merencanakan,
menyediakan, memfasilitasi dan membiayai
pelatihan tersebut tersebut.
b. Dokter/perawat disemua instalasi/unit pelayana di RS Khusus
Bedah Rawamangun harus mampu menstabilkan dan melakukan
resusitasi pada pasien
yang sakit kritis pada saat transfer
berlangsung.
Tabel. 1
Transfer Intra Rumah Sakit
NO
PASIEN
Derajat 0
1.
2.
1.
2.
Derajat 1
Derajat 2
1.
2.
Derajat 3
1.
2.
PETUGAS
PENDAMPING
MINIMAL
Transporter
TPP atau Perawat
Transporter
Perawat atau Dokter
Transporter BLS
Perawat atau Dokter BLS / PPGD
Transporter
Transporter BLS
Perawat & Dokter
Perawat & Dokter :
yangberkompetensi
BLS, PPGD
penanganan pasien
Harus mengikuti, pelatihan untukTransfer
kritis
pasien dengan sakit berat /kritis
Transporter
Perawat:
Perawat & dokter yang Minimal 6 bulan pengalaman
berkompetensi
bekerja Di HCU atau telah mengikuti:
penanganan pasien
K
eterampilan BLS,PPGD,BTCLS
kritis
K
eterampilan menangani permasalahan jalan
napas dan pernapasan
Telah mengikuti pelatihan untuk transfer
pasien dengan sakit berat / kritis
Dokter:
Keterampilan BLS & ALS (ATCLS)
PERALATAN UTAMA
Brankar, Kursi Roda
Oksigen,Brankar , Tiang infuse,
Pompa infuse , Pulse Oksimetri .
Oksigen, suction, Tiang infuse,
Pompa infuse , Baterai, Pulse
Oksimetri serta monitor EKG, tensi
meter dan Defibrillator, Ambubag
Oksigen, suction, Tiang infuse,
Pompa infuse , Baterai, Pulse
Oksimetri serta monitor EKG, tensi
meter dan Defibrillator, Ambubag,
Jackson Rees, scoop stretcher dan
long spine board
Tabel 2
Transfer Antar Rumah Sakit
NO
PASIEN
PETUGAS
PENDAMPING
MINIMAL
1. Petugas Ambulance
2. TPP atau Perawat
Derajat 0
Derajat 1
1. Petugas Ambulance
2. TPP atau Perawat
Derajat 2
1. Petugas ambulance
2. Perawat & Dokter
yangberkompetensi
penanganan pasien
kritis
PERALATAN UTAMA
Derajat 3
1. Petugas Ambulance
2. Perawat & dokter
yang berkompetensi
penanganan pasien
kritis
Perawat:
Minimal 6 bulan pengalaman
bekerja Di HCU atau telah mengikuti
K
eterampilan BLS & PPGD, BTCLS
K
eterampilan menangani permasalahan jalan
napas dan pernapasan
Telah mengikuti pelatihan untuk transfer
pasien dengan sakit berat / kritis
Dokter :
Keterampilan BLS & ALS, ATCLS
Telah mengikuti pelatihan untuk transfer
pasien dengan sakit berat / kritis
K
eterampilan menangani permasalahan jalan
napas dan pernapasan
TINGKAT
PERAWATAN
Intensive Care
DERAJAT KONDISI
PASIEN
3
2
3
High Care
Ward Care
Out Patient
Pelayanan lain selain
1 dan 2
1 dan 2 di atas
UNIT PELAYANAN
jalan
Semua pelayanan yang
tidak termasuk intensive
care dan high care
5.
(derajat 1 2)
Ward Care
1-2
0
( derajat 0 )
Pasien yang sudah memenuhi kriteria keluar dari ruang Rawat
Inap, dimana kondisi pasien mulai stabil, sudah tidak memerlukan
bantuan pernapasan, dimana pasien dapat dirawat di ruangan
seperti di High Care atau dapat langsung dirawat di Ward Care.
Berikut Algoritmanya:
Dari Intensive Care ke HCU atau dari Intensive Care ke Ward
Care
MULAI
PASIEN
Sudah tidak memerlukan
perawatan intensive
Tidak
MULAI
PASIEN
Sudah tidak memerlukan perawatan
HCU
Tidak
DPJP HCU
Memutuskan pasien
memenuhi kriteria keluar
HCU
PERAWAT HCU
Menghubungi Ward Care mengenai kesiapan
TT
TT
Tersedia?
Ya
3
1-2
0
10
Kategori 2 adalah arah pemindahan pasien dari derajat kondisi yang lebih
rendah ke kondisi derajat yang lebih tinggi, misalnya dari Ward Care ke
High Care atau dari High Care ke Intensive Care atau bisa dari Ward Care
langsung ke Intensive Care. Perpindahan perawatan dari kondisi derajat
yang rendah ke perawatan yang lebih tinggi diperlukan karena mengingat
kondisi pasien dengan Airway, Breathing, Circulation (ABC) yang tidak
stabil sangat membutuhkan observasi l ketat dan intervensi yang
mendalam.
