Anda di halaman 1dari 30

SUCCESS STORY

Ahmad Ardi Afrido


5201413033
Pendidikan Teknik Mesin, S1

Muhammad Aksa Mahmud


(Pendiri Bosowa Group)

Latar Belakang Keluarga

Aksa Mahmud lahir pada tanggal 16 Juli 1945 di Desa


Lapasu, Kabupaten Barru, sekitar 120 km dari ibukota
Makassar. Ia lahir hanya sebulan sebelum proklmasi
kemerdekaan diumumkan. Orang tuanya, H. Muhammad
Mahmud dan Hj. Kambria, adalah petani biasa. Bukan
saudagar. Ayahnya biasa menjual hasil buminya ke kota.
Dari sinilah Aksa Mahmud muda belajar bisnis. Selain
menjual kurma dan es di waktu bulan puasa, di bulan
biasa ia juga kerap menjual permen di samping
sekolahnya, di Sekolah Rakyat Mangkoso.

Latar belakang Pendidikan


Fakultas

Teknik Elektro Universitas Hasanuddin,


Makassar, 1965

Sekolah

Teknik Menengah, Makassar, 1965

Sekolah

Teknik Negeri, Pare-pare, 1962

Sekolah

Rakyat, Barru, 1959

Perjalanan Karir

Lulus STM, dia melanjutkan ke Universitas Hassanuddin


Makassar tahun 1965. Ia masuk Fakultas Teknik Elektro.
Begitu duduk di bangku perguruan tinggi tahun 1965, politik
Indonesia bergolak. Aksa langsung aktif di Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar. Ini membuat Aksa
terlibat aktif dalam penumpasan gerakan komunis, dan
terjun sebagai aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia
(KAMI) tahun 1966.

Tahun 1973, Aksa mendirikan CV Moneter. Proyek pertamanya


menjadi agen Datsun di Indonesia Timur. Ia meminjam uang
dari BNI sebesar Rp 5 juta. Aksa pun membukashow room
mobil Datsun di Makassar. Ketika acara pembukaan bapak dan
ibu mertuanya hadir. Bukti kepergiannya dari perusahan
mertuanya itu direstui.

Setelah itu, pada tahun 1980, Aksa mendapat tawaran Mitsubishi


untuk menjadi agen penyalur di Indonesia Timur. Dari sinilah ia
merubah nama perusahaanya menjadi Bosowa. Sebab, awalnya Krama
Yudha Tiga Berlian (KTB) sebagai distributor Mitsubishi di Indonesia
memberikan isyarat, kalau Aksa ingin menjadi agen Mistubishi harus
ada nama Tiga Berlian-nya. Saya sampaikan tiga berlian di Sulawesi
Selatan itu adalah tiga kerajaan, yaitu Bone, Sopeng dan Wajo, yang
saya beri nama Bosowa. Jadi tiga kerajaan Bugis ini berlian juga
karena tidak pernah perang. Bone unggul memerintah, Sopeng
terkenal sebagai produsen, Wajo latar belakangnya adalah pengusaha.
Nah saya sampaikan ke mereka, setuju tidak saya pakai nama Bosowa
artinya Tiga Berlian, mereka setuju, ujarnya. Itulah awal dari
perjalanan panjang Bosowa. Aksa pun mendirikan PT Bosowa Berlian
Motor. Bisnis agen Mitsubishi ini berkembang dan Bosowa menjadi
agen penyalur di 13 provinsi di bagian timur Indonesia. Aksa betulbetul menerima kepercayaan dari pihak Jepang.

Dari sini kekayaan Aksa bertambah. Hingga sekarang ini, penghasilan dari industri
otomotif ini menyumbang 35 % pemasukan bagi Bosowa Corporation. Kini, PT
Bosowa Motor tak hanya menjadi agen Mitsubishi, tapi juga menjadi agen
distribusi mobil Mercedez Bens untuk Indonesia Timur. Pada tahun 1995, Bosowa
membangun pabrik semen di Bantimurung, Maros, pinggiran Makassar. Perusahaan
itu bernama PT Semen Bosowa Maros dengan kapasitas produksi 1,8 juta ton
pertahun. Tapi pendirian pabrik itu sempat terkendala oleh krisis ekonomi 1998.
Akhirnya proyek itu baru berjalan di tahun krisis itu dengan nilai aset sebesar Rp
3 triliun. Sebanyak 80 persen produksi diperuntukkan bagi pasar dalam negeri,
sementara 20 persen sisanya diekspor ke Filipina dan Afrika. Tahun 2005, PT
Semen Bosowa Maros menambah modal sebesar US$ 80 juta untuk menambah
kapasitas pabrik dari 1,8 juta ton pertahun menjadi 3,2 juta ton pertahun. Semen
Bosowa kini adalah salah satu raja yang menguasai pasar semen di Indonesia
Timur. Juga salah satu penyumbang besar pundi-pundi kakayaan Bosowa
Corporation. Setelah itu Aksa menjalankan diversifikasi perusahaan di bidang jasa
keuangan. Aksa Mahmud juga memiliki saham di PT Bank Bukopin Tbk. dan PT
Bank QNB Kesawan Tbk. Aksa Mahmud kini menambah kepemilikan saham di Bank
Bukopin melalui PT Bosowa Corporation sehingga menjadi pemegang saham
pengendali. Khusus pada sektor keuangan, perusahaan milik Aksa Mahmud itu
tercatat telah memiliki grup perusahaan jasa keuangan di bawah bendera Group
Bosowa. Grup tersebut terdiri dari 6 anak perusahaan.

Kiat Wirausaha
Jangan terlalu cepat menginginkan hasil yang memuaskan,
tetap bersabar dan tekun memulai usaha meskipun dari nol.
Cari hal-hal baik untuk membangun kebersamaan sehingga
memiliki hubungan supaya usaha bisa cepat berkembang.
Jangan takut gagal, jika kita ingin mengembangkan jiwa
wirausaha jangan menghindari resiko
Kesimpulan
Semua prestasi diawali dari NOL. Ini membuktikan bahwa
hal yang paling penting adalah bukan siapa Anda, tetapi apa
yang Anda inginkan besok.

Merry Riana
(Pendiri Merry Riana Organization)

Latar Belakang Keluarga


Merry Riana merupakan sulung dari tiga bersaudara dan putri
dari Suanto Sosrosaputro dan Lynda Sanian. Semasa kecilnya,
Merry dan keluarganya bermukim di kawasan Tanjung Priok,
Jakarta Utara. Merry berasal dari keluarga sederhana dan
sang ayah adalah satu-satunya tumpuan hidup keluarga

Latar belakang Pendidikan


Merry mulai belajar di bangku kuliah di jurusan Electrical
and Electronics Engineering (EEE) di Nanyang Technological
University (NTU) pada tahun 1998

Perjalanan Karir

Tanpa persiapan yang memadai untuk kuliah di luar negeri, Merry sempat
gagal dalam tes bahasa Inggris di Nanyang Technological University.
Tanpa persiapan bekal dana yang memadai pula, Merry meminjam dana
dari Pemerintah Singapura. Ia meminjam dana beasiswa dari Bank
Pemerintah Singapura sebesar $40.000 dan harus dilunasi setelah ia lulus
kuliah dan bekerja. Merry harus hidup penuh penderitaan selama di
Singapura. "Kondisi keluarga saya pas-pasan. Tinggalnya aja di Tanjung
Priok, dekat Pasar Ular Plumpang. Uang saku saya di Singapura.

Setelah itu ia mulai mencoba untuk memulai berbisnis. Beberapa


peluang bisnis sudah pernah ia jajaki, mulai MLM produk, pembuatan
skripsi hingga bisnis saham yang nyatanya malah menarik nya kedalam
kegagalan besar hingga harus kehilangan uang modal hingga $ 10.000.
Bisa dikatakan bahwa ia sudah cukup kenyang dengan kegagalan,
penolakan hingga hampir jatuh terpuruk.

Namun dengan kerja keras serta semangat belajar dari pengalamannya yang tidak pernah
padam, pelan tapi pasti Merry berhasil menjual sedikit demi sedikit produk keuangannya
seperti asuransi,kartu kredit,deposito,tabungan, dan lain lain. Hingga hasil manisnya pada
tahun 2003 ia dinobatkan sebagai salah satu agen terbaik di perusahaan tempatnya bekerja.
Dan dalam satu tahun ia diangkat menjadi manajer hingga mendapatkan beberapa
penghargaan atas prestasinya yang tidak biasa.

Salah satu langkah yang semakin melambungkan nama Merry Riana adalah ketika ia
mendirikan MRO (Merry Riana Organization). MRO adalah badan yang bergerak dalam bidang
pemberdayaan anak-anak dan wanita. Tidak hanya itu saja, lewat badan bentukannya
tersebut ia mulai dikenal sebagai seorang motivator serta pembicara ulung.

Seiring waktu, bersama makin besarnya jaringan MRO di Singapura, mimpinya pun diusia 30
tahun kian ia kembangkan. Jika sebelumnya resolusi usia 20 tahun telah ia capai, kini ia
ingin membawa mimpi terbesarnya yaitu memberikan manfaat pada 1 juta orang di Asia,
terutama tentunya di tanah kelahirnya Indonesia. Mimpi itu ia wujudkan salah satu dengan
menulis sebuah buku best seller berjudul Mimpi Sejuta Dolar yang tidak disangka meledak
dan kian melambungkan namanya. Dalam bukunya tersebut ia memaparkan segala
pengalaman dan trick menjadi seorang yang sukses di usia muda. Puncaknya ia berhasil
mencapai kesuksesan besar mendapatkan peghasilan hingga $ 1juta berkat usaha-usaha yang
telah ia jalani selama ini.

Kiat Wirausaha
1. Dare To Big Dream
2. Pay Now, Play Later
3. Change Perspective
4. Be Your Best Self
5. Be Possible
6. Faith
7. Be Grateful

Kesimpulan
1. Pantang Menyerah
2. Hidup Harus Berhitung
3. Investasi Tak Boleh Terburu-buru
4. Hidup Harus Penuh Kejujuran
5. Uang Bukanlah Segalanya

Ettore Arco Isidoro Bugatti


(Pendiri Automobile Bugatti Coorporation)

Latar Belakang Keluarga


Ettore Bugatti berasal dari keluarga artistik ternama di
Milan. Dia adalah anak sulung dari Carlo Bugatti (1856-1940),
pemilik furnitur dan perhiasan Art Nouveau, dan istrinya
Teresa Lorioli. Adiknya adalah seorang pematung terkenal,
Rembrandt Bugatti ( 1884-1916 . Bibinya Luigia Bugatti ,
adalah istri dari pelukis Giovanni Segantini. Kakek dari pihak
ayahnya, Giovanni Luigi Bugatti adalah seorang arsitek dan
pematung.

Latar Belakang Pendidikan


Ettore bersekolah di Milan Academy of Art.Dia kemudian
memulai magang di Prinetti & Stucci pabrik sepeda.Pada
tahun 1897

Perjalanan Karir

Ketika Bugatti punya waktu luang, ia bekerja di ruang bawah tanah


apartemennya di Cologne, menciptakan desain mobil. Ketika anak
ketiga Ettore Bugatti lahir, ia memutuskan untuk membuka pabrik
sendiri.Pada tahun 1909 awal, dengan dukungan finansial dari
bankir de Vizcaya, ia membuka bisnisnya di kota Molsheim,
Jerman.Dia meminjam dana tambahan dari Bank Darmstaedter
dalam rangka membangun lima pesawat dan mobil sepuluh.

Pada bulan Januari 1910 asisten Bugatti's, Ernest Fredrich


mengendarai mobil Bugatti dalam balapan.Ini adalah awal dari
keberhasilan legendaris untuk mobil Bugatti di sirkuit balap.
Bugatti memperoleh kemenangan pada tahun 1911.Yang paling
menakjubkan adalah tempat finish kedua di Grand Prix
Perancis.Model 10 mengalahkan persaingan mobil yang lebih
kuat.Tahun itu, kontrak ditandatangani antara Bugatti dan mobil
Peugeot.Peugeot Babe dengan mesin Model 19 diproduksi.The
Babe sukses besar dan digunakan di sebagian besar mobil Bugatti.

Bugatti Model 10

Antara 1914 dan 1918, tahun-tahun Perang Dunia I, Bugatti dikembangkan dan
diproduksi mesin pesawat baik untuk pemerintah Amerika dan Prancis.biaya Lisensi
untuk mesin memberikan Ettore modal yang ia butuhkan untuk memulai produksi di
pabrik Molsheim ketika perang berakhir.Bugatti meningkatkan produksi dan
mempekerjakan lebih banyak karyawan. Tenaga kerja di pabrik Molsheim sudah
lebih dari 1.000 orang.

Tahun-tahun 1932-1934 sangat sulit bagi Bugatti.Namun, Ettore bisa menemukan


secercah matahari di antara awan.Ia memenangkan kontrak dengan pemerintah
Perancis untuk membangun kereta api, baru berkecepatan tinggi.Railcars dibangun di
pabrik Bugatti Royale teknis dan unggul dalam mesin yang digunakan.Pemerintah
Prancis sangat senang dengan hasilnya.Kontrak ini menempatkan Bugatti kembali di
tanah keuangan yang solid.Kereta tersebut adalah desain eksklusif dirinya sendiri.Satusatunya mobil yang diproduksi pada saat itu adalah Model 57.Sekitar 750 sedan ini
dibangun dan dijual.

Bugatti Model 57

Kiat Wirausaha

Meski sudah menjalani kerjasama dengan banyak perusahaan


pada waktu itu dengan loyalnya dia bekerja sama tanpa pernah
memandang suatu saat mereka akan menjadi saingannya. Ketika
mengalmi putus kontrak dengan perusahaan-perusahaan tersebut,
Ettore Bugatti tidak pernah merasa putus asa malah ia mencoba
membangun perusahaannya sendiri dengan meminjam dana ynag
tidak sedikit dari bank, beberapa kegagalan sempat ia alami pada
tahun-tahun pertama ia memulai karirnya, namun di sinilah
kegigihan Ettore Bugatti semakin terlihat. Ia menjalin kontrak
dengan pemerintah perancis dan ini membuatnya mengalami
keuntungan yang besar. Jadi intinya kita jangan pernah menyarah
dan selalu melihat peluang demi kemajuan bisnis yang kita jalani.

Kesimpulan

Jangan pernah menyerah dan selalu melihat peluang, niat


adalah yang terpenting.

Akio Morita
(Pendiri Sony Coorporation)

Latar Belakang Keluarga


Akio Morita lahir pada tanggal 26 Januari 1921, di kota Nagoya, dari
sebuah keluarga pembuat sake (bir khas jepang). Keluarga Morita telah
menggeluti pembuatan bir sake selama hampir 400 tahun di kota
Tokoname, dekat Nagoya. Di bawah asuhan ketat ayahnya Kyuzaemon
Morita, Akio sedang dipersiapkan untuk menjadi pewaris bisnis keluarga.

Latar belakang Pendidikan


Sejak usia dini, Akio gemar mengutak-atik peralatan elektronik.
Matematika dan fisika adalah mata pelajaran favorit selama SD dan SMP
dan sekolah tinggi. Setelah lulus dari Sekolah Tinggi, ia masuk Jurusan
Fisika di Osaka Imperial University. Pada saat lulus dari Universitas,
Jepang terlibat dalam perang Pasifik dan Akio bergabung dengan Angkatan
Laut pada tahun 1944.

Perjalanan Karir

Ketika ia kembali ke rumah keluarga di Nagoya setelah perang, ketika sebuah


artikel tentang laboratorium penelitian didirikan oleh Ibuka muncul dalam kolom
surat kabar Asahi disebut, "Blue Pensil". Morita diundang untuk bergabung dengan
fakultas Institut Teknologi Tokyo oleh salah seorang profesor. Morita mengemasi
barang-barangnya dan siap untuk berangkat ke Tokyo. Dengan berakhirnya
perang, Ibuka mendirikan Institut Penelitian Telekomunikasi Tokyo untuk memulai
awal yang baru. Setelah membaca artikel ini, Morita mengunjungi Ibuka di Tokyo
dan mereka memutuskan untuk mendirikan sebuah perusahaan baru
bersama.Pada tanggal 7 Mei 1946, Ibuka dan Morita mendirikan Tokyo Tsushin
Kogyo KK (Tokyo Telecommunications Engineering Corporation) dengan sekitar 20
karyawan dan modal awal 190.000 . Pada waktu itu, Ibuka telah berumur 38
tahun dan Morita 25 tahun.

Selama kemitraan mereka yang panjang, mengabdikan Ibuka teknologi energi


untuk penelitian dan pengembangan produk, sementara Morita berperan penting
dalam memimpin Sony dalam bidang pemasaran, globalisasi, keuangan dan
sumber daya manusia. Morita juga mempelopori Sony masuk ke dalam bisnis
perangkat lunak, dan ia memberikan kontribusi kepada keseluruhan manajemen
perusahaan.

Pada tahun 1960, Sony Corporation of America didirikan di Amerika Serikat. Morita
memutuskan untuk pindah ke AS bersama keluarganya dan memimpin dalam
menciptakan saluran penjualan baru untuk perusahaan. Dia percaya bahwa Sony harus
mengembangkan saluran penjualan langsung sendiri, bukan mengandalkan dealer lokal.

Banyak produk yang telah diluncurkan sepanjang sejarah Sony dapat dikreditkan untuk
Morita kreativitas dan ide-ide inovatif. Ide-idenya melahirkan benar-benar baru gaya
hidup dan budaya, dan ini terbukti dari produk-produk tersebut sebagai Walkman dan
perekam kaset video. Morita juga menunjukkan kemampuannya untuk melepaskan diri
dari pemikiran konvensional di bidang keuangan, ketika Sony mengeluarkan American
Depositary Receipts di Amerika Serikat pada 1961.

Selain mengelola Sony, Morita aktif dalam membangun jembatan budaya antara Jepang
dan di luar negeri sebagai Wakil Ketua Keidanren (Jepang Federasi Organisasi Ekonomi)
dan sebagai anggota dari Jepang-AS Hubungan Ekonomi Group, lebih dikenal sebagai
"Wise Men's Group . La berperan dalam berusaha untuk mengurangi friksi perdagangan
antara Jepang dan Amerika Serikat, dan melalui publikasi karya sastra tersebut sebagai
Made in Japan, ia menjadi, "salah satu yang paling terkenal di Amerika Serikat"

penghargaan Morita yang pertama diberikan Jepang Albert


Medal dari Kerajaan Inggris's Royal Society of Arts pada tahun
1982. Pada 1984, ia menerima Ordo Nasional Legiun
Kehormatan (Ordre National de la Lgion d'Honneur), yang
tertinggi dan paling bergengsi di Prancis, dan pada tahun 1991,
ia dianugerahi First Class Order of the Sacred Treasure dari HM
yang Kaisar Jepang. Di samping itu, Morita menerima sejumlah
penghargaan dari negara-negara seperti Austria, Belgia, Brasil,
Jerman, Spanyol, Belanda, dan Amerika Serikat, yang
menunjukkan sejauh mana pengakuan global-nya.

Kiat wirausaha
Rahasia sukses yang mereka capai hanyalah cara mereka memperlakukan
karyawan. Dalam biografi nyamade in japan, morita mengatakan: "misi paling
penting seorang manajer di jepang adalah mengembangkan hubungan yang sehat
kepada karyawan nya, untuk menciptakan perasaan seperti dalam lingkungan
keluarga di perusahaan, perasaan senasib yang dirasakan manajer dan karyawan.
Perusahaan yang berhasil adalah yang menciptakan perasaan senasib pada semua
karyawan, di amerika di sebut tenaga kerja, manajemen, serta pemegang saham.
Ketika morita menjabat direktur sony, dia menekan kan kepada karyawan baru
bahwa setiap karyawan harus mencari kebahagiaan dalam pekerjaan nya dan
memutuskan secara pribadi apakah seumur hidup akan bekerja di sony.

Kesimpulan
Motto dari Akio Morita adalah : Research Makes The Difference,
menggambarkan keambisiusan Akio Morita. Motto ini ditulis pada truk-truk
perusahaan dalam bahasa Inggris supaya menimbulkan kesan eksotis. Untuk
terus maju dalam menjalankan perusahaannya Akio Morita menghabiskan
waktu 8 jam sehari bersam para karyawannya untuk meneliti produk yang akan
ia luncurkan di pasaran dan membuat terobosan baru pada produk berikutnya,
sisa dari waktu tersebut ia gunakan untuk me-manage perusahaannya.

Resume

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai