Gastritis
Varises esophageal
e. Hiperperistaltik,
f. Penurunan Hb dan Hmt yang terlihat setelah beberapa jam,
g. Peningkatan kadar urea darah setelah 24-48 jam karena pemecahan
protein darah oleh bakteri usus.
D. WOC
E. PATOFISIOLOGI
Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar
mengakibatkan peningkatan tekanan vena porta. Sebagai akibatnya terbentuk
saluran kolateral dalam submukosa esopagus dan rektum serta pada dinding
abdomen anterior untuk mengalihkan darah dari sirkulasi splenik menjauhi
hepar. Dengan meningkatnya teklanan dalam vena ini, maka vena tersebut
menjadi mengembang dan membesar (dilatasi) oleh darah (disebut varises).
Varises dapat pecah, mengakibatkan perdarahan gastrointestinal masif.
Selanjutnya dapat mengakibatkan kehilangan darah tiba-tiba, penurunan arus
balik vena ke jantung, dan penurunan curah jantung. Jika perdarahan menjadi
berlebihan, maka akan mengakibatkan penurunan perfusi jaringan. Dalam
berespon terhadap penurunan curah jantung, tubuh melakukan mekanisme
kompensasi untuk mencoba mempertahankan perfusi. Mekanisme ini
merangsang tanda-tanda dan gejala-gejala utama yang terlihat pada saat
pengkajian awal. Jika volume darah tidak digantikan , penurunan perfusi
jaringan mengakibatkan disfungsi seluler. Sel-sel akan berubah menjadi
metabolsime anaerobi, dan terbentuk asam laktat. Penurunan aliran darah
akan memberikan efek pada seluruh sistem tubuh, dan tanpa suplai oksigen
yang mencukupi sistem tersebut akan mengalami kegagalan.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
a. Laboratorium (pemeriksaan darah)
Hitung darah lengkap: penurunan Hb, Hmt, peningkatan leukosit.
Elektrolit : penurunan kalium serum, peningkatan natrium, glukosa
serum dan laktat.
b. Radiologi
Barrium Foloow through.
Barrium enema.
c. Colonoscopy
Pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien yang menderita peradangan
kolon.
G. PENATALAKSANAAN
a. Pengaturan diet
H. KOMPLIKASI
a. Encelofati
b. Asites
c. Sirosis Hepatis
I. DIAGNOSA BANDING
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake asupan yang tidak adekuat
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
4. Ansietas berhubungan dengan sakit kritis.
Pola nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
Pola istirahat dan istirahat
Terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
Pola hygiene
Kebiasaan mandi setiap harinya.
Pola aktivitas
Terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri
akibat distensi abdomen.
2. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran
composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah,
pernapasan agak cepat.
2) Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan
bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
b. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake asupan yang tidak adekuat.
c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
d. Ansietas berhubungan dengan sakit kritis.
C. ANALISA DATA
NO.
1.
DS :
-
DATA
Orang tua An. A
ETIOLOGI
Output yang
PROBLEM
Defisit volume
berlebihan
cairan
mengatakan An. A
buang air besar keluar
darah.
DO :
-
2.
DS :
-
Intake asupan
Gangguan
kebutuhan
mengatakan anaknya
nutrisi kurang
dari kebutuhan
lagi.
3.
DO :
DS :
-
tubuh
BB sebelum 30 kg
BB sekarang 28 kg
Orang tua An. A
Distensi
Gangguan rasa
abdomen
nyaman nyeri
mengatakan anaknya
nyeri pada bagian
perut.
DO :
-
An. A tampak
menahan sakit.
D. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa 1
Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan.
Tujuan dan kriteria hasil:
Devisit cairan dan elektrolit teratasi.Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa
mulut dan bibir lembab, balance cairan seimbang.
Rencana Tindakan :
Observasi tanda-tanda vital.
Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
c. Diagnosa 3
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan dan Kriteria hasil :
Nyeri dapat teratasi. Nyeri dapat berkurang / hilang, ekspresi wajah tenang.
Rencana Tindakan :
Observasi tanda-tanda vital.
Kaji tingkat rasa nyeri.
Atur posisi yang nyaman bagi klien.
Beri kompres hangat pada daerah abdomen.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgetik sesuai
indikasi.
d. Diagnosa 4
Ansietas berhubungan dengan sakit kritis.
REFERENSI