Pengolahan Kimia Air Ketel Uap
Pengolahan Kimia Air Ketel Uap
Meskipun air telah diolah melalui beberapa proses, sehingga menghasilkan air
demineralized yang sudah dideaerasi dengan baik, permasalahan-permasalahan
seperti scale (kerak) dan korosi masih tetap terjadi di sepanjang pengoperasian ketel
uap tersebut. Oleh karenanya diperlukan pengolahan air ketel dengan bahan kimia
(chemicals), yang dilakukan terhadap semua sistem, seperti pipa air umpan, dan pipa
kondensat.
6.1. Macam-macam Bahan Kimia Untuk Pengolahan Air Ketel dan Fungsinya
Tujuan utama pemakaian bahan-bahan kimia ini adalah sebagai berikut.
a) Mengubah komponen pembentuk hardness menjadi sludge (lumpur) halus dan
tersuspensi sehingga dengan mudah dapat dibuang melalui blowdown. Jadi
pembentukan pada permukaan pemanasan boiler dapat dicegah.
b) Mempertahankan pH air ketel uap pada alkalinitas yang tepat, sehingga
pembentukan kerak silika dan korosi dapat dicegah.
c) Korosi karena oksigen terlarut dapat dicegah dengan menghilang oksigen terlarut
di dalam air.
d) Korosi di dalam pipa kukus dan kondensat karena carbon dioksida dan oksigen
dapat dicegah.
e) Terbawanya padatan dari air ketel ke dalam kukus dapat dicegah.
Bahan-bahan kimia hams digunakan secara tepat, karena bila penggunakan dan
dosisnya salah akan mempengaruhi sistem ketel uap tersebut.
Magnesium silikat cenderung akan menjadi kerak bila pH air ketel terlalu
rendah. Sehingga pengendalian pH (p-alkalinitas) air ketel sangat penting sekali dalam
pencegahan kerak magnesium. Silika dapat distabilkan dalam bentuk larutan sodium
meta silikat (Na2SiO3) bila bereaksi dengan alkali.
SiO2 + 2NaOH
Jika impeller pompa air umpan menggunakan copper alloy maka boiler
compounds yang bersifat alkali akan memungkinkan terjadi korosi pada impeller
tersebut. Oleh karenanya tempat dan metode injeksi chemicals hams ditentukan
secara hati-hati. Apabila komponen-komponen hardness bocor kedalam air umpan(air
blowdown menjadi putih dan keruh/turbid), sehingga perlu penambahan boiler
compounds. Bila terjadi kebocoran demikian, maka sifat ion phosphate didalam air
ketel akan ditunjukkan seperti pada gambar 4, dimana adanya suatu penurunan boiler
compound dalam waktu yang singkat sehingga diperlukan penambahan dosis.
Jika ion phosphate air ketel dianalisa, air sample hams di pretreated dengan
filtrasi karena hydroxyappatite akan terlarut oleh reagent analis dan akibatnya akan
terjadi kesalahan dalam hasil pemeriksaannya.
6.2.1.2. Boiler Compounds untuk Ketel Uap Bertekanan Menengah dan Tinggi
Secara umum, pengolahan dengan cara caustic atau coordinated phosphate
digunakan untuk ketel uap bertekanan menengah. Adapun untuk ketel uap bertekanan
tinggi (terutama pada heat flux tinggi) dilakukan pengolahan dengan coordinated
phosphate; hal ini berguna untuk mencegah korosi alkali yang disebabkan oleh alkali
bebas dan pekat (concentrated free-alkali) di dallam film yang pekat pada permukaan
pemanasan.
Jadi boiler compounds coordinated phosphate untuk ketel uap bertekanan
menengah dan tinggi hams dirancang tidak mengandung alkali bebas dan
mengandung nilai mole ratio Na/PO4 yang optimum (mole ratio berarti perbandingan
antara konsentrasi ion sodium Na+ dan ion phosphate PO43- di dalam boiler compound;
selanjutnya diebut mole ratio saja), cocok untuk kondisi operasi ketel uap (kriteria
pengendalian kualitas air ketel).
tempat yang aliran airnya rendah. Untuk menaikkan efisiensi panas suatu ketel uap
biasanya heat flux dinaikkan sehingga sedikit saja terjadi kerak akan menimbulkan
permasalahan. Oleh karenanya untuk mencegah terjadinya akumulasi lumpur pada
drum bawah dan pengerakan pada permukaan pemanasan dengan membentuk
hidroksyapatit dan sebagainya, sering digunakan sludge dispersant (pelunak lumpur
ketel uap).
