Malposisi
Pembimbing : dr.Edy Purwanta,SpOG
Nama
: Lidia Dwi Putri
(2011730054)
Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Tempat, tanggal lahir : Ponorogo, 24 Agustus 1985
Usia: 31 tahun
Alamat : Jl. Serdang Baru No.4A
Pekerjaan : Ibu rumah Tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Jenis Anamnesis : Autoanamnesis
Tanggal & jam MRS : 18/09/2016, jam: 06:00WIB
No.rekam medis : 0083xx36
Dokter yang merawat : dr. Edy Purwanta,SpOG
Nama suami : Tn K
Usia : 34 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Keluhan utama
Mulas-mulas sejak 3 jam yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G2P1A0 hamil 39 minggu mengeluhkan mulas-mulas
sejak 3 jam yang lalu, dan mulas semakin lama durasinya,
mulas disertai keluar darah dan lendir, pasien periksa ke
bidan 2 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit dengan
pembukaan 2cm kemudian datang ke IGD RSIJ Cempaka Putih
dengan pembukaan 4cm. Pasien memeriksa hasil USG 1 hari
yang lalu dengan janin letak terlentang. Pasien terdapat
bengkak di kedua kaki, Mual dan muntah di sangkal. BAB dan
BAK tidak
ada keluhan.
Riwayat
penyakit
dahulu
Asma, DM dan hipertensi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Asma, DM dan hipertensi disangkal
Riwayat Pengobatan
Pasien rutin mengkonsumsi vitamin hamil dari bidan
Riwayat kontrasepsi
Pasien mengaku tidak pernah menggunakan KB
Riwayat Psikososial
Pola makan sehari 3x, pasien sering mengkonsumsi sayur dan buahbuahan, minum kopi, teh, alkohol disangkal.pasien jarang berolahraga.
Riwayat Alergi
Alergi obat-obatan, makanan dan cuaca disangkal
Riwayat perkawinan
Pernikahan pertama, masih menikah sejak tahun 2010
Riwayat Haid
HPHT 16 Desember 2016
Menarche usia 14 tahun, menstruasi teratur setiap bulan, durasi
menstruasi 4-5 hari dan tidak mempunyai keluhan nyeri saat
menstruasi
Riwayat Pemeriksaan Kehamilan
ANC tiap buulan rutin di bidan
Riwayat Persalinan
G2 P1 A0
N
o
Rumah
bersali
n
Hamil
ini
Bidan
2011
Ater
m
Jenis
Penyu
Persal lit
JK
inan
Sponta n
Anak
BB/PB
Keadaa
n
2700/4 Baik
9
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Kepala
: Normocephal
Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-, reflex pupil +/+
Mulut : mukosa lembab (+), sianosis (-)
Leher
Thoraks
Ekstremitas:
Atas
Status Obstetri
Leopold I : Teraba bagian lunak agak bulat tidak
melenting (kesan bokong)
Leopold II : Bagian janin teraba rata seperti
papan,kesan punggung kanan, teraba bagian kecil di
bagian kiri
Leopold III : Teraba bagian bulat keras dan
melenting kesan kepala
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP (divergen)
Tinggi Fundus Uteri
: 32 cm
Taksiran umur kehamilan : 39 minggu
His
: 2x10 menit 25 detik
Denyut Jantung Janin
: 130 kali/menit
Pemeriksaan Dalam
: V/v tidak ada kelainan, portio
tipis lunak, 4cm, ketuban (+), presentasi kepala, H1
Pemeriksaan Laboratorium
tanggal 18/09/2016
Laporan pembedahan
18/09/2016
FOLLOW UP POST
S/
Pusing,dan lemas, nyeri bekas operasi
OP
O/ TD : 110/70 mmhg R : 20
N : 80
A/ Post sc 7 jam
P/
Th/ Asering + oksitosin 10 iu
cefixime iv 2x1
Ketorolac iv 3x1
19/09/2016
S/
O/
A/
P/
20/09/2016
S/
O/
A/
P/
S : 36,7
Tinjauan Pustaka
Definisi Malposisi
Presentasi belakang kepala dengan
ubun-ubun kecil terbawah dan tetap
berada di samping atau di belakang.
JENIS Malposisi
Posisi oksipitslis transveralis persisten
Posisi oksipitalis posterior persisten
Etiologi
1) kelainan panggul : panggul picak,
panggul corong, otot dasar panggul
lemah pada multiparitas, bekas
robekan otot-otot dasar panggul
2) disfungsi uterus hipotonik, terutama
disfungsi uterus hipotonik kala II
3) kelainan janin: janin kecil atau mati,
kepala kecil dan bentuknya bundar,
dan punggung belakang.
Diagnosis
Denominator ubun-ubun kecil.
Pada periksa dalam didapatkan sutura
sagitalis melintang dengan ubun-ubun
kecil terendah berada di samping
kanan atau kiri.
Mekanisme persalinan
Pada posisi oksipitalis transversalis kalau tidak ada
kelainan panggul, his dan janin, maka kemungkinan akan
terjadi putar paksi dalam dan 45% ubun-ubun kecil ke
depan, 45% ke belakang dan hanya 5-10% tidak terjadi
putar paksi dalam dan ubun-ubun kecil tetap melintang.
Persalinan terhenti dengan ubun-ubun kecil tetap
melintang baru di diagnosis posisi oksipitalis
transversalis persisten atau disebut juga transverse
arrset.
Bila transverse arrest dengan penurunan kepala masih
di atas spina iskiadika disebut dengan high transverse
arrest, kalau penurunan sudah di bawah spina iskiadika
disebut deep transverse arrest
Pengelolaan
Pada high transverse arrest dapat dicoba dengan
koreksi manual untuk memutar ubun-ubun kecil ke
depan dan bila gagal dilakukan seksio sesar.
Pada deep transverse arrest dapat dilakukan koreksi
manual untuk memutar ubun-ubun kecil ke depan/
ke belakang dan persalinan diselesaikan dengan
forsep dengan ubun-ubun depan atau belakang. Bila
rotasi manual gagal maka dapat dicoba tanpa
paksaan dengan forsep memutar ubun-ubun kecil ke
depan (cara Lange) atau kebelakang (cara Mohrer)
dan kelahiran tetap diselesaikan dengan forsep, bila
gagal lakukan seksio sesar.
Etiologi
kelainan panggul ; panggul android (segmen anterior sempit),
panggul antropoid (diameter anterior lebih panjang dari
diameter transversa), kesempitan panggul tengah
otot dasar panggul lemah; multiparitas, bekas robekan otot-otot
dasar panggul
disfungsi uterus hipotonik
janin kecil, kepala janin panjang (dolikosefalus), sikap janin
fleksinya kurang seperti janin dengan punggung di kanan
alat pengiring; ketuban pecah dini, plasenta yang terletak di
uterus bagian depan.
Pada panggul android dan panggul antropoid sering terjadi ubunubun kecil sudah berada di belakang mulai saat masuk pintu atas
panggul sampai mencapai dasar dan hal ini dinamakan posisi
oksipitalis posterior direkta.
Diagnosis
Denominator ubun-ubun kecil. Pada
periksa luar perut agak mendatar,
bagian kecil teraba di depan, kepala
menonjol di atas pintu atas panggul
(memberi kesan seperti disproporsi
kepala panggul) dan periksa dalam
ubun-ubun kecil di segmen belakang,
kanan belakang, kiri belakang atau
belakang.
Mekanisme Persalinan
Pada ubun-ubun kecil di segmen belakang tidak ada
kelainan panggul, his dan kelainan janin, maka
kemungkinan akan terjadi putar paksi dalam dan 80% ubunubun kecil putar paksi 135 ke depan, 10% putar paksi 45
kesamping menjadi transverse arrest, sebagian kecil (510%) ubun-ubun kecil ke belakang menjadi posisi oksipito
posterior persisten.
Pada posisi oksipito posterior yang bukan persisten maka
mekanisme persalinan setelah kepala sampai di dasar
panggul ubun-ubun besar ke depan dan sebagai
hipomoklion kepala mengadakan fleksi maka lahirlah
belakang kepala melalui perineum. Kemudian kepala
mengadakan defleksi dan lahirlah berturut-turut dahi, mata,
mulut, dan dagu melalui bawah simfisis.
Pengelolaan
Usahakan untuk melakukan koreksi manual
supaya ubun-ubun kecil berputar ke depan dan
persalinan secara spontan atau dengan forsep.
Pada posisi oksipitalis posterior persalinan lebih
konsevatif dibanding dengan posisi oksipitalis
posterior persisten yang sulit untuk lahir
spontan kalau tidak dapat dikoreksi maka
dilahirkan dengan tindakan ekstraksi vakum
ekstraksi forsep secara Mohrer/Scanzoni, tapi
dengan segala pertimbangan
HIPERTENSI
GESTASIONAL
TD 140/90 mmHg
Hipertensi Transisional jika
tidak timbul bukti preeklamsia, dan tekanan darah
kembali ke normal pada 12
minggu pascapartum
PENCEGAHAN
Modifikasi diet
Obat Anti Hipertensi
Antioksidan
Agen Antirombotik
Aspirin dosis rendah : hambat tromboxan
A2
Aspirin dosis rendah + heparin : lebih baik
Tatalaksana
Prinsip tujuan penatalaksanaan
kehamilan dengan PE :
Mengakhiri kehamilan dengan
trauma ibu dan anak seminimal
mungkin.
Melahirkan anak yang sehat.
Pemulihan kesehatan ibu secara
sempurna.
PREEKLAMPSIA BERAT
PE Berat minggu ke 23 32 menunda persalinan
Terapi pada pasien ini adalah :
Dirawat di RS rujukan utama (perawatan tersier)
MgSO4
Antihipertensi
Kortiskosteroid
Observasi ketat melalui pemeriksaan laboratorium
Terminasi kehamilan sedapat mungkin pervaginam
dengan induksi persalinan yang agresif.
Pengendalian Kejang
MgSO4 i.v dilanjutkan MgSO4 infuse atau i.m
(sebagai loading dose ) dan diteruskan dengan
pemberian berkala secara i.m
Pemberian antihipertensi secara berkala i.v atau
per-oral bila TD diastolik> 110 mmHg
Hindari pemberian diuretik dan batasi
pemberian cairan intravena kecuali bila
perdarahan hebat. Jangan berikan cairan
hiperosmotik
Akhiri kehamilan atau persalinan.
Magnesium sulfat
Antikonvulsan yang efektif tanpa penekanan pada SSP
ibu dan janin
Dosis untuk PE Berat sama dengan dosis untuk
Eklampsia
Berikan sampai 24 jam pasca persalinan
Tidak dimaksudkan untuk menurunkan tekanan darah
Eksresi melalui ginjal
Intoksikasi dapat dihindari dengan melakukan
pemeriksaan reflek patela dan frekuensi pernafasan
serta pengamatan volume produksi urine perjam.
Bila terjadi depresi pernafasan berikan Calcium
Gluconate 1 gram i.v perlahan-lahan sampai depresi
nafas menghilang.
PENGENDALIAN HIPERTENSI
Hidralazine
Pemberian hidralazine i.v bila TD Diastolik
> 110 mmHg atau TS Sistolik> 160 mmHg.
Dosis: 5 mg i.v selang 15-20 menit sampai
Diastolik 90 100 mmHg
Efek puncak 30 60 menitDuration of
action 4 6 jam
Efek samping : nyeri kepala, pusing,
palpitasi, angina.
Labetalol
Beta-blocker non selektif dan post-sinaptik
adrenergic blocking agent
Tersedia preparat oral ataupun parenteral
Dosis : Pemberian i.v setiap 10 menit
Dosis pertama: 20 mg , dosis kedua 40 mg
dan dosis selanjutnya 80 mg dengan dosis
maksimum 300 mg.
Onset of action = 5 menit.
Efek puncak = 10 20 menit .
Duration of action = 45 menit sampai 6
jam.
Nifedipine
Calcium channel blocker.
Dapat menurunkan tekanan
darah dengan cepat.
Onset of action = 1 2
menit.Duration of action = 3 5
menit.
TERAPI PASCA
PERSALINAN
Daftar pustaka
Cunningham, et al.2005.Williams
Obstetrics 22nd. USA : McGraw-Hill
comp.inc.
Prawirohardjo, Sarwono : Ilmu kebidanan
edisi 3. Editor: Prof dr Hanifa
Wiknjasastro,SpOG;Prof dr Abdul Bari
Saifuddin, SpOG,MPH; dr Trijatmo
Rachimhadhi,SpOG. Jakarta: Yayasan Bina
pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Terimakasih atas
perhatiannya