Terapi Cairan Anestesi
Terapi Cairan Anestesi
PENDAHULUAN
1.1 Fisiologi Cairan Tubuh
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, presentasenya dapat
berubah tergantung pada umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas seseorang.
Pada bayi usia < 1 tahun,cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan, dan
pada bayi usia > 1 tahun mengandung air sebanyak 70-75%. Seiring dengan
pertumbuhan, presentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur
turun, yaitu pada laki-laki dewasa 50-60% berat badan, pada wanita dewasa
50% berat badan.Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen
intraselular dan kompartemen ekstraselular.
1.2 Proses Pergerakan Cairan Tubuh
Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh melibatkan
mekanisme
transpor
pasif
dan
aktif.
Mekanisme
transpor
pasif
tidak
2)
3)
Yang dinilai
SKOR
Keadaan umum
1
Baik
2
Lesu/haus
3
Gelisah, lemas,
mengantuk hingga
Mata
Mulut
Pernapasan
Biasa
Biasa
< 30 x/menit
Cekung
Kering
30-40 x/menit
syok
Sangat cekung
Sangat kering
> 40 x/menit
Turgor
Nadi
Interpretasi :
Baik
< 120 x/menit
Skor:
7 12
13
Kurang
120-140 x/menit
Jelek
> 140 x/menit
: tanpa dehidrasi
: dehidrasi ringan-sedang
: dehidrasi berat
Derajat Dehidrasi
Ringan
Sedang
Berat
Cara rehidrasi :
Dewasa
4%
6%
8%
Anak anak
4%-5%
5 % - 10 %
10% 15 %
A. Nilai status rehidrasi (sesuai tabel di atas), banyak cairan yang diberikan
(D) = derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc
B. Hitung cairan rumatan (M) yang diperlukan
C. Pemberian cairan :
a. 6 jam I = D + M atau 8 jam I = D + M
b. 18 jam II = D + M atau 16 jam II = D + M 11Berat badan
Kcal/hari atau mL/hari Kcal/jam atau mL/jam
Kebutuhan Cairan per jam
Berat badan
0 10 kg
10 20 kg
> 20 kg
Meningkatnya BB
Sesak nafas
Moist cracles
Rhonki
BAB II
Deri Arara|Terapi Cairan
Tinjauan Pustaka
2.1 Terapi Cairan Perioperatif
Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti cairan tubuh dalam
batas-batas fisiologis dengan cairan infus kristaloid (elektrolit) atau koloid
(plasma ekspander) secara intravena. Tujuan utama terapi cairan perioperatif
adalah untuk menyediakan jumlah cairan yang cukup untuk mempertahankan
volume intravaskuler yang adekuat agar system kardiovaskuler dalam keadaan
optimal.
Gangguan dalam keseimbangan cairan oleh kombinasi dari faktor faktor
preoperatif, perioperatif dan postoperatif.
Faktor-faktor preoperatif :
1) Kondisi yang telah ada
Diabetes mellitus, penyakit hepar, atau insufisiensi renal dapat diperburuk
oleh stres akibat operasi.
2) Prosedur diagnostik
Arteriogram atau pyelogram intravena yang memerlukan marker intravena
dapat menyebabkan ekskresi cairan dan elektrolit urin yang tidak normal
karena efek diuresis osmotik.
3) Pemberian obat
Pemberian obat seperti steroid dan diuretik dapat mempengaruhi eksresi air
dan elektrolit.
4) Preparasi bedah
Enema atau laksatif dapat menyebabkan peningkatan kehilangan air dan
elekrolit dari traktus gastrointestinal.
5) Restriksi cairan preoperative
Selama periode 6 jam restriksi cairan, pasien dewasa yang sehat kehilangan
cairan sekitar 300-500 mL. Kehilangan cairan dapat meningkat jika pasien
menderita demam atau adanya kehilangan abnormal cairan.
6) Defisit cairan yang telah ada sebelumnya
Harus dikoreksi sebelum operasi untuk meminimalkan efek dari anestesi.
Faktor Perioperatif:
1) Induksi anestesi.
Dapat menyebabkan terjadinya hipotensi pada pasien dengan hipovolemia
preoperatif karena hilangnya mekanisme kompensasi seperti takikardia dan
vasokonstriksi.
Deri Arara|Terapi Cairan
translokasi
cairan
pada
penderita
dengan
trauma),
Kasa
yang
penuh
darah
(ukuran
4x4
cm)
klinis
penderita
yang
kadang-kadang
dibantu
dengan
Derajat perdarahan
DERAJAT
BLOOD LOSS
I
<750
II
750 - 1500
III
1500 - 2000
IV
> 2000
(ml)
BLOOD LOSS
< 15%
15 30 %
30 40 %
> 40%
(% EBV)
NADI (x/mnt)
TD
CRT
RESPIRASI
DIURESIS
< 100
118/72
N
14 - 20
>30
> 100
110 / 80
+
20 30
20 - 30
> 140
Sistol < 50/60
+
> 40
0 10
(ml/hr)
MENTAL
N/gelisah
gelisah/anxiety
somnolen
somnolen/com
STATUS
FLUID
Crystalloid/RL
Crystalloid/RL+
Crystalloid +
a
Crystalloid +
THERAPY
2,5 L or Colloid
Colloid 1 L
blood/RL 1L +
Blood/RL 1L +
Colloid 0,5 L +
Colloid 1 L +
Blood 1-1,5 L
Blood 2 L or
or PRC 0,5-
PRC 1
0,75 L
L+Colloid 1 L
1L
Agitasi
Akral dingin
Penurunan konsentrasi
Penurunan kesadaran
Lemah
Napas cepat
Berkeringat
Pada setiap pembedahan selalu terjadi kehilangan cairan yang lebih menonjol
dibandingkan perdarahan sebagai akibat adanya evaporasi dan translokasi
cairan internal. Kehilangan cairan akibat penguapan (evaporasi) akan lebih
banyak pada pembedahan dengan luka pembedahan yang luas dan lama.
Jaringan yang mengalami trauma, inflamasi atau infeksi dapat mengakibatkan
Deri Arara|Terapi Cairan
koreksinya adalah :
cairan
sebanyak
ml/kgBB/jam
untuk
kebutuhan
dasar
Contoh operasi
cairan
Perbaikan Tendon
Kecil
Timpanoplasti
Histerektomi
Sedang
hernia Inguinal
Peritonitis
Besar
Laparatomi dengan memotong usus
4) Penggantian darah yang hilang
Rata rata
( kristaloid )
0 2 ml/kg/hr
2 4 ml/kg/hr
4 8 ml/kg/hr
Kehilangan darah sampai sekitar 20% EBV (EBV = Estimated Blood Volume
= taksiran volume darah), akan menimbulkan gejala hipotensi, takikardi
dan penurunan tekanan vena sentral. Kompensasi tubuh ini akan menurun
pada seseorang yang akan mengalami pembiusan (anestesi) karena
depresi komponen vasoaktif. Perkiraan volume darah:
Usia
Volume darah
90 ml/kgBB
Neonatus
85 ml/kgBB
Bayi
80 ml/kgBB
Laki-laki
75 ml/kgBB
Dewasa
Wanita
65 ml/kgBB
Volume cairan intravaskuler dapat dipertahankan dengan larutan kristaloid ( 2
Prematur
Full term
pembedahan
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Usia penderita
Deri Arara|Terapi Cairan
kebutuhan
dasar/harian
air,
elektrolit
dan
kalori/nutrisi.
Kebutuhan air untuk penderita di daerah tropis dalam keadaan basal sekitar
50 ml/kgBB/24jam. Pada hari pertama pasca bedah tidak dianjurkan
pemberian kalium karena adanya pelepasan kalium dari sel/jaringan yang
rusak, proses katabolisme dan transfusi darah. Akibat stress pembedahan,
akan dilepaskan aldosteron dan ADH yang cenderung menimbulkan retensi
air dan natrium. Oleh sebab itu, pada 2-3 hari pasca bedah tidak perlu
pemberian natrium. Penderita dengan keadaan umum baik dan trauma
pembedahan minimum, pemberian karbohidrat 100-150 mg/hari cukup
memadai untuk memenuhi kebutuhan kalori dan dapat menekan pemecahan
protein sampai 50% kadar albumin harus dipertahankan melebihi 3,5 gr%.
Penggantian cairan pasca bedah cukup dengan cairan hipotonis dan bila perlu
larutan garam isotonis. Terapi cairan ini berlangsung sampai penderita dapat
minum dan makan.
2) Mengganti kehilangan cairan pada masa pasca bedah:
a. Akibat demam, kebutuhan cairan meningkat sekitar 15% setiap
kenaikan 1C suhu tubuh
b. Adanya pengeluaran cairan lambung melalui sonde lambung atau
muntah.
c. Penderita dengan hiperventilasi atau pernapasan melalui trakeostomi
dan humidifikasi.
3) Melanjutkan
penggantian
defisit
cairan
pembedahan
dan
selama
pembedahan yang belum selesai. Bila kadar hemoglobin kurang dari 10 gr%,
sebaiknya diberikan transfusi darah untuk memperbaiki daya angkut oksigen.
4) Koreksi terhadap gangguan keseimbangan yang disebabkan terapi cairan.
Monitoring organ-organ vital dilanjutkan secara seksama meliputi tekanan
darah, frekuensi nadi, diuresis, tingkat kesadaran, diameter pupil, jalan nafas,
frekuensi nafas, suhu tubuh dan warna kulit.
2.5 Jenis Cairan
Deri Arara|Terapi Cairan
10
1) Cairan Kristaloid
Cairan ini mempunyai komposisi mirip cairan ekstraseluler (CES = CEF).
Indikasi penggunaan antara lain untuk resusitasi defisit cairan di ruang
interstitiel pada pasien syok hipovolemik, kasus kasus perdarahan
memerlukan cairan kristaloid bila diberikan dalam jumlah cukup (3-4 kali
jumlah darah yang hilang ) ternyata sama efektifnya seperti pemberian
cairan koloid untuk mengatasi defisit volume intravaskuler. Waktu paruh
cairan kristaloid di ruang intravaskuler sekitar 20-30 menit.
Keuntungan dari cairan ini antara lain harga murah, mudah di dapat, tidak
perlu
dilakukan
cross
match,
tidak
menimbulkan
alergi,
menurunkan
pemberian
sejumlah
cairan
kristaloid
dapat
mengakibatkan
timbulnya edema perifer dan edema paru. Selain itu, pemberian cairan
kristaloid berlebihan juga dapat menyebabkan edema otak dan meningkatnya
tekanan intra kranial.
Larutan Ringer Laktat merupakan cairan kristaloid yang paling banyak
digunakan untuk resusitasi cairan walau agak hipotonis dengan susunan yang
hampir menyerupai cairan intravaskuler. Laktat yang terkandung dalam
cairan tersebut akan mengalami metabolisme di hati menjadi bikarbonat.
2) Cairan Koloid
Disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau biasa disebut plasma
substitute atau plasma expander. Di dalam cairan koloid terdapat
zat/bahan yang mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik
yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak lama (waktu paruh 36 jam) dalam ruang intravaskuler. Oleh karena itu koloid sering digunakan
untuk
resusitasi
cairan
secara
cepat
terutama
pada
syok
11
12
plasma
expanders
dan
banyak
digunakan
pada
DAFTAR PUSTAKA
1. Tutuko, bambang. Dkk, Panduan Tatalaksana Terapi Cairan Perioperatif,
Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia, 2009
2. Senaphati, tjokorda. dkk, Buku Ajar Anestesi dan Reanimasi , indeks
Jakarta. 2010.
3. Latief S, Kartini, Dachlan. (editor). Terapi Cairan Pada pembedahan. Dalam :
Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi II. Jakarta : Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif FKUI. 2002.
4. Ellsbury DL, George CS. Dehydration. eMed J [ serial online ] 2006 Mar [dikutip
6
Okt
2007].
Tersedia
dari:
URL:
http://www.emedicine.com/CHILD/topic925.htm.
5. Schwartz SI, ed. Principles of surgery companion handbook. 7th ed. New york:
McGraw-Hill; 1999
6. Fatimah
Nur,
D.
syok
hipovolemik
2010.
Tersedia
dari
URL
http://www.gogle.com/syokhipovolemik.htm
7. PT. Otsuka Indonesia. Overhidrasi. 2008. http/www.google.com/overhidrasi
Deri Arara|Terapi Cairan
13
14