2Na2SO3 + O2
Reaksi ini berlangsung lambat pada suhu rendah atau pada pH kurang dari 4
dan lebih dari 9, tapi bila suhu diatas 50 C reaksi berlangsung cepat tanpa pengaruh
pH. Di dalam tank pelarut, sodium sulfite akan bereaksi dengan oksigen secara cepat
sehingga konsentrasinya menurun, maka ukuran pelarutan sodium sulfite ditentukan
dengan dasar adanya penurunan konsentrasi ini. Akhir-akhir ini oxygen scavenger
sodium sulfit tipe Baru, yang mengandung stabilizer untuk mencegah penurunan
konsentrasi di dalam tanki pelarut telah dikembangkan. Reaksi penguraian tersebut
dapat dilihat pada persamaan (25), (26) dan (27).
Oleh karena produk penguraiannya berupa sodium sulfida (Na2S) atau gas
sulfur dioksida dan sebagainya, maka akibatnya akan mengkorosikan ketel uap, pipa
kukus dan kondensat. Oleh karena itu sodium sulfit tidak boleh digunakan di dalam
ketel uap bertekanan diatas 65 kgf/cm2. Disamping oxygen scavenger sodium sulfit,
juga digunakan sodium hidrogen sulfite (NaHSO3), sodium pyrosulfite (Na2S2O5) dan
sebagainya.
6.4.2. Hidrazin
Reaksi antara hidrazin (hydrazine hydrate) dan oksigen umumnya seperti pada
persamaan reaksi (28), tapi pada ketel uap reaksi-reaksi heterogen seperti pada (29)
dan (30) akan terjadi sebelum persamaan reaksi (28).
Reaksi langsung :
N2H4 + O2 N2 + 2H 2O ..................... (28)
Reaksi-reaksi heterogen :
6Fe2O3 + N2H4 4Fe3O4 + N2 + H2O ........... (29)
4Fe3O4 + O2
(30)
6Fe2O3 ..................................
Jika dibandingkan dengan sodium sulfit, maka reaksi hidrazin dengan oksigen
lebih lambat tapi hal ini dapat dipercepat dengan penambahan catalyst, seperti katalis
organik. Reaksi ini dapat juga dipercepat dengan menaikkan dosis pada pH tinggi dan
pada suhu tinggi.
Dari persamaan (28) dapat diketahui bahwa untuk menurunkan setiap 1 mg/L
oksigen dibutuhkan 1 mg/L hydrazine. Pada ketel uap, hidrazin hams ditambahkan
berlebihan sehingga dapat dideteksi nilai kandungan hidrazin tersebut di dalam air
ketel (di atas nilai spesifikasi minimumnya). Telah diuraikan sebelumnya bahwa
hydrazine mempunyai sifat untuk dapat menguap menjadi phase uap, sehingga
hydrazine diinjeksikan setelah deaerator. Peruraian panas hidrazin terjadi pada suhu di
atas 220C.
Persamaan reaksi (32) dan (33) menunjukkan peruraian tersebut, sedangkan
secara umum terjadi seperti pada reaksi (31).
3N2H4
2N2H4
3N2H4
...................................... (33)
2 NH3 + 2N2 + 2H2
Universitas Gadjah Mada
Dikarenakan hasil peruraian hidrazin ini adalah ammonia, maka jika copper
digunakan untuk material perpipaan steam dan kondensat, perlu menghindari
penginjeksian hydrazine yang berlebihan.
Hidrazin sulfat dan hidrazin fosfat sering digunakan sebagai oxygen
scavenger; tapi oxygen scavenger ini mempunyai kerugian-kerugian (dibandingkan
dengan hidrazin, oleh karenanya sekarang jarang digunakan) antara lain menurunkan
pH air ketel, menaikkan konsentrasi solid-solid air ketel, dan biayanya mahal.
6.5.1. Corrosion Inhibitor untuk Pipa Air Umpan dan Kondensat pada Ketel Uap
Bertekanan Rendah
Pada ketel uap bertekanan rendah, corrosion inhibitor digunakan untuk line
steam dan kondensat. Seperti telah diuraikan sebelumnya faktor-faktor penyebab
korosi di dalam line-line ini adalah oksigen dan karbon dioksida. Dengan adanya
sejumlah kecil karbon dioksida di dalam air kondensat, maka pH akan turun yang
menyebabkan korosi.Pengolahan dengan volatil amines atau filming amines dilakukan
untuk mencegah korosi pada lingkungan korosif seperti tersebut diatas.
Jumlah amine yang dibutuhkan untuk menetralkan karbon dioksida dan ratio
distribusi amine/kondensat berbeda, bergantung kepada macam volatile aminesnya.
Jumlah voltatile amines yang dibutuhkan naik proporsional, sesuai dengan jumlah
carbon dioksida sehingga biaya pengolahan menjadi lebih tinggi bila air umpan
mengandung M-alkalinitas tinggi.
Amines dengan ratio distribusi rendah seperti morpholine atau alkanol
amines(B) efektif dalam pencegahan korosi di sekitar daerah pengkondensasian
pertama (initial
condensation) yang dekat ke ketel uap. Amines dengan ratio distribusi tinggi seperti
cyclohexylamine atau alkohol amine (A) effektif dalam pencegahan korosi pada sistem
: line di sekitar pengkondensasian pertama dimana material copper alloy digunakan
atau pada akhir line kondensat (jauh dari ketel uap).
Ammonia effektif untuk menetralkan carbon dioksida. Tapi pada ketel uap
bertekanan rendah yang menggunakan material copper pada line steam dan
kondensat, ammonia tidak dapat digunakan sebab korosi copper banyak terpengaruhi
oleh pH.
6.5.2. Corrosion
Inhibitor untuk
LineChemical
Air Umpan
danKimia
Kondensat
pada Ketel Uap
6.7. Multipurpose
Boiler
(Bahan
Serbaguna)
Bertekanan Menengah dan Tinggi
Multipurpose boiler chemicals adalah bahan kimia yang diformulasikan
sedemikian
diinjeksikan
dengan dan
dosis
optimum
sesuai
tujuan dan
Padarupa
keteldengan
uap bertekanan
menengah
tinggi,
sebagai
air dengan
umpan digunakan
kondisinya. Pemilihan boiler chemical dan dosis pemakaiannya, ditentukan oleh
air
demineralized
(kemurniannya
tinggi), dan
yangdosis
selanjutnya
oksigennyaditentukan
dihilangkan
banyak
faktor, sebagai
contoh : macam
boiler compound
dengan
deaerator
dan dengan
oksigen scavenger.
berdasarkan
kandungan
M-alkalinitas,
kesadahan total, silika, besi total, ion klorine dan
dan sebagainya
dari
air
umpan.
Beberapa
dari multipurpose
Pada ketel uap tipe ini, terdapat sedikithal
sajapenting
kontaminan
produk korosi boiler
didalam
chemical adalah sebagi berikut.
ketel uap akan menyebabkan permasalahan kerak yang besar/serius, oleh karenanya
diperlukan pengendalian yang ketat terhadap pencegahan korosi terhadap pipa air
umpan dan kondensat.
a) Produk cairan dengan kemampuan kerja yang sempurna (exellent), sehingga
Pengendalian
air umpan
dan kondensat
pada ketel
uap
tidak
diperlukan korosi
waktu untuk
untuk pipa
pelarutan
dan tidak
berdebu seperti
powder
chemicals.
bertekanan
menengah dan tinggi, secara dasar sama dengan pada ketel uap
bertekanan rendah.
b) Dikarenakan formulasinya berdasarkan single chemical, maka diharapkan
pengendalian stok yang lebih mudah dan kesalahan timbangan (berat) yang lebih
kecil
6.6.Antifoaming Agents
c) Karena penginjeksiannya secara langsung tanpa pelarutan) dan chemical dapat
ditangani
tanpa kontak
makadigunakan
keselamatan
kerjamengendalikan
dapat diperbaiki.
Antifoaming
adalah dengan
bahan pekerja
kimia yang
untuk
pembusaan pada permukaan air ketel, yang yang disebabkan oleh adanya kenaikan
Procedur
penggunaan
multipurpose
boiler chemical
dibanding-kan
dissolved
dan suspended
solids
atau kontaminasi
minyak dan
lemak atau dengan
zat-zat
organik
dalam air
ketel. Pada
masa
lalukimia
sebagai
agentdan
digunakan
peralatandichemical
konvensional
(dua
bahan
yaituantifoaming
boiler compound
oksigen
minyak
castor,
atau
minyak
biji
kapas.
Sungguhpun
efek
kerjanya
cepat,
tapi
pada
sisi
scavenger). Oleh karena itu proses kerjanya lebih pendek dan waktu operasinya
lebih
lain,
penggunaan
minyak
ini
setelah
beberapa
mat
dapat
mengakibatkan
pembusaan;
singkat. Bermacam-macam multipurpose boiler chemical telah dipro-duksi, dari yang
oleh
karenanya
sekarang
tidak digunakan
paling
sederhana
(type boiler
compoundlagi.
dan oksigen scavenger) sampai tipe yang
complicated (termasuk antifoaming agent).
Pada masa kini, bahan kimia dengan bahan dasar amide, alkohol, atau bahan
dasar asam lemak ester (fatty acid ester based) yang menunjukkan efek kerja dengan
dosis rendah tanpa cacat seperti disebutkan diatas, telah dikembangkan dan
digunakan.