Persamaan Bessel I
Persamaan Bessel I
(*)
r
m
y(x) = x a m x
m 0
m0
x m r
dengan a0 0
turunan-turunannya adalah
y(x) =
(m r ) a m x m r 1
y(x) =
(m r 1)(m r ) a
m 1
(m r 1)a
m 0
m2
x mr 2
m 1
x mr
(m r 1)(m r 2)a
m0
m 1
x mr
[(r m)(r m 1) (r m) ( x
m 0
v 2 )]a m x m r 0
Bagi persamaan ini dengan xr dan kemudian kumpulkan koefisien dari xm, maka
didapat
(r2 v2)a0 + [(r + 1)2 v2] a1x +
(r2 v2)a0 = 0
[(r + 1)2 v2] a1 = 0
[((r m)
m2
v 2 )a m a m 2 ] x m = 0
[((r m)
m2
v 2 )a m a m 2 ] = 0
[((r m)
m2
v 2 )a m a m 2 ] = 0 didapat rumus
rekursi
(r + m v)(r + m + v) am = - am-2, untuk m = 2, 3,
(1)
1
a 2 m 2 , untuk m = 1, 2, 3,
2 m (v m )
2
(2)
dengan syarat v - m.
Dari (2) kita peroleh koefisien-koefisien a2, a4, secara berurutan.
ganti m dengan m-1 dalam (2), sehingga diperoleh
a2m-2 =
1
a 2m4
2 ( m 1)(v m 1)
2
dengan demikian
a2m =
(1) 2
a2m4
2 4 m(m 1)(v m)(v m 1)
untuk m = 1, 2, 3, .
(3)
a0 =
1
2 v (v 1)
dimana adalah fungsi Gamma. Untuk keperluan di sini cukup kita ketahui
bahwa () didefinisikan oleh integral
( )
t 1 dt
( > 0)
t dt e t t
e t t 1 dt
0
pernyataan pertama di ruas kanan adalah nol dan integral di ruas kanan adalah
(). Ini menghasilkan hubungan dasar
(+1) = ()
(4)
karena
(1) =
dt 1
dan umumnya
(k+1) = k!
untuk k = 0, 1, 2, .
Ini menunjukkan bahwa fungsi gamma dapat dipandang sebagai generalisasi dari
fungsi faktorial yang diketahui dari kalkulus elementer.
Kita kembali pada masalah yang kita tinjau,
(v+m)(v+m-1) (v+1) (v+1) = (v+m+1)
jadi rumus untuk a2m pada (3) menjadi
a2m
( 1) m
2 2 m m!(v m)(v m 1)...(v 1)(v 1).2 v
a2m
( 1) m
2 v 2 m m!(v m 1)
, m = 0, 1, 2, .
(5)
r
m
Dengan menentukan r = v dan substitusikan (5) ke y(x) = x a m x dan
m 0
m 0
m0
v
v
2m
y(x) = x a 2 m x = x
(1) m
x 2m
2 v 2 m m!(v m 1)
fungsi ini dikenal sebagai fungsi Bessel jenis pertama orde v dan ditulis dengan
notasi Jv(x). Jadi
v
Jv(x) = x
m0
(1) m
x 2m
v2m
2
m!(v m 1)
(6)
atau
Jv(x) =
xv
x2
x4
1
...
v
2( 2v 2) 2.4(2v 2)(2v 4)
2 (v 1)
n
Jn(x) = x
m 0
(1) m
x 2m
n2m
2
m!(n m)!
Deret di ruas kanan pada (6) konvergen mutlak untuk setiap x (uji dengan tes hasil
bagi). Fungsi ini merupakan solusi persamaan diferensial (6) untuk v bukan
bilangan bulat negatif.
Khususnya untuk v = 0, dari (6) diperoleh
J0(x) = 1
x2
x4
x6
...,
2 2 2 2 .4 2 2 2 4 2 6 2
v
J-v(x) = x
m 0
( 1) m
x 2m
2 2 m v m! ( m v 1)
(7)
Karena persamaan Bessel memuat v2, maka fungsi-fungsi Jv dan J-v merupakan
penyelesaian-penyelesaian dari persamaan Bessel untuk v yang sama. Bila v
bukan bilangan bulat, maka Jv dan J-v adalah bebas linear karena suku pertama di
(6) dan suku pertama di (7) berturut-turut adalah kelipatan hingga yang tak nol
dari xv dan x-v. Ini memberikan hasil berikut.
Teorema 1. (Penyelesaian umum persamaan Bessel)
Jika v bukan bilangan bulat, maka penyelesaian umum persamaan Bessel untuk
setiap x 0 adalah
y(x) = c1 Jv(x) + c2 J-v(x).
Tetapi jika v suatu bilangan bulat, maka y(x) = c1 Jv(x) + c2 J-v(x) bukan
penyelesaian umum. Ini diperoleh dari teorema berikut.
Teorema 2. (Kebergantungan linear fungsi-fungsi Bessel Jn dan J-n)
Untuk bilangan bulat v = n, fungsi-fungsi Bessel J n(x) dan J-n(x) adalah
bergantung linear karena
J-n(x) = (-1) n Jn(x)
untuk n = 1, 2, 3, .
1 xt
n! ( 2 )
xt
e2
n 0
n! (
n0
xt n
xt
) e 2
2
e2
( t 1t )
( x) t n