Anda di halaman 1dari 85

FRAUD

DAN
AUDIT INVESTIGATIF
Disampaikan dalam Workshop Auditing For
Internal Audit
Forom Komunikasi SPI Jabar & Banten
Bandung, 21 Februari 2011

FRAUD DAN
KORUPSI

FRAUD, KORUPSI ???

FRAUD
SEGALA SESUATU YANG DILAKUKAN
DENGAN MENGGUNAKAN AKAL /
KECERDIKANNYA
UNTUK
MENDAPATKAN KEUNTUNGAN DENGAN
JALAN MENEKAN, MENIPU, ATAUPUN
CARA-CARA LAIN YANG MEMPERDAYA
SEHINGGA MERUGIKAN PIHAK LAIN
(Blacks Law Dictionary)

BACK

UU Nomor 31 tahun 1999 jo.


UU Nomor 20 Tahun 2001
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
30 Jenis Bentuk Pidana mulai Pasal
2 sd Pasal 12

7 Kelompok;
1. Kerugian keuangan Negara
2. Suap menyuap;
3. Penggelapan dalam jabatan;
4. Pemerasan;
5. Perbuatan curang;
6. Benturan kepentingan dalam
pengadaan;
7. Gratifikasi;

Mengapa Melakukan Fraud / Korupsi

A
ON
TI
RA
O
TI
ZA
LI

OP
PO
RT
UN
IT
Y

GONE THEORY

FINANCIAL
PRESSURE

Fraud Triangle

Karakteristik Fraud / Korupsi

Deception
Confident
Trickery

FRAUD

Intent/Motive
Concealment
Conversion

BACK
9

4 AKTIVITAS MENYIKAPI FRAUD /


KORUPSI

Pencegahan
Pendeteksian Awal
Investigasi
Tindak Lanjut Hukum

AUDIT
INVESTIGATIF

AUDITING
Proses Pengumpulan dan
evaluasi bukti tentang informasi
tertentu yang dilakukan oleh
orang yang kompeten dan
independen dengan maksud untuk
melaporkan tingkat kesesuaian
informasi dimaksud dengan
kriteria yang ditetapkan.
ASSOCIATION of
CERTIFIED FRAUD
EXAMINERS

INVESTIGATIVE AUDIT
Reviewing financial documentation
for a specific purpose, which could
relate to litigation support and
insurance claims, as well as criminal
matters.
(Jack Bologna and Robert J. Lindquist)

Pengertian
Investigative auditing involves reviewing financial
documentation for a specific purpose, which could
relate to litigation support and insurance claims,
as well as criminal matters (Jack Bologna dan
Robert J. Lindquist)
Forensic and Investigative Accounting is the
application of financial skill and an investigative
mentality to unresolved issues, conducted within
the context of the rules of evidence

AUDIT INVESTIGATIF
Proses pengumpulan, analisis, dan
evaluasi atas bukti-bukti dan faktafakta suatu dugaan penyimpangan
sehingga dapat diterima dalam
sistem hukum yang berlaku di
Indonesia dengan tujuan untuk
mengungkapkan
terjadinya
penyimpangan
dan
kerugian
keuangan
15

3 HAL YANG SALING BERHUBUNGAN

TIME

QUALITY
ASSOCIATION of
CERTIFIED FRAUD
EXAMINERS

MONEY

ALUR PIKIR AUDIT INVESTIGATIF


PEMAHAMAN
FRAUD
KARAKTERISTIK
FRAUD

AKSIOMA
AUDIT INVESTIGATIF

PRINSIP DAN
PENDEKATAN

TAHAP-TAHAP AUDIT INVESTIGATIF


(PROSES AUDIT INVESTIGATIF)
PRA
PERENCANAAN

PERENCANAAN

PENGUMPULAN
BUKTI

EVALUASI
BUKTI

PELA
PORAN

Problem Recognation and Planning


PRINSIP
ANALISA
SUMBER
HIPOTESA
PELA
BUKTI

INFORMASI
Evidence Collection
BUKTI
PORAN
AUDIT
Evidance
REVISI
PROGRAM
Evaluation
TELAAH
FORMAT
HIPOTESA
TEKNIK
SUMBER
ReportRENCANA
Findings
PENGUMPULAN
DAYA (SMEAC)
KEPUTUSAN
UNSUR
SUB

