(REVISI)
Disusun Oleh :
MOHAMAD RAMDHANI, ST.
LEMBAR PENGESAHAN
DIKTAT KULIAH / MODUL / BUKU AJAR
1. a. Judul
b. Jenis
: Diktat
c. Pada
d. Waktu
: Pebruari 2005
2. Indentitas Penulis
e. Nama Lengkap dan Gelar
: Asisten Ahli
h. Jurusan
: Teknik Elektro
i. Perguruan Tinggi
3. Jumlah Penulis
: 1 Orang
Disahkan Oleh :
Ketua Jurusan TE
Kepala Laboratoria
Sistem Elektronika
i
Rangkaian Listrik
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas terselesaikannya diktat
kuliah Rangkaian Listrik Revisi ini.
Sama halnya dengan diktat Rangkaian Listrik sebelumnya dimaksudkan untuk
membantu mahasiswa dalam memahami mata kuliah dasar Rangkaian Listrik, pada
edisi revisi ini ada beberapa materi yang ditambahkan dan penyusun lebih cenderung
menambahkan latihan-latihan soal untuk sebanyak mungkin menjadi bahan latihan
mahasiswa.
Buku revisi ini juga telah mengacu pada kurikulum 2004 yang berlaku di Sekolah
Tinggi Teknologi Telkom sehingga telah memenuhi standar bagi buku perkuliahan yang
digunakan di kampus tercinta ini.
Akhirnya penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu terselesaikannya diktat ini.
Saran dan kritik penyusun harapkan untuk penyempurnaan dimasa mendatang.
Penyusun
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
ii
Rangkaian Listrik
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK
Definisi definisi .............................................................................................. 1
Arus listrik .......................................................................................................... 1
Tegangan............................................................................................................. 3
Energi.................................................................................................................. 4
Daya.................................................................................................................... 5
Analisis rangkaian .............................................................................................. 5
Prefix dalam SI ................................................................................................... 5
BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
Elemen aktif...................................................................................................... 14
Elemen pasif ..................................................................................................... 15
BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN
Hukum Ohm ..................................................................................................... 21
Hukum Kirchoff I ............................................................................................. 21
Hukum Kirchoff II............................................................................................ 21
Hubungan seri dan paralel ................................................................................ 24
Resistor ............................................................................................................. 24
Kapasitor........................................................................................................... 28
Induktor............................................................................................................. 31
BAB IV METODA ANALISIS RANGKAIAN
Analisis node .................................................................................................... 60
Analisis mesh atau arus lopp ............................................................................ 68
Analisis arus cabang ......................................................................................... 74
BAB V TEOREMA RANGKAIAN
Teorema superposisi ......................................................................................... 92
Teorema substitusi ............................................................................................ 97
Teorema Thevenin ............................................................................................ 99
Teorema Norton.............................................................................................. 110
Teorema Millman ........................................................................................... 119
Teorema transfer daya maksimum.................................................................. 123
Transformasi resistansi star delta................................................................. 124
BAB VI DASAR DASAR AC
Bentuk gelombang .......................................................................................... 143
Konsep phasor ................................................................................................ 144
Bilangan kompleks ......................................................................................... 144
Arus dan tegangan sinusoidal ......................................................................... 145
Impedansi kompleks ....................................................................................... 147
Diagram phasor............................................................................................... 149
Rangkaian seri dan paralel.............................................................................. 149
Admitansi bilangan kompleks ........................................................................ 150
Harga rata-rata ................................................................................................ 151
Harga efektif ................................................................................................... 151
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
iii
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
iv
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung
1
Rangkaian Listrik
BAB I
KONSEP RANGKAIAN LISTRIK
Definisi - Definisi
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan
tertutup.
Elemen atau komponen yang akan dibahas pada mata kuliah Rangkaian Listrik terbatas
pada elemen atau komponen yang memiliki dua buah terminal atau kutub pada kedua
ujungnya. Untuk elemen atau komponen yang lebih dari dua terminal dibahas pada mata
kuliah Elektronika.
Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Rangkaian Listrik dapat dikelompokkan
kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen yang
menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus, mengenai
sumber ini akan dijelaskan pada bab berikutnya. Elemen lain adalah elemen pasif
dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, dapat dikelompokkan menjadi
elemen yang hanya dapat menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada komponen
resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan dengan simbol R,
dan komponen pasif yang dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi dua
yaitu komponen atau lemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam
hal ini induktor atau sering juga disebut sebagai lilitan, belitan atau kumparan dengan
simbol L, dan kompone pasif yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam
hal ini adalah kapasitor atau sering juga dikatakan dengan kondensator dengan simbol
C, pembahasan mengenai ketiga komponen pasif tersebut nantinya akan dijelaskan pada
bab berikutnya.
Elemen atau kompoen listrik yang dibicarakan disini adalah :
1. Elemen listrik dua terminal
a. Sumber tegangan
b. Sumber arus
c. Resistor ( R )
d. Induktor ( L )
e. Kapasitor ( C )
2. Elemen listrik lebih dari dua terminal
a. Transistor
b. Op-amp
Berbicara mengenai Rangkaian Listrik, tentu tidak dapat dilepaskan dari pengertian dari
rangkaian itu sendiri, dimana rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan elemen
atau komponen penyusunnya ditambah dengan rangkaian penghubungnya dimana
disusun dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup. Dengan
kata lain hanya dengan satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis suatu
rangkaian.
Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai dari
titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak
memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang kita tempuh.
Rangkaian listrik merupakan dasar dari teori rangkaian pada teknik elektro yang
menjadi dasar atay fundamental bagi ilmu-ilmu lainnya seperti elektronika, sistem daya,
sistem computer, putaran mesin, dan teori control.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
2
Rangkaian Listrik
Arus Listrik
Pada pembahasan tentang rangkaian listrik, perlu kiranya kita mengetahui terlebih
dahulu beberapa hal megenai apa itu yang dimaksud dengan listrik. Untuk memahami
tentang listrik, perlu kita ketahui terlebih dahulu pengertian dari arus.
Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan yang
mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis : intensite), dengan
kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak maka
akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan hilang.
Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya. Muatan adalah
satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori atom modern
menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan neutron bersifat
netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya atom bermuatan netral.
Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan muatan negatif
Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan
arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan
elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang digunakan
untuk mengukur muatan listrik.
Simbol
: Q = muatan konstan
q = muatan tergantung satuan waktu
muatan 1 elektron = -1,6021 x 10-19 coulomb
1 coulomb = -6,24 x 1018
elektron
dq
Secara matematis arus didefinisikan : i =
dt
Satuannya : Ampere (A)
Dalam teori rangkaian arus merupakan pergerakan muatan positif. Ketika terjadi beda
potensial disuatu elemen atau komponen maka akan muncul arus dimaan arah arus
positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah dan arah arus negatif mengalir
sebaliknya.
Macam-macam arus :
1. Arus searah (Direct Current/DC)
Arus DC adalah arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan
waktu, artinya diaman pun kita meninjau arus tersebut pada wakttu berbeda akan
mendapatkan nilai yang sama
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
3
Rangkaian Listrik
Tegangan
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa Inggris
voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan (sebesar satu
coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke terminal/kutub
lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda potensial jika kita
menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari satu terminal ke
terminal lainnya.
Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan,
sehingga pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan
muatan.
dw
Secara matematis : v =
dq
Satuannya : Volt (V)
Pada gambar diatas, jika terminal/kutub A mempunyai potensial lebih tinggi daripada
potensial di terminal/kutub B. Maka ada dua istilah yang seringkali dipakai pada
Rangkaian Listrik, yaitu :
1. Tegangan turun/ voltage drop
Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke potensial lebih rendah dalam hal ini
dari terminal A ke terminal B.
2. Tegangan naik/ voltage rise
Jika dipandang dari potensial lebih rendah ke potensial lebih tinggi dalam hal ini
dari terminal B ke terminal A.
Pada buku ini istilah yang akan dipakai adalah pengertian pada item nomor 1 yaitu
tegangan turun. Maka jika beda potensial antara kedua titik tersebut adalah sebesar 5
Volt, maka VAB = 5 Volt dan VBA = -5 Volt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
4
Rangkaian Listrik
Energi
Kerja yang dilakukan oleh gaya sebesar satu Newton sejauh satu meter. Jadi energi
adalah sesuatu kerja dimana kita memindahkan sesuatu dengan mengeluarkan gaya
sebesar satu Newton dengan jarak tempuh atau sesuatu tersebut berpindah dengan
selisih jarak satu meter.
Pada alam akan berlaku hukum Kekekalan Energi dimana energi sebetulnya tidak dapat
dihasilkan dan tidak dapat dihilangkan, energi hanya berpindah dari satu bentuk ke
bentuk yang lainnya. Contohnya pada pembangkit listrik, energi dari air yang bergerak
akan berpindah menjadi energi yang menghasilkan energi listrik, energi listrik akan
berpindah menjadi energi cahaya jika anergi listrik tersebut melewati suatu lampu,
energi cahaya akan berpinda menjadi energi panas jika bola lampu tersebut
pemakaiannya lama, demikian seterusnya.
Untuk menyatakan apakah energi dikirim atau diserap tidak hanya polaritas tegangan
tetapi arah arus juga berpengaruh.
Elemen/komponen listrik digolongkan menjadi :
1. Menyerap energi
Jika arus positif meninggalkan terminal positif menuju terminal
elemen/komponen, atau arus positif menuju terminal positif elemen/komponen
tersebut.
2. Mengirim energi
Jika arus positif masuk terminal positif dari terminal elemen/komponen, atau
arus positif meninggalkan terminal positif elemen/komponen.
Energi yang diserap/dikirim pada suatu elemen yang bertegangan v dan muatan yang
melewatinya q adalah w = vq
Satuannya : Joule (J)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
5
Rangkaian Listrik
Daya
Rata-rata kerja yang dilakukan
dw dw dq
Daya secara matematis : P =
=
= vi
dq dq dt
Satuannya : Watt (W)
Analisis Rangkaian
Mencari hubungan antara masukan dan keluaran pada rangkaian yang telah diketahui,
misalkan mencari keluaran tegangan/ arus ataupun menentukan energi/ daya yang
dikirim.
Ada 2 cabang utama dari teori rangkaian (input, rangkaian, output) :
1. Analisa rangkaian (rangkaian dan input untuk mencari output)
2. Sintesa rangkaian/ desain (input dan output untuk mencari rangkaian)
Prefix dalam SI (Sistem satuan Internasional)
Dalam SI untuk menyatakan bilangan yang lebih besar atau lebih kecil dari satu satuan
dasar, dipergunakan notasi desimal (standard decimal prefixes) yang menyatakan
pangkat dari sepuluh.
Notasi lengkap
Singkatan
atto
10-18
femto
10-15
pico
10-12
nano
10-9
mikro
10-6
milli
10-3
centi
10-2
deci
10-1
deka
da
101
hekto
102
kilo
103
mega
106
giga
109
tera
1012
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
6
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
1. Jika arus 6 A, tentukan v jika elemen menyerap daya 18 W ?
Jawaban :
Menyerap daya jika arus positif meninggalkan terminal positif
Jawaban :
Mengirimkan daya jika arus positif masuk terminal positif
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
7
Rangkaian Listrik
3. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
Jawaban :
Arus positif karena dari potensial tinggi ke potensial rendah
i=3A
v=6V
p = vi = 3.6 = 18 W
Arus positif meninggalkan terminal positif sumber, sehingga sumber mengirimkan
daya.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
8
Rangkaian Listrik
Soal soal :
1. Jika tegangan pada elemen adalah 8 V dan arus yang melewati terminal positifnya
seperti diperlihatkan pada grafik disamping. Tentukan daya yang diserap elemen pada
saat :
a. t = 4 s
b. t = 7 s
4. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
5. Tentukan daya pada rangkaian tersebut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau
menyerap daya !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
9
Rangkaian Listrik
8. Tentukan muatan dalam satuan waktu jika arus i = 8t 2 4t Ampere, t 0 saat q(0)
= 0.
9. Arus sebesar 5 A melalui suatu kawat
a. Berapa banyak muatan yang melalui kawat dalam 10 detik
b. Berapa banyak muatan yang melalui kawat dalam satu tahun
10. Muatan 5 kC melewati suatu elemen dan energi yang diberikan 20 MJ. Tentukan
tegangan yang melintasi elemen tersebut.
11. Arus yang mengalir 2 A pada suatu elemen . Energi untuk memindahkan arus
selama 1 s adalah 10 J. Tentukan tegangan yang melintasi elemen tersebut.
12. Sebuah arus 10 A dikirimkan ke elemen selama 5 s. Tentukan energi yang
diperlukan untuk menghasilkan 10 V.
13. Sebuah lampu dihubungkan batere 12 V menghasilkan arus sebesar 0,5 A. Tentujan
energi selama 2 s.
14. Jika V = 4 Volt dan i = 10 A. Tentukan
a. Daya yang diserap atau dikirmkan
b. Energi diserap atau dikirimkan selama 10 s
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
10
Rangkaian Listrik
15. Jika V = -4 Volt dan i =10 A. Tentukan daya diserap atau dikirimkan.
16. Jika V = 4 Volt dan i = -10 A. Tentukan daya diserap atau dikirimkan.
17. Jika V = -4 Volt dan I = -10 A. Tentukan daya diserap atau dikirimkan.
18. Sebuah kawat dilalui arus 10 mA. Berapa banyak muatan pada kawat tersebut
selama 20 s.
19. Tentukan
a. Muatan total antara 4 - 9 s
b. Muatan saat t = 8 s
c. Arus saat t = 1 s, 5 s, dan 8 s
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
11
Rangkaian Listrik
20. Berapa arus dihasilkan batere mobil, jika energi yang disuplai 2 x 106 J selama 10
jam (standar batere mobil 12 V)
21. Tentukan
a. Daya diserap atau dikirim
b. Nilai daya jika V = 10 Volt dan i = 12 mA
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
12
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
13
Rangkaian Listrik
28. Tentukan daya yang diserap oleh tiap elemen pada rangkaian berikut
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
14
Rangkaian Listrik
BAB II
ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK
Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada Rangkaian Listrik tidak dapat
dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini
akan dibahas elemen atau komponen listrik aktif dan pasif.
Elemen Aktif
Elemen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi, pada mata kuliah Rangkaian
Listrik yang akan dibahas pada elemen aktif adalah sumber tegangan dan sumber arus.
Pada pembahasan selanjutnya kita akan membicarakan semua yang berkaitan dengan
elemen atau komponen ideal. Yang dimaksud dengan kondisi ideal disini adalah bahwa
sesuatunya berdasarkan dari sifat karakteristik dari elemen atau komponen tersebut dan
tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Jadi untuk elemen listrik seperti sumber
tegangan, sumber arus, kompone R, L, dan C pada mata kuliah ini diasumsikan
semuanya dalam kondisi ideal.
1. Sumber Tegangan (Voltage Source)
Sumber tegangan ideal adalah suatu sumber yang menghasilkan tegangan yang
tetap, tidak tergantung pada arus yang mengalir pada sumber tersebut, meskipun
tegangan tersebut merupakan fungsi dari t.
Sifat lain :
Mempunyai nilai resistansi dalam Rd = 0 (sumber tegangan ideal)
a. Sumber Tegangan Bebas/ Independent Voltage Source
Sumber yang menghasilkan tegangan tetap tetapi mempunyai sifat khusus
yaitu harga tegangannya tidak bergantung pada harga tegangan atau arus
lainnya, artinya nilai tersebut berasal dari sumbet tegangan dia sendiri.
Simbol :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
15
Rangkaian Listrik
Elemen Pasif
1. Resistor (R)
Sering juga disebut dengan tahanan, hambatan, penghantar, atau resistansi
dimana resistor mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus , dan
pembagi tegangan.
Nilai resistor tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri
(tergantung dari bahan pembuatnya), panjang dari resistor itu sendiri dan luas
penampang dari resistor itu sendiri.
Secara matematis :
l
R=
A
dimana : = hambatan jenis
l = panjang dari resistor
A = luas penampang
Satuan dari resistor : Ohm ( )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
16
Rangkaian Listrik
Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari resistor
tersebut akan menimbulkan beda potensial atau tegangan. Hukum yang didapat
dari percobaan ini adalah: Hukum Ohm.
Mengenai pembahasan dari Hukum Ohm akan dibahas pada bab selanjutnya.
VR = IR
2. Kapasitor (C)
Sering juga disebut dengan kondensator atau kapasitansi. Mempunyai fungsi
untuk membatasi arus DC yang mengalir pada kapasitor tersebut, dan dapat
menyimpan energi dalam bentuk medan listrik.
Nilai suatu kapasitor tergantung dari nilai permitivitas bahan pembuat kapasitor,
luas penampang dari kapsitor tersebut dan jarak antara dua keping penyusun dari
kapasitor tersebut.
Secara matematis :
A
C =
d
dimana : = permitivitas bahan
A = luas penampang bahan
d = jarak dua keping
Satuan dari kapasitor : Farad (F)
Jika sebuah kapasitor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung
kapaistor tersebut akan muncul beda potensial atau tegangan, dimana secara
matematis dinyatakan :
dv
ic = C c
dt
Penurunan rumus :
Q = CV
dq = Cdv
dim ana :
dq
i=
dt
dq = i.dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
17
Rangkaian Listrik
sehingga :
i.dt = Cdv
i=C
dv
dt
dw = p.dt
dv
dt = Cvdv
dt
Misalkan : pada saat t = 0 maka v = 0
pada saat t = t maka v = V
V
1
Sehingga : w = Cvdv = CV 2 yang merupakan energi yang disimpan pada
2
0
kapasitor dalam bentuk medan listrik.
Jika kapasitor dipasang tegangan konstan/DC, maka arus sama dengan nol.
Sehingga kapasitor bertindak sebagai rangkaian terbuka/ open circuit untuk
tegangan DC.
3. Induktor/ Induktansi/ Lilitan/ Kumparan (L)
Seringkali disebut sebagai induktansi, lilitan, kumparan, atau belitan. Pada
induktor mempunyai sifat dapat menyimpan energi dalam bentuk medan
magnet.
Satuan dari induktor : Henry (H)
w = p.dt = vi.dt = vC
Arus yang mengalir pada induktor akan menghasilkan fluksi magnetik ( ) yang
membentuk loop yang melingkupi kumparan. Jika ada N lilitan, maka total
fluksi adalah :
= LI
L=
I
d
di
=L
v=
dt
dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
18
Rangkaian Listrik
Dari karakteristik v-i, dapat diturunkan sifat penyimpan energi pada induktor.
dw
p=
dt
dw = p.dt
dw = p.dt
di
i.dt = Li.di
dt
Misalkan : pada saat t = 0 maka i = 0
pada saat t = t maka i = I
I
1
sehingga ; w = Li.di = LI 2 merupakan energi yang disimpan pada induktor L
2
0
dalam bentuk medan magnet.
Jika induktor dipasang arus konstan/DC, maka tegangan sama dengan nol.
Sehingga induktor bertindak sebagai rangkaian hubung singkat/ short circuit.
w = p.dt == vi.dt = L
1. Tegangan antara 2 titik, a dan b digambarkan dengan satu anak panah seperti
pada gambar dibawah ini :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
19
Rangkaian Listrik
Voltmeter dipasang paralel pada komponen yang akan diukur supaya tidak ada
arus yang melalui Voltmeter.
