Anda di halaman 1dari 4

Aplikasi heat exchanger

1. Lubricating oil cooler


Lubricating oil cooler atau juga disebut dengan sistem pendingin minyak pelumas
Dimana minyak pelumas fungsinya antara lain untuk pelumas, pelindung, pembersih dan
pendingin. Untuk fungsi pendingin, oli cukup penting perannya dalam sebuah mesin, Oli
bertanggung jawab besar terhadap suhu mesin. Radiator hanya bertanggung jawab untuk
pendinginan bagian atas mesin, sedangkan sisanya (crankshaft, camshaft, timing gears, piston,
baut, dan masih banyak lagi komponen mesin yang kritis didinginkan oleh oli).
Panas pada mesin dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar dan gesekan antara
komponen mesin. Ketika oli melewati bagian komponen mesin yang panas, panas dialihkan ke
oli. Karena oli menjadi panas, maka oli tersebut perlu di dinginkan, bisanya oli tersebut di
dinginkan menggunakan air tawar.
Proses penukaran panas ini terjadi di suatu alat yang dinamakan Heat Exchanger,
dimana fluida yang di dinginkan adalah oli, sedangkan fluida yang mendinginkan adalah air
tawar. Untuk peletakan Heat Exchanger pada mesin tertentu di letakkan jadi satu dengan mesin,
namun ada juga yang terpisah dengan mesin sehingga memerlukan sistem perpipaan yang lebih
banyak.
Heat Exchanger secara umum terdapat 2 tipe, yaitu tipe shell & tube (U-tube) dan tipe
plate, namun sekarang tipe plate lebih cenderung di minati ketimbang tipe tube karena dari segi
perawatannya, tipe plate lebih mudah untuk di bersihkan.

Gambar 2.1 Heat Exchanger tipe Shell &


Tube

Gambar

2.2

aliran

dalam

plat

heat

exchanger

Sistem pendinginan oli sangat diperlukan dalam mendinginkan oli mesin, jika sistem
pendinginan oli ini gagal atau rusak, maka oli akan menjadi over heat, yang akan menyebabkan
oli menjadi sangat encer dan tidak akan dapat melakukan fungsinya dengan baik terhadap
komponen dalam mesin, dan tentu saja akan sangat membahayakan mesin itu sendiri.
Untuk mesin mesin sekarang sudah dilengkapi dengan safety device, sehingga jika oli
menjadi sangat panas dan melebihi batas yang di ijinkan, maka mesin akan mati dengan
sendirinya, dan pada layar monitoring akan muncul alaram kalau oli mesin terlalu panas. Tetapi
kadang safety device mesin di anggap sepele oleh kebanyakan orang, sehingga jika terjadi
kerusakan pada safety device tidak langsung dilakukan perbaikan, ini merupakan suatu kesalahan
fatal menurut saya dan harus di hindari.
Prinsip Kerja
Minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw atau sentrifugal
melalui suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine melalui second filter dan lub. oil
cooler. Temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol pada level konstan yang
ditentukan untuk memperoleh viskositas yang sesuai dengan yang diinginkan pada inlet main
diesel engine. Kemudian lub. oil dialirkan ke main engine bearing dan juga dialirkan kembali ke
lub. oil sump tank.

gambar 2.3 oil cooler

2. Fuel oil heater dan lub. Oil heater


Berfungsi untuk memanaskan bahan bakar sebelum masuk ke engine sesuai dengan
temperatur yang direkomendasikan. Type heater yang dipakai adalah tube type atau plate heat
exchanger type.
Heater harus dapat bekerja pada :
Recommended viscosity meter setting.10-15 cSt
Fuel oil viscocsty, specified up to 700 cSt at 500C
Fuel oil flow 2m3/h
Heat dissipation kWh
Pressure drop on oil side maximum 1 bar
Working pressure... 1500C
Fuel oil inlet temperature. approx. 1000C
Fuel oil outlet temperature... . 1500C
Steam supply, saturated 7 bar abs.
Cara kerja sistem bahan bakar
Dimana Bahan bakar di kapal disimpan di storage tank. Koil pemanas harus dipasang pada
tangki bunker sehingga temperatur bahan bakar pada tangki bunker dapat dipertahankan pada
temperatur 40 - 500C. Dari bunker bahan bakar dipompakan ke settling tank, dimana sebelum
masuk pompa bahan bakar akan melalui strainer untuk menyaring kotoran kotoran. Di settling
tank ini juga diberi pemanas dan suhu dipertahankan pada kisaran 50 700C. Kemudian dari
settling tank dipompakan ke centrifuges untuk membersihkannya dari kotoran dan air. Lalu
setelah dari centrifuges masuk ke service tank Dari service tank, bahan bakar dialirkan menuju
ke supply pump yang mempunyai tekanan 4 bar. Supply pump ini juga disebut bagian bertekanan
rendah dari circulating system bahan bakar. Untuk menghindari terbentuknya gas/udara pada
bahan bakar, maka dipasang sebuah venting box.. Venting box terhubung dengan service tank
melalui automatic deaerating valve yang bertugas untuk membebaskan gas/udara yang ada dan
akan menampung cairan/liquid.
Dari bagian bertekanan rendah system bahan bakar tersebut ( supply pump ), bahan bakar
kemudian dialirkan ke circulating pump yang akan memompa bahan bakar melewati heater

( untuk dipanaskan sampai 1500C ) dan full flow filter ( penyaringan ) untuk kemudian masuk ke
motor induk. Untuk memastikan pensuplaian bahan bakar cukup banyak, maka kapasitas dari
circulating pump dibuat lebih besar dari jumlah bahan bakar yang dikonsumsi oleh motor induk.
Dan kelebihan bahan bakar tersebut akan disirkulasikan kembali dari motor melalui venting box
yang kemudian akan menuju ke circulating pump kembali.
Untuk memastikan tekanan konstan pada injection pump pada semua beban kerja motor induk,
maka Spring Loaded Overflow dipasang pada system bahan bakar engine. Tekanan bahan bakar
yang masuk pada engine harus 7-8 bar, setara dengan tekanan pada circulating pump yaitu
sebesar 10 bar. Ketika engine berhenti, circulating pump akan terus bekerja untuk
mensirkulasikan Heavy Fuel yang telah dipanaskan dan tetap melewati fuel oil system engine
dengan tujuan untuk menjaga bahan bakar tetap panas dan katup bahan bakar tetap terdeae-rated.

Anda mungkin juga menyukai