Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEBIDANAN

PATOLOGI PADA
DISTOSIA BAHU

Nessie Araminta

Distosia
DistosiaBahu
Bahu
Distosia bahu adalah
suatu
keadaan
yang
diperlukannya
tambahan
manuver
obsetrik
oleh
karena
dengan
tarikan
biasa
kearah
belakang
pada kepala bayi tidak
berhasil untukDistosia
melahirkan
bahu merupakan
bayi.
peristiwa dimana
Sarwono: 2010.
tersangkutnya bahu janin dan
tidak dapat dilahirkan setelah
kepala janin di lahirkan.

Patofisiologi
Kepala dilahirkan
PUTARAN PAKSI LUAR (bahu masuk ke panggul
dengan posisi miring obligue, bahu belakang
berada di bawah cekungan sakrum dan spina
ischiadica sehingga memberikan ruang untuk
bahu depan masuk ke panggul melalui belakang
os pubis)
IBU MENGEDAN
BAHU DEPAN (ANTERIOR) berada dibawah pubis
GAGAL UNTUK MENGADAKAN PUTARAN
menyesuaikan dengan sumbu miring
Sarwono:
BENTURAN BAHU DEPAN TERHADAP SIMFISIS
2010.

Komplikasi
Materna
l

Fetal/Neonatal

Kematian
Hipoksia janin
Asifiksia
Fraktur klavikula
Fraktur humerus
Kelumpuhan fleksus
brakialis

Atonia uteri
Ruptur uteri
Laserasi jalan lahir
Perdarahan
pospartum

Sarwono:

Faktor resiko
Antepartum

Makrosomia
diabetes
Obesitas
Prolonged pregnancy
Posterem
Riwayat distosia bahu
sebelumnya
Riwayat melahirkan
makrosomia
Panggul platypelloid

Intrapartu
m

Kala I lama
Partus macet
Kala II lama
Persalinan
dengan induksi
oksitosin
Persalinan
dengan ekstrasi

Sarwono:

Penilaian Klinik
1. Kepala janin telah lahir namun masih erat berada
di vulva
2. Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi luar
3. Dagu tertarik dan menekan perineum
4. Tanda kepala kura-kura yaitu penarikan kepala
terhadap perinium sehingga tampak masuk
kembali kedalam vagina
5. Penarikan kepala tidak berhasil menarikan bahu
yang tertahan di belakang simpisis pubis

Sarwono:
2010.

Penatalaksana
an
Diagnosis
Hentikan traksi pada kepala, segera memanggil
bantuan
Manuver McRobert
(posisi McRobert, episiotomi bila perlu, tekanan
suprapubik, tarikan kepala)
Manuver Rubin
(posisi tetap McRobert, rotasikan bahu, tekanan
suprapubik, tarikan kepala)

Penanganan
Panggil bantuan mobilisasi asisten,
kosongkan kandung kemih bila
penuh
Lakukan episiotomi luas untuk
memperluas ruangan di posterior
Posisi manuver McRobert
Penekanan supra pubik
Manuver Rubin
Manuver Wood

McRoberts Manuver
o Menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan
lututnya sedekat mungkin ke arah dadanya
dalam posisi berbaring terlentang
o Lakukan episiotomi yang lebar
o Asisiten diminta untuk menekan suprasimfisis
ke arah posterior
o Lakukan tarikan pada kepala janin ke arah
posterokaudal dengan mantap

McRoberts Manuver

Penekanan
suprasimfisis pubis
Mazzanti manuver

Rubin Manuver
Memutar bahu secara langsung dan melakukan
tekanan supra pubik ke arah dorsal.
Masih dalam posisi McRobert masukan tangan pada
bagian posterior vagina tekanan lah daerah ketiak
bayi sehingga bahu berputar menjadi posisi obligue
atau transversal.
Melakukan putaran kearah yang membuat punggung
bayi kearah anterior agar lebih mudah untuk
dilahirkan daripada kearah posterior.
Ketika dilakukan penekanan suprapubik
menyebabkan posisi punggung janin anterior akan
membuat bahu lebih abduksi sehingga diameter lebih
kecil.
Dengan bantuan suprasimfisis kearah posterior
lakukan penarikan kepala kearah posterokaudal