Perlu diingat bahwa rangkaian paralel adalah pembagi arus dan rangkaian seri
adalah pembagi tegangan. Pembahasan rangkain seri dan paralel akan dibahas
pada bab selanjutnya.
6. Rangkaian Hubung Singkat (Short Circuit)
Sifat : Vab selalu samadengan 0, tidak tergantung pada arus I yang mengalir
padanya.
Vab = 0
Rd = 0
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
20
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
21
Rangkaian Listrik
BAB III
HUKUM HUKUM RANGKAIAN
Hukum Ohm
Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh sebuah arus maka
pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm
menyatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah
berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan tersebut.
Secara matematis :
V = I .R
Hukum Kirchoff I / Kirchoffs Current Law (KCL)
Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau simpul samadengan arus
yang meninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar
semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau simpul samadengan nol.
Secara matematis :
Arus pada satu titik percabangan = 0
Arus yang masuk percabangan = Arus yang keluar percabangan
Dapat diilustrasikan bahwa arus yang mengalir samadengan aliran sungai, dimana pada
saat menemui percabangan maka aliran sungai tersebut akan terbagi sesuai proporsinya
pada percabangan tersebut. Artinya bahwa aliran sungai akan terbagi sesuai dengan
jumlah percabangan yang ada, dimana tentunya jumlah debit air yang masuk akan
samadengan jumlah debit air yang keluar dari percabangan tersebut.
Contoh :
i = 0
i2 + i4 i1 i3 = 0
i2 + i4 = i1 + i3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
22
Rangkaian Listrik
Contoh :
Lintasan a-b-c-d-a :
Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0
V1 + V2 V3 + 0 = 0
V2 V1 V3 = 0
Lintasan a-d-c-b-a :
Vad + Vdc + Vcb + Vba = 0
V3 V2 + V1 + 0 = 0
V3 V2 + V1 = 0
Contoh Latihan :
1. Tentukan v1 pada rangkaian tersebut !
Jawaban :
Hukum KVL :
v = 0
searah jarum jam
+ v1 + 10 + 2 15 = 0
v1 = 3V
berlawanan arah jarum jam
v1 10 2 + 15 = 0
v1 = 3V
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
23
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Hukum KVL :
v = 0
+ v1 10 + 2 + 15 = 0
v1 = 7V
3. Tentukan nilai i dan vab !
Jawaban :
Hukum KCL :
i = 0
i = 8 + 7 = 1 A
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
24
Rangkaian Listrik
Hukum KVL :
v = 0
v ab = +8 + 4 + 56 6 = 62V
KVL : V = 0
V1 + V2 + V3 V = 0
V = V1 + V2 + V3 = iR1 + iR2 + iR3
V = i ( R1 + R2 + R3 )
V
= R1 + R2 + R3
i
Rek = R1 + R2 + R3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
25
Rangkaian Listrik
Pembagi tegangan :
V1 = iR1
V2 = iR2
V3 = iR3
dim ana :
V
R1 + R2 + R3
sehingga :
R1
V1 =
V
R1 + R2 + R3
i=
V2 =
R2
V
R1 + R2 + R3
V3 =
R3
V
R1 + R2 + R3
Hubungan paralel :
KCL :
i = 0
i i1 i2 i3 = 0
i = i1 + i2 + i3
V
V
V
V
=
+
+
Rek R1 R2 R3
1
1
1
1
=
+
+
Rek R1 R2 R3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
26
Rangkaian Listrik
Pembagi arus :
V
i1 =
R1
i2 =
V
R2
i3 =
V
R3
dim ana :
V = iRek
sehingga :
R
i1 = ek i
R1
i2 =
Rek
i
R2
i3 =
Rek
i
R3
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai Rek pada rangkain tersebut!
Jawaban :
Rs1 = 12 + 4 = 16
16 x16
= 8
16 + 16
Rs 2 = R p1 + 7 = 8 + 7 = 15
Rs1 // 16 R p1 =
15 x30
= 10
15 + 30
+ 50 + 15 = 10 + 50 + 15 = 75
Rs 2 // 30 R p 2 =
Rek = R p 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
27
Rangkaian Listrik
Jawaban :
16 x 48
= 12
16 + 48
Rs1 = R p1 + 48 = 12 + 48 = 60
R p1 =
Rs1 // 30 // 20 R p 2 =
Rs1 .30.20
Rs1 .30 + Rs1 .20 + 30.20
R p 2 = 10
Rek = R p 2 + 6 = 10 + 6 = 16
it =
24 3
= A
16 2
20 // 60 R p =
i=
20.60
= 15
20 + 60
15
15 3 1
= A
it =
15 + 30
45 2 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
28
Rangkaian Listrik
Jawaban :
v1 = 3V
12 x 4
= 3
12 + 4
Rp
3
=
x 4v1 = x12 = 4V
R p + 6
9
12 // 4 R p =
vRp
sehingga :
vR
4
i = p = = 1A
4 4
Kapasitor ( C )
Hubungan seri
KVL : V = 0
V1 + V2 + V3 V = 0
V = V1 + V2 + V3
V =
1
1
1
idt +
idt +
idt
C1
C2
C3
1
1
1
1
idt =
idt +
idt +
idt
C ek
C1
C2
C3
1
1
1
1
=
+
+
C ek C1 C 2 C 3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
29
Rangkaian Listrik
Pembagi tegangan :
1
V1 =
idt
C1
V2 =
1
idt
C2
V3 =
1
idt
C3
dim ana V =
1
idt
C ek
sehingga :
C
V1 = ek V
C1
V2 =
C ek
V
C2
V3 =
C ek
V
C3
Hubungan paralel :
KCL :
i = 0
i i1 i2 i3 = 0
i = i1 + i 2 + i3
dV
dV
dV
dV
= C1
+ C2
+ C3
dt
dt
dt
dt
C ek = C1 + C 2 + C 3
C ek
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
30
Rangkaian Listrik
Pembagi arus :
dV
i1 = C1
dt
dV
i2 = C 2
dt
dV
i3 = C 3
dt
dim ana i = C ek
dV
dV
i
=
dt
dt C ek
sehingga :
C
i1 = 1 i
C ek
i2 =
C2
i
C ek
i3 =
C3
i
C ek
Contoh latihan :
Jawaban :
C p1 = 25F + 25F = 50 F
C p 2 = 25F + 25F = 50 F
50 x50
= 25F
50 + 50
C ek = C s + 25F = 25 + 25 = 50 F
Cs =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
31
Rangkaian Listrik
2. Tentukan Cek !
Jawaban :
C p1 = 10 F + 10 F = 20 F
C p1 = 10 F + 10 F = 20 F
20 x 20
= 10 F
20 + 20
C s // 5F // 5F C ek = C s + 5F + 5F = 20 F
Cs =
Induktor ( L )
Hubungan seri :
KVL : V = 0
V1 + V2 + V3 V = 0
V = V1 + V2 + V3
di
di
di
+ L2 + L3
dt
dt
dt
di
di
di
di
Lek
= L1 + L2 + L3
dt
dt
dt
dt
Lek = L1 + L2 + L3
V = L1
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
32
Rangkaian Listrik
Pembagi tegangan :
di
V1 = L1
dt
di
V2 = L2
dt
di
V3 = L3
dt
di
di V
dim ana V = Lek
=
dt
dt Lek
sehingga :
V1 =
L1
V
Lek
V2 =
L2
V
Lek
V3 =
L3
V
Lek
Hubungan paralel :
KCL :
i = 0
i i1 i2 i3 = 0
i = i1 + i2 + i3
1
1
1
1
Vdt = Vdt +
Vdt +
Vdt
Lek
L1
L2
L3
1
1
1
1
=
+
+
Lek L1 L2 L3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
33
Rangkaian Listrik
Pembagi arus ;
1
i1 = Vdt
L1
1
i2 =
Vdt
L2
1
i3 =
Vdt
L3
dim ana i =
i1 =
Lek
i
L1
i2 =
Lek
i
L2
i3 =
Lek
i
L3
1
Vdt Vdt = Lek i
Lek
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai Lek !
Jawaban :
Ls1 // 50mH L p1 =
Ls 2 // 50mH Lek =
50 x50
= 25mH
50 + 50
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
34
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Ls1 = 30mH + 20mH = 50mH
Ls1 // 0 // 25mH L p1 = 0mH
Ls 2 = L p1 + 10mH = 0 + 10 = 10mH
Ls 2 // 10mH Lek =
Lek =
Ls 2 x10
Ls 2 + 10
10 x10
= 5mH
10 + 10
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
35
Rangkaian Listrik
Soal soal :
3. Tentukan nilai i !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
36
Rangkaian Listrik
5. Jika pada suatu rangkaian diberikan tegangan 10 V maka timbul arus sebesar 2 A,
maka berapa arus yang muncul jika tegangan yang diberikan pada rangkaian
tersebut sebesar 15 V
6. Pada suatu rangkaian yang tidak diketahui nilai resistansinya, daya pada rangkaian
tersebut yang terukur dengan wattmeter sebesar 250 W dengan tegangan terpasang
50 V, tentukan nilai resistansinya.
7. Nilai suatu rangkaian seri R1 = 6 dan R2 = 12 jika diberikan sumber tegangan 8
V akan menghasilkan arus sebesar 2 A, tentukan nilai arus rangkaian paralel dengan
daya yang sama saat rangkaian dihubung seri.
8. Jika suatu nilai kapasitor yang terdiri dari 10pF, 12x10-6 F, dan 0,008nF, jika
dihubungkan paralel maka berapa nilai kapasitor totalnya.
9. Jika diberikan sumber tegangan sebesar 10 V dan nilai resistor masing-masing 5
seri dengan 10 kemudian paralel dengan 15 lalu diserikan lagi dengan paralel
antara 5 dan 5, maka tentukan arus yang dihasilkan.
10. Tentukan tahanan totalnya
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
37
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
38
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
39
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
40
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
41
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
42
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
43
Rangkaian Listrik
49. Jika tegangan pada elemen adalah 8 V dan rus yang meleweati trminal positifnya
seperti diperlihatkan pada gambar. Tentukan daya yang diserap elemen pada saat :
a. t = 4 s
b. t = 7 s
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
44
Rangkaian Listrik
55. Sebuah resistor 1k dihubungkan baterai dan 6 mA mengalir. Berapa arus jika
baterai dihubungkan resistor 30? Berapa tegangan baterai?
56. Sebuah toaster resistor akan menjadi panas ketika arus melewatinya. Jika toaster
mendisipasikan daya 960 W pada teganngan 120 V. Tentukan arus dan
resistansinya.
57. Sebuah sumber 10 V diserikan dengan beberapa resistor dengan arus 50 mA. Berapa
nilai tahanan yang harus diserikan dengan sumber dan resistor dengan arus terbatas
20 mA?
58. Resistor 20, 30 dan R dihubung paralel membentuk resistansi ekivalen 4.
Tentukan R dan arus melewatinya. Jika sumber arus 6A dipasang pada kombinasi
tersebut.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
45
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
46
Rangkaian Listrik
64. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
47
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
48
Rangkaian Listrik
71. Tentukan i1 :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
49
Rangkaian Listrik
75. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
50
Rangkaian Listrik
79. Tentukan V2 :
80. Tentukan i :
81. Tentukan i :
82. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
51
Rangkaian Listrik
85. Tentukan R :
86. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
52
Rangkaian Listrik
87. Tentukan R :
88. Tentukan V1 :
89. Tentukan Va :
90. Tentukan Vo :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
53
Rangkaian Listrik
92. Tentukan i :
93. Tentukan R :
94. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
54
Rangkaian Listrik
95. Tentukan R :
96. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
55
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
56
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
57
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
58
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
59
Rangkaian Listrik
116. Jika kurva arus terhadap waktu diperlihatkan seperti pada gambar dibawah ini,
tentukan nilai muatan totalnya dari 0 3 s
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
60
Rangkaian Listrik
BAB IV
METODA ANALISIS RANGKAIAN
Metoda analisis rangkaian sebenarnya merupakan salah satu alat bantu untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul dalam menganalisis suatu rangkaian,
bilamana konsep dasar atau hukum-hukum dasar seperti Hukum Ohm dan Hukum
Kirchoff tidak dapat menyelesaikan permasalahan pada rangkaian tersebut.
Pada bab ini akan dibahas tiga metoda analisis rangkaian yang akan dipakai, yaitu :
analisis node, analisis mesh dan analisis arus cabang.
Analisis Node
Sebelum membahas metoda ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
pengertian mengenai tentang node.
Node atau titik simpul adalah titik pertemuan dari dua atau lebih elemen rangkaian.
Junction atau titik simpul utama atau titik percabangan adalah titik pertemuan dari tiga
atau lebih elemen rangkaian.
Untuk lebih jelasnya mengenai dua pengertian dasar diatas, dapat dimodelkan dengan
contoh gambar berikut.
Contoh :
Jumlah node
Jumlah junction
= 5, yaitu : a, b, c, d, e=f=g=h
= 3, yaitu : b, c, e=f=g=h
Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk
dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol, dimana tegangan merupakan
parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah jika pencatunya
semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan pada sumber searah/ DC
maupun sumber bolak-balik/ AC.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis node, yaitu :
Tentukan node referensi sebagai ground/ potensial nol.
Tentukan node voltage, yaitu tegangan antara node non referensi dan ground.
Asumsikan tegangan node yang sedang diperhitungkan lebih tinggi daripada
tegangan node manapun, sehingga arah arus keluar dari node tersebut positif.
Jika terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah node voltage
ini akan menentukan banyaknya persamaan yang dihasilkan.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
61
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai i dengan analisis node !
Jawaban :
- Tentukan node referensinya/ground
- Tentukan node voltage
- Jumlah N=3, jumlah persamaan (N - 1) = 2
i1 + i2 = 3
V1 V g
V1 V2
= 3 V g = 0
4
8
V1 0 V1 V2
+
= 3
4
8
2V1 + V1 V2 = 24
+
3V1 V2 = 24 KK (1)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
62
Rangkaian Listrik
3V1 36 = 24
3V1 = 36 24 = 12 V1 = 4 volt
V1 V g
40
= 1 A
4
4
2. Cara Metoda Cramer
Menggunakan matrik :
i=
3V1 V2 = 24
3 5 V2 168
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
63
Rangkaian Listrik
= 3.5 (1).(3) = 12
sehingga ;
V1 =
V2 =
i=
24 1
168 5
24.5 (1).168
= 4 volt
12
3.168 (24).(3)
= 36 volt
12
3 24
3 168
V1 V g
4
= 1 A
Jawaban :
- Tentukan node referensinya/ground
- Tentukan node voltage
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
64
Rangkaian Listrik
3v a 48 = 144
3v a = 144 + 48 = 192
va =
192
= 64V
3
Jawaban :
- Tentukan node referensinya/ground
- Tentukan node voltage
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
65
Rangkaian Listrik
23 3 vb 80
480
80
va =
19
23
1
3 480.3 80.1
=
= 40V
1
19.3 23.1
3
sehingga :
v
40
i= a =
= 4A
10 10
Analisis node mudah dilakukan bila pencatunya berupa sumber arus. Apabila pada
rangkaian tersebut terdapat sumber tegangan, maka sumber tegangan tersebut
diperlakukan sebagai supernode, yaitu menganggap sumber tegangan tersebut
dianggap sebagai satu node.
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai i dengan analisis node !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
66
Rangkaian Listrik
Jawaban :
- Tentukan node referensinya/ground
- Tentukan node voltage
- Teg. Sumber sebagai supernode
- Jumlah N=3, jumlah persamaan (N-1)=2
Tinjau node voltage di V :
KCL :
i = 0
V 20 V Vg
+
1 = 0 Vg = 0
10
10
V 20 V
+ =1
10
10
2V 20 = 10 V = 15 volt KK (1)
20 V
KK (2)
10
20 15
i=
= 0,5 A
10
i=
Jawaban :
- Tentukan node referensinya/ground
- Tentukan node voltage
- Teg. Sumber sebagai supernode
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
67
Rangkaian Listrik
5v a 120 = 0
120
= 24V
5
v = v a 16 = 24 16 = 8V
va =
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
68
Rangkaian Listrik
26
= 2V
13
sehingga : i =
va 2
= = 1A
2 2
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
69
Rangkaian Listrik
Tinjau loop I1 :
v = 0
16 + 2 I 1 + 9 + 3( I 1 I 2 ) = 0
5I 1 3I 2 = 7........(1)
Tinjau loop I2 :
v = 0
9 + 6 + 6 I 2 + 3( I 2 I 1 ) = 0
3I 1 + 9 I 2 = 3........(2)
Substitusikan persamaan (1) dan (2) :
5 I 1 3I 2 = 7..........x3
3I 1 + 9 I 2 = 3........x1 +
12 I 1 = 24
24
= 2A
12
sehingga : i = I 1 = 2 A
I1 =
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
70
Rangkaian Listrik
I2 =
18 2
A
=
90 10
sehingga : v = I 2 x 40 =
2
x 40 = 8V
10
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
v = 0
5 + 6 I 1 5ia = 0
dim ana : I 1 = ia
5 + 6ia 5ia = 0 ia = 5 A
Tinjau loop I2 :
v = 0
+ 5ia + 10 I 2 + 25 = 0
25 + 10 I 2 + 25 = 0 I 2 =
50
= 5 A
10
i = I 2 = (5) = 5 A
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
71
Rangkaian Listrik
Apabila ada sumber arus, maka diperlakukan sebagai supermesh. Pada supermesh,
pemilihan lintasan menghindari sumber arus karena pada sumber arus tidak
diketahui besar tegangan terminalnya.
