Anda di halaman 1dari 109

METODOLOGI

PENELITIAN BISNIS

PENDAHULUAN
A. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah proses, sedangkan ilmu
pengetahuan adalah hasil dari penelitian
(nazir, 1988: 13-17).
Karena itu bahasa dasar bagi seorang peneliti
ditemukan dalam filsafat ilmu. Bangunan dasar suatu
ilmu pengetahuan meliputi :observasi, fakta, konsep,
definisi, variabel,masalah, hipotesis, hukum, teori, dan
model (davis & cosenza, 1993: bab 2).

Penelitian ilmiah didefinisikan sebagai investigasi


yang sistematis, terkontrol,empiris dan kritis dari suatu
proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar
fenomena (Kerlinger, 1986 : 17-8).
Dari sudut pandang manajerial, penggunaan definsi di
atas tidak memasukkan berapa jenis penelitian yang
mungkin diperlukan bagi penelitian keputusan. Sebagai
contoh, ketika sepeda motor merek Cina membanjiri
Indonesia, para Pemain lama dalam industri sepeda
motor memerlukan berbagai informasi yang sifatnya
deskriptif.

Penelitian ilmiah adalah aplikasi secara formal dan


sistematis dan metode ilmiah untuk mempelajari dan
menjawab permasalahan.
Tujuan Penelitian identik dengan tujuan ilmu
pengetahuan pada umumnya, yaitu membuat
penjelasan, menyusun prediksi, serta mengendalikan
fenomena yang terjadi di dalam suatu batasan yang
ditentukan.

Penelitian Bisnis :
Suatu proses sistematis dan objektif yang meliputi
pengumpulan, pencatatan dan analisis data untuk
membantu pengambilan keputusan bisnis (Zikmund,
2000:5).
Suatu penyelidikan sistematis yang memberikan
informasi untuk menuntun keputusan bisnis (Cooper
& Emory, 1995:11).
Suatu upaya sistematis dan terorganisasi untuk
menyelidiki suatu masalah yang muncul dalam dunia
kerja yang memerlukan solusi (Sekarang, 2000:3).
Suatu investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris,
dan kritis mengenai suatu fenomena yang menjadi
perhatian pengambil keputusan manajerial (Davis &
Cosensa, 1993:9).

Suatu penyelidikan secara sistematis, terkendali,


empiris dan kritis dari fenomena yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan manajerial :
Pertama, penelitian bisnis merupakan penyelidikan
secara sistematis dan kritis tentang fenomena empiris
yang dikendalikan oleh peneliti.
Kedua, kejelasan dari lingkup fenomena yang diteliti,
yaitu segala macam fenomena yang berkaitan
dengan pengembilan keputusan manajerial.

Penelitian Bisnis adalah juga seperti penelitian yang


lain, hanya saja lebih dititikberatkan kepada upaya untuk
menjawab permasalahan manajerial. Sebagai contoh :
Seorang manajer keuangan mungkin bertanya, Apakah
lingkungan bisnis untuk pembiayaan jangka panjang
akan lebih baik dalam dua tahun mendatang?
Seorang manajer personalia barangkali tertarik akan
pertanyaan berikut, Apa jenis peraturan yang diperlukan
bagi karyawan bagian produksi? Mengapa banyak
karyawan yang keluar dari perusahaan?
Seorang manajer pemasaran mungkin bertanya,
bagaimana cara saya memantau penjualan dalam
aktivitas perdagangan eceran?

B. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian identik dengan tujuan ilmu
pengetahuan pada umumnya, yaitu membuat
penjelasan, menyusun prediksi, serta
mengendalikan fenomena yang terjadi di dalam
suatu batasan yang ditentukan.

C. Metode Penelitian
Karaketeristik metode ilmiah adalah kritis, dan analitis, logis, objektif,
konseptual dan teoritis, empiris dan sistematis.
Bersifat kritis dan analitis, mendorong suatu kepastian dan proses
penyelidikan untuk mengidentifikasi masalah dan metode untuk
mendapatkan soulusinya.
Logis, merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan secara
rasional diturunkan dari bukti-bukti yang ada.
Objektif, mengandung makna bahwa hasil yang diperoleh ilmuwan yang lain
akan sama apabila studi yang dilakukan pada kondisi yang sama. Hasil
penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya.
Konseptual & Teoritis, ilmu pengetahuan mengandung arti pengembangan
struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan mengarahkan upaya
penelitian.
Empiris, prinsipnya bersandar pada realitas
Sistematis, suatu prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu yang
baku.

D. Pola Berpikir
Pola berpikir Deduktif adalah penarikan kesimpulan untuk hal spesifik
dari gejala umum.
Contohnya :
Semua mahasiswa harus mengambil mata kuliah Metodologi Penelitian.
Ita adalah mahasiswa
Oleh karena itu, Ita harus mengambil mata kuliah Metodologi penelitian.
Pola berpikir Induktif adalah suatu penarikan kesimpulan berdasarkan
keadaan spesifik untuk hal-hal yang umu.
Contohnya :
Mahasiswa A membawa buku teks pada saat kuliah Metodologi Penelitian
Mahasiswa B membawa buku teks pada saat kuliah Metodoligi Penelitian
Kesimpulan : Semua mahasiswa membawa buku teks pada saat kuliah
Metodologi Penelitian.

E. KLASIFIKASI PENELITIAN MENURUT TUJUAN


1. Penelitian dasar (basic research), merupakan penelitian
yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan.
Penelitian semacam ini memang tidak secara langsung
bertujuan memecahkan suatu masalah.
Karena itu penelitian dasar biasanya dilakukan untuk
menguji kebenaran teori tertentu, atau mengetahui
konsep tertentu secara lebih mendalam.

2. Penelitian terapan (applied research),


merupakan penelitian yang menyangkut aplikasi teori
untuk memecahkan permasalahan tertentu.
2.1 Penelitian Evaluasi (evaluation research)
Penelitian yang diharapkan dapat memberikan
masukan atau mendukung pengambilan
keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih
alternatif tindakan.
2.2 Penelitian dan Pengembangan
(research & development)
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
produk seingga produk tersebut mempunyai kualitas
yang lebih tinggi.

Penelitian tindakan bertujuan untuk memecahkan persoalan bisnis


dan ekonomi melalui aplikasi metode ilmiah. Pemecahan masalah
akan memberatkan kepada masalah lokal yang sedang dihadapi.
Tujua utama dari penelitian tindakan ini adalah memecahkan
masalah, bukan membuat kontribusi kepada ilmu pengetahuan.
Penelitian tindakan dalam konteks bisnis dan ekonomi, misalnya
mencoba menjawab pertanyaan berikut :

Apa yang harus dilakukan oleh perusahaan, yang sebagian


besar bahan bakunya diimpor ketika terjadi krisis ekonomi
yang membuat harga produk impor melonjak tajam?
Stretegi restrukturisasi manakah yang paling sesuai untuk
perusahaan?
Apakah downsizing dengan cara mengurangi jumlah
karyawan merupakan keputusan yang efektif dalam jangka
pendek dan panjang untuk menyehatkan perusahaan?
Tindakan apa yang harus dilakukan oleh Pemda (Pemerintah
daerah) untuk memberdayakan dan Menumbuhkan usaha
kecil?

