2.1
23
nisi suatu fungsi f tidak disebutkan secara eksplisit, maka disepakati bahwa sebagai domain definisi adalah himpunan terbesar sehingga fungsi f terdefinisikan
pada himpunan tersebut. Sebagai contoh, apabila f (z) =
definisi f adalah {z C :
1
,
z1
maka domain
dinotasikan dengan Df .
Diberikan fungsi f dan z Df dengan z = x + iy. Misalkan nilai f di z
adalah w, yaitu
f (z) = w
Apabila w = u + iv, maka dapat dituliskan
f (x + iy) = u + iv
Tentunya dapat dipahami bahwa ternyata bilangan real u dan v masing-masing
ditentukan oleh pasangan variabel real (x, y). Atau dengan kata lain
u = u(x, y)
dan
v = v(x, y)
Jadi,
f (z) = u(x, y) + iv(x, y)
(2.1)
Dari (2.1) dapat dilihat adanya keterkaitan antara fungsi variabel kompleks dan
fungsi 2 variabel real (x, y). Secara sama, tentunya f (z) dapat pula dikaitkan
dengan fungsi 2 perubah real (r, ), yaitu
f (z) = f (r(cos + i sin )) = u(r, ) + iv(r, )
(2.2)
f (z) = 2x + i x2 + y 2
Jadi, u(x, y) = 2x dan v(x, y) =
x2 + y 2
24
z 2 1
.
z
2.2
Pemetaan/Transformasi/Mappings
Seringkali fungsi variabel real dan bernilai real disajikan dengan suatu grafik pada
suatu bidang datar. Hal ini tidak dapat dilakukan untuk fungsi variabel kompleks
dengan rumus w = f (z), mengingat w dan z keduanya berada di dalam bidang
datar (bukan garis). Namun demikian, w = f (z) dapat digambarkan dengan
cara memasangkan setiap z = (x, y) dengan suatu titik f (z) = (u, v). Untuk
lebih mempermudah penyajian, pada umumnya diperlukan 2 bidang kompleks,
yang pertama disebut bidang-z dan yang kedua dinamakan bidang-w, meskipun
untuk fungsi-fungsi yang cukup sederhana dapat digunakan satu bidang kompleks
saja. Apabila fungsi f disajikan dengan gambar, dengan cara seperti diterangkan
di atas, maka f seringkali disebut sebagai pemetaan (mapping) atau transformasi.
Contoh 2.2.1 Diketahui f (z) = z + z + iz z. Gambarkan f (L) jika
25
dan
v(x, y) = x2 + y 2
(a) Oleh f , titik-titik A(1, 0), B(0, 1), C(1, 0), dan D(0, 1) berturut-turut
dipetakan ke A0 (2, 1), B 0 (0, 1), C 0 (2, 1), dan D0 (0, 1). Secara umum, sebarang titik P (x, y) L oleh f dipetakan ke P 0 (2x, 1). Apabila L dan
f (L) masing-masing digambarkan ke dalam bidang-z dan bidang-w , maka
diperoleh
Gambar 2.1
(b) Oleh f , titik-titik A(2, 0), B(0, 2), C(2, 0), dan D(0, 2) berturut-turut
dipetakan ke A0 (4, 4), B 0 (0, 4), C 0 (4, 4), dan D0 (0, 4). Secara umum, sebarang titik P (x, y) L oleh f dipetakan ke P 0 (2x, 4). Apabila digambarkan, maka diperoleh
26
Gambar 2.2
2.3
Limit Fungsi
zz0
jika untuk setiap z yang cukup dekat dengan z0 tetapi z 6= z0 berakibat f (z)
cukup dekat dengan L. Dalam bahasa matematika, limzz0 f (z) = L jika untuk
setiap bilangan real > 0 terdapat bilangan > 0 sehingga untuk setiap z Df
dengan 0 < |z z0 | < berakibat
|f (z) L| <
Apabila z0 = x0 + iy0 , maka dengan mengingat pengertian nilai mutlak, definisi
di atas dapat pula dinyatakan sebagai berikut: limzz0 f (z) = L jika untuk setiap
bilangan real > 0 terdapat bilangan > 0 sehingga untuk setiap z = x+iy Df
dengan 0 <
(x x0 )2 + (y y0 )2 < berakibat
|f (z) L| <
Gambar 2.3
27
Dengan mencermati dan memahami pengertian limit, maka akan segera diketahui bahwa di dalam menunjukkan limzz0 f (z) = L, sesungguhnya yang perlu
diperhatikan hanyalah titik-titik z yang cukup dekat dengan z0 , tidak perlu semua z C. Dengan demikian, untuk mempermudah pembuktian perlu dilakukan
lokalisasi titik-titik z di sekitar z0 . Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut
ini.
