerna.
tiga perubahan yang terjadi
1.
2.
3.

sekresi asam dari perut ditunda beberapa hari setelah


kelahiran,
keterlambatan dari fungsi penkreas yang dapat mencerna
protein dan menghasilkan asam dan tripsin,
usus epithel intestinal berkembang dan mampu memecahkan
protein di dalam rumen dan melepaskan ke lateral space
72

73

GERAKAN RETIKULORUMEN
MEMELIHARA LINGKUNGAN RUMEN

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

Gb.30. Anatomi rumen : A. retikulum, B. sakus


kranialis, C.
kardia. D. lubang retikulo-omasal,
E. sakus kaudodorsal. F. sakus kaudoventral
(Sumber: Textbook of Veterinary

Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

98

Gb. 31. Urutan kontraksi retikulorumen


(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G.
2002))

99

FUNGSI GRAVITASI SPESIFIK MENETUNKAN LAJU


SPESIFIK (ZAT PADAT) BERGERAK MELALUI ZONE
RETIKULORUMEN

Gb. 32. Pola gerakan ingesta rumen. Gerakan rumen


menghasilkan
kurang lebih pola sirkuler gerakan ingesta.
(Sumber: Textbook of Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002).

100

Glukosa + protein mikroba + VFA


+ NH3 + CH4 + CO2

VFA : 70% Asetat + 20% Butirat +


10% Propionat
Protein dapat dihasilkan dari bahan
non protein spt: amonia, nitrat, urea

101

peptid
e

glukos
e

Asam Amino

Sintesa
Protein dan
pertumbuhan
sel

Energy
(produksi ATP)
CO2
VFA
CH4

Pemeliharaa
n sel

Peptida dan glukosa tersedia dalam keadaan


seimbang/pas
102

peptid
e

glukose

Energy
(produksi ATP)

Asam Amino

Sintesa
Protein dan
pertumbuhan sel

CO2
VFA
CH4

Pemelihara
an sel

Glukosa berlebih, relatif terhadap peptida


103

glukos
e

Peptide

Energy
(produksi ATP)

Asam Amino
NH3

Sintesa
Protein dan
pertumbuhan sel

CO2
VFA
CH4

Pemeliharaa
n sel

Peptida berlebih, relatif terhadap glukosa


104

Gb. 33. Rumen dibagi menjadi tingkatan-tingkatan zone yang tidak jelas,
bervariasi menurut konsistensi ingesta. Zone padat dorsal mengandung
relatif material makanan yang belum didigesti & kontinyu tidak terasa masuk
ke dalam zone menelan dan cairan. Zone penyemprotan dekat kardia
adalah daerah yang menerima makanan yang baru ditelan; kontraksi retikulum
menyemprotkan material makanan dari daerah ini ke dalam zone padat.
Karena material menjadi didigesti, itu tenggelam ke dalam zone cairan,
akhirnya kembali dari zone cairan ke sakus kranial dan retikulum. Sekali dalam
sakus retikulum dan kranial, material adalah dalam zone kehilangan
potensial, yang selanjutnya masuk ke lubang retikulo-omasal
(Sumber: Textbook of
105
Veterinary Physiology. 3rdED. Cunningham, J.G. 2002)

Motilitas retikulorumen

Pemeliharaan sebuah lingkungan yang


baik untuk pola-pola fermentasi yang
bermanfaat bagi hospes
7 syarat terjadinya fermentasi

Makanan ada, suhu, kekuatan ion dengan


homeostasis, mencegah oksidasi dengan
kondisi anaerob, motilitas retikulorumen yang
spesifik, penyerapan VFA secara langsung dan
produksi saliva yang besar

Gerakan retikulorumen 1-3x/menit

Primer pencampuran ingesta dan


menambah pembagian partikel besar dan kecil
Sekunder eruktasi, memindahkan gas CO2
dan CH4
106

Kecernaan dan karakter fisik pakan


berpengaruh penting pada laju partikel
melintasi rumen dan laju feed intake
Kecernaan tinggi t 30 jam
Kecernaan jelek t >50 jam
Ruminasi: aksi dari remastikasi ingesta
rumen
Penting pada penurunan ukuran partikel
dan gerakan materi padat melewati
rumen
Aksi awal adl regurgitasi yang terjadi
sesaat sebelum awalan kontraksi rumen
107

Ada kontraksi ekstra retikulum sesaat


sebelum kontraksi reguler bifase
retikulum
Kardia relaksasi dan ada pemindahan
inspirasi dari rusuk dengan penutupan
glottis tekanan negatif dalam R. dada
menggerakkan makanan ke
esophagus
Ada antiperistaltik yang mendorong
materi ke arah kepala kedalam mulut
Air ditelan dan remastikasi dimulai
108

Ruminasi

Dari zona lembek/slurry


Membantu pemisahan partikel
Terjadi pada waktu hewan tidak
makan
Maksimal 10 jam/hari pada diet
hijauan tinggi

109

Digestive Process - Monogastrics


Proteins

Fats

MOUTH

Starch

amylase

Maltose

STOMACH

proteases

Peptides

SMALL
INTESTINE

amylase
maltase

bile salts
lipases

peptidases

Amino
acids

= main site of
absorption

Fatty
acids

Glucose

Digestive Process - Ruminants


Nonprotein N
(NPN)

RU
P

Fats

Cellulose
Starches Hemicellulose
Sugars

Volatile
fatty acids
(VFAs)

Microbial
protein
(essential AA)

Glucose

Glucose

OMASUM
ABOMASU
M

Carbohydrat
es

P
RD

P
RD

RUMEN/
RETICULU
M

LIVER

Feed
proteins

VFAs

RUP

Microbial
protein
Peptides

SMALL
INTESTIN
E

Amino acids
= microbial
action;

Fats

Peptides

RDP = rumen degraded protein; RUP = rumen


undegraded protein;

Glucose
= main site of
absorption

Fatty acids
& glycerol
= some
absorption

Digestive Process Hind Gut Fermentors


Proteins

Fats

Cellulose
Hemicellulos
e

Starch

MOUTH

amylase

Maltose

STOMACH

proteases

Peptides

SMALL
INTESTIN
E

peptidases

amylase
maltase

bile salts
lipases

Amino
acids

Fatty
acids

LARGE
INTESTIN
E

Glucose

VFAs

= microbial
action

= main site of
absorption

VFAs

113

Anda mungkin juga menyukai