Proses Penelitian dalam Penelitian Dasar dan Terapan


Pengumpulan Data Awal:
-Survei Literatur
-Wawancara

Observasi :
-_Topik Penelitian
Perumusan Maslah

Kerangka Teoritis:
-Definisi Variabel
-Hubungan Antar Variabel
Tidak

Perumusan Maslah

Desain Riset :
-Metode Analisis
-Sistimatika Lab
Laporan :
-Penulisan
-Presentasi

Pengambilan Keputusan
Managerial

Ya

Data :
-Pengumpulan
-Analisis
-Interpelasi

Logika Deduktif :
-Apakah Hipotesis Diterima atau Tidak
-Apakah Pertanyaan Penelitia Terjawab

Tujuan utama dari penelitian dan pengembangan


bukan untuk formulasi dan uji hipotesis, melainkan
untuk mendapatkan produk baru atau proses baru.
Melalui penelitian dan pengembangan produk,
perusahaan akan menghasilkan produk baru
dengan kualitas yang lebih tinggi, sehingga akan
lebih memenuhi selera konsumen. Sehubungan
dengan penelitian dan pengembangan produk,
perusahaan dapat menerapkan pengendalian
kualitas total yang prinsip utamanya adalah kaizen
atau selalu mengadakan perbaikan secara
kontinyu.

F. Klasifikasi Penelitian Menurut Metode


1. Penelitian historis adalah kegiatan penyelidikan, pemahaman,
dan penjelasan keadaan yang telah lalu.
Evaluasi data historis meliputi kritik eksternal dan internal. Kritik
eksternal berhubungan dengan keontentikan data, sementara kritik
internal berhubungan dengan nilai dari data tersebut. Nilai data
ditentukan oleh tingkat akurasi dan reliabilitas serta dukungannya
kepada hipotesis.
Contoh penelitian historis :
Perkembangan industri kecil selama sepuluh tahun terakhir.
Dampak deregulasi terhadap ekspor nonmigas

2. Penelitian deskriptif adalah pengumpulan data untuk diuji


hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir
dari subjek penelitian.
Penelitian deskriptif berbeda dengan penelitian eksploratif
terutama dalam formalitas pembentukannya. Penelitian
eksploratif ditandai dengan fleksibilitas, sementara penelitian
deskriptif berupaya untuk memperoleh deskripsi yang lengkap
dan akurat dari suatu situasi (Boyd, et al, 1989: 129).
Kelemahan utama dalam penelitian deskriptif aalah
kurangnya tanggapan subjek penelitian. Kelalaian subjek
penelitian untuk mengembalikan daftar pertanyaan atau
datang ke tempat wawancara yang telah ditentukan
menyebabkan rendahnya tanggapan terhadap penelitian yang
dilakukan.

Contoh pertanyaan dari penelitian deskriptif :


Bagaimanakah tingkat kepuasan karyawan perusahaan
swasta?
Bagaimana tanggapan karyawan terhadap peraturan jam
kerja yang baru?

3. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan menentukan


apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau lebih, serta seberapa
jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti.
Contoh variabel : pendapatan, umur, tingkat pendidikan, motivasi dan
keberhasilan.

Contoh dari penelitian korelasional :


Hubungan antara produktivitas an struktur tugas
Hubungan antara kekhawatiran dan ketelitian
Penggunaan tes kecerdasan untuk memprediksi
keberhasilan dalam pekerjaan.

Untuk keperluan mengukur asosiasi ini, ada beberapa


alternatif teknik : korelasi bivariat, korelasi berganda,
korelasi sekuensial, korelasi kanonikal dan analisis
frekuensi multiarah (multiway frequency analysis)
(Tabachnick & Fidell, 1996: 20-21).
Koefisien korelasi Pearson product moment (rxy) :

rxy = SSxy)/(SSxxSSyy)

4. Studi kausalitas adalah penelitian yang menunjukkan


arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat, di samping mengukur kekuatan hubungannya.
Analisis kausalitas dibedakan menjadi :
1. Kausalitas satu arah,
X Y, artinya X menyebabkan Y
Y X, artinya Y menyebabkan X
2. Kausalitas dua arah :
Y X, artinya ada hubungan simultan antara Y dan
X karena Y menyebabkan X,
dan X mentebabkan Y.

Persamaan, kedua metode penelitian ini berusaha untuk melihat


adanya hubungan sebab-akibat, juga meliputi perbandingan antargrup.
Perbedaaan utama, antara keduanya bahwa dalam penelitian
eksperimental, pernyataan sebab dikendalikan, sedang dalam
penelitian kausal komparatif tidak.
5. Dalam studi eksperimental, peneliti mengendalikan paling tidak satu
variabel bebas dan mengamati akibat yang terjadi kepada satu atau
lebih variabel terikat. Esensi dari eksperimen adalah pengendalian.
Contoh penelitian kausal komparatif :

Pengaruh jenis kelamin terhadap keberhasilan lulusan Program


Magister ekonomika Pembangunan (MEP). Variabel bebas adalah jenis
kelamin, sedangkan variabel terikat adalah keberhasilan kerja.
Keberhasilan lulusan MEP pria akan dibandingkan dengan keberhasilan
lulusan MEP wanita.

Dampak tingkat kedewasaan orang tua terhadap tingkat absensi


karyawan. Variabel bebas adalah kedewasaan orang tua (karyawan
mempunyai orang tua yang bersikap dewasa ataukah tidak), variabel
terikat adalah absensi. Kedua grup karyawan diidentifikasi, kemudian
absensi dari kedua grup karyawan tersebut diperbandingkan.

6.Penelitian kausal komperatif, variabel bebas merupaka


hal yang sudah terjadi dan tidak dikendalikan.
Contoh penelitian kausal komparatif :
Pengaruh jenis kelamin terhadap keberhasilan lulusan Program
Magister ekonomika Pembangunan (MEP). Variabel bebas adalah
jenis kelamin, sedangkan variabel terikat adalah keberhasilan kerja.
Keberhasilan lulusan MEP pria akan dibandingkan dengan
keberhasilan lulusan MEP wanita.
Dampak tingkat kedewasaan orang tua terhadap tingkat absensi
karyawan. Variabel bebas adalah kedewasaan orang tua (karyawan
mempunyai orang tua yang bersikap dewasa ataukah tidak), variabel
terikat adalah absensi. Kedua grup karyawan diidentifikasi, kemudian
absensi dari kedua grup karyawan tersebut diperbandingkan.

E. Metode Penelitian Yang Dipilih


Metode yang terbaik adalah metode yang paling tepat untuk
menjawab permasalahan yang dihadapi.
Suatu permaslahan umum yang sama, mungkin dapat diteliti melalui
berbagai metode sehingga diperoleh hasil penelitian yang memuaskan.
Pohon Keputusan Untuk Memilih Metode Penelitian
Hubungan
sebab-Akibat

Variabel Bebas
Dikendalikan

Prediksi
Hubungan

Kondisi
Sekarang

Eksperimental
Kausal Komparatif

Y
Y

Korelasional

Deskriptif

Historis

PARADIGMA ILMU

PARADIGMA ILMU
POSITIVISTIK :

Hukum/prosedur baku
Deduktif
Nemotetik (Hukum kausal
Universal)
Diperoleh dari Indra
Bebas nilai (Fakta & Nilai Pisah)

FENOMENOLOGIS :

Pengalaman seharihari
Induktif
Idiografik
(Deskripsi realitas)
Pemahaman makna
Tidak bebas nilai

KARAKTERISTIK PENELITIAN
KUANTITATIF

Bertujuan
Sistematik
Terkendali
Objektif
Tahan Uji

KUALITATIF

Situasi alamiah
Analisis induktif
Kontak Langsung
Perspektif holistik
Netralitas empatik
Fleksibilitas desain
Instrumen kunci : Peneliti

Tabel 1.

Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif


KARAKTERISTI
K
Istilah

KUANTITATIF

- Experimental
- Data Kasar
- Perspektif
- Empiris
- Positivisme
- Fakta sosial
- Statistik

KUALITATIF
- Etnografi
- Studi lapangan
- Data lembut
- Interaksi simbolik
- Perspektif dalam
naturalisme
- Etno metodologi
- Deskriptif
- Observasi partsipan
- Phenomenologi
- Dokumen
- Sejarah hidup
- Studi kasus
- EKologi

KARAKTERISTIK

KUANTITATIF

KUALITATIF

Konsep-konsep pokok

- Variabel
- Operasional
- Reliabilitas
- Hipotesis
- Validitas
- Signifikansi
- Statistik
- Replikasi

- Pemaknaan
- Pemahaman awam
- Penggolongan
- Definisi situasi
- Kehidupan sehari-hari
- Pemahaman
- Proses
- Urutan negosisasi
- Bentuk tujuan praktis
- Konstruksi sosial

Afiliasi Teori

- Structural
functionalisme
- Realisme,positivisme
- Behaviorisme
- EMpiris logis
- Teori sistem

Interaksi simbolik
Etno metodologi
Fenomenologi
Budaya
Idealisme

KARAKTERISTIK

KUANTITATIF

KUALITATIF

Afiliasi akademik

- Psikologi
- Ekonomi
- Sosiologi
- Ilmu politik

- Sosiologi
- Sejarah
- Antropologi

Tujuan

Mengetes teori
menegakkan fakta
Penggambaran statistik
Penunjukkan hub diantara

variabel
- Prediksi terstruktur,
ditentukan
- Terlebih dulu, formal,
khusus
- Desain sebagai rencana
detail dari operasional

Interaksi simbolik
Etno metodologi
Fenomenologi
Budaya
Idealisme

KARAKTERISTIK
Penulisan proposal
penelitian

KUANTITATIF

KUALITATIF

- Ektensif/luas
- Detail &Khusus dalam

-Cepat
-Spekulatif
-Memperkirakan yang

-Kuantitatif
-pengelompokkan yang
dapat dihitung
-Penghitungan, pengukuran
-Operasional variabel
-Statistik

-Deskriptif
-Dokumen pribadi
-Catatan lapangan
-Foto
-istilah subjek sendiri
-Dokumen dan temuan
lain

fokus
mugkin berhubungan
- Detail&khusus dalam
prosedur
dengan penelitian
- Melalui kajian literatur
-Menuliskan setelah data
- Menuliskan terlebih dahulu terkumpul
data yang terkumpul
-Tidak begitu
menekankan kajian
- Perumusan hipetesis
pustaka
-Pernyataan umum
pendekatan
Data

KARAKTERISTIK
Sampel

KUANTITATIF

KUALITATIF

-Eksperimen
-Stratifikasi
-Kelompok kontrol
-Tepat/seksama
-Seleksi random
-Kontrol terhadap

-Kecil
-Tidak representatif
-Sampel teoritis

-Eksperimen
-Riset survei
-Interview terstruktur
-Eksperimen semu
-Observasi terstruktur
-Sejumlah data

-Observasi
-Kajian terhadap
sejumlah dokumen &
temuan
-Observasi partisipan
-Interview tak terbatas

variabel
ekstraneous
Teknik Metode

KARAKTERISTIK

KUANTITATIF

KUALITATIF

-Dibatasi
-Jangka pendek
- Terpisah
-Jauh
-Subjek peneliti

- Empati
- Mendasarkan pada

Sarana & Alat

-Inventori
-Kuesioner
-Index
-Komputer
-Skala
-Skor tes

-Tape perekam
-Pentaskrip
-Peneliti sebagai instrumen

Analisis Data

-Deduktif
-Nampak pada

-Terus menerus
-Model, tema, konsep
-Induktif
-Induksi analitis
-Metode perbandingan

Hubungan dengan
subjek

kesimpulan kumpulan
ata
-Satistik

kepercayaan
- Sejajar
- Hubungan yang intensif
- Subjek sebagai teman

konstan

KARAKTERISTIK
Masalah dalam
Penggunaan

KUANTITATIF
- Pengontrolan variabel
lain
- Penonjolan
- Validitas

KUALITATIF
- Membutuhkan waktu

banyak
- Kesulitan mereduksi data
- Reliabilitas
- Prosedur yang tidak
terstandar
- Kesulitan meneliti populasi
yang luas

Science And Research


Choose Topic

Inform Others

Focus Research
Question

Interpret Data

Design Study

Analyze

Collect Data

Steps in the research process

PERUMUSAN
MASALAH

PERUMUSAN MASALAH
Setelah topik permasalahan diketahui, permasalahan
spesifik perlu dipilih untuk penelitian lebih lanjut.
Sumber utama dalam pemilihan permasalahan ini
adalah teori, studi empiris sebelumnya dan
pengalaman peneliti.
Permasalahan yang baik mempunyai beberapa
karakteristik tertentu. Pernyataan permasalahan yang
baik juga memenuhi beberapa kriteria tertentu.

Identifikasi Topik Penelitian


Topik yang seringkali sudah diteliti oleh peneliti lain, atau terlalu
sederhana, sehingga tidak perlu diangkat sebagai permasalahan
dalam penelitian.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam seleksi topik
penelitian adalah:
1.
2.
3.
4.

Apakah ada permasalahan ?


Apakah masalah tersebut dapat dipecahkan melalui penelitian ?
Apakah masalah tersebut menarik untuk dipecahkan ?
Apakah masalah tersebut bermanfaat untuk dipecahkan ?
Dari permsalahan yang bersifat umum tersebut akan diambil
(atau ditentukan) suatu permasalahan yang spesifik.

Sumber Permasalahan
Pertama , literatur atau bahan bacaan yang berhubungan dengan minat dan
pengetahuan peneliti.
Kedua, pengalaman (pribadi) merupakan sumber permasalahan yang cukup
banyak. Semakin banyak pengalaman seseorang, baik bagi peneliti atau
manajer, akan semakin banyak permasalhan yang didapatkannya untuk suatu
penelitian
Permasalahan yang baik, sebenarnya adalah permasalahan yang dirasakan
baik oleh peneliti, dalam empat macam hal sebagai berikut :
1. Peneliti mempunyai keahlian dalam bidang tersebut.
2. Tingkat kemampuan peneliti memang sesuai dengan tingkat
kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang
ada.
3. Peneliti mempunyai sumber daya yang diperlukan.
4. Peneliti mempertimbangkan kendala waktu, dana dan berbagai kendala
lain dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

Permasalahan yang dapat diperoleh dari penerapan teori ke dalam praktek


bisnis yang ada. Banyak teori yang relevan dengan penelitian bisnis,
misalnya, teori motivasi dan kepemimpinan serta manajemen produksi,
pemasaran dan keuangan.
Identifikasi permasalahan yang diturunkan dari teori membawa beberapa
keuntungan, yaitu :
1. Peneliti sudah mempelajari teori aplikasinya yang terkait untuk
menjawab permasalahan yang ada.
2. Formulasi hipotesis pada umumnya akan menjadi lebih baik mudah dan
jelas, karena mempunyai hubungan yang erat dengan teori.
3. Hasil penelitian akan memberikan kontribusi terhadap teori yang
dijadikan dasar untuk perumusan masalah.
Untuk melakukan penelitian diperlukan pengenalan masalah terutama
masalah yang terlihat samar dan sulit untuk diidentifikasi.

Karakteristik Permasalahan
Penelitian
Karakteristik yang pertama adalah permasalahan tersebut dapat
diselidiki melalui penelitian melalui pengumpulan dan analisis data.
Penelitian dapat mengungkapkan bagaimana sekelompok karyawan
merasakan, atau bagaimana mereka berdikir tentang hal-hal
tertentu, namun penelitian tidak akan menjawab permasalahan yang
dirasakan oleh sekelompok karyawan tersebut.
Karakteristik yang kedua, mempunyai arti penting baik dari latar
belakang teori maupun praktek.

Pengertian Perumusan Masalah


Perumusan masalah adalah konteks dari penelitian alasan
mengapa penelitian diperlukan, dan petunjuk yang
mengarahkan tujuan utama (Evans, 1997 : 63)
Contoh :
Sebuah penelitian yang disponsori oleh Balitbang Departemen
Koperasi mengambil topik mengenai pengembangan industri pedesaan
melalui koperasi dan usaha kecil, merumuskan masalah dengan
pernyataan sebagai berikut (Bachruddin et al., 1996):
Masalah utama yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah
bagaimana profil dan pola industri pedesaan di daerah-daerah penelitian,
dan bagaimana format pola industri pedesaan yang tepat untuk
dikembangkan melalui koperasi dan usahan kecil.

Beberapa Karakteristik
Perumusan Masalah Yang Baik :
a. Pada umumnya menunjukkan variabel yang menarik
peneliti hubungan deskriptif, di mana permasalahan
secara sederhana diungkapkan dalam suatu
pernyataan yang harus dijawab.
b. Menyusun definisi dari semua variabel yang relevan,
baik secara langsung maupun operasional. Definisi
operasional ini harus jelas dan spesifik sehingga tidak
menimbulkan berbagai macam penafsiran yang
berbeda, yang pada akhirnya akan mengganggu
pelaksanaan penelitian. Arti operasional adalah
penjelasan dalam terminologi operasional atau proses.

Perumusan masalah harus disertai dengan latar


belakang masalah. Latar belakang adalah segala
informasi yang diperlukan untuk memahami
perumusan masalah yang disusun oleh peneliti.
Dengan kata lain, latar belakang masalah merupakan
informasi yang diperlukan untuk mengerti
permasalahan yang ada.

Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah adalah apabila manajemen
mengetahui dan menyadari bahwa telah atau akan terjadi situasi
yang tidak diinginkan dalam perusahaan. Beberapa situasi yang
tidak diinginkan ini bisa terlihat dengan jelas, misalnya,
pemogokan karyawan, tingginya tingkat perputaran karyawan,
penurunan jumlah produksi, pemilihan mesin pengganti dan
sebagainya.
Bagi peneliti muda, pertanyaan yang sering timbul adalah
bagaimana permasalahan yang dapat diperoleh, atau bagaimana
melihat permasalahan yang layak untuk diteliti ?

Beberapa hal yang perlu


dipertimbangkan
1.
Kegunaan Penelitian dalam penentuan permasalahan
Aspek
yang penting
dalam:pemilihan masalah penelitian adalah kegunaan
penelitian
adalah
penelitian. Setiap ada permasalahan, pernyataan pertama adalah manfaat
yang diperoleh dari penelitian terhadap masalah tersebut.
Penelitian hanya dilakukan untuk penyelesaian masalah yang mempunyai
manfaat yang lebih besar daripada biayanya. Pada beberapa penelitian
tertentu, meskipun nilai penelitiannya tidak dapat diukur dengan nilai
moneter, kegunaannya sudah tidak diragukan lagi.
2. Prioritas
Banyak permasalahan yang memerlukan penelitian serta mempunyai
keguaan penelitian yang jelas dalam perusahaan. Namun demikian, tidak
semua dari permasalahan tersebut diangkat dari permasalahan penelitian.
Manajemen menyusun daftar prioritas, sehingga dapat diketahui
permasalahan yang mana akan diteliti lebih dulu.

3. Kendala Waktu dan Dana


Prioritas yang disusun oleh manajer adalah kendala waktu dan dana.
Suatu penelitian yang jelas berguna dan mendapatkan prioritas untuk
diteliti, mungkin belum juga dilakukan penelitian karena keterbatasan
dana.
4. Dapat Diselidiki
Dua hal dapat tidaknya suatu permasalahan untuk diselidiki, karena
masalah tersebut secara teoritis tidak dapat diselidiki, atau belum terdapat
teori dasar menyelidiki sehingga baru pada saat nanti ada kemungkinan
dapat diselidiki.
5. Kemampuan Peneliti
Hal yang perlu dipertimbangkan :
Kendala waktu dan dana
Tersedianya data yang diperlukan
Tingkat keahlian peneliti

TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi lokasi, dan analisis dari dokumen yang berisi
informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian
secara sistematis.
Dokumen ini meliputi jurnal, abstrak, tinjauan pustaka, buku, data
statisktik, dan laporan penelitian yang relevan.
TUJUAN UTAMA dari tinjauan pustaka adalah untuk melihat apa saja
yang sudah pernah dilakukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.
Selain menghindarkan diri dari duplikasi penelitian, tinjauan pustaka juga
dapat menghasilkan pengertian dan pandangan yang lebih jauh tentang
permasalahan yang diteliti.
Tiga hal berikut dapat dipertimbangkan sebagai masukan untuk
menentukan seberapa jauh tinjauan pustaka perlu dilakukan.

Pentingnya Tinjauan Pustaka


1. Semakin banyak tinjauan pustaka tidak selalu berarti semakin
baik. Tinjauan pustaka yang sedikit namun terorganisir dengan
rapi dan terkait erat dengan penelitian yang dilakukan adalah
lebih baik daripada tinjaun pustaka yang banyak namun tidak
terarah dan tidak berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan.
2. Bidang penelitian yang telah sering dilakukan memerlukan
fokus yang lebih terpusat daripada area baru di mana penelitian
masih jarang dilakukan.
3. Sebaliknya apabila penelitian yang dilakukan adalah pada
bidang yang belum atau masih jarang dilakukan penelitian,
pembatasan fokus menjadi agak lebar.

SUMBER PUSTAKA
BUKU TEKS, ENSIKLOPEDIA, JURNAL
DAN BERBAGAI MACAM ARTIKEL
TENTANG BISNIS DAN EKONOMI YANG
LAZIM DIGUNAKAN OLEH PENELITI.
ABSTRAKSI PENELITIAN YANG TELAH
DILAKUKAN JUGA MERUPAKAN
SUMBER TERBAIK.

KERANGKA TEORITIS

Arti Teori
Teori adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang
saling berkaitan dan digunakan untuk menjelaskan
hubungan yang timbula antara beberapa variabel yang
diobservasi.
Formulasi teori adalah upaya untuk mengintegrasikan
semua informasi secara logis sehingga alasan atas
masalah yang diteliti dapat dilonseptualisasikan dan diuji
(Sekaran 2000: 29-30)
Penyusunan teori memang merupakan tujuan utama dari
ilmu karena teori merupakan alat untuk menjelaskan dan
memprediksikan fenomena yang diteliti. Teori selalu
berdasarkan fakta, didukung dalil dan proposisi.

Konsep
Suatu konsep (concepts) adalah sejumlah pengertian atau
karakteristik, yang dikaitkan dengan peristiwa, objek,
kondisi, situasi, dan perilaku tertentu.
Dengan kata lain, konsep adalah pendapat abstrak yang
digeneralisasikan dari fakta tertentu (Davis & Cosenza,
1993: 25). Konsep amat menentukan karena sukses suatu
riset tergantung dari:
Seberapa jelas kita mengkonseptualisasikan sesuatu.
Seberapa jauh orang lain dapat memahami konsep yang
kita pergunakan.

Konstruk
Konstruk (construct) adalah jenis konsep tertentu
yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi
daripada konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis
tertentu.
Konstruk dapat berupa sebuah pandangan atau pendapat
yang biasanya ditemukan untuk sebuah penelitian dan
atau pembentukan teori

Proposisi
Proposisi adalah pernyataan yang berkaitan dengan
hubungan antara konsep-konsep yang ada dan pernyataan
dari hubungan universal antara kejadian-kejadian yang
memiliki karakteristik tertentu.
Dalam memahami perilaku konsumen/pelanggan, para
ahli pemasaran mengajukan proposisi bahwa kepuasan
pelanggan merupakan fungsi dari kinerja produk yang
dirasakan oleh pelanggan dan harapan pelanggan terhadap
produk tersebut (Kotler, 2000: 58).

Teori
Tingkat
Abstraksi

Proposisi
Konsep
(Concepts)
Observasi terhadap obyek dan Kejadian (Realita)

Menyadari bahwa kepuasan pelanggan yang tinggi akan


mendorong meningkatnya loyalitas konsumen, maka
banyak perusahaan bertujuan mencapai TCS, Total
Customer Satisfaction, total kepuasan pelanggan.

Variabel
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau
mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang
berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai
dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk objek atau
orang yang berbeda.
Contoh variabel antara lain skor ujian, angka
ketidakhadiran (nol samai semua A) dan motivasi (sangat
rendah-sangat tinggi).

Empat Bagian Utama Variabel

(Kuncoro, 2001: Sekaran, 2000: Bab 5):


1.

2.

3.

4.

Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam


sebuah pengamatan. Pengamat akan dapat memprediksikan atau menerangkan
variabel dalam variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian.
Variabel Dependen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan
dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang
negatif bagi variabel dependen nantinya. Variasi dalam variabel dependen
merupakan hasil dari variabel dependen.
Moderating variabel adalah variabel yang mempunyai dampak kontinjensi
(contingent effect) yang kuat pada hubungan variabel independen dan variabel
dependen.
Intervening variabel adalah faktor yang secara teori berpengaruh pada
fenomena yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur atau dimanipulasi,
namun dampaknya dapat disimpulkan berdasarkan dampak variabel
independen dan moderating terhadap fenomena yang diamati, intervening
variabel ini dapat membantu kita dalam menjelaskan bagaimkana
mengkonsepsi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Masalah yang sering muncul


Masalah yang sering muncul adalah, bagaimana
menggolongkan sebuah variabel menjadi variabel
independen, moderating variabel, atau intervening variabel.
Pertanyaan diatas akan dijawab melalui contoh teori
efektifitas organisasi yang disederhanakan dengan
menggunakan gambar berikut:

Kerangka Teoritis
Kerangka Teoritis adalah pondasi utama di mana
sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan. Hal ini
merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara
logis diterangkan, dikembangkan dan dieloborasi dari
perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses
wawancara, observasi dan survei literatur.

Hubungan antara survei literatur


dan
kerangka
teoritis
Hubungan
antara survei
literatur dan kerangka teoritis adalah
survei literatur meletakan pondasi yang kuat untuk
membangun kerangka teoritis.

5 faktor yang memberikan peranan penting yang harus


dipenuhi dalam membangun kerangka teoritis adalah:
1. Variabel yang relevan harus dapat dijelaskan dan disebutkan
2.
3.

4.
5.

dalam diskusi.
Diskusi haruslah dapat meuwujudkan bagaimana dua atau lebih
variasi itu berhubungan satu sama lain.
Jika jenis dan arah hubungan tadi dapat diterima secara teori
berdasarkan atas penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi
pada diskusi apakah hubngan tadi bersifat positif atau negatif.
Harus ada penjelasan secara jelas kenapa kita akan
mengharapkan hubungan tersebut terus bertahan.
Skema diagram yang menjelaskan kerangka teoritis harus dapat
diperlihatkan sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah
bagaimana hubungan antar variabel secara teoritis.

Diagram Skematis Kerangka Teoritis dengan


Memasukan Intervening Variabel

Diagram Skematis Kerangka Teoritis dengan


Memasukan Moderating Variabel

Hipotesis

Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perjalanan sementara
tentang perilaku atau keadaan tertentu yang telah
terjadi atau akan terjadi atau akan terjadi. Hipotesis
merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan
antara variabel-variabel dalam penelitian, serta
merupakan pernyataan yang paling spesifik.

Fungsi Hipotesis
Fungsi dari hipotesis sebagai pedoman untuk dapat
mengarahkan penelitian agar sesuai dengan apa
yang kita harapkan.

Karakteristik Hipotesis
1. Konsisten dengan penelitian sebelumnya
Hipotesis harus rasional
Mengikuti penelitian yang telah ada dan mengundang penelitian berikutnya.
Mempunyai kontribusi terhadap teori dan praktek untuk manajemen dan
ekonomi.
2. Penjelasan yang masuk akal
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang ada, oleh karena
itu sudah seharusnya merupakan penjelasan yang masuk akal.
3. Perkiraan yang tepat dan teratur
Pernyataan perkiraan hubungan (atau perbedaan) antara dua (atau lebih) variabel
secara jelas dan tepat, serta menidentifikasi variabel tersebut dalam terminologi
operasional dan terukur.
4. Dapat diuji
Hipotesis yang dinyatakan dengan formulasi yang baik akan dapat diuji melalui
uji hipotesis. Berdasarkan dat yang dikumpulkan, dapat dilakukan uji hipotesis
sehingga dapat diketahui apakah hipotesis yang telah disusun dapat diterima atau
ditolak.

Jenis Hipotesis
Hipotesis dapat diklarifikasikan melalui:
Bagaimana hipotesis tersebut diperoleh (diturunkan).
Disini dibedakan antara hipotesis induktif dan hipotesis deduktif.
Hipotesis induktif, akan menyusun generalisasi berdasarkan
observasi. Hal ini sangat berguna, namun mempunyai keterbatasan
dalam bidang terapan ilmu dalam arti belum tentu hasil
generalisasi ini benar dapat digunakan dalam bidang yang lebih
luas.
Hipotesis deduktif menggunakan perluasan logika dari penemuanpenemuan yang telah ada, atau didasarkan pada hal-hal yang
bersifat umum yang telah diterima kebenarannya. Dengan kata
lain, hipotesis deduktif adalah bergerak dari hal-hal yang bersifat
spesifik.

Bagaimana hipotesis dinyatakan.


Hipotesis diklarifikasikan sebagai hipotesis penelitian
dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan (deklaratif), sedangkan
hipotesis statistik dalam bentuk hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Ha).

Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dinyatakan
dengan jelas dan ringkas, menyatakan hubungan antara
dua variabel dan menjelaskan variabel tersebut dalam
terminologi operasional yang terukur.
Contoh untuk penelitian eksperimental adalah:
Seseorang yang memperoleh perlakuan perawatan
tertentu akan dapat menyelesaikan tugas tertentu dengan
lebih baik daripada seseorang lain yang tidak
memperoleh perlakuan tersebut

Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan bagian yang sangat penting di
dalam penelitian. Bagian ini yang menentukan apakah
penelitian yang dilakukan cukup ilmiah atau tidak.
Dalam praktek, dikenal dua macam cara pengujian
hipotesis: cara langsung dan cara hipotesis nol (Neuman,
2000: 131). Pengujian secara langsung dilakukan dengan
mencari bukti yang memungkinkan untuk menolak atau
menerima hipotesis. Dengan cara ini berarti hipotesis
digunakan untuk meprediksikan suatu hubungan.
Hipotesis nol, di lain pihak, tidak memprediksikan suatu
hubungan.

