Anda di halaman 1dari 100

METODOLOGI

PENELITIAN
BISNIS
PENDAHULUAN
A. Pengertian Penelitian

Penelitian adalah proses, sedangkan


ilmu pengetahuan adalah hasil dari
penelitian.
Karena itu ‘platform” bagi seorang peneliti ditemukan
dalam filsafat ilmu. Bangunan dasar suatu ilmu
pengetahuan meliputi :observasi, fakta, konsep,
definisi, variabel,masalah, hipotesis, hukum, teori,
dan model.
Penelitian ilmiah didefinisikan sebagai investigasi
yang sistematis, terkontrol,empiris dan kritis dari suatu
proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar
fenomena.
Penelitian ilmiah adalah aplikasi secara formal dan
sistematis dan metode ilmiah untuk mempelajari
dan menjawab permasalahan.
Tujuan Penelitian identik dengan tujuan ilmu
pengetahuan pada umumnya, yaitu membuat
penjelasan, menyusun prediksi, serta
mengendalikan fenomena yang terjadi di dalam
suatu batasan yang telah ditentukan.
Penelitian Bisnis :
• Suatu proses sistematis dan objektif yang meliputi
pengumpulan, pencatatan dan analisis data untuk
membantu pengambilan keputusan bisnis.
Suatu penyelidikan sistematis yang
 memberikan informasi untuk mengambil
keputusan bisnis.


Suatu upaya sistematis dan terorganisasi untuk
menyelidiki suatu masalah yang muncul dalam dunia
 kerja yang memerlukan solusi.
Suatu investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris,
dan kritis mengenai suatu fenomena yang menjadi
perhatian pengambil keputusan manajerial.
 Suatu penyelidikan secara sistematis, terkendali,
empiris dan kritis dari fenomena yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan manajerial :

• Pertama, penelitian bisnis merupakan penyelidikan


secara sistematis dan kritis tentang fenomena empiris
yang dikendalikan oleh peneliti.
• Kedua, kejelasan dari lingkup fenomena yang diteliti,
yaitu segala macam fenomena yang berkaitan
dengan pengembilan keputusan manajerial.
Penelitian Bisnis adalah juga seperti penelitian yang
lain, hanya saja lebih dititikberatkan kepada upaya untuk
menjawab permasalahan manajerial. Sebagai contoh :
•Seorang manajer keuangan mungkin bertanya, “Apakah
lingkungan bisnis untuk pembiayaan jangka panjang
akan lebih baik dalam dua tahun mendatang?
•Seorang manajer personalia barangkali tertarik akan
pertanyaan berikut, “Apa jenis peraturan yang diperlukan
bagi karyawan bagian produksi? Mengapa banyak
karyawan yang keluar dari perusahaan?
•Seorang manajer pemasaran mungkin bertanya,
“bagaimana cara saya memantau penjualan dalam
aktivitas perdagangan eceran?
B. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian identik dengan tujuan ilmu


pengetahuan pada umumnya, yaitu membuat
penjelasan, menyusun prediksi, serta
mengendalikan fenomena yang terjadi di
dalam suatu batasan yang ditentukan.
C. Metode Penelitian
Karaketeristik metode ilmiah adalah kritis, dan analitis, logis,
objektif, konseptual dan teoritis, empiris dan sistematis.
Bersifat kritis dan analitis, mendorong suatu kepastian dan
proses penyelidikan untuk mengidentifikasi masalah dan metode
untuk mendapatkan soulusinya.
Logis, merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan
secara rasional diturunkan dari bukti-bukti yang ada.
Objektif, mengandung makna bahwa hasil yang diperoleh ilmuwan yang
lain akan sama apabila studi yang dilakukan pada kondisi yang sama. Hasil
penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya.
Konseptual & Teoritis, ilmu pengetahuan mengandung arti
pengembangan struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan
mengarahkan upaya penelitian.
Empiris, prinsipnya bersandar pada realitas
Sistematis, suatu prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu
yang baku.
D. Pola Berpikir

Pola berpikir Deduktif adalah penarikan kesimpulan untuk hal


spesifik dari gejala umum.
Contohnya :
Semua mahasiswa harus mengambil mata kuliah Metodologi
Penelitian. Ita adalah mahasiswa
Oleh karena itu, Ita harus mengambil mata kuliah Metodologi penelitian.

Pola berpikir Induktif adalah suatu penarikan kesimpulan


berdasarkan keadaan spesifik untuk hal-hal yang umu.
Contohnya :
Mahasiswa A membawa buku teks pada saat kuliah Metodologi
Penelitian Mahasiswa B membawa buku teks pada saat kuliah Metodoligi
Penelitian Kesimpulan : Semua mahasiswa membawa buku teks pada
saat kuliah
Metodologi Penelitian.
E. KLASIFIKASI PENELITIAN MENURUT TUJUAN

1. Penelitian dasar (basic research), merupakan penelitian


yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan.
Penelitian semacam ini memang tidak secara langsung
bertujuan memecahkan suatu masalah.
Karena itu penelitian dasar biasanya dilakukan untuk
menguji kebenaran teori tertentu, atau mengetahui
konsep tertentu secara lebih mendalam.
2. Penelitian terapan (applied research),
merupakan penelitian yang menyangkut aplikasi teori

untuk memecahkan permasalahan tertentu.


1. Penelitian Evaluasi (evaluation research)
Penelitian yang diharapkan dapat memberikan
masukan atau mendukung pengambilan
keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih
alternatif tindakan.
2. Penelitian dan Pengembangan
(research & development)
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
produk seingga produk tersebut mempunyai kualitas
yang lebih tinggi.
3 Penelitian tindakan bertujuan untuk memecahkan persoalan
bisnis
dan ekonomi melalui aplikasi metode ilmiah. Pemecahan
masalah akan memberatkan kepada masalah lokal yang sedang
dihadapi. Tujua utama dari penelitian tindakan ini adalah
memecahkan masalah, bukan membuat kontribusi kepada ilmu
pengetahuan.
Penelitian tindakan dalam konteks bisnis dan ekonomi,
misalnya mencoba menjawab pertanyaan berikut :
• Apa yang harus dilakukan oleh perusahaan, yang
sebagian besar bahan bakunya diimpor ketika terjadi krisis
ekonomi yang membuat harga produk impor melonjak
• tajam?
Stretegi restrukturisasi manakah yang paling sesuai
• untuk perusahaan?
Apakah downsizing dengan cara mengurangi jumlah
karyawan merupakan keputusan yang efektif dalam
• jangka pendek dan panjang untuk menyehatkan
perusahaan?
Tindakan apa yang harus dilakukan oleh Pemda
(Pemerintah daerah) untuk memberdayakan dan
Proses Penelitian dalam Penelitian Dasar dan Terapan