Berikut Algoritmanya:
Dari Ward Care Ke HCU atau dari Ward Care ke Intensive Care
MULAI
Tida
k
Y
a
11
Pasien yang masuk ke Intensive Care, juga bisa berasal dari kamar operasi,
mengingat kondisi pasien yang tidak stabil, maka transporter dan petugas
pendamping berasal dari Intensive Care. Terkadang pada kondisi tertentu,
pasien yang sedang dirawat di Intensive Care memerlukan pemeriksaan
penunjang seperti CT Scan, MRI atau pemeriksaan penunjang lainnya.
Pada kondisi tersebut maka transporter dan petugas pendamping berasal
dari Intensive Care.
Tidak
Ya
PERAWAT INTENSIVE CARE
Telpon Unit Intensive Care Untuk Persiapan
Perawatan
TRANSPORTER & PERAWAT INTENSIVE CARE
Mempersiapkan brankar, peralatan & obat2an sesuai
kondisi pasien
TRANSPORTER & PERAWAT & DOKTER
INTENSIVE CARE
Mentransfer pasien menuju ruang perawatan
Intensive Care
SELESAI
Mengingat kondisi pasien yang tidak stabil, maka prosedur transfer perlu
dilakukan oleh petugas yang berkompeten dibidangnya, jadi apabila pasien
diputuskan untuk di rawat di Intensive Care, maka yang menjemput pasien dari
ruang perawatan semula (HCU atau Ward Care) adalah petugas dari ruang
Intensive Care, begitu pula bila pasien dari Ward Care dan diputuskan akan
12
dirawat di High Care, maka yang menjemput pasien adalah transporter dan
petugas pendamping yang berasal dari High Care.
c. Kategori 3
Kategori 3 adalah arah pemindahan pasien dengan kondisi derajat yang sama
Intensive Care
(derajat 3 )
Intensive Care
(derajat 3 )
High Care
High Care
(derajat 1 2)
(derajat 1 2)
Ward Care
Ward Care
Petugas pendamping pasien pada prosedur transfer dengan kondisi derajat yang
( derajat 0 )
( derajat 0 )
sama dapat dilakukan oleh petugas yang berasal dari ruang asal pasien dirawat
atau dapat dijemput oleh petugas yang berasal dari ruang perawatan yang akan
dituju. Mengingat perpindahan pasien terjadi antara unit yang sederajat, maka
darimana pun petugas pendamping/ transporter berasal tidak akan membahayakan
kondisi pasien tersebut sepanjang petugas pendamping memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan. Pada situasi ini yang diperlukan adalah komunikasi 2 arah antara
unit pengirim dan unit penerima.
Berikut Algoritmanya:
MULAI
PASIEN
Diputuskan untuk ditransfer ke
Unit/Instalasi lain karena Tempat
Tidur penuh
13
Tida
k
Ya
Tida
PERAWAT
Melakukan komunikasi dengan petugas diruang
perawatan tujuan mengenai kesepakatan
prosedur transfer
Terjadi kesepakatan?
Ya
TRANSPORTER/PETUGAS PENDAMPING
Mentransfer pasien menuju ruang perawatan
yang dituju
SELESAI
14
b. Semua peralatan harus aman disimpan di posisi bawah dari tempat tidur
pasien pasien.
c. Pasien harus dipantau terus-menerus sepanjang transfer dan dicatat pada
formulir transfer.
d. Monitor, ventilator, pompa infus dan tabung oksigen harus terlihat dan
mudah dijangkau.
e. Jika kebutuhan klinis timbul di mana pasien memerlukan intervensi, maka
kendaraan harus berhenti di tempat yang aman, karena petugas mungkin
memerlukan tempat untuk bergerak di luar kendaraan.
15
Rujukan:
1. Undang - undang RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Kementerian Kesehatan RI. Standard Akreditasi Rumah Sakit. Tahun
2011.
3. Association of Anaesthetists of Great Britain and Ireland (2009). AAGBI
safety guideline: interhospital transfer. London.
4. North West London Cardiac & Stroke Network (2010). Web-based
interhospital transfers: user guide. London: NHS.
5. Welsh Assembly Government (2009). Designed for Life: Welsh guidelines
for the transfer of critically ill adult; 2009.
6. Warren J, From RE, Orr RA, Rotello LC, Horst M. (2004). Guidelines for
the inter-and intrahospital transport of critically ill patient. American
College of critical Care Medicine. Crit Care Med. 2004; 1:256-62.
16