PEMILIHAN SAMPEL

Pemilihan
Sampel
Beberapa Terminologi Yang Sering Digunakan
Para peneliti sering menggunakan beberapa istilah atau jargon teknis
dalam penelitian. Terminologi yang dimaksud adalah :
ELEMEN
Unit di mana data yang diperlukan akan dikumpulkan. Elemen dapat
dianalogikan sebagai unit analisis
Populasi
Kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek,
transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya
atau menjadi objek penelitian (kuncoro. 2001: Bab 3). Suatu
populasi, sebagai contoh, meliputi :
Semua angkatan kerja yang bekerja di Indonesia
Semua pemilih yang tercatat di Propinsi di Indonesia
Semua mobil yang diproduksi tahun yang lalu di Indonesia
Semua stok suku cadang yang dimiliki oleh Astra Grup
Semua jaringan outlet penjualan yang dimiliki oleh Es Teler 77
Semua kecelakaan yang terjadi di jalan tol Jakarta-Merak selama
musim liburan

Unit Pengambilan Sampel


Sekelompok elemen yang tidak tumpang tindih
dengan populasi
Kerangka Sampel
Reperesentasi fisik dari objek, Individu, Kelompok,
yang sangat penting dalam penentuan sampel
Sampel
Suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.
Misalnya, suatu perusahaan sedang diaudit tingkat
kesalahan dalam pencatatan rekeningnya. Daripada
mengamati semua rekening dalam suatu perusahaan
yang jumlahnya, misalnya 5.500 rekening, seorang
auditor bisa saja memilih dan mengamati sampel
hanya sebanyak 100 rekening

Alasan Pemilihan Sampel


Dalam penelitian, seorang peneliti seringkali menggunakan sampel dengan
beberapa pertimbangan. Inilah yang disebut dengan sampling, yaitu proses
memilih sejumlah elemen dari populasi yang mencukupi untuk
mempelajari sampel dan memahami karakteristik elemen populasi
(Sekaran, 2000 : 268).
1. Kendala Sumberdaya
Kendala waktu, dana dan sumber daya lain yang terbatas
jumlahnya. Penggunaan sampel akan menghemat sumberdaya
untuk menghasilkan penelitian yang lebih dapat dipercaya daripada
sensus

2. Ketepatan
Melalui pemilihan desain sampel yang baik, peneliti
akan memperoleh data yang akurat, dengan tingkat
kesalahan yang relatif rendah.
3. Pengukuran Destruktif
Kadang-kadang pengukuran yang dilakukan merupakan
pengukuran destruktif. Sebagai contoh, apabila
perusahaan kita memproduksi ban dan kita harus
menguji seberapa kemampuan tiap ban dalam
menyimpan udara dengan meniup setiap ban sampai
meletus, maka kita tidak memiliki lagi ban yang dijual
ke pasar.

Tahapan Pemilihan Sampel


Penentuan target
Populasi
Penentuan Kerangka Pemilihan
Sampel
Penentuan Metode Pemilihan
Sampel
Penentuan Prosedur Pemilihan Jumlah
Sampel
Penentuan Jumlah Sampel
Pemilihan Unit Sampel Aktual
Pelaksanaan Penelitian

Karakteristik Sampel yang Baik


Sampel yang baik umumnya memiliki beberapa karakteristik.
Karakteristik yang dimaksud setidaknya meliputi :
1. Memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang
berhubungan dengan besaran sampel untuk memperoleh
2. Mengidentifikasikan probabilitas dari setiap unit analisis untuk
menjadi sampel
3. Memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh
(misalnya kesalahan) dalam pemilihan sampel daripada harus
melakukan sensus.
4. Memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan yang
diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dai sampel
statistika.

A. Beberapa Metode Pemilihan Sampel


1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random sampling)
Sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian
atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel
2. Pengambilan Sampel Sistematis (Systematic Sampling)
Suatu metode pengmabilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja dari
sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih
secara sistematis meirut suatu pola tertentu
Contoh : andaikan satuan-satuan elementer dalam suatu populasi berjumlah
50, yang diberi nomor urut dari 1 sampai 50, dan besar sampel yang akan
diambil 10, maka :

50
k
5
10

3. Pengambilan Sampel Gugus Sederhana


(Simple Cluster Sampling)
Dalam praktek, kerangka sampel (sampling frame) yang
digunakan untuk dasar pemilihan sampel tidak tersedia atau
tidak lengkap, dan biaya untuk membuat kerangka sampel
tersebut terlalu tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
unit-unit analisa dalam populasi digolongkan ke alam gugusgugus yang disebut clusters, dan ini akan merupakan satuansatuan darimana sampel akan diambil. Jumlah gugus yang
diambil sebagai sampel harus secara acak. Kemudian unsurunsur penelitian dalam gugusgusus tersebut

Misalnya, seorang peneliti ingin meneliti besarnya penapatan


per bulan dari tiap-tiap keluarga di suatu desa. Karena tidak
terdapat data mengenai jumlah keluarga di desa tersebut, maka
desa tersebut dibagi menjadi dukuh-dukuh. Dukuh itu
dijadikan gugus atau unsur sampling. Dukuh yang ada diberi
nomor, dan dipilih secara acak sebuah dukuh atau lebih
sebagai sampel. Karena unsur penelitian adalah keluarga atau
Rumah Tangga, maka semua Rumah Tangga yang ada dalam
gugus yang terpilih yang diteliti

5. Pengambilan Sampel gugus Bertahap (dua atau


lebih)
Dalam praktek sering kita jumpai populasi yang
letaknya sangat tersebar secara geografis, sehingga
sangat sulit untuk mendapatkan kerangka sampel dari
unsur-unsur yang terdapat dalam populasi tersebut.
Untuk mengatasi hal ini maka unit-unit analisa
dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang merupakan
satuan-satuan darimana sampel akan diambil.
Pengambilan sampel melalui tahap-tahap tertentu. Jadi
satu populasi dapat dibagi-bagi dalam gugus tingkat
pertama; gugus-gugus tingkat kedua; dan gugus-gugus
tingkat kedua masih dapat pula dibagi dalam gugusgugus tingkat yang lebih lanjut

6. Pengambilan Sampel Wilayah (Area Sampling)


Cara lain dalam pengambilan sampel bagi populasi yang
tidak dapat dibuat kerangka sampelnya ialah dengan
pengambilan sampel wilayah. Untuk ini dibutuhkan peta
atau potret udara yang cukup jelas dan terperinci dari
wilayah yang akan diteliti
Seluruh wilayah penelitian yang terdapat dalam peta atau
potret udara dibagi dalam segmen-segmen wilayah yang
mengandung jumlah unit penelitian. Jika jumlah unit
penelitian dalam setiap segmen wilayah tidak dapat
diketahui atau diduga, maka boleh juga misalnya
menggunakan satuan-satuan blok perumahan, pertokoan,
atau blok sensus.

7. Pengambilan sampel Purpossive dan Quota


sampling
Metode pengambilan sampel yang tidak acak, misalnya
Purpossive sampling dan Quota sampling. Memilih sub
grup dari populasi sedemikian rupa sehingga sampel yang
dipilih mempunyai sifat yang sesuai dengan sifat-sifat
populasi. Jadi harus mengetahui lebih dulu sifat-sifat
populasi tersebut dan sampel yang akan ditarik diusahakan
supaya mempunyai sifat-sifat populasi tersebut.

Walaupun hasil penelitian dari sampel semacam ini tidak


dapat digunakan sebagai dasar dari test statistik, tetapi
hasil yang didapat tidak jauh menyimpang dari sifat-sifat
populasinya (Miller, 1970 : 56). Contoh, Penelitian
terhadap bentuk dan perilaku mobilitas penduduk pada
masyarakat padi sawah di kabupaten Bantul dan Sleman
yang dilaksanakan oleh I.B. Mantra pada tahun 1975
(Mantra, 1978: 50).

Untuk mengatasi masalah di atas pemilihan dua


dukuh penelitian diadakan secara purposive
mengingat :
1. Kedua kabupaten tersebut mempunyai tiga bentuk
mobilitas penduduk, yaitu nglaju (commuting),
sirkulasi (circulation), dan imigrasi (migration).
2. Penduduk yang umumnya terdiri dari petani
subsistance
3. Merupakan daerah persawahan yang subur
4. Merupakan masyarakat dengan kebudayaan, cara
hidup, dan organisasi sosial yang sama.

B. Besarnya Sampel
Empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya
sampel dalam suatu penelitian adalah :
Derajat Keseragaman ( degree of homogenity) dari populasi. Makin
seragam populasi itu, makin kecil sampel yang dapat diambil
Presisi yang dikehendaki dari penelitian. Makin tinggi tingkat presisi
(ketepatan/ketajaman) yang dikehendaki, makin besar sampel yang
harus diambil.
Rencana Analisis. Adakalanya besarnya sampel sudah mencukupi
sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan
kebutuhan analisa, maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi.
Tenaga, biaya & waktu. Kalau menginginkan presisi yang tinggi maka
jumlah sampel harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga dan waktu
terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar,
dan ini berarti bahwa presisinya akan menurun.

C. Jenis Data
1. Data kuantitatif vs kualitataif
Data Kuantitatif : Data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka)
- Data interval : Data yang diukur dengan jarak di antara dua titik pada
skala yang sudah diketahui. Sebagai contoh : suhu
udara dalam celcius berkisar anatara interval 0 derajat
hingga 100 derajat; nilai GMAT atau TOEFL bagai
mahasiswa yang mau belajar di luar negeri; jumlah
bulan dalam satu tahun
- Data rasio : Data yang diukur dengan suatu proporsi.
Sebagai contoh : persentase jumlah penganggur di
propinsi X; nilai inflasi Indonesia pada tahun 2000
- Data Nominal: Data yang dinyatakan dalam bentuk kategori
- Data Ordinal : Data yang dinyatakan dalam bentuk kategori, namun
posisi data yang tidak sama derajatnya karena
dinyatakan dalam skala peringkat

2. Data Menurut Dimensi Waktu


Data Runtut
: data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada
(time-series)
suatu variabel tertentu
Data harian
: Misalnya data kurs Rp / US$ setiap hari, data indeks harga
saham per hari.
Data mingguan : Misalnya data pengunjung rumah sakit setiap minggu (7 hari)
Data bulanan
: Misalnya data suku bunga deposito dengan jangka waktu
satu bulan (30 hari)
Data Kuartalan : Misalnya data penjualan setiap 3 bulan.
Data tahunan
: Misalnya data penapatan nasional setiap tahun (12 bulan).
Data silang tempat: data yang dikumpulkan pada suatu waktu (cross section)

3. Data Menurut Sumber


Data Internal
: Berasal dari dalam organisasi tersebut atau eksternal
(berasal dari luar organisasi).
Data Primer
: Data yang diperoleh dengan survei lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data original.
Data Sekunder : Data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data
dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

4. Jenis Data

Interval
Kuantitat
if

Rasio

Kualitatif

Nominal
Ordinall

Data

Runtut
Waktu
Dimensi
Waktu

Silang Tempat
Pooling
Internal
Eksternal

Sumber
Primer
Sekunder

3. Data Sekunder sebagai Sumber Informasi yang diperoleh dari


Berbagai Sumber
Distribusi Tradisional Data Sekunder
Jalur tidak langsung
dengan perantara

Jalur langsung

Penyedia Informasi
(Pemerintah)

Penyedia Informasi
(Pemerintah)

Perpusatakaan
(penyimpanan
dokumen & buku
milik pemerintah)

Perusahaan
Pemakai

Perusahaan
Pemakai

Pengukuran dan Desain


Instrumen

1. TEKNIK PENGUKURAN
Aturan dan prosedur yang digunakan untuk menjembatani antara apa
yang ada dalam konsep dengan apa yang terjadi di dunia nyata.

2. DESAIN INSTRUMEN
Penyusunan instrumen pengumpulan data untuik mendapatkan data
yang dibutuhkan guna memecahkan masalah penelitian.

3. KOMPONEN PENGUKURAN
Ada tiga komponen yang dibutuhkan dalam setiap pengukuran, yaitu:
(1) kejadian empiris (empirical events) yang dapat diamati;
(2) penggunaan angka (the use of numbers) untuk menggambarkan
kejadian tersebut;
(3) sejumlah aturan pemetaan (set of mapping rules).
Kejadian empiris merupakan sejumlah ciri-ciri dari objek, individu atau
kelompok yang dapat diamati. Contoh, bila kita ingin mempelajari
hubungan antara jenis kelamin administrator dan kepuasan kerja
bawahan-bawahannya.

4. Penggunaan angka
Komponen pengukuran kedua adalah penggunaan angka
untuk menggambarkan kejadian empiris. Angka adalah numetik atau
simbol-simbol lain yang digunakan untuk mengidentifikasi.

5. Pengukuran
Komponen terakhir yang penyting dari setiap pengukuran adalah
sejumlah aturan pemetaan, yaitu pernyataan yang menjelaskan arti
angka terhadap kejadian empiris. Misalnya, dalam kasus di atas,
aturan pemetaan mengenai jenis kelamin administrator memberikan
angka 1 bila pria dan angka 2 bila wanita. Sementara untuk kepuasan
kerja bawahan, aturan pemetaannya adalah - 2 bila sangat tidak puas,
- 1 bila tidak puas, 0 bila netral (puas/tidak puas), 1 bila puas, dan 2
bila sangat puas. Aturan-aturan ini menggambarkan dengan gamblang
ciri-ciri apa yang kita ukur. Aturan-aturan pemetaan disusun oleh
penelitian untuk tujuan studi.

6. Tabel contoh hubungan antara 3 komponen pengukuran


Mengukur jenis kelamin administrator

Mengukur kepuasan kerja bawahan

Kejadian
empiris

Aturan pemetaan

Angka

Angka

Aturan pemetaan

Kejadia
n
empiris

Jenis
kelamin
administrato
r

Angka 1 jika pria


Angka 2 jika
wanita

1 atau
2

-2,-1,
0,1,
atau 2

-2 bila sangat tidak


puas
-1 bila tidak puas
0 bila netral
1 bila puas
2 bila sangat puas

Kepuas
an kerja
bawaha
n

-2
-1
1

0
+1

JOHAN

+2

SOMA

-2
-1
2

0
+1

RENA

+2
-2
-1
1

0
+1

ANDI

+2

SUMI

-2
-1
2

0
+1
+2

SEKAR

7. SKALA PENGUKURAN
Dalam mengevaluasi skala pengukuran, harus diperhatikan
dua hal: (1) validitas; (2) reliabilitas.
Validitas
Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang
seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.
Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi
peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya
dilakukan. Secara konseptual, dibedakan 3 macam jenis validitas
(Sekaran, 2000: 207-8), yaitu: validitas isi (contens validity), validitas
yang berkaitan dengan kriteria (criterion-related validity), validitas
konstruk (construct validity).
1.Validitas isi(contens validity)
Validitas isi memastikan bahwa ukuran telah cukup memasukkan
sejumlah item yang representatif dalam menyusun sebuah konsep.
Semakin besar skala item dalam mewakili semesta konsep yang
diukur, maka semakin besar validitas isi. Dengan kata lain, validitas isi
adalah sebuah fungsi yang menunjukkan seberapa baik dimensi an
elemen sebuah konsep digambarkan.

Menguji Kenbaikan Ukuran; Bentuk Reliabilitas dan Validitas

S ta b ilita s
P a r a lle l- r e lia b ilit y f o r m

K e b a ik a n
(G o o d n e s s )
d a ta

V a lid ita s
lo g is ( is i)

F a c e v a lid it y

R e lia b ilita s
(a k u ra s i
u k u ra n )

I n t e r it e m c o n s is t e n c y r e lia b ilit y
K o n s is t e n s i

V a lid ita s
( a p a k a h k ita
m engukur hal
y a n g b e n a r)

S p lit- h a lf

V a lid ita s y a n g
b e r k a ita n d e n g a n
k r it e r ia

P r e d ik t if

C o n c u re n t

C o n g r u e n t v a lid ity
(k o n s tru k )

C o n v e rg e n t

D is k r im in a n

2. Validitas yang berkaitan dengan kriteria (Criterioa-related Validity)

Validitas yang berkaitan dengan kriteria terjadi ketika


sebuah ukuran membedakan individual pada kriteria
yang akan diperkirakan. Hal ini dapat dilakukan
dengan menetapkan concurrent validity atau predictive
validity.
concurrent validity terjadi ketika skala yang ditetapkan
dapat membedakan individual yang telah diketahui
berbeda, sehingga, skor untuk masing-masing
instrumen harus berbeda. Contoh, jika ukuran etika
kerja dikembangkan dan diterapkan pada sekelompok
masyarakat yang hidup dari jaminan.