Pengumpulan Data Awal:


-Survei Literatur
Observasi :
-_Topik Penelitian
-Wawancara

Perumusan Maslah

Kerangka Teoritis:
-Definisi Variabel

-Hubungan Antar Variabel

Tidak
Perumusan Maslah

Desain Riset :
-Metode Analisis

-Sistimatika Lab

Laporan : Data :
-Penulisan
-Pengumpulan
-Presentasi Ya
-Analisis

-Interpelasi

Pengambilan Keputusan Logika Deduktif :


Managerial -Apakah Hipotesis Diterima atau Tidak

-Apakah Pertanyaan Penelitia


Terjawab
Tujuan utama dari penelitian dan pengembangan
bukan untuk formulasi dan uji hipotesis, melainkan
untuk mendapatkan produk baru atau proses baru.
Melalui penelitian dan pengembangan produk,
perusahaan akan menghasilkan produk baru
dengan kualitas yang lebih tinggi, sehingga akan
lebih memenuhi selera konsumen. Sehubungan
dengan penelitian dan pengembangan produk,
perusahaan dapat menerapkan pengendalian
kualitas total yang prinsip utamanya adalah kaizen
atau selalu mengadakan perbaikan secara
kontinyu.
F. Klasifikasi Penelitian Menurut Metode
1. Penelitian historis adalah kegiatan penyelidikan,
pemahaman, dan penjelasan keadaan yang telah lalu.
Evaluasi data historis meliputi kritik eksternal dan internal.
Kritik eksternal berhubungan dengan keontentikan data,
sementara kritik internal berhubungan dengan nilai dari data
tersebut. Nilai data ditentukan oleh tingkat akurasi dan
reliabilitas serta dukungannya kepada hipotesis.
Contoh penelitian historis :
▪ Perkembangan industri kecil selama sepuluh tahun terakhir.
▪ Dampak deregulasi terhadap ekspor nonmigas
2. Penelitian deskriptif adalah pengumpulan data untuk diuji
hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir
dari subjek penelitian.
Penelitian deskriptif berbeda dengan eksploratif
penelitian terutama dalam formalitas Penelitian
pembentukannya.
eksploratif ditandai dengan fleksibilitas, sementara
penelitian deskriptif berupaya untuk memperoleh deskripsi
yang lengkap dan akurat dari suatu situasi.
Kelemahan utama dalam penelitian deskriptif aalah
kurangnya tanggapan subjek penelitian. Kelalaian subjek
penelitian untuk mengembalikan daftar pertanyaan atau
datang ke tempat wawancara yang telah ditentukan
menyebabkan rendahnya tanggapan terhadap penelitian yang
dilakukan.
Contoh pertanyaan dari penelitian deskriptif :
•Bagaimanakah tingkat kepuasan karyawan perusahaan
swasta?
•Bagaimana tanggapan karyawan terhadap peraturan jam
kerja yang baru?
3. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan
menentukan
apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau lebih, serta
seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti.
Contoh variabel : pendapatan, umur, tingkat pendidikan, motivasi
dan keberhasilan.
Contoh dari penelitian korelasional :
Hubungan antara produktivitas an struktur tugas
Hubungan antara kekhawatiran dan ketelitian
Penggunaan tes kecerdasan untuk memprediksi keberhasilan dalam
pekerjaan.
Untuk keperluan mengukur asosiasi ini, ada beberapa
alternatif teknik : korelasi bivariat, korelasi berganda,
korelasi sekuensial, korelasi kanonikal dan analisis
frekuensi multiarah (multiway frequency analysis).

Koefisien korelasi Pearson product moment (rxy) :

rxy = SSxy)/(SSxxSSyy)
4. Studi kausalitas adalah penelitian yang menunjukkan
arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat, di samping mengukur kekuatan hubungannya.
Analisis kausalitas dibedakan menjadi :
1. Kausalitas satu arah,
 X  Y, artinya X menyebabkan Y
 Y  X, artinya Y menyebabkan X
2. Kausalitas dua arah :
Y  X, artinya ada hubungan simultan antara Y dan
X karena Y menyebabkan X,
dan X mentebabkan Y.
Persamaan, kedua metode penelitian ini berusaha untuk melihat
adanya hubungan sebab-akibat, juga meliputi perbandingan
antargrup.
Perbedaaan utama, antara keduanya bahwa dalam penelitian
eksperimental, pernyataan “sebab” dikendalikan, sedang
dalam penelitian kausal komparatif tidak.
5. Dalam studi eksperimental, peneliti mengendalikan paling tidak
satu variabel bebas dan mengamati akibat yang terjadi kepada satu
atau lebih variabel terikat. Esensi dari eksperimen adalah
pengendalian.
Contoh penelitian
• Pengaruh kausal
jenis komparatif
kelamin terhadap: keberhasilan lulusan Program
Magister ekonomika Pembangunan (MEP). Variabel bebas adalah jenis
kelamin, sedangkan variabel terikat adalah keberhasilan kerja.
Keberhasilan lulusan MEP pria akan dibandingkan dengan keberhasilan
lulusan MEP wanita.
• Dampak tingkat kedewasaan orang tua terhadap tingkat absensi
karyawan. Variabel bebas adalah kedewasaan orang tua (karyawan
mempunyai orang tua yang bersikap dewasa ataukah tidak), variabel
terikat adalah absensi. Kedua grup karyawan diidentifikasi, kemudian
absensi dari kedua grup karyawan tersebut diperbandingkan.
6.Penelitian kausal komperatif, variabel bebas merupaka
hal yang sudah terjadi dan tidak dikendalikan.

Contoh penelitian kausal


•komparatif
Pengaruh : jenis kelamin terhadap keberhasilan lulusan Program
Magister ekonomika (MEP). Variabel bebas
Pembangunan
jenis kelamin, sedangkan variabel terikat
adalahadalah keberhasilan
Keberhasilan lulusan MEP
kerja. akan dibandingkan
pria
keberhasilan lulusan MEP wanita. dengan
• Dampak tingkat kedewasaan orang tua terhadap tingkat
absensi karyawan. Variabel bebas adalah kedewasaan orang tua
(karyawan mempunyai orang tua yang bersikap dewasa ataukah
tidak), variabel terikat adalah absensi. Kedua grup karyawan
diidentifikasi, kemudian absensi dari kedua grup karyawan tersebut
diperbandingkan.
E. Metode Penelitian Yang Dipilih

Metode yang terbaik adalah metode yang paling tepat


untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Suatu permaslahan umum yang sama, mungkin dapat diteliti melalui
berbagai metode sehingga diperoleh hasil penelitian yang
memuaskan.

