PROSIDING
SEMINAR NASIONAL EMBEDDED SYSTEM
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL EMBEDDED SYSTEM
ii
PANITIA PELAKSANA
Ketua Pelaksana
Arif Lukman
Sekretaris I
Sekretaris II
:
:
Bambang Sugiarto
Iftitahu Nimah
Bendahara I
Bendahara II
:
:
Agus Subekti
Suyoto
Wiwin Suwarningsih.
Rifki Sadikin
Seksi Workshop
Ana Heryana
Sahrul Arif
Seksi Logistik
Ferdian Yunazar
Akbari Indra Basuki
Oka Mahendra
Seksi Acara
Dewi Saraswati
An an Sarah Hertiana
iii
KATA PENGANTAR
Prosiding Seminar Nasional Embedded System 2012 ini merupakan kumpulan makalah yang diterima dan
diseleksi oleh dewan penyunting sebagai salah satu rangkaian acara Seminar Nasional Embedded System
2012.
Seminar Nasional Embedded System 2012 diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Informatika, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Negara
Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Selain sebagai wadah diseminasi iptek di bidang embedded
system dari berbagai lembaga litbangyasa di Indonesia, seminar ini juga bertujuan untuk memfasilitasi dan
memformulasikan kolaborasi strategis antara lembaga litbangyasa, pemerintah, dan sektor swasta dalam
rangka mewujudkan klaster industri embedded system di Indonesia.
Rangkaian acara seminar nasional ini dimulai dengan penyelenggaraan workshop "Pengembangan Piranti
Cerdas Berbasis Linux Embedded" pada hari Rabu, tanggal 19 september 2012 bertempat di Lab Komputer,
Pusat Penelitian Informatika, Gedung 20 Lt.3 Komplek LIPI Jl. Cisitu No. 21/154D Bandung. Workshop
tersebut diikuti oleh para praktisi dan pengembang embedded system yang berasal dari kalangan industri
maupun lembaga litbangyasa.
Adapun acara puncak seminar nasional Embedded System diselenggarakan di Hotel Aston Primera Pasteur
Jl. Dr. Djunjunan No. 96 Bandung pada hari Kamis, tanggal 20 September 2012 dengan mengundang para
pembicara kunci di antaranya Bapak Dr. Ir. Ashwin Sasongko (Direktur Jenderal Aplikasi Informatika
Kementerian Negara Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia), Bapak Tikno Sutisna (Direktur Utama
PT INTI) dan Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat (Guru Besar Teknologi Informasi dan Komunikasi Sekolah
Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung) yang mana bersama-sama dengan Bapak Ir. Hari
Purwanto (Staf Ahli Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Hankam, TIK dan Transportasi) selaku
moderator seminar, telah membahas berbagai peluang dan tantangan dalam rangka merevitalisasi klaster
industri perangkat telematika nasional.
Seminar Nasional Embedded System 2012 tidak akan mungkin terjadi tanpa kontribusi dan kerja keras dari
pembicara kunci, semua pemakalah dan peserta non makalah, para komite program, komite pengarah
serta panitia penyelenggara. Dalam kesempatan ini perkenankan kami untuk menyampaikan penghargaan
yang sebesar-besarnya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran
pelaksanaan Seminar Nasional Embedded System ini. Teriring pula permohonan maaf yang sedalamdalamnya bilamana terdapat hal-hal yang kurang berkenan dalam penyelenggaraan seminar ini.
Arif Lukman
Ketua Panitia
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Susunan Komite Program dan Komite Pengarah
Susunan Panitia Pelaksana
Kata Pengantar
Daftar Isi
I
ii
iii
v
vi
Ekstraksi Ciri Pada Pengenalan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia Berbasis Sensor Flex Dan
Accelerometer
13
19
25
29
35
41
45
Wiwin Suwarningsih
51
Elan Djaelani
Rancang Bangun Alat Pengukur Curah Hujan (APCH) Online sebagai Sistem Monitoring
Cuaca di Kecamatan Cilengkrang,
57
Implementasi Qt Embedded Linux pada SBC Alix 3d3 sebagai Antarmuka Grafis
Stasiun Cuaca Nirkabel
63
Implementasi dan Unjuk Kinerja Penggunaan Routerboard R52 untuk Komunikasi Data
Wireless Weather Station pada Daerah Sub-Urban di Atas 5 Km
69
Sistem Akuisisi Data Berbasis Mikrokontroler ATM Mega 128 untuk Stasiun Cuaca
75
vi
81
Endang Supriyati
Abstract
Feature extraction is performed to obtain quantities that show the object specificity to identify. The good
feature extraction algorithm makes the classification process more effective and efficient. In this research, five types
of feature extraction are developed, using statistical approach, quantization or combination of both. Sensors are
used to make gloves, i.e. flex sensors to measure finger bending and accelerometer to measure movement in the x, y,
z axes. From these sensor data, the feature extraction is made. The obtained feature vector is used for sign
recognition by applying Dynamic Time Warping method (DTW) and Euclidean Distance. Reference data (template)
that the best matches the distance measured by the most minimum value (distance). Tests carried out using a dataset
with 1000 data consists of 50 classes (word sign), where each class composed of 20 data. The test data using 10
data for each class, and the reference data using the rest i.e. 10 data for each class. The test results show that the
achieved highest accuracy are 99.6%.
Keywords: sign language, flex sensor, accelerometer, feature extraction, DTW, euclidean distance
Abstrak
Ekstraksi ciri dilakukan untuk mendapatkan besaran-besaran yang menunjukkan kekhususan objek yang
ingin dikenali. Algoritma ekstraksi ciri yang baik membuat proses klasifikasi lebih efektif dan efisien. Dalam
penelitian ini dikembangkan 5 jenis ekstraksi ciri, yang menggunakan pendekatan statistik, kuantisasi atau
kombinasi keduanya. Sensor yang digunakan untuk membuat sarung tangan adalah flex sensor untuk mengukur
tekukan jari dan accelerometer untuk mengukur gerakan pada sumbu x,y,z. Dari data-data sensor dilakukan
ekstraksi ciri yaitu bentuk lekukan jari-jari tangan dan gerakan tangan terhadap sumbu x, y dan z. Vektor ciri yang
diperoleh digunakan untuk pengenalan isyarat dengan metode Dynamic Time Warping (DTW) dan Jaurak
Euclidian (Euclidian Distance). Data referensi (template) yang paling cocok diukur berdasarkan nilai jarak
(distance) yang paling minimum. Pengujian dengan dilakukan menggunakan dataset 1000 data yang terdiri dari 50
kelas (isyarat kata), dimana masing-masing kelas terdiri dari 20 data. Untuk data pengujian diambil 10 data untuk
tiap-tiap kelas, dan 10 sisanya sebagai data referensi. Hasil pengujian menunjukkan akurasi tertinggi mencapai
99,6%.
Kata kunci: bahasa isyarat, flex sensor, accelerometer, ekstraksi ciri
1. Pendahuluan
(a)
(b)
4. Akuisisi Data
Tahap ini ditujukan untuk mendapatkan data-data
dari sensor untuk kemudian diolah menjadi vektor
fitur (feature vector), sebagaimana diperlihatkan
Gambar 4.
Akusisi
Data Sensor
3. Sensor
Sensor yang digunakan adalah sensor flex dan
sensor accelerometer. Bentuk fisik sensor flex dan
sensor accelerometer diperlihatkan pada Gambar 2.
3.1 Sensor Flex
Sensor flex adalah jenis sensor resisif yang
berubah nilai resistansinya ketika ada lekukan. Pada
kondisi flat (tidak tertekuk), sensor flex mempunyai
nilai resistansi 10 K. Nilai resistansinya akan
semakin membesar pada saat terjadi tekukan sampai
dengan 40 K pada saat tekukan maksimal[10].
Karena jari hanya mempunyai satu derajat
kebebasan, maka untuk tiap-tiap jari cukup
menggunakan satu sensor flex.
3.2 Sensor Accelerometer
Sedangkan sensor accelerometer yang digunakan
adalah Hitachi H48C [12] yang merupakan modul
sensor buatan Parallax diintegrasi dengan ADC
(Analog to Digital Converter) dan regulator
tegangan.
Accelerometer
dapat
mendeteksi
2
Pengolahan
Data Sensor
(Ekstraksi Fitur)
Vektor Fitur:
O1 O2 O3 OT
X norm
X i X min
* 20
X min X max
(1)
d Euclidean( P, Q)
(p q )
i 1
(2)
(5)
DTW(Q,C) = min
K
k 1
wk
(7)
(a)
(b)
6. Ekstraksi Ciri
Ekstraksi ciri dilakukan untuk mendapatkan
besaran-besaran yang menunjukkan kekhususan dari
data yang diolah. Ekstraksi ciri mempunyai dua
tugas yaitu mengubah parameter vektor input
menjadi vektor ciri dan/atau reduksi dimensi. Vektor
ciri merupakan nilai-nilai hasil pengolahan data-data
flex dan data accelerometer yang kemudian diatur
sedemikian rupa membentuk baris angka (nilai).
Data sensor yang dibaca dari file dibagi menjadi dua
bagian data, yaitu data sensor flex dan data
accelerometer (Tabel 1).
6.1. Perhitungan yang digunakan
6.1.1 Histogram
Histogram merupakan salah satu cara untuk
merepresentasikan data dalam bentuk distribusi
fekuensi. Histogram dapat dianggap sebagai fungsi
kerapatan probabilitas (probability density function)
diskrit. Pendekatan histogram untuk ekstraksi ciri
digunakan dalam penelitian MC Leu [4]. Dalam
penelitian ini, histogram yang digunakan adalah
terbagi 10 tingkatan nilai (sub-range) untuk tiap data
tekukan jari tangan dan 17 tingkatan nilai untuk tiap
sumbu (axis) data akselarasi telapak tangan.
6.1.2 Nilai rata-rata dan nilai simpangan baku
Pendekatan statistik sering digunakan sebagai
ukuran dalam analisa data, di antranya adalah nilai
rata-rata (mean) dan nilai simpangan baku (standard
deviation). Jika terdapat data sekuensial Xi dengan i
= 1,2,3 , n dan jika nilai rata-rata dinotasikan
sebagai u, maka nilai u dapat dihitung berdasarkan
persamaan 8.
u
4
1 n
Xi
n i 1
(8)
1 n
( X i u )2
n i 1
(9)
6.1.3 Kuantisasi
Kuantisasi merupakan proses untuk membatasi
semua nilai yang mungkin menjadi jumlah yang
terbatas. Kuantisasi yang digunakan dalam penlitian
ini adalah kuantisasi non linier, yang dilakukan
hanya untuk data akselerasi telapak tangan.
Penggunaan kuantisasi untuk akselerasi dilakukan
pada penelitian J Liu [7].
Sebelum dilakukan proses kuantisasi, nilai
akselerasi yang sebenarnya untuk masing-masing
sumbu x, y dan z dihitung terlebih dahulu dengan
menggunakan persamaan 3.5 yang mengacu pada
datasheet -nya[5].
a = (c reff) * 0.0022 * 16
(10)
dengan
a
= nilai akselarasi yang sebenarnya
c
= nilai atau data counter akselarasi
reff = nilai atau data counter untuk referensi
Jika a sebagai notasi untuk akselarasi, maka ax1
menunjukkan nilai akselarasi untuk sumbu x untuk
data pertama (baris pertama dalam file), ay1 untuk
nilai akselarasi sumbu y data pertama, az1 untuk
nilai akselarasi sumbu z data pertama, ax2 untuk
nilai akselarasi sumbu x data kedua, dan
seterusnya.Nilai akselerasi a ini relatif kecil terhadap
nilai normalisasi lekukan jari, sehingga dilakukan
kuantisasi[17],[18] nilai akselarasi a untuk masingmasing sumbu X, Y dan Z berdasarkan Tabel 2.
(1=9.81m/s2).
Tabel 2 Kuantisasi akselerasi
akselerasi (a)
kuantisasi (k)
a > 2g
16
g < a 2g
10 < k 15
0 < a g
1 < k 10
a=0
k =0
-g a < 0
-10 k < 0
-2g a < -g
a < -2g
-16
Data sensor
Data Accelerometer
Akselarasi Aktual
ax1,ax2,ax3,,axn
ay1,ay2,ay3,,ayn
az1,az2,az3,,azn
Histogram
ha1,ha2,ha3,...,ha10
hb1,hb2,hb3,...,hb10
hc1,hc2,hc3,...,hc10
hd1,hd2,hd3,...,hd10
he1,he2,he3,...,he10
Kuantisasi
kx1,kx2,kx3,,kxn
ky1,ky2,ky3,,kyn
kz1,kz2,kz3,,kzn
Histogram
hx1,hx2,hx3,...,hx17
hy1,hy2,hy3,...,hy17
hz1,hz2,hz3,...,hz17
Vektor Ciri
ha1,ha2,ha3,...,ha10, hb1,hb2,hb3,...,hb10, ..., hx1,hx2,hx3,...,hx17, ..., hz1,hz2,hz3,...,hz17
Data Accelerometer
Akselarasi Aktual
ax1,ax2,ax3,,axn
ay1,ay2,ay3,,ayn
az1,az2,az3,,azn
Rata-rata
ua,ub,uc,ud,ue
Kuantisasi
kx1,kx2,kx3,,kxn
ky1,ky2,ky3,,kyn
kz1,kz2,kz3,,kzn
Simpangan Baku
sa,sb,sc,sd,se
Rata-rata
ux,uy,uz
Simpangan Baku
sx,sy,sz
Vektor Ciri
ua,ub,uc,ud,ue, sa,sb,sc,sd,se, ux,uy,uz, sx,sy,sz
Data Accelerometer
Akselarasi Aktual
fa1,fa2,fa3,,fan
fb1,fb2,fb3,,fbn
fc1,fc2,fc3,,fcn
fd1,fd2,fd3,,fdn
fe1,fe2,fe3,,fen
ax1,ax2,ax3,,axn
ay1,ay2,ay3,,ayn
az1,az2,az3,,azn
Kuantisasi
kx1,kx2,kx3,,kxn
ky1,ky2,ky3,,kyn
kz1,kz2,kz3,,kzn
Vektor Ciri
Data sensor
Data Accelerometer
Akselarasi Aktual
ax1,ax2,ax3,,axn
ay1,ay2,ay3,,ayn
az1,az2,az3,,azn
fa1,fa2,fa3,,fan
fb1,fb2,fb3,,fbn
fc1,fc2,fc3,,fcn
fd1,fd2,fd3,,fdn
fe1,fe2,fe3,,fen
Kuantisasi
kx1,kx2,kx3,,kxn
ky1,ky2,ky3,,kyn
kz1,kz2,kz3,,kzn
Simpangan Baku
sx,sy,sz
Vektor Ciri
Data sensor
Data Accelerometer
Akselarasi Aktual
ax1,ax2,ax3,,axn
ay1,ay2,ay3,,ayn
az1,az2,az3,,azn
Rata-rata
ua,ub,uc,ud,ue
Simpangan Baku
sa,sb,sc,sd,se
(a)
Kuantisasi
kx1,kx2,kx3,,kxn
ky1,ky2,ky3,,kyn
kz1,kz2,kz3,,kzn
Vektor Ciri
ua,ub,uc,ud,ue, sa,sb,sc,sd,se, kx1,ky1,kz1 ,kx2,ky2,kz2, kx3,ky3,kz3, , kxn,kxn,kxn
(b)
Gambar 12. Grafik hasil pengujian pertama dengan
metode Jarak Euclidean; (a) pengaruh terhadap
akurasi; (b) pengaruh terhadap waktu pengujian
(a)
(b)
Gambar 13. Grafik hasil pengujian pertama dengan
metode DTW; (a) pengaruh terhadap akurasi; (b)
pengaruh terhadap waktu pengujian
9. Daftar pustaka
[1] Ahmad Akl, Shakrokh Valaee (2010).
Accelerometer-Based Gesture Recognition via
Dynamic-Time Warping, Affinity Propagation &
Compressive Sensing. IEEE ICASSP. pp22702273
[2] A. Piyush Shanker, A.N. Rajagopalan (2007).
Offline signature verification using DTW.
Pattern Recognition Letters 28, pp. 14071414
[3] Eamonn Keogh (2002). Exact indexing of
dynamic time warping. Proceedings of the 28th
VLDB Conference, Hong Kong, China
[4] Eamonn J. Keogh, Michael J. (2000). Scaling up
8
Abstract
Petroleum is an energy source that can not be renewed. It is encouraging to do the studies that produce
substitute energy, one biodiesel, energy to fuel diesel engines from vegetable materials, in this study using used cooking
oil. On the other hand the study was undertaken to utilize the food industry waste when disposed of directly into nature
will cause pollution. The purpose of this study was to establish a reactor that works automatically used ATMega 128
and continue in the process of esterification and trans esterification on the production of biodiesel made from used
cooking oil. Total time the overall process for 6 hours 20 minutes and total time the overall continue process for 9
hours and 40 minutes with the results of testing this biodiesel has 40.936 cst viscosity, specific gravity 0.86 g / mL and
flash point 162 0C.
Keywords: biodiesel esterification, microcontroller
Abstrak
Minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini mendorong untuk dilakukan
penelitian-penelitian yang menghasilkan energi pengganti, salah satunya biodiesel, energi untuk bahan bakar mesin
diesel dari bahan-bahan nabati, dalam hal penelitian ini menggunakan minyak jelantah. Di sisi lain penelitian ini
dilakukan untuk memanfaatkan limbah industri makanan yang apabila dibuang secara langsung ke alam akan
menimbulkan polusi. Tujuan penelitian ini adalah untuk membentuk reaktor yang bekerja secara otomatis dengan
memanfaatkan ATMega 128 dan kontinyu dalam proses esterifikasi dan trans esterifikasi pada produksi biodiesel oil
berbahan baku minyak jelantah. Total waktu satu proses keseluruhan selama 6 jam 20 menit dan untuk melakukan
proses kontinyu dibutuhkan Total waktu dua kali proses keseluruhan selama 9 jam 40 menit. Biodiesel Oil yang
dihasilkan ini memiliki viscositas 40,936 Cst, berat jenis 0,86 gr/mL dan flash point 162 0C.
Kata kunci: esterifikasi biodiesel, mikrokontroller
1. Pendahuluan
Minyak diesel atau solar adalah salah satu produk
minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar
mesin, yaitu mesin diesel. Bahan bakar diesel
merupakan fraksi minyak bumi yang mendidih antara
300C-700C dan digunakan sebagai bahan bakar mesin
diesel. padahal minyak diesel sebagai produk minyak
bumi yang merupakan sumber daya yang tak
terbaharukan (unrenewiable).
Seiring dengan menipisnya cadangan minyak bumi,
perlu dicari alternatif baru untuk diversifikasikan energi
di masa depan. Banyak peneliti telah menguji
kemungkinan-kemungkinan penggunaan minyak nabati
sebagai pengganti bahan bakar baik secara langsung
maupun sebagai bahan pencampur.
Suirta melakukan penelitian dengan bahan minyak
jelantah kelapa sawit yang hasilnya memenuhi syarat
seperti yang ditetapkan oleh standar Jerman DIN 51606.
Kemudian perusahaan NANKO di Jepang membuat
mesin diesel pembangkit listrik dengan bahan bakar dari
minyak goreng jelantah yang telah disaring dan
kemudian ditambah methanol. Supranto dkk meneliti
tentang pengaruh suhu dan perbandingan pereaksi pada
pembuatan methyl ester biodiesel dari distilat asam
lemak sawit [7]. Djaeni dkk meneliti tentang penggunaan
minyak goreng bekas menjadi biodiesel dengan cara
2. Metode
2.1 Biodiesel
Dalam membuat biodiesel sehingga dapat
digunakan sebagai bahan bakar harus memenuhi
parameter minyak diesel atau IDO (Industrial Diesel oil)
seperti dalam Tabel 1.
Karakteristik
IDO
0,84-0,92
0.83-0,90
35-45
Min.65
Gas bumi
2.3 Perancangan
No.
Sensor
Suhu
Kran/Valve
Cairan
Sensor
level
Motor
Pengaduk
Sensor
Jenis
Cairan
Heater
RTC
0
0
II
II
R- C-OH + CH3OHR- C-OCH3 + H2 O
Asam lemak metanol metil ester asam lemak air
Katalis asam
10
Atmega 128
LCD
Sensor
Suhu
Kran/Valve
Cairan
Sensor
level
Motor
Pengaduk
Sensor
Jenis
Cairan
Trans Esterifikasi
Esterifikasi
Esterifikasi
Heater
Trans Esterifikasi
Keterangan:
a. Sensor Suhu, Sensor suhu yang digunakan adalah
LM35.
b. Sensor Jenis Cairan, Sensor yang digunakan untuk
membedakan cairan adalah optocoupler.
c. Sensor Level, Untuk aplikasi level, yang digunakan
adalah elektroda yang berupa kawat tembaga.
d. RTC, Real Time Clock (RTC) yang digunakan
adalah DS1307.
e. Sensor Buka Tutup Kran, Sensor yang digunakan
sebagai pembatas buka dan tutup kran adalah limit
switch.
f. Mikrokontroler, berfungsi sebagai pengendali dari
semua sistem.
g. LCD, untuk menampilkan proses pada sistem,
digunakan LCD. LCD yang digunakan adalah LCD
16 x 2.
h. Motor, ada dua jenis motor yang digunakan yaitu
motor pembuka, penutup kran (4 Watt) dan motor
pengaduk (75 Watt).
i. Valve, digunakan untuk mengatrur pengisian cairan
dalam tabung reaksi.
j. Heater, berfungsi sebagai pemanas dengan daya
250 W.
12V
5V
AC
1A
K?
RELAY
Motor_AC
NO
R2
220
1K8
R3
4n25
BD139_2
OPTOISO1
R1
12V
D IO D E
12V
Port
2,2 K
Port
Optocoupler
R 56
R 100 K
6
5
1
2
Cap. jam
4
SCL
SDA
X1
X2
5V
VCC
VBAT
SQW/OUT
8
3
7
3V
Battery
GND
DS1307
3. Hasil
3.1 Pengujian Bahan
Untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat
menghasilkan biodiesel sesuai dengan perancangan
maka setelah sistem dapat berjalan baik di tiap
bagiannya dilakukan pengujian secara keseluruhan
dengan memasukkan bahan dasar berupa minyak
jelantah dan minyak curah. Sedang untuk mengetahui
karakteristik dari biodiesel yang dihasilkan oleh alat
konversi ini, dilakukan proses pengujian bahan.
Pengujian ini dilakukan di laboratorium kimia Politeknik
Negeri Malang yang meliputi pengujian metal ester,
viscositas, berat jenis dan juga flash point, hasil
pengujian dapat dilihat dalam Tabel 2. Sebagai
perbandingan digunakan tabel karaktersitik minyak
diesel yang dikeluarkan oleh IDO seperti Tabel 1.
11
Jenis
Contoh
1.
Minyak
Curah
2.
Minyak
Jelantah
5. Daftar Pustaka
Parameter Uji
Hasil
Metil Ester
Viscositas
Berat Jenis
Flash Point
Metil Ester
Viscositas
Berat Jenis
Flash Point
Terlampir
13,62 cst
0,82 gr/mL
132 C
Terlampir
40,94 cst
0,862 gr/mL
162 C
Proses
Proses
Pemanasan Minyak Jelantah
Pemanasan Minyak Jelantah dan
Pengadukan Larutan H3PO4
Pengendapan Gumming
Pengadukan Metanol
Pengeluaran hasil alkoholisasi
(Esterifikasi)
Pemanasan dan pengadukan larutan
dengan methanol + NaOH
Pengendapan Gliserol
Pembuangan Gliserol
Pencucian dengan air
Pengendapan
Distilasi
Pengeluaran hasil
4.
Esterifikasi
dan
Waktu
8-10menit
40 menit
2 jam
30 menit
5 menit
1 jam
10 menit
10 menit
10 menit
10 menit
1jam
5 menit
Kesimpulan
12
6. Daftar Pertanyaan
1.
2.
Penanya:
Panuksma
Wiku
Hendro
(Indomaret)
Pertanyaan: Apa kelebihan ATMega ver.
128 dan berapa pin?
Jawaban: jumlah pinnya sedikit cukup 1
Pertanyaan: Perbedaan speed?
Jawaban: tidak ada
Penanya:Benny (PT CSL)
Pertanyaan: Sensornya apa saja?
Jawaban: suhu, level, jenis cairan
Abstract
There are many small wood industry that still use manual wood cut machine so it need long time process and
produce an unaccurate product. So, it need to make an automation wood cut machine in order to the process can be
more fast and the product become better and more accurate. The purpose of this ressearch is to design automation of
wood cut machine using PLD (Programmable Logic Device) as controller and apply programming language VHDL
(VHSIC Hardware Description Language) so the circuit become more simple and brief. The research step consist of
investigate literature, mechanic design, hardware design include design of IC PAL CE22V10 controller, measurement
sensor using infrared, design buzzsaw moving sensor using limit switch and design driver DC motor for conveyor,
buzzsaw and side clamping. After that, design software using VHDL. From the result of simulation using ACTIVE
HDL-Sim and the system test can be stated that system can work well appropriate with planning.
Keywords: VHDL, PLD, Otomation, Wood Cut Machine.
Abstrak
Banyak industri perkayuan usaha kecil yang masih menggunakan mesin pemotong manual yang prosesnya
membutuhkan waktu lama dan sering hasilnya kurang akurat. Untuk itu diperlukan otomasi mesin pemotong kayu
sehingga prosesnya bisa lebih cepat dan hasilnya bisa lebih baik dan akurat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
merancang otomasi mesin pemotong kayu dengan menggunakan PLD (Programmable Logic Device) sebagai
pengontrol serta dengan mengaplikasikan bahasa pemrograman VHDL (VHSIC Hardware Description Language)
sehingga rangkaian dapat dibuat lebih sederhana dan ringkas. Langkah penelitian meliputi studi pustaka,
perencanaan mekanik, pembuatan perangkat keras yang meliputi pembuatan pengontrol menggunakan IC PAL
CE22V10, membuat sensor ukuran menggunakan sensor infra merah, membuat sensor gerak gergaji yang
menggunakan limit switch dan membuat rangkaian penggerak motor DC untuk konveyor, penggerak gergaji dan
penjepit samping. Setelah itu dilanjutkan dengan merencanakan perangkat lunak menggunakan VHDL. Dari hasil
simulasi dengan menggunakan ACTIVE HDL-Sim dan pengujian sistem otomasi diperoleh hasil bahwa sistem telah
bekerja sesuai dengan yang direncanakan.
Kata kunci: VHDL, PLD, Otomasi, Mesin Pemotong Kayu.
1. Pendahuluan
Di Indonesia, kayu merupakan sumber daya hasil
hutan yang banyak diminati dan dikelola oleh pengusaha
besar maupun usaha kecil menengah dalam bentuk
industri kayu lapis, industri penggergajian, industri
moulding dan bahan bangunan serta industri mebel.
Industri kayu olahan umumnya dikelola oleh usaha kecil
menengah dengan proses produksi dan teknologi yang
sederhana. Usaha kecil menengah perkayuan ini
mempunyai prospek jangka panjang karena produk
mereka selalu dibutuhkan oleh masyarakat luas dan
bahan
bakunya
bisa
diperbaharui.
Sehingga
pengembangan industri pengolahan kayu dapat
diarahkan kepada industri yang memiliki nilai tambah
yang tinggi serta tingkat teknologinya telah dikuasai
dengan baik.
Dengan dukungan teknologi selama proses
pengolahan, diharapkan akan terjadi peningkatan
kualitas produk sesuai dengan permintaan dan harapan
pelanggan. Salah satu elemen penting dalam proses
pengolahan kayu di industri perkayuan usaha kecil
menengah adalah proses pemotongan kayu. Banyak
industri penggergajian dan industri kerajinan perkayuan
usaha kecil menengah yang masih menggunakan mesin
pemotong manual yang prosesnya membutuhkan waktu
lama dan sering hasilnya kurang akurat. Untuk itu
13
2. Dasar Teori
2.1 Mesin Pemotong Kayu.
Mesin pemotong kayu sangat dibutuhkan pada
industri-industri perkayuan. Mesin-mesin pemotongan
kayu yang dijalankan secara elektronik sangat membantu
para pekerja dalam industri kayu. Salah satu komponen
yang berperan penting pada mesin pemotongan kayu
yaitu mesin gergaji. Macam mesin gergaji dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu mesin gergaji lingkar dan
mesin gergaji pita [2].
2.3 VHDL
Pada pertengahan tahun 1990-an, industri elektronik
mengalami ledakan dalam kebutuhan akan komputer
pribadi, telepon seluler, dan piranti komunikasi data
14
Dengan
menggunakan
VHDL
maka
kecepatan proses dapat ditingkatkan dan
biaya dapat ditekan. Sebuah IC PLD dapat
menggantikan banyak IC logika biasa [3].
Sensor ukuran 1
KODE
VHDL
Driver motor 1
Gergaji
Sensor ukuran 2
COMPILER A
COMPILER B
Sensor Gergaji
Alat
Sintesa
COMPILER C
Tombol Pemilih
ukuran
PLD
CPLD
IC
PALCE22V10
Driver motor 2
Penekan atas
Driver motor 3
Penekan samping
Driver motor 4
FPGA
Konveyor
Start/Stop
3. Metode Penelitian
3.1 Perancangan Mekanik
Perencanaan bahan mekanik alat ini digunakan bahan
pelat besi karena bahannya ringan dan cukup kuat untuk
memenuhi perencanaan alat. Perencanaan dimensi alat
adalah panjang x lebar x tinggi = 120 cm x 40 cm x 50
cm. Perancangan mekanik mesin yang dibuat
ditunjukkan dalam Gambar 2.
4
1
9
10
15
13
Ga
m
ba
ra
lat
14
12
tam
pa
ks
am
pin
ga
tas
18
16
Keterangan Gambar 2 :
1. Motor konveyor 1
2. Belt konveyor 1
3. Body/kerangka
4. Sensor 1
5. Sensor 2
6. Roda belt konveyor 1
7. Gigi gergaji
8. Limit switch
9. Motor gergaji
10. Penampang motor gergaji
11. Motor pendorong/penarik (motor gergaji)
12. Bearings (klaker)
13. Gear ulir
14. Motor pendorong penjepit kayu
15. Penjepit kayu
16. Ban belt konveyor 2
17. Roda ban belt konveyor 2
18. Motor konveyor 2
15
5V
CY7C3
41
1K
330
n
Rb
TR1
TR2
16
BEGIN
saw <= '0'; side_dir <= '0'; updn_dir <=
'0';
next_sreg<=go_side;
IF ( RESET='1' ) THEN
next_sreg<=hold;
saw<='0';
side_dir<='0';
updn_dir<='0';
ELSE
CASE sreg IS
WHEN go_side =>
saw<='0';
updn_dir<='0';
IF ( sensor_side='0' ) THEN
next_sreg<=hold;
side_dir<='1';
ELSE
next_sreg<=go_side;
side_dir<='1';
END IF;
Program
yang
telah
disimulasikan
dapat
diimplementasikan pada IC PAL22V10. Penggunaan
pin pada IC tersebut seperti yang ditunjukkan pada
gambar 7. Dengan menggunakan teknologi VHDL,
otomasi mesin pemotong kayu ini dapat bekerja dengan
baik. Perancangan sistem dengan VHDL ini dapat
didesain dengan lebih mudah dan sederhana. Hal ini
dikarenakan IC PAL22V10 dapat digunakan sebagai
pengontrol sehingga dapat mengurangi jumlah dan
macam komponen yang digunakan.
5. Kesimpulan
Teknologi PLD dapat digunakan untuk otomasi
mesin pemotong kayu dengan menggunakan bahasa
pemrograman VHDL. IC PAL22V10 dapat berfungsi
sebagai kontroler pada mesin pemotong kayu dengan
mendeteksi perubahan sensor dan menggerakkan motor
untuk memotong kayu. Hasil simulasi dengan HDL sim
sesuai dengan prinsip kerja alat yang dibuat.
6. Daftar Pustaka
[1] M. Irmansyah,
Gerbang Logika Berbasis
Programmable Logic Device (PLD), Elektron Vol. 1
No. 1 Edisi Juni 2009.
[2] Lerch, Ernst, Pengerjaan Kayu Secara Masinal,
Kanisius, Yogyakarta, 1987.
[3] Skahill, Kevin, VHDL for Programmable Logic,
Addison Wesley, California, 1996.
[4] Cypress, WARP VHDL Synthesis Refence, Cypress
Semiconductor, New York, 1996.
7. Daftar Pertanyaan
1.
2.
Penanya:
Panuksma
Wiku
Hendro
(Indomaret)
Pertanyaan:
Apakah
peka
terhadap
interfensi?
Jawaban: dengan ditambahkan filter.
Pertanyaan: Apa jenis kayu yang digunakan?
Jawaban: masih prototype, balok 5 cm
Penanya: Benny (PT CSL)
Pertanyaan: Kelebihan dari segi ekonomis?
Jawaban: lebih murah, lebih sederhana
Pertanyaan:
Jumlah
transistor
yang
dibutuhkan?
Jawaban: In, out
17
18
Arif Sasongko
Abstract
Embedded system is an electronic device which is a combination of hardware and software. Because it is a
combination, then the development of this system has its own challenge. Software developed for embedded system is
different from software for computer. Some of the characteristics of software for embedded system are: the software
executes specific tasks. Furthermore, it requires running on a limited resources and must be responsive. Event driven
concept is a part of software architecture technique and is commonly used in object-oriented software programming.
This concept uses events as a factor to trigger such a decision that the software only processes particular parts
according to the emerging event. This will affect the software processing speed to respond to changes and reduce the
possibility for an error to occur which is caused by a process which should not be run. System design with event driven
concept begins with describing system diagram using statechart. The study case to verify this concept is done in an
embedded system with NIOS-II single core as the processor. Prototype implementation using DE2-Standard board
(DE2-35) and NIOS-II IDE tools. This case consists of processes which are common in an event driven concept, such
as: activation event, goal setting event, handling event, and storing/saving event. The result of this research is a
software framework which applies an event driven concept.
Keywords: event driven architecture, framework embedded system
Abstrak
Embedded system adalah sebuah perangkat elektronika yang merupakan gabungan dari perangkat keras dan
perangkat lunak, karena merupakan gabungan maka pengembangan sistem ini memiliki tantangan tersendiri.
Perangkat lunak yang dikembangkan untuk embedded system berbeda dengan perangkat lunak yang dikembangkan
untuk Komputer. Karakteristik perangkat lunak untuk embedded system seperti: tugas yang spesifik, resources sistem
komputasi yang terbatas dan harus reaktif. Konsep event driven merupakan bagian dari teknik arsitektur perangkat
lunak dan biasa digunakan dalam pemrograman perangkat lunak berbasis objek. Konsep ini menggunakan event
sebagai faktor pemicu keputusan sehingga perangkat lunak hanya akan memproses bagian tertentu sesuai dengan event
yang muncul. Hal ini akan berdampak pada kecepatan perangkat lunak untuk menanggapi perubahan dan mengurangi
kemungkinan terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh suatu proses yang harusnya tidak dijalankan. Perancangan
sistem dengan konsep event driven dimulai dengan menggambarkan diagram sistem menggunakan statechart.
Pengujian konsep event driven dilakukan pada embedded system dengan prosesor NIOS-II single core. Impelentasi
prototype menggunakan board DE2-Standart (DE2-35) dan tools NIOS-II IDE. Pengujian yang dilakukan meliputi
proses-proses yang ada dalam konsep event driven seperti: mengaktifkan event, penentuan tujuan event, penanganan
event, penyimpanan event. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah framework perangkat lunak yang menerapkan
konsep event driven..
Kata kunci: : arsitektur event driven, framework system embedded
yang muncul dilakukan oleh proses event dispatch dan
event handler, [1].
1. Pendahuluan
Pemrograman yang menggunakan konsep event
Pengembangan perangkat lunak dengan cara
driven sudah dikembangkan sebelumnya, misalnya oleh
menuliskan secara sekuensial dan terstruktur dalam satu
Miro Samek[2]. Library pemrograman ini diberi nama
proses alur, merupakan pola pengembangan perangkat
Quantum Platform (QP). Pemrograman ini telah
lunak yang tradisional. Pola ini biasanya menggunakan
diimplementasi dalam beberapa prosesor dan sistem
bentuk standar seperti perulangan dan pemanggilan
operasi. Namun menggunakan library yang kompleks
fungsi yang bersarang. Pada penelitian ini akan
dengan penamaan fungsi tertentu dapat menimbulkan
membahas sebuah pola pengembangan perangkat lunak
kebingungan tersendiri bagi Pemrogram yang
embedded yang menggunakan suatu kejadian (event)
menggunakannya, oleh karena itu penelitian ini akan
sebagai pemicu proses tertentu, pola pengembangan ini
merancang sebuah pemrograman dengan konsep event
kenal dengan nama event driven.
driven
yang
mudah
dipahami
dengan
Event driven adalah sebuah konsep untuk
mempertimbangkan aspek pengembangan lebih lanjut ke
mengendalikan alur proses yang terjadi dalam suatu
penggunaan real time operating system (RTOS).
sistem. Alur proses akan ditentukan oleh event (kejadian
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan konsep
tertentu) yang muncul. Ketika ada event maka sistem
event driven yang mudah dipahami dan digunakan oleh
akan langsung menanggapinya dengan cara memberikan
Pemrogram. Selain itu, diterapkan penggunaan antrian
tanggapan tertentu, dan setelah itu proses akan kembali
untuk menampung event yang aktif dan event yang siap
pada program utama. Penanganan alur berdasarkan event
dieksekusi. Dalam hal pengembangan perangkat lunak
19
b.
20
State : int
Condition : int
Trace : int
evtsignal
Id : int
Jenis : int
eventFsmStat
id : int
handlerUses : int
fsmUses : int
(c) Struct event
21
22
c. Event Evt_Tiga.
d. Event Evt_Empat.
Hasil dari pengujian ini dapat dilihat pada gambar 10
untuk pengujian pertama dan gambar 11 untuk pengujian
yang kedua.
Pengujian yang pertama memperlihatkan proses
eksekusi akan kembali lagi ke state idle. Hal Ini
disebabkan karena proses pengaktifan event yang berurut
sesuai dengan event yang digunakan untuk perpindahan
state. Sementara pada pengujian yang kedua proses
berhenti pada state dua.
Urutan event yang diaktifkan pada pengujian yang
kedua berbeda dengan urutan event pada pengujian
pertama. Sementara untuk perpindahan state dari state
dua ke state idle membutuhkan event EVT_Tiga.
Berdasarkan urutan eksekusi event yang aktif maka event
EVT_Tiga telah dieksekusi pada state tiga, namun
karena tidak digunakan maka event ini tidak
menyebabkan dampak apa-apa. Proses eksekusi event
dilanjutkan dengan event EVT_Empat, event ini akan
mengakibatkan perpindahan dari state tiga ke state dua.
Proses event handler akan berhenti karena event dalam
antrian lokal telah habis.
4. Kesimpulan
Pengembangan perangkat lunak embedded system
dengan konsep event driven, menjadi mudah dipahami
karena menggunakan diagram statechart sebagai awal
pengembangan. Para pengembang dipermudah dalam
implementasi karena konsep event driven yang
dikembangkan dibuat dalam sebuah framework dan
modular sehingga pengembang dapat langsung
menambahkan proses khusus yang dikehendaki.
Framework
yang
dikembangkan
telah
mempertimbangkan proses context switch yang ada
dalam setiap pergantian task. Dengan cara menggunakan
dua kategori antrian, yaitu antrian global dan antiran
lokal. Dua bentuk event yaitu event reguler dan event
synchron diterapkan untuk menangani berbagai proses
komputasi.
Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan pembuatan
alat bantu untuk menghasilkan framework embedded
system secara otomatis berdasarkan diagram statechart.
Hal ini dapat berkonstribusi dalam kecepatan
implementasi perangkat lunak dari tahap perancangan
menjadi prototype. Proses event dispatch berfungsi
untuk menyalurkan event dari antrian globak ke antrian
lokal pada FSM. Hal ini telah dibuktikan dalam
pengujian yang memperlihatkan bahwa eksekusi event
telah sesuai dengan perancangan yaitu event akan
disalurkan pada FSM yang menggunakannya secara
berurutan. Proses event handler berfungsi untuk
mengolah event yang terdapat dalam antrian lokal. Hal
ini telah dibuktikan dalam pengujian yang
memperlihatkan proses perpindahan state akibat dari
event tertentu. Event yang tidak digunakan dalam state
aktif akan diabaikan dan dilanjutkan dengan event
selanjutnya dalam antrian lokal. Jika event dalam antrian
lokal telah habis maka proses event handler akan
berhenti. Pada pengujian, proses event handler telah
sesuai dengan perancangan.
23
6. Daftar Pertanyaan
1.
5. Daftar pustaka
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
24
2.
Abstract
The growth of hand phone users has caused high demand for the availability of SIM card. There are many
network service providers which doing price competition in order to make the price of a mobile phone SIM card gets
cheaper than before. But it is not compensated by increasing quality of the SIM card supplied by the service provider
network. One thing that become a good indication of the quality of a SIM card is the card is already pass from a series
of standard and, as well as, advances testing. One important test of advances testing is anti power failure. The testing is
done to ensure the integrity of data in a file on the SIM card and to make sure there is no destruction of data caused by
interruption in the power supply when the SIM card is working. The result of this research is the SIM card has passed
anti power failure testing.
Keywords: handphone, SIM card, power faillure
Abstrak
Perkembangan jumlah pengguna perangkat telepon genggam menyebabkan tingginya tingkat kebutuhan akan
ketersediaan kartu SIM. Kompetisi harga yang dilakukan oleh banyak penyedia jasa layanan jaringan telepon genggam
menyebabkan harga sebuah kartu SIM menjadi semakin murah dari waktu ke waktu. Namun terkadang hal ini tidak
diimbangi dengan peningkatan kualitas dari kartu SIM yang disediakan oleh penyedia jasa layanan jaringan tersebut.
Salah satu hal yang menjadi indikasi dari baiknya kualitas sebuah kartu SIM adalah keberhasilan sebuah kartu
terhadap serangkaian pengujian standar maupun lanjutan. Salah satu pengujian lanjutan yang penting dilakukan
adalah anti power failure test. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan integritas data yang ada pada sebuah berkas
pada kartu SIM akan tetap tersimpan dengan baik walau terjadi gangguan catu daya pada saat kartu SIM tersebut
bekerja. Hasil dari penelitian ini adalah kartu SIM yang diujikan telah lolos dari uji anti power failure.
Kata kunci: telepon genggam, kartu SIM, power failure
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Penggunaan perangkat telepon genggam telah meluas
di masyarakat. Hal ini menyebabkan penggunaan
teknologi smartcard pada kartu SIM juga turut meluas.
Penggunan perangkat telepon genggam yang canggih
berdampak pada penggunaan energi baterai meningkat
sehingga memungkinkan perangkat mati disaat kartu
SIM sedang bekerja. Hal ini dapat mengakibat data-data
yang terdapat pada kartu SIM rusak ataupun hilang.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan suatu
sistem pengamanan data pada setiap pemrosesan data
(anti power faillure) sehingga tidak terjadi kerusakan
atau kehilangan data pada saat perangkat telepon
genggam mati disaat kartu SIM masih bekerja
Pada makalah ini, akan dilakukan pengujian pada
sistem operasi kartu SIM GSM buatan perusahaan
PT.Cipta Srigati Lestari (CSL).
2. Dasar Teori
2.1 ISO 7816
ISO 7816-3 merupakan standard contact smart card
secara umum. Dokumen ini membahas tentang standar
electrical characteristic, timing, dan komunikasi data
pada smart card (kartu SIM).
Berdasarkan tegangan kerjanya, smart card dibagi
menjadi 3 kelas, yaitu kelas A, B, dan C. Tabel berikut
menjelaskan tentang tegangan dan arus kerja pada setiap
kelas supaya smart card bekerja secara normal. Sesuai
dengan standard ISO 7816, terdapat enam sinyal elektrik
yang mempengaruhi kinerja smart card. Pertama adalah
catu daya (VCC dan Ground), Vpp (Programming
Voltage), Reset, Clock, dan jalur data (IO). Mode
Komunikasi data yang digunakan pada kartu SIM
menggunakan komunikasi serial asynchronous (UART).
Besarnya 1 Elementary Time Unit (ETU) sama dengan
F/D dikali dengan clock cycle-nya. Secara matematis
dapat ditulis:
(1)
25
ICC
Max
Class A
4,5 V
5,5 V
Class B
2,7 V
3,3 V
Class C
1,62 V
1,98 V
Class A, at maximum
allowed frequency
60 mA
Class B, at maximum
allowed frequency
50 mA
Class C, at maximum
allowed frequency
30 mA
3. Perancangan
When the clock is
stopped
0,5 mA
COLLECTING PARAMETER
AND STRUCTURE OF FILE
UPDATE FILE
INCREMENT
PF TIMING
COLLECTING PARAMETER
AND STRUCTURE OF FILE
YES
INITIAL FILE
EQUAL WITH
UPDATED FILE?
NO
STOP
Response:
000027D86F3C040011F044010201FF9000
Dari data pengujian di atas, terlihat bahwa parameter
File SMS sebelum dan setelah pengujian power failure
tidak mengalami perubahan, sehingga kerusakan data
akibat power failure tidak terjadi. Sementara untuk hasil
pengujian kartu SIM yang mengalami kerusakan akibat
pengujian power failure adalah sebagai berikut:
Sebelum dilakukan pengujian power failure:
a. Select Master File (3F00)
Response: 9F16
b. Select Direktori CDMA (6F20)
Response: 9F16
c. Select File SMS (6F3C)
Response: 9F0F
d. Get Response File SMS (6F3C)
Response:
000027D86F3C040011F044010201FF9000
Setelah dilakukan pengujian power failure:
a. Select Master File (3F00)
Response: 9F16
b. Select Direktori CDMA (6F20)
Response: 9F16
c. Select File SMS (6F3C)
Response: 9F0F
d. Get Response File SMS (6F3C)
Response:
000027D86F3C020011F044010201FF9000
Parameter untuk byte ke-7 mengalami perubahan akibat
pengujian power failure.
5. Daftar Pustaka
[1] ISO/IEC 7816-3
[2]
Sebelum dilakukan pengujian power failure:
a. Select Master File (3F00)
Response: 9F16
b. Select Direktori CDMA (6F20)
Response: 9F16
c. Select File SMS (6F3C)
Response: 9F0F
d. Get Response File SMS (6F3C)
Response:
000027D86F3C040011F044010201FF9000
(2003):
Information
technology Identification cards Integrated
circuit(s) cards with contacts Part 3:
Electronic signals and transmission protocols
GSM 11.11 v8.1.0 (1999): Digital cellular
telecommunications system (Phase 2+);
Specification of the Subscriber Identity
Module - Mobile Equipment (SIM - ME)
interface
Daftar Pertanyaan
1.
2.
28
Arif Sasongko
Abstract
An embedded system can be roughly defined as a computing system designed to perform one or more specific
tasks. This computing system is not the main product. Typically, this system is an embedded part of a large system in
which the product also often has other electronic and mechanic modules. Application code inserted in the embedded
system is called embedded software. Often, this embedded system performs a task that requires high performance.
Therefore, it requires a hardware accelerator module that is called embedded hardware. A design of an embedded
system that involves both hardware and software design can be implemented using FPGA. In this paper the authors
propose a generator tool for generating hardware/software framework code of embedded system with using model
diagrams as input. The framework code resulted is in C code (embedded software) and VHDL code (embedded
hardware). Framework code is abstraction code of embedded system that describes program flow and function modules
that are contained in an embedded system. The framework code integrates the function modules to form a complete
embedded system. These function modules will be develop manually by user. The framework code resulted use eventdriven model. The automatic generation of this framework code eases the integration of the embedded system.
Furthermore, it speeds up the development time. This conclusion has been verified by a case study development of
calculator on Altera DE2 (FPGA).
Keywords: embedded system, framework, event-driven, C code, VHDL, generator tool
Abstrak
Sebuah sistem embedded secara sederhana didefinisikan sebagai sistem komputasi yang didesain untuk
melakukan satu atau beberapa tugas spesifik. Sistem komputasi ini bukan produk akhir atau produk utama. Biasanya
sistem ini merupakan bagian embedded dari sebuah produk yang lebih besar. Produk ini juga sering berisi modul
elektronik dan mekanik lain. Kode-kode program aplikasi yang dibenamkan pada sistem embedded disebut embedded
software. Terkadang sebuah sistem embedded membutuhkan kinerja yang tinggi sehingga ia memerlukan sebuah modul
hardware accelerator yang disebut dengan embedded hardware. Perancangan sebuah sistem embedded yang
melibatkan perancangan hardware dan software dapat dibuat prototypenya menggunakan FPGA. Pada paper ini
penulis mengusulkan sebuah perangkat generator untuk pembuatan kode framework sistem embedded
hardware/software dengan input berupa diagram model. Kode framework yang dihasilkan adalah dalam kode C
(embedded software) dan kode VHDL (embedded hardware). Kode framework ini berupa kode abstraksi dari sebuah
sistem embedded yang menggambarkan alur program dan modul-modul fungsi yang ada dalam sistem embedded
tersebut. Kode framewok ini akan mengintegrasikan modul-modul fungsi sehingga terbentuk sebuah sistem embedded
yang utuh. Proses detail yang ada dalam modul-modul fungsi akan dibuat secara manual oleh pengguna. Kode
framework yang dihasilkan ini menggunakan konsep event-driven. Pembuatan kode framework secara otomatis ini
mempermudah dan mempercepat proses pengembangan sistem embedded. Manfaat ini telah diverifikasi dengan studi
kasus perancangan kalkulator diatas platform NIOS, uC/OS diatas FPGA Altera DE2.
Kata kunci: sistem embedded, framework, event-driven, kode C, VHDL, perangkat generator
Kode-kode program aplikasi yang dibenamkan pada
sistem embedded disebut embedded software. Terkadang
1. Pendahuluan
sebuah sistem embedded melakukan sebuah tugas yang
Saat ini sebagian besar perangkat elektronik berbasis
memerlukan kinerja yang tinggi sehingga ia memerlukan
sistem embedded. Sistem embedded secara sederhana
sebuah modul hardware accelerator yang disebut
didefinisikan sebagai sistem komputasi yang didesain
dengan embedded hardware. Perancangan sebuah sistem
untuk melakukan satu atau beberapa tugas spesifik [1].
embedded yang melibatkan hardware dan software
Sistem komputasi ini bukan produk akhir tetapi bagian
diimplementasikan
dalam
bentuk
prototype
embedded dari sebuah produk/sistem yang lebih besar.
menggunakan FPGA.
Didalam produk ini juga sering terdapat bagian modul
Untuk mengurangi time-to-market, banyak penelitian
elektronik dan mekanik tambahan. Sebuah sistem
telah dilakukan dalam pengembangan aplikasi
komputasi ini terdiri dari empat komponen utama yaitu:
otomatisasi untuk mempercepat proses pengembangan
prosesor, memori, bus dan I/O. Dengan kemajuan
sistem embedded. Perangkat aplikasi ini biasanya
teknologi saat ini, keempat komponen penyusun sistem
mengotomatisasi bagian-bagian tertentu dalam proses
komputasi ini bisa dibuat dalam satu single IC, dimana
pengerjaan sistem embedded. Salah satu penelitian yang
istilah ini sering disebut dengan System on Chip (SoC)
telah dilakukan adalah proses otomatisasi pembuatan
[2].
hardware (dalam kode VHDL) yang menggunakan
29
30
EmbededSoftware
6
5
MODUL
MANAGEMENT EVENT
RTOS
HAL
3
1
Embedded Hardware
event-
Embedded software yang menggunakan model eventdriven [4] ditunjukkan pada Gambar 2. Sistem eventdriven ini terdiri dari Event Generator, Event
Dispatcher, dan Event Handler. Event Generator
berfungsi
mengaktifkan
event-event
kemudian
menaruhnya didalam Global Queue. Event Dispatcher
akan mengirimkan event-event ke Event Handler. Event
Handler melakukan aksi berdasarkan event yang
diterima.
ENVIRONMENT
EVENT HANDLER
LOCAL QUEUE
of EVENT
EVENT
GENERATOR
GLOBAL QUEUE
of EVENT
EVENT
DISPATCHER
LOCAL QUEUE
of EVENT
LOCAL QUEUE
of EVENT
Receive Event
A
va
cti
Re
EVENT
DISTRIBUTOR
E
te
ve
e
eiv
nt
Ev
t
en
Receive Event
Activate Event
Re
ce
ive
Ev
en
t
2.5. Implementasi
diagram
embedded dalam GUI
model
sistem
31
S1
entry/onLowerCase();
do/
exit/offLowerCase();
CAPS_LOCK
CAPS_LOCK
S2
entry/onUpperCase();
do/
exit/offUpperCase();
32
switch(state){
case S1 :
switch(condition){
case ENTER:
TRANCODITION(STEADY);
onLowerCase();
case STEADY:
switch(event){
case CAPS_LOCK:
nextState = S2;
TRANCONDITION(EXIT);
default:
TRANCONDITION(STEADY);
}
case EXIT:
TRANCONDITION(ENTER);
offLowerCase();
}
case S2 :
switch(condition){
case ENTER:
TRANCODITION(STEADY);
onUpperCase();
case STEADY:
switch(event){
case CAPS_LOCK:
nextState = S1;
TRANCONDITION(EXIT);
default :
TRANCONDITION(STEADY);
}
case EXIT:
TRANCONDITION(ENTER);
offUpperCase();
}
}
2. Manajemen Event-Driven
Bagian ini akan menangani proses-proses yang
terdapat pada Global Queue of Event, dan Event
Dispatcher seperti pada Gambar 2. Proses-proses ini
akan diterjemahkan kedalam empat buah file kode
program yaitu: environment.c yang berfungsi
inisialisasi event-event, environment.h yang berfungsi
untuk deklarasi event-event, global.c yang berfungsi
untuk proses penanganan antrian/queue dan proses
penyaluran event-event, global.h yang berfungsi
deklarasi queue dan tipe data.
3. Manajemen Multitasking
Bagian ini berfungsi untuk menangani proses
multitasking yang menggunakan RTOS [8]. Setiap
objek pada bagian embedded software yang
mempunyai tanda priority yang berbeda akan dibuat
sebuah task yang akan memanggil fungsi dari objek.
Jumlah file yang akan dihasilkan tergantung jumlah
tanda priority yang berbeda. Penamaan untuk sebuah
objek yang mempunyai priority berbeda adalah
taskNama_objek.c, sedangkan apabila beberapa objek
mempunyai priority yang sama akan menggunakan
salah
satu
nama
objek
sebagai
berikut
taskNama_objekandRelation.c. Selain itu juga terdapat
satu file tambahan environment_ucos.h untuk proses
pendeklarasian task-task.
S2
start_add
do/add_proces
S1
do/idle_proces
finish_add
start_mul
S3
finish_mul
do/mul_proces
2. Manajemen Event-Driven
Bagian ini berfungsi untuk menangani Event
Distributor seperti pada Gambar 3, dimana proses-
33
6. Daftar Pertanyaan
1.
4. Kesimpulan
Pada paper ini mempresentasikan sebuah perangkat
generator
framework
sistem
embedded
hardware/software yang telah dibuat. Perangkat
generator memungkinkan untuk mendiskripsikan sistem
embedded yang melibatkan hardware dan software
dalam satu desain diagram model. Sebuah studi kasus
proyek sistem embedded hardware/software telah
diselesaikan dengan berbantuan perangkat generator ini.
Dari proses pengerjaan studi kasus ini didapat kontribusi
yang diberikan oleh perangkat generator ini sebesar 51%
dalam mempercepat proses pengerjaan.
2.
3.
5. Daftar pustaka
[1] Frank Vahid, Tony Givargis, Embedded System
Design : A Unified Hardware-Software
Introduction. Wiley, New Jersey, 2002.
[2] Pong P. Chu, Embedded SOPC Design With Nios II
Processor and VHDL Examples. Wiley, New Jersey,
2011.
[3] Stephen K. Wood, David H.Akehurst,Oleg
Uzenkov, W.Gareth J.Howells, and Klaus D.
McDonald-Maier, A Model-Driven Development
Approach to Mapping UML State Diagrams to
Synthesizable VHDL. IEEE TRANSACTIONS ON
COMPUTERS, 2008, 14(10), pp. 1357-1371.
34
Edi Winarko
Abstract
Symptoms can be used as the indication to diagnose a disease that could be dangerous for patients. In fact,
symptoms of the disease are often underestimated by patients. The diagnosis of diseases by a physician and medical
treatment of patients must be done carefully and accurately example monitoring the spread of diseases, particularly the
very high spreading rate, is needed by researchers, practitioners and policy makers in the field of health, in order to
make accurate decisions as quickly as possible. This paper will discuss various approaches and methods have been
developed for the system prediction of disease. This type of research is a survey method and system for tropical and
non-tropical diseases by reviewing papers / journals. With the progress of science and the development of systems and
technologies currently dangers posed by a disease can be detected more quickly.
Keywords: survey, diseases prediction methods, tropical and non tropical diseases
Abstrak
Suatu gejala penyakit dapat merupakan awal dari suatu penyakit yang dapat membahayakan pasien, tetapi
pada kenyataannya gejala penyakit tersebut terkadang dianggap remeh oleh pasien. Diagnosis penyakit yang dilakukan
oleh seorang dokter dan penentuan tindakan medis terhadap pasien harus dilakukan dengan cermat dan berhati-hati
misalnya pemantauan penyebaran penyakit, terutama yang tingkat penyebarannya sangat tinggi, sangat dibutuhkan
oleh peneliti, praktisi dan pengambil kebijakan di bidang kesehatan, agar dapat membuat keputusan akurat secepat
mungkin. Pada makalah ini akan dibahas berbagai pendekatan metode dan sistem yang telah dikembangkan untuk
prediksi penyakit. Jenis penelitian adalah survei metode dan sistem untuk penyakit tropis dan non tropis dengan review
makalah/jurnal. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan sistem dan teknologi saat ini bahaya
yang ditimbulkan oleh suatu penyakit dapat diketahui dengan lebih cepat.
Kata kunci: survei, metode prediksi penyakit, penyakit tropis dan non tropis
1. Pendahuluan
Suatu gejala penyakit dapat merupakan awal dari
suatu penyakit yang dapat membahayakan pasien, tetapi
pada kenyataannya gejala penyakit tersebut terkadang
dianggap remeh oleh pasien. Diagnosis penyakit yang
dilakukan oleh seorang dokter dan penentuan tindakan
medis terhadap pasien harus dilakukan dengan cermat
dan berhati-hati. Pemantauan penyebaran penyakit,
terutama yang tingkat penyebarannya sangat tinggi,
sangat dibutuhkan oleh peneliti, praktisi dan pengambil
kebijakan di bidang kesehatan, agar dapat membuat
keputusan akurat secepat mungkin. Pada makalah ini
akan dibahas berbagai pendekatan metode dan sistem
yang telah dikembangkan untuk prediksi penyakit.
Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
perkembangan sistem dan teknologi saat ini bahaya
yang ditimbulkan oleh suatu penyaki dapat diketahui
dengan lebih cepat. Kemajuan pengetahuan, sistem dan
teknologi yang begitu cepat saat ini sepertinya tidak
dapat terelakkan lagi. Selain itu teknologi ini sudah
menyentuh hampir semua kalangan di Indonesia. Hal ini
yang mendasari diperlukannya suatu aplikasi mengenai
sistem diagnosis penyakit selain untuk mengatasi
kendala dan keterbatasan di dunia kesehatan [13].
Pada makalah ini disajikan yang berisi survei metode
dan sistem yang telah dikembangkan untuk prediksi
penyakit yaitu dengan review berbagai sumber penelitian
yang membahas tentang metode prediksi penyakit.
Dengan adanya beberapa metode yang digunakan dapat
2. Penggolongan Penyakit
Pada
data
survei
ini
penyakit
dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Penyakit Tropis
Penyakit tropis merupakan penyakit menular dan
sangat beresiko tinggi bagi manusia. Terlebih pada
negara berkembang seperti Indonesia, penyakit tropis
hampir tidak dapat dikendalikan yang ditandai dengan
banyaknya kejadian luar biasa (KLB). Penyakit tropis
disangga oleh beberapa faktor penularan seperti faktor
parasit penyakit (agent)dan pejamu penyakit
(host)[15]. Pada makalah ini penyakit tropis yang
dibahas adalah penyakit demam berdarah, malaria, flu
burung, kusta, filariasis, TBC, flu, diare, tifus.
b. Penyakit Non Tropis
Penyakit non tropis merupakan penyakit diluar dari
penyakit tropis.
Pada makalah ini penyakit non tropis yang dibahas
adalah
epidemiologi,
hepatitis,
pneumonia,
gastroenteric, diabetes melitus, kehamilan, THT,
Ginjal.
35
3. Data Pengelompokan
Prediksi Penyakit
Survei
Metode
37
6.2. Saran
Dengan dibuatnya data survei metode prediksi
penyakit, untuk selanjutnya bisa dikembangkan dengan
menggunakan metode lain dalam hal pembandingan
metode yang diamati untuk penyakit tropis dan non
tropis.
7. Pustaka
[1] Ellen, Taylor, Carol Hermann, 2000, Collecting
Evaluation Data : Surveys, University of
Wisconsin-Extension
Cooperative
Extension
Madison, Wisconsin
[2] Geoffrey M., Jacquez, 2000, Spatial Analysis In
Epidemiology : Nascent Science Or a Failure Of
GIS ?, Journal of Geographical Systems, 2:91-97.
[3] Handayani, Lina., Sutikno, Tole., Sistem Pakar
untuk Diagnosis Penyakit THT Berbasis Web
dengan e2gLite Expert System Shell.
[4] Hartanto, Stefanie., dkk, 2010, Pemetaan penderita
Pneumonia Di Surabaya Dengan Menggunakan
Geostatistik, Jurnal Teknik Industri, Vol. 12 No. 1,
41-46, ISSN 1411-2485
[5] Ishak, 2005, Analisis Bibliometrika Terhadap
Artikel Penelitian Penyakit Malaria Di Indonesia
Tahun 1970-April 2004 Menggunakan Database
Online Pubmed, Jurnal Studi Perpustakaan dan
Informasi Vol. 1, No. 2
[6] Iswari, Lizda., 2008, Pemanfaatan Sistem Inferensi
Fuzzy Dalam Pengolahan Peta Tematik (Studi
Kasus : Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan
Penyakit Demam Berdarah), SNATI Yogyakarta,
ISSN : 1907-5022.
[7] Kusumadewi, Sri., 2009, Aplikasi Informasi Medis
untuk Penatalaksanaan Diabetes Melitus secara
terpadu, SNATI Yogyakarta, ISSN : 1907-5022
[8] Kusrini, 2006, Kuantifikasi Pertanyaan untuk
Mendapatkan Certainty Factor Pengguna pada
Aplikasi Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit,
KOMMIT, ISSN : 1411-6286
[9] Kusrini, Hartati, Sri., Penggunaan Penalaran
berbasis kasus untuk Membangun Kasus
Pengetahuan dalam Sistem Diagnosis Penyakit.
39
40
8. Daftar Pertanyaan
1.
2.
Abstract
This paper presents the development of embedded systems and robotics community in Department of Computer
System Engineering, Diponegoro University. Requirements in order to be a sustainable and growing community are
identified. Internal processes running in the community are developed to produce excelence output in the form of
human resources, products and system solutions. Processes and outcomes that have been produced are design process
of line follower robot using KiCAD software and distributed sensing system for precision farming.
Keywords: R&D community, embedded system, robotic, distributed sensor, FPGA
Abstrak
Makalah ini memaparkan pengembangan komunitas sistem embedded dan robotika di Program Studi Sistem
Komputer, Universitas Diponegoro. Kebutuhan yang diperlukan agar komunitas dapat berkelanjutan dan bertumbuh
diidentifikasi. Proses internal yang berjalan di komunitas dikembangkan untuk menghasilkan luaran berkualitas berupa
sumber daya manusia, produk dan solusi sistem. Proses dan luaran yang telah dihasilkan adalah berupa proses desain
robot pengikut garis menggunakan perangkat lunak KiCAD dan sistem sensor terdistribusi nirkabel untuk aplikasi
pertanian presisi.
Kata kunci: komunitas penelitian dan pengembangan, sistem embedded, robotika, sensor terdistribusi nirkabel, FPGA
1. Pendahuluan
Kemandirian suatu bangsa, terutama dalam bidang
teknologi, ditentukan oleh kapasitas sumber daya
manusianya (SDM). SDM yang berkualitas, berwawasan
keilmuan dan terampil/ahli ini salah satunya dihasilkan
oleh perguruan tinggi, khususnya Universitas
Diponegoro (Undip)[1].
Program Studi Sistem Komputer Undip (Siskom)
sendiri telah mempunyai visi dan misi untuk
menghasilkan SDM yang mempunyai kompetensi
keilmuan dan keahlian di bidang teknologi sistem
komputer, melalui kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat[2][3]. Salah satu bidang yang
hendak disasar adalah teknologi sistem embedded dan
robotika (Gambar 1).
Upaya yang telah dilakukan untuk menghasilkan
SDM yang kompeten dan ahli di bidang sistem
embedded dan robotika dilakukan di laboratorium
Sistem Embedded dan Robotika Siskom (RESLab), yaitu
melalui kegiatan praktikum dan penelitian.
RESLab akan mempunyai potensi yang besar untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas. Hal ini disebabkan
tersedianya masukan berupa mahasiswa yang
berpengetahuan. Secara alamiah, tiap tahun kemampuan
dan pengetahuan mahasiswa bertambah secara dinamis
seiring proses pembelajaran materi kuliah yang
didapatkannya sesuai kurikulum (Gambar 2). Selain itu,
adanya insentif untuk membiayai penelitian dosen yang
melibatkan
mahasiswa
akan
membuat
peran
laboratorium menjadi vital dalam mewujudkan satu
komunitas riset dan pengembang yang unggul dan
dinamis.
Visi
Misi
(Pendidikan,
Penelitian,
Pengabdian
Masyarakat)
Kompetensi
Utama
Kompetensi
Pendukung
Sesuai Minat
Sistem Tertanam
& Robotika
Jaringan &
Internet
Rekayasa
Perangkat Lunak
41
Dosen sbg
Pengajar
Lulusan Sistem
Komputer
Tingkat 3
Masyarakat,
Komunitas
Ilmiah
Praktikum
Penelitian
Tingkat 2
Tingkat 1
Mahasiswa Baru
RTG Lain
Tugas akhir
Kerja praktek
Perkuliahan
Pelatihan/
workshop
Praktikum
Penelitian
Dosen/Peneliti
Mahasiswa
RES-RTG
Tingkat 4
Industri
Tingkat 3
Masyarakat
Tingkat 2
Tingkat 1
Akumulasi dan Pengembangan
Ilmu & Teknologi
Mahasiswa Baru
3. Pengembangan Grup
Kegiatan penelitian dan pengembangan RESRTG
mengacu pada roadmap yang telah dirumuskan bersama
dan terus berkembang (Gambar 4). Teknologi yang
hendak dikuasai dan dikembangkan mengarah ke empat
bidang prioritas, yaitu 1) robotika, 2) elektronika
industri, 3) sensor cerdas terdistribusi nirkabel, dan 4)
perangkat terprogram berbasis FPGA.
Robotics and Embedded System Laboratory Roadmap
2011 - 2015
Smart Robot
Humanoid
Multirotor System
Industrial PLC
Products
& Services
Supervisory PLC
Smart Sensing System
SoC Modules
Technology
Robotics
Microcompu
ter
Mobile Robot
Industrial
Electronics
Smart
Sensing
VLSI
Lab Facilities
& Infrastructures
Digital System
Remote Sensing
FPGA
Vison Robot
Industrial control &
supervisory system
Sensing Network
Processor design
System on Chip
Practical Tools: Digital System, FPGA, Peripheral & Interface, Microsystem, Robotic
Rapid Prototyping Tools
Website
YEAR
Unmanned
System
2011
Laboratory Information
System
2012
2013
2014
2015
Akuisisi
Data
Kontroller
Server Web
Storage
SMS
Server
Aktuator
Sensor-Aktuator &
Kontroller
Komunikasi
Aplikasi
Komunikasi
pengguna
dan
mengikuti
standar
IEC61131.
Pengembangan sistem sensor cerdas berupaya untuk
menghasilkan sistem monitor lingkungan meliputi suhu,
kelembaban udara, intensitas cahaya dan kualitas udara.
Sistem multisensor dikembangkan dengan komunikasi
secara nirkabel membentuk jaringan sensor.
Pengembangan divais terprogram berbasis FPGA
mempunyai sasaran untuk menghasilkan modul-modul
SoC (System on Chip), meliputi modul prosesor dan
peripheralnya. Modul-modul tersebut dikembangkan di
atas board Starter Kit Xilinx Spartan-3E[8].
Kegiatan riset dan pengembangan di RESLAB
ditopang oleh sarana dan prasarana penunjang yang
memadai dan terus ditingkatkan. Sarana penunjang
kegiatan penelitian telah tersedia, seperti perangkat
komputer kerja dengan sistem operasi Linux dan
program bantu desain menggunakan komputer
(EDA/CAD) yang legal, yaitu Kicad[9], untuk
merancang skematik dan menghasilkan layout berupa
file gerber untuk diproses menjadi papan rangkaian
(PCB). Perangkat untuk perakitan dan pengujian
prototipe produk juga telah tersedia, meliputi multitester,
osiloskop, penguji sinyal logika dan solder smd.
Pemanfaatan infrastruktur dan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) hendak dioptimalkan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas
kegiatan RESRTG, meliputi pengembangan situs, sistem
informasi laboratorium serta sistem TIK terintegrasi dan
kolaboratif.
Data
base
CPU
Ethernet
Pengguna
43
5. Penutup
Dalam makalah ini telah dijabarkan kegiatan
pengembangan RESRTG dan luaran yang telah
dihasilkan. Hasil kegiatan ini menjadi milestone untuk
menumbuhkan grup penelitian ini agar berkelanjutan dan
berkembang. Dan selanjutnya, hal ini akan memberikan
dampak secara luas untuk meningkatkan kompetensi
lulusan, sehingga mampu menghasilkan produk dan
solusi sistem yang dibutuhkan oleh masyarakat.
8. Daftar Pertanyaan
1.
2.
7. Daftar Pustaka
[1] Prospektus UNDIP 2010, Meniti Jalan Menuju
Universitas Kelas Dunia, 2010
[2] Kompetensi-Jurusan Teknis Sistem Komputer,
http://siskom.undip.ac.id/?page_id=252
(28
Agustus 2012)
[3] UU RI No.20 Tahun 2010, Sistem Pendidikan
Nasional, 2010
44
3.
Abstract
Healthy body is one that is coveted by humans, but everyone must have been sick but the risk of illness can be
minimized or reduced risk preventive measures by knowing what to do. In this paper will be presented the design and
development of an application that will be planted on mobile devices. This application contains practical guidance First
Aid in the form of mini-applications that can display images and text. Development of applications using softwarebased open-source code to the operating system used is Android which is a system for building applications on mobile
devices such as ipad, tablets and smartphones. The method used to build the application guidance First Aid uses three
state model of the model that directs the user to select options by pressing the button and read the information in the
application. This method is used because it has characteristics that use graphical interface, clear, simple, fast and
expressive. The end result is the creation of applications expected First Aid practical guidance to facilitate the user in
the event that an emergency condition. This application is expected to provide health education in terms of preventive
measures to address the accident that happened around us.
Keywords: First Aid Index, mobile devices, preventive measures, health education.
Abstrak
Kesehatan tubuh merupakan salah satu yang didambakan oleh manusia, akan tetapi semua orang pasti pernah
sakit namun resiko sakit dapat diminimalkan atau dikurangi resikonya dengan cara mengetahui tindakan preventif apa
yang harus dilakukan. Dalam makalah ini akan dipaparkan perancangan dan pembangunan sebuah aplikasi yang akan
ditanam di perangkat bergerak (mobile device). Aplikasi ini berisi tuntunan praktis P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan) dalam bentuk mini aplikasi yang dapat menampilkan gambar dan teks. Pembangunan aplikasi ini
menggunakan perangkat lunak berbasis sumber kode terbuka dengan sistem operasi yang digunakan adalah Android
yang merupakan system untuk membangun aplikasi di perangkat bergerak seperti ipad, tablet dan smartphone. Metoda
yang digunakan untuk membangun aplikasi tuntunan P3K ini menggunakan three state model yaitu model yang
mengarahkan pengguna untuk memilih dengan cara menekan button pilihan dan membaca informasi yang ada di
aplikasi tersebut. Metoda ini digunakan karena memiliki karakteristik yang menggunakan antarmuka grafis, jelas,
sederhana, cepat dan ekspresif. Hasil akhir yang diharapkan adalah terciptanya aplikasi tuntunan praktis P3K untuk
memudahkan pengguna bila mengalami suatu kondisi darurat. Aplikasi ini diharapkan juga dapat memberikan edukasi
kesehatan dalam hal tindakan preventif untuk mengatasi kecelakaan yang terjadi di sekitar kita.
Kata kunci : Indeks P3K, mobile devices, tindakan preventif, edukasi kesehatan.
1. Pendahuluan
Memiliki tubuh dan badan yang sehat seumur hidup
adalah dambaan setiap orang. Namun situasi, kondisi
lingkungan sekitar kita, pola hidup serta bervariasinya
daya tahan tubuh seseorang terhadap penyakit membuat
hal impian tersebut sulit untuk dicapai[1].
Semua orang pasti pernah sakit, namun resiko sakit
dapat diminimalkan atau dikurangi resikonya. Kepekaan
masyarakat Indonesia akan hal kesehatan masih kurang,
ini diakibatkan karena ketidakmengertian atau
ketidakpahaman masyarakat akan pentingnya kesehatan,
serta kurangnya sosialisasi dari pemerintah mengenai
bagaimana hidup sehat dan memelihara lingkungan sehat
belum menunjukan hasil yang signifikan.
45
c.
d.
3. Metodologi
Metoda yang digunakan untuk pembangunan
aplikasi ini adalah three state model yaitu model yang
mengarahkan pengguna untuk memilih dengan cara
menekan button pilihan dan membaca informasi yang
ada di aplikasi tersebut. Metoda ini digunakan karena
memiliki karakteristik yang menggunakan antarmuka
grafis, jelas, sederhana, cepat dan ekspresif[2].
Lepas Layar
Diluar
Jangkauan
State 0
State 1
Pelacakan
Sentuh Layar
State 1
Sentuh
Layar YA
Sentuh Layar
Tidak
Lepas Layar Lepas Layar
YA
TIDAK
State 2.a
State 2.b
Pelacakan
Pelacakan
(1)
Dimana :
OP = Himpunan operator yang tersedia
nop = Jumlah kejadian dari Operator op, dimana
op himpunan bagian dari OP.
Hasil perhitungan waktu interaksi pengguna dengan
aplikasi dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Hasil
perhitungan ini berdasarkan dari data kuisioner yang
telah disebar ke pengguna pada bulan april 2012 di dua
tempat yaitu kabupaten bandung dan kabupaten
sukabumi.
Tabel.1. Waktu Interaksi
Interaksi
Masuk Aplikasi
Tuntunan P3K
Lihat Menu Beranda
Baca Beranda
Sentuh tab selanjutnya
Baca informasi
Sentuh Menu Indeks
P3K
Memilih Indeks
Baca Informasi
Sentuh Menu
Konsultasi
Baca Informasi
Sentuh tab YA atau
tab TIDAK
Baca Informasi
Keluar Aplikasi
Operator
Sentuh
Waktu
Interaksi
0,99 detik
Lihat
Baca
Sentuh
Baca
Sentuh
1,23 detik
2,50 detik
0,99 detik
Sentuh
Baca
Sentuh
1,05 detik
2,34 detik
0,99 detik
Baca
Sentuh
1,67 detik
0,99 detik
Baca
Sentuh
3,21 detik
0,99 detik
0,99 detik
47
5. Kesimpulan
4.4. Pengujian Aplikasi
Pengujian aplikasi tuntunan P3K menggunakan
dua jenis perangkat mobile yaitu ipad, tablet dan
smartphone (lihat gambar 4). Aplikasi tuntunan P3K
ditanam di dua perangkat tersebut dan diuji dengan cara
mengaktifkan aplikasi.
6. Daftar pustaka
[1]
[2]
[3]
[4]
Paelke,
Reimann and Rosenbach, A
visualization design repository for mobile
devices. In 2nd International Conference on
Computer Graphics, Virtual Reality,
Visualisation and Interaction in Africa, Cape
Town, South Africa, 2003.
2.
[5]
[6]
7. Daftar Pertanyaan
1.
49
50
Penggunaan LabVIEW:
Perancangan Exciter menggunakan VCO untuk peralatan Jamming
Elan Djaelani
Puslit Informatika LIPI
elan@informatika.lipi.go.id
Abstract
The paper present LabVIEW simulation of jamming exciter. The main component of exciter is voltage
controlled oscillator. The relation of input and output exciter are presented by graph and table. Input exciter are saw
tooth signal, noise signal and DC voltage. Output exciter are RF frequency that sweep the frequency from f1 to f2 with
f0 as center of frequency. As the performance of jamming exciter depends on center of frequency, f0 set at 30 MHz,
32,5 MHz, 35 MHz,...77,5 MHz, and 80 MHz with 2.5 MHz as frequency width. The simulation result is used to develop
hardware exciter later.
Keywords: simulation, exciter, LabVIEW software
Abstrak
Dengan bantuan software LabVIEW telah dibuat simulasi exciter dari peralatan jamming. Exciter
menggunakan komponen voltage controled oscilator sebagai komponen utamanya. Hasil simulasi berupa grafik dan
tabel hubungan antara input exciter dan outputnya. Input exciter adalah sinyal gigigergaji, sinyal noise dan level
tegangan DC yang dapat berubah ampiludanya. Output exciter adalah frekuensi RF , menyapu dari frekuensi f1 ke f2
dengan frekuensi tengah f0. Untuk mengembangkan kinerja dari exciter dari peralatan jamming , telah disusun
spesifikasinya dengan menyusun frekuensi tengahnya adalah frekuensi sebagai berikut : 30 MHz, 32,5 MHz, 35
MHz,....77,5 MHz, dan 80 MHz. Lebar frekuensi sweeping=2,5 MHz. Disain untuk pengembangan peralatan jamming
akan dipergunakan data data hasil simulasi exciter peralatan jamming.
Kata kunci: simulasi, peralatan exciter, software LabVIEW
1. Pendahuluan
Jamming adalah suatu istilah dimana terdapat
gangguan yang mengakibatkan kemacetan pada saat
penerimaan maupun pengiriman data (informasi).
Penyebabnya di dalam penerimaan sinyal data biasanya
adalah karena interferensi atau gangguan dari sinyal
yang mempunyai frekuensi sama atau hampir sama.
Terpisahnya dua prajurit TNI yang tergabung pada
pasukan penjaga perdamaian PBB di Libanon atau
UNIFIL dari induk pasukan pada saat melakukan
pengunduran diri dari arena pertempuran antara pasukan
Libanon dan Israel sesuai prosedur standar pasukan
penjaga perdamaian PBB. Diantara penyebab
terpisahnya kedua prajurit TNI tersebut pada proses
pengunduran diri dari induk pasukannya karena adanya
gangguan komunikasi (jamming) antara pusat komando
Indobatt dengan pasukan yang berada di lapangan pada
saat terjadinya pertempuran. Dalam perang modern
mengganggu fungsi peralatan telekomunikasi musuh
(jamming) adalah merupakan bagian dari perang itu
sendiri, dan terbukti berdampak serius dalam suatu
pertempuran seperti yang terjadi di Lebanon kemarin
dimana militer Israel mampu mengganggu seluruh
komunikasi milik militer Lebanon termasuk komunikasi
milik TNI yang tergabung dalam UNIFIL.[1]. Pada
tahun 2006 LIPI bekerja sama dengan Dinas Penelitian
TNI AL, membuat peralatan jamming. Peralatan
jamming tersebut telah dipergunakan di instansi
V-tune
Noise
Generator
Sawtooth
Generator
RF.Out
VCO-1
2
3 4 56 7
GND
Relay-2
Relay-1
BPF
Output
Vcc
1
V-tune
VCO-2
2
3 4 56 7
RF.Out
GND
51
Penguat
Astable
Attenuator
Penjumlah
Noise
Penguat
Diode Clamper
Output
&Atenuator
Attenuator
Astable multivibrator
dibentuk oleh IC LM
555,R1=R2=3K9 dan C=1nF menghasilkan hasilkan
sinyal gigigergaji mempunyai frekuensi f=110KHz.[5].
Setelah melalui penguat dan dikopling capasitor
sehingga hanya komponen ac yang diteruskan lalu
masuk ke attenuator,yang berupa potensio multiturn 5
Kohm.
Noise dibentuk oleh diode zener, lalu diperkuat
,dikopling capasitor lalu masuk ke attenuator, yang
berupa potensio multiturn 5 Kohm. Kedua sinyal
digabung oleh rangkaian penjumlah.
Bagian akhir adalah rangkaian diode clamper,dimana
dapat menambahkan tegangan DC pada sinyal yang
dihasilkan generator. Output generator gigigergaji dan
noise masuk ke bagian VCO.
Sistem
Exciter
Driver
Amplifier
Power
Amplifier
Sistem
Antena
Power
Supply
1.3 Simulasi
Peralatan jamming yang telah dibuat,ada circuit
digramnya dan tentu dapat dibuatkan model dari
sistemnya.Model tersebut disimulasikan dan dilanjutkan
dengan pelaksanaan eksperimen terhadap model untuk
mempelajari perilaku system.[2]. Salah satu keuntungan
2. Simulasi LabView
Front Panel dan Blok Diagram Simulasi seperti pada
gambar 3 dan gambar 4.
52
53
0.000960
0.001010
0.001060
0.001110
0.001160
0.001425
0.001475
0.001525
0.001575
0.001625
0.001940
0.001990
0.002040
0.002405
0.002090
-0.320000
0.080000
0.480000
0.880000
1.280000
3.400000
3.800000
-3.800000
-3.400000
-3.000000
-0.480000
-0.080000
0.320000
3.240000
0.720000
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
7.007834
51,49912
51,34761
53,42228
53,74049
55,41822
57,69814
61,40773
45,54883
45,39129
48,26692
51,95166
52,48679
55,00729
57,87618
54,51923
3. Perancangan Exciter
3.1 Spesifikasi exciter yang diinginkan
Exciter yang diinginkan mempunyai spesifikasi sebagai
berikut:
a. Freq Center:30 MHz,32,5 MHz,35 MHz,...77,5
MHz,dan 80 MHz.
Frek center dapat dipilih.
b. Lebar frekuensi sweeping =2,5 MHz.
Lebar freq sweeping seperti diatas atau kelipatan.
5. Daftar Pustaka
6. Daftar Pertanyaan
Sinyal
gigi
gergaji
[volt]
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
Teg
DC
[volt]
Frek
VCO
[MHz]
Frek
VCO
[MHz]
Devia
si
Freq
Frek
center
8,07
9,07
2,04
7,04
5,04
4,01
3.98
2.01
6,40
9,07
55,01
56,89
43,68
53,07
49,32
47,39
47,34
41,00
51,87
56,90
52,45
54,27
41,06
50,48
46,72
44,77
44,72
43,63
49,25
54,42
2,56
2,62
2,62
2,59
2,6
2,62
2,62
2,63
2,62
2,48
53,73
55,58
42,37
51,78
48,32
46,08
46
42,31
50,76
55,71
4. Kesimpulan
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
(http://www.tni.mil.id)
Rusmana, Letter of Statement,Institution
Research and Development, Headquarter of
Navy,2009.
Shannon,RE,Systems simulation and Art and
Science,Prentice-Hall,Englewood Cliff,NJ,1975..
Thomas J Kakiay,Basic theory queue for real
life,Yogya Andi,2004.
Elan Djaelani,Simulation Osilator Blocking as
Sensor Level by using LabVIEW.,Journal
INKOM,2012.
Lisa K.Wells, Student Edition Users
Guide,LabVIEW National Instruments,1994
Elan
Djaelani,Nina
Siti
Aminah,Ridodi
Anantaprama,Simulation of exciter from device
jamming by using LabVIEW,International
Journal of Basic and Applied Science,Vol
01,No.02 Oct 2012.,P-issn 2301-4458,E-ISSN
2301 -8038.
1.
2.
55
56
Abstract
Information and communications technology now plays a very important role in our daily lives. Needs for the
latest information and communication is an absolute thing in this era of almost online now. Pusat Penelitian
Informatika LIPI with products integrated weather station sites can provide information on the state of the weather at a
place with realtime. Readings weather sensors on weather stations can be displayed on the web and accessed online. So
that it can facilitate the user when to take the data from weather stations that have been installed. By using the weather
stations of LIPI that integrated online local governments become quite helped because information about rainfall and
possible flooding can be detected early.
Keywords: online weather station, realtime, Cilengkrang, rainfall
Abstrak
Teknologi informasi komunikasi saat ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita
sehari-hari. Kebutuhan masyarakat akan informasi dan komunikasi yang terkini merupakan suatu hal yang mutlak di
jaman yang serba online saat ini. Pusat Penelitian Informatika LIPI dengan produk stasiun cuaca yang terintegrasi
secara web dapat memberikan informasi mengenai keadaan cuaca pada suatu tempat dengan realtime. Hasil
pembacaan sensor-sensor cuaca pada stasiun cuaca tersebut dapat di tampilkan pada web dan di akses secara online.
Sehingga hal ini dapat memudahkan pengguna ketika ingin mengambil data-data dari stasiun cuaca yang telah
terpasang. Dengan menggunakan stasiun cuaca LIPI yang terintegrasi secara online tentunya pemerintah setempat
menjadi cukup terbantu karena informasi mengenai curah hujan dan kemungkinan banjir dapat di deteksi lebih dini.
Kata kunci: stasiun cuaca online, realtime, Cilengkrang, curah hujan.
1. Pendahuluan
Data curah hujan sangat diperlukan dalam setiap
analisis hidrologi, terutama untuk menghitung debit
kemungkinan banjir baik secara empiris maupun model
matematis. Hal tersebut disebabkan karena data debit
untuk selang waktu pengamatan yang cukup panjang
belum dapat diperoleh atau tidak ada.
Curah hujan sebesar 1 mm artinya adalah tinggi air
hujan yang terukur setinggi 1 mm pada daerah seluas 1
m2 (meter persegi). Artinya banyaknya air hujan yang
turun dengan ukuran 1 mm adalah 1 mm x 1 m2 = 0,001
m3 atau 1 liter.Jadi misal suatu daerah pada suatu hari
memiliki curah hujan sebesar 8000 mm, dan wilayah itu
memiliki luas 100 km2, maka jumlah air yang turun di
daerah itu adalah 8000 mm x 100 km2 = 8 x 1011 liter.
Jika air sebanyak itu jatuh ke bumi dan tidak langsung
mengalir atau meresap ke dalam tanah, maka dapat
diperkirakan berapa luas daerah yang tergenang air itu.
Sebagai contoh : luas wilayah yang tergenang air
setinggi rata-rata 1 meter di area hujan tadi adalah 8 x
1011 liter / 1 m = 8 x 108 m2 = 800 km2.
Curah hujan dihitung harian, mingguan, hingga
tahunan, sesuai kebutuhan. Pembangunan Saluran
Drainase, selokan, irigasi, serta pengendalian banjir
selalu menggunakan data curah hujan ini, untuk
mengetahui berapa jumlah hujan yang pernah terjadi di
suatu tempat, sebagai perkiraan pembuatan besarnya
2. Dasar Teori
2.1 Sensor Curah Hujan
Pada kegiatan ini perangkat sensor penakar hujannya
menggunakan Tipping Bucket. Dimana pada saat
bucketnya saling berjungkit, secara elektrik terjadi
kontak dan menghasilkan keluaran nilai curah hujan.
57
= 0,006285 L = 6,285 mL
2.3 ATMega8535
Nilai tiap jungkit / tip bucket dari sensor yang
digunakan pada kegiatan ini adalah 0,2 mm dan volume
air yang dituangkan untuk menjungkitkan bucket sesaat
setelah airnya tercurah semua yaitu 6,285 mL. Angka ini
didapat dari perhitungan sebagai berikut :
Mikrokontroler
ATMega8535
merupakan
mikrokontroler 8-bit teknologi CMOS dengan konsumsi
daya rendah yang berbasis arsitektur enhanced RISC
AVR. Dengan eksekusi instruksi yang sebagian besar
hanya menggunakan satu siklus clock, ATMega 8535
mencapai throughput sekitar 1 MIPS per MHz yang
mengijinkan perancang sistem melakukan optimasi daya
versus kecepatan pemrosesan.[4]
ATMega8535 menyediakan fitur-fitur: 8K byte
memori In-System Programmable Flash dengan
kemampuan Read-While-Write, 512 byte EEPROM, 512
byte SRAM, 32 saluran I/O untuk keperluan umum, 32
register GPR, tiga buah flexible Timer/Counter dengan
compare mode, interupsi internal dan aksternal, serial
programmable USART, satu byte diarahkan untuk Twowire Serial Interface, 8-kanal ADC 10 bit dengan
optional differential input stage dengan programmable
gain untuk kemasan TQFP, sebuah programmable
Watchdog Timer dengan Internal Oscillator, sebuah SPI
serial port dan enam software selectable power saving
modes.[4]
a.
b.
c.
d.
3.2 Perancangan
e.
59
Gambar 6. Adalah modul converter RS-232 to RS485 yang sudah dirakit dan ditempatkan dalam sebuah
kotak bersama-sama dengan modul power supply.
Modul ini ditempatkan di dalam ruangan dekat dengan
komputer server. Data dari sensor curah hujan maupun
dari sensor metpak yang terdiri dari data suhu,
kelembaban udara, titik embun, arah angin dan
kecepatan angin akan diterima dahulu oleh modul ini
sebelum diterima dan diproses oleh komputer server.
Fungsi dari modul converter ini adalah untuk mengubah
sinyal RS-232 menjadi sinyal dengan level RS-485 atau
sebaliknya yaitu dari sinyal RS-232 menjadi sinyal RS485. Ada dua buah modul converter RS-232 to RS-485
yang dirakit pada kotak ini, yang kesatu digunakan
untuk melakukan komunikasi antara komputer server
dengan sensor curah hujan, dan yang kedua digunakan
untuk komunikasi antara komputer server dengan sensor
metpak. Untuk mengaktifkan kedua modul konverter
tersebut diperlukan tegangan DC 12V yang dihasilkan
oleh power supply. Tegangan DC 12V dari modul
power supply ini akan digunakan juga untuk
mengaktifkan modul-modul lainnya yang dirakit pada
kotak outdor yaitu kotak yang dipasang pada tiang di
luar ruangan.
60
4. Hasil Kegiatan
Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah prototype alat
pengukur curah hujan yang dilengkapi dengan sensor
metpak untuk mengukur temperatur udara, tekanan
udara, kelembaban udara, titik embun, arah angin dan
kecepatan angin yang sudah dipasang di kecamatan
Cilengkrang kabupaten Bandung. Alat ini dapat diakses
secara online oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga
diharapkan dengan adanya informasi mengenai curah
hujan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat
akan bahaya banjir.
5. Kesimpulan
61
7.
Daftar Pertanyaan
1.
6. Daftar Pustaka
[1] Laporan Akhir PKPP,Implementasi Alat Pengukur
Curah Hujan (APCH) di Kecamatan Cilengkrang
kabupaten Bandung,2012
[2] Baskoro, Adi Pranata, Sensor Curah Hujan,
http://ml.scribd.com/doc/24477597/Sensor-CurahHujan, (Diakses 10 September 2012)
[3] User Manual MetPakPro Weather Station, Gill
Instruments Ltd., 2011.
[4] Syahrul, Mikrokontroler AVR ATMega8535,
Informatika, Bandung, 2012
[5] M.Ary Heryanto, ST. dan Ir. Wisnu Adi P.,
Pemrogramman Bahasa C untuk Mikrokontroler
ATMEGA8535, Andi, 2008.
62
Abstract
Qt Embedded Linux is a framework that often used to develop multi-platform software. Qt Embedded Linux
framework provides various libraries which are very easy to use and to port to various system using cross-compiler.
Cross-compiler used in this research was i586-unknown-Linux-gcc-uclic. Qt Creator & Designer layout used in the
design stage of the application and scripting application program. All the Qt libraries that deployed in the SBC
provided during the processes of rootfile system compilation. Graphical user interface applications for wireless
weather stations that have been compiled with a cross-compiler, then run on Alix 3d3 SBC that features a VGA port.
Keywords: Qt Embedded Linux, Graphical User Interface Application, SBC Alix 3d3
Abstrak
Qt Embedded Linux merupakan salah satu framework yang sering dimanfaatkan untuk mengembangkan
perangkat lunak multi-platform. Framework Qt Embedded Linux menyediakan berbagai library yang sangat mudah
untuk digunakan dan diporting keberbagai sistem dengan memanfaatkan cross-compiler. Cross-compiler yang
diperlukan pada penelitian ini yaitu i586-unknown-Linux-uclic-gcc. Qt Creator & Designer digunakan pada tahapan
perancangan layout aplikasi dan pembuatan skrip program aplikasi. Semua Qt library yang akan dideploy di SBC
disediakan pada proses kompilasi rootfile system. Aplikasi antarmuka grafis stasiun cuaca nirkabel yang telah
dikompilasi dengan cross-compiler, selanjutnya dijalankan pada SBC Alix 3d3 yang memiliki fitur port VGA.
Kata kunci: Qt Embedded Linux, aplikasi antar muka grafis, SBC Alix 3d3
2. Dasar Teori
1. Pendahuluan
Sistem operasi Linux Embedded pada perangkat
komputer papan tunggal (Single Board Computer - SBC)
dapat menjadikan sistem lebih berdaya guna. Hal
tersebut dikarenakan fitur-fitur yang disertakan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan. Penyesuaian fitur sistem
operasi Linux Embedded dimungkinkan karena tersedia
sebagai sistem operasi berlisensi kode terbuka (open
source software).
Pada kegiatan penelitian sebelumnya telah dihasilkan
sebuah sistem operasi Linux Embedded yang
diperuntukkan pada SBC PC Engine Alix 3d series.
Sistem operasi yang dihasilkan belum disertai dengan
fitur antarmuka grafis. Antarmuka grafis diperlukan
karena perangkat SBC tersebut akan dimanfaatkan
sebagai perangkat penampil aplikasi monitoring cuaca.
Qt Embedded Linux menyediakan berbagai fitur yang
diperlukan dalam mengembangkan aplikasi berbasis
grafis pada lingkungan sistem operasi Linux Embedded.
Namun sebelumnya perlu dilakukan berbagai
penyesuaian lingkungan sistem operasi yang meliputi
konfigurasi ulang kernel dan kompilasi berbagai library
Qt Embedded Linux. Library Qt Embedded Linux
selanjutnya akan disertakan sebagai bagian dari image
root filesystem pada sistem operasi Linux Embedded.
Pengembangan
aplikasi
monitoring
cuaca
menggunakan Qt Creator dan dikompilasi dengan
menggunakan cross-compiler. File binary selanjutnya dideploy pada perangkat SBC.
63
65
void MainWindow::updateData()
{
mNetManager = new
QNetworkAccessManager(this);
QEventLoop loop;
mReply = mNetManager->get
(QnetworkRequest
(QUrl("http://wws.informatika.lipi.go.id/data_t
mp1")));
connect(mReply,SIGNAL(finished()),
&loop,
SLOT(quit()));
loop.exec();
QTextStream stream;
stream.setDevice(mReply);
ui->textEdit->setText(stream.readAll());
}
void MainWindow::getData()
{
mNetManager = new
QNetworkAccessManager(this);
QEventLoop loop;
mReply = mNetManager->get
(QNetworkRequest(QUrl("http://wws.informatika.l
ipi.go.id/data_tmp1")));
connect(mReply,SIGNAL(finished()),
&loop, SLOT(quit()));
loop.exec();
QTextStream stream;
stream.setDevice(mReply);
ui->textEdit->setText(stream.readAll());
// Parsing Data Sensor
66
QStringList listA;
QString data;
data.append(ui->textEdit->
toPlainText());
listA = data.split(";");
ui->suhu->display(listA.at(1));
ui->humidity->display(listA.at(3));
ui->windspeed->display(listA.at(2));
ui->winddirection->display(listA.at(4));
ui->rainfall->display(listA.at(7));
ui->airpressure->display(listA.at(5));
ui->sunradiation->display(listA.at(6));
}
4. Hasil Pengujian
5. Kesimpulan
Implementasi Qt Embedded Linux pada board Alix
3d3 sebagai antarmuka grafis stasiun cuaca dapat
berjalan dengan baik. Aplikasi antar muka yang dideploy
pada komputer pengembang telah berhasil dikompilasi
menggunakan cross-compile '586-unknown-Linux-gccuclic' dan dapat berjalan pada board Alix 3d3 yang
menggunakan image root filesystem Linux Embedded
yang telah dikompilasi ulang.
6. Daftar pustaka
[1] Wilbert O. Galitz, The Essential Guide to User
Design: An Introduction to GUI Design Principles
and Technique, Wiley Publishing, Canada, 2007.
[2] Atif M. Memo, Mary Lou Soffa and Martha E.
Pollack, Coverage Criteria for GUI ,Testingetc.,
2011.
[3] Erick Kurniawan, Membangun Aplikasi Mobile
dengan Qt SDK, Penerbit Andi, Jakarta, 2011.
[4] Mark
Summerfield,
Advanced
Qt
7. Daftar Pertanyaan
Geode LX 800 500Mz, DRAM 25MB, Storage CFD,
VGA Port, Ethernet Port, Serial Port, USB Port. Pada
gambar 9 diperlihatkan hasil pengujian.
1.
2.
67
68
Abstract
The use of wireless link as medium for transferring data between nodes in Wireless Weather Station has been
deployed. Those nodes are separated within more than 5 Km through sub-urban areas. The Line of Sight and Fresnel
Zone between nodes has been observed and simulated using non commercial software. From the simulation result we
obtained that System Operating Margin (Rx Signal Level Rx Sensitivity) is 10.1 dB sufficient for the data transferring
between two nodes to work well even in such extreme condition.
Keywords: Wireless Weather Station, Line of Sight, Fresnel Zone, System operating Margin
Abstrak
Penggunaan jaringan nirkabel sebagai media transmisi data antar node pada Wireless Weather Station telah
diterapkan. Kedua node tersebut terpisah dengan jarak 5 Km melewati daerah yang padat. Line of Sight dan Fresnel
Zone telah di observasi dan di simulasikan menggunakan perangkat lunak non komersial. Dari hasi simulasi kami
dapatkan bahwa nilai System Operating Margin (Rx Signal Level Rx Sensitivity) sebesar 10.1 dB cukup untuk transfer
data antar dua node agar dapat bekerja dengan baik bahkan dalam kondisi cuaca yang ekstrem sekalipun.
Kata kunci: Wireless Weather Station, Line of Sight, Fresnel Zone, System operating Margin
1. Pendahuluan
Teknologi komunikasi nirkabel memiliki tipikal yang
dapat menghubungkan jaringan point to point dalam
jarak 5 Km. Komunikasi nirkabel sangat cocok untuk
digunakan sebagai suatu solusi telekomunikasi yang
murah dan handal. Wireless Weather Station dengan
sensor dan server yang terpisah pada jarak yang cukup
jauh dapat saling mengirimkan dan menerima data cuaca
dengan menggunakan teknologi nirkabel.
Wireless Weather Station adalah suatu stasiun
pencatatan data cuaca yang dilengkapi dengan sensor
suhu, kelembaban udara, arah angin, kecepatan angin
dan curah hujan. Kelebihan dari Wireless Weather
Station ini adalah dapat di pasang pada daerah remote,
kemudian hasil pembacaan data sensor dapat dikirimkan
ke server tanpa menggunakan kabel (wireless). Hal ini
memudahkan pengguna untuk mengambil data hasil
pencatatan senor cuaca dalam rentang waktu tertentu.
Sistem transfer data pada stasiun cuaca nirkabel ini
menggunakan frekuensi dengan lisensi bebas yaitu IEEE
802.11 b/g 2,4 GHz. Dalam penggunaannya frekuensi ini
memiliki banyak interferensi yang menjadi hambatan
dan gangguan dalam komunikasi data antar node stasiun
cuaca.
Pada
penelitian
sebelumnya[1]
telah
mengimplementasikan komunikasi nirkabel untuk jarak
dibawah 5 Km yaitu 2,18 Km melalui daerah perkotaan.
Dimana terdapat banyak halangan di antara Transmitter
dan Receiver pada sisi sensor dan server seperti
bangunan tinggi, pepohonan dan interferensi sinyal dari
pemakai unlicensed band lainnya. Dari hasil pengujian
mereka di lapangan didapatkan bahwa System Operating
Margin (Rx Signal Level Rx Sensitivity) adalah 43,01
2. Dasar Teori
2.1 Perencanaan Jalur Komunikasi (Link
Planning)
Sebuah sistem komunikasi sederhana terdiri dari dua
radio, masing-masing yang terkait dengan antena,
keduanya terpisah oleh jalur (path) yang harus di lalui.
Agar terjadi komunikasi antara keduanya, radio akan
memerlukan sinyal minimal ditangkap oleh antena dan
masukan kepada konektor antena di radio. Menentukan
apakah sebuah sambungan layak adalah proses yang
disebut perhitungan link budget. Apakah sebuah sinyal
dapat atau tidak dilalukan antar radio tergantung pada
kualitas dari peralatan yang digunakan dan pada
69
n d1d 2
d1 d 2
(1)
di mana,
Fn adalah radius Fresnel Zone urutan ke n (meter)
d1 adalah jarak dari titik P ke salah satu antena
(meter)
d2 adalah jarak dari titik P ke antena yang lain
(meter)
adalah panjang gelombang dari sinyal yang
dipancarkan (meter)
Radius maksimal penampang melintang dari Fresnel
Zone yang pertama yang terletak pada titik tengah garis
lurus RF LoS dapat dihitung:
r 17.32
D
4f
(2)
dengan,
r adalah radius (meter)
D adalah jarak antara antena pemancar dan
penerima (kilometer)
f adalah frekuensi gelombang yang dipancarkan
(gigahertz).
71
3.
Metodologi
\
Gambar 4. Antenna dan AP terpasang di Lembang
72
5. Kesimpulan
Pada peneliian kali ini telah dilakukan pengujian
kinerja dari RouterBOARD R52 minipci sebagai router
nirkabel yang digunakan pada Wireless Weather Station.
Sistem yang dibangun memberikan hasil yang cukup
memuaskan dan dapat dihandalkan. Karena komunikasi
data antar sensor dan server dapat terhubung dengan
baik. SoM sebesar 10,1dB merupakan batas yang cukup
untuk melakukan sambungan komunikasi jaringan
nirkabel diatas 5 Km pada daerah sub-urban.
7. Daftar Pertanyaan
1.
2.
3.
6. Daftar Pustaka
[1] Suyoto, dkk, Reliabilitas Sistem Transfer Data
Nirkabel pada Alix3d2 untuk Stasiun Cuaca,
Jurnal INKOM volume 6, Nomor 1. Bandung
2012. ISSN 1979-8059.
[2] Wireless Networking in the Developing World
Hacker Friendly LLC, 2nd Edition, December ,
2007.
4.
73
74
Bambang Sugiarto
Abstract
In this research, we designed and implemented a data acquisition system based on microcontroller
ATMega128. The data acquisition system was used to build wireless weather station that is being developed by the
Research Center of Informatics, Indonesian Institute of Sciences. The data acquisition system has universal input, so it
can deal with any type of sensor that is linear with output 4-20mA or 0-5V. The system is able to read and process
maximum eight analog, digital, and counter sensors, or a combination of three types of sensors. The system uses RTC
DS1307 as a timer and RS-232 interface for data communications. Data from the sensors is processed by the
microcontroller by averaging, multiplying the gradient (slope), and adding the constants in accordance with the value
of the sensor. The data is transmitted along with times from RTC after the microcontroller receives a data request
command. Other commands were built in the data acquisition system are setting time, channel type, calibration, and
interval.
Keywords: data acquisition, microcontroller, sensor, data communication, calibration
Abstrak
Pada penelitian ini telah dirancang dan diimplementasikan sistem akuisisi data berbasis mikrokontroler
ATMega128. Sistem akuisisi data ini digunakan untuk membangun stasiun cuaca tanpa kabel yang sedang
dikembangkan oleh Pusat Penelitian Informatika LIPI. Sistem akuisisi data ini dibuat universal, sehingga mampu
menangani sensor dengan jenis apapun yang bersifat linear dengan output 4-20 mA atau 0-5 V. Sistem mampu
membaca dan memproses data maksimal delapan buah sensor analog, digital, dan counter, atau kombinasi ketiga jenis
sensor tersebut. Sistem menggunakan RTC DS1307 sebagai pewaktu dan interface RS-232 sebagai jalur komunikasi
data. Data dari sensor diolah oleh mikrokontroler dengan cara merata-ratakan, mengalikan dengan gradien (slope),
dan menambahkan dengan konstanta sesuai dengan nilai besaran sensor. Data yang sudah diolah dikirimkan
bersamaan dengan data waktu dari RTC setelah mikrokontroler menerima perintah permintaan data. Perintah lain
yang dibuat dalam sistem akuisisi data ini adalah perintah setting waktu, tipe kanal, kalibrasi, dan interval.
Kata kunci: akuisisi data, mikrokontroler, sensor, komunikasi data, kalibrasi
1. Pendahuluan
Pusat Penelitian Informatika LIPI mengembangkan
stasiun cuaca tanpa kabel (wireless weather station)
untuk mencatat dan menampilkan data cuaca dari
tempat-tempat tertentu di wilayah Indonesia. Salah satu
stasiun cuaca yang sedang diujicoba ditempatkan di
Lembang. Stasiun cuaca ini mencatat data suhu udara,
kelembaban, radiasi matahari, arah angin, kecepatan
angin, dan curah hujan. Stasiun cuaca ini menggunakan
saluran komunikasi radio untuk mentransmisikan dan
menerima data dari stasiun di Lembang dan server yang
terletak di kompleks LIPI Bandung. Transmisi data
dilakukan oleh single board computer (SBC) dan sistem
transmitter. Sebagai antar muka SBC dengan sensor,
diperlukan sistem akuisisi data yang mampu membaca
data dari sensor-sensor secara akurat dan real time.
Untuk memenuhi fungsi ini, penelitian ini bertujuan
untuk membuat sistem yang mampu menjalankan fungsi
akuisisi data dan berkomunikasi dengan SBC dengan
akurat dan real time, serta biaya pembuatan sistem yang
rendah dan berdaya rendah. Makalah ini membahas
desain, implementasi, dan ujicoba sistem akuisisi data
tersebut.
75
2. Mikrokontroler ATMega128
Mikrokontroler adalah sebuah sistem microprosesor
dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM,
I/O, Clock dan Peralatan Internal lainnya yang sudah
saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan
baik oleh pihak pabrik pembuatnya dan dikemas dalam
satu chip yang siap pakai. Sehingga kita tinggal
memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh
pabrik yang membuatnya [6].
76
Mikrokontroler
ATMega128
MAX
232
SBC/PC/
Laptop/
Piranti lain
Pengkondisi Sinyal
Sensor 1
Sensor 2
Sensor 8
Baca RTC
Baca ADC
Tampilkan data
sensor + RTC di LCD
Ada perintah
port serial?
Proses Perintah
Perintah
Permintaan Data
/ Setting
Kirim data
di Port Serial
Perintah
Setting gradien,
konstanta, dsb
Simpan setting di
EEPROM
Dimatikan?
stop
77
= 0,96/5V * 1024
= 4,8/5V * 1024
= 196
= 983
78
5. Kesimpulan
Sistem akuisisi data dapat dibuat secara sederhana
dan dapat memberikan data realtime dengan
menggunakan mikrokontroler ATMega128. Sistem ini
sudah diujicoba dan berjalan dengan baik dan stabil
untuk mengambil data cuaca di stasiun cuaca P2I LIPI.
Perbaikan sistem dapat
dilakukan dengan
meningkatkan resolusi ADC, memilih tegangan referensi
yang lebih baik, dan memilih mikrokontroler dengan
memori yang lebih kecil untuk menghemat biaya.
4. Daftar Pertanyaan
6. Daftar pustaka
[1] Syamsi, Djohar, dan Oka Mahendra, Pemanfaatan
Layalan SMS untuk Pengiriman Data Pengukuran
Secara Paket, Prosiding Seminar Nasional Riset
Teknologi Informasi, Volume IV, 2009, halaman
187.
[2] Mahendra, Oka dan Djohar Syamsi, Datalogger
Cerdas dengan Kemampuan Timer, Trigger, dan
Kalibrasi, Prosiding Seminar Nasional Riset
Teknologi Informasi, Volume IV, 2009, halaman
87
[3] Rosiek, S, and F.J. Battless, A microcontrollerbased data-acquisition system for meteorological
station monitoring, Journal of Energy Conversion
and Management,
www.elsevier.com/locate/enconman, available
online at 18 July 2008.
[4] Fisher, K. and Hirut Kebede, A low-cost
microcontroller-based system to Monitor Crop
Temperature and Water Monitoring, Journal of
Computers and Electronics in Agriculture Volume
74, 2010, pp 168-173
[5] Katrancioglu, Sevan, Kenan Savas, and Hasan
Erdal, A Modular and Low-cost Data Acquisition
Card Design with Multitasking Support. Procedia
1.
2.
3.
79
80
Sahrul Arif
Abstract
We present a design and an analysis for a link key generation with Deffie-Hellman key exchange in a wireless
sensor network based on Zigbee. Our design based on logarithmic discrete problem on polynomial finite field which
has low complexity in its arithmetic operations. We propose a key exchange protocol for Zigbee wireless sensor
network based on Deffie-Hellman key exchange protocol to establish AES symmetric key.We analyze the security of the
proposed protocol by giving a proof that our protocol can be simulated with a given security assumption. We also
propose how to enchanced our protocol to defend some security threats such as man in middle and replay attack. Based
on our simulation our protocol can assure the secrecy of link key which will be used to establish secure wireless sensor
network.
Keywords: key exchange protocol,, wireless sensor network, embedded system security
Abstrak
Tulisan ini mepresentasikan hasil disain dan analisis untuk pembentukan sesi aman dengan pertukaran kunci
pada jaringan sensor nirkabel berbasis Zigbee. Skema yang diusulkan berbasis persoalan logaritma diskrit pada
medan terbatas polinomial. Sebuah skema pembangkitan kunci simetri AES dengan menggunakan Deffie-Hellman key
exchange diusulkan. Keamanan skema yang diajukan dibuktikan dengan membuat simulasi berdasarkan asumsi
persoalan logaritma diskrit. Skema yang diajukan dapat ditingkatkan pada implementasinya untuk menangani
serangan man in the middle dan replay. Hasil analisis menunjukkan bahwa skema yang diusulkan memenuhi
permintaan keamanan dan dapat menjamin keamanan kunci link yang digunakan untuk membuat jaringan sensor
nirkabel yang aman.
Kata kunci: protokol key exchange, jaringan sensor nirkabel, keamanan sistem tertanam
1. Pendahuluan
Jaringan nirkabel sensor merupakan koneksi beberapa
sensor otonom terdistribusi yang memiliki topologi
tertentu untuk berkomunikasi data dengan menggunakan
gelombang radio. Tidak seperti jaringan nirkabel
komputer, jaringan nirkabel sensor terdiri dari beberapa
node yang memiliki sumber daya komputasi serta
memori yang sangat terbatas sehingga solusi untuk
komunikasi data dan keamanannya berbeda dengan
jaringan nirkabel computer, [1].
Meskipun memiliki daya komputasi yang terbatas
aspek keamanan data pada jaringan sensor nirkabel
merupakan hal yang penting karena jaringan nirkabel
selalu diasumsikan sebagai jaringan yang tidak aman.
Beberapa aspek keamanan yang harus ada pada jaringan
sensor nirkabel adalah: otentikasi, kerahasiaan dan
keutuhan, [2]. Otentikasi mencakup pemastian
keotentikan node yang ikut pada jaringan dan otentikasi
asal data. Kerahasiaan data adalah data tetap tidak
bermakna walaupun melintas pada jaringan tidak aman.
Sedangkan keutuhan data, memastikan bahwa data yang
terkirim oleh suatu node tidak berubah ketika sampai ke
node lain. Dengan adanya tiga aspek keamanan jaringan
tersebut dapat dikatakan sebuah jaringan sensor nirkabel
memiliki secure session (sesi aman).
81
82
g x dengan
x Z p . Maka,
(1)
(2)
Protokol
Diffie-Hellman
key
exchange
bersandarkan pada Asumsi 1. Pada protokol DiffieHellman key exchange terdapat 2 partai yang ingin
membagi kunci rahasia dan sebuah saluran
komunikasi tidak aman. Gambar 2 menunjukkan
protokol Diffie-Hellman, [8].
Protokol Diffie-Hellman seperti yang ditunjukkan
oleh Gambar 2 dimulai oleh partai A yang akan memulai
key exchange dengan memilih grup (G,) , sebuah
pembangkit grup g dan sebuah bilangan integer a .
Partai A menghitung h g a pada grup (G,) dan
mengirim (G,), g , h ke partai B. Partai B ketika
mendapat kiriman dari A memilih sebuah integer b dan
menghitung h g b dan mengirim ke partai A h . Pada
langkah terakhir kedua partai menghitung kunci rahasia
K g ab .
83
Tunggu hingga 4.
1.
Setelah
mendapatkan
acknowledge,
Pilih
128
g GF( 2 ) , dengan syarat g adalah primitve root
dan
g p dengan
3.
4.
4.
b Z p secara random
5.
6.
Tunggu hingga 7.
7.
8.
9.
Gambar 3 Protokol Pembangkitan Kunci Link pada Jaringan Sensor Nirkabel Zigbee
84
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Acknowledge
koordinator
untuk
bergabung dengan jaringan
Panggil Protokol pembangkit kunci
rahasia
Tunggu sampai mendapatkan kunci
rahasia K
+++
ATID 2235<CR>
ATKY K<CR>
ATWR <CR>
Listing 2. Perintah AT pada koordinator
exchange,
adalah
kunci
yang
K
terkompromi dan R G merupakan random
dari G .
Adv ASK sec ure Pr[ A( M , K )] Pr[ A( M , R)]
2.
f.
h.
(3)
g.
sebagai g , p, g a , g b .
Algoritma B mengkorupsi P dan mendapatkan
GF( 2128 ) dan K g ab GF(2128 ) .
Algoritma B memilih R GF( 2128 ) secara
acak.
B
Algoritma
memilih bilangan biner
b {0,1} .
Algoritma
menetapkan
B
M GF(2128 ), g , p, g a , g b dan T K jika
b 0 lainnya T R .
Algoritma B memanggil algoritma A yaitu
A( M , T ) .
Algoritma B
menggunakan keluaran
A( M , T ) untuk mengalahkan Asumsi 1 yaitu
(4)
log g ( g b )
(5)
log g ( g ab )
(g)
85
7. Daftar Pertanyaan
1. Penanya: Agus Subekti (LIPI)
Pertanyaan: Apa perbedaan keamanan
Zigbee dan Wifi?
Jawaban: Aplikasi Zigbee untuk jaringan
sensor yang memiliki daya komputasi
rendah dan memori yang sedikit sedangkan
wifi untuk jaringan komputer yang
memiliki sumber daya komputasi yang
besar oleh karena itu keamanan pada
Zigbee harus memenuhi kekangan jaringan
sensor nirkabel yaitu permintaan biaya
komputasi rendah
dan memori yang
seditkit
6. Daftar Pustaka
[1] Dargie, W. dan Poellabauer, C., Fundamentals of
wireless sensor networks: theory and practice,
John Wiley and Sons, 2010.
[2] A Perrog, J Stankovic dan D Wagner, Security in
wireless sensor networks, Communications of
ACM, 2004.
86
88
Jl. Cisitu (Komplek LIPI) No. 21/154D, Telp. 022.2504711, 2504371 Fax. 022.2504712
Bandung 40135
website: www.informatika.lipi.go.id
email: info@informatika.lipi.go.id
| Seminar Nasional Embedded Systems, Bandung 20 September 2012