Anda di halaman 1dari 11

paper PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KERJA DI

LABORATORIUM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti dan sebagainya
melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan
gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan
dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau
kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan bahkan bagi orang
disekitarnya. Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap penuntun
praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih
meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium.
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan
kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja. Bekerja dengan selamat dan aman
berarti menurunkan resiko kecelakaan. Jika telah terjadi kecelakaan maka segera diperlukan
petolongan untuk menyelamatkan korban dan memperkecil risiko terjainya kerusakan yang lebih
parah.
Dalam makalah ini akan dipaparkan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di
laboratorium dimana lebih menekankan pada pertolongan pertama pada terjadinya kercunan,
luka, percikan zat, tumpahan zat dan kebakaran.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini
1.2.1. Apa itu pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kerja?
1.2.2. Apa saja tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan kerj di laboratorium?
1.2.3. Apa saja jenis-jenis kecelakaan kerja yang ada di laboratorium?
1.2.4. Bagaimanakah pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium?
1.2.5. Bagaimanakah upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium?
1.3.Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kerja
1.3.2. Untuk mengetahui tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium
1.3.3. Untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan kerja yang ada di laboratorium
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium.
1.3.5. Untuk mengetahui upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium

1.4.Manfaat
1.4.1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) kerja
1.4.2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di
laboratorium

1.4.3. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis kecelakaan kerja yang ada di laboratorium
1.4.4. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di
laboratorium.
1.4.5. Agar mahasiswa dapat mengetahui upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di
laboratorium

BAB II
PEMBAHASAN

2.2.
2.2.1.
2.2.2.
2.2.3.
2.2.4.
2.2.5.
2.2.6.
2.2.7.
2.2.8.

2.1. Pengertian
Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (FIRST AID) adalah usaha pertolongan atau
perawatan darurat pendahuluan di tempat kerja yg diberikan kepada seseorang yg mengalami
sakit atau kecelakaan yg mendadak. (Buku P3K Kerja, Mukono.H.J. dan Penta B.W.(2002)
Pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapat
kecelakaan dengan cepat dan tepat sebelum dibawa ke tempat pelayanan kesehatan (presentasi
Theni Aryasih).
P3K tidak menggantikan usaha pertolongan medis oleh yang berwewenang, akan tetapi
hanya secara sementara (darurat) membantu penanganan korban sampai tenaga medis
diperlukan, didapatkan atau sampai ada perbaikan keadaan korban. Bahkan sebagian besar
kecelakaan atau kesakitan hanya memerlukan pertolongan pertama saja.
Tujuan dari P3K Kerja
Menyelamatkan jiwa
Menciptakan lingkungan yg aman
Mencegah yg terluka atau sakit menjadi lebih buruk
Mencegah kecacatan
Mempercepat kesembuhan atau perawatan penderita setelah dirujuk ke rumah sakit
Melindungi korban yg tidak sadar
Menenangkan penderita atau korban yg terluka.
Mencarikan pertolongan lebih lanjut.

2.3. Jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium.


2.3.1. Keracunan
Bahan-Bahan Beracun
Racun adalah setiap bahan yg bila masuk ke dalam tubuh dlm jumlah tertentu dapat
membahayakan fungsi normal tubuh shg mengganggu kesehatan bahkan mengakibatkan
kematian

Jalan Masuk Racun :


MULUT TERTELAN----->
PARU TERHISAP -------->

TUBUH MANUSIA

KULIT TERESAP------>
Gejala Umum Keracunan
Rasa sakit perut
Mual dan atau muntah
Diare
Rasa terbakar dari mulut sampai lambung
Sulit bernafas
Dada rasa terjepit
Telinga mendengung
Pandangan kabur
Bau asap/gas
Pernafasan bau
Kulit berubah warna atau gatal
Bibir dan kulit kebiruan
Kesadaran menurun atau tidak sadar
Sakit kepala
2.3.2.

Luka
Luka dapat terjadi akibat terbakar, tersentuh bahan yang sangat panas, terkena bahan kimia atau
tertusuk benda tajam (misalnya potongan seng, besi, pecahan gelas) pada badan terutama kaki
dan tangan serta mata.
Percikan Zat
Percikan zat dapat berupa percikan dari asam, basa, maupun zat infeksius lainya.

2.3.4.

Tumpahan zat
Tumpahan zat dapat menyebabkan keracunan jika terserap kulit, iritasi maupun luka.

2.3.5.

Kebakaran
Kebakaran dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang mudah menyala, ledakan yang
disebakan oleh reaksi kimia atau bahan-bahan kimia yang reaktif . penyebab lainnya seperti
menyimpan bahan kimia yang salah atau membuang sampah yang tidak benar. Selain itu api
juga berasal dari api listrik , api pembakar Bunsen api rokok benda panas dan cahaya matahari
;langsung yang mengenai botol atau labu (pada musim panas botol dan labu dapt berfungsi
sebagai lensa).

2.4.1.1.

2.3.3.

2.4.1.2.

2.4.Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja di Laboratorium


2.4.1. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN
Penanganan Umum
Bila tidak sadar : Resusitasi ABC; pemanggilan petugas pemadam kebakaran bila ada udara
yang tercemar dgn asap/gas dll. ; segera cari pertolongan medis.
Bila korban sadar: tanyakan pada korban apa yg terjadi; tentukan jenis racun; atasi sesuai dengan
jenis racun.
Penanganan Khusus Sesuai Jenis Racun
Keracunan zat korosif : minyak tanah, bubuk/cairan pembersih lantai, bensin dll.:

Korban jangan dibuat muntah, bahaya bila masuk paru2


Cuci zat yg melekat di mulut dan wajah dgn air bersih
Jangan beri apapun lewat mulut
Cari pertolongan medis.
2.4.1.3. Tertelan obat2an atau bahan umum lain mis. Deterjen, jamur, makanan beracun.
Sebelum memanggil pertolongan medis, kurangilah kekuatan racun dengan cara :
Bila mungkin buatlah penderita muntah pada kasus racun yg tertelan
Encerkan racun korban diberi air minum atau larutan penyelamat (air bersih, susu, larutan
putih telur), lakukan ini sebelum mendapatkan alat penawar khusus racun.
Jangan sekali-kali memberi minum pada korban yg setengah sadar, tidak sadar atau saat kejang.
zat penawar yg umum: larutan sirup Ipecac, larutan hangat garam dapur menyebabkan
muntah2,
Cegah muntah masuk paru2: dgn cara letakkan korban dipangkuan tengkurap. Pada korban
dewasa letakan kepala dan perut lebih rendah dari panggul, posisi kepala miring ke satu sisi.
Cara lain membuat korban muntah: dgn cara menyentuh dinding belakang tenggorokan dgn jari
atau pegangan sendok. Kemudian beri larutan garam dapur. beri larutan sampai cairan muntah
bening
Dilarang membuat korban muntah bila:
Sudah muntah sendiri
Ada luka bakar mulut/tenggorokan: keracunan basa/asam kuat
Korban setengah sadar, tidak sadar atau kejang.
2.4.1.4.
Keracunan Bahan-Bahan yang tidak Diketahui
Jangan merangsang muntah
Segera cari pertolongan medis

2.4.1.5.

Keracunan sianida (singkong, peralatan fotografi, pada proses fumigasi)


Gejala keracunan: lidah pahit, rasa terbakar, rasa tercekik dari mulut/ hidung korban
Segera cari bantuan medis

2.4.1.6.

Menghirup gas beracun:


Segera angkat atau seret korban (jangan biarkan korban berjalan) ke tempat udara segar.
Bukalah semua pintu dan jendela
Bila ada henti nafas lakukan resusitasi jantung paru. Hati2 bila membuat resusitasi pernafasan
buatan, udara dari mulut/hidung korban jangan sampai terisap penolong
Panggil pertolongan medis
Bila korban kejang, taruhlah di ruang yang agak gelap dan tidak bising.
Lindungi diri sendiri dari kemungkinan bahaya keracunan.
Keracunan gas CO
Sifat gas CO: tdak tampak, tidak berbau.
Tanda2 keracunan CO:
Sakit kepala
Pening
Badan lemah
Kulit, bibir, kuku mungkin tampak merah terang
Sesak nafas
Mungkin diikuti dgn muntah dan tidak sadar

2.4.1.7. Bahan2 yg terserap kulit


Lepaskan seluruh pakaian korban, bersihkan seluruh kulit, bila bahan berminyak baik pakai
sabun, mis. Obat pembasmi serangga.
Segera cari bantuan medis
Jangan lupa bekas tempat racun, muntahan dan semua catatan dikirim bersama ke RS
2.4.1.8. Keracunan Melalui Mulut (Tertelan)
Jika ada zat tertelan segera panggil dokter dan informasikan zat yang tertelan oleh penderita.
Jika penderita muntah-muntah, beri minum air hangat agar muntah terus dan mengencerkan
racun dalam perut. Jika korban tidak berhasil masukkan jari ke dalam tenggorokan korban agar
muntah. Jika korban pingsan, pemberian sesuatu lewat mulut dihindarkan.
Segera bawa korban ke dokter/rumah sakit.
Jika zat beracun masuk ke mulut dan tidak sampai tertelan, beberapa tindakan dapat
dilakukan sebagai pertolongan pertama.
Jika mulut terkena asam, kumur-kumur dengan air sebanyak-banyaknya kemudian si penderita
diberi minum air kapur atau susu untuk melindungi saluran penapasan.
Jika mulut terkena basa kuat, kumur-kumur dengan air sebanyak-banyaknya kemudian minum
sebanyak-banyaknya, selanjutnya beri minum susu atau dua sendok teh asam cuka dalam 1/2
liter air.
Jika mulut terkena zat kimia lain yang beracun, si penderita diberi 2-4 gelas air atau susu dan
diberi antidot yang umum dipakai dalam 1/2 gelas air hangat.
Zat Penawar Racun (Antidotum)
Keracunan zat alkalis (bersifat basa, kaustik): mis. Amoniak, soda pembersih, larutan kapur.
Jangan dibuat muntah
Beri antidotum larutan jeruk asam atau cuka diikuti dengan larutan putih telur 3 atau 4 butir atau
minyak tumbuh2an (minyak zaitun), minyak goreng, larutan mentega atau 1 atau 2 gelas susu.
Keracunan zat asam (asam kuat) mis. Sulfat, nitrit, HCL, bateri asam
Korban jangan dibuat muntah
Beri secangkir susu, atau larutan 2 sendok teh soda kue. Kemudian beri larutan putih telur atau
minyak sayur + gelas
Keracunan minyak tanah termasuk bensin, naphtha, cairan pembakar atau larutan yg mudah
terbakar:
Korban jangan dibuat muntah, bahaya masuk paru2.
Beri cangkir minyak mineral. Beri stimulan: kopi pekat atau teh, selimuti korban agar tetap
hangat utk mencegah syok. Bila perlu beri pernafasan buatan
Keracunan asam karbonat (fenol, kreosol)
Segera berikan larutan sabun atau 2 sendok larutan garam epson. Kemudian berikan minum air
hangat atau bisa diberikan larutan putih telur
Keracunan alkohol (etil), metanol (spiritus).
Buat korban muntah
Berikan larutan hangat soda kue. Diikuti dgn pemberian larutan 1 sendok teh soda kue dalam
susu.
2.4.2. PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA
2.4.2.1.Luka Bakar
Kulit peka terhadap panas