Wood Manuver
Memutar bahu belakang sebesar 180 derajat.
Masukan tangan penolong bersebrangan
dengan punggung bayi ke vagina.
Temukan bahu posterior, telusuri lengan atas
buatlah sendi siku menjadi fleksi (bisa
dilakukan dengan penekanan fossa cubiti).
Pegganglah lengan bawah dan buatlah gerakan
mengusap kearah dada bayi.
Langkah ini membuat bahu posterior lahir dan
memberikan ruang cukup bagi bahu anterior
masuk kebawah simbisis.
Lakukan tekanan sumpra simpisis ke arah
posterior melakukan terikan kepala kearah
postero kaudal untuk melahirkan bahu anterior

Hindari 4P

Panic
Pulling = menarik kepala
bayi
Pushing = mendorong
kepala bayi
Pivoting = angulasi kepala

Inertia Uteri
Primer (Hypotonic
Uterine Contraction) Sekunder
Kontraksi uterus lebih
aman, singkat dan
His yang tidak
jarang daripada biasa. adekuat terjadi
Keadaan umum
setelah berlangsung
pasien biasanya baik
his kuat untuk waktu
dan rasa nyeri tidak
yang lama
seberapa.
sebelumnya.
Sarwono,
2010

Gawat Janin
Diagnosis gawat janin saat
persalinan berdasarkan pada
denyut jantung janin yang
abnormal DJJ <100 kali/menit
atau >180 kali/menit.
(Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan

HPP

Perdarahn pervaginam lebih


dari 500 cc setelah bersalin.

Panduan Praktis Layanan Kesehatan Naternal dan

Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi
tidak bernafas secara spontan dan teratur
segara setelah lahir.

Buku Acuan APN

Ingat!!!
Jika ditemukan
asfiksia lakukan
resusitasi

Penyebab
Asfiksia
Keadaan Bayi:
Keadaan Ibu
:
Preeklamsi
Eklamsi
Plasenta previa
Partus macet
Demam
Infeksi berat
Posterm
Buku Acuan APN

Prematur
Letsu
Gemelly
Distosia bahu
Vakum
Kelainan kongenital
Air ketuban
bercampur mekonium

Resusitasi
Langkah Awal :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jaga kehangatan
Atur posisi
Hisap lendir
Keringkan dan rangsangan taktil
Reposisi
Lakukan penilaian
Buku Acuan APN

Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah suatu penyakit
yang di tandai dengan meningkatnya
kadar gula dalam darah. Karena kelenjar
pankres yang memproduksi insulin
fungsinya menurun untuk menyerap gula
dalam darah secara maksimal.

ISK ( Infeksi Saluran Kemih )


Infeksi bakteri yang paling sering
dijumpai selama kehamilan.
Walaupun bakteria asimptomatik hal
biasa, infeksi simptomatik dapat
mengenai saluran bawah yang
menyebabkan sistitis, atau
menyerang kaliks ginjal, pelvis dan
parenkim sehingga menimbulkan
pieolonefritis.

Pemeriksaan urine
Leukosit mikroskopik dalam urin >
10/ LPB
Adanya leukosit ekstrase 2000/ml
Adanya biakan bakteri urine 100.000
koloni/ml.

Laporan Kasus
27-06-2014
Ny. N-Tn. W
G4P1A2 Hamil 39 minggu > 2hari dengan
persalinan kala 1 fase aktif + inersia uteri
+ ketuban intermediet (ICA 6,0) +
riwayat obstetri buruk

Identit
as
Nama Lengkap : Ny. N
Usia
: 26 th
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Suku/ bangsa: Jawa
Alamat Rumah : Kota bambu 4
RT 06/06 no. 31. Palmerah JakBar
No Telepon : 081311526217
Alamat Kantor : No.Telp. Kantor :-

Nama Suami : Tn. W


Usia
: 34 th
Pekerjaan : karyawan pabrik
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku/ bangsa: Jawa
Alamat Rumah : Kota bambu 4
RT 06/06 no. 31. Palmerah
Jak-Bar
No Telepon : 081311526218
Alamat Kantor:No.Telp. Kantor:-

27-6-2014
12.50

S
/

Pasien datang ke UGD kiriman poli lt III dengan:


Keluhan utama : mules (+) sejak tadi malam
Quick check : pusing (-) mual (-) mutah (-)
pandangan kabur (- ) nyeri ulu hati (- )gerak
janin (+).
Riwayat kehamilan sekarang :
Pasien mengatakan hamil ke 4, kehamilan cukup
bulan, ANC rutin di Bidan H. selama ANC
dikatakan normal. USG terakhir di PK lantai 3
kesan ICA 6,0. Plasenta corpus depan grade III,
FW : 3380 gram.
HPHT : 25-09-2013 TP : 2-07-2014
Riwayat kehamilan yang lalu :
Hamil 1 lahir aterm spontan,
Hamil 2 dan 3 abortus di kuret
Riwayat Penyakit (-), riwayat operasi (-), riwayat
alergi obat (-)

O/

Pemeriksaan fisik :
Status generalis:
Ku: baik, kes: CM, TD:110/80mmHg, Nd:
90x/mnt, S: 36,5C Rr: 22x/mnt
Status Obstetri :
palpasi abdomen TFU 35cm, punggung
kanan, DJF (+) 148x/mnt His 2x1025
TBJ klinis 3565gr
PD a/i menilai kemajuan persalinan:
portio tebal 1cm arah mulai mendatar
4cm
Ket (+) menonjol
Kepala Hodge I
Posisi belum jelas

A/
P/

G4P1A2 Hamil 39minggu>2hr d/ Persalinan Kala I Fase


Aktif+inersia uteri+ ketuban itermediet ICA 6,0 +Riwayat Obstetri
Buruk
Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala
Masalah Potensial: HPP, gawat janin.

Rencana diagnostik :
1. Memeriksa DPL, pasien telah dilakukan periksa DPL Tunggu
hasil
2. Melakukan NST, pasien telah di NST
3. Kolaborasi dengan dokter untuk USG,
4. Memeriksa Urine Lengkap. Pasien telah dilakukan UL.
5. Memeriksa Skrinning. Pasien telah dilakukan skrinning
Rencana terapi:
6. Memberikan informasi pada pasien tentang hasil pemeriksaan
Ku: baik, kes: CM, TD:110/80mmHg, Nd: 90x/mnt, S: 36,5C Rr:
22x/mnt. Pembukaan 4cm. Ibu dan keluarga mengerti hasil
pemeriksaan.
7. rencana awal partus pervaginam nilai partus jam 16.50.
8. Mengobservasi keadaan umum dan TTV. KU dan TTV telah
diobservasi.
9. Mengobservasi HIS dan DJF. HIS dan DJF telah diobservasi..

Jam
13:30

Pasien masuk KB
S/ mules (+)
O/ KU: baik, Kes: CM. TD:110/80mmHg,
Nd: 90x/mnt, S: 36,5C Rr: 22x/mnt
Palpasi abdomen His 2x1025 DJF (+)
141 x/menit
A/ G4P1A2 Hamil 39minggu>2hr d/
Persalinan Kala I Fase Aktif+ inersia
uteri+ ketuban itermediate ICA 6,0
+Riwayat Obstetri Buruk
Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala
Masalah Potensial: HPP, gawat janin

P/
15:40

1. mengobservasi KU + TTV. Pasien telah


diobservasi.
2. mengobservasi HIS+ DJF. HIS dan DJF telah
diobservasi.
3. Rencana awal partus pervaginam
4. Rencana nilai sesuai partograf (jam 16.30)
5. Rencana NST. Hasil reaktif rencana lapor
konsulen.
S/ mules jarang, gerak bayi aktif
O/ KU baik, Kes: CM TD: 120/80 mmHg, Nd: 86
x/mnt S: 36,9 RR: 20 His 2x1030 DJF 142
x/menit. Pemeriksaan dalam tidak dilakukan.
A/ G4P1A2 Hamil 39minggu>2hr d/ Persalinan
Kala I Fase Aktif+inersia uteri+ ketuban
itermediate ICA 6,0 +Riwayat Obstetri Buruk
Janin Tunggal Hidup Presentasi Kepala
Masalah Potensial: HPP, gawat janin

P/

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan TD: 120/80mmHg Nd:


86 x/mnt S: 36,9 RR: 20 His 2x1030 DJF 142 x/menit.
2. mengobservasi KU+TTV. KU dan TTV telah di observasi.
3. Mengobservasi HIS dan DJF. HIS dan DJF telah diobservasi
4. Kolaborasi dengan dr Jaga advice: Pitosin infus sesuai
protokol, Jika his adekuat OCT.
Penjelasan pada pasien dan suami (+) SIT (+).

18:00

Ketuban pecah spontan warna putih keruh.

19.50

20.10

Kolaborasi dengan dr jaga hasil DPL


Hb: 14,7
Leukosit 7,26
Leukosit urin 25-30 ribu
Leukosit ekstrase +2
Keton +1
Glukosa urin +4
Lapor dr Jaga advice: cek GDS, Ceftriaxone 1x2 gr untuk 2 hari
Pasien di cek GDS. Hasil 218

Jam
22.20

S/
o/

Pasien gelisah ingin meneran


Ku: baik kes: CM TD: 110/80 mmHg nadi:
89 x/mnt S: 37 RR: 20 his: 5x1040 djf
(+) 148 x/mnt. Kandung kemih: kosong
Pemeriksaan dalam atas indikasi menilai
keadaan :
lengkap
Ketuban (-)
Kepala hodge III
Posisi ubun ubun kecil kiri depan
Molagge tidak ada

A/
P/

G4P1A2 hamil 39 minggu > 2 hari dengan partus


kala II + inertia uteri + ketuban pecah 4 jam 20
menit+ ICA 6,0 + DM + ROB
Janin tunggal hidup presentasi kepala
Masalah potensial : dry labour , gawat janin.
1. Menginformasikan kepada pasien bahwa :
110/80 mmHg nadi: 89 x/mnt S: 37 RR: 20 his:
5x1040 djf (+) 148 x/mnt pembukaan sudah
lengkap. Ibu mengerti hasil pemeriksaan.
2. mengobservasi keadaan umum dan TTV. KU dan
TTV telah di observasi.
3. Mengobservasi HIS dan DJF diantara dua
kontraksi. HIS dan DJF telah diobservasi.
4. Memimpin meneran. Pasien meneran ketika ada
HIS.
5. Menganjurkan suami untuk memberikan minum
ketika kontraksi tidak ada.

Jam
22:30

Kepala bayi lahir distosia bahu.


mobilisasi tim emergensi
Teriak minta tolong.
Melakukan Mc. Robert dan masanti
manuver untuk melahirkan bahu
anterior.
Bayi lahir seluruhnya bayi tidak
menangis dibawa kemeja resusitasi
Dilakukan langkah awal resusitasi.
A/S: 8/9 jenis kelamin laki-laki bb :
4100 gram pb : 50 cm LK : 36 cm.

OCT

PEMBAHASAN
1. Pada kasus ini terjadi distosia bahu dimana tersangkutnya
bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin di
lahirkan. Ini sesuai dengan teori yang ada.

2. Pada kasus ini BB lahir bayi : 4100 gr. Ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa faktor resiko distosia bahu adalah
bayi makrosomi.

3. Saat dilakukan test urine lengkap ditemukan


glukosa urine +4, dilakukan tes HbA1C hasil
9,7 ( buruk). Pada distosia bahu faktor resiko
terjadinya adalah ibu yang menderita DM. Hal
ini sesuai dengan teori yang ada.
4. Pada kasus ini saat di KB pasien dilakukan cek
GDS hasil 218, dan cek HbA1C: 9,7 hasil
menunjukan bahwa pasien mengidap DM.
Namun pada pendokumentasian tidak
tercantumkan bahwa pasien DM.

5. Pada kasus ini petugas RSIA BK sudah cepat dan


tepat dalam menangani kasus tersebut. Saat
ditemukan distosia bahu langsung mobilisasi tim
emergency dan langsung melakukan prasat Mc.
Robert dan Prasat Massanti. Hal ini sesuai dengan
teori yang ada.

6. Pada saat bayi lahir, bayi tidak menangis spontan dan


tidak ada usaha nafas langsung dilakukan langkah
awal resusitasi. Ini sesuai dengan teori yang ada.

7. Pengambilan keputusan klinik pada kasus ini


tidak dikenali secara lebih awal, karena
pemeriksaan obstetri dan pemeriksaan
penunjang tidak menunjukan adanya suspek
makrosomi (TFU 35 cm) dan TBJ USG 3380
gr, BPD 9,3.

8. Pada pemeriksaan urine lengkap pada kasus


ini ditemukan leukosit ektrase +2, dan leukosit
miksroskopik urine 25-30 ribu hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa bila ditemukan leukosit ektrase
dan leukosit > 10/ LPB maka pasien
dinyatakan positif ISK. Pada dokumentasi
tidak tercantum bahwa pasien mengidap
ISK.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai