Chapter II
Chapter II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Pengertian Pemetaan Ilmu Pengetahuan
Dalam kamus bahasa Indonesia pemetaan atau visualisasi adalah
pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan gambar, tulisan,
peta, dan grafik. Sementara itu Spasser (1997:78), mengatakan bahwa peta
adalah alat relasi (relational tools) yang menyediakan informasi antar hubungan
entitas yang dipetakan.
Definisi pemetaan yang dirumuskan dalam kamus bahasa Indonesia
menekankan ungkapan perasaan dalam bentuk gambar, tulisan, peta, dan grafik.
Definisi ini menekankan produk atau output dari peta. Sedangkan Spasser lebih
menekankan
ditemukan salah satu peta tertua terukir pada sebuah vas perak di Makam Maikop
(Lihat Gambar 1). Ini menggambarkan sebuah badan air, beberapa pohon dan
jalan setengah lingkaran menuju dan dari lokasi
Dapat dilihat pada gambar bahwa di dalam air, di antara pohon-pohon dan
di sepanjang jalan bahwa ada hewan yang berbeda dengan tanah perburuan yang
paling banyak ditampilkan sebagai persimpangan ada di bagian bawah peta. Ini
jelas merupakan sarana kodifikasi pengetahuan untuk membantu pemburu dan
yang lainnya dalam melacak langkah-langkah kembali ke jarahan terbaik.
tidak etis dan tidak profesional adalah sama dan masih sangat umum dikalangan
pendidik.
Hasibuan
dan
Mustangimah
dalam Ristiyono
(2008:22),
bibliografi
merupakan
lanjuan
dari
analisis
sitasi,
pendapat
secara bersama oleh suatu dokumen. Menurut Kopesa dalam Ristiyono (2008:13)
bahwa:
Kopesa dalam penelitiannya menyajikan pemetaan co-word berdasarkan
kata kunci yang dimiliki oleh artikel yang ditelitinya. Dia menggunakan kata
kunci dari suatu artikel yang dipasangkan dengan artikel lainnya untuk
menentukan co-word. Hasilnya adalah pemetaan co-word yang oleh Kopesa
dinamakan technology map.
Analisis co-word didasarkan ada analisis co-occurance dari dua atau lebih
kata kunci atau kata-kata yang terdapat dalam teks yang digunakan untuk
mengindeks artikel atau dokumen lainnya. Analisis co-word ditujukan untuk
menganalisis, pola dan kecenderungan (trend) dari suatu kumpulan dokumen
dengan mengukur hubungan kekuatan istilah (term).
Analisis co-word adalah suatu teknik analisis isi dokumen yang efektif
dalam pemetaan, kekuatan antara kata kunci dalam data tekstual. Analisis co-word
mengurangi ruang dari deskriptor (kata kunci) untuk satu set grafik jaringan yang
secara efektif menggambarkan terkuat asosiasi antara descriptor. Teknik ini
menggambarkan hubungan antara kata kunci dengan membangun beberapa
jaringan yang menyoroti hubungan antara kata kunci, dan dimana hubungan
antara jaringan yang mungkin terjadi.
Ko-klasifikasi (co-classification) adalah situasi dua dokumen atau lebih
tergabung dalam satu gugus karena notasi klasifikasi yang sama. Ko-klasifikasi
digunakan untuk mengumpulkan dokumen yang sama serta menunjukkan bahwa
bibliografi secara kuantitatif menunjukkan subjek yang sama dengan judul
dokumen. Untuk klasifikasi dapat digunakan sistem klasifikasi UDC dan/ atau DDC.
Hasil analisis ko-klasifikasi dituangkan dalam grafik.
Co-classification
menggunakan
analisis
classification
yaitu
dengan
Sulistyo-Basuki
(2002:1),
Dalam praktek
perlu
analisis
atau menemukan hubungan kausal yang paling penting. Dalam hal demikian
pemetaan kognitif dapat dipandang sebagai alat untuk analisis langsung atau
perkiraan tentang setiap masalah dalam manajemen teknologi.
spesifik.
Pemetaan
konsep
merupakan
salah
satu
cara
untuk
Untuk membuat peta konsep kita harus mengetahui terlebih dahulu domain
pengetahuan dan hubungan antara domain tersebut. Dalam hal demikian ada tiga
kategori dasar elemen pengetahuan dalam setiap domain pengetahuan yaitu :
1. Himpunan istilah dan konsep, sebuah kamus, thesaurus dan sebagainya
2. Himpunan pernyataan, informasi dan data deskriptif dan preskriptif, laporan
tentang observasi, eksperimen, fakta, peristiwa dan sebagainya
3. Kumpulan alat metodologi, model dan teori
apapun yang berkaitan dengan konsep tersebut akan timbul, seperti: fungsi,
bentuk, contoh, tempat dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa ciri-ciri peta konsep
mempunyai 4 (empat) ciri, yakni peta konsep adalah bentuk dari konsep-konsep
atau preposisi-preposisi suatu bidang ilmu agar lebih jelas dan bermakna. Peta
konsep merupakan suatu gambaran yang berbentuk dua dimensi yang
memperlihatkan tata hubungan antara konsep-konsep. Setiap konsep memiliki
bobot yang berbeda antar satu dengan yang lainnya. Peta konsep berbentuk
hirarkis, manakala suatu konsep di bawahnya terdapat beberapa konsep.
Sedangkan menurut Dahar (1989:125-126) bahwa:
Ciri-ciri peta konsep adalah :
1. Pertama, peta konsep atau pemetaan konsep ialah suatu cara untuk
memperlihatkan konsep-konsep dan preposisi-preposisi suatu bidang
studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, dan lain-lain.
2. Kedua, suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari
suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri ini lah yang
dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proposisional antara konsepkonsep. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang
penting, melainkan juga hubungan antara konsep-konsep tersebut.
3. Ketiga, cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Tidak semua
konsep mempunyai bobot yang sama. Berarti, ada beberapa konsep yang
lebih inklusif daripada konsep yang lain.
4. Keempat, tentang hirarki. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di
bawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada
peta konsep tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa ciri peta konsep
ada 4 (empat) ciri. Ciri pertama adalah peta konsep merupakan suatu cara
memperlihatkan konsep dan preposisi yang terdapat pada suatu bidang studi. Ciri
kedua adalah peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang,
memperlihatkan hubungan proposisional antara konsep-konsep. Ciri ketiga adalah
tiap konsep yang terdapat pada peta konsep tidak sama bobotnya sehingga
terdapat konsep-konsep yang lebih inklusif. Dan ciri keempat adalah terdapat
suatu hirarki pada peta konsep.
Menurut Novak dan Canas (2008:3) bahwa:
Since concept map structures are dependent on the context in which they
will be used, it is best to identify a segment of a text, a laboratory activity,
or a particular problem or question that one is trying to understand. This
creates a context that will help to determine the hierarchical structure of the
concept map. It is also helpful to select a limited domain of knowledge for
the first concept maps.
Artinya ialah awalnya struktur konsep peta tergantung pada konteks di mana
mereka akan digunakan, yang terbaik adalah untuk mengidentifikasi segmen teks,
sebuah kegiatan mengolah atau masalah tertentu atau satu pertanyaan yang sedang
dicoba untuk mengerti. Hal ini yang akan membantu menciptakan konteks yang
akan ditentukan nya suatu struktur hirarkis dari peta konsep. Hal ini juga berguna
untuk memilih sebuah domain pengetahuan yang terbatas untuk konsep peta yang
pertama.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa suatu peta konsep yang
baik adalah peta konsep yang menunjukkan suatu hirarki dan organisasi konsepkonsep yang tepat, menggunakan kata atau kalimat penghubung antar konsep
yang sederhana namun bermakna dan penampilan yang menarik perhatian
pembaca.
