Askep Ca Recti
Askep Ca Recti
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN KARSINOMA RECTI
-
KONSEP MEDIS
2.
Pengertian
Karsinoma Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon
dan rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat
gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali.
3.
Patofisiologi
Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui
secara pasti. Polip dan ulserasi colitis kronis dapat berubah menjadi ganas
tetapi dianggap bukan sebagai penyebab langsung. Asam empedu dapat
berperan sebagai karsinogen yang mungkin berada di kolon. Hipotesa
penyebab yang lain adalah meningkatnya penggunaan lemak yang bisa
menyebabkan kanker kolorektal.
Tumor-tumor pada Recti dan kolon asendens merupakan lesi yang
pada umumnya berkembang dari polip yang meluas ke lumen, kemudian
menembus dinding kolon dan jaringan sekitarnya. Penyebaran tumor terjadi
secara limfogenik, hematogenik atau anak sebar. Hati, peritonium dan organ
lain mungkin dapat terkena.
Menurut P. Deyle perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas 3
fase. Fase pertama ialah fase karsinogen yang bersifat rangsangan, proses ini
berjalan lama sampai puluhan tahun. Fase kedua adalah fase pertumbuhan
tumor tetapi belum menimbulkan keluhan (asimtomatis) yang berlangsung
bertahun-tahun juga. Kemudian fase ketiga dengan timbulnya keluhan dan
gejala yang nyata. Karena keluhan dan gejala tersebut berlangsung perlahanlahan dan tidak sering, penderita umumnya merasa terbiasa dan menganggap
enteng saja sehingga penderita biasanya datang berobat dalam stadium
lanjut.
9.
Gambaran Klinis
Semua
karsinoma
kolorektal
dapat
menyebabkan
ulserasi,
Faktor predisposisi:
Status gizi
Anemia
Benjolan/massa di abdomen
Nyeri tekan
Pembesaran hati/limpa
25.
a. inoperabel
b. operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah
menembus tunika muskularis propria atau telah dioperasi kemudian
residif kembali.
Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah
adalah:
1. Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut.
Pemberian berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan
total 6 siklus.
2. Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
3. Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)
Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus
operabel hanya lamanya pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif.
Selama pemberian, harus diawasi kadar Hb, leukosit dan trombosit
darah.Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak meberikan hasil yang
memuaskan.
Gejala:
- Palpitasi, nyeri dada pada aktivitas
Tanda:
- Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.
30. Integritas ego:
Gejala:
- Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan,
keyakinan religius/spiritual)
- Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat,
pembedahan)
- Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda:
- Menyangkal, menarik diri, marah.
31. Eliminasi:
Gejala:
- Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi
Tanda:
- Perubahan bising usus, distensi abdomen
- Teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah
32. Makanan/cairan:
Gejala:
- Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, pemakaian
zat aditif dan bahan pengawet)
- Anoreksia, mual, muntah
- Intoleransi makanan
Tanda:
- Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot
33. Nyeri/ketidaknyamanan:
Gejala:
- Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung
proses penyakit
34. Keamanan:
Gejala:
- Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.
Tanda:
- Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia
35. Interaksi sosial
Gejala:
- Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)
- Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan
perubahan status kesehatan.
36. Penyuluhan/pembelajaran:
- Riwayat kanker dalam keluarga
- Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya
- Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.
- Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari
37. Tes Diagnostik
Tes diagnostik yang sering dilakukan diuraikan pada tabel berikut:
Jenis Pemeriksaan
Tujuan/Interpretasi Hasil
1. Pemeriksaan laboratorium:
Tinja
2. Pemeriksaan radiologis
Endoskopi
dengan
fiberscope
untuk
40.
Meningkatkan kenyamanan
41.
42.
Mencegah komplikasi
43.
kebutuhan terapi.
-
DIAGNOSA KEPERAWATAN
44. Diare b/d inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau penyempitan parsial
lumen usus sekunder terhadap proses keganasan usus.
Ditandai dengan:
Nyeri/kram abdomen
45. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi
nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus.
Ditandai dengan:
Iritabel
47. Koping individu tak efektif b/d intensitas dan pengulangan stesor
melampaui ambang adaptif (penyakit kronis, ancaman kematian,
kerentanan individu, nyeri hebat, sistem pendukung tak adekuat)
Ditandai dengan:
10
Mengajukan
pertanyaan,
meminta
informasi
atau
kesalahan
pernyataan konsep
INTERVENSI KEPERAWATAN
49. Diare b/d inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau penyempitan
parsial lumen usus sekunder terhadap proses keganasan usus.
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
timbulnya
maslah
tentang
yang
dapat
memperburuk/mencetus-kan
diare.
Menilai perkembangan maslah.
4. Observasi dan catat frekuensi
defekasi,
volume
karakteristik feses.
perforasi
dan
peritonitis
yang
demam,
takikardia,
untuk
11
protein
serum,
ansietas
dan membunuh/menghambat
kelesuan.
6. Kolaborasi
pemberian
untuk
menurunkan
kortikosteroid).
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
2. Bantu
perawatan
kebersihan Meningkatkan
kenyamanan
dan
selera makan.
3. Berikan diet TKTP, sajikan dalam Asupan kalori dan protein tinggi
bentuk
yang
hipermetabolisme
keganasan.
klien
12
4. Kolaborasi
obatan
pemberian
sesuai
(roborantia)
Pemberian
peroral
mungkin
dihentikan
sementara
untuk
3.
RASIONAL
dihadapi
klien
dapat
lingkungan
sekitar
dan
Mengidentifikasi
faktor
13
pencetus/pemberat
masalah
bahwa
masalah
lazim
bahwa
kecemasan
klien
satu-satunya
dengan
dan
pertahankan
ketenangan lingkungan.
Memobilisasi
sistem
pendukung,
pemberian
sedatif.
Menurunkan
kecemasan,
non
verbal
klien
yang
menunjukan kecemasan.
Menilai
perkembangan
masalah
klien.
4.
Koping
individu
tak
efektif
(koping
RASIONAL
14
1. Bantu
klien
terapi
yang
tepat
dan
SO
dapat
spirit
membantu
klien
untuk
3. Kolaborasi
memperburuk
sehingga dapat
keadaan
kesehatan
klien.
4. Kaji fase penolakan-penerimaan Menilai
klien
terhadap
perkembangan
masalah
penyakitnya klien.
tingkat
klien/orang
pengetahuan Proses
terdekat
kemampuan/kesiapan
RASIONAL
pembelajaran
sangat
15
klien.
2. Jelaskan tentang proses penyakit, Meningkatkan
penyebab/faktor
dampak
risiko,
penyakit
pengetahuan
klien
terhadap
tentang
pembedahan,
partisipasi
dan
radiasi
gizi
yang
adekuat
16
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6,
EGC, Jakarta
Doenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, Jakarta
Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4,
EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji (1990), Ilmu Penyakit Dalam, Jld.II, BP FKUI, Jakarta.