Pohon Keputusan
Hubungan
Untuk Memilih Metode
Variabel Bebas Prediksi
Penelitian Kondisi
sebab- Dikendalikan Hubungan Sekarang
Akibat Y Eksperim
ental
Kausal Komparatif
Y

Korelasional Deskriptif
Y Y

Historis
PARADIGMA
ILMU
PARADIGMA ILMU

POSITIVISTIK : FENOMENOLOGIS :
▪Hukum/prosedur baku ▪Pengalaman sehari-hari
▪Deduktif ▪Induktif
▪Nemotetik (Hukum kausal Universal) ▪Idiografik
▪Diperoleh dari Indra (Deskripsi realitas)
▪Bebas nilai (Fakta & Nilai Pisah) ▪Pemahaman makna
▪Tidak bebas nilai
KARAKTERISTIK PENELITIAN

KUANTITATI KUALITATIF
F ▪Situasi alamiah
▪Bertujuan ▪Analisis induktif
▪Sistematik ▪Kontak Langsung
▪Terkendali ▪Perspektif holistik
▪Objektif ▪Netralitas empatik
▪Tahan Uji ▪Fleksibilitas desain
▪Instrumen kunci : Peneliti
Tabel 1.
Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan
KARAKTERISTI Kualitatif
KUANTITATIF
K KUALITATIF
Istilah - Experimental - Etnografi
- Studi lapangan
- Data “Kasar” - Data lunak (soft data)
- Perspektif - Interaksi simbolik
- Empiris - Perspektif dalam naturalisme

- Positivisme - Etno metodologi


- Fakta sosial - Deskriptif
- Statistik - Observasi partsipan
- Phenomenologi
- Dokumen
- Sejarah hidup
- Studi kasus
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Konsep-konsep pokok - Variabel - Pemaknaan


- Operasional - Pemahaman awam
- Reliabilitas - Penggolongan
- Hipotesis - Definisi situasi
- Validitas - Kehidupan sehari-hari
- Signifikansi - Pemahaman
- Statistik - Proses
-- Structural struksi sosial
Afiliasi Teori Replikasi functionalisme -- Kon
Urutan negosisasi
- Realisme,positivisme
- Bentuk tujuan praktis
- Behaviorisme - Interaksi simbolik
- EMpiris logis - Etno metodologi
- Teori sistem - Fenomenologi
- Budaya
- Idealisme
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Afiliasi akademik - Psikologi - Sosiologi


- Ekonomi - Sejarah
- Sosiologi - Antropologi
Tujuan - Ilmu politik - Interaksi simbolik
- Mengetes teori - Etno metodologi
- menegakkan fakta - Fenomenologi
- Penggambaran statistik - Budaya
- Penunjukkan hub diantara - Idealisme
variabel
- Prediksi terstruktur,
ditentukan
- Terlebih dulu, formal,
khusus

- Desain sebagai rencana detail


dari operasional
KARAKTERISTIK KUANTITATI KUALITATIF
F

Penulisan proposal -Ektensif/luas -Cepat


penelitian
-Detail &Khusus dalam fokus -Spekulatif
-Detail&khusus dalam -Memperkirakan yang
prosedur mugkin berhubungan
dengan penelitian
-Melalui kajian literatur
-Menuliskan setelah data
-Menuliskan terlebih dahulu data terkumpul
yang terkumpul
-Tidak begitu menekankan
-Perumusan hipetesis kajian pustaka
Data -Kuantitatif pend ekatan

-pengelompokkan yang dapat -Pernyataan umum


dihitung -Deskriptif
-Penghitungan, pengukuran -Dokumen pribadi
-Operasional variabel -Catatan lapangan
-Statistik -Foto
-istilah subjek sendiri
-Dokumen dan temuan lain
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Sampel -Eksperimen -Kecil
-Stratifikasi -Tidak representatif
-Kelompok kontrol -Sampel teoritis
-Tepat/seksama
-Seleksi random
ekstr aneous
Teknik Metode -Kontrol
Eksperimen
terhadap variabel
-Observasi
-Kajian terhadap sejumlah
-Riset survei dokumen & temuan
-Interview terstruktur -Observasi partisipan
-Interview tak terbatas
-Eksperimen semu
-Observasi terstruktur
-Sejumlah data
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF
Hubungan dengan subjek -Dibatasi -Empati
-Jangka pendek -Mendasarkan pada
kepercayaan
- Terpisah
-Jauh
-Sejajar
-Subjek peneliti
-Hubungan yang intensif
Sarana & Alat -Inventori -Subjek sebagai teman
-Kuesioner -Tape perekam
-Pentaskrip
-Index
-Peneliti sebagai
-Komputer instrumen
--Skor tes
Analisis Data Skala
-Deduktif -Terus menerus
-Nampak pada kesimpulan -Model, tema, konsep
kumpulan ata
-Induktif
-Satistik
-Induksi analitis
-Metode perbandingan konstan
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF

Masalah dalam - Pengontrolan variabel lain -Membutuhkan waktu banyak


Penggunaan
- Penonjolan -Kesulitan mereduksi data
- Validitas -Reliabilitas
-Prosedur yang tidak terstandar
-Kesulitan meneliti populasi yang
luas
Science And Research
Choose Topic

Inform Others Focus Research


Question

Interpret Data Design Study

Analyze Collect Data

Steps in the research process


PERUMUSAN MASALAH
PERUMUSAN
MASALAH
Setelah topik permasalahan diketahui,
permasalahan spesifik perlu dipilih untuk penelitian
lebih lanjut.
Sumber utama dalam pemilihan permasalahan ini
adalah teori, studi empiris sebelumnya dan
pengalaman peneliti.
Permasalahan yang baik mempunyai beberapa
karakteristik tertentu. Pernyataan permasalahan
yang baik juga memenuhi beberapa kriteria tertentu.
Identifikasi Topik Penelitian
Topik yang seringkali sudah diteliti oleh peneliti lain, atau terlalu
sederhana, sehingga tidak perlu diangkat sebagai permasalahan dalam
penelitian.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam seleksi


topik penelitian adalah:

1. Apakah ada permasalahan ?


2. Apakah masalah tersebut dapat dipecahkan melalui
penelitian ?
3. Apakah masalah tersebut menarik untuk dipecahkan ?
4. Apakah masalah tersebut bermanfaat untuk
dipecahkan ?

Dari permsalahan yang bersifat umum tersebut akan


diambil (atau ditentukan) suatu permasalahan yang spesifik.
Sumber Permasalahan
Pertama , literatur atau bahan bacaan yang berhubungan dengan minat dan
pengetahuan peneliti.
Kedua, pengalaman (pribadi) merupakan sumber permasalahan yang cukup
banyak. Semakin banyak pengalaman seseorang, baik bagi peneliti atau
manajer, akan semakin banyak permasalhan yang didapatkannya untuk
suatu penelitian
Permasalahan yang baik, sebenarnya adalah permasalahan yang dirasakan
baik oleh peneliti, dalam empat macam hal sebagai berikut :
1. Peneliti mempunyai keahlian dalam bidang tersebut.
2. Tingkat kemampuan peneliti memang sesuai dengan tingkat
kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan
yang ada.
3. Peneliti mempunyai sumber daya yang diperlukan.
4. Peneliti mempertimbangkan kendala waktu, dana dan berbagai
kendala lain dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
Permasalahan yang dapat diperoleh dari penerapan teori ke dalam
praktek bisnis yang ada. Banyak teori yang relevan dengan
penelitian bisnis, misalnya, teori motivasi dan kepemimpinan serta
manajemen produksi, pemasaran dan keuangan.

Identifikasi permasalahan yang diturunkan dari teori membawa


beberapa keuntungan, yaitu :
1. Peneliti sudah mempelajari teori aplikasinya yang terkait
untuk menjawab permasalahan yang ada.
2. Formulasi hipotesis pada umumnya akan menjadi lebih baik mudah
dan jelas, karena mempunyai hubungan yang erat dengan teori.
3. Hasil penelitian akan memberikan kontribusi terhadap teori
yang dijadikan dasar untuk perumusan masalah.

Untuk melakukan penelitian diperlukan pengenalan masalah terutama


masalah yang terlihat samar dan sulit untuk diidentifikasi.
Karakteristik
Permasalahan
Penelitian
Karakteristik yang pertama adalah permasalahan tersebut dapat
diselidiki melalui penelitian melalui pengumpulan dan analisis data.
Penelitian dapat mengungkapkan bagaimana sekelompok karyawan
merasakan, atau bagaimana mereka berdikir tentang hal-hal
tertentu, namun penelitian tidak akan menjawab permasalahan
yang dirasakan oleh sekelompok karyawan tersebut.
Karakteristik yang kedua, mempunyai arti penting baik dari
latar belakang teori maupun praktek.
Pengertian
Perumusan
Masalah
Perumusan masalah adalah konteks dari penelitian
alasan mengapa penelitian diperlukan, dan petunjuk
yang mengarahkan tujuan utama (Evans, 1997 : 63)
Contoh :
Sebuah penelitian yang disponsori oleh Balitbang Departemen

Koperasi mengambil topik mengenai pengembangan industri


pedesaan melalui koperasi dan usaha kecil, merumuskan masalah
dengan pernyataan sebagai berikut (Bachruddin et al., 1996):
Masalah utama yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah
bagaimana profil dan pola industri pedesaan di daerah-daerah penelitian,
dan bagaimana format pola industri pedesaan yang tepat untuk
dikembangkan melalui koperasi dan usahan kecil.
Perumusan Masalah
Yang Baik :
a. Pada umumnya menunjukkan variabel yang menarik
peneliti hubungan deskriptif, di mana permasalahan
secara sederhana diungkapkan dalam suatu
pernyataan yang harus dijawab.
b. Menyusun definisi dari semua variabel yang relevan,
baik secara langsung maupun operasional. Definisi
operasional ini harus jelas dan spesifik sehingga tidak
menimbulkan berbagai macam penafsiran yang
berbeda, yang pada akhirnya akan “mengganggu”
pelaksanaan penelitian. Arti operasional adalah
penjelasan dalam terminologi operasional atau proses.
Perumusan masalah harus disertai dengan latar
belakang masalah. Latar belakang adalah segala
informasi yang diperlukan untuk memahami
perumusan masalah yang disusun oleh peneliti.
Dengan kata lain, latar belakang masalah merupakan
informasi yang diperlukan untuk mengerti
permasalahan yang ada.
Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah adalah apabila
manajemen mengetahui dan menyadari bahwa telah atau akan
terjadi situasi yang tidak diinginkan dalam perusahaan.
Beberapa situasi yang tidak diinginkan ini bisa terlihat
dengan jelas, misalnya, pemogokan karyawan, tingginya
tingkat perputaran karyawan, penurunan jumlah produksi,
pemilihan mesin pengganti dan sebagainya.
Bagi peneliti muda, pertanyaan yang sering timbul
adalah bagaimana permasalahan yang dapat diperoleh, atau
bagaimana melihat permasalahan yang layak untuk diteliti ?
Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penentuan permasalahan
penelitian adalah :
1. Kegunaan Penelitian
Aspek yang penting dalam pemilihan masalah penelitian adalah kegunaan
penelitian. Setiap ada permasalahan, pernyataan pertama adalah manfaat
yang diperoleh dari penelitian terhadap masalah tersebut.
Penelitian hanya dilakukan untuk penyelesaian masalah yang
mempunyai manfaat yang lebih besar daripada biayanya. Pada beberapa
penelitian tertentu, meskipun nilai penelitiannya tidak dapat diukur
dengan nilai moneter, kegunaannya sudah tidak diragukan lagi.
2. Prioritas
Banyak permasalahan yang memerlukan penelitian serta
mempunyai keguaan penelitian yang jelas dalam perusahaan. Namun
demikian, tidak semua dari permasalahan tersebut diangkat dari
permasalahan penelitian.
Manajemen menyusun daftar prioritas, sehingga dapat
diketahui permasalahan yang mana akan diteliti lebih dulu.
3. Kendala Waktu dan Dana
Prioritas yang disusun oleh manajer adalah kendala waktu dan
dana. Suatu penelitian yang jelas berguna dan mendapatkan prioritas
untuk diteliti, mungkin belum juga dilakukan penelitian karena
keterbatasan dana.
4. Dapat Diselidiki
Dua hal dapat tidaknya suatu permasalahan untuk diselidiki,
karena masalah tersebut secara teoritis tidak dapat diselidiki, atau belum
terdapat
teori dasar menyelidiki sehingga baru pada saat nanti ada
kemungkinan dapat diselidiki.
5. Kemampuan Peneliti
Hal yang perlu dipertimbangkan :
• Kendala waktu dan dana
• Tersedianya data yang diperlukan
• Tingkat keahlian peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
Identifikasi lokasi, dan analisis dari dokumen yang
berisi informasi yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian secara sistematis.
Dokumen ini meliputi jurnal, abstrak, tinjauan pustaka, buku,
data statisktik, dan laporan penelitian yang relevan.

TUJUAN UTAMA dari tinjauan pustaka adalah untuk melihat apa


saja yang sudah pernah dilakukan sehubungan dengan masalah yang
diteliti. Selain menghindarkan diri dari duplikasi penelitian, tinjauan
pustaka juga dapat menghasilkan pengertian dan pandangan yang
lebih jauh tentang permasalahan yang diteliti.
Tiga hal berikut dapat dipertimbangkan sebagai masukan
untuk menentukan seberapa jauh tinjauan pustaka perlu dilakukan.
Pentingnya Tinjauan Pustaka
1. Semakin banyak tinjauan pustaka tidak selalu berarti
semakin baik. Tinjauan pustaka yang sedikit namun
terorganisir dengan rapi dan terkait erat dengan penelitian
yang dilakukan adalah lebih baik daripada tinjaun pustaka
yang banyak namun tidak terarah dan tidak berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan.
2. Bidang penelitian yang telah sering dilakukan
memerlukan fokus yang lebih terpusat daripada area baru di
mana penelitian
masih jarang dilakukan.
3. Sebaliknya apabila penelitian yang dilakukan adalah
pada bidang yang belum atau masih jarang dilakukan
penelitian, pembatasan fokus menjadi agak lebar.
SUMBER PUSTAKA
BUKU TEKS, ENSIKLOPEDIA, JURNAL
DAN BERBAGAI MACAM ARTIKEL
TENTANG BISNIS DAN EKONOMI YANG
LAZIM DIGUNAKAN OLEH PENELITI.
ABSTRAKSI PENELITIAN YANG TELAH
DILAKUKAN JUGA MERUPAKAN
SUMBER TERBAIK.
KERANGKA TEORITIS
Arti Teori
Teori adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang
saling berkaitan dan digunakan untuk menjelaskan
hubungan yang timbula antara beberapa variabel yang
diobservasi.
Formulasi teori adalah upaya untuk mengintegrasikan
semua informasi secara logis sehingga alasan atas
masalah yang diteliti dapat dilonseptualisasikan dan
diuji.
Penyusunan teori memang merupakan tujuan utama dari
ilmu karena teori merupakan alat untuk menjelaskan dan
memprediksikan fenomena yang diteliti. Teori selalu
berdasarkan fakta, didukung dalil dan proposisi.
Konsep
Suatu konsep (concepts) adalah sejumlah pengertian atau
karakteristik, yang dikaitkan dengan peristiwa,
objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu.
Dengan kata lain, konsep adalah pendapat abstrak
yang digeneralisasikan dari fakta tertentu.
Konsep amat menentukan karena sukses suatu riset
tergantung dari:
•Seberapa jelas kita mengkonseptualisasikan sesuatu.

•Seberapa jauh orang lain dapat memahami konsep yang


kita pergunakan.
Konstruk
“Konstruk ”(construct) adalah jenis konsep
yang berada dalam tingkatan abstraksi tertentu
yang lebih
tinggi daripada konsep dan diciptakan untuk tujuan
teoritis tertentu.
Konstruk dapat berupa sebuah pandangan atau
pendapat yang biasanya ditemukan untuk sebuah
penelitian dan atau pembentukan teori
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan yang berkaitan dengan
hubungan antara konsep-konsep yang ada dan pernyataan
dari hubungan universal antara kejadian-kejadian yang
memiliki karakteristik tertentu.
Dalam memahami perilaku konsumen/pelanggan,
para ahli pemasaran mengajukan proposisi bahwa
kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari kinerja
produk yang dirasakan oleh pelanggan dan harapan
pelanggan terhadap produk tersebut (Kotler, 2000: 58).
Teori
Tingkat Proposisi
Abstraksi

Konsep
(Concepts)

Observasi terhadap obyek


dan Kejadian (Realita)

mendorong kepuasan loyalitas konsumen, maka


meningkatnya
Menyadari bahwa
banyak
pelangganperusahaan
yang tinggibertujuan
akan mencapai TCS, Total
Customer Satisfaction, total kepuasan pelanggan.
Variabel
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau
mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang
berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai
dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk objek
atau orang yang berbeda.
Contoh variabel antara lain skor ujian,
angka ketidakhadiran (nol samai semua A) dan motivasi
(sangat rendah-sangat tinggi).
Empat Bagian Utama Variabel
(Kuncoro, 2001: Sekaran, 2000: Bab 5):
1. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama
dalam sebuah pengamatan. Pengamat akan dapat memprediksikan atau
menerangkan variabel dalam variabel dependen beserta perubahannya yang
terjadi kemudian.
2. Variabel Dependen adalah variabel yang dapat mempengaruhi
perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif
ataupun yang negatif bagi variabel dependen nantinya. Variasi dalam
variabel dependen merupakan hasil dari variabel dependen.
3. Moderating variabel adalah variabel yang mempunyai dampak
kontinjensi (contingent effect) yang kuat pada hubungan variabel independen
dan variabel dependen.
4. Intervening variabel adalah faktor yang secara teori berpengaruh
pada fenomena yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur atau
dimanipulasi, namun dampaknya dapat disimpulkan berdasarkan
dampak variabel independen dan moderating terhadap fenomena yang
diamati, intervening variabel ini dapat membantu kita dalam
menjelaskan bagaimkana mengkonsepsi hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen.
Masalah yang sering muncul

Masalah yang sering muncul adalah, bagaimana


menggolongkan sebuah variabel menjadi variabel
independen, moderating variabel, atau intervening variabel.
Pertanyaan diatas akan dijawab melalui contoh teori
efektifitas organisasi yang disederhanakan
menggunakan gambar berikut: dengan
Kerangka Teoritis

Kerangka Teoritis adalah pondasi utama di mana


sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan. Hal ini
merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara
logis diterangkan, dikembangkan dan dieloborasi dari
perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses
wawancara, observasi dan survei literatur.
antara survei
literatur
dan kerangka
Hubungan antara survei literatur dan kerangka teoritis adalah
survei literatur meletakan pondasi yang kuat

teoritis
untuk membangun kerangka teoritis.
5 faktor yang memberikan peranan penting yang harus
dipenuhi dalam membangun kerangka teoritis adalah:
1. Variabel yang relevan harus dapat dijelaskan dan disebutkan
dalam diskusi.
2. Diskusi haruslah dapat meuwujudkan bagaimana dua atau lebih
variasi itu berhubungan satu sama lain.
3. Jika jenis dan arah hubungan tadi dapat diterima secara
teori berdasarkan atas penelitian sebelumnya, maka harus ada
indikasi pada diskusi apakah hubngan tadi bersifat positif atau
negatif.
4. Harus ada penjelasan secara jelas kenapa kita akan
mengharapkan hubungan tersebut terus bertahan.
5. Skema diagram yang menjelaskan kerangka teoritis harus dapat
diperlihatkan sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah
bagaimana hubungan antar variabel secara teoritis.
Diagram Skematis Kerangka Teoritis
dengan Memasukan Intervening
Variabel
Diagram Skematis Kerangka Teoritis
dengan Memasukan Moderating
Variabel
Hipotesis
Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perjalanan
sementara tentang perilaku atau keadaan tertentu
yang telah terjadi atau akan terjadi atau akan
terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti
tentang hubungan antara variabel-variabel dalam
penelitian, serta merupakan pernyataan yang
paling spesifik.
Fungsi Hipotesis
Fungsi dari hipotesis sebagai pedoman untuk dapat
mengarahkan penelitian agar sesuai dengan
apa yang kita harapkan.
Karakteristik Hipotesis
1. Konsisten dengan penelitian sebelumnya
Hipotesis harus rasional
Mengikuti penelitian yang telah ada dan mengundang penelitian berikutnya.
Mempunyai kontribusi terhadap teori dan praktek untuk manajemen dan
ekonomi.
2. Penjelasan yang masuk akal
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang ada, oleh karena itu
sudah seharusnya merupakan penjelasan yang masuk akal.
3. Perkiraan yang tepat dan teratur
Pernyataan perkiraan hubungan (atau perbedaan) antara dua (atau lebih) variabel
secara jelas dan tepat, serta menidentifikasi variabel tersebut dalam terminologi
operasional dan terukur.
4. Dapat diuji
Hipotesis yang dinyatakan dengan formulasi yang baik akan dapat diuji melalui
uji hipotesis. Berdasarkan dat yang dikumpulkan, dapat dilakukan uji hipotesis
sehingga dapat diketahui apakah hipotesis yang telah disusun dapat diterima atau
ditolak.
Jenis Hipotesis
Hipotesis dapat diklarifikasikan melalui:
• Bagaimana hipotesis tersebut diperoleh (diturunkan).
Disini dibedakan antara hipotesis induktif dan hipotesis deduktif.
Hipotesis induktif, akan menyusun generalisasi berdasarkan
observasi. Hal ini sangat berguna, namun mempunyai
keterbatasan dalam bidang terapan ilmu dalam arti belum tentu
hasil generalisasi ini benar dapat digunakan dalam bidang yang
lebih luas.
Hipotesis deduktif menggunakan perluasan logika dari penemuan-
penemuan yang telah ada, atau didasarkan pada hal-hal yang
bersifat umum yang telah diterima kebenarannya. Dengan kata
lain, hipotesis deduktif adalah bergerak dari hal-hal yang bersifat
spesifik.
• Bagaimana hipotesis dinyatakan.
Hipotesis diklarifikasikan sebagai hipotesis penelitian
dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan (deklaratif), sedangkan
hipotesis statistik dalam bentuk hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Ha).
Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dinyatakan
dengan jelas dan ringkas, menyatakan hubungan
antara dua variabel dan menjelaskan variabel tersebut
dalam terminologi operasional yang terukur.
Contoh untuk penelitian eksperimental adalah:
Seseorang yang memperoleh perlakuan
perawatan tertentu akan dapat menyelesaikan tugas
tertentu dengan lebih baik daripada seseorang
lain yang tidak memperoleh perlakuan tersebut
Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan bagian yang sangat penting
di dalam penelitian. Bagian ini yang menentukan
apakah penelitian yang dilakukan cukup ilmiah
atau tidak.

Dalam praktek, dikenal dua macam cara pengujian


hipotesis: cara langsung dan cara hipotesis nol (Neuman,
2000: 131). Pengujian secara langsung dilakukan dengan
mencari bukti yang memungkinkan untuk menolak
atau menerima hipotesis. Dengan cara ini berarti
hipotesis digunakan untuk meprediksikan suatu
hubungan. Hipotesis nol, di lain pihak, tidak
memprediksikan suatu hubungan.
PEMILIHAN SAMPEL
Pemilihan Sampel
Beberapa Terminologi Yang Sering Digunakan
Para peneliti sering menggunakan beberapa istilah atau jargon teknis
dalam penelitian. Terminologi yang dimaksud adalah :
ELEMEN
Unit di mana data yang diperlukan akan dikumpulkan. Elemen dapat
dianalogikan sebagai unit analisis
Populasi
Kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek,
transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya
atau menjadi objek penelitian (kuncoro. 2001: Bab 3).
Suatu populasi, sebagai contoh, meliputi :
•Semua angkatan kerja yang bekerja di Indonesia
• Semua pemilih yang tercatat di Propinsi di Indonesia
• Semua mobil yang diproduksi tahun yang lalu di Indonesia
• Semua stok suku cadang yang dimiliki oleh Astra Grup
• Semua jaringan outlet penjualan yang dimiliki oleh Es Teler 77
•Semua kecelakaan yang terjadi di jalan tol Jakarta-Merak selama
musim liburan
Unit Pengambilan Sampel
Sekelompok elemen tidak tumpang tindih
yang dengan populasi

Kerangka Sampel
Reperesentasi fisik dari objek, Individu, Kelompok,
yang sangat penting dalam penentuan sampel

Sampel
Suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.
Misalnya, suatu perusahaan sedang diaudit
tingkat kesalahan dalam pencatatan rekeningnya.
Daripada mengamati semua rekening dalam suatu
perusahaan yang jumlahnya, misalnya 5.500
rekening, seorang auditor bisa saja memilih dan
mengamati sampel hanya sebanyak 100 rekening
Alasan Pemilihan Sampel
Dalam penelitian, seorang peneliti seringkali menggunakan sampel dengan
beberapa pertimbangan. Inilah yang disebut dengan sampling, yaitu proses
memilih sejumlah elemen dari populasi yang mencukupi untuk
mempelajari sampel dan memahami karakteristik elemen populasi
(Sekaran, 2000 : 268).
1. Kendala Sumberdaya
Kendala waktu, dana dan sumber daya lain yang terbatas
jumlahnya. Penggunaan sampel akan menghemat sumberdaya
untuk menghasilkan penelitian yang lebih dapat dipercaya daripada
sensus
2. Ketepatan
Melalui pemilihan desain sampel yang baik, peneliti
akan memperoleh data yang akurat, dengan tingkat
kesalahan yang relatif rendah.
3. Pengukuran Destruktif
Kadang-kadang pengukuran yang dilakukan merupakan
pengukuran destruktif. Sebagai contoh, apabila
perusahaan kita memproduksi ban dan kita harus
menguji seberapa kemampuan tiap ban dalam
menyimpan udara dengan meniup setiap ban sampai
meletus, maka kita tidak memiliki lagi ban yang dijual
ke pasar.
Tahapan Pemilihan
Sampel
Penentuan target Populasi

Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel

Penentuan Metode Pemilihan Sampel Penentuan

Prosedur Pemilihan Jumlah Sampel

Penentuan Jumlah Sampel

Pemilihan Unit Sampel Aktual

Pelaksanaan Penelitian
Karakteristik Sampel yang Baik
Sampel yang baik umumnya memiliki beberapa karakteristik.
Karakteristik yang dimaksud setidaknya meliputi :
1. Memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan
yang berhubungan dengan besaran sampel
untuk memperoleh
2. Mengidentifikasikan probabilitas dari setiap unit analisis untuk
menjadi sampel
3. Memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh
(misalnya kesalahan) dalam pemilihan sampel daripada harus
melakukan sensus.
4. Memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan yang
diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dai sampel
statistika.
A. Beberapa Metode Pemilihan Sampel
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random sampling)
Sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit
penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel
2. Pengambilan Sampel Sistematis (Systematic Sampling)
Suatu metode pengmabilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja
dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya
dipilih secara sistematis meirut suatu pola tertentu
Contoh : andaikan satuan-satuan elementer dalam suatu populasi
berjumlah 50, yang diberi nomor urut dari 1 sampai 50, dan besar sampel
yang akan
diambil 10, maka :

10
50
k 5
3. Pengambilan Sampel Gugus Sederhana
(Simple Cluster Sampling)
Dalam praktek, kerangka sampel (sampling frame) yang
digunakan untuk dasar pemilihan sampel tidak tersedia atau
tidak lengkap, dan biaya untuk membuat kerangka sampel
tersebut terlalu tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
unit-unit analisa dalam populasi digolongkan ke alam gugus-
gugus yang disebut clusters, dan ini akan merupakan satuan-
satuan darimana sampel akan diambil. Jumlah gugus yang
diambil sebagai sampel harus secara acak. Kemudian unsur-
unsur penelitian dalam gugus–gusus tersebut
Misalnya, seorang peneliti ingin meneliti besarnya penapatan
per bulan dari tiap-tiap keluarga di suatu desa. Karena tidak
terdapat data mengenai jumlah keluarga di desa tersebut, maka
desa tersebut dibagi menjadi dukuh-dukuh. Dukuh itu
dijadikan gugus atau unsur sampling. Dukuh yang ada diberi
nomor, dan dipilih secara acak sebuah dukuh atau lebih
sebagai sampel. Karena unsur penelitian adalah keluarga atau
Rumah Tangga, maka semua Rumah Tangga yang ada dalam
gugus yang terpilih yang diteliti
5. Pengambilan Sampel gugus Bertahap (dua
atau lebih)
Dalam praktek sering kita jumpai populasi yang
letaknya sangat tersebar secara geografis, sehingga
sangat sulit untuk mendapatkan kerangka sampel
dari unsur-unsur yang terdapat dalam populasi
tersebut.
Untuk mengatasi hal ini maka unit-unit analisa
dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang
merupakan satuan-satuan darimana sampel akan
diambil.
Pengambilan sampel melalui tahap-tahap tertentu. Jadi
satu populasi dapat dibagi-bagi dalam gugus tingkat
pertama; gugus-gugus tingkat kedua; dan gugus-
gugus tingkat kedua masih dapat pula dibagi dalam
6. Pengambilan Sampel Wilayah (Area Sampling)
Cara lain dalam pengambilan sampel bagi populasi yang
tidak dapat dibuat kerangka sampelnya ialah dengan
pengambilan sampel wilayah. Untuk ini dibutuhkan
peta atau potret udara yang cukup jelas dan terperinci
dari wilayah yang akan diteliti
Seluruh wilayah penelitian yang terdapat dalam peta atau
potret udara dibagi dalam segmen-segmen wilayah yang
mengandung jumlah unit penelitian. Jika jumlah unit
penelitian dalam setiap segmen wilayah tidak dapat
diketahui atau diduga, maka boleh juga misalnya
menggunakan satuan-satuan blok perumahan, pertokoan,
atau blok sensus.
7. Pengambilan sampel Purpossive dan
Quota sampling
Metode pengambilan sampel yang tidak acak, misalnya
Purpossive sampling dan Quota sampling. Memilih sub
grup dari populasi sedemikian rupa sehingga sampel yang
dipilih mempunyai sifat yang sesuai dengan sifat-sifat
populasi. Jadi harus mengetahui lebih dulu sifat-sifat
populasi tersebut dan sampel yang akan ditarik diusahakan
supaya mempunyai sifat-sifat populasi tersebut.
Walaupun hasil penelitian dari sampel semacam ini tidak
dapat digunakan sebagai dasar dari test statistik, tetapi
hasil yang didapat tidak jauh menyimpang dari sifat-sifat
populasinya (Miller, 1970 : 56). Contoh, Penelitian
terhadap bentuk dan perilaku mobilitas penduduk pada
masyarakat padi sawah di kabupaten Bantul dan Sleman
yang dilaksanakan oleh I.B. Mantra pada tahun 1975
(Mantra, 1978: 50).
Untuk mengatasi masalah di atas pemilihan dua
dukuh penelitian diadakan secara purposive
mengingat :
1. Kedua kabupaten tersebut mempunyai tiga bentuk
mobilitas penduduk, yaitu nglaju (commuting),
sirkulasi (circulation), dan imigrasi (migration).
2. Penduduk yang umumnya terdiri dari
petani subsistance
3. Merupakan daerah persawahan yang subur
4. Merupakan masyarakat dengan kebudayaan, cara
hidup, dan organisasi sosial yang sama.
B. Besarnya Sampel
Empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan
besarnya sampel dalam suatu penelitian adalah :
 Derajat Keseragaman ( degree of homogenity) dari populasi.
Makin seragam populasi itu, makin kecil sampel yang dapat
 diambil
Presisi yang dikehendaki dari penelitian. Makin tinggi tingkat
presisi (ketepatan/ketajaman) yang dikehendaki, makin besar
 sampel yang harus diambil.
Rencana Analisis. Adakalanya besarnya sampel sudah
mencukupi sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau
 dikaitkan dengan kebutuhan analisa, maka jumlah sampel
tersebut kurang mencukupi.
Tenaga, biaya & waktu. Kalau menginginkan presisi yang tinggi
maka jumlah sampel harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga
dan waktu terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mengambil
sampel yang besar, dan ini berarti bahwa presisinya akan
menurun.
C. Jenis Data
1. Data kuantitatif vs kualitataif
Data Kuantitatif : Data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka)
- Data interval : Data yang diukur dengan jarak di antara dua titik pada
skala yang sudah diketahui. Sebagai contoh : suhu
udara dalam celcius berkisar anatara interval 0 derajat
hingga 100 derajat; nilai GMAT atau TOEFL bagai
mahasiswa yang mau belajar di luar negeri; jumlah
bulan dalam satu tahun
- Data rasio : Data yang diukur dengan suatu proporsi.
Sebagai contoh : persentase jumlah penganggur di
propinsi X; nilai inflasi Indonesia pada tahun 2000
- Data Nominal:Data yang dinyatakan dalam bentuk
kategori
- Data Ordinal : Data yang dinyatakan dalam bentuk
kategori, namun posisi data yang tidak sama
derajatnya karena dinyatakan dalam skala peringkat
2. Data Menurut Dimensi Waktu
Data Runtut : data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada
(time-series) suatu variabel tertentu
Data harian : Misalnya data kurs Rp / US$ setiap hari, data indeks harga
saham per hari.
Data mingguan : Misalnya data pengunjung rumah sakit setiap minggu (7 hari)
Data bulanan : Misalnya data suku bunga deposito dengan jangka waktu
satu bulan (30 hari)
Data Kuartalan : Misalnya data penjualan setiap 3 bulan.
Data tahunan : Misalnya data penapatan nasional setiap tahun (12 bulan).
Data silang tempat: data yang dikumpulkan pada suatu waktu (cross section)
3. Data Menurut Sumber
Data Internal : Berasal dari dalam organisasi tersebut atau eksternal
(berasal dari luar organisasi).
Data Primer : Data yang diperoleh dengan survei lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data original.
Data Sekunder : Data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data
dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Interval
4. Jenis Data
Kuantitatif
Rasio

Kualitatif Nominal

Data Ordinall

Runtut Waktu

Dimensi Waktu
Silang Tempat

Pooling

Internal

Eksternal
Sumber
Primer

Sekunder
3. Data Sekunder sebagai Sumber Informasi yang diperoleh dari
Berbagai Sumber

Distribusi Tradisional Data Sekunder

Jalur tidak langsung Jalur langsung


dengan perantara

Penyedia Informasi Penyedia Informasi


(Pemerintah) (Pemerintah)

Perpusatakaan
(penyimpanan dokumen
& buku
milik
pemerintah)

Perusahaan Pemakai Perusahaan Pemakai


Pengukuran dan Desain
Instrumen
1. TEKNIK PENGUKURAN
Aturan dan prosedur yang digunakan untuk menjembatani antara
apa yang ada dalam konsep dengan apa yang terjadi di dunia nyata.
2. DESAIN INSTRUMEN
Penyusunan instrumen pengumpulan data untuik mendapatkan
data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah penelitian.
3. KOMPONEN PENGUKURAN
Ada tiga komponen yang dibutuhkan dalam setiap pengukuran,
yaitu:
(1) kejadian empiris (empirical events) yang dapat diamati;
(2) penggunaan angka (the use of numbers) untuk
menggambarkan kejadian tersebut;
(3) sejumlah aturan pemetaan (set of mapping rules).
Kejadian empiris merupakan sejumlah ciri-ciri dari objek, individu
atau kelompok yang dapat diamati. Contoh, bila kita ingin
mempelajari hubungan antara jenis kelamin administrator dan
kepuasan kerja
bawahan-bawahannya.
4.Komponen
Penggunaan angka
pengukuran kedua adalah penggunaan
angka untuk menggambarkan kejadian empiris. “Angka” adalah
numetik atau simbol-simbol lain yang digunakan untuk
mengidentifikasi.
5. Pengukuran
Komponen terakhir yang penyting dari setiap
pengukuran adalah sejumlah aturan pemetaan, yaitu pernyataan
yang menjelaskan arti angka terhadap kejadian empiris. Misalnya,
dalam kasus di atas,
aturan pemetaan mengenai jenis kelamin administrator
memberikan angka 1 bila pria dan angka 2 bila wanita. Sementara
untuk kepuasan kerja bawahan, aturan pemetaannya adalah - 2 bila
sangat tidak puas,
- 1 bila tidak puas, 0 bila netral (puas/tidak puas), 1 bila
puas, dan 2 bila sangat puas. Aturan-aturan ini menggambarkan
dengan gamblang ciri-ciri apa yang kita ukur. Aturan-aturan
pemetaan disusun oleh penelitian untuk tujuan studi.
6. Tabel contoh hubungan antara 3 komponen pengukuran
Mengukur jenis kelamin administrator Mengukur kepuasan kerja bawahan

Kejadian Aturan pemetaan Angka Angka Aturan pemetaan Kejadian


empiris empiris

Jenis Angka 1 jika pria 1 atau -2,-1, -2 bila sangat tidak Kepuas
kelamin Angka 2 jika 2 0,1, puas an kerja
administrato wanita atau 2 -1 bila tidak bawaha
r puas 0 bila n
netral
1 bila puas
2 bila sangat
puas
1 -2

-1
0
JOHAN
+1
+2
SOM A -2

-1
2 0
+1
RENA
+2

SUM 1

I
-2
-1
2 0
+1
AND
+2
I
-2
-1
0
+1 SEKAR
+2
7. SKALA PENGUKURAN
Dalam mengevaluasi skala pengukuran, harus
diperhatikan dua hal: (1) validitas; (2) reliabilitas.
Validitas
Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan
apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang
seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia
tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau
melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Secara konseptual,
dibedakan 3 macam jenis validitas (Sekaran, 2000: 207-8), yaitu:
validitas isi (contens validity), validitas
yang berkaitan dengan kriteria (criterion-related validity),
validitas konstruk (construct validity).
1.Validitas isi(contens validity)
Validitas isi memastikan bahwa ukuran telah cukup
memasukkan sejumlah item yang representatif dalam menyusun
sebuah konsep. Semakin besar skala item dalam mewakili
semesta konsep yang diukur, maka semakin besar validitas isi.
Dengan kata lain, validitas isi adalah sebuah fungsi yang
menunjukkan seberapa baik dimensi an elemen sebuah konsep
Menguji Kenbaikan Ukuran; Bentuk Reliabilitas dan Validitas

S ta bilita
s
P a ra llel-reliability
R elia b form
ilitas(
akura Interitem consiste nc
K ebaik si uku y reliability
an K onsiste
(G oodn Vr a
a lni )d i t a
s nsi
ess)dat S plit-ha lf
a (apakah
kita m en
gukur ha
lyang b e
nar)

Valid Validita s y C ongruent


ita s lo ang validity
gis (i berkaitan (konstru
si) de ngankrit k)
eria

Face va P red C oncu C onver D iskri


lidity iktif rent gent m inan

Anda mungkin juga menyukai