1960s or 1970s, and there are other people who claim to be inventors of
concept mapping. hlberg (1993 and 2004) has studied published
documents from the beginning of concept mapping research and he came to
conclusions presented above. Novak tried to trademark his version of
concept mapping in 1998. The name of his book (Novak 1998) is Learning,
creating and using knowledge. Concept Maps as facilitating tools in
schools and corporations. He did not get the trademark, although in the
cover page trademark is already announced. There are hundreds of
research reports of usefulness and accuracy of concept maps in education.
Teknik pemetaan konseptual kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph D.
Novak beserta tim penelitiannya Cornell University ditahun 1970-an. Akan tetapi
di Indonesia, pemetaan konseptual baru dikenal pada tahun 1980-an. Pada tahun
1984 Novak dan Gowin membuat peta konseptual semakin popular di kalangan
dunia pendidikan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1998 Novak mencoba menjual
suatu produk mengenai pemetaan konsep, yang diterbitkan melalui sebuah buku
dengan judul Belajar, menciptakan dan menggunakan pengetahuan : Konsep Peta
sebagai fasilitasi alat di sekolah dan perusahaan.
Pengenalan terbaru dan instruksi dari jenis produk adalah peta konsep
yang diterbitkan sebagai laporan teknis yang dimuat di web (www) Novak dan
Canas (2006:1) menyatakan bahwa:
Concept maps are graphical tools for organizing and representing
knowledge. They include concepts, usually enclosed in circles or boxes of
some type, and relationships between concepts indicated by a connecting
line linking two concepts. Words on the line, referred to as linking words
or linking phrases, specify the relationship between the two concepts.
Artinya ialah peta konsep adalah alat grafis untuk mengatur dan mewakili
pengetahuan. Mereka mencakup konsep-konsep, biasanya tertutup dalam
lingkaran atau kotak dari beberapa jenis, dan hubungan antara konsep-konsep
yang ditunjukkan oleh garis yang menghubungkan menghubungkan dua konsep.
Kata-kata pada baris, disebut sebagai menghubungkan kata atau frase
menghubungkan, menentukan hubungan antara dua konsep.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa peta konsep adalah
alat grafis untuk mengatur dan mewakili pengetahuan, mencakup konsep-konsep.
Kata-kata yang menghubungkan konsep dapat menentukan suatu hubungan antara
dua konsep.
karena
para
konstruktivis
berpendapat
bahwa
dalam
bagan,
menghubungkan
konsep-konsep
dengan
kata-kata
agar
konsep
paling
inklusif
pada
bagian
paling
atas,
lalu
2.
3.
4.
5.
6.
2.
Mencatat semua judul artikel dari masing-masing judul artikel yang terdapat
di dalam suatu bahan bacaan/ sumber bacaan yang telah dipilih, serta
memahami isi artikel-artikel tersebut,
3.
dan
kondisi
persamaan,
perkiraan,
asumsi
dan
5.
6.
dirumuskan berdasarkan perpaduan antara pendapat Ermest, Dahar dan SulistyoBasuki. Selanjutnya keenam langkah-langkah tersebut akan diterapkan atau
digunakan dalam penelitian ini.
Adapun konsep-konsep yang akan dijadikan sebagai elemen pengetahuan
adalah:
1. Subdisiplin ilmu sebagai elemen pengetahuan dari domain tertentu;
Untuk menentukan subdisiplin ilmu masing-masing artikel, digunakan
pedoman peta ilmu informasi
realita adalah suatu data empiris yang datanya merupakan data yang nyata/
real sesuai dengan data yang ada atau nyata.
Berdasarkan Kamus Kata Serapan (2001: 449), persepsi adalah
suatu proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera atau
suatu kesadaran/ tanggapan akan sesuatu yang diterima melalui panca
indera. Maka realita-data empiris yang merupakan persepsi adalah suatu
data empiris yang datanya diperoleh seseorang melalui proses tanggapan
akan sesuatu yang dtangkap oleh panca indera seseorang tersebut.