Contoh latihan :
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
I1 = 9 A
Tinjau loop I2 dan I3 :
I 3 I 2 = 3A
I 3 = 3 + I 2 .......................................(1)
Tinjau lintasan supermesh :
v = 0
8( I 2 I 1 ) + 16 I 2 + 12 I 3 = 0..............(2)
substitusikan persamaan (1) dan (2) :
8( I 2 9) + 16 I 2 + 12(3 + I 2 ) = 0
8 I 2 72 + 16 I 2 + 36 + 12 I 2 = 0
36
= 1A
36
sehingga : i = I 2 = 1A
36 I 2 = 36 I 2 =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
72
Rangkaian Listrik
Jawaban :
I 1 = I 2 6.................................(1)
dim ana : i = I 1
Tinjau lintasan supermesh :
v = 0
12 + 1.I 1 + 2i + 3I 2 = 0
12 + I 1 + 2 I 1 + 3I 2 = 0
3I 1 + 3I 2 = 12............................(2)
Substitusikan persamaan (1) dan (2) :
3( I 2 6) + 3I 2 = 12
3I 2 18 + 3I 2 = 12
30
= 5A
6
sehingga : V = 3I 2 = 3 x5 = 15V
6 I 2 = 30 I 2 =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
73
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
6 I 1 + 12 + 12( I 1 I 2 ) = 0
18 I 1 12 I 2 = 12.............................(1)
Tinjau loop I2 dan I3 :
I 3 I 2 = 3.........................................(2)
Tinjau lintasan supermesh :
v = 0
4 I 2 + 6 I 3 + 12( I 2 I 1 ) 12 = 0
16 I 2 12 I 1 + 6 I 3 = 12........................(3)
Metoda Cramer :
18 12 0 I 1 12
1 1 I 2 = 3
0
12 16 6 I 12
18 12 12
I3 =
0
12
1
16
3
12
18
12 0
0
12
1
16
1
6
18
=
1 3
0
3
0
1
+ 12
12
16 12
12 12
12 16
= 2A
1 1
0 1
18
+ 12
16 6
12 6
sehingga : i = I 3 2 A
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
74
Rangkaian Listrik
Jawaban :
persamaan = arus cabang = 3
Tinjau arus cabang i1 dan i2 :
V = 0
i1 R1 + i2 R2 V = 0 KK (1)
Tinjau arus cabang i3 :
i3 = I K.....................K (2)
Tinjau arus cabang i2 :
i = 0
i1 + i3 = i2 ........................(3)
2. Tentukan nilai i dengan analisis arus cabang !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
75
Rangkaian Listrik
Jawaban :
0 1 1 i2 = 7
4 8 12 i 0
3
3 1 0
7 1 1
i1 =
0
1
0
1
8 12
8
=
1 0
1
1
1 1
8
3
1 7
1
12
0
0
1
1
12
4
1
7
+0
12
0
0
1
+0
12
4
1
8 24
=
= 1A
1
24
8
4 8 12
sehingga : i = i1 = 1A
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
76
Rangkaian Listrik
Soal soal :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
77
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
78
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
79
Rangkaian Listrik
15. Tentukan arus i dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
16. Tentukan arus i dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
80
Rangkaian Listrik
17. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
18. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
19. Tentukan tegangan V dengan metoda node (supernode) pada rangkaian berikut :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
81
Rangkaian Listrik
21. Tentukan V :
24. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
82
Rangkaian Listrik
25. Tentukan V :
26. Tentukan V :
27. Tentukan V :
28. Tentukan Vx :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
83
Rangkaian Listrik
32. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
84
Rangkaian Listrik
33. Tentukan Vx :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
85
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
86
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
87
Rangkaian Listrik
46. Tentukan nilai arus i dengan analisis mesh pada rangkaian berikut :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
88
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
89
Rangkaian Listrik
55. Tentukan i :
56. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
90
Rangkaian Listrik
57. Tentukan i :
58. Tentukan i :
59. Tentukana i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
91
Rangkaian Listrik
61. Tentukan i :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
92
Rangkaian Listrik
BAB V
TEOREMA RANGKAIAN
Pada bab ini akan dibahas penyelesaian persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik
dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertian bahwa suatu persoalan
Rangkaian Listrik bukan tidak dapat dipecahkan dengan hukum-hukum dasar atau
konsep dasar ataupun dengan bantuan suatu analisis tertentu yang dibahas pada bab
sebelumnya, tetapi pada bab ini dibahas bahwa penggunaan teorema tertentu dalam
menyelesaikan persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik dapat dilakukan dengan
menggunakan suatu teorema tertentu. Bahwa nantinya pada implementasi penggunaan
teorema tertentu akan diperlukan suatu bantuan konsep dasar ataupun analisis
rangkaian.
Ada beberapa teorema yang dibahas pada bab ini , yaitu :
1. Teorema Superposisi
2. Teorema Substitusi
3. Teorema Thevenin
4. Teorema Norton
5. Teorema Millman
6. Teorema Transfer Daya Maksimum
Teorema Superposisi
Pada teorema ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier, dimana rangkaian
linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika y =
kx, dimana k = konstanta dan x = variabel.
Dalam setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus
dapat dihitung dengan cara :
Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber independent/
bebas yang bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/ arus independent/ bebas
lainnya diganti dengan tahanan dalamnya.
Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas maka dengan
teorema superposisi samadengan n buah keadaan rangkaian yang dianalisis, dimana
nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa buah
sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk n buah
keadaan dari n buah sumber yang bebasnya.
Rangkaian linier tentu tidak terlepas dari gabungan rangkaian yang mempunyai sumber
independent atau sumber bebas, sumber dependent / sumber tak bebas linier (sumber
dependent arus/ tegangan sebanding dengan pangkat satu dari tegangan/ arus lain, atau
sebanding dengan jumlah pangkat satu besaran-besaran tersebut) dan elemen resistor (
R ), induktor ( L ), dan kapasitor ( C ).
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
93
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
1. Berapakah arus i dengan teorema superposisi ?
Jawaban :
Pada saat sumber tegangan aktif/bekerja maka sumber arus tidak aktif (diganti dengan
tahanan dalamnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit) :
20
= 1 A
10 + 10
Pada saat sumber arus aktif/bekerja maka sumber tegangan tidak aktif (diganti dengan
tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit) :
maka : i1 =
10
.1 = 0,5 A
10 + 10
sehingga :
i2 =
i = i1 + i2 = 1 0,5 = 0,5 A
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
94
Rangkaian Listrik
2. Tentukan nilai i dengan superposisi !
Jawaban :
Pada saat sumber Vs = 17V aktif/bekerja maka sumber tegangan 6 V diganti dengan
tahanan dalamnnya yaitu nol atau rangkaian short circuit, dan sumber arus 2 A diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit :
3 // 0 R p1 = 0
2 x2
= 1
2+2
1
17
VR p 2 =
x17 = V
1+ 3
4
VR p 2
17
sehingga : i1 =
= A
2
8
2 // 2 R p 2 =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
95
Rangkaian Listrik
3x2 6
=
3+ 2 5
6
16
Rs = R p1 + 2 = + 2 =
5
5
16 x3
48
Rs // 3 R p 2 = 5
=
16 + 3 31
5
6
6
31
i2 =
=
=
A
R p 2 48
8
31
3 // 2 R p1 =
3x2 6
=
3+ 2 5
= 0
3 // 2 R p1 =
3 // 0 R p 2
2
5
x2 = A
6
4
2+
5
sehingga : i = i1 + i2 + i3
i3 =
i=
17 31 5 24
+ + =
= 3A
8
8 4 8
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
96
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Pada rangkaian ini terdapat sumber tak bebasnya, maka tetap dalam perhitungan dengan
teorema superposisi membuat analisis untuk n buah keadaan sumber bebas, pada soal
diatas terdapat dua buah sumber bebas, maka dengan superposisi terdapat dua buah
keadaan yang harus dianalisis.
Pada saat sumber Is = 8A aktif/bekerja maka sumber arus 4A diganti dengan tahanan
dalamnnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit :
3
x(3i1 8)
3+ 2
3
i1 = x(3i1 8)
5
i1 =
5i1 = 9i1 24 i1 =
24
= 6A
4
Pada saat sumber Is = 4A aktif/bekerja maka sumber arus 8A diganti dengan tahanan
dalamnnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
97
Rangkaian Listrik
3
x(3i 2 + 4)
3+ 2
3
i2 = x(3i2 + 4)
5
i2 =
12
= 3 A
4
sehingga : i = i1 + i2 = 6 3 = 3 A
5i2 = 9i2 + 12 i1 =
Teorema Substitusi
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu komponen atau elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang mengalir
(sebesar i) maka pada komponen pasif tersebut dapat digantikan dengan sumber
tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus tersebut melalui komponen
pasif tersebut.
Jika pada komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka sumber tegangan
penggantinya bernilai Vs = i.R dengan tahanan dalam dari sumber tegangan tersebut
samadengan nol.
Contoh latihan :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
98
Rangkaian Listrik
2.2
+ 1 = 1
2+2
2
it = = 1 A
2
2
i2 =
.1 = 0,5 A i1 = 0,5 A
2+2
Rt =
'
' =
2 3 i2 0,5
'
'
2
2
0,5 3
6 1
'
i1 =
=
= 1 A
3 2
94
2 3
3
2
2 0,5 1,5 + 4
'
i2 =
=
= 0,5 A
3 2
94
2 3
sehingga : i1 = i1 i2 = 1 0,5 = 0,5 A
'
'
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
99
Rangkaian Listrik
Teorema Thevenin
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua
terminal yang diamati.
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian,
yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan
seri dengan suatu resistansi ekivalennya.
Pada gambar diatas, dengan terorema substitusi kita dapat melihat rangkaian sirkit B
dapat diganti dengan sumber tegangan yang bernilai sama saat arus melewati sirkit B
pada dua terminal yang kita amati yaitu terminal a-b.
Setelah kita dapatkan rangkaian substitusinya, maka dengan menggunakan teorema
superposisi didapatkan bahwa :
1. Ketika sumber tegangan V aktif/bekerja maka rangkaian pada sirkit linier A
tidak aktif (semua sumber bebasnya mati diganti tahanan dalamnya), sehingga
didapatkan nilai resistansi ekivelnnya.
2. Ketika sirkit linier A aktif/bekerja maka pada sumber tegangan bebas diganti
dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
100
Rangkaian Listrik
i=
V
+ i sc
Rth
0=
Voc
+ i sc
Rth
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
101
Rangkaian Listrik
dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short
circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit)
(Rab = Rth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti
V
Theveninnya didapatkan dengan cara Rth = th .
I sc
5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan
dicari arus yang mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
untuk sumber bebas/ independent
1. Tentukan nilai arus i dengan teorema Thevenin !
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung tegangan dititik
a-b pada saat terbuka :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
102
Rangkaian Listrik
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
Rth = 4
Rangkaian pengganti Thevenin :
sehingga :
19
i=
A
8
2. Tentukan nilai arus i dengan teorema Thevenin !
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung tegangan dititik
a-b pada saat terbuka :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
103
Rangkaian Listrik
3v1 = 48 v1 =
48
= 16V
3
sehingga :
Vab = Voc = 4.3 + v1 = 12 + 16 = 28V
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
Rth =
6x12
+ 4 = 4 + 4 = 8
6 + 12
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
104
Rangkaian Listrik
sehingga :
i=
28
28
=
= 2A
8 + 6 14
Jawaban :
Cari Vab pada saat titik a-b terbuka :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
105
Rangkaian Listrik
24 x 24
48 x 24
+
= 12 + 16 = 28
24 + 24 48 + 24
Rangkaian pengganti Thevenin :
Rth =
sehingga :
Vab = 4 + 28.2 = 4 + 56 = 52V
Contoh latihan :
untuk sumber tak bebas/ dependent
Jawaban :
Mencari Vab dimana tegangan di R=3, dimana rangkaian tersebut terbuka :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
106
Rangkaian Listrik
i sc = i2 + 6
v = 0
12 + 1.i2 + 2i 2 = 0
12
= 4A
3
sehingga : i sc = i 2 + 6 = 4 + 6 = 10 A
3i2 = 12 i 2 =
Voc 30
=
= 3
i sc 10
Rangkaian pengganti Thevenin :
maka : Rth =
V =
3
x30 = 15V
3+3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
107
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Cari Vab saat titik a-b terbuka :
v = 0
2isc + 3(i sc + 6) 12 = 0
6
A
5
V
6
= 5
sehingga : Rth = oc =
6
i sc
5
Rangkaian pengganti Thevenin :
5i sc + 6 = 0 isc =
i=
6
= 1A
6
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
108
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Mencari Vab :
3V
V1
+ V1 = 1
4
2
perhatikan..node..c :
V1 V1
= +2
2
4
V1
= 2 V1 = 8V
4
3V
3.8
sehingga : Voc = 1 =
= 12V
2
2
Karena terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari Rth tidak bisa langsung dengan
mematikan semua sumbernya, sehingga harus dicari nilai Isc :
Vab = Voc = 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
109
Rangkaian Listrik
V =
4
x12 = 4V
4+8
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
110
Rangkaian Listrik
Teorema Norton
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua
terminal yang diamati.
Tujuan untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu dengan membuat rangkaian
pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan ekivalennya.
i=
V
+i sc
RN
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
111
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
untuk sumber bebas/ independent
1. Tentukan nilai arus i dengan teorema Norton !
Jawaban :
Tentukan titik a-b pada R dimana parameter i yang ditanyakan, hitung isc = iN saat R =
4 dilepas :
Analisis mesh :
- Tinjau loop I1 :
I 1 = 6 A................................(1)
- Tinjau loop I3 :
v = 0
5 + 8( I 3 I 2 ) = 0
8( I 3 I 2 ) = 5
substitusikan.. pers.(2) :
8(
3I 2
I2 ) = 5
2
4I 2 = 5 I 2 =
5
A
4
sehingga : i sc = i N = I 1 I 2 = 6
5 19
=
A
4 4
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
112
Rangkaian Listrik
Mencari Rth ketika semua sumber bebasnya tidak aktif (diganti dengan tahanan
dalamnya) dilihat dari titik a-b :
R N = 4
Rangkaian pengganti Norton :
i=
4
4 19 19
iN = . = A
4+4
8 4
8
Jawaban :
Mencari isc :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
113
Rangkaian Listrik
20.12 15
=
20 + 12 2
15
Rp
2 18 = 54 V
V1 =
x18 =
15 + 5
Rp + 5
5
2
V
27
i sc = i N = 1 =
A
20 50
Mencari RN dititik a-b :
20 // 12 R p =
5.12 60
=
5 + 12 17
60
400
R N = R p + 20 =
+ 20 =
17
17
Rangkaian pengganti Norton :
5 // 12 R p =
R N // 40 R p =
400
400
17
x 40
400
27
17 + 40
27 400
sehingga : v = i N xR p =
x
= 8V
50 27
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
114
Rangkaian Listrik
Mencari isc :
24
x6 = 2 A
48 + 24
24
I 12 =
x6 = 4 A
24 + 12
sehingga : i sc = i N = I 12 I 48 = 4 2 = 2 A
Mencari RN :
I 48 =
Rs1 = 24 + 48 = 72
Rs 2 = 24 + 12 = 36
Rs1 .Rs 2
72.36
=
= 24
Rs1 + Rs 2 72 + 36
Rangkaian pengganti Norton :
RN =
24
= 1A
24
sehingga : i = i N + i1 = 2 + 1 = 3 A
i1 =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
115
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
untuk sumber tak bebas/ dependent
1. Tentukan nilai i dengan teorema Norton !
Jawaban :
Mencari isc :
v1 = 3V
v = 0
4v1 + 6i sc = 0
4.3 + 6i sc = 0
12
= 2A
6
sehingga : i sc = 2 A
Mencari RN, harus mencari Voc :
i sc =
v1 = 3V
12
12
x 4v1 = x12 = 8V
18
12 + 6
Voc 8
sehingga : R N =
= = 4
i sc
2
Rangkaian pengganti Norton :
Vab = Voc =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
116
Rangkaian Listrik
4
x 2 A = 1A
4+4
2. Tentukan nilai i dengan teorema Norton !
i=
Jawaban :
Mencari isc :
v = 0
2i sc + 3(i sc + 6) 12 = 0
6
A
5
Cari RN dengan mencari Vab saat titik a-b terbuka :
5i sc + 6 = 0 i sc =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
117
Rangkaian Listrik
i=
5
6
x
= 1A
5 +1 5
Jawaban :
Mencari isc :
v = 0
i1
=0
2
5i1
12
= 6 i1 =
A
5
2
i1
12
1
sehingga : i sc = 2 = 10 = A
6
6
5
Mencari Vab :
6 + 2i1 +
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
118
Rangkaian Listrik
Vab = Voc =
i2
2
v = 0
i2
=0
2
5i2
12
= 6 i2 =
A
5
2
i
6
sehingga : Voc = 2 = V
2 5
6
V
maka : R N = oc = 5 = 6
1
i sc
5
Rangkaian pengganti Norton :
6 + 2i2 +
2.6
=
2+6
1
sehingga : V = R p x A =
5
2 // 6 R p =
2
3 1 3
x = V
2 5 10
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
119
Rangkaian Listrik
Teorema Millman
Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber, baik dari
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan resistansi ke sumber arus yang
dihubungparalelkan dengan resistansi yang sama atau sebaliknya.
Teorema ini berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan
atau multi sumber arus menjadi satu sumber pengganti.
Langkah-langkah :
- Ubah semua sumber tegangan ke sumber arus
it =
V1 V2 V3
+
+
R1 R2 R3
1
1
1
1
=
+
+
Rt R1 R2 R3
-
Vek = it .Rt
Rek = Rt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
120
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Tinjau transformasi sumber di titik a-b :
v = 0
16 + 8i + 12i + 36 = 0
20
= 1A
20
sehingga : V = ix8 = (1) x8 = 8V
20i + 20 = 0 i =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
121
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Tinjau sumber arus 8A dan 4A ,sehingga dihasilkan sumber arus (8-4)=4 A :
Tinjau sumber arus 4A dan 3ia A ,sehingga dihasilkan sumber arus (3ia -4) A :
3
3
x(3ia 4) = x(3ia 4)
3+ 2
5
5ia = 9ia 12
ia =
5ia 9ia = 12
4ia = 12 ia =
12
= 3A
4
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
122
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Tinjau sumber arus 3A :
v = 0
72 + 8i + 16i + 12i + 36 = 0
36
36 + 36i = 0 i =
= 1A
36
sehingga :
V = +72 8i = 72 8.1 = 64V
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
123
Rangkaian Listrik
Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban samadengan nilai resistansi
sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun dipasang paralel dengan
sumber arus.
Hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan rumus sebagai berikut :
PL = V L .i = i.R L .i = i 2 .R L
dim ana :
i=
Vg
R g + RL
sehingga :
Vg
PL = (
) 2 .RL
R g + RL
dengan asumsi Vg dan Rg tetap, dan PL merupakan fungsi RL, maka untuk mencari nilai
maksimum PL adalah :
2
Vg
Vg
2
PL = (
) 2 .RL =
.RL = V g ( R g + RL ) 2 RL
R g + RL
( R g + RL ) 2
dPL
2
= V g ( R g + RL ) 2 2( R g + RL ) 3 RL
dRL
2 RL
1
2
0 = Vg
2
3
( R g + RL )
( R g + RL )
R g RL
2
0 = Vg
3
( R g + RL )
sehingga :
RL = R g
Teorema transfer daya maksimum adalah daya maksimum yang dikirimkan ketika
beban RL samadengan beban intern sumber Rg.
2
Vg
Maka didapatkan daya maksimumnya : PLmax =
4Rg
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
124
Rangkaian Listrik
V
V
1
1
1
+
+ )= A + B
R1 R3 R2
R1 R3
VD (
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
V
V
)= A + B
R1 R2 R3
R1 R3
VD =
R2 R3
R1 R2
VA +
VB
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
i1 =
i1 =
R2 + R3
R2
VA
VB LLL (1)
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
i2 =
i2 =
R2 R3
V A VD V A VD V A 1
R1 R2
=
=
(
VA +
VB )
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R1
R1 R1 R1 R1 R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R 2 R3
VB VD VB VD VB
R1 R2
1
=
(
VA +
VB )
R3
R3 R3 R3 R3 R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R1 R2 + R1 R3
R1 R2
VA
V B LLL (2)
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
125
Rangkaian Listrik
1
1
1
)V A
VB = i1
+
R A RB
RA
1
1
1
+ )VA VB = i1
RA RB
RA
sehingga :
1
R2
=
RA R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2
R2 + R3
1
1
+
=
R A RB R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
RA =
R2 + R3
1
1
=
RB R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 R A
R2 + R3
R2
1
=
RB R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R3
1
=
RB R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R3
Tinjau node B :
VB V A VB
+
= i2
RA
RC
RB =
1
1
1
VA + (
+
)VB = i2
RA
R A RC
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
126
Rangkaian Listrik
1
1
1
VA + ( +
)VB = i2
RA
RA RC
sehingga :
R1 R2
1
1
+
=
RA RC
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
R1 R2
1
1
=
RC
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 ) RA
R1 R2 + R1 R3
R1 R2
1
=
+
.