BUKTI

PENANGANAN

PENUGASAN

DELIK

STANSI

17

TINDAK
LANJUT
KETER
AHLI
KERUGIAN
KEUANGAN
NEGARA

BAGAN ARUS PROSES AUDIT


INVESTIGATIF
MULAI

INFORMASI AWAL

EXPOSE

PENELAAHAN INFORMASI
TAMBAHAN
INFORMASI

TIDAK

YA

PENGUMPULAN TAMBAHAN
INFORMASI

LAYAK AUDIT
INVESTIGASI

LAPORAN

TIDAK

(NOTA DINAS)

YA

SUSUN HIPOTESIS

LAPORAN
HASIL
AUDIT
INVESTIGA
SI.

SUSUN AUDIT PROGRAM


PENGUMPULAN BUKTI
EVALUASI BUKTI

YA
REVISI
HIPOTESI
S

YA
TIDAK

TERBUKT
I

TIDAK

SELESAI

PROSES UTUH
AUDIT INVESTIGATIF
Problem Recog
Review Planning
Telaah Info
Kelayakan AI
Hipotesis
Audit Program
Sumber Daya
Surat Tugas

Evidence
Collection

Jenis
Sumber Bukti
Kuantitas
Kualitas
Methode

Evidence
Evaluation

Evidence Square
Element of Fraud
Penyesuaian Hipotesis
Pengembangan Finding
Sinkronisasi evidence

Report
Finding

Penyusunan
Penerbitan
Distribusi
Pernyataan
Keahlian

Perencanaan Audit Investigatif


harus dapat menjawab

What
When
Where
How
Who
Why

20

The SMEAC Model

Situation
Mission
Execution
Administration and Logistic
Communication

21

Prinsip-prinsip Audit Investigatif

Prinsip-prinsip Audit Investigatif

BACK

Aksioma Fraud/Investigatif Audit


Kecurangan

24

- Aksioma Pelaku Fraud

Satu Fraud akan ditutup


oleh Fraud yang lain, tapi
dia pun percaya Fraud yang
terakhir pasti terungkap.
BACK

Prinsip-prinsip Audit Investigatif


Bukti fisik merupakan bukti nyata. Bukti
tersebut sampai kapanpun akan selalu
mengungkapkan hal yang sama.
Informasi
yang
diperoleh
dari
hasil
wawancara
dengan
saksi
akan
sangat
dipengaruhi oleh kelemahan manusia.
Jika auditor mengajukan pertanyaan yang
cukup kepada sejumlah orang yang cukup,
maka akhirnya akan mendapatkan jawaban
yang benar.
Informasi merupakan nafas dan darahnya
investigasi.
26

Pendekatan Audit Investigatif

Individu yang terkait dengan


tindak kejahatan
Benda-benda yang terkait
dengan tindak kejahatan (apa
yang dimaksud dengan bukti
fisik; Bagaimana memperoleh
dan menyimpannya; Bagaimana
memperoleh informasi yang
optimal dari bukti fisik tersebut;
Bagaimana mengartikan /
menafsirkan informasi yang
27

4 KUNCI KEBERHASILAN
1. Mengerti dengan baik persoalan
yang akan dipecahkan.
2. Kuasai dengan baik tehnik-tehnik
investigasi.
3. Cermat dalam memilih tehnik yang
akan dipilih (due professional care).
4. Cermat menarik kesimpulan dari
tehnik yang dipilih.
ASSOCIATION of
CERTIFIED FRAUD
EXAMINERS

TEKNIK AUDIT
1.
2.
3.
4.
5.