Berdasarkan Kamus Pintar Bahasa Indonesia (1995: 74), deskripsi
adalah paparan dengan kata-kata secara terperinci. Dari pengertian tersebut
dapat kita ketahui bahwa realita-data empiris yang merupakan deskripsi
adalah suatu data empiris yang data nya merupakan atau hasil dari
paparan-paparan dengan kata-kata yang terperinci.
Kriteria
Elektronik
Tercetak
Kemuktakhiran
Mutahir
Mutahir
Kecepatan diterima
Cepat
Lambat
Penyimpanan
Sangat mengirit
Memakan tempat
tempat
4
Pemanfaatan
24 jam
Kesempatan akses
Bisa bersamaan
Antri
Penelusuran
Otomatis tersedia
Harus dibuat
Waktu penelusuran
Cepat
Lama
Keamanan
Lebih aman
Kurang aman
Manipulasi dokumen
Sangat mudah
Tidak bisa
10
banyak
11
Lebih mahal
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jurnal elektronik lebih banyak
memiliki nilai lebih dibandingkan dengan jurnal tercetak baik itu dari aspek
kemuktahiran, penyimpanan, serta pemanfaatannya. Dengan adanya kelebihan
yang dimiliki jurnal elektronik dapat lebih memudahkan pengguna dalam mencari
informasi khususnya dalam hal penelusuran jurnal online/elektronik, namun
disamping itu jurnal elektronik memiliki kelemahan dimana untuk mengakses
jurnal harus melalui media yaitu komputer yang tentunya membutuhkan listrik,
jadi apabila terjadi pemadaman listrik jurnal online pun tidak dapat diakses.
Perpustakaan dalam hal ini tentunya perlu meyediakan koleksi selain
koleksi tercetak yang sudah ada demi memenuhi tuntutan perkembangan IPTEK
yang sedang terjadi yaitu salah satunya dengan menyediakan koleksi elektronik.
Menurut Galvin (2004:1) bahwa:
Advantage of electronic journals that comes to mind is the financial
savings, the threats to scholarly communication and to academic careers
that are created by the expense of print journals, these costs included
ditempatkan pada database yang hanya biasa diakses melalui internet. Sesuai
dengan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jurnal berbasis web atau yang
kita kenal dengan jurnal online merupakan jurnal yang dalam waktu kita
mengaksesnya membutuhkan media yaitu internet. Jurnal dalam internet bisa kita
download secara berlangganan dengan ataupun secara gratis (free).
2.7 Jurnal sebagai Objek yang dikaji dalam Pemetaan Ilmu Pengetahuan
Jurnal sering digunakan sebagai objek untuk pemetaan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, jurnal
dapat dijadikan sebagai objek yang dikaji dalam pemetaan ilmu pengetahuan.
Misalnya saja penelitian yang dilakukan oleh Helon Taro pada tahun 2000 dengan
judul penelitian Analisis Komponen Dokumen untuk Pemetaan Disiplin Ilmu
Pengetahuan Bidang Nuklir. Objek dalam penelitian Helon tersebut adalah Jurnal
yang terdapat di lingkungan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) yang
terbitan tahun 1981-1991. Pemetaan Ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh Helon
adalah dengan cara bibliographic coupling, co-word dan co-citation.
layanan sosial , 1 judul bidang sain, 2 judul bidang kebumian, dan 2 judul
kelas teknik dan teknik lingkungan.
d. BATAN menerbitkan majalah sebanyak 8 judul semua di kelas 600
g. LIPI, BPPT, dan BATAN memiliki majalah yang bertiras antara 300499
sebanyak 6 judul (19,35%). Pada tahun 2007, 2008, dan 2009 terjadi
penurunan jumlah majalah yang diterbitkan berturut- turut 2, 2 dan 0
judul.
j.
(6 PTN), Sumatra