RC
R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 ) R3 ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
R1
1
=
RC ( R2 R3 + R1 R2 + R1 R3 )
RC =
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R1
Perumusannya :
Transformasi Star () ke Delta () :
RA =
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R2
RB =
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R3
RC =
R2 R3 + R1 R2 + R1 R3
R1
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
127
Rangkaian Listrik
R1 =
R A RB
R A + RB + RC
R2 =
R B RC
R A + RB + RC
R3 =
R A RC
R A + RB + RC
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
128
Rangkaian Listrik
Soal soal :
1. Tentukan nilai i dengan teorema Thevenin !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
129
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
130
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
131
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
132
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
133
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
134
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
135
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
136
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
137
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
138
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
139
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
140
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
141
Rangkaian Listrik
55. Tentukan nilai R pada rangkaian berikut agar terjadi transfer daya maksimum :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
142
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
143
Rangkaian Listrik
BAB VI
DASAR DASAR AC
Bentuk Gelombang
Pada bab sebelumnya kita telah membahas rangkaian listrik dengan sumbernya adalah
sumber searah, dimana untuk selang waktu dari nol sampai tak hingga nilainya akan
selalu tetap atau konstan, sedangkanp pada bab ini akan dibahas rangkaian listrik
deengan sumbernya adalah bolak-balik, dimana untuk waktu tertentu akan didapatkan
nilai yang berbeda-beda. Tentunya dengan sumber bolak-balik atau lebih singkatnya
dengan sumber AC (Alternating Current) akan mempengaruhi komponen pasif yang
digunakan, saat sumber DC maka komponen pasif seperti L dan C akan menjadi
rangkaian hubungsingkat dan terbuka. Tetapi dengan sumber AC komponen pada L dan
C akan berbeda halnya saat deiberikan sumber DC.
Sebelum membahas masalah AC secara mendalam alangkah baiknya kita
memperhatikan terlebih dahulu karakteristik dari sumber AC atau gelombang AC ini.
Salah satu sifat khusus dari gelombang AC adalah dia mempunyai sifat periodik atau
berulang dengan selang waktu tertentu atau lebih sering disebut dengan perioda,
dimana nilai dari periodik ini memenuhi persamaan :
f (t) = f ( t + nT ) dimana n : integer 0,1,2, dengan T = perioda, seperti terlihat pada
gambar dibawah ini :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
144
Rangkaian Listrik
Konsep Phasor
Phasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan
phasa gelombang sinusoidal.
Phasor biasanya dinyatakan dengan sebuah notasi pada domain frekuensi yang hanya
terdiri dari besaran dan phasa.
Formula Euler :
e jt = cos t + j sin t = Re e jt + j Im e jt
jt
[ ]
[ ]
= cos t j sin t = Re[e ] j Im[e ]
jt
j t
e
Sebagai contoh :
v(t ) = Vm cos(t + ) Volt dalam domain waktu
Bilangan Kompleks
Bilangan yang terdiri dari harga real (nyata) dan harga imajiner (khayal)
Contoh :
z = x + jy
dimana j = 1 atau j 2 = 1
Grafik bilangan kompleks :
y
x
3. Bentuk Eksponensial
z = re j
dim ana : x + jy = r cos + jr sin = r (cos + j sin ) = re j
4. Bentuk Trigonometri
z = r (cos + j sin )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
145
Rangkaian Listrik
z = x + jy z * = x jy
z = r z * = r
z = re j z * = re j
z = r (cos + j sin ) z * = r (cos j sin )
Jumlah dan selisih bilangan kompleks
z1 = x1 + jy1
z 2 = x 2 + jy 2
z1 + z 2 = x1 + jy1 + x 2 + jy 2 = ( x1 + x 2 ) + j ( y1 + y 2 )
z1 z 2 = x1 + jy1 ( x 2 + jy 2 ) = ( x1 + x 2 ) + j ( y1 y 2 )
Perkalian dan pembagian bilangan kompleks
z1 = r1e j1
z 2 = r2 e j1
z1 z 2 = r1e j1 r2 e j 2 = r1 r2 e j (1 + 2 )
z1 r1e j1
r
=
= 1 e j (1 2 )
j 2
z 2 r2 e
r2
Arus dan Tegangan Sinusoidal
Arus sinusoidal :
Tegangan yang melewati elemen pasif jika arusnya sinusoidal
elemen
i
i = I m sin t
L
C
VR = R.i
di
VL = L.
dt
1
VC = idt
C
VR = R.I m sin t
VL = .L.I m cos t
VC =
Im
( cos t )
C
VR = R.I m cos t
VL = .L.I m ( sin t )
VC =
Tegangan sinusoidal :
Arus pada elemen pasif jika tegangannya sinusoidal
elemen
v
V = Vm sin t
R
L
C
V
R
1
i L = vdt
L
iR =
iC = C
dV
dt
Vm
sin t
R
V
i L = m ( cos t )
L
iR =
iC = CVm cos t
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
i = I m cos t
Im
sin t
C
V = Vm cos t
Vm
cos t
R
V
i L = m sin t
L
iR =
iC = CVm ( sin t )
146
Rangkaian Listrik
Sudut Phasa
Pengaruh gelombang AC pada elemen R :
i = I m sin t I = I m 0 o
VR = RI m sin t V R = RI m 0 o
phasanya..sama
Magnitude impedansi.. Z = R
VL = LI m cos t = LI m sin t + 90 o
V L = LI m 90 o
Arus tertinggal dibanding tegangan sebesar 90 o
arus lagging
Z=
VL LI m 90 o
=
I
I m 0 o
Z = L90 o = j L
I
Im
( cos t ) = m sin t 90 o
C
C
I
VC = m 90 o
C
VC =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
147
Rangkaian Listrik
j
1
1
90 o =
=
C
C j C
Impedansi Kompleks
Jika rangkaian seri RL dihubungkan dengan gelombang AC maka :
V (t ) = Vm e j t
KVL : R1 (t ) + L
d1 (t )
= V (t ) = Vm e jt
dt
Misalkan :
I (t ) = Ke jt
Rke j t + j Lke j t = Vm e j t
k=
Vm
R + j L
Vm
e j t
R + j L
Sehingga impedansi menjadi
Vm e j t
V (t )
Z=
=
= R + j L
Vm
I (t )
j t
e
R + j L
I (t ) =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
148
Rangkaian Listrik
V (t ) = V m e
j t
KVL : R 1 (t ) +
Misalkan
I (t ) = Ke
j t
Rke
j t
I (t )dt
1
C
j C
ke
j t
= Vme
= Vme
j t
j t
Vm
k =
R +
I (t ) =
1
j C
Vm
1
C
sehingga impedansi
V m e j t
1
V (t )
j
=
= R+
= R
Z=
Vm
I (t )
j C
C
e j t
R + j L
R
Diagram Impedansi :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
149
Rangkaian Listrik
Diagram Phasor
f (t ) = re jt = r t
t=0
t = 0
t=
t =
t=
t =
Jika beda phasa antara tegangan dan arus sebesar , maka diagram phasornya sebagai
berikut :
V = V1 + V2 + V3
= IZ1 + IZ 2 + IZ 3
Z eq = Z1 + Z 2 + Z 3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
150
Rangkaian Listrik
I = I1 + I 2 + I 3
=
V V V
+
+
Z1 Z 2 Z 3
1
1
1
1
= +
+
Z eq Z1 Z 2 Z 3
Admitansi Bilangan Kompleks
1
Y=
Z
Z = R jX
Y = G jB
dimana :
Z = Impedansi
R = Resistansi
X = Reaktansi
Y = Admitansi
G = Konduktansi
B = Suseptansi
Contoh latihan :
1. Tentukan arus i4 yang keluar dari percabangan saat arus i1, i2, dan i3 masuk
percabangan jika :
i1 = 6 cos 3t
i2 = 4 cos(3t 30)
i3 = 4 3 cos(3t + 60)
Jawaban :
i4 = i1 + i2 + i3 = 6 cos 3t + 4 cos(3t 30) 4 3 cos(3t + 60)
Dalam notasi phasor :
I 4 = I 1 + I 2 + I 3 = 60 + 4 30 4 360 = 6 + 3,46 j 2 3,46 j 6
I 4 = 6 j8 = 10 53,1
sehingga : i4 = 10 cos(3t 53,1)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
151
Rangkaian Listrik
2. Tentukan arus i4 yang keluar dari percabangan saat arus i1, i2, dan i3 masuk
percabangan jika :
i1 = 5 cos(3t + 30)
i2 = 5 sin 3t
i3 = 5 cos(3t + 150)
Jawaban :
i4 = i1 + i2 + i3 = 5 cos(3t + 30) + 5 sin 3t + 5 cos(3t + 150)
Yrms =
2
1
y (t ) dt
T 0
Contoh latihan :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
152
Rangkaian Listrik
- Harga rata-rata :
Yav
T
=
=
1
1
y(t )dt =
2
T0
2
0
A
[ cos2 ( cos0)] = A [ 1 + 1] = 0
2
2
- Harga efektif :
Yrms
T
1 2
1
y (t )dt =
2
T0
A2
2
2
2
A sin td (t) =
0
1 2 cos 2t
t 0
4
2
A2
2
1 cos 2t
d (t ).
2
. =
2 2
4
4
2
A2
[ (1 1)]. = A . = A
2
2
2
Jawaban :
- Harga rata-rata :
Yav
T
1
1
A
T0
[ cos ( cos0)] = A [1 + 1] = 2 A
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
153
Rangkaian Listrik
- Harga efektif :
Yrms
A2 1 cos2t
1 2
1 2 2
=
=
y
t
dt
A
td
t
(
)
sin
(
)
d (t ).
T 0
0
0
2
A2 1 cos2t
A2 1
cos2. cos2.0
( 0) (
).
. =
t 0
2
2
4 0
4
4
A2
A2
A
=
=
(
1
1
)
.
2
2
2
Jawaban :
- Harga rata-rata :
Yav
T
1
1
1 25t 2
= y(t )dt = 25tdt = .
20
2 2
T0
=
25 2
(2 0) = 25
4
- Harga efektif :
Yrms
T
1 2
1
625 t 3 2
625 3
50
2 2
y
t
dt
t
dt
=
=
. .0 =
2 0 =
(
)
25
T 0
20
2 3
6
3
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
154
Rangkaian Listrik
Soal- soal :
5.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
155
Rangkaian Listrik
6.
7.
y (t ) = Ym sin t :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
156
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
157
Rangkaian Listrik
BAB VII
ANALISIS RANGKAIAN AC
Hukum Ohm
Jika sebuah impedansi dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung impedansi
tersebut akan muncul beda potensial, atau Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan
melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding lurus dengan arus yang
mengalir melalui bahan tersebut.
Secara matematis :
V = I .Z
Hukum Kirchoff I / Kirchoffs Current Law (KCL)
Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau simpul samadengan arus
yang meninggalkan percabangan atau node atau simpul, dengan kata lain jumlah aljabar
semua arus yang memasuki sebuah percabangan atau node atau simpul samadengan nol.
Secara matematis :
Arus pada satu titik percabangan = 0
Arus yang masuk percabangan = Arus yang keluar percabangan
Hukum Kirchoff II / Kirchoffs Voltage Law (KVL)
Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup samadengan nol, atau penjumlahan
tegangan pada masing-masing komponen penyusunnya yang membentuk satu lintasan
tertutup akan bernilai samadengan nol.
Secara matematis :
V = 0
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai i !
Jawaban :
Dengan phasor :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
158
Rangkaian Listrik
100 o
100 o
=
= 4 36,9 o
o
j
j
3
2536,9
2 + j2
2+
2
2
maka : i = 4 cos(4t 36,9 o ) A
I=
100 o
2. Tentukan nilai V !
Jawaban :
Dengan phasor :
2
200 o
200 o
o
I=
= 2 53o
100 =
=
o
2 + 4 + j8
6 + j8 1053
sehingga : V = 4 I = 8 53 o ,
maka : V = 8 cos(8t 53o )V
Analisis Node
Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/ KCL dimana jumlah arus yang masuk
dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol, dimana tegangan merupakan
parameter yang tidak diketahui. Atau analisis node lebih mudah jika pencatunya
semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat diterapkan pada sumber searah/ DC
maupun sumber bolak-balik/ AC.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis node, yaitu :
Tentukan node referensi sebagai ground/ potensial nol.
Tentukan node voltage, yaitu tegangan antara node non referensi dan ground.
Asumsikan tegangan node yang sedang diperhitungkan lebih tinggi daripada
tegangan node manapun, sehingga arah arus keluar dari node tersebut positif.
Jika terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah node voltage
ini akan menentukan banyaknya persamaan yang dihasilkan.
Analisis node mudah dilakukan bila pencatunya berupa sumber arus. Apabila pada
rangkaian tersebut terdapat sumber tegangan, maka sumber tegangan tersebut
diperlakukan sebagai supernode, yaitu menganggap sumber tegangan tersebut
dianggap sebagai satu node.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
159
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai V dengan analisis node !
Jawaban :
Dengam phasor :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
160
Rangkaian Listrik
(3 + j )V1 3V2 = 30 j 30
(1 + j )V1 = 30 + j 40
V1 =
30 + j 40 5053 o
=
= 25 28 o
o
(1 + j )
245
maka : v = 25 2 sin( 2t + 8 o )V
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
161
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai V dengan analisis mesh !
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
1090 o + 10 I 1 j10( I 1 I 2 ) = 0
(10 j10) I 1 + j10 I 2 = 1090 o...........(1)
Tinjau loop I2 :
I 2 = 10 o ................(2)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
162
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Tinjau loop I1 :
I 1 = 590 o..................(1)
Tinjau loop I2 :
10( I 2 I 1 ) + 5 I 2 + 1090 o j15( I 2 I 3 ) = 0
10 I 1 + (15 j15) I 2 + j15 I 3 = 1090 o ....(2)
Tinjau loop I3 :
I 3 = 20 o............(3)
substitusikan persamaan (1), (2), & (3) :
10 I 1 + (15 j15) I 2 + j15 I 3 = 1090 o
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
163
Rangkaian Listrik
I2 =
j 70
7090 o
7 2
=
=
135 o
o
15 j15 15 2 45
3
7 2
135 o + 20 o ) = j15(2,33 + j 2,33 + 2)
3
o
V = j15(0,33 + j 2,33) = 15 90 (2,3598 o ) = 35,258 o
sehingga : V = j15( I 2 I 3 ) = j15(
Teorema Superposisi
Pada teorema ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier, dimana rangkaian
linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika y =
kx, dimana k = konstanta dan x = variabel.
Dalam setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus
dapat dihitung dengan cara :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
164
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
- Pada saat Vs = 10 cos 3tV aktif :
V1 =
j10
1000 o
1090 o =
j10 + 10
10 2 45 o
V1 = 5 245 o
- Pada saat I s = sin 3tA aktif :
Zp =
Zp =
j100
j10.10
=
j10 + 10 10 2 45 o
100 90 o
10 2 45
sehingga :
= 5 2 45 o
V2 = Z p x10 o = 5 2 45 o
Maka tegangan V :
V = V1 + V2 = 5 245 o + 5 2 45 o = 5 + j 5 + 5 j 5 = 10
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
165
Rangkaian Listrik
Jawaban :
- Pada saat Vs = 3 cos 2tV aktif :
V1 = 30 o
sehingga : V1 = 3 cos 2tV
- Pada saat Vs = 26 cos(3t + 30 o )V aktif :
V2 = 0V
sehingga :
V = V1 + V2 = 3 cos 2tV
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
166
Rangkaian Listrik
Teorema Thevenin
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah impedansi ekivelennya pada
dua terminal yang diamati.
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian,
yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan
seri dengan suatu impedansi ekivalennya.
Cara memperoleh impedansi penggantinya (Zth) adalah dengan mematikan atau menon
aktifkan semua sumber bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber tegangan tahanan
dalamnya = 0 atau rangkaian short circuit dan untuk sumber arus tahanan dalamnya =
atau rangkaian open circuit).
Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya,
maka untuk memperoleh impedansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari arus
hubung singkat (isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Zth) didapatkan dari nilai
tegangan pada kedua terminal tersebut yang di-open circuit dibagi dengan arus pada
kedua terminal tersebut yang di- short circuit .
Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Thevenin :
1. Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan.
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada terminal a-b
kemudian hitung nilai tegangan dititik a-b tersebut (Vab = Vth).
3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai impedansi
diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara
diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
167
Rangkaian Listrik
rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian
open circuit)
(Zab = Zth).
4. Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai impedanso pengganti
V
Theveninnya didapatkan dengan cara Z th = th .
I sc
5. Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan
dicari arus yang mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc).
6. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian pasangkan
kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan.
Contoh latihan :
Jawaban :
Mencari Voc :
Z th = 10
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
168
Rangkaian Listrik
V =
V =
j10
10 245 o
j10 + 10
10 90 o
10 2 45 o
sehingga :
V = 10 sin 3tV
10 245 o = 10
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
169
Rangkaian Listrik
Mencari Zth :
Zth = j 6
Rangkaian pengganti Thevenin :
sehingga :
8
480 37 o
60 37 o =
8 j6
10 37 o
V = 48
maka : V = 48 sin 8tV
V =
Teorema Norton
Pada teorema ini berlaku bahwa :
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah impedansi ekivelennya pada dua
terminal yang diamati.
Tujuan untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu dengan membuat rangkaian
pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu impedansi ekivalennya.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
170
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Tentukan nilai V dengan teorema Norton !
Jawaban :
Mencari isc = iN :
Tinjau loop I1 :
v = 0
1090 o + 10 I 1 = 0
10 I 1 = 1090 o I 1 = 190 o
Tinjau loop I2 :
I 2 = 10 o
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
171
Rangkaian Listrik
sehingga :
i sc = I 1 I 2 = 190 o + 10 o = 1 + j
i sc = 245 o
Mencari ZN :
Z N = 10
Rangkaian pengganti Norton :
Zp =
j10.10
100 90 o
=
= 5 2 45 o
j10 + 10 10 2 45 o
sehingga :
V = Z p x 245 o = 5 2 45 o . 245 o
V = 100 o
maka :
V = 10 sin 3tV
Teorema Millman
Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber, baik dari
sumber tegangan yang dihubungserikan dengan impedansi ke sumber arus yang
dihubungparalelkan dengan impedansi yang sama atau sebaliknya.
Teorema ini berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan
atau multi sumber arus menjadi satu sumber pengganti.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
172
Rangkaian Listrik
Teorema transfer daya maksimum adalah daya maksimum yang dikirimkan ketika
beban ZL samadengan konjugate beban intern sumber Zs*.
Maka didapatkan daya maksimumnya :
2
Vs
PLmax =
*
4 Re Z s
[ ]
Catatan :
Secara garis besar analisis rangkaian AC dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Sumber mempunyai fungsi persamaan dan frekuensi yang sama
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC ini dapat menggunakan konsep dasar,
hukum dasar, analisis rangkaian, dan teorema rangkaian dengan menggunakan
notasi phasor untuk mempermudah.
2. Sumber mempunyai fungsi persamaan berbeda dengan frekuensi yang sama
Penyelesaian persoalan ini terlebih dahulu semua fungsi persamaan dikonversikan
kedalam fungsi persamaan yang sama, baru kemudian pengerjaan sama dengan item
nomor 1.
3. Sumber mempunyai fungsi persamaan sama tetapi frekuensi berbeda
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC ini hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan teorema superposisi.
4. Sumber mempunyai fungsi persamaan dan frekuensi yang berbeda
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC ini hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan teorema superposisi.
5. Sumber gabungan DC dan AC
Penyelesaian persoalan analisis rangkaian AC dan DC ini hanya dapat dilakukan
dengan menggunakan teorema superposisi.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
173
Rangkaian Listrik
Soal soal :
1. Tentukan nilai i !
2. Tentukan nilai V !
4. Tentukan nilai i !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
174
Rangkaian Listrik
Tentukan nilai i !
6.
Tentukan nilai i :
7.
Tentukan nilai i :
8.
Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
175
Rangkaian Listrik
9.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
176
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
177
Rangkaian Listrik
22. Tentukan V :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
178
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
179
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
180
Rangkaian Listrik
BAB VIII
DAYA PADA RANGKAIAN RLC
Pengertian daya
V (t ) = Vm sin t
Arus pada komponen induktor adalah :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
181
Rangkaian Listrik
1
1
V (t )dt = Vm sin tdt
L
L
V
V
= I m , maka: i (t ) = I m sin(t )
dimana nilai
2
L
sehingga :
i(t ) =
1
) = Vm I m sin t. cos(t ) = Vm I m sin 2t
2
2
Grafik :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
182
Rangkaian Listrik
V (t ) = Vm sin t
Arus pada komponen kapasitor adalah :
d
dV
= CVm (sin t ) = CVm cos t
i (t ) = C
dt
dt
i (t ) = CVm sin(t +
)
2
dimana nilai CVm = I m , maka :
i (t ) = I m sin(t +
sehingga :
P (t ) = V (t )..I (t ) = Vm I m sin t. sin( +
1
) = Vm I m sin t. cos = Vm I m sin 2t
2
2
Grafik :
Daya rata-rata :
T
1
1
P = P(t )dt =
T 0
2
2V
I sin 2tdt
m m
P=
1
Vm I m sin 2tdt
4
0
2
1
1
Vm I m cos 2t
=0
0
4
2
maka daya rata-rata pada komponen C samadengan nol.
P=
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
183
Rangkaian Listrik
V (t ) = Vm sin t
Arus pada komponen resistor adalah :
V (t ) V (t )
i(t ) =
=
sin t
R
R
V
dimana nilai m = I m , maka : i(t ) = I m sin t
R
sehingga :
1
P (t ) = V (t )..I (t ) = Vm I m sin 2 t = Vm I m (1 cos 2t )
2
Grafik :
Daya rata-rata :
T
1
1
P = P (t )dt =
T 0
2
2V
I (1 cos 2 )tdt
m m
P=
1
Vm I m (1 cos 2t )dt
4
0
2
1
1
Vm I m (t sin 2t )
0
4
2
1
1
P=
Vm I m .2 = Vm I m
4
2
Daya rata-rata :
T
2
2
1
1 1
1
(
1
cos
2
)
P = P (t )dt =
V
I
tdt
=
V
I
m m
m m (1 cos 2t ) dt
2 0 2
4
T 0
0
P=
2
1
1
1
1
Vm I m (t sin 2t )
=
Vm I m .2 = Vm I m
0 4
4
2
2
V I
1
maka daya rata-rata pada kompone R sebesar Vm I m = m m = Veff I eff
2
2 2
P=
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
184
Rangkaian Listrik
i (t ) = I m sin(t + )
nilai tergantung dari komponen induktor atau kapasitor (kapasitor bertanda + , dan
induktor bertanda )
sehingga :
1
P (t ) = V (t ).I (t ) = Vm I m sin t. sin( + ) = Vm I m [cos(t (t + )) cos(t (t + ))]
2
1
P (t ) = Vm I m [cos cos(2t + )]
2
Daya rata rata :
T
2
1
1 1
P = P(t )dt =
Vm I m [cos cos(2t + )]dt
T 0
2 0 2
P=
2
2
1
1
Vm I m cosdt cos(2t + )dt = Vm I m cos = Veff I eff cos
4
0
0
2
Vm
2
dan I eff =
Im
2
Daya Kompleks
Daya Rata Rata (P)
Daya ini sebenarnya adalah daya yang dipakai oleh komponen pasif resistor yang
merupakan daya yang terpakai atau terserap. Kalau kita perhatikan supply dari PLN ke
rumah-rumah maka daya yang tercatat pada alat kWH meter adalah daya rata-rata atau
sering disebut juga sebagai daya nyata yang akan dibayarkan oleh pelanggan.
Simbol
: P
Satuan
: Watt (W)
Secara matematis daya rata-rata atau daya nyata merupakan perkalian antara tegangan
efektif, arus efektif, dan koefisien faktor dayanya.
P = Veff I eff cos
Daya Reaktif ( Q )
Daya ini adalah daya yang muncul diakibatkan oleh komponen pasif diluar resistor yang
merupakan daya rugi-rugi atau daya yang tidak diinginkan. Daya ini seminimal
mungkin dihindari kalaupun bisa diperkecil, walaupun tidak akan hilang sama sekali
dengan cara memperkecil faktor dayanya.
Simbol
:Q
Satuan
: Volt Ampere Reaktif (VAR)
Secara matematis daya reaktif merupakan perkalian antara tegangan efektif, arus efektif,
dan nilai sin .
Q = Veff I eff sin
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
185
Rangkaian Listrik
Daya Tampak ( S )
Daya yang sebenarnya disupply oleh PLN, merupakan resultan daya antara daya ratarata dan daya reaktif.
Simbol
:S
Satuan
: Volt Ampere (VA)
Secara matematis daya tampak merupakan perkalian antara tegangan dan arus
efektifnya
S = Veff I eff
Daya kompleks
Merupakan gabungan antara daya rata-rata dan daya reaktifnya.
I lagging terhadap V dimana nilai arus tertinggal sebesar phasa dibandingkan dengan
nilai tegangan.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
186
Rangkaian Listrik
Untuk komponen C :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
187
Rangkaian Listrik
Rumus umum :
2
Veff R
Veff X
Veff Z
R
2
R P
pf = cos = =
Z S
Contoh latihan :
Jawaban :
Dengan phasor :
Zp =
(200 + j 400).100
447,263,4 o.100
=
= 89,4410,3 o = 87,9 + j15,9
o
(200 + j 400) + 100
50053,1
2
sehingga : P = I eff R
10
.R =
.87,9 = 4395W
2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
188
Rangkaian Listrik
Jawaban :
Dengan phasor :
(200 + j 400).100
447,263,4 o.100
=
= 89,4410,3 o = 87,9 + j15,9
o
(200 + j 400) + 100
50053,1
sehingga :
Zp =
P = I eff R
10
.R =
.87,9 = 4395W
2
2
10
2
Q = I eff X . X =
.15,9 = 795W
2
2
S = I eff Z
10
.Z =
.89,44 = 4472W
2
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
189
Rangkaian Listrik
Dengan superposisi :
- Pada saat Vs = 20cos4t V, aktif :
i1 =
200 o
200 o
= 4 37 o
=
4 + j 6 j 3 537 o
2
4
2
sehingga : P1 = i1eff .R =
.4 = 32W
2
- Pada saat Is = 5cos2t A, aktif :
i2 =
j6
. 50 o
j 6 + j3 + 4
i2 =
6 90 o
30 90 o
.5 =
= 6 53o
o
5 37
5 37 o
)
2
6
2
sehingga : P2 = i2 eff .R =
.4 = 72W
2
maka :
P = P1 + P2 = 32 + 72 = 104W
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
190
Rangkaian Listrik
Seperti dijelaskan diawal tadi bahwa Q atau daya reaktif sebenarnya adalah daya rugirugi dan sebisa mungkin kita minimalkan, artinya dengan nilai daya rata-rata yang tetap
dan nilai daya reaktif yang kita perkecil akan memperkecil daya tampak secara
keseluruhan.
Nilai P tidak berubah yang diubah adalah nilai Q karena Q berkaitan dengan komponen
L atau C, oleh karena itu untuk meningkatkan faktor daya maka kita harus memasang
secara paralel komponen L atau C.
Kenapa kita harus memasang secara paralel ? karena tujuan diawal kita membuat nilai P
yang tetap atau konstan, maka dengan ilustrasi seperti dibawah ini :
Veff
R + j L
Jika komponen yang akan dipasang untuk memperkecil nilai Q, katakanlah komponen
tersebut C maka jika dipasang seri :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
191
Rangkaian Listrik
Veff
1
)
C
terlihat bahwa nilai P-nya telah berubah, padahal kita mempersyaratkan untuk perbaikan
faktor daya nilai P-nya tetap.
Tetapi jika komponen C tersebut dipasang paralel maka :
R + j (L
Veff
R + j L
ternyata nilai P-nya tetap dan dengan penambahan komponen C tentunya akan
memperkecil daya reaktifnya.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
192
Rangkaian Listrik
Merupakan komponen C
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
193
Rangkaian Listrik
Merupakan komponen L
1. Faktor daya suatu beban yang telah dikoreksi adalah 0,9 lagging dengan cara
penambahan 20 kVAR kapasitor parallel. Jika daya akhir adalah 185 kVA. Tentukan
segitiga daya sebelum diperbaiki atau dikoreksi !
Jawaban :
S ' = 185kVA
cos ' = 0,9lagging ' = 26 o
P = S '.cos ' = 185k . cos 26 o = 166,5kW
Q' = S '.sin ' = 185k . sin 26 o = 81k var .lagging
segitiga.dayanya.setelah.dikoreksi :
P = 166,5kW
Q = Q'+QC = 81 + 20 = 101kVAR.lagging
S = P 2 + Q 2 = 166,5 2 k + 1012 k = 194,6kVA
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
194
Rangkaian Listrik
2. Sebuah sumber 60 Hz dengan Veff = 240V disuplai oleh 4500 VA ke beban dengan
faktor daya 0,75 lagging. Tentukan paralel kapasitor untuk meningkatkan faktor daya
ke :
a. 0,9 lagging
b. 0,9 leading
Jawaban :
S = 4500 VA
pf = cos = 0,75 lagging = 41,4o
P = S cos = 4500.0,75 = 3375 W
Q = S sin = 4500.sin41,4o = 2976 var lagging
a. 0,9 lagging
240 2
= 43,3
1330
QC =
Veff
XC =
1
1
1
1
C =
=
=
= 61,3F
C
X C 2f . X C 2 .60.43,3
XC
XC =
Veff
QC
sehingga :
C = 61,3F
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
195
Rangkaian Listrik
b. 0,9 leading
240 2
= 12,5
4622
QC =
XC =
1
1
1
1
C =
=
=
= 212,2 F
C
X C 2f . X C 2 .60.12,5
XC
XC =
Veff
Veff
QC
sehingga :
C = 212,2 F
Perbaikan Faktor Daya dapat menggunakan rumus yang telah didapatkan jika bebannya
induktif dan memerlukan penambahan komponen C yang dipasang paralel :
R2 + X 2
X1 =
R tan cos 1 pfc X
dimana :
X1 = nilai reaktansi setelah perbaikan faktor daya (komponen C)
R = nilai resistansi sebelum perbaikan faktor daya
X = nilai reaktansi sebelum perbaikan faktor daya
pfc = nilai dari perbaikan faktor dayanya (pf setelah diperbaiki)
dengan catatan :
1
Jika pfc lagging maka tan cos
pfc bernilai positif
1
pfc bernilai negatif
Jika pfc leading maka tan cos
[
[
]
]
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
196
Rangkaian Listrik
Soal soal :
1. Dua buah beban dipasang secara paralel dan disuplai oleh tegangan efektif 220 V
dengan pf 0,9 lagging. Salah satu beban diketahui mempunyai pf sebesar 0,8 leading
dengan daya rata-rata 1200 W. Jika daya rata-rata total kedua beban adalah 2000 W.
Berapa pf beban kedua ?
2. Diberikan suatu rangkaian dengan tegangan terpasang V = 150 sin(t + 10 o )V dan
arus yang dihasilkan i = 5 sin(t 50 o ) A . Tentukan segitiga dayanya !
3. Dua buah elemen seri mempunyai daya rata-rata 940 W dan pf 0,707 leading. Jika
tegangan V = 99 sin(6000t + 30 o )V . Tentukan kedua elemen tersebut !
4. Tentukan segitiga daya kombinasi paralel dari masing-masing beban dimana untuk
beban 1 mempunyai 250 VA pf 0,5 lagging, beban 2 sebesar 180 W pf 0,8 leading
dan beban 3 sebesar 300 VA, 100 var lagging !
5. Tentukan segitiga dayanya !
Jika Veff = 2060 o , Z 1 = 430 o , Z 2 = 560 o
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
197
Rangkaian Listrik
11. Komponen apa yang harus dipasang paralel pada saat soal diatas, jika koreksi
power pactor menjadi 0,8 lagging.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
198
Rangkaian Listrik
12. Tentukan pf dilihat dari terminal sumber dan berapa nialai komponen yang perlu
dipasang secara paralel dengan sumber agar pf menjadi 1 :
13. Tentukan daya nyata, daya rekatif dan daya kompleks yang dikirim sumber pada
gambat ini
14. Tentukan P,Q, S oleh sumber dan elemen reaktif yang harus dipasang paralel
dengan sumber agar pf dilihat dari sumber menjadi 0,9 leading
15. Dua buah beban dipasang secara paralel dan disuplai oleh tegangan efektif 220 V
dengan pf 0,9 lagging. Salah satu beban diketahui mempunyai pf sebesar 0,8
leading dengan daya rata-rata 1200 W. Jika daya rata-rata total kedua beban adalah
2000 W. Berapa pf beban kedua ?
16. Faktor daya suatu beban yang telah dikoreksi adalah 0,9 lagging dengan cara
penambahan 20 kVAR kapasitor paralel. Jika daya akhir adalah 185 kVA. Tentukan
segitiga daya sebelum diperbaiki/dikoreksi.
17. Diberikan suatu rangkaian dengan tegangan terpasang v = 150 sin(t + 10 o ) dan arus
yang dihasilkan i = 5 sin(t 50 o ) . Tentukan segitiga dayanya.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
199
Rangkaian Listrik
18. Dua buah elemen seri mempunyai daya rata-rata 940 W dan pf 0,707 leading. Jika
tegangan v = 99 sin(6000t + 30 o ) . Tentukan kedua elemen tersebut ?
19. Jika veff = 2060 o , Z 1 = 430 o dan Z 2 = 560 o . Tentukan segitiga dayanya.
20. Tentukan segitiga daya kombinasi paralel dari masing-masing beban dimana untuk
beban 1 mempunyai 250 VA pf 0,5 lagging, beban 2 sebesar 180 W pf 0,8 leading
dan beban 3 sebesar 300 VA, 100 VAR lagging.
21. Sebuah sumber 60 Hz dengan Veff = 240 V disuplai oleh 44500 VA ke beban
dengan pf 0,75 lagging. Tentukan paralel kapasitor untuk meningkatkan pf ke :
a. 0,9 lagging
b. 0,9 leading
22. Tentukan daya rata-rata dan daya reaktif :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
200
Rangkaian Listrik
25. Tentukan segitiga daya pada masing-masing beban pada soal diatas !
26. Sebuah beban Z = 100 + j100, tentukan kapasitansi paralel agar pf meningkat
menjadi 0,95 lagging (Asumsi = 377 rad / s )
27. Dua buah beban dipasang paralel, dimana beban 1 dengan daya 50 kW resistif murni
dan beban 2 dengan pf 0,86 lagging daya 100 kVA disuplai tegangan 10000 Vrms.
Tentukan total arusnya. !
28. Sebuah beban 50 + j80. Tentukan :
a. pf sebelum dikoreksi
b. Z1 agar pf meningkat menjadi 1
c. Dari niali Z1 tentukan komponen apa yang harus dipasang paralel, jika
( = 377 rad / s )
29. Suatu beban 110 Veff dengtan 4 kW dan pf 0,82 lagging. Tentukan nilai C agar pf
meningkat menjadi 0,95 lagging dengan = 377rad / s !
30. Tentukan daya rata-rata pada R = 2 :
31. Dua buah beban dengan 440 Vrms 60 HZ dimana beban 1 12 kVA 0,7 lagging dan
beban 2 10 kVA 0,8 lagging. Tentukan segitiga daya totalnya. !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
201
Rangkaian Listrik
32. Jika daya yang disuplai 50 kVA dengan pf 0,8 lagging. Tentukan Z !
33. Dua buah beban dengan veff = 100160 o dimana I tot = 2190 o beban 1 P1 = 23,2
W , Q1 = 50 VAR lagging. Tentukan pf2 !
34. Dua buah elemen seri R = 10 ohm dan Xc = 5 ohm mempunyai tegangan efektif
120 V. tentukan pf !
35. Dua buah elemen seri dengan arus sesaat i = 4,24 sin(5000t + 45 o ) mempunyai
daya 180 W dan pf 0,8 lagging. Tentukan kedua elemen tersebut !
36. Sebuah beban 300 kW dengan pf 0,65 lagging saat diparalel kapasitor pf menjadi
0,9 lagging. Tentukan nilai daya yang disuplai kapasitor !
37. Sebuah beban 1 dengan daya 200 VA pf 0,8 lagging dikombinasikan dengan
beban 2. Jika total pf adalah 0,9 lagging, tentukan pf beban 2 jika Ptot = 200 W !
38. Tentukan nilai C agar pf naik menjadi 1,2 semula !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
202
Rangkaian Listrik
BAB IX
FREKUENSI KOMPLEKS DAN FUNGSI TRANSFER
Sinyal Sinusoidal Teredam
Pada bab sebelumnya kita telah melihat bahwa fungsi sinusoidal mempunyai persamaan
sebagai berikut : v(t ) = Vm cos(t + ) Volt.
Pada bab ini akan dibahas mengenai frekuensi kompleks yang sebetulnya muncul dari
persamaan fungsi sinusoidal diatas hanya ditambahkan suatu nilai konstanta
peredamnya, dimana dituliskan dalam persamaan : v(t ) = Vm e t cos(t + ) Volt.
Pada persamaan tersebut muncul suatu konstanta peredam e t , dimana adalah bernilai
negatif atau nol yang disebut dengan faktor peredam/frekuensi Neper dengan satuan
Np/s.
Pada persamaan v(t ) = Vm e t cos(t + ) Volt tersebut apabila kita analisis bahwa :
Jika = 0, = 0 v (t ) = Vm merupakan sinyal searah atau DC.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
203
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
204
Rangkaian Listrik
V ( j ) = Vm e = Vm
Jika konsep diatas diterapkan pada fungsi sinusoidal teredam maka :
v(t ) = Vm e t cos(t + )
Notasi phasor :
V = Re Vm et e j (t + ) = Re Vm e j e ( + j )t = Re Vm e j e st
V ( s ) = Vm e
dimana
= Vm
: s = + j
Contoh latihan :
1. Tentukan frekuensi kompleks dari sinyal dibawah ini :
a. V = 25e t cos 2t
b. V = 3e 4t
Jawaban :
a. s = -1 + j2
b. s = -4
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
205
Rangkaian Listrik
Jawaban :
s = 1 + j 2
Z R ( s) = 5
Z L ( s ) = sL = 2 s
Z T (s) = 5 + 2s
V = 25e t cos 2t = 250 o
V ( s ) 250 o
250 o
i(s) =
= 5 53,1o
=
=
Z T ( s ) 5 + 2 s 5 + 2(1 + j 2)
i (t ) = 5e t cos(2t 53,1o ) A
Fungsi Transfer Frekuensi Kompleks
Perbandingan antara output dengan input dalam frekuensi kompleks / H(s).
H(s) bisa perbandingan tegangan terhadap arus, arus terhadap tegangan, tegangan
terhadap tegangan, atau arus terhadap arus.
Misal :
V (s)
H ( s) = o
Vo ( s ) = H ( s ).Vi ( s )
Vi ( s )
Contoh latihan :
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
206
Rangkaian Listrik
Z1 ( s) =
3+ s
s + 3s + 1
H ( s) =
I ( s)
=
V (s)
1
3+ s +
3+ s
s + 3s + 1
2
s 2 + 3s + 1
s 3 + 6 s 2 + 11s + 6
s 2 + 3s + 1
H ( s) =
( s + 2)( s + 3)( s + 1)
H ( s) =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
207
Rangkaian Listrik
Vo ( s )
dinyatakan dengan persamaan :
Vi ( s )
b ( s Z 1 )( s Z 2 )........( s Z m )
numerator
H ( s) = m
a n ( s P1 )( s P2 )........( s Pn )
deno min ator
Yang dikatakan dengan zero adalah pembuat nilai nol pada fungsi transfer tersebut,
dimana zero pada fungsi transfer diatas terdiri dari Z1, Z2, ..Zm.
Yang dikatakan dengan pole adalah pembuat nilai tak hingga pada fungsi transfer
tersebut, dimana pole pada fungsi transfer diatas terdiri dari P1, P2, .Pn.
Diagram s-plane :
Pada diagram s-plane tersebut dapat ditentukan kestabilan, dimana BIBO (Bounded
Input Bounded Output) stability terletak atau berada disebelah kiri pole-polenya.
Macam-macam bentuk kestabilan :
Absolutely stabil : berada disebelah kiri j axis.
Conditionally stabil : tidak ada disebelah kanan pole tapi pada j axis untuk orde >
1.
Unstable stabil : berada disebelah kanan j axis.
Diagram Bode Plot
Grafik penguatan fungsi transfer dalam desibel (dB) dan phasa dalam derajat terhadap
logaritmik frekuensi.
b ( s + Z 1 )( s + Z 2 )........( s + Z m )
( s + Z 1 )( s + Z 2 )........( s + Z m )
= k1
H ( s) = m
a n ( s + P1 )( s + P2 )........( s + Pn )
( s + P1 )( s + P2 )........( s + Pn )
(1 + s
)(1 + s ).........(1 + s )
Z1
Z2
Zm
H ( s) = K
(1 + s )(1 + s ).........(1 + s )
P1
P2
Pn
Jika : s = j
(1 + j )(1 + j ).........(1 + j )
Z1
Z2
Zm
H ( j ) = K
j
j
j
(1 +
)(1 +
).........(1 +
)
P1
P2
Pn
dimana besaran magnitude dan phasanya terpisah, maka didapatkan :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
208
Rangkaian Listrik
H ( j ) = K
H ( j ) = K
1 + j
Z1
1 + j
1 + j
1 + j
P1
(1 + j
Z1
Z2
P2
.........1 + j
.........1 + j
)(1 + j
(1 + j
Z2
Zm
Pn
).........(1 + j
Zm
)(1 + j ).........(1 + j )
P1
P2
Pn
Ada 4 jenis faktor yang dapat muncul pada diagram bode plot fungsi transfer, yaitu :
1. Konstanta K
2. Pole atau zero pada titik asal
3. Pole atau zero orde satu (1 + j )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
209
Rangkaian Listrik
1
1 + j
Asimtot :
<< 1 20 log 1 = 0dB
1
Frekuensi cut off di = 1
>> 1 20 log
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
210
Rangkaian Listrik
Asimtot :
<< 1 20 log1 = 0dB
1
Frekuensi cut off di = 1
>> 1 20 log
1
1 + j 2 + j
0 0
Asimtot :
<< 0 20 log 1 = 0dB
0
Frekuensi cut off di = 0
>> 0 40 log
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
211
Rangkaian Listrik
0
Frekuensi cut off di = 0
>> 0 40 log
Contoh latihan :
1. Jika fungsi transfer dinyatakan dengan persamaan : H ( s ) =
Tentukan diagram bode plotnya !
Jawaban :
R
1
H (s) =
=
R + sL 1 + sL
R
Jika s = j
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
R
R + sL
212
Rangkaian Listrik
H ( j ) =
1
1 + jL
=
R
1
1 + j
2. Jika suatu rangkaian seri RL diberikan tegangan AC sebagai inputnya (Vin) dan
output pada komponen L, maka tentukan :
a. Fungsi transfer dalam domain s
b. Diagram bode plot
Jawaban :
a. Jika output pada komponen L maka fungsi transfer :
sL
sL + R
b. Diagram bode plot :
H ( s) =
H ( s) =
sL
R
sL
L
R =
=
s
sL
sL + R
+1 1+
R
R
Jika s = j , maka :
j
R
L
H ( j ) =
j
1+
R
L
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
213
Rangkaian Listrik
R2 + sL
, tentukan diagram bode plot !
R1 + R2 + sL
Jawaban :
3. H ( s ) =
1 +
R2 (1 + sL )
R2
R2 + sL
R2
H ( s) =
=
=
R1 + R2 + sL ( R1 + R2 )(1 + sL
) R1 + R2
( R1 + R2 )
1 +
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
R2
L
( R1 + R2 )
L
214
Rangkaian Listrik
Soal soal :
1. Tentukan nilai V !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
215
Rangkaian Listrik
32( s + 1)
s ( s + 8)
3 + 2s
3 + 8s
5(1 + 0,1s )
2
)
s (1 + 0,5s )(1 + 0,6 s + s
50
50
400( s + 1)
( s + 4)( s + 10)
16 s
s + 4 s + 16
( )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
216
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
217
Rangkaian Listrik
BAB X
RESPON FREKUENSI DAN RESONANSI
Respon frekuensi merupakan hubungan atau relasi frekuensi tak bebas pada kedua
besaran magnitude dan phasa diantara input sinusoidal steady state dan output
sinusoidal steady state.
Direpresentasikan sebagai perbandingan output respon Y ( j ) terhadap input sinusoidal
X ( j ) atau yang lebih dikenal dengan fungsi transfer dalam domain j :
Y ( j )
H ( j ) =
X ( j )
dimana :
Y ( j )
H ( j ) =
X ( j )
H ( j ) =
Y ( j )
= Y ( j ) X ( j )
X ( j )
Misalkan :
Input vin (t ) = A cos( 0 t + ) maka output vout (t ) = A H ( j ) cos( 0 t + + H ( j ))
Rangkaian RL
Jika komponen R sebagai output tegangan :
R
Jika s = j , maka fungsi transfernya menjadi :
1
H ( j ) =
1 + j L
R
sehingga respon frekuensi :
1
H ( j ) =
2
1 + L
R
L
H ( j ) = tan 1
( )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
218
Rangkaian Listrik
= H ( j ) = 0
=
R
1
H ( j ) =
frekuensi..cut..off
L
2
= H ( j ) = 90
=
R
H ( j ) = 45 frekuensi..cut..off
L
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
219
Rangkaian Listrik
L
Gambar respon frekuensi magnitude :
saat :
= 0 H ( j ) = 0
= H ( j ) = 1
=
1
R
H ( j ) =
frekuensi..cut..off
L
2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
220
Rangkaian Listrik
Rangkaian RC
Jika komponen R sebagai output tegangan :
H ( j ) = tan 1
CR
Gambar respon frekuensi magnitude :
saat :
= 0 H ( j ) = 0
= H ( j ) = 1
=
1
1
H ( j ) =
frekuensi..cut..off
CR
2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
221
Rangkaian Listrik
222
Rangkaian Listrik
= H ( j ) = 0
=
1
1
H ( j ) =
frekuensi..cut..off
CR
2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
223
Rangkaian Listrik
Rangkaian RLC
Jika komponen R sebagai output tegangan :
C
1 +
L 1
C
H ( j ) = tan
= H ( j ) = 0
=
=
1
LC
H ( j ) = 1
R R 2 + 4L
2L
H ( j ) =
1
2
frekuensi..cut..off
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
224
Rangkaian Listrik
=
=
1
LC
H ( j ) = 0
R R 2 + 4L
2L
H ( j ) = 45 frekuensi..cut..off
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
225
Rangkaian Listrik
sC
Jika s = j , maka fungsi transfernya menjadi :
1
1
H ( j ) =
=
R
jR
1+
1
j L 1
L 1C
C
sehingga respon frekuensi :
1
H ( j ) =
2
1+
L 1
C
H ( j ) = tan
1
L
C
= H ( j ) = 1
=
=
1
LC
H ( j ) = 0
R R 2 + 4L
2L
H ( j ) =
1
2
frekuensi..cut..off
1
H ( j ) = 90
LC
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
226
Rangkaian Listrik
R R 2 + 4L
2L
H ( j ) = 45 frekuensi..cut..off
I = B
Dalam kondisi satu phasa : = , sehingga :
V A A
A
A
= ( ) = 0 =
Z= =
I
B B
B
B
Terlihat bahwa ketika V dan I satu phasa, impedansi yang dihasilkan seluruhnya
komponen riil atau impedansi kompleks hanya terdiri dari komponen resistor murni (R).
Dengan kata lain konsep resonansi adalah menghilangkan komponen imaginer /
reaktansi saling meniadakan.
Resonansi Seri
Impedansi total:
1
Z tot = R + j L
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
227
Rangkaian Listrik
saat resonansi :
1
1
L
= 0 L =
C
C
1
2 =
LC
1 1
fo =
2 LC
Pada saat resonansi impedansi Z minimum, sehingga arusnya maksimum.
Resonansi Paralel
Admitansi total :
1
1
1
1
= +
+
Z tot R jL j
j
1
+ jC
R L
1
1
1
= + j C
L
Z tot R
saat resonansi :
1
1
C
= 0 C =
L
L
1
2 =
LC
1 1
fo =
2 LC
Pada saat resonansi impedansi Z maksimum, sehingga arusnya minimum.
Gambar tersebut dapat diganti notasinya :
Admitansi total :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
228
Rangkaian Listrik
Y = G + jBC jBL
Y = G + j (C
1
)
L
saat resonansi :
1
1
= 0 C =
C
L
L
1
2 =
LC
1 1
fo =
2 LC
Resonansi Paralel 2 Cabang
1
1
=
+
Z tot RL + jL
1
RC
j
C
R L jL
1
1
+
=
Z tot RL + jL R L jL
R j L
1
+
= L
Z tot RL 2 + (L )2
R
1
= 2 L
+
Z tot RL + (L )2
RC +
C
j
j
RC
RC +
C
C
1
j
C
2
1
+
RC +
RC
RC
RC
L
C
2
+ j
2
2
2
RL + (L )
1
R 2 + 1
+
C
C
saat resonansi:
1
L
C
2
=0
2
2
RL + (L )
1
2
RC +
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
229
Rangkaian Listrik
1
L
C
= 2
2
2
RL + (L )
1
2
RC +
C
2 1 2
2
2
R L + (L ) = 2 LC RC +
L
2
2
R L + 2 L2 = 2 LCRC +
C
L
2 LCRC 2 2 L2 = RL 2
C
L
L
2 LC RC 2 = RL 2
C
C
fo =
1
2 LC
L
C
L
RL
RC
L
C
L
RL
2
L
L
L
L
2
2
2
dan RC >
atau R L <
dan RC <
C
C
C
C
L
2
2
Ketika nilai R L = RC = , maka rangkaian beresonansi untuk semua frekuensi.
C
Rl >
2
Resonansi Kombinasi 1
Z1 = R + jL
Z2 =
1
jC
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
230
Rangkaian Listrik
1
1
1
1
=
+
=
+
Z tot Z1 Z 2 R + jL
1
1
=
+ jC
1
R + jL
j C
R jL
1
1
= jC +
Z tot
R + jL R jL
1
R j L
= jC + 2
Z tot
R + 2 L2
1
R
L
= 2
+ j C 2
2 2
2 2
Z tot R + L
+
R
L
saat resonansi : C =
R 2 + 2 L2 =
f0 =
1
2 LC
L
, sehingga :
R + 2 L2
2
L
L
R2
1 L
1
1 R 2C
1 2
2 L2 = R 2 2 = 2 R 2 =
2 =
C
LC
C
L C
L
LC L
R 2C
1 2
L
Resonansi Kombinasi 2
Z1 = R +
j
1
= R
jC
C
Z 2 = jL
j
1
1
1
1
1
1
=
+
=
+
=
j
j
jL R
Z tot Z1 Z 2 R
L
C
C
j
j
R+
R+
1
1
j
C
C j
=
=
1
j
j L
Z tot
L
R2 + 2 2
R
R+
C
C
C
1
1
1
R
C
=
+ j
1
1
Z tot
L
2
R2 + 2 2
R + 2 2
C
C
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
231
Rangkaian Listrik
1
C
1
=
, sehingga :
1
L
2
R + 2 2
C
L
L
1
1
1
1
2 =
R 2 + 2 2 = 2 2 = R 2 2C 2 =
L
C
C
C
C
L
R2
C 2 R2
C
C
1
1
=
2 =
LC C 2 R 2
CR 2
LC 1
L
saat resonansi :
f0 =
2 LC
CR 2
1
Resonansi Kombinasi 3
Z1 = jL +
1
jC
Z2 = R
1
1
1
1
1 1
jC
=
+
=
+ =
1
R R 1 2 LC
Z tot Z1 Z 2 jL +
jC
saat resonansi :
C
=0
1 2 LC
fo = 0
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
232
Rangkaian Listrik
Resonansi Kombinasi 4
1
1
= +
Z1 R
1
1
1
= + jC Z1 =
1
1
R
+ jC
jC
R
Z 2 = jL
1
+ jL
1
+ jC
R
1
1
jC
jC
1
= jL + R
R
Z tot = jL +
1
1
1
+ 2C 2
+ jC jC
R
R
R2
1
C
R
Z tot =
+ j L
1
1
2 2
2 2
+ C
+ C
R2
R2
C
saat resonansi : L =
, sehingga :
1
2 2
+
C
R2
1
C
C 1
+ 2C 2 = 2C 2 = 2
2
L
L R
R
1 C 1
1
1
1
L
2 2 =
2 = 2 2 =
1
LC CR 2
C L R LC C R
Z tot = Z1 + Z 2 =
f0 =
1
2 LC
L
CR 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
233
Rangkaian Listrik
Resonansi Kombinasi 5
j
1
1
1
1
1
= +
=
Z1 =
j
1
Z1 R jL R L
R L
j
1
=
Z2 =
jC
C
Z tot
Z tot
j
1
+
j
1
R L j
= Z1 + Z 2 =
=
j
1
C 1 j 1 + j C
R L
R L R L
j
1
1
1
j
1
R
L
L
=
+ j
1
1
1
1
1
1
C
C
+
+
2 + 2 2
R 2 2 L2
R 2 2 L2
L
R
1
L
1
=
, sehingga :
1
1
C
+
R 2 2 L2
C
C 1
1
1
1
1
+ 2 2 = 2 2 = 2 2 L2 =
2
C
1
L
L
R
R
L
L
2
L R
1
1
2 =
=
L
C 1
L2 2 LC 1
2
L R
CR
saat resonansi :
f0 =
1
2 LC
1
1
L
CR 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
234
Rangkaian Listrik
Resonansi Kombinasi 6
1
1
=
+
j L
Z1
1
1
1
=
+ jC Z1 =
1
1
j L
+ j C
j C
jL
Z2 = R
Z tot = Z1 + Z 2 =
1
1
j L
+R = R+
+ jC
jL
1 2 LC
saat resonansi :
L
=0
1 2 LC
fo = 0
Resonansi Paralel 3 Cabang
Z1 = RL + jL
Z2 = R
1
jC
1
1
1
1
1
1
=
+
+
=
+ +
Z tot Z1 Z 2 Z 3 RL + jL R
Z3 =
1
1
jC
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
235
Rangkaian Listrik
RL jL
1
1
1
1
1
= + jC +
= + j C +
R L + jL R
RL + jL RL jL
Z tot R
R jL
R
1
1
1
L
= + jC + L2
= + 2 L 2 2 + j C 2
2 2
R RL + L
Z tot R
RL + L
RL + 2 L2
L
saat resonansi : C = 2
, sehingga :
RL 2 L2
L
L
2
2
R L + 2 L2 = 2 L2 = RL
C
C
2
2
R
1 L
1
1 CR L
2 = 2 RL 2 =
1
L2 =
LC
L
L C
LC L
f0 =
1
2 LC
CR L
L
Contoh latihan :
1. Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 50, L = 0,05H , C = 20F terpasang pada
V = 1000 o dengan frekuensi variabel. Pada frekuensi berapa tegangan induktor
mencapai maksimum ? Berapakah tegangan induktor tersebut ?
Jawaban :
Tegangan induktor maksimum jika arus maksimum, arus maksimum jika Z
minimum, Z minimum terjadi saat resonansi.
1
1
fo =
=
= 159,1Hz
2 LC 2 0,05.20.10 6
Z resonansi = R imaks =
V
1000 o
=
= 20 o
Z res
50
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
236
Rangkaian Listrik
Jawaban :
R jL
1
1
= jC +
Z tot
R + jL R jL
1
R jL
= jC + 2
Z tot
R + 2 L2
1
R
L
= 2
+ j C 2
2 2
R + 2 L2
Z tot R + L
saat resonansi : C =
R 2 + 2 L2 =
f0 =
1
2 LC
L
, sehingga :
R + 2 L2
2
1 L
1
1 R 2C
L
L
R2
1 2
2 =
2 L2 = R 2 2 = 2 R 2 =
C
C
LC
L C
L
LC L
R 2C
1
1 2 =
3
L 2 10 .20.10 6
7 2.20.10 6
1
10 3
= 159,2 Hz
Misalkan : i = I m sin t
Pada L :
di
VL (t ) = L = I mL cos t
dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
237
Rangkaian Listrik
Energi :
t
2
2 0
2
0
0
1
2
Maksimum energi yang disimpan : WL max = LI m
2
Pada R :
Energi :
t
t
t
t
2
2 (1 cos 2t )
2
WR (t ) = PR (t )dt = VR (t )i (t )dt = RI m sin tdt = RI m
dt
2
0
0
0
0
t
RI
WR (t ) = m
2
2 t
RI
1
1
1
1
2 1
RI m
, sehingga :
2
f
energi maksimum yang disimpan
QL = 2
energi yang disipasikan tiap getaran/per cycle
LI m
1 RI 2
2
m
1
Q L = 2
1
f
= 2f
L L
=
R R
Misalkan : VC = Vm sin t
Pada C :
dV
ic (t ) = C C = CVm cos t
dt
Energi :
t
V C
sin 2t
1 2
dt = m
sin 2tdt = Vm C sin 2 t
2
2 0
2
1
2
WC max = CVm
2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
238
Rangkaian Listrik
Pada R :
Energi :
t
WR (t ) = PR (t )dt = VR (t )iC (t )dt = RiC (t )dt = R(CVm ) cos 2 tdt = R(CVm ) cos 2 tdt
2
WR (t ) = R(CVm )
1
2 1
R(CVm )
, sehingga :
2
f
energi maksimum yang disimpan
QC = 2
energi yang disipasikan tiap getaran/per cycle
2
CVm
1 R (CV )2
2
m
1
R (CVm ) 1
cos 2t 1
1
1
dt =
sin 2t t T = =
sin 2t t
2
2
f 2
2
0
2
Q C = 2
1
f
= 2f
1
1
=
RC RC
2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
239
Rangkaian Listrik
Faktor kualitas atau Q pada rangkaian paralel agak berbeda dengan Q pada rangkaian
Rp
1
atau Q p =
seri. Untuk harga RLC yang sama, Q P =
QS
Xp
Pada Komponen RL
R
o L
Pada Komponen RC
Q=
R
= o RC
o L
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
240
Rangkaian Listrik
1 + j
C 1 + j L C
R
R CR
Jika rangkaian diatas mempunyai faktor kualitas rangkaian seri RLC dimana dinyatakan
dengan :
L
L Q
Q= o =
R
R o
1
1
= Q o
o CR
CR
maka fungsi transfer diatas dapat dinyatakan dengan persamaan :
Vout ( j )
1
1
1
=
=
=
1
Vin ( j )
o
L
Q 1
1 + j
1 + j
Q o 1 + jQ
R CR
o
o
Respon frekuensi magnitudenya :
Vout ( j )
1
=
2
Vin ( j )
o
1 + Q 2
o
saat level dayanya adalah setengah dari daya maksimum atau respon frekuensi
magnitudenya sebesar 1 , maka :
2
Q=
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
241
Rangkaian Listrik
Vout ( j )
=
Vin ( j )
1
o
1 + Q 2
o
= 1
Q
o
o 1
=
o Q
2
sehingga :
o2 = 0
Q
Rumus.. ABC :
o
1, 2 =
o2
2
Q
2
+ 4 o
o
2Q
o
2
1
1
+ 4 = o o 1 +
2
2Q
Q
2Q
dim ana : o
1
> o , maka :
1 +
2Q
2Q
2
1 = o
1
o
1 +
2Q
2Q
2
1
2 = o 1 + + o
2Q
2Q
Dari gambar respon frekuensi magnitude diatas didapat bahwa :
BW = CO 2 CO1 = 2 1
BW =
o
Q
atau :
BW
2
BW
2 = o +
2
1 = o
f1 f 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
242
Rangkaian Listrik
XS
XP
RP
RS
R p = Rs (1 + Q 2 )
Xp =
Rp
Q
Rs
1+ Q2
Q
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
243
Rangkaian Listrik
Soal soal :
1.
Rangkaian
seri
RLC
dengan
L = 0,5 H
mempunyai
tegangan
sesaat
v = 70,7 sin(500t + 30 ) V dan arus sesaat i = 1,5 sin(500t ) A. Tentukan nilai R dan C.
Berapa frekuensi resonansinya ?
o
2. Suatu rangkaian seri L = 25mH dan C = 75F mempunyai sudut phasa lagging 25o
pada o = 2000rad / s . Berapa frekuensi sudut pada saat sudut phasa leading 25o ?
3.
6. Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 50, L = 0,05H , C = 20F terpasang pada
V = 1000 o Volt dengan frekuensi variabel. Pada frekuensi berapa tegangan
induktor mencapai maksimum ? Berapakah tegangan induktor tersebut ?
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
244
Rangkaian Listrik
9.
Pada rangakain seri RLC faktor kualitas rangkain tersebut adalah 2 dengan nilai
induktor 1 mH dan resistor 1 k. Tentukan frekuensi resonansi dan berapa BW ?
10. Pada saat terjadi resonansi tegangan terpasang pada rangkaian seri RLC adalah
v = 70,7 sin(500t + 30 o ) menghasilkan arus sebesar i = 2,83 sin(500t + 30 o ) .Jika
L=0,5H, tentukan nilai R dan C
11. Rangkaian seri RLC dengan R=25 dan L=0,6 H akan menghasilkan arus leaading
sebesar 60 pada frekuensi 40 Hz. Tentukan frekuensi resonansai rangkauan seri
tersebut.
12. Suatu rangkaian seri L = 25mH dan C = 75F mempunyai sudut phasa lagging 25o
pada o = 2000rad / s . Berapa frekuensi sudut pada saat sudut phasa leading 25o
13. Rangkaian seri RLC dengan L = 0,5H mempunyai tegangan sesaat
v = 70,7 sin(500t + 30 o ) dan arus sesaat i = 1,5 sin 500t . Tentukan nilai R dan C.
Berapa frekuensi resonansinya
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
245
Rangkaian Listrik
20. Tentukan nilai C agar daya pada 10 ohm maksimum pada frekuensi 2000 Hz
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
246
Rangkaian Listrik
25. Suatu rangkaian seri RLC dengan R = 20 ohm dan L = 5mH C = 5 nF terpasang
pada sumber tegangan V
a. Hitunglah frekuensi resonansinya
b. Saat resonansi tegangan di C = 2 V, berapakah tegangan sumber yang dipasang
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
247
Rangkaian Listrik
BAB XI
RANGKAIAN KOPLING MAGNETIK
Ketika dua buah kumparan didekatkan atau digandengkan, maka akan timbul suatu
induksi, dengan kata lain kalau dua buah kumparan tersebut terpasang dalam masingmasing loop, maka interaksi dua buah loop yang didalamnya terdapat kumparan yang
digandengkan maka akan timbul medan magnet induksi atau kopling magnet.
Induktansi Sendiri
Tegangan yang melewati kumparan didefinisikan sebagai perubahan arus terhadap
waktu yang melewati kumparan tersebut.
di
VL = L
dt
i
L
Atau dapat didefinisikan ketika terjadi perubahan arus, maka terjadi perubahan arus,
maka terjadi perubahan fluks magnetik dikumpar tersebut yang menyebabkan tejadinya
perubahan induksi emf (tegangan kumparan).
d
Li = N
dt
N = jumlah lilitan kumparan
= fluks magnet
sehingga :
di
d
L =N
dt
dt
d
L=N
Induktansi sendiri
di
i
VL = N
Induktansi Bersama
Ketika terjadi perubahan arus i1, maka fluks magnet di kumparan 1 berubah ( 11 )
Bagian fluks magnetik yang
hanya melingkupi kumparan 1 disebut fluks bocor
( L1 )
Sisa fluks magnetik yang melingkupi kumparan 1 dan kumparan 2 disebut fluks
bersama ( 21 )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
248
Rangkaian Listrik
i1
21
v1
N1
Ll
N2
v2
Sehingga secara umum dikatakan bahwa fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i1
adalah : 1 = L1 + 21
Tegangan induksi di kumparan 2 (Hukum Faraday ) :
d
V2 = N 2 21 N 2 21 = M 21
dt
Sehingga :
di
V2 = M 21 1
dt
d 21
di
= M 21 1
N2
dt
dt
d
M 21 = N 21 21 Induktansi bersama
di1
Ketika terjadi perubahan arus i2, maka fluks magnetik di kumparan 2 berubah ( 22 ).
Bagian fluks magnetik yang hanya melingkupi kumparan 2 disebut fluks bocor
( L2 )
Sisa fluks magnetik yang melingkupi kumparan 2 dan kumparan 1 disebut fluks
bersama( 12 )
i2
v1
N2
N1
L2
v2
12
Sehingga secara umum dikatakan bahwa fluks magnetik yang disebabkan oleh arus i2
adalah : 22 = L 2 + 12
Tegangan induksi di kumparan 1 (Hukum Faraday ) :
d
V1 = N 1 12 N 112 = M 12 i2
dt
Sehingga :
di
V 1 = M 12 2
dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
249
Rangkaian Listrik
d12
di
= M 12 2
dt
dt
d
M 12 = N 1 12 Induktansi bersama
dt 2
N1
i1
V1
i2
21
N1
L1
L2
V2
N2
12
di 2
di
+ M 21 1
dt
dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
250
Rangkaian Listrik
2. Jika salah satu arus masuk terminal dot dan arus yang lainnya keluar di terminal
bertanda dot, maka tanda M akan berlawanan dengan tanda L.
i1
V1
L1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 M 2
dt
dt
di
di
V 2 = L2 2 M 1
dt
dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
251
Rangkaian Listrik
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 M 2
dt
dt
di
di
V 2 = L2 2 + M 1
dt
dt
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 + M 2
dt
dt
di2
di
V 2 = L2
M 1
dt
dt
4. Tentukan nilai tegangan pada masing-masing sisi :
M
i1
V1
L1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 + M 2
dt
dt
di
di
V 2 = L2 2 M 1
dt
dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
252
Rangkaian Listrik
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 M 2
dt
dt
di2
di
V 2 = L2
+M 1
dt
dt
6. Tentukan nilai tegangan pada masing-masing sisi :
M
i1
L1
V1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 M 2
dt
dt
di
di
V 2 = L2 2 M 1
dt
dt
7. Tentukan nilai tegangan pada masing-masing sisi :
M
i1
V1
L1
i2
L2
V2
Jawaban :
di
di
V1 = L 1 + M 2
dt
dt
di
di
V 2 = L2 2 + M 1
dt
dt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
253
Rangkaian Listrik
K=
21 12
=
11 22
21
i1
dan M 12 = N 1
12
i2
dimana M 21 = M 12 = M
sehingga: M = K L1 L2
M
K=
L1 L2
- Jika nilai k = 0 , berarti nilai M = 0 , artinya tidak ada kopling magnetik.
- Jika nilai k = 1 , berarti M = L1 L2 , atau 21 = L1 + 21 yang berarti tidak ada fluks
bocor atau semua fluks bersama melingkari kedua kumparan, unity coupled
transformator.
Analisa Rangkaian Kopling Magnetik
Suatu inti besi yang masing-masing bagiannya dililiti suatu kawat kumparan dikatakan
sebagai suatu transformator atau disingkat trafo.
Trafo aplikasinya digunakan untuk mengubah amplitudo tegangan dengan
menaikkannya untuk memperoleh transmisi yang lebih ekonomis, ataupun
menurunkannya
Tinjau rangkaian trafo secara umum :
INTI BESI
R2
R1
V1
L2
L1
i1
R1
R2
i1
V1
i2
L1
L2
V2
i2
V2
254
Rangkaian Listrik
Asumsikan tegangan sumber adalah sinusoidal, maka keadaan mantap (steady state):
V1 = (R1 + jL1 )i1 jMi2
V2 = jMi1 + (R2 + jL2 )i2
R1 + jL1
j M
jM i1 V1
=
R2 + jL2 i2 V2
R1
V1
R2
j(L1-M) j(L2-M)
i1
jM
i2
V2
Z11 = R1 + jL1
Z 22 = R2 + jL2
Z12 = Z 21 = jM
Contoh latihan :
1. Tentukan nilai tegangan V !
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
255
Rangkaian Listrik
j 2 I 1 + (1 + j 4) I 2 = 0..............(2)
substitusikan persamaan (1) & (2) :
(4 + j8) I1 + j 2 I 2 = 600o
j 2 I1 + (1 + j 4) I 2 = 0...........x( j 2 + 4)
(4 + j8) I 1 + j 2 I 2 = 600 o
(4 + j8) I 1 + (12 + j14) I 2 = 0
(12 j12) I 2 = 600 o
I2 =
600 o
600 o
= 3,54135 o
=
(12 j12) 12 2 135 o
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
256
Rangkaian Listrik
j .2
2 90 o
=
= 0,89 63 o
o
2 j 2,24 27
Tinjau loop I1 :
200 o + (2 + j 4) I 1 + j 2 I 2 = 0
Tinjau loop I2 :
j 2 I 1 + ( j 4 + 0,89 63 o ) I 2 = 0
Metoda Cramer :
j2
2 + j4
I 1 200 o
=
j 4 + 0,89 63 o I 2 0
j2
Zp =
2 + j 4 20
I2 =
j2
2 + j4
j2
0
=
j2
2 + j4
o
j 4 + 0,89 63
j2
j 40
j2
j 4 + 0,89 63 o
maka :
I = i2 = 2,5 2 sin(8t + 135 o ) A
3. Tentukan tegangan V pada rangkaian berikut !
Jawaban :
M = k L1 L2
jM = jk L1 L2 = k jL1 . jL2
jM = 0,8 j 5. j10 = j 5,7
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
= 2,5 2135 o
257
Rangkaian Listrik
Tinjau loop I1 :
500 o + (3 + j 5 j 4) I 1 (3 j 4 + j 5,7) I 2 = 0
(3 + j1) I 1 + (3 j1,7) I 2 = 500 o..................(1)
Tinjau loop I1 :
(3 j 4 + j10 + 5) I 2 (3 j 4 + j 5,7) I 1 = 0
(3 j1,7) I 1 + (8 + j 6) I 2 = 0............................(2)
Metoda Cramer :
3 j1,7 I 1 50
3+ j
=
8 + j 6 I 2 0
3 j1,7
3+ j
50
3 j1,7 0
I2 =
= 8,62 25 o
3+ j
3 j1,7
3 j1,7
8 + j6
maka :
V = 5 I 2 = 43,1 25 o
4. Tentukan rangkaian penggantinya :
jM
jL2
jL1
R1
Jawaban :
R1
jL1
jL2
jM
= R1 + jL1 jM + jL2 jM
= R1 + jL1 + jL2 2 jM
= R1 + j (L1 + L2 2 M )
Rangkaian Pengganti :
R1 j(L1+L2-2M)
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
258
Rangkaian Listrik
Transformator Ideal
Transformator ideal adalah tanpa terkopel dimana koefisisen kopling adalah hampir satu
dan kedua reaktansi induktif primer dan sekunder adalah luar biasa besarnya
dibandingkan dengan impedansi yang diberikan pada terminal .
Atau trafo ideal adalah pasangan trafo yang tidak ada rugi-rugi dimana induktansi
sendiri dari primer dan sekunder yang tidak terbatas tetapi perbandingan keduanya
terbatas. Perbandingan antara lilitan sekunder dan lilitan primer adalah :
N
n= 2
N1
secara umum diberikan :
Zg
Vg
i1
L1
V1
R2
L2
i2 V2 Z2
jMi1
2M 2
V1 = JL1i1 jM
= jL1 +
i1
Z 2 + jL2
Z 2 + jL2
V1
2M 2
= j L1 + 2
i1
Z + j L 2
Perbandingan tegangan V2 dengan V1 :
Z1 =
i i
V2
Z i
= 2 2 = Z 2 2 1
V1
V1
i1 V1
V2
Z 2 jM
j M
1
= Z2
=
2
2
V1
Z 2 + J L 2
M
jL1 ( Z 2 + jL2 ) + 2 M 2
JL1 +
Z 2 + jL 2
Pada trafo ideal : 11 = N 1i1
22 = N 2 i2
Dimana adalah konstanta yang tergantung dari siofat fisik transformator/ tiadak ada
fluks bocor untuk masing-masing identik.
L1i1 = N 111
L 2 i 2 = N 2 22
11 = N 1i1
22 = N 2 i2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
259
Rangkaian Listrik
L1i1
= N 1i1
N1
L2 i 2
= N 2 i 2
N2
L1 = N 1
L2 = N 2
Sehingga perbandingan L2 dengan L1 :
2
L2 N 2
= n2
=
L1 N1
Trafo ideal, k = 1 : M = k L1 L2
M = L1 L2
Z 2 j L1 L2
V2
Z 2 jM
=
=
2
2
V1
jL1 (Z 2 + jL2 ) + M
jL1 (Z 2 + jL2 ) + 2 L1 L2
Z 2 j L1 L2
Z j L1 L2
V2
=
= 2
=
2
2
V1
Z 2 jL1
jL1 Z 2 L1 L2 + L1 L2
V2
=
V1
L1 L2
L1
L2
=n
L1
1
j
j L1 L2
i
n = 1
= lim
= lim
lim 2 = lim
L1, 2 i
L1, 2 Z + jL
L1, 2 Z
L1, 2
Z
n
2
1
2
2
+ j
j + 2
L2
L2
j
L1
L2
i2 1
=
i1 n
V2
=n
V1
i2 Z 2
=n
i1 Z 1
1 Z2
=n
n Z1
Z2
= n2
Z1
i1
V1
i2
1:n
L1
L2
V2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
260
Rangkaian Listrik
Soal soal :
1. Tentukan daya yang didisipasikan pada resistor 1 !
3. Tentukan arus i !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
261
Rangkaian Listrik
5. Tentukan arus i !
7.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
262
Rangkaian Listrik
8.
9.
Tentukan nilai induktor totalnya, jika nilai konstanta untuk semua induktor adalah
k=0,5 !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
263
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
264
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
265
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
266
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
267
Rangkaian Listrik
BAB XII
RANGKAIAN TRANSIEN
Respon alami adalah respon yang tergantung hanya oleh energi dalam yang disimpan
komponen atau elemen dan bukan oleh sumber luar.
Respon transien atau respon peralihan adalah respon sementara yang muncul dalam
rentang waktu tertentu.
Respon steady state adalah respon yang ada atau muncul setelah waktu yang lama
diikuti oleh beroperasinya saklar.
Respon paksa adalah respon yang muncul karena reaksi satu atau lebih sumber
bebasnya.