Memeriksa Fisik (Physical Examination)


Meminta Konfirmasi (Confirmation)
Memeriksa Dokumen (Documentation)
Reviu Analitikal (Analytical Review)
Meminta Informasi Lisan atau Tertulis
dari auditan (Inquiries of the Auditee /
Client)
6. Menghitung Kembali (Reperfomance)
7. Mengamati (Observation)
ASSOCIATION of
CERTIFIED FRAUD
EXAMINERS

APA YANG HARUS


DILAKUKAN?
1. Hindari pengumpulan fakta dan data yang
berlebihan secara prematur (Identifikasi
pelaku / orang yang berpotensi menjadi
pelaku).
2. Harus mampu membuktikan niat pelaku
melakukan kecurangan (Proses pengadilan
adalah menilai seseorang, bukan untuk
mendengar panjang lebar tentang kejadian itu
sendiri)
3. Bersikap kreatif dan berpikirlah seperti pelaku
kejahatan/ fraud.
ASSOCIATION of
CERTIFIED FRAUD
EXAMINERS

APA YANG HARUS


DILAKUKAN?
4. Banyak kecurangan dilakukan dengan
persekongkolan (Kolusi / konspirasi). Namun ada
persekongkolan yang sifatnya sukarela (Ordinary
conspiracy) dan ada yang memanfaatkan
keluguan orang lain (Pseudo conspiracy).
5. Pertimbangkan / pilih strategi yang proaktif,
terutam bila dikaitkan dengan apakah
kecurangan tersebut bersifat Off the Book Fraud
ataukah On The Book Fraud.
6. Penyampaian konsep-konsep penting secara
sederhana, sehingga mudah dicerna oleh orang
lain.
ASSOCIATION of
CERTIFIED FRAUD
EXAMINERS

WAWANCARA

Pengertian

Sesi tanya-jawab
Untuk memperoleh informasi
Memiliki bentuk tersendiri
Terstruktur
Memiliki tujuan.

33

KARAKTERISTIK
WAWANCARA YG BAIK

Cukup waktu dan mendalam

Memilah informasi relevan dan tidak


relevan
Sedekat mungkin dengan saat kejadian
Obyektif
34

PERSIAPAN
Mempelajari berkas
Menetapkan tujuan informasi yang akan
digali dalam wawancara
Mempelajari informasi apa yang dapat
diperoleh
Mempersiapkan poin-poin yang akan
ditanyakan
Tempat untuk wawancara saksi kooperatif
di kantor atau tempat menyimpan
dokumen
Untuk saksi yang tidak kooperatif, tidak
perlu dijadualkan terlebih dahulu
Mempersiapkan tempat untuk wawancara

35

RUANG WAWANCARA
Pintu tertutup namun tidak
terkunci,
Tidak ada halangan bagi responden
untuk meninggalkan ruang
wawancara,
Ruangan bersih.
36

PIHAK YG DIWAWANCARAI
Saksi Pihak Ketiga yang Netral (Neutral
Third-Party Witness)
Saksi yang Dapat Membenarkan
(Corroborative Witness)
Pihak Yang Diduga Ikut Terlibat (CoConspirators)
Pihak Yang Diduga Melakukan
Penyimpangan (Subject/Target)
37

Check personal/company/other records


Neutral Third-Party Witness
Corroborative witness
Co-conspirators

Subject

38

KARAKTERISTIK PEWAWANCARA YANG


BAIK
1. Mudah bergaul
2. Bisa membuat orang
lain ingin berbagi
informasi
3. Tidak banyak interupsi
4. Menunjukkan
keseriusan
5. Tidak menyalahkan
6. Tepat waktu,
berpakaian rapi
39

HAMBATAN KOMUNIKASI

Waktu yang tidak tepat


Ego Responden
Etika
Trauma
Lupa
Kesulitan mengurutkan kejadian
Bingung menarik simpulan
Perilaku Tidak Sadar
40

JENIS-JENIS PERTANYAAN
1. Pertanyaan Pembuka (Introductory) : saksi
yang netral dan saksi menguatkan.
2. Informasional (Informational) : saksi yang
netral dan saksi menguatkan ;pertanyaan
terbuka, tertutup, mengarahkan
3. Pengujian data/informasi (data/information
assessment) : saksi yang tidak jujur
4. Pendalaman (Closing) : saksi yang netral dan
saksi menguatkan
5. Memperoleh pengakuan (admission seeking) :
saksi yang bertanggungjawab terhadap
kejahatan
41

Jenis Pertanyaan Yang Harus


Dihindari
Pertanyaan negatif ganda (double
negative)
Pertanyaaan yang Rumit dsn
- Tidakkah saudara curiga bahwa
kompleks
uang
Saudara terima itu berasal dari
transaksi yang tidak benar?
- Apa tugas saudara, sudah
berapa lama
Saudara bekerja disini, siapa
42
saja kawan

Mengamati Reaksi
Responden

Pewawancara harus memiliki pengetahuan


tentang tingkah laku seseorang dalam
situasi wawancara:
proxemic, memanfaatkan jarak antar
personal untuk memperjelas maksud/ arti
Chronemics (Pacing; Silent Probe),
pemanfaatan waktu oleh seseorang untuk
mengerti, bersikap, dan berkeinginan.
Kinetics, penggunaan gerakan badan
dalam menyampaikan maksud
Paralinguistics, hal-hal yang mencakup
volume, nada, dan kualitas suara43untuk

Menyiasati Keengganan
(Resistence)
Menghadapi Orang Sulit
Wawancara Volatile
wawancara untuk
Mendapatkan pengakuan

Tahapan Wawancara Untuk


Memperoleh Pengakuan
1. Dakwaan/Tuduhan Langsung (Direct
Accusation)
2. Mengulang sangkaan
3. Menyela penyangkalan
4. Memperlihatkan bukti fisik
5. Memperkuat penjelasan
6. Memperkuat pemikiran
7. Pengakuan verbal
45

1. Sangkaan Langsung Direct Accusation


Kami memiliki alasan bahwa
Saudara telah menyalahgunakan
wewenang untuk .....
Kami pikir Saudara mungkin telah
melakukan..

46

1. Sangkaan Langsung Direct Accusation


Kami telah melakukan
pemeriksaan ke seluruh
perusahaan dan Saudara jelasjelas orang yang tidak bisa kami
hilangkan dari daftar orang-orang
yang harus bertanggung jawab
atas kejadian itu.
47

2. Mengulang sangkaan
Jika tersangka tidak secara jelas
menolak sangkaan,
Sangkaan diulang secara
seimbang.
Seperti
yang saya ucapkan tadi, pemeriksaan

kami menyimpulkan bahwa saudara termasuk


Orang yang bertanggungjawab. Mengapa sauda
melakukan hal itu?

48

3. Menyela penyangkalan
Penundaan Penyangkalan. Contoh: Linda,
saya mendengar apa yang anda katakan
tetapi tolong biarkan saya
menyelesaikannya dulu, baru saudara
bicara
Interupsi
Pengungkapan alasan, perlihatkan
sebagian bukti pendukung
Rasionalisasi: penjelasan yang dapat
diterima secara moral yang akan
menyebabkan terdakwa mengakui
kesalahan yang diperbuatnya.
49

Rasionalisasi
memaksimalkan simpati dan
meminimalkan pemahaman
pelaku atas kesalahan yang
dilakukan

50

Tema dalam Rasionalisasi


Responden diperlakukan tidak adil
oleh tempat bekerjanya
Tidak memperoleh penghargaan yang
layak dari tempat bekerjanya
Masalah Keuangan yang menimpanya
Penyimpangan perilaku responden
Masalah Keluarga
Stres, Obat-obatan dan Alkohol
Balas Dendam
51

4. Memperlihatkan Bukti
Fisik
Orang bersalah cenderung ingin tahu
buktinya
Perlihatkan dokumen dengan urutan
berkebalikan
Tarik dokumen jika punya beberapa
alibi
52

5. Memperkuat Penjelasan
Contoh:

Saya gembira sekali Saudara


memutuskan bersedia berbicara
dengan kami, bahwa Saudara terlibat
masalah ini karena Saudara dalam
kondisi yang tidak biasa........
Kapan pertama kali Saudara lakukan
ini?

53

6. Memperkuat Pemikiran
Contoh:

Linda, saya memahami bahwa saudara


mempunyai alasan untuk melakukannya.
Hal ini akan memperkuat apa yang telah
saya pikirkan selama ini bahwa saudara
berada dalam keadaan yang luar biasa.
Kapan hal ini kali kamu lakukan?.

54

7. Pengakuan Verbal
Informasi yang seharusnya diperoleh selama pengakuan
verbal:
Tersangka tahu bahwa perbuatannya adalah salah.
Fakta-fakta yang hanya diketahui oleh responden tergali
Intensitas perbuatan kecurangan yang dilakukannya.
Perkiraan sesuatu : Dalam hal permasalahan
kecurangan, mulailah dari besar ke kecil. Misal: Apakah
sebanyak 100 kali kecurangan? Kalau dijawab nggak,
lontarkan pertanyaan lagi: Mungkin 75 kali?
Motif melakukan fraud
Keterlibatan orang lain
Bukti fisik yang dimiliki responden
Penempatan hasil kecurangan
55

PELAPORAN

SUBSTANSI
TUJUAN PENULISAN LAPORAN
PRINSIP-PRINSIP PELAPORAN
PENYUSUNAN LAPORAN AUDIT
PROSES HUKUM LAPORAN AUDIT

TUJUAN PENULISAN LAPORAN


Memberikan informasi kepada pihakpihak yang berkepentingan atau
berwenang mengenai indikasi
terjadinya fraud agar mereka dapat
mengambil tindak lanjut yang tepat
terhadap hasil audit fraud

PRINSIP-PRINSIP PELAPORAN

Preparation
Accuracy of Report
Clarity
Impartiality and
Relevance
Timelines
Reporting Mistakes
Organizing of Information
Analizing the Reader

PREPARATION

Merupakan proses penyiapan berbagai


informasi yang akan dituangkan dalam
laporan hasil audit

Persiapan penyusunan laporan perlu dilakukan sejak tahap


proses pengumpulan informasi dengan membuat ekspektasi
atas apa yang akan menjadi produk akhir dari proses
audit

ACCURACY OF REPORT

Laporan harus didukung dengan bukti-bukti


yang akurat
Informasi dari hasil interview harus
dilakukan pengujian melalui konfirmasi dan
konfrontasi dengan informasi yang
didapatkan dari pihak-pihak terkait
Konfrontasi dengan pelaku fraud perlu untuk
mendapatkan pengakuan dari yang
bersangkutan

Attention Please
Seluruh informasi yang
dituangkan dalam
laporan bukan
merupakan pendapat
atau opini auditor atau
persepsi pihak-pihak

CLARITY

Laporan investigatif fraud harus


menjelaskan informasi yang tepat dalam
bahasa yang jelas dan tidak menimbulkan
penafsiran lain dari pembacanya
hanya
fakta yang terjadi bukan
judgement atau
persepsi auditor
Jelaskan dalam laporan

IMPARTIALITY AND
RELEVANCE

TULISKAN SELURUH FAKTA


DALAM LAPORAN TANPA BIAS
DAN MEMIHAK
Auditor fraud tugasnya hanya
mengungkapkan fakta yang terjadi
dan tidak menggiring pembaca pada
suatu persepsi yang justru
bertentangan dengan fakta yang
ditemukan

timelines

Ketepatan waktu dalam


penulisan laporan sangat
penting karena bukti dan
informasi yang didapatkan
dalam proses audit bisa
menjadi kadaluwarsa apabila
penulisan laporan memakan
waktu lama dan berlarut-larut

REPORTING MISTAKES

Konklusi dan Opini


Auditor tidak mampu membedakan
konklusi yang seharusnya
dituangkan dalam laporan dengan
opini yang semestinya dihindari
dalam penulisan laporan

OPINI
Auditor tidak memahami berlakunya asas praduga
tak bersalah
Auditor tidak berhak menetapkan opininya bahwa
pelaku fraud telah bersalah, karena yang berhak
menetapkan bersalah atau tidak adalah hakim
melalui proses peradilan

BUKTI

Konklusi yang dituangkan dalam


laporan kurang didukung oleh bukti
yang cukup dan relevan
Banyak bukti yang dikumpulkan
namun tidak mengarah pada suatu
pengampilan kesimpulan yang
akurat

KOPI DOKUMEN

Auditor tidak membuat kopi atas


dokumen-dokumen penting sehingga
ketika terjadi kehilangan bukti atau
kejadian lain yang tidak dikehendaki,
auditor tidak memilki bukti
pendukung atas laporannya
Kopi dokumen perlu disahkan oleh
pihak berwenang

ORGANIZING OF
INFORMATION

Auditor dituntut untuk menyajikan


informasi dalam laporan dengan
susunan yang kronologis atau dalam
kelompok-kelompok informasi
sehingga menggambarkan fakta
kejadian yang sebenarnya

ANALIZING THE READER

Pembaca laporan bisa jadi bukan orangorang yang memahami secara baik proses
kejadian yang dilaporkan sehingga dalam
menyusun laporan perlu dihindarkan
informasi yang menimbulkan salah tafsir
atau penggunaan istilah-istilah yang tidak
dipahami oleh pembaca atau justru
membingungkan pembaca

PENYUSUNAN LAPORAN AUDIT

BENTUK DAN SUSUNAN LAPORAN

EKSPOSE INTERN

PENANDATANGANAN LAPORAN

PENYAMPAIAN LAPORAN

BENTUK DAN SUSUNAN

LAPORAN

LONGFORM REPORT
Eksekutif Summary
Bab I : Simpulan dan Saran
Bab II : Dasar dan Tujuan Audit
1. Dasar Audit
2. Tujuan dan Ruang Lingkup
Audit
Bab III : Uraian Hasil Audit
1. Dasar Hukum Obyek atau
Kegiatan
yang diaudit

Materi Temuan
a. Jenis Penyimpangan/Fraud
b. Pengungkapan fakta dan
Proses Kejadian
c. Penyebab dan Dampak
Fraud
d. Rekomendasi
e. Pihak yang Diduga
Terlibat/
Bertanggung jawab
f. Bukti yang Diperoleh
3. Kesepakatan dan
Pelaksanaan Tindak Lanjut
dengan Auditan/Atasan Auditan
4. Kesepakatan dan
2.

SHORTFORM REPORT
Laporan audit bentuk pendek hanya
berupa memorandum yang didalamnya
mengungkapkan sejelas-jelasnya
substansi masalah, fakta apakah fraud
memang terbukti atau tidak dan
dampaknya terhadap organisasi atau
perusahaan
Apabila fraud tidak terbukti maka di
dalam laporan perlu dinyatakan bahwa
permasalahan atas kasus tersebut
telah selesai