Contoh 2.3.3 Tunjukkan limzi z 2 = 1.
28
Bukti:
|z 2 (1)| = |(z i)(z + i| = |z i||z + i|
Ditinjau titik-titik z sehingga |z i| < 1, maka
|z + i| = |z i + 2i| |z i| + 2|i| = 1 + 2 = 3
Jadi, untuk semua z dengan |z i| < 1 berlaku
|z 2 (1)| = |z i||z + i| 3|z i|
Diberikan bilangan > 0 sebarang. Diambil = min{1, 4 }, maka > 0. Selanjutnya, untuk semua z dengan 0 < |z i| < , yang berakibat 0 < |z i| < 1
dan 0 < |z i| < 5 , berlaku
|z 2 (1)| 3|z i| < 3( ) < . 2
5
zz0
dan
lim f (z) = K
zz0
(2.3)
(2.4)
+ <
3 3
yang artinya L = K. 2
Sebagai akibat langsung Teorema 2.3.4, jika nilai limzz0 f (z) tidak tunggal,
maka limzz0 f (z) tidak ada.
Seperti telah diterangkan dalam kuliah Kalkulus, dalam hitung limit fungsi
real hanya ada satu limit kiri dan satu limit kanan. Hal ini mudah dimengerti,
karena persekitaran titik x0 hanyalah berupa suatu penggal garis (selang). Akibatnya, apabila limxx0 f (x) tidak ada (dan bukan limit semu), maka untuk
menunjukkannya cukup mudah dan sederhana, yaitu dengan cara menunjukkan
limit kiri tidak sama dengan limit kanan, yang artinya nilai limxx0 f (x) tidak
tunggal. Sementara, di dalam bidang kompleks persekitaran suatu titik z0 tidak
lagi berupa penggal garis, tetapi berupa suatu lingkaran. Akibatnya, konsep
limit kiri dan limit kanan menjadi tidak sesederhana konsep tersebut di dalam
kalkulus fungsi real. Namun demikian, berangkat dari konsep limit satu arah,
kontraposisi Teorema 2.3.4 dapat diklarifikasi dengan menggunakan pengertian
limit fungsi sepanjang suatu kurva.
Diberikan fungsi f dengan domain definisi Df , z0 titik limit Df , dan kurva K
yang melalui z0 . Limit f (z) untuk z mendekati z0 di sepanjang kurva K dikatakan
sama dengan L, ditulis
lim
zz0 , zK
f (z) = L
jika untuk setiap bilangan real > 0 terdapat bilangan > 0 sehingga untuk
setiap z K dengan 0 < |z z0 | < berakibat
|f (z) L| <
Selanjutnya, dengan memperhatikan definisi ini dan Teorema 2.3.4 diperoleh
pernyataan sebagai berikut.
Teorema 2.3.5 Jika limzz0 f (z) ada, maka untuk setiap pasang kurva K1 , K2
Df yang melalui z0 , limzz0 ,
zK1
lim
zz0 , zK1
zK2
f (z) =
f (z)
30
lim
zz0 , zK2
zz0 , zK1
f (z) 6=
lim
zz0 , zK2
f (z)
2xy
x2 +2y 2
tidak ada.
Bukti: Jika K1 dan K2 masing-masing adalah kurva dengan persamaan y = 0
dan y = x, maka berturut-turut diperoleh:
(x+1)
2(x2)
= 14 .
i. limz0,
zK1
f (z) = limx0
ii. limz0,
zK2
1)(x+1)
) + ( (x
= 14 ) =
f (z) = limx0 ( x22x
+2x2
(x2)(x+2)
2
3
+ i 14 .
Selanjutnya, dari (i) dan (ii), terbukti bahwa limz0 f (z) tidak ada. 2
Teorema berikut ini menerangkan hubungan antara limit fungsi kompleks dengan limit fungsi real dua perubah.
Teorema 2.3.8 Jika diketahui f (z) = u(x, y) + iv(x, y), z0 = x0 + iy0 , dan
L = A + iB, maka
lim f (z) = L
(2.5)
zz0
(x,y)(x0 ,y0 )
u(x, y) = A dan
lim
(x,y)(x0 ,y0 )
v(x, y) = B
(2.6)
.
Bukti: Diketahui persamaan (2.5), akan dibuktikan persamaan (2.6) benar.
Diberikan > 0 sebarang, maka terdapat > 0 sehingga untuk setiap z Df
dengan
0 < |z z0 | <
31
(2.7)
berlaku
|f (z) L| <
Karena
|u(x, y) A| |f (z) L|
|v(x, y) B| |f (z) L|
dan
|v(x, y) B| <
dan
(x x0 )2 + (y y0 )2 <
dan
dengan
(x x0 )2 + (y y0 )2 < berakibat
|u(x, y) A| <
|v(x, y) B| <
dan
untuk 0 <
untuk 0 <
(x x0 )2 + (y y0 )2 < 2
(2.9)
(x x0 )2 + (y y0 )2 < ) berakibat
|f (z) L| |u(x, y) A| + |v(x, y) B| <
+ <
3 3
1
x
y
= (x2 y 2 + 2
)
+
i(2xy
)
z
x + y2
x2 + y 2
Selanjutnya, karena
x
1
, dan
) =
2
(x,y)(1,1)
+y
2
y
3
lim (2xy 2
) =
2
(x,y)(1,1)
x +y
2
lim
(x2 y 2 +
x2
maka
1
1
3
lim (z 2 + ) = + i( ). 2
z1+i
z
2
2
Untuk mempelajari sifat-sifat limit lebih lanjut, terlebih dahulu akan dibuktikan lemma di bawah ini.
Lemma 2.3.10 Jika limzz0 f (z) ada, maka terdapat r > 0 sehingga f (z) terbatas pada N (z0 , r) Df {z0 }.
Bukti: Diketahui limzz0 f (z) ada, katakan
lim f (z) = L
zz0
maka terdapat bilangan r > 0 sehingga untuk setiap z Df dengan 0 < |z z0 | <
r (artinya z N (z0 , r) Df {z0 }) berlaku
|f (z) L| < 1
|f (z)| < 1 + |L|
Jadi, terdapat r > 0 sehingga
|f (z)| < 1 + |L|
untuk setiap z N (z0 , r) Df {z0 }. 2
33
Teorema 2.3.11 Jika limzz0 f (z) dan limzz0 g(z) keduanya ada dan c C,
maka
i. limzz0 {f (z) + g(z)} ada, dan
lim {f (z) + g(z)} = lim f (z) + lim g(z)
zz0
zz0
zz0
zz0
zz0
iv. limzz0
f (z)
g(z)
zz0
zz0
ada, dan
lim
zz
limzz0 f (z)
f (z)
=
, asal zz
lim g(z) 6= 0
0
g(z)
limzz0 g(z)
34
Dengan adanya Teorema 2.3.11, maka tidak sulit untuk membuktikan pernyataan berikut ini.
Teorema 2.3.12 Jika Pn (z) = c0 z n + c1 z n1 + c2 z n2 + . . . + cn , maka
lim Pn (z) = Pn (z0 )
zz0
2.4
Di dalam Bab 1 telah dijelaskan titik di tak hingga di dalam bidang kompleks
diperluas (extended complex plane). Apabila w =
cukup kecil, maka himpunan {z :
himpunan {w :
0 oleh w =
punan {w :
1
z
|w| >
1
}.
1
z
dipetakan ke titik , maka kiranya cukup beralasan apabila him|w| > 1 } disebut persekitaran titik . Dengan adanya pengertian
35
1
z
= 0.
Bukti: Diberikan bilangan real > 0 sebarang. Jika M = 1 , maka M > 0 dan
untuk setiap z dengan |z| > M berlaku
1
1
1
| 0| = | | <
= . 2
z
z
M
1
,
M
1
z
Contoh 2.4.4
(i) limz
z+1
zi
1
z
lim
z0 1
z
= 1 sebab
+1
1+z
1+0
= lim
=
=1
z0
1 iz
10
i
36
1
z
Df dengan
(ii) limz
z 2 +z1
3z 2 i
1
3
lim
1
z2
sebab
+
3
z2
z0
1
z
1
1
1 + z z2
1+00
=
= lim
=
z0 3 iz 2
30
3
i
Definisi 2.4.5 limzz0 f (z) = jika untuk setiap bilangan real M > 0 terdapat
bilangan > 0 sehingga untuk setiap z Df dengan 0 < |z z0 | < berakibat
|f (z)| > M
Contoh 2.4.6 Tunjukkan limzi
1
zi
= .
1
,
M
1
1
1
|=
> = M. 2
zi
|z i|
Sejalan dengan Teorema 2.4.3, dapat ditunjukkan teorema di bawah ini. Bukti
diserahkan kepada para pembaca sebagai latihan.
Teorema 2.4.7 limzz0 f (z) = jika dan hanya jika limzz0
Contoh 2.4.8 limz2i
z+1
z2i
1
f (z)
=0
= sebab
lim
z2i
1
z+1
( z2i
)
= lim
z2i
z 2i
=0
z+1
1
f ( z1 )
=0
z0 12
z
2.5
1
z2
0
= lim
=0
=
2
1+0
+ 2i z0 1 + 2iz
Fungsi Kontinu
Pada pengertian limit, dapat dilihat meskipun limzz0 f (z) ada, namun f (z0 )
belum tentu terdefinisikan, dan kalaupun f (z0 ) ada, maka nilainya belum tentu
sama dengan limzz0 f (z). Pada bagian ini, akan dipelajari fungsi f sehingga
memenuhi sifat-sifat
i. f (z0 ) ada (terdefinisikan),
ii. limzz0 f (z) ada, dan
iii. limzz0 f (z) = f (z0 ).
Fungsi f yang demikian dikatakan kontinu di z0 . Jadi,
Definisi 2.5.1 Fungsi f dikatakan kontinu di z0 Df jika untuk setiap bilangan
real > 0 terdapat bilangan > 0 sehingga untuk setiap z Df dengan |zz0 | <
berlaku
|f (z) f (z0 )| <
Fungsi f dikatakan kontinu pada A Df jika f kontinu di setiap z A.
Contoh 2.5.2 Fungsi f (z) = z 2 kontinu di setiap c C.
Bukti: Latihan!
Dalam kaitannya dengan fungsi real dua perubah, maka diperoleh teorema
sebagai berikut.
38
(2.10)
Karena
|Re(z)| |z|
|Im(z)| |z|
dan
dan
(2.11)
Selanjutnya, dengan mengingat definisi nilai mutlak, maka untuk setiap (x, y)
di dalam domain definisi u dan v dengan
(x x0 )2 + (y y0 )2 < berakibat
(x x0 )2 + (y y0 )2 < , berakibat
+ < . 2
3 3
f
g
kontinu di z0 asalkan
Latihan
1. Hitunglah limzz0 f (z) jika diberikan
a. f (z) = z 2 + 1, z0 = 1 + i
b. f (z) =
z
,
z+1
z0 = 2 i
2. Selidiki apakah limzc f (z), untuk f (z) dan c yang diberikan berikut ini,
ada serta berikan penjelasannya.
a. f (z) = (x2 + y) + ixy, c = 2 + i.
b. f (z) =
x3 y 3
x2 +y 2
+ i x2x+yy 2 , c = 0.
c. f (z) =
x3 y 3
x2 +y 2
+ i x2x+yy 2 , c = 1 i.
f. limz2i
1
z3i
b. limz23i (z 2 + 3i) = 5 9i
c. limz1+2i
z
z3i
=i
g. limz2
= 21 + i( 32 )
h. limzi
d. limz2i 3z + i = 6 2i
i. limzi
1
z
1
z
z1
4z3i
1
2
=1+i
= i
e. limz1i z 3 + 2i = 2
4. Jika limzz0 f (z) = L 0, tunjukkan limzz0
f (z) =
L.
a. limz
z 2 +1
7z 2 5i
b. limz2i
2z
z2i
1
7
c. limz
d. limz
2z 3 +i
(2zi)3
z2
z+1
1
4
f
g
zz0
+y 2
+ i y2
x +y 2
mana-mana.
2.6
4z 2 +1
z1
tidak ada.
Turunan (Derivative)
f 0 (z0 ) = lim
(2.12)
asalkan nilai limit di ruas kanan ada. Apabila di dalam (2.12) didefinisikan
z0 + z = z, maka definisi turunan f di titik z0 dapat pula ditulis sebagai
f 0 (z0 ) = lim
zz0
f (z) f (z0 )
,
z z0
(2.13)
Apabila pada (2.12) titik z0 diambil sebarang di dalam Df dan indeks ditanggalkan, maka diperoleh
f (z + z) f (z)
,
z0
z
f 0 (z) = lim
41
(2.14)
f 0 (z) = lim
Selanjutnya, limz0
w
z
dinotasikan
dw
.
dz
dw
.
dz
1
z+z
1
z
= lim
z0
z
1
= 2
(z + z)zz
z
w
z
(2.15)
Karena limz0
w
z
(2.16)
Pada Contoh 2.6.2 telah ditunjukkan bahwa untuk z 6= 0, f 0 (z) tidak ada,
tetapi dapat ditunjukkan bahwa f kontinu di manapun, khususnya di z 6= 0.
Sedangkan pada Contoh 2.6.1, f 0 (z) ada untuk setiap z Df dan dapat ditunjukkan bahwa f kontinu pada Df . Lalu adakah hubungan antara turunan dan
kekontinuan? Jawaban dari pertanyaan ini diberikan di dalam teorema berikut.
Teorema 2.6.3 Jika f 0 (z0 ) ada, maka f kontinu di z0 .
Bukti: Karena f 0 (z0 ) ada, maka
f 0 (z0 ) = zz
lim
f (z) f (z0 )
z z0
ada. Sehingga
lim {f (z) f (z0 )} = lim
zz0
zz0
f (z) f (z0 )
lim (z z0 ) = f 0 (z0 ).0 = 0. 2
zz0
z z0
xy
x2 +2y2
+ i(x2 + 2xy) , z 6= 0
f (z) =
,z = 0
2.7
Rumus-rumus Turunan
Untuk mempermudah penulisan, di dalam bagian ini dan seterusnya secara bergantian akan digunakan f 0 (z) dan
df (z)
dz
d(z n )
dz
(i)
d(c)
dz
= 0 untuk setiap c C.
= nz n1 untuk setiap n N .
43
f
g
g(z) 6= 0, dan
(i)
d(f (z)+g(z))
dz
(ii)
d(cf (z))
dz
(iii)
df (z)g(z)
dz
=c
d( g(z) )
dz
df (z)
dz
dg(z)
,
dz
df (z)
,
dz
= f (z) dg(z)
+ g(z) dfdz(z) , dan
dz
f (z)
(iv)
g(z)
df (z)
dg(z)
f (z) dz
dz
2
(g(z))
Bukti: Akan dibuktikan rumus (iii), yang lain dipersilahkan para pembaca untuk
mencobanya. Misalkan w(z) = f (z)g(z), maka
f (z + z)g(z + z) f (z)g(z)
w
=
z
z
f (z + z)g(z + z) f (z + )g(z) f (z + )g(z) f (z)g(z)
=
z
g(z + z) g(z)
f (z + ) f (z)
= f (z + z)(
) + g(z)(
)
z
z
Selanjutnya, dengan menggunakan sifat limit maka rumus (iii) terbukti. 2
Berdasarkan definisi turunan dan Teorema 2.7.2, kiranya tidak sulit untuk
menunjukkan
Contoh 2.7.3
d(z n )
= nz n1 ,
nQ
dz
f 0 (z) =
1
df (z)
1
z2 + 1
= z(2z + 0) + (z 2 + 1)( )(z 2 ) = 2z z +
dz
2
2 z
z
,
z+1
f 0 (z) =
maka
df (z)
(z + 1).1 z.(1 + 0)
1
=
=
2
dz
(z + 1)
(z + 1)2
Teorema 2.7.4 (Aturan Rantai) Jika g mempunyai turunan di z dan f mempunyai turunan di g(z), maka fungsi w(z) = f (g(z)) mempunyai turunan di z,
dan
w0 (z) = f 0 (g(z))g 0 (z)
Bukti: Misalkan u = g(z), maka untuk z 6= 0 berakibat u 6= 0 pula, sehingga
w
w u
=
z
u z
Karena g mempunyai turunan di z, maka g kontinu di z, sehingga
lim g(z + z) = g(z)
z0
Hal ini berarti, apabila z 0 maka berakibat u 0. Selanjutnya, menggunakan sifat limit teorema terbukti. 2
z 4 + z 2 + 3.
u, maka dengan
Teorema 2.7.4,
f 0 (z) =
dw du
1
2z 3 + z
= (4z 3 + 2z + 0) = 4
.2
du dz
2 u
z + z2 + 3
Latihan
1. Tunjukkan bahwa f 0 (z) tak ada untuk setiap z C.
a. f (z) = z
b. f (z) = Re(z)
f (k) (0)
k!
1z
.
1+z
b. f (z) = z 1 z 2 .
c. f (z) =
2.8
1z
.
1+z
Persamaan Cauchy-Riemann
Di dalam Teorema 2.6.3 telah disebutkan bahwa apabila f 0 (z) ada, maka f kontinu di titik z. Hal ini berarti bahwa syarat perlu agar f 0 (z) ada, adalah kekontinuan f . Pada bagian ini akan ditunjukkan bahwa, disamping kekontinuan ada
syarat perlu lain agar f 0 (z) ada. Hal itu dinyatakan di dalam teorema berikut
ini.
Teorema 2.8.1 Diberikan f (z) = u(x, y) + iv(x, y) dan z0 = x0 + iy0 Df . Jika
f 0 (z0 ) ada, maka u dan v mempunyai turunan partial tingkat pertama di titik
(x0 , y0 ) dan di titik tersebut berlaku persamaan Cauchy-Riemann, yaitu
ux (x0 , y0 ) = vy (x0 , y0 )
dan
uy (x0 , y0 ) = vx (x0 , y0 )
Selanjutnya,
f 0 (z0 ) = ux (x0 , y0 ) + ivx (x0 , y0 )
Bukti: Diketahui f 0 (z0 ) ada, maka artinya
f 0 (z0 ) = lim
z0
f (z0 + z) f (z0 )
z
lim
46
(2.17)
(2.18)
Dengan cara yang sama, apabila limit diambil di sepanjang kurva x = 0, maka
diperoleh
v(x0 , y0 + y) v(x0 , y0 )
= vy (x0 , y0 )
y0
y
u(x0 , y0 + y) u(x0 , y0 )
= uy (x0 , y0 )
Im{f 0 (z0 )} = lim
y0
y
Re{f 0 (z0 )} =
lim
(2.19)
(2.20)
Jadi, u dan v mempunyai turunan parsial tingkat pertama di titik (x0 , y0 ), dan
dengan menyamakan (2.18) dan (2.20) serta (2.19) dan (2.21) maka diperoleh
persamaan Cauchy-Riemann. Selanjutnya,
f 0 (z0 ) = ux (x0 , y0 ) + ivx (x0 , y0 ). 2
uy = 2y,
vx = 0 , dan
vy = 0
Jelas bahwa di titik (x, y) 6= (0, 0), persamaan Cauvhy-Riemann tak dipenuhi.
Jadi, menurut Teorema 2.8.1 f tak mempunyai turunan di setiap z 6= 0.
Bagaimana kebalikan Teorema 2.8.1? Apabila di titik (x0 , y0 ) persamaan
Cauchy-Riemann dipenuhi, apakah f 0 (z0 ) ada? Untuk dapat menjawabnya, perhatikan contoh berikut ini.
47
x+2y
f (z) =
, z 6= 0
,z = 0
Karena nilai limit tidak tunggal, maka f 0 (0) tidak ada. Namun demikian, karena
x2 2y2
x+2y
u(x, y) =
dan
v(x, y) =
, (x, y) 6= (0, 0)
, (x, y) = (0, 0)
x2 +2y2
x+2y
, (x, y) 6= (0, 0)
, (x, y) = (0, 0)
maka
u(x, 0) u(0, 0)
u(0, y) u(0, 0)
= 1 , uy (0, 0) = lim
= 1
y0
x
y
v(x, 0) v(0, 0)
v(0, y) v(0, 0)
vx (0, 0) = lim
= 1 , vy (0, 0) = lim
=1
x0
y0
x
y
ux (0, 0) = lim
x0
Dari Contoh 2.8.3 di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa persamaan
Cauchy-Riemann hanyalah merupakan syarat perlu agar suatu fungsi mempunyai turunan, belum merupakan syarat cukup. Artinya, meskipun suatu fungsi
48
dan
uy (x0 , y0 ) = vx (x0 , y0 ),
Karena di titik (x0 , y0 ) berlaku persamaan Cauchy-Riemann, maka dari persamaan terakhir diperoleh
q
(x)2 + (y)2
w
= ux (x0 , y0 ) + ivx (x0 , y0 ) + (1 + i2 )
z
z
Selanjutnya, karena
q
(x)2 + (y)2
yang artinya
(x)2 +(y)2
z
| = 1,
dan
v(x, y) = 2xy
sehingga
ux (x, y) = 2x,
vx (x, y) = 2y,
uy (x, y) = 2y,
vy (x, y) = 2x.
dan
uy (x, y) = vx (x, y)
50
vx (x, y) = 0,
uy (x, y) = 0,
2.9
dan
51
y = r sin
(2.21)
Jadi, apabila diberikan fungsi f (z) = u(x, y) + iv(x, y), maka berdasarkan (2.22),
u dan v masing-masing dapat dipandang sebagai fungsi (r, ). Selanjutnya, menggunakan aturan rantai, diperoleh
u
u x
=
,
r
x r
v
v x
=
,
r
x r
u
u x
=
, dan
x
v
v x
=
(2.22)
(2.23)
vr = vx cos + vy sin ,
v = vx r sin + vy r cos
(2.25)
uy (x0 , y0 ) = vx (x0 , y0 ),
dan
(2.26)
v = uy r sin + ux r cos
(2.27)
1
v (r0 , 0 )
r
dan
1
u (r0 , 0 ) = vr (r0 , 0 )
r
(2.28)
dan
vx = ur sin + vr cos
(2.29)
Dengan demikian, apabila Teorema 2.8.4 dinyatakan kembali dengan menggunakan koordinat kutub, maka diperoleh
Teorema 2.9.1 Diketahui fungsi f (z) = u(r, ) + iv(r, ) terdefinisikan di suatu
persekitaran titik (tak nol) z0 = r0 (cos 0 + i sin 0 ). Jika u dan v mempunyai
turunan partial tingkat pertama pada persekitaran tersebut dan masing-masing
kontinu di titik (r0 , 0 ) serta di titik tersebut berlaku persamaan Cauchy-Riemann,
maka f 0 (z0 ) ada. Lebih lanjut,
f 0 (z0 ) = {ur (r0 , 0 ) + ivr (r0 , 0 )}{cos 0 i sin 0 }
Contoh 2.9.2 Tunjukkan bahwa
d( z1 )
dz
= z12 .
1
1
= (cos i sin )
z
r
1
cos
r
dan
1
v(r, ) = sin
r
Berturut-turut diperoleh
ur =
vr =
1
cos ,
r2
1
u = sin ,
r
1
v = cos
r
1
sin ,
r2
Latihan
53
b. f (z) = 2x + ixy 2
3. Tentukan di mana f 0 (z) ada dan berikan rumus untuk f 0 (z), jika
a. f (z) = x2 iy 2
b. f (z) =
z
z1
d. f (z) = x2 4iy 4
2.10
1
r cos()i sin()
b. f (z) = r2 2i
Fungsi Analitik
Setelah memahami segala hal yang menyangkut turunan suatu fungsi, maka pada
bagian ini, konsep fungsi analitik, yang peranannya di dalam teori fungsi variabel
kompleks cukup penting, telah siap untuk dibicarakan.
Fungsi kompleks f dikatakan analitik (atau regular/holomorpik) pada himpunan terbuka A jika f 0 (z) ada untuk setiap z A. Apabila himpunan E tidak
terbuka, maka fungsi f dikatakan analitik pada E jika f analitik pada suatu
himpunan terbuka A yang memuat E. Khususnya, fungsi f dikatakan analitik di
titik z0 jika f analitik di suatu persekitaran z0 .
Contoh 2.10.1
54
(b) Pada Contoh 2.6.2 telah ditunjukkan bahwa f (z) = |z|2 mempunyai turunan
hanya di titik z = 0, sedangkan di titik z 6= 0, f 0 (z) tidak ada. Jadi, f tidak
analitik di mana-mana.
Titik di mana suatu fungsi analitik disebut titik analitik fungsi tersebut.
Sedangkan titik z0 di mana fungsi f tidak analitik, tetapi di suatu titik di setiap
persekitaran z0 f analitik, disebut titik singular f . Dari Contoh 2.10.1, z 6= 0
dan z = 0 masing-masing merupakan titik analitik dan titik singular f (z) = z1 .
Sedangkan f (z) = |z|2 tidak mempunyai titik analitik maupun titik singular.
Sifat-sifat aljabar fungsi analitik secara langsung dapat diturunkan dari sifatsifat turunan. Jika f dan g analitik di titik z0 dan c C, maka f + g, cf, danf g
masing-masing analitik di z0 , dan apabila g(z0 ) 6= 0, maka
f
g
juga analitik di z0 .
dan
uy = vx
dan
f 0 (z) = ux + ivx
55
dan
uy = vx = 0,
2.11
Fungsi Harmonik
Di dalam Bagian 2.10, sebagaimana telah dijelaskan pada definisi fungsi analitik,
jika fungsi f analitik di titik z0 , maka f 0 (z) ada untuk setiap z di dalam suatu
persekitaran z0 . Sementara, bagaimana hubungannya dengan turunan-turunan
partial u dan v tidak dijelaskan. Di dalam bagian ini, akan dijelaskan hubungan
antara fungsi analitik f (z) = u(x, y) + iv(x, y) dengan turunan-turunan partial
u dan v. Dalam kaitannya dengan hal itu, berikut diberikan pengertian fungsi
harmonik.
Fungsi dua perubah H(x, y) yang didefinisikan pada suatu domain D C
dikatakan harmonik pada D jika H mempunyai turunan-turunan partial sampai
dengan tingkat dua, masing-masing kontinu pada D, dan memenuhi
2 H(x, y) 2 H(x, y)
+
=0
x2
y 2
(2.30)
persamaan Cauchy-Riemann
ux = vy
dan
uy = vx
(2.31)
dan
uyx = vxx
dan
uyy = vxy
dan
vxx + vyy = 0,
Dapat dilihat bahwa semua turunan partial tersebut kontinu pada bidang-xy dan
pada bidang tersebut berlaku persamaan diferensial Laplace
uxx + uyy = 0
Jadi, u harmonik pada bidang-xy. Selanjutnya, akan ditentukan fungsi v yang
merupakan sekawan harmonik u pada bidang-xy. Karena f (z) = u(x, y)+iv(x, y)
analitik di setiap titik z = x + iy, maka di titik tersebut berlaku persamaan
Cauchy-Riemann
vy = ux = 12x2 y 4y 3 + 1, dan
(2.32)
vx = uy = (4x3 12xy 2 )
(2.33)
(2.34)
dengan h(x) fungsi yang hanya memuat variabel x saja, yaitu konstanta relatif
terhadap y. Selanjutnya, apabila (2.35) diturunkan relatif terhadap x dan hasilnya disamakan dengan (2.34), maka
(4x3 12xy 2 ) = 12xy 2 + h0 (x)
Akibatnya, h0 (x) = 4x3 , atau h(x) = x4 + C dengan C sebarang konstanta
real. Jadi,
v = 6x2 y 2 y 4 + y x4 + C
dan fungsi utuh yang ditanyakan adalah
f (z) = (4x3 y 4xy 3 + x) + i(6x2 y 2 y 4 + y x4 + C). 2
(2.35)
(2.36)
Apabila diteliti dengan seksama, ternyata (2.37) dapat diperoleh dengan cara
sebagai berikut.
Karena f analitik di sebarang titik z dan mengingat persamaan CauchyRiemann, maka
f 0 (z) = ux (x, y) iuy (x, y) = ux (
z+z zz
z+z zz
,
) iuy (
,
)
2
2i
2
2i
(2.37)
(2.38)
uy = 4x3 12xy 2 ,
dan
Latihan
1. Selidiki mana-mana di antara fungsi-fungsi di bawah ini yang merupakan
fungsi utuh.
a. f (z) = (x2 y 2 ) + 2ixy
b. f (z) = z z
z
z1
b. f (z) =
59
z
z 2 4z+13
c. f (z) =
1
sin x cosh y+i cos x sinh y
d. f (z) =
1
r cos i sin
b. u(x, y) =
c. u(x, y) = ex cos y
b. u(x, y) =
1
xy
x
x2 +y 2
6. Diketahui f (z) = u(r, ) + iv(r, ) analitik pada suatu domain D yang tidak
memuat titik asal O(0, 0). Turunkan persamaan diferensial Laplace dalam
bentuk kutub.
7. Menggunakan hasil pada soal nomor 6, tunjukkan u(r, ) = r cos harmonik.
60