Anda di halaman 1dari 12

ANATOMI MERPATI (Columba domestica)

Oleh:
Nama

: Audilla

Choriamurti
NIM
: B1J013153
Rombongan : V
Kelompok
:4
Asisten
: Ilham Amrulloh

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merpati atau Columba dometica tergolong

dalam keluarga

Columbidea. Salah satu dari class aves yang pada umumnya memiliki
kulit yang tipis, mengandung keratin sedikit sekali. Struktur tambahan
dari kulit ialah bulu yang mengalami penandukan kuat sekali. Bulu-bulu
tersebut dapat dibedakan menjadi remiges, yaitu merupakan bulu pada
sayap, rectrices, yaitu bulu-bulu pada ekor dan tectrices yaitu bulu-bulu
yang menutupi badan (Radiopoetro,1977).
C. domestica familinya mencangkup sekitar 225 spesies dengan
penyebaran yang hampir meliputi seluruh dunia, kecuali di kutub dan
beberapa kepulauan samudra. Merpati banyak digemari orang, karena
mempunyai ciri yang membedakan dengan burung lain. C. domestica
merupakan aves yang paling banyak dipelihara oleh manusia. Pernafasan
pada waktu terbang yang berfungsi saccus interclaviculars dan saccus
axillaries. Ketika sayap diturunkan saccus axillaries terjepit sehinnga
saccus interclavicularis menjadi longgar dan sebaliknya apabila sayap
diangkat, saccus axillaries membesar sedang saccus cervicaly mengecil
(Radiopoetro, 1983).
Merpati jantan umumnya mempunyai ukuran tubuh yang lebih
besar, leher yang besar dan tanda yang paling mencolok. Merpati jantan
lebih pandai mendengkur dan lebih lincah menari daripada burung
betina. C. domestica mengalami masa ganti bulu. Burung muda yang
berumur 67 per minggu akan ganti bulu dari bulu muda ke bulu dewasa.
Burung

ini,

selanjutnya

akan

ganti

bulu

setahun

sekali.

Merpati

merupakan hewan yang bersifat monogamy. Telur merpati ini hanya


berjumlah 2 butir dan akan dierami secara bergantian oleh burung jantan
dan betina. Telur akan menetas setelah dierami selama 1719 hari.
Burung merpati termasuk pemakan biji-bijian (gabah, jawawut, jagung,
cantle, millet dan kenari) (Mukayat, 1990).
Merpati merupakan vertebrata yang ditutupi oleh bulu (asal
epidermis) kecuali paruh dan kakinya. Bulubulu itu berguna untuk
mengatur suhu tubuh dan adanya sayap dapat menjadikan mereka dapat
terbang. Sayap merupakan modifikasi dari extrimitas anterior. Sayap
tersebut

berasal

dari

(Radiopoetro, 1977).

elemenelemen

tubuh

tengah

dan

distal

Merpati bulunya berwarna coklat, abu-abu atau merah muda


sangat khas dan bercak-bercak kontras dengan warna yang lebih cerah.
Bulunya lembut dan sering sekali tidak terpancang kokoh, tapi kuat dan
padat. Sayap dan ekornya menunjukan banyak sekali variasi dalam
bentuk maupun ukuran. Tungkai biasanya pendek, kecuali beberapa
spesies yang hidup di darat. Tubuhnya gempal, leher pendek, dan
kepalanya kecil. Paruhnya rata-rata kecil, lunak pada pangkalnya dank
eras pada ujungnya. Pangkal paruh pada bagian atas terdapat tonjolan
daging yang disebut cerome (Hadjijah, 1985).
Merpati (C. domestica) dipilih sebagai preparat pada praktikum ini
karena burung merpati mudah didapat, morfologi maupun anatominya
mudah diamati, banyak dipelihara manusia, dan cukup lengkap untuk
mewakili kelas Aves.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan

kali

ini adalah untuk

mempelajari dan mengamati morfologi dan anatomi merpati (Columba


domestica).

II. TINJAUAN PUSTAKA


Burung adalah vertebrata dengan tubuh ditutupi oleh bulu (yang
berasal dari epidermis), sedangkan hewan lainnya tidak. Aves dapat
terbang karena memiliki sayap yang merupakan modifikasi anggota
gerak anterior. Sayap aves berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan
distal (pada fosil dari pterodactyla tidak sama dengan reptile dan
chiroptera sama dengan mamalia terbang), sayap bertenggeratau
berenang dengan selaput intergital (Brotowidjoyo, 1980). Bulu-bulu tubuh
tersebut dapat mengatur suhu dan dapat untuk terbang. Kemampuan
terbang tersebut menyebabkan aves mendiami disemua tempat dan
habitat (Jasin,1989).
Aves merupakan hewan berdarah panas (homoiterm). Suhu tubuh
burung tidak tergantung pada lingkungannya. Burung berkembang biak
dengan fertilisasi internal yakni bertelur. Telur burung dilindungi oleh kulit
cangkang yang keras. Embrio mendapat makanan dari yolk telur dan
dibesarkan didalam telur tersebut. Dengan panas tubuhnya ini, ia
mengerami

telurnya

hingga

menetas,

lamanya

berkisar

21

hari

(Brotowidjoyo,1994).
Seluruh spesies burung berjumlah kurang lebih 15000 jenis. Burung
dibedakan atas dasar bentuk dan ukuran tubuh, warna dan perilaku
masing-masing

jenis.

Burung

dapat

beradaptasi

yaitu

memiliki

kemampuan untuk terbang dengan kecepatan tinggi. Hal ini berhubungan


dengan adanya modifikasi kaki depan burung yang berubah menjadi
sayap, sehingga hanya terdapat dua kaki belakang (Walter, 1959).
Aves atau burung mempunyai tubuh yang berbulu, mulut yang
berparuh, kaki depan yang termodifikasi menjadi sayap yang di
adaptasikan untuk terbang. Pada prinsipnya cara gerak burung tidak
sama satu sama lain, maka modifikasi pada skeleton dan elemen-elemen

musculus pada berbagai spesies juga tidak sama. Modifikasi ini terjadi
terutama pada bentuknya, ukurannya dan ukuran sudut-sudutnya.Kaki
belakang digunakan untuk berjalan, bertengger atau berenang dan selalu
berjari

empat. Tengkorak mempunyai kondil oksipital yang tunggal.

Gelang pinggul bersatu dengan beberapa vertebrata dengan membentuk


struktur yang majemuk, dinamakan sinaskrum dan membuka ke aspek
ventral. Jantung beruang empat dengan sekat yang sempurna, lengkung
aorta hanya ada pada sebelah dorsal. Kotak suara terletak pada dasar
kerongkongan dinamakan siring (Djuhanda, 1982).
Bulu-bulu pada burung secara periodik berganti-ganti. Menurut
Djuhanda (1982), penggantian bulu dari burung-burung yang biasa hidup
di daerah empat musim (ada musim dinginnya) berlangsung menurut
musim, tetapi pada burung-burung di daerah panas, terjadi secara
berangsur-angsur (graduli). Bulu baru yang mengganti bulu lama, tumbuh
dari matriks pada dasar folikel bulu.
Klasifikasi

Burung

Merpati

(Columba

domestica)

menurut

Prawirohartono (1988), sebagai berikut :


Phylum

: Chordata

Sub-Phylum : Vertebrata
Class

: Aves

Ordo

: Columbiformes

Famili

: Columbidae

Genus

: Columba

Spesies

: Columba domestica

Merpati (C. domestica) termasuk dalam subclass Neornithes,


subordo

Neognathae

dan

ordo

Columbiformes.

Burung

merpati

mempunyai ciri-ciri : Ossa metacarpalia bersatu, jari kaki kedua yang


terpanjang, 13 vertebrae caudalis atau kurang, sternum dengan carina
tidak bergigi, kebanyakan sayap berkembang baik, memiliki 5 atau 6
caudalis, coracoid tidak tumbuh melekat kepada scapula, ada pygostyle,
ada retrices, dan barbulae, memiliki kait berbentuk vexillum, paruh
pendek ramping dan langsing dengan cora pada pangkal paruhnya.
Tarsus lebih pendek dari jari ingluvius besar dan berlapis-lapis sel yang
mudah

mengelupas

(walter,1959).

dan

membentuk

pigeon

milk

(susu

merpati)

Merpati (C. domestica) pada umumnya memiliki kulit yang tipis,


mengandung keratin sedikit sekali. Struktur tambahan dari kulit ialah
bulu yang mengalami penandukan kuat sekali. Bulu-bulu tersebut dapat
dibedakan menjadi remiges, yaitu merupakan bulu pada sayap, rectrices,
yaitu bulu-bulu pada ekor dan tectrices yaitu bulu-bulu yang menutupi
badan (Radiopoetro,1977).
Merpati mempunyai adaptasi istimewa yaitu adanya kelenjar crop
yang dibagi menjadi dua bagian pada dinding crop di kedua sisinya.
Penyimpan zat-zat yang disebut pigeon milk yang masuk ke dalam
rongga crop dan dikeluarkan dari dalam oesophagus dan diberikan
kepada

anak

burung

untuk

membantu

memperoleh

makanannya

(Weichert, 1959).
Merpati (C. domestica) juga dilengkapi dengan cakar. Menurut
Djuhanda (1982), cakar dibangun oleh keping cakar atau unguis yang
koveks, terletak di bagian dorsal dan runcing pada ujungnya. Bagian
ventral dari padanya terdapat sil cakar atau subunguis bentuknya konkaf
dan tak sekeras unguis. Kedua struktur ini meliputi kedua tulang ruas jari
yang terujung (distal phalanx). Baik unguis maupun subunguis, kesebelah
ujung cakar menjadi makin tebal. Bagian basal dari cakar dibatasi oleh
lipatan kulit berbentuk cincin, dengan demikian bagian basal yang lemah
ini menjadi terlindungi.

III.

MATERI DAN METODE

A. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah bak preparat, sarung
tangan, gunting bedah dan pinset.
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah burung merpati
(Columba domestica), tissue dan kloroform.
B. Metode
1. Burung merpati dibius menggunakan kloroform terlebih dahulu
2. Seluruh organ pada bagian caput, cervix, truncus, extrimitas dan
cauda diamati.

3. Agar memudahkan dalam pembedahan, bulu-bulu di daerah dada,


perut, dan leher dibasahi, kemudian bulu-bulu tersebut dicabuti
hingga bersih. Pembedahan dilakukan dengan cara kulit yang
membalut di daerah dada, tembolok, dan leher dilepaskan. Daerah
tembolok harus dilakukan pembedahan dengan hati-hati karena
lengket dengan bagian luar tembolok dan jangan sampai pecag
karena akan mengotori preparat.
4. Pembedahan dilakukan sepasang carina sterni dengan pisau secara
hati-hati agar tidak mengenai musculus pectoralis minor yang ada
dibawahnya.
5. Daerah perut dibedah dengan melakukan pengguntingan mulai dari
lubang kloaka menuju ke depan kiri dan kanan basi sterni, dengan
rusuk-rusuk dipotong sampai ke tulang furcula.
6. Sistem pencernaan dapat diamati dengan melepas bagian rongga
perut, yaitu pada bagian ujung dari lambung anterior dan bagian
pangkal dari rectum digunting kemudian organ-organnya diamati
kemudian dicatat bagian-bagian yang penting.

B. Pembahasan
Pengamatan anatomi C. domestica didapatkan hasil bahwa tubuh
burung merpati terdiri dari caput, cervix, truncus, cauda, dan extrimitas.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Storer dan Usinger (1957), bahwa
unggas memiliki habitus berupa kepala, leher yang fleksibel dan bentuk
badan berupa gelendong yang kokoh. Dua buah sayap yang membentang
tinggi ke belakang dan di sepanjang sayap terdapat bulu terbang
(remiges). Sayap berbentuk huruf Z pada saat burung hinggap dan
memanjang ketika terbang. Tiap-tiap kaki belakang ada dua segmen otot

di sebelah atas, padalah kakinya pendek dan ramping atau disebut


dengan tulang kering, terdiri dari tendon dan sedikit otot serta ditutupi
oleh kulit yang mengalami kornifikasi, dengan empat buah jari yang
berakhir dengan cakar yang menanduk. Ekor yang pendek menyerupai
sekelompok kipas dengan bulu ekor (rectrices). Rangkanya lunak, kuat,
dan mengalami penulangan, mulut yang mengeras atau paruh dengan
lapisan tanduk, tidak terdapat gigi, tulang tengkorak dengan satu
oksipital,

leher

sangat

fleksibel,

pelvis

berfusi

menjadi

sejumlah

vertebrae, memampat pada bagian posterior.


Bulu pada burung merpati, berdasarkan kelengkapannya dibagi
menjadi 3 macam. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Djuhanda (1982), bahwa berdasarkan strukturnya, dapat dikenal tiga
macam bulu burung yaitu plumae, plumulae, dan filoplumae. Plumae atau
bulu kasar, merupakan bulu-bulu penutup tubuh yang kasar dinamakan
tectrices, sedangkan yang terdapat dipermukaan posterior dari sayap,
dinamakan remiges, berguna untuk terbang. Bulu-bulu kasar yang
terdapat disebelah posterior dari tunggit, disebut retrices (romer). Bulubulu ini pada pangkalnya berhubungan dengan serabut-serabut otot dan
mempunyai peranan dalam gerakan terbang dan berlaku juga sebagai
kemudi. Bagian-bagian dari plumae yaitu calamus yang berongga dengan
lubang dibagian bawah yang disebut umbilicus inferior, dan lubang
dibagian atas yang disebut umbilicus superior. Lubang-lubang tersebut
merupakan bekas lalunya pembuluh darah yang memberikan kawalan
makanan pada waktu bulu tersebut tumbuh. Segera setelah pertumbuhan
bulu itu berhenti, pembuluh-pembuluh darah itu mengering dan hilang.
Lanjutan dari calamus disebut rachis (batang bulu) berupa batang yang
masif dan beralur di tengah-tengahnya, bekas lalunya pembuluh darah
pada waktu pertumbuhan bulu. Batang bulu ini mempercabangkan
cabang-cabang bulu (rami), yang mempercabangkan jari-jari (radii). Kaitkait bulu (radioli) merupakan cabang-cabang dari jari-jari bulu, cabang
proximal berkaitan dengan cabang dari radii yang distal, sehingga
keseluruhannya rami, radii, dan radioli membentuk bendera bulu atau
vexillum. Beberapa burung pada pertemuan calamus dan rachis terdapat
bulu lain yang disebut hyporachis, yang juga mempunyai rami dan radii,
tetapi tidak mempunyai radioli. Plumulae atau bulu halus merupakan
bulu-bulu yang halus, terletak di bawah plumae. Peranan utama dari bulu

ini adalah sebagai isolasi menjaga panas tubuh. Selain itu berfungsi untuk
melindungi badan terhadap cuaca yang tidak cocok dan berfungsi juga
untuk terbang. Oleh karena itu bulu pada aves mempunyai bentuk
tersendiri dibandingkan dengan bulu-bulu pada vertebrata lainnya.
Menurut susunan anatominya, bulu dapat dibedakan ke dalam plumae,
plumulae, dan filoplumae. Menurut letaknya, bulu-bulu dapat digolongkan
ke dalam remiges, rectrices, tectrices, perapterium, alula, dan ala spuria.
Menurut umurnya. Bulu dibagi ke dalam neoptyle dan teleoptyle.
Otot daging extrimitas pada aves berkembang menjadi besar, hal
ini berhubungan dengan aktivitas gerak yang cepat. Gerak sayap waktu
terbang dilakukan oleh muscullus pectorais yang terdapat pada dada
yang berupa otot daging putih yang terdiri dari : muscullus pectoralis
mayor (sebelah luar) dan muscullus pectoralis minor (sebelah dalam).
Kedua ujung otot terikat pada carina sterni, sedangkan ujung yang lain
pada humerus. Kontraksi otot secara bergantian menyebabkan sayap
bergerak ke atas dan ke bawah sehingga burung dapat terbang (Jasin,
1989).
Sistem respirasi burung merpati (C. domestica) tediri dari nares
externa, glottis, laring, trachea, bronchus, pulmo, dan syrinx. Hal itu
sesuai dengan pernyataan Brotowidjoyo (1990), bahwa paru-paru dan
kantung udara yang berhubungan dari dalam kelasnya relatif sama.
Tracheanya panjang seperti lehernya. Paru-paru relatif sempit dan pepat.
Organ ini terletak di bagian dorsal rongga dada dan tertanam beberapa
pasang kepala rusuk. Beribu-ribu kantung pernafasan yang panjangnya
sekitar 0,3 Marmot, bercabang tegak lurus dan setiap para bronchus dan
di dalam ruang inilah terjadi pertukaran udara pernafasan. Jika burung
istirahat, tulang dadanya berayun ke bawah dan ke depan untuk menarik
nafas, dan akan naik untuk mengeluarkan nafas. Volume paru-paru
berubah sedikit sekali, tetapi konstruksi otot-otot tipis di bawah paru-paru
menyebabkan beberapa perbesaran selama pernafasan.
Menurut Jasin (1989) menyatakan bahwa, saluran pencernaan pada
burung terdiri atas covum oris, di dalamnya terdapat lingua kecil runcing
yang dibungkus oleh lapisan zat tanduk. Sebagai selanjutnya adalah
faring yang pendek kemudian oesophagus yang panjang dan pada
beberapa burung terjadi perluasan yang disebut crop, sebagai tempat
penimbunan bahan makanan sementara dan pelunakan. Makanan dari

crop masuk dalam saluran yang dapat dibedakan atas proventiculus dan
ventriculus yang disebut gizard. Proventriculus menghasilkan cairan
lambung, sedang ventriculus berdinding tebal berlapis jaringan tebal, di
dalam gizard sering terdapat batu kerikil yang berfungsi membantu
penggilingan bahan makanan. Maka dari itu dari beberapa jenis burung
sengaja menelan batu kerikil sebagai tugas gigi yang tidak dimiliki oleh
burung. Menurut Walter dan Sayles (1959), usus Aves berukuran besar,
kemudian rektum bagian dimana feses dibawa, ukuran panjangnya
mengalami reduksi. Ketika terbang, burung dapat mengurangi berat
tubuhnya dengan membuang kotoran. Burung tidak memiliki tempat
sementara

untuk

menampung

kotoran,

melainkan

langsung

membuangnya.
Sistem

genitalia

pada

burung

merpati

betina

disusun

oleh

sepasang oviduk yang terletak di kiri dan di kanan. Pada hewan muda
oviduk lurus sedangkan pada hewan dewasa berkelok-kelok. Ovarium
hanya terdapat di sebelah kiri saja. Fertilisasi internal, telur dengan yolk
yang besar ditutupi selongsong dan mengalami pengendapan selama
masa inkubasi, segmen meroblastik, terdapat membran embrionik
(amnion, chorion, kantung yolk, dan allantois) muncul selama proses
perkembangan telur, anak yang masih muda diberi makan dan dirawat
oleh induknya (Strorer dan Usinger, 1957). Sedangkan sistem genitalia
jantan gonadnya disebut testis. Disini ada sepasang testis yang terletak
disebelah ventral dari ginjal bagian depan. Spermatozoid yang dibuat di
dalam testis disalurkan melalui vas deferentia masuk di ductus deferentia
yang kemudian keluar dari kloaka untuk di pindahkan ke dalam sistem
genital burung betinanya pada waktu kopulasi (Hildebrand, 1976).

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan

tujuan

dan

pembahasan,

maka

dapat

diambil

kesimpulan sebagai berikut :


1. Burung merpati (Columba domestica) termasuk ke dalam kelas Aves
dan merupakan vertebrata yang ditutupi bulu (asal epidermis) kecuali
paruh dan kakinya.
2. Tubuh burung merpati terdiri dari kepala (caput), leher (cervix), badan
(truncus), anggota gerak (extrimitas) dan ekor (cauda).
3. Bulu pada burung merpati berdasarkan letaknya terbagi atas
tectrises, remiges, dan rectrises.
4. Berdasarkan bentuknya bulu burung merpati terbagi atas plumae,
plumulae dan filoplumae.
5. Sistem pencernaan pada burung merpati terdiri dari oesophagus,
proventriculus, duodenum, jejunum, ileum, rectum, serta kloaka.
6. Sistem urogenitalnya tersusun atas organ-organ seperti ginjal,
saluran ureter yang bermuara pada kloaka, alat genitalia pada burung
merpati jantan terdiri dari sepasang testis.
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah untuk preparat sebaiknya
setiap kelompok disediakan preparat masing-masing dan sebaiknnya
menggunakan preparat yang masih baru.

DAFTAR REFERENSI
Brotowidjojo, M. D. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
. 1994. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda. 1982. Anatomi Dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Armico,
Bandung.
Hadjijah, A. 1985. Sistematik Hewan. Sinar Wijaya, Surabaya.
Hildebrand, M. 1976. Analysis of Vertebrate Structure. Unite State
Copyright, California.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan (Inveterbrata dan Vertebrata). Sinar
Jaya, Surabaya.
Mukayat, D.B. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Prawirohartono, S. 1988. Biologi. Erlangga, Jakarta.
Radiopoetro. 1977. Zoology. Erlangga, Jakarta.
. 1983. Zoology. Erlangga, Jakarta.
Storer, T. I, Robert, L. U. 1957. General Zoology. McGraw-Hill Book
Company, Inc, New York.
Walter, H. 1959. Biology of Vertebrates. The Mac Millan Company, New
York.
Weichert, C.K. 1959. Elements of Chordate Anatomy Second Edition.
McGrawHill Book
Company Inc., New York.

Anda mungkin juga menyukai