EKSPOSE INTERN

Merupakan tahap pemaparan atas


hasil-hasil audit investigatif di
lingkungan internal organisasi dengan
melibatkan berbagai unsur pimpinan
Tujuannya untuk memperoleh
kesimpulan akhir apakah hasil audit
telah cukup memenuhi syarat untuk
diteruskan kepada instansi penyidik
atau cukup diputuskan di tingkat
pimpinan organisasi atau perusahaan

PENANDATANGANAN LAPORAN

Pada umumnya pihak-pihak


yang harus menandatangani
laporan sudah diatur dalam
ketentuan yang berlaku pada
organisasi atau perusahaan.
Biasanya pimpinan unit
organisasi audit atau Satuan
Pengawasan Intern (SPI) /
Satuan Kerja Auditor Intern
(SKAI)

PENYAMPAIAN LAPORAN

Laporan final didistribusikan


kepada pihak-pihak yang tepat
dan seharusnya mendapatkan
laporan tersebut untuk
keperluan tindak lanjutnya

PROSES HUKUM ATAS LAPORAN


AUDIT

Audit Investigatif pada Instansi Pemerinta


Hasil :

1. Kasus yang berindikasi Tindak


Pidana Korupsi
2. Kasus Perdata atau kasus
kerugian keuangan/kekayaan
negara yang perlu dikenakan
Tuntutan Perbendaharaan (TP)
atau Tuntutan Ganti Rugi
(TGR)

Proses
Audit

Ekspo
se
Intern

Indika
si TPK
Tida
k
Lapor
an
Final

Ya

Proses
Lid/Dik

Ekspos
e
Ekstern
Memenuhi
syarat
Lid/Dik

Tida
k
Lapora
n Final

Ya

Laporan
Final
diteruska
n ke
penyidik

MEKANISME AUDIT INVESTIGATIF


Informasi Awal

STOP

Memenuhi
unsur
Merugikan
Keuangan
Negara

1.
2.
3.

Audit Reguler
Pengaduan Masyarakat
Permintaan Ins. Penyidik & Ins lainnya

Audit Investigatif

Konsep LHAI

Ekspose Intern

Auditor

Perlu penelaahan
awal

Indikasi TPK

Memenuhi
Unsur TPK
Perlu
investigasi

LHAI

Penyelidikan

KPK/POLRI/
KEJAKSAAN

Penyidikan

Penuntutan

Ekspose Ekstern
(Inst. Penyidik)

Evaluation

Evidence

Investigative Audit
Cukup, Relevan dan kompeten

Hukum
Dua alat bukti, sah dan meyakinkan
Keterangan Saksi

Audits Working Paper


Physical Examination,
Confirmation,
Documentation,
Observation,
Inquires of the clients,
Mechanical Accuracy,
Analytical Procedures

Keterangan Ahli
Surat

Investigator

Petunjuk
Informasi yang diucapkan,
dikirim, diterima/disimpan
secara elektronik dengan alat
optik atau yang serupa
Dokumen (rekaman
data/informasi)

Audit Report

Keterangan Terdakwa

Skills & Attributes


of The Forensic Auditor
Professional Skills & Attitude
1. Accounting & Audit Knowledge
2. Business Process & Fraud Knowledge
3. Knowledge of Law & Rules Evidence
4. Investigative Mentality & Critical Skepticism
5. Understanding of Physiology & Motivation
6. Communication Skills
7. Understanding of Computers & IT
Ethics
8. Independence & Objectivity
9. Respect for Access to Information & Privacy Law
ASSOCIATION of
CERTIFIED FRAUD
EXAMINERS

Auditor & Korupsi


Banyak Auditor tidak takut dengan korupsi
Katanya korupsi untuk menafkahi anak bini
Ketika mereka diselidiki
Tak tahunya hasil korupsi untuk cari istri lagi
Sedikit Auditor yang berani tidak korupsi
Walaupun hanya terima kecilnya gaji
Tapi mereka ikhlas dan teguh pada janji
Mendukung Anti Korupsi membangun
kejayaan negeri

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

85

Anda mungkin juga menyukai