Tenggara Public Hospital. In the control group dependent t test p = 0,000 (p < 0,05),
while in the treatment group p = 0,000 (p < 0,05). Independent t test p = 0,027 (p < 0,05).
GIM has been shown to reduce pain intensity of post-SC in RSUP NTB. GIM is
recommended for the independent nursing intervention to reduce post-SC pain.
Keywords: Sectio caesarea, guided imagery and music (GIM), pain intensity
*Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
**Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Sectio caesarea (SC) adalah
tindakan pembedahan untuk melahirkan
janin melalui insisi di dinding abdomen
dan dinding uterus (Leveno, et al. 2009).
Simkin, Walley, & Keppler (2007)
menjelaskan
bahwa
tindakan
SC
merupakan tindakan yang cepat dan
mudah, akan tetapi tindakan SC juga
memiliki beberapa bahaya komplikasi,
seperti infeksi luka, tromboflebitis,
perdarahan dan nyeri pasca pembedahan.
Nyeri merupakan masalah yang paling
mendominasi pada pasca pembedahan SC
(Bobak, et al. 2004). Nyeri dapat
mengakibatkan berbagai masalah pada
ibu maupun bayi. Dampak nyeri terhadap
ibu, yaitu Activity Daily Living (ADL)
dan mobilisasi ibu menjadi terbatas
karena adanya peningkatan intensitas
nyeri apabila ibu bergerak (Purwandari
2009 dalam Kristiani & Latifah 2013,
p.2). Dampak nyeri terhadap bayi yaitu
dalam pemberian ASI, dan kurangnya
perawatan bayi yang dilakukan oleh
ibunya sehingga ASI sebagai makanan
terbaik dan mempunyai banyak manfaat
bagi bayi tidak dapat diberikan secara
optimal (Indriati 2009).
Cara yang paling efektif untuk
mengurangi
nyeri
adalah
dengan
menggabungkan intervensi farmakologis
dengan nonfarmakologis. Intervensi
farmakologis
seperti
pemberian
analgesik. Intervensi nonfarmakologis
seperti masase, terapi es dan panas,
teknik relaksasi, distraksi, hipnosis,
guided imagery and music (GIM)
(Smeltzer, et al. 2010). Peneliti memlilih
GIM
sebagai
intervensi
untuk
menurunkan nyeri pasien post SC karena
menurut Bruscia & Grocke (2002);
Butterton
(2008);
Domenech
&
Montserrat (2008); Kwekkeboom et al.
(2010) selama ini GIM merupakan
intervensi
yang
digunakan
untuk
mengurangi nyeri. Berdasarkan studi
pendahuluan pada tanggal 26 September
2013 di ruang Melati RSUP NTB,
didapatkan data pelaksanaan manajemen
nyeri di lapangan masih didominasi oleh
pemberian
analgesik.
Selain
penatalaksanaan nyeri farmakologis
melalui
pemberian
analgesik,
penatalaksanaan nyeri nonfarmakologis
relaksasi nafas dalam juga diajarkan
kepada pasien, akan tetapi GIM belum
pernah diterapkan dalam penatalaksanaan
nyeri. Sampai saat ini belum ada
penelitian yang mengkaji pengaruh GIM
terhadap penurunan intensitas nyeri pada
pasien post SC.
Data World Health Organitation
(WHO) (2013) menunjukkan
angka
kelahiran dengan sectio caesarea pada
tahun 2005-2010 di Cina mencapai 27%
dan Colombia 47%. Di Indonesia angka
kelahiran dengan sectio caesarea hampir
selalu mengalami peningkatan setiap
tahunnya, begitu pula di provinsi Nusa
Tenggara Barat dan RSUP NTB.
Tabel 1 Prevalensi
kejadian
sectio
caesarea di Indonesia dan
provinsi NTB tahun 1997-2012
Tahun
Negara/
Provinsi
1997
Indonesia
NTB
4,3%
2,3%
20022003
4,1%
0,5%
2007
2012
6,8% 12,3%
6,7% 9,7%
Sumber: BPS
Indonesia,
BKKBN,
Kemenkes & ICF International
(2013); BPS Indonesia & Macro
International
(2008);
BPS
Indonesia & ORC Macro (2003);
BPS Indonesia, Kemenkes,
BKKBN & Macro International
Inc (1998)
Tabel 2 Prevalensi
kejadian
sectio
caesarea di RSUP NTB 20102013
Tahun
Instansi
RSUP
NTB
2010
2011
2012
2013
(JanuariNovember)
40,02%
Usia
(Tahun)
18-35
36-45
Total
Kelompok
kontrol
%
14 93,3
1
6,7
15
100
Kelompok
perlakuan
%
13
86,7
2
13,3
15
100
Tingkat
pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan
Tinggi
Total
Kelompok
kontrol
%
2
13,3
5
33,3
6
40
2
13,3
Kelompok
perlakuan
%
2
13,3
4
26,7
5
33,3
4
26,7
15
15
100
100
Intensitas nyeri
Kelompok kontrol Kelompok perlakuan
Post
test
5
Pre
test
8
Pre
test
9
Pos
test
5
10
10
10
10
11
12
13
10
14
15
10
6
4
9
6
3
4,4
Mean 8,53 5,13
3,4 8,40
4
4
Median 9
5
3
9
4
5
Mode
9
5
3
9
3
Min-max 6-10 3-7
6-10
2-6
Uji t
p = 0,000
p = 0,000
dependen
Uji t
p = 0,027
independen
pasien post SC dirawat juga berbedabeda, ruang rawat inap kelas II memiliki
sampiran di setiap tempat tidur dan
maksimal di tempati oleh 4 orang pasien,
sedangkan di ruang kelas III tidak
memiliki sampiran dan maksimal di
tempati oleh 6 orang responden. Aktivitas
dan kebisingan antara ruang rawat inap
kelas II dan III tentu berbeda, hal ini
dapat mempengaruhi terhadap penurunan
persepsi nyeri. Pasien post SC di RSUP
NTB juga diajarkan relaksasi nafas
dalam.
Usia berkaitan dengan dengan
pengalaman dan kematangan jiwa. Pada
usia yang lebih dewasa akan lebih
mempunyai pengalaman daripada yang
lebih muda sehingga lebih cepat
beradaptasi dengan lingkungan yang
baru, dengan mudahnya beradaptasi
dengan lingkungan akan mempengaruhi
respons
pasien
terhadap
tingkat
kecemasan, dimana kecemasan ini
berbanding lurus dengan intensitas nyeri.
Tingkat pendidikan juga berpengaruh
dalam proses penyerapan informasi.
Tingkat pengetahuan yang cukup
membuat pasien dapat menerima dan
mampu memahami penjelasan yang
diberikan
oleh
perawat
dalam
penatalaksanaan nyeri, seperti penjelasan
mengenai teknik relaksasi yang diberikan
oleh perawat.
Berdasarkan pembahasan di atas
dapat diketahui bahwa GIM memiliki
pengaruh dalam menurunkan nyeri pasien
post SC. Penurunan nyeri terjadi karena
GIM memberikan efek relaksasi pada
pasien. Efek relaksasi menyebabkan
koping pasien menjadi positif. Kondisi
tersebut dapat menyebabkan pelepasan
endorfin yang berperan dalam penurunan
nyeri.
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi penurunan intensitas nyeri
juga adalah tingkat pendidikan. Semakin
tinggi pendidikan seseorang maka
kemampuan untuk menerima informasi
akan semakin tinggi. Gaya koping,
lingkungan dan individu pendukung juga
dapat mempengaruhi persepsi nyeri.
3.
and
Macro
International,
Calverton, Maryland, USA.
BPS Indonesia & ORC Macro. 2003.
Indonesia Demographic and
Health Survey 2002-2003, BPS
and ORC Macro, Calverton,
Maryland, USA
Bruscia, KE & Grocke, DE 2002, Guided
Imagery and Music: The bonny
Methode and Beyond, Barcelona
Publishers, Lower Village
Butterton, M 2008, Listening to Music in
Psychotherapy,
1st
edition,
Radcliffe Medical Press Ltd,
Oxfordshire
Domenech, IG & Montserrat 2008, The
Effect of Music and Imagery to
Induce Relaxation and Reduce
Nausea and Emesis in Cancer
Patients
Undergoing
Chemotherapy Treatment, UMI
Dissertations Publishing, hal.
119, diakses 30 September
2013,
<http://books.google.co.id/book
s?
id=b5305jYNw6UC&printsec=f
rontcover&dq=The+Effect+of+
Music+and+Imagery+to+Induce
+Relaxation+and+Reduce+Nau
sea+and+Emesis+in+Cancer+Pa
tients+Undergoing+Chemothera
py+Treatment&hl=id&sa=X&ei
=wtV5UpPGFdOciQf3zYHgA
w&redir_esc=y#v=onepage&q=
The%20Effect%20of%20Music
%20and%20Imagery%20to
%20Induce%20Relaxation
%20and%20Reduce%20Nausea
%20and%20Emesis%20in
%20Cancer%20Patients
%20Undergoing
%20Chemotherapy
%20Treatment&f=false>