Tabel Empat Tingkat Pengukuran


Tingkat

Deskripsi

Dasar operasi
empiris

Jenis
penggunaan

Jenis statistik
Deskriptif

Inferensi

Nominal

Penggunaan angka untuk


mengidentifikasi objek,
individu, kejadian, atau
kelompok

Penentuan persamaan
atau ketidaksamaan

Klasifikasi

Persentase

Nonparametrik

Ordinal

Selain untuk identifikasi,


angka memberi informasi
tentang jumlah karakteristik
yang dimiliki suatu kejadian,
objek, dan lain-lain secara
relatif.

Penentuan lebih besar


atau lebih kecil.

Rangking/
skoring

Median
(rata-rata
dan varians)

Nonparametrik
(parametrik)

Memiliki semua sifat-sifat


skala nominal dan ordinal
serta interval antara dua titik
yang sama.

Penentuan persamaan
interval.

Ukuran yang
lebih disukai
untuk konsep/
konstruksi
yang
kompleks.

Menggabungkan semua
sifat-sifat skala nominal,
ordinal, dan interval, serta
memasukkan titik nol.

Penentuan persamaan
rasio.

Bila tersedia
instrumen yang
tepat

Interval

Rasio

Rata-rata
varians

Rata-rata
geometrik
(rata-rata
harmonik)

Parametrik

Parametrik

Validitas konstruk (Construct Validity)


Validitas konstruk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari
penggunaan ukuran sesuai dengan teori dimana pengujian dirancang. Hal ini
dinilai dengan convergent validity dan discriminant validity. Convergent
validity terjadi ketika skor yang dihasilkan oleh dua buah instrumen yang
mengukur konsep yang sama memiliki korelasi yang tinggi. Discriminant
validity terjadi ketika berdasarkan teori, dua buah variabel diperkirakan tidak
berkorelasi, dan skor pengukuran yang dihasilkan juga menunjukkan tidak
berkorelasi secara empiris.
Tabel jenis-jenis Validitas
Validitas

Deskripsi

Content validity

Apakah ukuran telah cukup mengukur sebuah konsep?

Face validity

Apakah ahli mengesahkan bahwa instrumen telah mengukur


apa yang seharusnya diukur?
Apakah ukuran dibedakan sehingga dapat membantu dalam
memprediksi variabel kriteria?
Apakah ukuran dibedakan sehingga dapat membantu dalam
memprediksi variabel kriteria saat ini?

Criterion-related validity
Concurrent validity
Predictive validity
Construct validity
Convergent validity
Discriminant validity
Sumber; Sekaran (2000: 209)

Apakah ukuran dibedakan untuk membantu memprediksi kriteria


masa depan?
Apakah instrumen yang ada sesuai dengan konsep teori?
Apakah kedua instrumen dalam mengukur konsep berkorelasi
tinggi?
Apakah ukuran memiliki korelasi yang rendah dengan variabel
yang seharusnya tidak berhubungan dengan variabel?

Reliabilitas

Reliabilitas: Konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala


pengukuran)
1. Test-retest reliability: Koefisien reliabilitas yang diperoleh dari
pengulangan pengukuran konsep yang sama dalam dua kali
kesempatan.
2. Reliabilitas bentuk pararel: Respon dari dua pengukuran yang
sebanding dalam menyusun konstruk yang sama memiliki korelasi
yang tinggi.
3. Konsistensi internal ukuran: indikasi homogenitas item-item yang
ada dalam ukuran yang menyusun konstruk.
4. Reliabilitas konsistensi antar item: Konsistensi jawaban responden
untuk semua item dalam ukuran.
5. Split-half reliability: Korelasi antara dua bagian instrumen.

MENYUSUN KUESIONER
Dalam menyusun kuesioner, peneliti harus memperhatikan
hal-hal berikut:
1. Apakah pertanyaan itu perlu?
2. Bagaimana pertanyaan itu sebaiknya diajukan?
3. Apakah bentuk pertanyaan terbuka ataukah tertutup?
4. Bagaimana seharusnya pertanyaan itu dirumuskan?
5. Bagaimana format jawaban disusun?
6. Apa teknik skala uang sebaiknya digunakan/
Pertama: rating scales (skala penilaian)
(a). Graphic rating scales
(b). Itemmized rating scales
(c) Comparative rating scales
kedua: attitude scales
(a). Likert scale
(b). Semantic differential
Pemilihan kata sifat atau frase berdasarkan perilaku objek,
orang, atau kejadian. Contoh: Nilailah hamburger jenis
BigMac dalam
dimensi berikut ini:
Manis
: _ : _ : _ : _ : _ : _ : _ : Asin
Tidak enak
: _ : _ : _ : _ : _ : _ : _ : Enak
Murah
: _ : _ : _ : _ : _ : _ : _ : Mahal

Stanley Payne, dalam buku The art of Ouestions (1979),


memberikan pedoman yang harus diingat dalam menyusun
desain instrumen dan skala yang baik:
1. Pahami
betul
masalah
penelitian
sebelum
menyusun skala pengukuran.
2. Susunlah pertanyaan sehingga mudah dimengerti
oleh responden.
3. Kaitkan jenis pertanyaan (terbuka, dikotomi,
multikotomi)
dengan
tingkat
pemahaman
responden (jika pendapat kurang jelas gunakan
pertanyaan terbuka; jika pendapat sudah jelas
gunakan
nbeberapa
alternatif
pertanyaan
tertutup/pilihan berganda).

4. Pertimbangkan semua asumsi/anggapan secara implisit


dalam pertanyaan.
5. Pilihlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dengan
tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian. Namun selalu
dipertanyakan apakah pertanyaan terbuka adalah cara
yangterbaik untuk memperoleh jawaban.
6. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang bersifat dikotomi dan
pilihan berganda, usahakan agar jawabannya tidak berkaitan
satu sama lian. Jika hal ini tidak mungkin, berikan jawaban
yang dapat merangkum dua atau lebih jawaban.
7. Buatlah cara untuk mengatasi jawaban :Tidak tahu dan
Netral(Tidak berpendapat)dalam skala pengukuran.

8. Hindari pertanyaan bermakna ganda di mana dua atau lebih


masalah ditanyakan dalam pertanyaan yang sama. Usahakan
hanya satu masalah yang ditanyakan dalam suatu pertanyaan.
9. Susunlah instruksi secukupnya, mudah dibaca, dan dapat
dimengerti oleh responden.
10.Jangan memandang rendah responden.
11.Gunakan tata bahasa yang baik dalam mengajukan pertanyaan,
namun juga jangan terlalu formal.
12.Hindari pertanyaan-pertanyaan yang panjang dan kompleks.
Buatlah pertanyaan sesederhana mungkin.
13.Gunakan kata-kata yang mudah dalam menyampaikan apa yang
anda ingin sampaikan.

14.Hindari jargon/istilah khusus yang kurang dipahami oleh


konsumen.
15.Gunakan contoh-contoh secara hati-hati dalam mengajukan
pertanyaan.
16.Garis bawahi kata-kata penting yang perlu ditekankan.
17.Hilangkan pertanyaan dan jawaban yang berulang-ulang dan tidak
perlu.
18.Tahanlah pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang sulit
serta sensitif hingga akhir bagian dari kuesioner.
19.Perhatikan waktu dan privacy responden.
20.Lakukan pratest sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya.
21.Jangan lupa katakan terima kasih pada akhir pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai