Laporan Praktikum Titrasi Iodimetri. Yasa 62-Libre
Laporan Praktikum Titrasi Iodimetri. Yasa 62-Libre
KIMIA ANALITIK II
PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT dari VITAMIN C dengan
METODE IODIMETRI
TANGGAL PRAKTIKUM :
21 APRIL 2014
Disusun Oleh :
YASA ESA YASINTA
1112016200062
Kelompok 1 :
Mawah Shofwah
Millah Hanifah
Savira Aulia
Widya Fitriani
I.
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan tentang titrasi Iodimetri, titrasi iodimetri adalah
titrasi secara langsung dengan penambahan iodin. Penitrasian ini menggunakan larutan
asam askorbat atau dari vit.C yang sudah dilarutkan. Vitamin C atau asam askorbat
merupakan sekelompok senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah kecil yang berguna untuk memelihara kesehatan atau menambah daya tahan
tubuh. Karena sifatnya yang menguntungkan bagi kesehatan, makan kebutuhan
manusia akan vitamin C semakin meningkat. Pada percobaan ini dilakukan penentuan
kadar vitamin C, sampel yang digunakan adalah vitacimin dengan metode titrasi
iodimetri. Prinsipnya bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku
Iodium. Dari hasil percobaan didapatkan kadar vitamin C yang terkandung dalam
vitacimin sebanyak 0,00311 % atau 3,11 mgram/100 gram.
II.
PENDAHULUAN
Kelarutan iodide adalah serupa dengan klorida dan bromide. Perak, merkurium
(1), merkurium (II), tembaga (I), dan timbel iodide adalah garam- garamnya yang
paling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium iodide KI
0,1 N(G.Svehla, 1987:350).
Substansi-substansi penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi untuk
dititrasi langsung dengan iodin adalah tiosulfat, arsenic (III), antimon (III), sulfide,
sulfit, timah (II), dan ferosianida. Kekuatan reduksi yang dimiliki oleh beberapa dari
substansi ini tergantung pada konsentrasi ion hydrogen, dan reaksi dengan iodin baru
dapat dianalisis secara kuantitatif hanya bila kita melakukan penyesuaian pH yang
repot (Underwood. 2002 : 296).
Iodin hanya larut sedikit dalam air (0,00134 mol/liter pada 25C) namun larut
dalam larutan larutan yang mengandung ion iodide. Iodin ebentuk kompleks triiodida
dngan iodide.
I2 + I-
I3-
Dengan konstanta kesetibangan sekitar 710 pada 25C. Suatu kelebihan kalium
iodide ditabahkan untuk meningkatkan kelarutan dan untuk menurunkan keatsirian
iodin. Biasanya sekitar 3 sampai 4% berat KI ditambahkan kedalam larutan 0,1 N dan
botol yang mengandung larutan ini disumbat dengan baik (Underwood. 2002 : 296).
III.
Alat:
1. Erlenmeyer
2. Pipet tetes
3. Statif dan klem
4. Buret
5. Corong
6. Gelas ukur
7. Lumpang dan alu
8. Kaca arloji
Bahan:
1. Larutan iodin 0,1M
2. Vit.C
3. Larutan H2SO4 5ml
4. Indicator amilum 6 tetes
5. Air aquades 100ml
Metode:
1. Siapkan vit.C untuk dihaluskan
2. Larutkan vit.C yang sudah halus dengan 100ml aquades
3. Masukkan larutan vit.C tersebut sebanyak 25ml kedalam Erlenmeyer
4. Tambahkan larutan H2SO4 sebanyak 5ml
5. Tambahkan dengan indicator amilum sebanyak 20 tetes
6. Lalu pasanglah satu set alat titrasi dan isilah buret dengan larutan iodin 0.1M
7. Titrasi lah larutan tersebut dengan iodin sampai warna larutan menjadi biru
IV.
Hasil pengamatan:
Pengamatan
Vitacimin + aquades
perubahan)
Titrasi
0,8 ml
0,5 ml
0,65 ml
Persamaan reaksi:
2I- + 2H2SO4
I2 + SO42- + 2H2O
6I- + 4H2SO4
I x t/
0,
00
x 100%
9,
x 100%
= 0,00311%
Pembahasan:
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang penentuan kadar
asam askorbat dari vitamin C dengan metode titrasi iodimetri. Pada percobaan titrasi
ini menggunakan amilum sebagai indicator. Sebelum titrasi, buret dilapisi dengan
kertas Koran, dan harus dilakukan penitrasian diruangan yang gelap. Hal ini bertujuan
agar larutan iodin tidak terkena cahaya. Larutan iodin paling baik jika diawetkan dalam
botol kecil yang bersumbat kaca. Karena jika terkena cahaya iodin akan mudah
teroksidasi.
Hasil penitrasian menghasilkan warna biru kehitaman, yang menandakan titik
akhir titrasi. Titrasi dilakukan secara duplo atau dilakukan sebanyak dua kali.
Penambahan larutan H2SO4 dan larutan amilum (kanji) yaitu untuk menandakan
proses akhir titrasi dengan membentuk iod-amilum. Berdasarkan hasil praktikum kadar
vitamin C dalam sampel vitacimin adalah 0,00311 % atau 3,11 mgram/100 gram.
V.
KESIMPULAN
1. Iodimetri adalah suatu metode titrasi secara langsung dimana yang menjadi
penitrasinya adalah iodinnya langsung.
2. Pada percobaan ini kadar vitamin C yang terkandung dalam vitacimin sebanyak
0,00311 % atau 3,11 mgram/100 gram.
3. Hasil titik akhir titrasi yaitu ditunjukkan dengan adanya perubahan warna
larutan menjadi warna biru kehitaman.
VI.
REFERENSI
Day & Underwood . 2001 . Analisis Kimia Kunatitatif Edisi Keenam . Jakarta: Erlangga
Ester
Juliana
Penentuan
Kadar
Vitamin
Pada
Buah
Naga
Diakses
pada