Terkena suhu < 43,8oC kulit tidak rusak


Suhu 43,8oC- 50,5oC kerusakan kulit yg berarti
Suhu > 50,5oC merusak seluruh bagian kulit.
Penyebab Luka Bakar
Akibat panas : api, uap panas, cairan panas
Akibat bahan kimia: larutan asam/basa kuat
Akibat listrik
Akibat radiasi, sinar matahari
Penilaian Luka Bakar
1. Berapa % luas luka bakar : dengan Rumus Rule of Nine
Rumus Rule of Nine
Cocok utk orang dewasa,utk anak2 perlu penyesuaian khusus.
Pada orang dewasa rumus tersebut menyatakan:
- Kedua lengan dan tangan = 9% luas tbh
- Kedua tungkai dan kaki = 18% luas tbh
- Dada dan perut masing2 = 18% luas tbh
- Punggung atas bawah
= 18% luas tbh
- Kepala
= 9% luas tbh
- Daerah kelamin
= 1% luas tbh
- Satu telapak tangan
+ 1% luas tbh (ini biasa dipakai utk memperkirakan jml luas luka
bakar secara praktis
2. Berapa dalam luka bakar : derajat luka bakar.
Derajat 1 : hanya mengenai lapisan luar epidermis, kulit merah, sedikit edem dan nyeri.
Derajat 2: mengenai epidermis dan sebagian dermis, bula/lepuh, edem dan sangat nyeri.
Derajat 3: mengenai seluruh lapisan kulit, kadang mencapat jaringan dibawahnya, lesi pucat,
coklat sampai hitam, kering, tidak nyeri.
Berat luka bakar
A. Ringan : derajat 1, derajat 2 luas <15%, derajat 3 luas<2%
B. Sedang : derajat 2 luas 10-15%, derajat 3 luas 5-10%.
C. Berat :
- derajat 2 luas 20%
- derajat 2 pada tangan, kaki, alat kelamin atau ketiak
- derajat 3 luas > 10%
- luka bakar listrik > 1000 volt
-Combustio dengan fraktur, kerusakan jaringan lunak dan gangguan jalan nafas.

Pertolongan Pertama pada Luka Bakar


Bila mungkin segera bawa korban ke rumah sakit
Bila tidak mungkin dilakukan: rendam bagian tubuh yg terbakar dalam wadah berisi air dingin
Bila luka bakar luas atau derajat berat dilakukan:
Jangan tarik/menarik pakaian yang melekat di luka
Jangan memberi minyak gosok, pelumas, odol atau antiseptik

Jangan memecah lepuh


Jangan menolong sendiri, kirim ke rumah sakit
Bila korban sadar berikan minum larutan garam (1/4 sendok teh tiap gelas 200cc), berikan satu
gelas tiap jam.

2.4.2.2. Luka Bakar Kimia


Menyebabkan iritasi kulit dapat menimbulkan kerusakan jaringan yg parah.mis, mata (organ
yg sangat rawan)
Bahan kimia dapt diserap kulit dan kadang2 mengakibatkan kerusakan tubuh yg fatal
Banyak bahan kimia bersifat korosif (asam/basa kuat) mengakibatkan luka bakar.

Gejala dan Tanda :


Korban mungkin mengeluh kulitnya terasa nyeri
Kulit tampak bercak atau memerah, melepuh atau terkelupas
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Kimia
Bila bgn tbh yg terkena, bilas dengan air dingin yg mengalir selama se-kurang2 nya 10-20
menit utk mencegah kerusakan lebih jauh pad daerah yg terbakar.
Per-lahan2 tanggalkan pakaian korban yg terkontaminasi sambil membilas bagian yg cedera;
jaga agar penolong tdk terkontaminasi
Teruskan membilas bgn yg terkena dengan air dingin sampai rasa nyeri tidak terasa.
Rujuk ke RS, utk mengurangi penderitaan korban selama pengangkutan, kompreslah luka
dengan kain kasa yg dibasahi dgn air sesering mungkin.
Jangan melakukan usaha : netralisasi pada luka bakar kimia sebab panas yg dikeluarkan akan
mengakibatkan kerusakan yg lebih parah.
Cairan asam kuat menyebabkan luka yg serius.
Segera dibawa korban ke kamar mandi dan guyurlah beberapa kali dengan air (baik pakai
shower) sampai lar. kimia bersih dari tubuh, lepaskanlah pakaian korban. Segera periksakan ke
dokter.

2.4.2.3. Luka Bakar Kimia pada Mata


Gejala dan tanda2:
menunjukkan gejala rasa nyeri yg sangat.
tanda2:
- tidak akan tahan pada cahaya
- bisa tertutup rapat,
- membengkak atau berair secara berlebihan
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Kimia pada Mata.

Jangan biarkan korban menggosok matanya yg terkena


Letakan bagian wajah yg terkena dibawah aliran air dingin shg aliran membilas wajahnya, dan
tidak melewati mata yg sehat. Jika hal ini tidak memungkinkan dudukan atau baringkan
korban dgn kepala mendongkrak dan miring ke arah bgn yg terkena. Tutupi mata yg sehat,
perlahan buka mata yg terkena dan tuangkan air yg steril dari pembilas mata atau dari segelas air
kran. Periksa kedua kelompak mata setelah dibilas + 20 menit. Jika mata tertutup karena kejang
akibat rasa nyeri yg hebat, pegang kelopak mata dgn kuat, lalu dgn perlahan dibuka.

Tutup mata dengan kain kasa steril, atau jika tdk tersedia, dgn bahan lain yg bersih tetapi tidak
terlalu empuk.
Atur pengangkutan ke RS secepat mungkin.

2.4.2.4. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Benda Panas


Luka bakar karena panas dapat terjadi akibat kontak dengan gelas/logam panas. Jika kulit hanya
memerah, olesi dengan salep minyak ikan atau levertran. Jika luka bakar diakibatkan terkena api
dan si penderita merasa nyeri, tindakan yang dapat dilakukan adalah mencelupkan bagian yang
terbakar ke dalam air es secepat mungkin atau dikompres agar rasa nyeri berkurang. Kemudian
bawa si penderita ke dokter. Jika luka terlalu besar, hindarkan kontaminasi terhadap luka dan
jangan memberikan obat apa-apa. Tutup luka dengan kain/steril yang bersih, kemudian bawa si
penderita ke dokter. .
2.4.2.5.Pertolongan Pertama pada Luka Karena Asam
Asam yang mengenai kulit hendaknya segera dihapus dengan kapas atau lap halus, kemudian
dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya. Selanjutnya cuci dengan larutan Na2CO3 1%,
kemudian cuci lagi dengan air. Keringkan dan olesi dengan salep levertran.
2.4.2.6. Pertolongan Pertama pada Luka Akibat Basa
Kulit hendaknya segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, kemudian bilas dengan larutan
asam asetat 1%, cuci dengan air, kemudian keringkan dan olesi dengan salep boor
2.4.2.7. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Terkena Natrium/Kalium
Ambil logam yang menempel dengan pinset secara hati-hati, kemudian cuci kulit yang terkena
zat tersebut dengan air mengalir selama kira-kira 15-20 menit. Netralkan dengan larutan asam
asetat 1%, kemudian keringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas
steril atau kapas yang telah dibasahi dengan asam pikrat
2.4.2.8. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Percikan Bromin
Jika kulit terkena percikan atau tumpahan bromin, kulit yang terkena segera olesi dengan larutan
amoniak encer (1 bagian amoniak dalam 15 bagian air) kemudian luka tersebut tutup dengan
pasta Na2CO3.
2.4.2.9. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Fosfor
Jika terkena kulit, kulit yang terkena dicuci dengan air sebanyak-banyaknya kemudian cuci
dengan larutan CuS04 3%.
2.4.2.10.

Pertolongan Pertama pada Luka Karena Tertusuk Benda Tajam


Cabut benda tersebut dengan hati-hati
Dekontaminasi luka
Desinfeksi luka
Beri obat pada luka
Beri pembalut pada luka agar tidak terkontaminasi
Laporkan pada petugas
Jika luka terlalu parah cari pertolongan medis

2.4.3.
PERTOLONGAN PERTAMA JIKA TERJADI PERCIKAN
2.4.3.1. Pertolongan Pertama Jika Tubuh Terkena Percikan Zat kimia
Jangan panik
Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda
Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang mengalami
kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan)
Bila kulit terkena bahan kimia, janglan digaruk agar tidak tersebat
Bawa ketempat yang cukup oksigen
Hubungi paramedik secepatnya (dokter atau rumah sakit)
2.4.3.2. Pertolongan Pertama Jika Mata Terkena Percikan Asam
Jika terkena percikan asam encer, mata dapat dicuci dengan air bersih, baik dengan air kran
maupun penyemprotan air. Pencucian kira-kira 15 menit terus-menerus. Jika terkena asam pekat
tindakan yang dapat dilakukan sama jika terkena asam pekat pada umumnya. Kemudian mata
dicuci dengan larutan Na2CO3 1%. Jika si penderita masih kesakitan bawa ke dokter.
2.4.3.3. Pertolongan Pertama Jika Mata Terkena Percikan Basa
Cucilah mata yang terkena percikan dengan air banyak-banyaknya, kemudian bilas dengan
larutan asam borat I %. Gunakan gelas pencuci mata
2.4.4.

PERTOLONGAN PERTAMA JIKA TERJADI TUMPAHAN ZAT


Jika terjadi tumpahan zat hal yang perlu dilakukan adalah,
Evakuasi area yang terkontaminasi
Dekontaminasi mata dan kulit orang yang terpajan dengan segera
Laporkan pada orang yang ditunjuk (biasanya Petugas Laboratorium) yang harus mengoordinasi
tindakan yang diperlukan
Tentukan jenis tumpahan
Evakuasi semua orang yang tidak terlibat jika tumpahan mengandung zat yang berbahaya.
Amankan area yang yag terkontaminasi untuk mencegah pajanan terhadap individu lain
Sediakan pakaian pelindung yang sesuai bagi pekerja yang terlibat dalam proses pembersihan
Batasi penyebaran tumpahan.
Netralisasi atau desinfeksi tumpahan yang terkontaminasi jika memang diperlukan.
Kumpulkan semua tumpahan dan materi yang terkontaminasi (benda tajam jangan diambil
dengan tangan telanjang gunakan sapu dan pengki atau peralatan lain yang sesuai). Materi yang
tumpah dan benda sekali pakai yang terkontaminasi yang digunakan untuk membersihkan harus
ditempatkan pada kantong atau container yang sesuai .
Dekotaminasi atau desinfeksi area.
Bilas area tersebut dan keringkan dengan kain pel kering
Dekontaminasi dan desinfeksi semua peralatan yang digunakan.
Lepaskan pakaian pelindung, kemudian dekontaminasi dan desinfeksi pakaian itu jika perlu.
Cari pertolongan medis jika terjadi pajanan pada materi berbahaya selama proses pembersihan.
2.4.5. PERTOLONGAN PERTAMA JIKA TERJADI KEBAKARAN

Jika terjadi kebakaran hal-hal yang perlu dilakukan adalah,


Jangan panik
Ambil tabung gas Co2 apabila api masih mungkin dipadamkan
Beritahu teman anda
Hindari menggunakan Lift
Hindari menghirup asap secara langsung
Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat (jangan dikunci)
Pada gedung tinggi gunakan tangga darurat

2.5.Beberapa Upaya Pencegahan terhadap Kecelakaan Kerja di Laboratorium.


2.5.1. Beberapa Upaya Pencegahan Terhadap Keracunan Sebagai Akibat dari Kegiatan di
Laboratorium Kimia.
Pipet digunakan utk mengambil atau memindahkan bahan dengan jumlah tepat. Bahan2 yg tidak
boleh dipipet dgn mulut ialah zat yang bersifat radioaktif, asam kuat dan pekat. Zat-zat tersebut
harus dipipet dgn cara khusus, yaitu dengan menggunakan karet filler.
Jangan mencoba mencium senyawa-senyawa yg beracun dan harus diperhatikan bahwa
senyawa-senyawa beracun dpt memasuki tubuh lewat pernapasan, mulut, kulit, dan luka
Jika bekerja dgn senyawa-senyawa beracun hendaknya dilakukan di lemari uap dan jika perlu
gunakanlah sarung tangan. Apabila lemari uap tidak berfungsi atau tidak ada, bekerjalah di
tempat terbuka atau di luar.
Pada saat menggunakan asbes harus dijaga agar debu yg keluar jangan sampai terisap karena
dapat menyebabkan gangguan pemapasan dan paru-paru
2.5.2. Upaya Pencegahan Terjadinya Luka
Gunakan alat pelindung diri (APD) sebelum dan selam bekerja dengan baik dan benar.
Berhati-hati dalam mereaksikan zat kimia
Berhati-hati dalam mengambil dan menggunakan alat gelas
Berhati-hati saat mengambil maupun menyimpan zat kimia
Selalu menaati dan mematuhi prosedur kerja yang ada di laboratorium.
2.5.3. Upaya Pencegahan Percikan Zat
Sewaktu kita memasukkan suatu larutan dalam tabung reaksi, arahkan mulut tabung reaksi
tersebut ke arah yang tidak ada orang, dan jangan sekali-kali menengok dari mulut tabung reaksi.
Pada saat mengisi buret, disamping harus menggunakan corong kecil, juga buret harus
diturunkan sehingga mulut buret berada setinggi mata.
Jika mengencerkan asam pekat, tambahkan sedikit demi sedikit asam pada air, jangan
sebaliknya dan lakukanlah dengan hali-hati, jika perlu gunakan kacamata laboratorium.
Asam-asam pekat dinetralkan dengan natrium bikarbonat padat (serbuk), kemudian dengan air
yang cukup banyak. Larutan NaOH harus dinetralkan dengan NH4CI serbuk, kemudian dengan
air yang cukup banyak. Larutan sublimat (HgCl2) dinetralkan dengan serbuk belerang. Setelah
didiamkan sebentar, supaya terjadi penetralan, baru zat-zat tersebut dapat dibuang ke dalam air
yang sedang mengalir. Selama membersihkan jangan lupa mengenakan pelindung badan dan
mata.

Upaya Pencegahan Tumpahan Zat.

Pastikan sebelum bekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)


Jangan meletakkan zat kimia di tepi meja
Bacalah dengan teliti label zat yang ada di botol
Jika akan mereakasikan ataupun mengambil bahan kima hendaknya memperhatikan prosedur
kerja
.
2.5.4. Upaya Pencegahan Kebakaran
Kecelakaan kebakaran dapat dihindari dengan cara,
Menyimpan bahan bahan kimia secara benar,
Mengatur cahaya matahari yang masuk ke dalam gudang atau laboratorium, Mengatur kabelkabel listrik dengan teratur
Mengontrol pipa gas secara kontinyu
Berhati-hati dalam mereaksikan bahan kimia yang berbahay,
Melarang setiap orang merokok di laboratorium atau gudang kimia
Menyediakan alat pemadam kebakaran di laboratorium
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (FIRST AID) adalah usaha pertolongan atau
perawatan darurat pendahuluan di tempat kerja yg diberikan kepada seseorang yg mengalami
sakit atau kecelakaan yg mendadak. Tujuan dari pertolongan pertama ini adalah menyelamatkan
jiwa korban, menciptakan lingkungan yang aman, mencegah terluka atauu sakit menjadi lebih
buruk, mencegah kecacatan, mempercepat kesembuhan atau perwatan penderita setelah dirujuk
ke rumah sakit, melindungi korban yang tidak sadar, menenangkan penderita atau korban yang
terluka, mencarikan pertolongan lebih lanjut. Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di
laboratorium biasanya sangat diperlukan pada saat terjadinya kecelakaan kerja ( keracunan, luka,
percikan zat, tumpahnya zat, dan kebakaran). Selain itu upaya-upaya preventif sangat diperlukan
untuk mengurangi terjadinya kecelakaan kerja agar korban yang ditimbulkan tidak meluas.
3.2. Saran
Sebagai seorang pekerja laboratorium, mahasiswa maupun dosen yang berkecimpung di
laboratorium perlu mengetahui dan memahami pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di
laboratorium untuk mengantisipasi jika terjadi kecelakaan kerja dan selalu mematuhi prosedur
kesehatan dan keselamatan keselamatan kerja agar dapat terhindar dari kecelakaan kerja.

Anda mungkin juga menyukai