Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK PRODUKSI

JUDUL
: PENANGGULANGAN
MASALAH PRODUKSI

NO : TP.06.05
Halaman
Revisi/Thn

: 1 / 10
: 2/ Juli 2003

SUB JUDUL : Penentuan Ukuran Pipa Berdasarkan


Laju ALir Maksimum Terjadinya Erosi
PENENTUAN UKURAN PIPA BERDASARKAN LAJU ALIR MAKSIMUM
TERJADINYA EROSI

1. TUJUAN
Menentukan kecepatan maksimum aliran liquid, gas dan dua fasa supaya tidak terjadi erosi, korosi
pada pipa salur.

2. PERSYARATAN
Tidak ada persyaratan khusus

3. LANGKAH KERJA

1. Pipa Cairan
a. Siapkan data pendukung
Diameter ID pipa (d), in.
Laju alir/produksi (Ql), bpd
b. Tentukan kecepatan fluida dengan

V = 0.012

Ql
d2

2. Pipa Gas
a. Siapkan data pendukung
Temperatur (T), oR
Tekanan (P), psia
SG gas (g)
b. Tentukan kecepatan maksimum gas
1/ 2

Ve = 0.6C
gP

3. Pipa Dua Fasa


a. Siapkan data pendukung
Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: PENANGGULANGAN
MASALAH PRODUKSI

NO : TP.06.05
Halaman
Revisi/Thn

: 2 / 10
: 2/ Juli 2003

SUB JUDUL : Penentuan Ukuran Pipa Berdasarkan


Laju ALir Maksimum Terjadinya Erosi
Specific gravity cairan (merata-ratakan minyak dan air), l
Gas liquid ratio, Rl (cuft/bbl)
Temperatur, T (oR),
Tekanan (P), psia
Specific gravity gas g
b. Tentukan Z factor berdasarkan data P, T dan g
c. Tentukan densitas rata-rata campuran dengan persamaan

m =

12409 l P + 2.7 g P
198.7 P + ZRT

d. Tentukan kecepatan erosi Ve dengan persamaan

Ve =

( m )1 / 2

e. Untuk penrancangan pipa, gunakan Ve yang lebih kecil atau batasan Ve yang digunakan untuk
memperkecil kebisingan atau batasan adanya CO2.
f. Tentukan ID pipa minimum dari persamaan

ZRT
11.9 + 16.7 P Ql

d =
1000V

1/ 2

g. Cek perhitungan kehilangan tekanan. Apakah dengan kecepatan maksimum yang diperoleh,
tekanan di ujung pipa masih bisa memenuhi criteria.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: PENANGGULANGAN
MASALAH PRODUKSI

NO : TP.06.05
Halaman
Revisi/Thn

: 3 / 10
: 2/ Juli 2003

SUB JUDUL : Penentuan Ukuran Pipa Berdasarkan


Laju ALir Maksimum Terjadinya Erosi
4. DAFTAR PUSTAKA

1. Arnold, K. And Stewart, M.: Surface Production Operations: Vol. 1, Design of Oil Handling
System and Fasilities, Gulf Publishing Company, 1986.

2. Svademan, S.J. and Arnold, K.E.: Criteria for sizing multiphase flow lines for erisove/corrosive
service, SPE 26569, 1993.

3. Farshad, F.F., LeBlanc, J.L. and Root, P.J.: A predictive model for analyzing erosional velocity
and corrosion effects enhances optimized production of a gas well system, SPE 17719, 1988.

5. DAFTAR SIMBOL

Diameter dalam (ID) pipa, in

Tekanan, psia

Ql =

Laju alir produksi, bpd

Temperatur, oR

Kecepatan fluida

Ve =

Kecepatan maksimum gas

G =

Specific gavity gas

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: PENANGGULANGAN
MASALAH PRODUKSI

NO : TP.06.05
Halaman
Revisi/Thn

: 4 / 10
: 2/ Juli 2003

SUB JUDUL : Penentuan Ukuran Pipa Berdasarkan


Laju ALir Maksimum Terjadinya Erosi
6. LAMPIRAN

6.1 EROSIONAL FLOW


Erosi akibat fluida terjadi jika butiran cairan menumbuk dinding pipa, sehingga dapat
menimbulkan erosi yang dapat mengakibatkan korosi. Pada kecepatan aliran yang tinggi,
kecenderungan terjadinya erosi terhadap pipa baja sangat tinggi. Dari percobaan untuk aliran dua
fasa menunjukkan bahwa erosi terjadi jika kecepatan aliran melebihi harga yang diberikan

Ve =

C
( m )1 / 2

(1)

dimana Ve adalah kecepatan alir erosi (ft/sec), m adalah densitas fluida dan C adalah konstanta
empirik. Beberapa harga C yang dipakai oleh API Recommended Practice 14E adalah 100 untuk
kontinyu dan 125 untuk non-kontinyu. Beberapa harga yang dipakai adalah 160 dan 300.
Erosi di pipa dapat pula terjadi jika ada partikel padatan yang berada dalam fluida.
Persamaan yang mengevaluasi kecepatan erosi metal adalah
vol =

KWV 2
gP

(2)

dimana vol = volume metal yang tererosi, V = kecepatan partikel, P = kekerasan material, =
harga antara 0.5 1.0 tergantung sudut datang pertikel, K = koefisien erosi, dan W = berat
partikel.
Laju erosi tergantung konsentrasi padatan dalam aliran fluida dan arah partikel nenumbuk
dinding. Untuk mengantisipasi sand production, biasanya pipa dibelokan kekanan dengan radius
yang besar.

6.2 PIPA UNTUK CAIRAN


Kecepatan maksimum yang dipakai untuk menentukan ukuran pipa untuk liquid adalah
15 ft/sec. Pengalaman menunjukkan bahwa batas ini cukup untuk memperkecil kebisingan,
benturan akibat kecepatan air dan erosi. Kecepatan minimum di pipa untuk liquid biasanya
dipakai untuk menentukan tidak terjadinya pengendapan padatan. Dalam praktek kecepatan 3 4
ft/sec cukup untuk menjaga tidak terjadinya pengendapan partikel. Oleh karena itu kecepatan
minimum 3 ft/sec biasa dipakai. Kecepatan fluida dapat ditentukan
V = 0.012

Manajemen Produksi Hulu

Ql
d2

(3)

TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: PENANGGULANGAN
MASALAH PRODUKSI

NO : TP.06.05
Halaman
Revisi/Thn

: 5 / 10
: 2/ Juli 2003

SUB JUDUL : Penentuan Ukuran Pipa Berdasarkan


Laju ALir Maksimum Terjadinya Erosi
dimana V = kecepatan fluida, ft/sec, Ql = laju alir liquid, bpd dan d = ID pipa, in.
6.3 PIPA GAS
Seperti pipa cairan, harus ada cukup tekanan supaya gas mengalir dipipa. Biasanya hal ini
menjadi masalah pada sistem transmisi gas yang panjang. Pipa gas harus dijaga pada kecepatan
minimum dan maksimum. Biasanya tetap dijaga pada kecepatan antara 10 - 15 ft/sec untuk
mencegah terjadinya pengendapan cairan di daerah yang rendah. Bisanya kecepatan gas antara 60
80 ft/sec untuk memperkecil kebisingan dan mencegah korosi.
Kecepatan erosi akibat sejumlah sedikit cairan dapat ditentukan dengan
1/ 2

Ve = 0.6C
gP

(4)

dimana Ve = kecepatan erosi, ft/sec, C konstanta erosi, T temperatur, oR, g specific gravity gas,
P = tekanan, psia.
Untuk pipa transmisi gas bertekanan tinggi, sangat penting untuk mengecek kecepatan
erosi sebelum menentukan ukuran pipa dengan kecepatan maksimum 60 ft/sec. Untuk sistem
dengan CO2 rendah (1 2 %), kecepatan harus lebih rendah dari 50 ft/sec. Pengalaman
dilapangan menunjukkan bahwa terjadi kesulitan mencegah korosi CO2 untuk kecepatan aliran
yang tinggi.
Kecepatan alir gas dapat dinyatakan
Qg TZ
V = 60 2
d P
dimana Qg adalah laju alir gas, MMscfd, T adalah temperatur, oR, d adalah diameter ID pipa, inch,
P adalah tekanan, psia, V adalah kecepatan gas, ft/sec, dan Z adalah faktor kompresibilitas gas.

6.4 PIPA DUA FASA


Penentuan laju alir erosi pada flowline dari sumur, manifold dan pipeline dua fasa
ditentukan metoda dua fasa. Sedangkan pipa gas yang keluar dari separator dan lainnya yang
mengandung kadar cairan kecil ditentukan dengan metoda satu fasa. Sama seperti pada pipa
untuk cairan yang keluar dari separator.
Meskipun kebanyakan pipa dua fasa dioperasikan pada tekanan tinggi, kehilangan
tekanan biasanya tidak menjadi batasan terhadap penentuan diameter pipa. Tetapi kehilangan

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: PENANGGULANGAN
MASALAH PRODUKSI

NO : TP.06.05
Halaman
Revisi/Thn

: 6 / 10
: 2/ Juli 2003

SUB JUDUL : Penentuan Ukuran Pipa Berdasarkan


Laju ALir Maksimum Terjadinya Erosi
tekanan harus diperhitungkan untuk pipa dua fasa yang panjang.
Disarankan bahwa kecepatan minimum antara 10 15 ft/sec untuk menjaga aliran fluida
tetap bergerak dan memperkecil slugging di separator atau peralatan lainnya. Hal ini sangat
penting untuk daerah dengan topografi tidak rata. Kecepatan maksimum dijaga 60 ft/sec untuk
menjaga kebisingan, 50 ft/sec untuk mencegah korosi CO2 atau erosi. Untuk aliran dua fasa,
persamaan umum untuk kecepatan erosi adalah
Ve =

(5)

( m )1 / 2

dimana m adalah densitas rata-rata campuran pada tekanan dan temperatur alir, lb/cuft.
Densitas campuran ditentukan dengan

m =

12409 l P + 2.7 g Rl P
198.7 P + ZRl T

(6)

dimana l adalah specific gravity cairan, Rl adalah gas liquid ratio, cuft/bbl, T adalah temperatur,
R, dan g specific gravity gas.

Perhitungan luas penampang pipa minimum untuk kecepatan maksimum yang diperbolehkan
dinyatakan sebagai :

ZRl T

9.35 + 21.25 P
a=
Ql
1000V

(7)

dimana a = luas penampang pipa minimum, in2, Ql = laju alir liquid, bpd, V = kecepatan
maksimum yang diperbolehkan, ft/sec.
Diameter pipa dapat ditentukan, dengan menggunakan persamaan (8) berikut:

ZRl T
11.9 + 16.7 P Ql

d =
1000V

1/ 2

(8)

Gambar 1 menunjukkan grafik yang dibuat untuk mempermudah prosedur. Tetapi harus di
perhatikan waktu mempergunakannya, karena berdasarkan asumsi yang tertera pada gambar
tersebut.

Manajemen Produksi Hulu

TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: PENANGGULANGAN
MASALAH PRODUKSI
SUB JUDUL : Penentuan Ukuran Pipa Berdasarkan
Laju ALir Maksimum Terjadinya Erosi
6.5 CONTOH SOAL
1. PIPA CAIRAN
Data

Laju produksi:
Kondensat = 800 bpd
Air = 230 bpd
SG kondensat = 0.87
SG air = 1.05
Tentukan diameter pipa minimum

Penyelesaian

Batasan kecepatan (V)


-maksimum = 15 ft/sec
-minimum = 3 ft/sec
Kecepatan
V = 0.012

800 + 230
d

12.36
d2

V (ft/sec)

ID (in.)

2.03

15

0.91

2. PIPA GAS
Data

Pipa gas ke dehidrator dengan tekanan operasi 800 psi.


Laju produksi gas = 23 MMscfd
SG gas = 0.85
Temperatur = 80 oF
Penyelesaian

Batasan kecepatan
Vmax = 60 ft/sec
Vmin = 10 15 ft/sec
Manajemen Produksi Hulu

NO : TP.06.05
Halaman
Revisi/Thn

: 7 / 10
: 2/ Juli 2003

TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: PENANGGULANGAN
MASALAH PRODUKSI
SUB JUDUL : Penentuan Ukuran Pipa Berdasarkan
Laju ALir Maksimum Terjadinya Erosi

Z dihitung dengan grafik didapat Z = 0.67


Kecepatan

(23)(540)(0.67) 613
= 2
V = 60
d 2 (815)

d
V (ft/sec)

ID (in.)

10

7.83

15

6.39

60

3.20

3. PIPA DUA FASA

1. Pipa dua fasa menuju separator dengan tekana operasi 800 psi
Laju produksi:
Kondensat = 800 bpd
Air = 230 bpd
Laju produksi gas = 23 MMscfd
Temperatur = 80 oF
SG kondensat = 0.87
SG air = 1.05
SG gas = 0.85
Penyelesaian

Batasan kecepatan
Vmax = 60 ft/sec
Vmin = 10 15 ft/sec
2. Z dihitung dengan grafik didapat Z = 0.67

3. SG liquid rata-rata

l =

Qc c + Qw w (230)(1.05) + (800)(0.87)
=
= 0.91
Qc + Qw
1030

Manajemen Produksi Hulu

NO : TP.06.05
Halaman
Revisi/Thn

: 8 / 10
: 2/ Juli 2003

TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: PENANGGULANGAN
MASALAH PRODUKSI
SUB JUDUL : Penentuan Ukuran Pipa Berdasarkan
Laju ALir Maksimum Terjadinya Erosi
4. Gas liquid ratio
Rl =

Qg

Ql

22000000
= 22330 cuft/bbl
1030

5. Desitas campuran

m =
m =

12409 l P + 2.7 g Rl P
198.7 P + ZRlT
12409(0.91)(915) + 2.7(0.85)(22330)(915)
198.7(915) + (0.67)(22330)(540)

m = 6.93 lb/cuft
6. Kecepatan erosi
Ve =

( m )1 / 2
C

80
100
120
140

Ve

30.4
38.0
45.6
53.2

7. Minimum ID

ZRl T
11.9 + 16.7 P Ql

d =
1000V

1/ 2

(0.67)(22330)(540)

1030
11.9 +
16.7(815)

d =
1000V

1/ 2

10
15
38
46
53

Manajemen Produksi Hulu

25
V 1/ 2

IDmin

7.9
6.5
4.1
3.7
3.4

NO : TP.06.05
Halaman
Revisi/Thn

: 9 / 10
: 2/ Juli 2003

TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: PENANGGULANGAN
MASALAH PRODUKSI

NO : TP.06.05
Halaman
Revisi/Thn

: 10 / 10
: 2/ Juli 2003

SUB JUDUL : Penentuan Ukuran Pipa Berdasarkan


Laju ALir Maksimum Terjadinya Erosi

Gambar 1. GRAFIK EROSIONAL VELOCITY

6.6 GAMBAR YANG DIGUNAKAN

Manajemen Produksi Hulu

Anda mungkin juga menyukai