Rangkaian Transien Orde 1
Rangkain RC bebas sumber
Pada saat t = 0-, kondisi switch berada pada posisi gambar diatas, jika keadaan tersebut
sebagai kondisi steady state maka :
VC (0) = Vo
Asumsi : kapasitor dicharge sampai Vo
Energi di Kapasitor ( t = 0 ) :
1
2
WC (0) = CVo
2
Pada saat t > 0, kondisi switch berada seperti gambar diatas, maka :
Analisis untuk menentukan V(t) untuk t > 0 :
i (t ) R + VC (t ) = 0
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
268
Rangkaian Listrik
Pada komponen C :
dV (t )
i (t ) = C C
dt
sehingga :
dV (t )
C C R + VC (t ) = 0
dt
dV (t )
RC C
= VC (t )
dt
1
1
dVC (t ) =
dt
VC (t )
RC
Kedua ruas masing masing diintegralkan :
V
t
1
1
=
dV
t
(
)
V VC (t ) C 0 RC dt
0
dim ana : VC (t ) = V (t )
V
1
1
V V (t ) dV (t ) = 0 RC dt
0
ln V (t ) ln Vo =
ln
t
RC
V (t )
t
=
Vo
RC
t
V (t )
= e RC
Vo
V (t ) = Vo e RC
Konstanta waktu : = RC
Daya pada resistor :
2
2 t
V 2 (t ) Vo RC
PR (t ) =
=
e
R
R
Energi pada resistor :
2
~
~
Vo 2t RC
W R (t) = PR (t )dt =
e
dt
R
0
0
2
V
= o
R
2t
RC
dt
Vo RC 2t RC
e
R 2
1
2
W R (~) = CVo
2
2
V
V
= o C [0 1] = o C
2
2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
269
Rangkaian Listrik
RC
, t > t0
V(t) = Vo e
Grafik waktu terhadap tegangan :
Pada saat t = 0 kondisi saklar tertutup , jika rangakain tersebut dalam kondisi steady
state maka :
V
I L ( 0) = o = I o
R1
Asumsi : induktor menyimpan arus I 0 di t = 0
Energi di induktor :
1
2
WL (o) = LI o
2
Pada saat t > 0, kondisi switch berada seperti gambar diatas, maka :
Analisis untuk menentukan i(t) pada t > 0 :
i (t ) R + V L (t ) = 0
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
270
Rangkaian Listrik
Pada komponen L :
di(t )
VL (t ) = L
dt
sehingga :
di (t )
i(t ) R + L
=0
dt
di (t )
L
= i(t ) R
dt
R
1
di (t ) = dt
i (t )
L
Integralkan kedua ruas :
i (t )
t
R
1
di
t
(
)
=
I i(t )
0 L dt
0
ln i (t ) ln io =
ln
R
t
L
i (t )
R
= t
io
L
R
t
i (t )
=e L
io
i (t ) = io e
R
t
L
Konstanta waktu : =
L
R
PR (t ) = i (t ) 2 R = io e
Energi pada resistor :
2
W R (t) =
2R
t
L
PR (t )dt = Rio e
2
= Rio
2R
t
L
dt
L 2 Rt L
e
2R
~
0
io L
[0 1] = io L
2
2
1 2
Li0
2
Grafik hubungan waktu terhadap arus :
W R (~) =
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
271
Rangkaian Listrik
VC (t ) io R = e
VC (t ) = e k e
VC (t ) = Ae
t
RC
t
RC
t
+k
RC
t
+k
RC
+ io R
+ io R
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
272
Rangkaian Listrik
t
RC
t
RC
+ io R
Vo = A + i o R
A = Vo i o R
sehingga :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
273
Rangkaian Listrik
Analisis keadaan switch diubah ( t > 0 ) seperti gambar pada halaman sebelumnya, jika
dianalisis sama halnya seperti pada rangkaian RC dengan sumber maka didapatkan
persamaan akhir :
V tR
V
I L (t ) = o + I o o e L
R
R
ye Pt = Qe Pt + A
Q Pt
e + Ae Pt
P
Q
y = Ae Pt +
P
dimana : Ae Pt adalah respon alami
Q
adalah respon paksa
P
Langkah-langkah praktis untuk menyelesaikan respon paksa orde 1 :
1. Untuk respon natural cari responnya dengan sumber diganti tahanan dalamnya
2. Untuk respon paksa cari dengan keadaan steady state
3. Cari keadaan awalnya
y = e Pt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
274
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
1. Jika rangkaian tersebut pada saat t = 0 berada dalam kondisi steady state, cari VC
untuk t > 0 !
Jawaban :
Pada saat t = 0 atau keadaan switch ditutup dalam keadaan steady state (mantap)
5
40 = 25V
5+3
Pada saat switch dibuka atau t > 0, maka :
VC ( 0 ) =
VC (t ) = Vo e
t
RC
VC (t ) = 25e
t
1
10
= 25e 2t
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
275
Rangkaian Listrik
30
64 = 48V
30 + 6 + 4
Pada saat t > 0 (switch ditutup), maka :
VC ( 0 ) =
Rt = 15 +
6.30
= 20
6 + 30
VC (t ) = Vo e
t
RC
VC (t ) = 48e
it (t ) =
VC ( t )
20
t
20
1
40
= 48e 2t
48e 2t
20
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
276
Rangkaian Listrik
30
it
30 + 6
30 48 2t
i=
e = 2e 2t
36 20
i=
3. Tentukan nilai i pada saat t > 0, jika t = 0 kondisi steady state pada rangkaian tersebut
!
Jawaban :
Pada saat t = 0, kondisi mantap :
Rt = 9 + 3 +
2.6
27
=
2+6 2
54
= 4A
27
2
6
6
i L (0) =
it = 4 = 3 A
6+2
8
Pada saat t > 0, maka :
it =
Rt =
3.6
+ 2 = 4
3+6
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
277
Rangkaian Listrik
i L (t ) = io e
i L (t ) = 3e
R
t
L
4
t
2
= 3e 2t A
Contoh kasus :
Loop i1 :
di
2 1 + 12i1 4i2 = V g ...........(1)
dt
Loop i2 :
di
4i1 + 4i2 + 2 = 0
dt
di
1 2
i1 = i2 +
.......................(2)
4 dt
dari persamaan (1) dan (2) :
d
1 di 2
1 di 2
) 4i 2 = V g
) + 12(i 2 +
2 (i 2 +
dt
4 dt
4 dt
di
di
1 d 2 i2
+ 12i2 + 3 2 4i 2 = V g
2 2 +
2
dt 2 dt
dt
2
di
1 d i2
+ 5 2 + 8i2 = V g
2
dt
2 dt
2
d i2
di
+ 10 2 + 16i2 = 2V g
2
dt
dt
sehingga secara umum persamaan orde 2 :
dx
d 2x
+ a1
+ a o x = f (t )
2
dt
dt
dimana respon lengkap : x = x n + x f
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
278
Rangkaian Listrik
Respon alami ( xn )
s12 =
x n1 = A1e
s1t
x n 2 = A2 e s2t
x n = x n1 + x n 2 = A1e s1t + A2 e s2t
Tipe tipe respon alami
1. Akar akar real : Overdamped
x n = A1e s1t + A2 e s2t
2. Akar akar kompleks : Underdamped
s12 = +
xn = A1 e ( + j )t + A2 e ( j )t
= A1 et e jt + A2 et e jt
= et ( A1 e jt + A2 e jt )
= et ( A1 cos t + j A1 sin t + A2 cos t - A2 sin t)
= et ( ( A1 + A2 )cos t + j( A1 - A2 )sin t )
= et ( B1 cos t + B2 sin t )
3. Akar real sama : Critical Damped
s1 = s2 = k
xn = ( A1 + A2 t ) e kt
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
279
Rangkaian Listrik
Respon paksa ( x f )
Contoh kasus :
dx
d 2x
1. 2 + 10
+ 16x = 32
dt
dt
misalkan : x f = A
16 A = 32
A =2
sehingga : x(t ) = xn + x f = A1 e 2t + A2 e 8t
2.
d 2x
dx
+ 10
+ 16x = 40cos4t
2
dt
dt
misalkan : x f = Acos4t + Bsin4t
dx
= -4Asin4t + 48Bcos4t
dt
d 2x
= -16Acos4t 16Bsin4t
dt 2
-16Acos4t 16Bsin4t 40Asin4t + 40Bcos4t + 16Acos4t + 16Bsin4t = 40cos4t
cos4t(-16A+40B+16A) + sin4t(-16B-40A+16B) = 40cos4t
40Bcos4t 40Asin4t = 40cos4t
sehingga : 40Bcos4t = 40cos4t B=1
-40Asin4t = 0
A=0
x f = Acos4t + Bsin4t = sin4t
sehingga :
x(t ) = xn + x f = A1 e 2t + A2 e 8t + sin4t
1
2
f (t )
xf
At + B
t2
e at
5
6
A t 2 + Bt +C
A e at
sinbt , cosbt
e at sinbt , e at cosbt
Asinbt + Bcosbt
e at (Asinbt + Bcosbt)
Respon Lengkap
Gabungan antara respon alami dan respon paksa dengan initial kondisi ( kondisi awal )
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
280
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Jawaban :
Pada saat t = 0, kondisi steady state :
VC (0) = 0V
8
= 2A
4
Pada saat t > 0, maka :
i L ( 0) =
di L (t )
+ 4i L (t ) + VC (t )
dt
dV (t )
dim ana : i L (t ) = C C
dt
di L (t )
8=
+ 4i L (t ) + VC (t )
dt
dV (t )
d 2VC (t )
+ 4 C + VC (t )
8=
2
dt
dt
2
1 d VC (t ) 1 dVC (t )
8=
+
+ VC (t )
20 dt 2
5 dt
d 2VC (t )
dV (t )
160 =
+ 4 C + 20VC (t )
2
dt
dt
8=
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
281
Rangkaian Listrik
Respon alami : Vn = Ae st
d 2Vn (t )
dV (t )
+ 4 n + 20Vn (t ) = 0
2
dt
dt
st
2
Ae ( s + 4 s + 20) = 0
( s + 2) 2 + 16 = 0
s1 = 2 + j 4
s 2 = 2 j 4
Vn = e 2t ( A1 cos 4t + A2 sin 4t )
Respon paksa : V f = A
20V f = 160
20 A = 160
160
A=
=8
20
sehingga :
V (t ) = Vn (t ) + V f (t )
V (t ) = e 2t ( A1 cos 4t + A2 sin 4t ) + 8
Pada saat : V (0) = A1 + 8 = 0 A1 = 8
Pada saat : i L (0) = 2
iL (t ) = C
dV (t ) 1 dV (t )
=
dt
20 dt
1
2e 2t ( A1 cos 4t + A2 sin 4t ) + e 2t ( 4 A1 sin 4t + 4 A2 cos 4t )
20
1
iL (0) = { 2( A1 ) + (4 A2 )} = 2
20
2( A1 ) + (4 A2 ) = 40, dim ana : A1 = 8
iL (t ) =
16 + 4 A2 = 40 A2 =
24
=6
4
sehingga :
V (t ) = e 2t (6 sin 4t 8 cos 4t ) + 8
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
282
Rangkaian Listrik
Soal soal :
2. Tentukan nilai V(t) pada saat t > 0, jika t = 0- kondisi rangkaian dalam keadaan
steady state (mantap) !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
283
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
284
Rangkaian Listrik
BAB XIII
KUTUB EMPAT
Bentuk umum :
Jaringan 2 port dengan 4 terminal
Parameter Z
Misalkan :
I1 dan I2 adalah input
V1 dan V2 adalah output
Maka :
V1 = Z 11 I 1 + Z 12 I 2
V2 = Z 21 I 1 + Z 22 I 2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
285
Rangkaian Listrik
Z 21 =
V2
I1
I 2 =0
Z 22 =
V2
I2
I1 = 0
Impedansi yang dihasilkan sebagai impedansi open circuit atau parameter open circuit
atau parameter Z.
Z11
= impedansi port primer ketika port sekunder open circuit
Z22
= impedansi port sekunder ketika port primer open circuit
Z12 = Z21 = impedansi transfer dimana perbandingan tegangan disatu port dibandingkan
arus di port lainnya.
Contoh latihan :
1. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
Ketika port 2 OC (I2 = 0), maka :
V1
= Z1 + Z 3
I1
V2
= Z3
I1
Ketika port 1 OC (I1 = 0), maka :
V2
= Z2 + Z3
I2
V1
= Z3
I2
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
286
Rangkaian Listrik
2. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
V1 = (1k + 3k ) I 1 + 3kI 2 = 4kI 1 + 3kI 2
V2 = (10k + 3k ) I 2 + 3kI 1 = 3kI 1 + 13kI 2
maka :
Z 11 = 4k
Z 12 = 3k
Z 21 = 3k
Z 22 = 13k
3. Tentukan parameter Z !
Jawaban :
V1 = (3 + 6 + j 4) I 1 + (6 + j 4) I 2
V1 = (9 + j 4) I 1 + (6 + j 4) I 2
V2 = 2 I 1 + (6 + j 4) I 2 + (6 + j 4) I 1
V2 = (8 + j 4) I 1 + (6 + j 4) I 2
maka :
Z 11 = 9 + j 4
Z 12 = 6 + j 4
Z 21 = 8 + j 4
Z 22 = 6 + j 4
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
287
Rangkaian Listrik
Parameter Y
Misalkan :
V1 dan V2 adalah input
I1 dan I2 adalah output
Maka :
I 1 = Y11V1 + Y12V2
I 2 = Y21V1 + Y22V2
Jika port 2 short circuit (V2 = 0), sehingga :
I
Y11 = 1
V1 V =0
2
Y21 =
I2
V1
V2 = 0
Y22 =
I2
V2
V1 = 0
Admitansi yang dihasilkan sebagai admitansi short circuit atau parameter short circuit
atau parameter Y.
Contoh latihan :
1. Tentukan parameter Y !
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
288
Rangkaian Listrik
I2
= Yb
V1
Ketika port 1 SC (V1 = 0), maka :
I1
= Yb
V2
I2
= Yb + Yc
V2
2. Tentukan parameter Y !
Jawaban :
I 1 = 14V1 8V2
I 2 = 8V1 + 18V2
maka :
Y11 = 14
Y12 = 8
Y21 = 8
Y22 = 18
3. Tentukan parameter Y dalam domain j !
Jawaban :
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
289
Rangkaian Listrik
I1
j
1
1
1
=
+
=
+
V1 10 4
10 4
j
I
j
Y12 = 2 =
V1
4
Y11 =
Y21 =
I1
j
=
V2
4
Y22 =
I2
j
1
1
1
=
+
=
+
4
V2
j
j
4
j
h12 =
h21 =
h22 =
V1
V2
I1 = 0
I2
I1
V2 = 0
I2
V2
I1 = 0
dan
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
290
Rangkaian Listrik
g11 =
g12 =
g 21 =
g 22 =
I1
V1
I 2 =0
I1
I2
V1 = 0
V2
V1
I 2 =0
V2
I2
V1 = 0
B=
C=
D=
V1
I2
I1
V2
V2 = 0
I 2 =0
I1
V2
V2 = 0
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
291
Rangkaian Listrik
Contoh latihan :
Tentukan parameter transmisi !
Jawaban :
Parameter transmisi :
V1 = AV2 BI 2
I 1 = CV2 DI 2
Pada saat V2 open circuit (I2 = 0) :
V
V1 = AV2 A = 1
V2
dim ana :
Z2
V1
V2 =
Z1 + Z 2
V1 Z 1 + Z 2 6 + 8 14
=
=
=
8
8
V2
Z2
I
I 1 = CV2 C = 1
V2
A=
dim ana :
V2 = Z 2 I 1
I1
1
1
=
=
V2 Z 2 8
Pada saat V2 short circuit (V2 = 0) :
V
V1 = BI 2 B = 1
I2
C=
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
292
Rangkaian Listrik
dim ana :
VZ 23
Z 2 .Z 3
Z2 + Z3
=
V
Z 2 .Z 3 1
Z1 +
Z2 + Z3
VZ 23 = Z 3 I 2
Z 2 .Z 3
Z2 + Z3
V = Z 3 I 2
Z 2 .Z 3 1
Z1 +
Z2 + Z3
B=
V1 Z 1 ( Z 2 + Z 3 ) + Z 2 Z 3 188
=
=
8
I2
Z2
I 1 = DI 2 D =
I1
I2
dim ana :
I2 =
Z2
I1
Z2 + Z3
I 1 Z 2 + Z 3 18
=
=
8
I2
Z2
sehingga :
14
A=
8
188
B=
8
1
C=
8
18
D=
8
D=
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
293
Rangkaian Listrik
I 2 = Y21V1 + Y22V2
Y11 Y12 V1 I1
=
Y21 Y22 V2 I 2
I1 Y12
I Y
Y
Y I Y I
Y
V1 = 2 22 = 22 1 12 2 = 22 I1 12 I 2
Y11 Y12
Y
Y
Y
Y21 Y22
Y11
I1
Y21 I 2
Y
Y
Y I +Y I
= 21 1 11 2 = 21 I1 + 11 I 2
Y11 Y12
Y
Y
Y
Y21 Y22
sehingga :
Y
Z11 = 22
Y
Y
Z12 = 12
Y
Y
Z 21 = 21
Y
Y11
Z 22 =
Y
V2 =
V2 = Z 21 I1 + Z 22 I 2
Z11
Z 21
Z12 I1 V1
=
Z 22 I 2 V2
V1
I1 =
Z12
V2 Z 22
Z V Z12V2 Z 22
Z
= 22 1
=
V1 12 V2
Z11 Z12
Z
Z
Z
Z 21 Z 22
Z11
Z
V2 = 21
Z11
Z 21
sehingga :
V1
V2
Z 21V1 + Z11V2
Z
Z
=
= 21 V1 + 11 V2
Z12
Z
Z
Z
Z 22
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
294
Rangkaian Listrik
Z 22
Z
Z
Y12 = 12
Z
Z
Y21 = 21
Z
Z
Y22 = 11
Z
Y11 =
Tabel Konversi
Z 11
Z 21
Z 22
Z
Z 21
Y22
Y
Y21
Z 12
Z 22
Z 12
Z
Z 11
Z
Z 11
Z 21
1
Z
21
Z 21
Z 22
Z 21
Z 22
Z 21
Z
22
Z 12
Z 22
1
Z 22
Y12
Y
Y11
Y11 Y12
Y21 Y22
Y22
Y21
Y
Y
21
1
Y11
Y21
Y
11
Y21
Y
11
Y21
Y12
Y11
Y
Y11
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
C
1
B
1
B
C
D
B
A
A B
C D
B
D
1
D
D
C
h12
h
h22
h22
h21
1
h
22 h22
h
1
12
h11
h11
h21
h
h
h11
11
h
h
11
h21
h21
h
22
1
h
h21
21
h11
h21
h12
h22
295
Rangkaian Listrik
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
296
Rangkaian Listrik
dengan demikian :
Y11 = Y11a + Y11b
V1a = Z 11a I 1a + Z 12 a I 2 a
V2 a = Z 21a I 1a + Z 22 a I 2 a
V1b = Z 11b I 1b + Z 12b I 2b
V2b = Z 21b I 1b + Z 22b I 2b
dimana :
I 1 = I 1a = I 1b
I 2 = I 2 a = I 2b
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
297
Rangkaian Listrik
maka :
V1 = V1a + V1b = Z 11a I 1a + Z 12 a I 2 a + Z 11b I 1b + Z 12b I 2b = Z 11a I 1a + Z 11b I 1b + Z 12 a I 2 a + Z 12b I 2b
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
298
Rangkaian Listrik
Soal soal :
1. Tentukan parameter Z !
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
299
Rangkaian Listrik
5.
6.
7.
8.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
300
Rangkaian Listrik
9.
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
301
Rangkaian Listrik
V2 = g 21V1 + g 22 i2
Tentukan masing-masing parameter g pada gambar rangkain berikut dalam domain
s
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
302
Rangkaian Listrik
DAFTAR PUSTAKA
Mohamad Ramdhani
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung