Anda di halaman 1dari 8

Dasar-dasar Pemetaan

Syarat syarat peta dasar, yaitu :


1.Peta harusconform, artinya bentuk daerah, pulau, benua yang digambar pada peta harus sama
bentuknya dengan kenyataan di lapangan.
2.Peta harus ekuivalen, artinya daerah yang digambar sama luasnya jika dilakukan dengan skala
peta.
3.Peta ekuidistan, artinya jarak jarak yang digambar di peta harus tepat perbandingannya
dengan jarak sesungguhnya di lapangan.
4.Peta harus rapi dan bersih.
5.Peta tidak boleh membingungkan.
6.Peta harus mudah dipahami.
7.Peta harus ada indeks, daftar isi, keterangan.
Fungsi peta, yaitu:
1.Menyeleksi data
2.Memperlihatkan ukuran
3.Menunjukkan lokasi relatif
4.Memperlihatkan bentuk
Unsur unsur peta dasar, yaitu:
1.Judul Peta, mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas
tengah, atas kanan,atau bawah. Walaupun demikian,sedapat mungkin,di letakkan di atas kanan.
2.Legenda / keterangan, merupakan kunci untuk memahami peta. penjelasan dari simbul simbul
yang tercantum dalam peta. Bagian ini adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi
buta dalam membaca peta jika tidak ada legendanya.
3.Tanda arah / Orientasi, umumnya arah utara,tetapi ada juga yang lengkap. Letaknya di tempat
yang sesuai jika ada garis lintang dan bujur,koordinat dapat sebagai petunjuk arah.
4.Skala, perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya dilapangan, ditulis di bawah
judul peta,di luar garis tepi/ di bawah legenda.
Contoh contoh skala:
Skala Angka (1:2.500.000), artinya setiap 1 cm dalam peta sama dengan 2.500.000 kali jarak
dalam peta.
Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horisontal yang memiliki panjang tertentu dan
tiap ruas berukuran 1 cm/lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.
Skala Verbal. Skala yang ditulis dengan kata kata.
5.Inset, merupakan peta kecil yang disisipkan di peta utama

6.Garis Koordinat, jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal dan garis horisontal.
Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan koordinat. Koordinat peta dikenal ada dua jenis
yaitu koordinat grid dan koordinat geografis. Koordinat geografis merupakan koordinat dari
jarring-jaring bumi yang terdiri garis lintang untuk horizontal dan garis bujur untuk vertical.
Penulisanya biasanya denga koordinat geografis, derajat, menit dan detik (Contoh : 94o 15
114,4) biasanya disertakan L untuk Lintang dan B untuk Bujur. Koordinat grid adalah
jaring jaring koordinat lokal yang dipakai untuk acuan pengkoordinatan dalam peta. Biasanya
hanya disebutkan dengan angka saja dan dikenal dengan koordinat 8 angka atau 12 angka. Untuk
peta Indonesia ada 2 acuan pokok dalam koordinat ini yaitu dengan dikenal dengan sistem
UTM/UPS atau LCO masing masing dengan acuan 0o yang berbeda.
7.Garis Ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang menyerupai sidik jari yang
menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam peta. Karena merupakan tanda dari ketinggian
yang sama, maka garis ini tidak akan pernah saling memotong tapi bisa bersinggungan. Lokasi
yang lebih rendah akan melingkari lokasi yang lebih tinggi, itulah ciri garis kontur. Atau bisa
juga disebutkan garis sebelah dalam adalah lebih tinggi dari garis sebelah luar. Dalam peta
interval atau jeda beda ketinggian antara garis kontur biasanya ditunjukan di dekat lokasi
legenda. Untuk peta skala 1:25000 interval konturnya biasanya adalah 12,5 meter sedangkan peta
skala 1:50000 biasanya interval konturnya adalah 25 meter. Terjemahannya adalah bila interval
kontur 25 meter, maka jarak antara garis kontur yang satu dengan yang lainnya di w:st=on
medan sebenarnya memiliki beda tinggi secara vertical 25 meter. Garis kontur dengan pola huruv
V atau runcing biasanya menunjukan sebuah jurang/sungai, dan garis kontur dengan pola U
atau berpola lengkung biasanya menunjukan sebuah punggungan dan O merupakan puncak
atau Kawah.
8.Sumber dan Tahun pembuatan peta, dari mana data dan tahun ketika peta dibuat.
9.Warna, peta menggunakan warna yang menarik dan sesuai.
10.Deklinasi, yaitu garis keterangan yang menunjukan beda Utara Peta dan Utara Magnetik
(Utara Kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali. Kenapa ada perbedaan antara Utara
peta dan Utara sebenarnya dan Utara Magnetik. Seperti kita ketahui Utara Bumi kita ditunjukan
oleh di Kutub Utara. Sedangkan sumbu utara magnet bumi sebenarnya ada di sebuah kepulauan
di dekat dataran Green Land. Setiap tahun karena rotasi Sumbu bumi ini mengalami pergeseran
rata-rata 0,02 detik bisa ke timur dan ke barat. Jadi utara sebenarnya bisa ditentukan dari
mengkonversi antara utara magnetik dengan utara Peta. Biasanya akan dicantumkan di setiap
lembar peta.
Pemetaan Geologi Dasar
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah / wilayah /
kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang digunakan dan
menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika,
fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi yang disajikan dalam bentuk gambar
dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya.

Peta geologi dapat dibedakan atas dua, yaitu:


1. Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar topografi
atau batimetri dengan nama dan nomor lembar peta yang mengacu pada SK Ketua Bakosurtanal
No. 019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya.
2.Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan/atau potensi sumber
daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu.
Pemetaan geologi adalah pekerjaan atau kegiatan pengumpulan data geologi, baik darat maupun
laut, dengan berbagai metoda.
Perlengkapan lapangan :
Ahli geologi memerlukan beberapa perlengkapan pendukung saat ke lapangan, antara lain:
1. Palu (hammer) geologi dan Betel (chisel)
a. Pick point, digunakan secara umum untuk memecah litologi beku dan metamorf. Bentuk ujung
palunya runcing.
b. Chisel point, digunakan untuk memecah litologi sedimen. Bentuk ujung palunya pipih
c. Crack point, digunakan untuk memecah litologi yang tidak dapat dihancurkan oleh kedua jenis
palu di atas. Menyerupai palu godam
d. Betel, digunakan sebagai alat bantu apabila litologi yang dipecah tidak hancur, hanya
memberikan efek retakan. Dengan betel, retakan tadi kemudian dengan menggunakan palu dan
betel lalu dipisahkan dari batuan sumbernya.
Gambar jenis palu geologi

2. Kompas dan Klinometer


Jenis jenis kompas yang digunkan dalam pemetaan geologi antara lain:
a. Kompas Finnish Suunto sejenis dengan kompas Swedish Silva Ranger 15 TDCL, dapat
digunakan untuk mengukur kedudukan batuan (strike dan dip), tidak dapat digunakan untuk
penetuan sudut bearing.
b. Kompas American Brunton, dapat digunakan untuk mengukur kedudukan batuan (strike dan
dip), penentuan sudut lereng, tidak dapat digunakan untuk penetuan sudut bearing.
c. Kompas Swiss Meridian,
d. Kompas French Chaix Universelle.

Gambar kompas geologi


Jenis kompas lain, yaitu:
a. Kompas Japanese Lensatic, dengan garis tepi yang baik digunakan untuk mengukur strike
(beberapa jenis kompas ini memiliki klinometer) dan cara pembacaannya seperti kompas
kompas jenis prismatik.
b. Kompas British Army Prismatic, sangat akurat, sempurna dalam pengambilan sudut bearing,
namun harganya sedikit mahal dan tidak memiliki sisi samping.
c. Kompas Swiss Meridian Bearing.
d. Kompas Swedish Silva prismatic No. 54.
e. Japanese Universal Clinometer made by Nihon Chikagasko Shaco, Kyoto

Gambar kompas pengukur arah


Pembagian derajat kompas :
Pembagian derajat kompas secara umum terbagi manjadi dua, yaitu
1. Pembagian derajat kompas 360 (derajat) dan
2. Pembagian derajat kompas 400 (grads)
Sebelum kompas digunakan sebaiknya dilakukan koreksi derajat kompas dengan memperhatikan

tabel di bawah ini


Klinometer digunakan sebagai alat kalibrasi kompas. Dengan klinometer kemiringan batuan
dapat ditentukan.
Bagain bagian klinometer, yaitu:
a. Rabone adjustable spirit level.
b. Home-made clinometer.
c. Burgess level and angle indicator.
d. Abney hand-level, dapat juga digunakan sebgai klinometer.
e. Abney hand-level dengan 50 disetiap sayapnya, baik digunakan dalm pengukuran liniasi.

Gambar bagian - bagian klinometer


Liniasi kompas bermanfaat dalam pengukuran trend dan plunge.
3. Lensa Tangan
Lensa digunakan di lapangan sebagai alat bantu yang mempermudah seorang ahli geologi dalam
melakukan determinasi lapangan terhadap conto litologi atau tanah yang dijumpai di lapangan.

Gambar lensa perbesaran


4. Peta Lokasi Penelitian
Peta lokasi penelitian sangat penting untuk dibawa ke lapangan. Peta lokasi penelitian berguna
sebagai alat untuk merekam data selama pengambilan data lapangan berlangsung. Jauhkan banda
ini dari bahaya air dan segala sesuatu yang dapat membuat media perekam data ini rusak atau
hilang.
5. Notebook Lapangan
Notebook lapangan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan alat alat lapangan seperti
peta lokasi penelitian, alat tulis menulis dan sebagainya.

Gambar notebook
6. Pakaian Lapangan
Untuk pemetaan geologi pakaian lapangan yang digunakan bisanya pakaian yang pada dasarnya
menutupi hampir seluruh bagian tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bahaya
bahaya selama berada di lapangan, seperti sengatan serangga, gigitan hewan dan menghindari
tumbuhan tumbuhan berduri.
Gambar busana lapangan
PETA PETA GEOLOGI
Jenis jenis peta geologi, yaitu:
a. Peta pendahuluan, merupakan peta yang dibuat dengan sekala 1 : 250000 atau lebih kecil. Peta
ini dibuat dengan hanya mencantumkan unsur unsur geologi yang secara umum dijumpai di
lapangan.
b. Peta geologi regional, merupakan peta yang dibuat dengan sekala yang lebih detail lagi, yaitu
1 : 100000. Peta ini dibuat sebagai acuan atau parameter awal dalam melakukan pemetaan yang
lebih detail. Peta geologi regional mencantumkan unsur unsur geologi, penyebaran batuan dan
struktur geologi yang terpetakan secara umum.
c. Peta geologi detail, merupaka peta geologi yang dibuat dengan sekala yang lebih kecil lagi,
yaitu: 1 : 10000. Peta geologi ini merekam data geologi yang lebih detail lagi. Dalam dunia
eksplorasi tambang peta geologi detail digunakan sebagai acuan akhir dalam melakukan
eksploitasi sumberdaya alam.
d. Peta spesialis, peta ini digunakan dalam dunia pertambangan dalam merancang tambang open
pit menggunakan sekala 1 : 1000 sampai sekala 1 : 2500, perancanaan tambang geologi dengan
sekala 1 : 500 atau yan lebih besar.
PENENTUAN POSISI DI PETA

Penentuan posisi di peta dapat dilakukan dengan cara:


1. Pacing
Penentuan posisi di peta dengan menggunakan metode ini sebenarnya tidak beitu
direkomendasikan. Metode ini dilakukan dengan cara memperkirakan langkah kaki kita saat
melintas di lapangan.

Tabel paces
2. Offset
Metode penentuan kedudukan batuan dalam peta, kemudian dilakukan pengukuran sudut bearing
terhadap dua objek yang di kenali di lapangan misalnya rumah dan pohon setelah melakukan
ploting di peta kemudian tarik garis lurus yang menghubungakan pohon dan rumah.
3. Resection
Metode penentuan posisi di peta dengan menggunakan dua parameter yang dikenali, baik itu titik
ketinggian, pemukiman dan sebagainya. Lakukan pengukuran arah pada dua parameter yang
dikenali, kemudian arah kebalikan sudut pengukuran di ploting di peta. Perpanjang arah garis,
garis perpotongan menjadi interpretasi posisi kita di lapangan.

Gambar metode resection


4. Intersection
Metode ini merupakan metode pengujian, dimana kita akan menguji kebenaan, misalnya suatu
titik ketinggian yang dijumpai di lapangan. Lakukan pengambilan arah pada titik ketinggian
yang akan diinterpretasi, kemudian dari lokasi berdiri semula berjalanlah beberapa meter, 250 m
(1 cm pada peta bersekala 1 : 25000), kemudian lakukan lagi pengambilan arah terhadap titik
ketinggian yang sama untuk membuktikan bahwa titikketinggian itu benar benar ada pada peta.

Gambar metode intersection


5. Satu titik
Metode ini dilakukan dengan menggunakan salahsatu dari dua parameter ini, sungai dan jalan;
terhadap satu parameter lain yang dikenali, misalnya titik ketinggian. Posisi anda saat melakukan
pengambilan arah harus berada di sekitar salahsatu dari dua parameter tersebut di atas. Lakukan
pengambilan arah terhadap titik ketinggian, kemudian perpanjang garis dari titik ketinggian
terhadap salahsatu dari dua parameter di atas. Perpotongan perpanjangan garis dengan jalan atau
sungai menjadi posisi anda di peta.
6. Menggunakan GPS
PENGAMBILAN DATA GEOLOGI
Data data geologi yang diambil, antara lain:
1. Data litologi,
2. Data geomorfologi,
3. Data struktur geologi,
4. Data stratigrafi, dan
5. Pembuatan sejarah geologi.

Sumber : http://geologiterapan.blogspot.com/p/dasar-dasar-pemetaan.html#ixzz3F6uEyWcd
Read more at http://geologiterapan.blogspot.com/p/dasar-dasarpemetaan.html#IsOrzMoudGYVydXi.99

Anda mungkin juga menyukai