Anda di halaman 1dari 27

TAHAPAN RISET DALAM

PENELITIAN KOMUNIKASI
Tahapan Riset

¨ Tahapan atau proses riset bukanlah sebuah proses yang


sederhana, melainkan proses yang memerlukan
beberapa tahapan kegiatan.
¤ Pertama, adalah menanyakan pertanyaan (asking question).
Tahap ini merupakan tahap yang menyertai seluruh proses
periset.
¤ Kedua, adalah observasi (observation). Di sini periset melakukan
pengamatan terhadap suatu objek.
¤ Ketiga, adalah mengkonstruksi jawaban (constructing answers).
Pada tahap ini periset mencoba mendefinisikan,
menggambarkan, dan menjelaskan serta memberikan penilaian.
Upaya mengkonstruksi jawaban ini selain mengacu dan menguji
teori juga pada akhirnya dapat menghasilkan pengetahuan atau
teori baru.
Tahapan Riset
Lanjutan
¨ Ketiga tahap yang dimaksud bukan sebuah proses linear, melainkan
sebuah proses yang memungkinkan setiap tahap saling memengaruhi.
¨ Observasi sering menstimuli munculnya pertanyaan atau masalah baru.
¨ Teori sering memunculkan pertanyaan baru dan menentukan metode
observasi apa yang harus dilakukan.

Question

Theory Observation
Perumusan Masalah
(Latar Belakang Masalah)

¨ Riset adalah upaya untuk menjawab permasalahan


yang dirumuskan.
¨ Sebelum merumuskan masalah, periset harus
mendeskripsikan latar belakang masalah (LBM).
¨ Latar Belakang Masalah (LBM) berisi deskripsi tentang:
¤ Mengapa permasalahan itu muncul?
¤ Mengapa permasalahan itu menarik dan penting diriset?
¤ Apakah ada kesenjangan antara tataran teoretis dengan
realitas di lapangan. Misalnya, kampanye penggunaan
kompor gas dilakukan secara gencar, tetapi banyak orang
masih memilih minyak tanah. Berarti ada kesenjangan
antara yang diharapkan dengan kenyataan.
¤ Apa yang diriset dan bagaimana merisetnya?
Perumusan Masalah
(Latar Belakang Masalah)
Lanjutan
¨ Deskripsi latar belakang harus menampilkan bukti,
informasi tambahan, dan contoh-contoh.
¨ Bukti bisa berasal dari riset sebelumnya atau dapat
ditarik secara logis; informasi tambahan dalam mende-
finisikan masalah, menunjukkan makna masalah, mem-
berikan “bingkai” teori.
¨ Bukti, informasi tambahan, dan contoh-contoh diperlu-
kan untuk memperkuat dan memperkaya uraian LBM.
¨ Bahan membuat LBM ini bisa diperoleh dari pengamat-
an, seminar, diskusi, media massa, riset sebelumnya,
artikel atau data-data sekunder (misalnya dokumen).
What’s the problem

Research Method
• Field Observation Content
analysis
Conceptualization • Experiments
Population & Sampling
What are the meanings of • Evaluation
Whom do you want to be
the concepts & variables • Survey
able to draw conclusion
you want to study? • Focus Group
about? Who will be
observed for that purpose?
Getting the Data
Operationalization
How will you actually
measure the variables you Data Processing What are all the
want to study Transforming data into usable form variables that could
affect your research -
everys, problems, and
Analysis
Interpreting the data - what it means & so on?
conclusions

Implementation
Putting it all to use in your PR Campaign

Evaluation did it work? Tahapan Riset


How well?
Perumusan Masalah
(Latar Belakang Masalah)
Lanjutan
¨ Contoh yang akan diriset: “korelasi antara tingkat
kognitif tentang AIDS dan frekuensi penggunaan
narkoba”
¤ LBM-nya mesti menjelaskan mengapa ini penting diriset,
mengapa yang diriset AIDS bukan lainnya atau apa kaitan
AIDS dengan narkoba?
¤ Adakah kesenjangan antara tataran teoretis (seharusnya)
dengan kenyataan, yaitu penderita AIDS terbanyak adalah
pengguna narkoba, sementara sosialisasi AIDS begitu men-
jamur sehingga asumsinya masyarakat akan takut menggu-
nakan narkoba. Tetapi, kenyataannya pengguna narkoba
kok makin banyak. Ada apa ini?
Perumusan Masalah
(What is the Problem?)

¨ Perumusan masalah dirumuskan dalam kalimat


tanya.
¨ Perumusan masalah mengandung konsep-konsep
yang akan diriset atau dengan kata lain berada di
level konseptual.
¤ Misalnya, perumusan masalah “Bagaimana profil
penonton SCTV?” ini adalah contoh jenis riset diskriptif
karena hanya satu konsep, yaitu konsep profil
penonton.
Perumusan Masalah
(What is the Problem?)
Lanjutan
¨ Dalam riset komunikasi, ketika merumuskan masalah
perlu mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan:
¤ Apakah masalah yang akan diriset fenomena komunikasi
atau tidak? Anda harus mengaitkan dengan objek formal
komunikasi.
¤ Apakah hasil riset bermanfaat bagi pengembangan ilmu
dan masyarakat? Hal yang baru?
¤ Apakah permasalahan tersebut sesuai dengan minat periset
atau tidak?
¤ Apakah riset dapat dilaksanakan atau tidak? Disini harus
mempertimbangkan: waktu, dana, tenaga, perizinan,
kemampuan teoritis, dll.
Perumusan Masalah
(What is the Problem?)
Lanjutan

¨ Perumusan masalah yang baik harus dapat


menjelaskan beberapa hal penting seperti metode
risetnya, objek risetnya, hubungan antar-variabel
(untuk eksplanasi), dan tujuan riset.
¨ Perumusan masalah adalah titik tolak sebuah proses
riset yang menentukan desain riset.
Perumusan Masalah
(What is the Problem?)
Lanjutan
¨ Permasalahan riset dapat berasal dari berbagai sumber.
¤ Periset dapat merumuskan permasalahan dari pengalaman
pribadinya.
n Misalnya, periset adalah dosen universitas X, maka dari pengalaman
pribadinya, ia ingin meriset bagaimana pengaruh kepuasan
komunikasi dengan motivasi kerja karyawan universitas X. Periset
dapat memperoleh sumber masalah dari dosen, periset senior atau
lembaga pemberi dana.
n Misalnya periset mendapatkan dana riset dari stasiun RCTI untuk
meneliti opini penonton terhadap progran sinetron RCTI.
¤ Permasalahan riset juga dapat diperoleh dari kegiatan
kepustakaan (literature review).
n Misalnya, periset membaca buku, jurnal, majalah bahkan menonton
televisi pun dapat menghasilkan masalah riset.
Tujuan dan Manfaat Riset (Signifikansi)

¨ Tujuan riset adalah menjawab permasalahan riset.


¨ Jika perumusan masalah dalam bentuk kalimat
tanya, tujuan berbentuk kalimat pernyataan.
¨ Manfaat riset berkorelasi dengan bab saran.
Artinya agar manfaat riset bisa dioptimalkan, maka
periset menyampaikan saran-sarannya.
¨ Pada dasarnya manfaat riset adalah sesuatu yang
diharapkan dapat tercapai melalui riset yang
dilakukan.
Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori (Menyusun
Kerangka Pemikiran/Conceptualizalion)

¨ Tinjauan pustaka (literatur review) berisi teori-teori,


konsep-konsep dan premis-premis yang relevan dengan
permasalahan.
¨ Tinjauan pustaka diperlukan sebagai alat analisis
periset. Jadi, sebelum terjun ke lapangan atau mela-
kukan pengumpulan data, periset diharapkan mampu
menjawab secara teoretis permasalahan penelitian.
Upaya menjawab masalah ini disebut kerangka
pemikiran.
¨ Kerangka pemikiran merupakan kajian tentang bagai-
mana huhungan teori dengan berbagai konsep yang
ada dalam perumusan masalah.
Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori
Jenis Kerangka Pemikiran

Kerangka
Pemikiran

Eksplanatif
Deskriptif
(Analitik)

Kerangka Kerangka
konsep teori

Hasilnya: Hasilnya:
Definisi teoritis dari Definisi teoritis dari
konsep/variabel konsep/variabel dan
hipotesis teoritis
Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori
Proses Penyusunan Kerangka Pemikiran

Menentukan teori dan


Teori dan premis dikaji/
Konsep premis (hasil penelitian
dianalisis secara kritis
sebelumnya)

Hipotesis riset Sintesis/kesimpulan


Penyusunan Perangkat Metodologi

¨ Memilih jenis metodologi atau pendekatan.


¨ Menentukan metode riset.
¨ Menentukan metode pengukuran atau prosedur
operasionalisasi konsep.
¨ Menentukan teknik pengumpulan data.
¨ Menentukan metode analisis data.
Penyusunan Perangkat Metodologi
Metodologi

¨ Menerangkan atau menjelaskan apa dan mengapa


sebuah pendekatan kita pilih.
¨ Misalnya yang dipakai adalah pendekatan atau
metodologi kuantitatif, maka dijelaskan apa itu
prinsip-prinsip kuantitatif dan mengapa itu yang
dipakai.
Penyusunan Perangkat Metodologi
Metode Riset

¨ Metode adalah cara atau teknik yang digunakan untuk


riset.
¨ Metode mengatur langkah-langkah dalam melakukan
riset.
¨ Penentuan metode riset, periset memilih metode apa
yang akan dipakai dalam mendekati dan mencari
data, apakah melalui metode survei, analisis isi,
eksperimen, semiotik, analisis historis, etnometodologi,
FGD atau pun observasi partisipan.
¨ Metode ini disesuaikan dengan permasalahan,
pendekatan, juga bentuk data yang diinginkan.
Penyusunan Perangkat Metodologi
Metode Pengukuran

¨ Penentuan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi


konsep dilakukan dengan memilih definisi konsep dan
menurunkannya dalam definisi operasional.
¨ Operasionalisasi konsep adalah tahap mengubah konsep agar
menjadi variabel yang dapat diukur.
¨ Pendefinisian ini berasal dari literature review atau premis-
premis (riset-riset sebelumnya). Konsep yang telah
dioperasional-kan, dalam riset eksplanatif dijadikan pedoman
untuk menyusun hipotesis riset.
Penyusunan Perangkat Metodologi
Teknik Pengurnpulan Data

¨ Teknik atau metode pengumpulan data merupakan


kelengkapan atau pengembangan metode riset
yang dipilih, agar data bisa dikumpulkan.
¤ Metode survei bisa menggunakan kuesioner,
¤ metode eksperimen bisa menggunakan kuesioner
dilengkapi observasi,
¤ FGD bisa menggunakan observasi dan interview,

¤ etnometodologi bisa menggunakan partisipan


observasi sebagai teknik pengumpulan datanya, dan
sebagainya.
Penyusunan Perangkat Metodologi
Teknik Analisis Data

¨ Harus disampaikan metode analisisnya apa (deskriptif


atau eksplanatif misalnya), alat untuk menganalisis
(misalnya, apa rumus statistiknya) dan prosedur
menganalisisnya.
¨ Teknik analisis data kuantitatif menggunakan statistik,
baik deskriptif maupun inferensial.
¤ Untuk eksplanatif, pada tahap ini mengubah hipotesis
penelitian menjadi hipotesis statistik.
¨ Analisis kualitatif bisa menggunakan teknik analisis
domain, semiotik maupun kritis ideologi.
¨ Teknik Analisis Data ini mencakup dua hal, yaitu analisis
data dan interpretasi data.
Penyusunan Perangkat Metodologi
Kesimpulan dan Saran

¨ Kesimpulan merupakan ringkasan dan sintesis dari hasil


analisis dan interpretasi data. Kesimpulan adalah
jawaban dari tujuan riset. Kesimpulan berada pada
tataran teoretis/konseptual sehingga periset mesti
menghindari kalimat-kalimat empiris.
Contoh: Komposisi penonton TV adalah 79% perempuan
dan 21% pria (empiris). Penonton TV didominasi oleh kaum
perempuan (konseptual).
¨ Saran merupakan jawaban dari bab manfaat. Saran
berisi rekomendasi periset agar di masa datang, apa
yang tertulis pada bab manfaat dapat dioptimalkan.
DESAIN RISET (PENELITIAN)

¨ Prosedur riset pada dasarnya berupa tahapan-


tahapan atau proses yang harus dilalui dalam
melakukan riset.
¨ Membuat sebuah desain riset sebenarnya
tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
a. Metodologi atau pendekatan yang digunakan;
b. Metode riset yang akan dipakai;
c. Jenis riset yang direncanakan; dan
d. Metode analisis data.
Desain Riset Kuantitatif

¨ Desain riset kuantitatif sudah dibuat sebelum riset


dilakukan atau sebelum periset terjun ke lapangan.
¨ Desain riset dibuat secara terstruktur dan sistematik
mulai dari perumusan masalah, definisi konsep, definisi
operasional, hipotesis sampai dengan teknik analisis
data.
¨ Harus diupayakan membuat desain yang pasti dan
tidak mudah mengubah, karena dapat mengabur-kan
variabel (variabel terlalu luas dan tidak jelas
indikatornya) yang akhirnya akan memengaruhi
instrumen dan analisis data.
Desain Riset Kuantitatif
BAB I Pendahuluan

¨ BAB I Pendahuluan, berisi:


1. Latar belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Riset
4. Manfaat Riset

¨ BAB II Kajian Teori, berisi:


1. Tinjaun Pustaka, berisi:
a. Kajian pustaka, teori-teori, konsep-konsep, hasil studi atau (bila ada) uraian
observasi awal
b. Kerangka berpikir/pemikiran (kenangka konseptual untuk riset deskriptif dan
kerangka teori untuk riset eksplanatif)
2. Definisi konsep: konseptualisasi konsep/permasalahan berdasarkan
kajian pustaka)
3. Perumusan Hipotesis teoretis (terutama untuk riset eksplanatif)
Desain Riset Kuantitatif
BAB III Metodologi

¨ BAB III Metodologi, berisi:


1. Pendekatan dan metodologi
2. Metode dan tipe riset
3. Operasionalisasi konsep (untuk riset kuantitatif)
4. Perumusan Hipotesis riset/empiris (terutama untuk
riset eksplanatif)
5. Populasi dan sampel
6. Teknik pengumpulan data
7. Teknik analisis dan interpretasi data
¨ Bab IV Analisis dan Interpretasi Data, termasuk
didalamnya adalah objek penelitian
¨ Bab V Kesimpulan dan saran
Desain Riset Kualitatif

¨ Bab I. Latar Belakang ¨ Bab III.Metodologi Riset


Masalah a. Deskripsi latar, sumber data,
a. Latar belakang masalah satuan kajian
b. Perumusan masalah/ b. Tahap-tahap riset
identifikasi masalah c. Metode riset
c. Pembatasan masalah/ d. Pengumpulan dan pencatatan
fokus riset data
e. Analisis dan penafsiran data
d. Tujuan riset
f. Pemeriksaan keabsahan data
e. Manfaat riset
¨ Bab IV. Analisis dan
¨ Bab II. Kepustakaan yang Interpretasi Data
Berkaitan
¨ Bab V. Kesimpulan dan
Saran

Anda mungkin juga menyukai