Anda di halaman 1dari 39

Nita Caristananda

081.0211.059
Badzli Achmad
081.0211.142

Fungsi reproduksi wanita dikontrol o/


sistem kontrol umpan-balik negatif ,
yaitu:

1. Hipotalamus Gonadotropin-

releasing hormone (GnRH)


berfungsi menstimulasi hipofisis
anterior untuk memproduksi dan
melepaskan hormon-hormon
gonadotropin (FSH/LH ).

Di dalam hipotalamus terdapat


releasing hormone dlm jumlah sedikit.

Co/:

1.FSH-RH

= Merangsang hipofisis
untk mengeluarkan FSH
2.LH-RH = Merangsang hipofisis
untk untk mengeluarkan LH
3.PIH (Prolactin Inhibiting Hormone)
=Menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.

4. RH untuk somatrotopin,

TSH(thyroid stimulating hormone)


& ACTH (adrenocorticotropik
hormone)
5. CRH (Corticotropin Releasing
Hormone) GHRH (Growth
Hormone Releasing Hormone),
PRF (Prolactin Releasing Factor)

2. Hipofisis anterior
a. Follicle-stimulating hormone (FSH)
Berfungsi memicu pertumbuhan dan
pematangan folikel dan sel-sel
granulosa di ovarium wanita (pada pria :
memicu pematangan sperma di testis)
b. Luteinizing Hormone (LH)
berfungsi memicu perkembangan folikel
(sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan
juga mencetuskan terjadinya ovulasi di
pertengahan siklus (LH-surge)

3. Ovarium
a. Estrogen
Pada uterus : menyebabkan proliferasi
endometrium.
Pada serviks : menyebabkan pelunakan
serviks dan pengentalan lendir serviks.
Pada vagina : menyebabkan proliferasi
epitel vagina.

Pada payudara : menstimulasi


pertumbuhan payudara & mengatur
distribusi lemak tubuh.
Pada tulang, estrogen juga
menstimulasi osteoblas sehingga
memicu pertumbuhan / regenerasi
tulang.

b. Progesteron

Mempersiapkan lingkungan yg
sesuai untk merawat mudigah/janin
yg sedang tumbuh

Memberi kemampuan payudara


menghasilkan susu

Diawali dengan masa pubertas.


Diinterupsi oleh kehamilan.
Diakhiri dengan terjadinya
menopause.
Tahapan :
Fase Folikel
diselingi Ovulasi
Fase Luteal

Hipotalamus mensekresi GnRH


(Gonadotropin- releasing hormone).
GnRH meransang Hipofisis anterior.
Sel penghasil di Hipofisis mensekresi
LH dan FSH.
LH dan LH meransang perkembangan
folikel.
Folikel yang berkembang menghasilkan
estrogen dan senyawa inhibin.

Estrogen yang dihasilkan selain


bekerja pada jaringan spesifik-seks
pada uterus, juga menghambat
hipotalamus dan hipofisis
Hipotalamus : menghambat sekresi GnRH
Hipofisif : menurunkan kepekaan terhadap

GnRH

Senyawa inhibin yang dihasilkan


menghambat sekresi FSH dengan
bekerja pada Hipofisis anterior secara
langsung.

Folikel matang dari fase luteal


mengakibatkan lonjakan LH, yang
berakibat ;
Penghentian sintesis estrogen oleh sel

folikel
Mulainya kembali meiosis di oosit pada
folikel berkembang
Pembentukan prostagladin spesifik yang
bekerjan lokal
Diferensiasi sel folikel menjadi sel luteal

Kadar estrogen yang meningkat


meransang sekresi LH dengan bekerja
pada;
Hipotalamus : meningkatkan frekuensi

denyut sekresi GnRH


Hipofisis : meningkatkan kepekaan sel
penghasil LH terhadap GnRH

Ini hanya berlangsung pada folikel yang sudah


cukup matang untuk melakukan ovulasi.

Setelah ovulasi terbentuk korpus


luteum, yang dipertahankan oleh LH.
LH juga meransang korpus lutem
mensekresi estrogen dan progesteron
dalam jumlah yang lebih besar.

Hubungan antara estrogen dan


progesteron

Peningkatan estrogen dengan


terbentuknya korpus luteum dikendalikan
oleh progesteron.
Karena pada fase luteal didominasi oleh
progesteron, hormon ini dengan kuat
menghambat sekresi LH dan FSH.
Progesteron bekerja pada;
Hipotalamus : menghambat sekresi GnRH
Hipofisis : menekan kepekaan sel
penghasil LH

Korpus luteum hanya berfungsi selama


2 minggu, yang berdegenerasi bila tidak
terjadi pembuahan.

Degenerasi ini dipengaruhi;

Penurunan kadar LH oleh efek inhibisi

progesteron
Prostagladin dan estrogen yang dihasilkan sel
luteal

Degenerasi korpus luteum


menyebabkan penurunan kadar
estrogen dan progesteron secara
signifikan. Lenyapnya efek inhibitorik
menyebabkan sekresi LH dan FSH
kembali meningkat untuk masuk ke fase
folikel selanjutnya.

Daur haid terdiri dari 3 fase :


1. Fase menstruasi (haid)
2. Fase Proliferasi
3. Fase sekretori/progestasional

1. Fase menstruasi adalah fase yg


paling jelas karena ditandai oleh :
a. pengeluaran darah & debris
endometrium dari vagina
b. Penurunan Estrogen &
progesteron
c. nekrosis pembuluh darah

2. Fase Proliferasi
a. endometrium mulai memperbaiki
dirinya sehingga terjadi penebalan
dinding endometrium.
b. Estrogen tinggi
3. Fase sekretori
a. Terjadi ovulasi
b. Progesteron & estrogen tinggi

Fase menstruasi adalah fase baru,


bersamaan akhir fase luteal & awal fase
folikel
Penurunan estrogen & progesteron
ketika akhir fase luteal merangsang
pengeluaran prostaglandin uterus yg
mnyebabkan vasokontriksi
pembuluh2 endometrium, sehingga
aliran darah ke endometrium terganggu.

Prostaglandin merangsang kontraksi


ritmik ringan miometrium, kontraksi tsb
membantu mengeluarkan darah &
debris endometrium di rongga uterus
melalui vagina sbg darah haid
Kontaksi kuat menyebabkan
pembentukan prostaglandin berlebihan
jadinya kejang haid (dysmenorhea)
Jumlah rata2 darah haid yg dikeluarkan
= 50-150 ml.

Haid berlangsung 5-7 hari setelah

degenerasi korpus luteum


bersamaan dengan awal fase folikel.
Penurunan estrogen & progesteron
akibat degenerasi korpus luteum
menyebabkan terlepasnya
endometrium (haid) &
perkembangan folikel2 baru di
ovarium di bawah pengaruh hrmon
FSH & LH yg tdk mengalami inhibisi.

Kemudian, haid berhenti, fase

proliferasi uterus dimulai bersamaan


berakhirnya akhir fase ovarium.
Sewaktu darah haid berhenti, di
uterus tertinggal 1 lapisan tipis
endometrium<1mm, estrogen
merangsang prolifersai sel, epitel,
kelenjar &pemb.darah menambah
ketebalan endometrium menjadi 35mm.

Setelah ovulasi, korpus luteum

terbentuk, uterus memasuki fase


sekretorik /progetasional
bersamaan dgn fase luteal ovarium
mengeluarkan byk progesteron &
estrogen.
Jika terjadi pembuahan &
implantasi, korpus luteum
berdegenerasi & fase folikel & fase
haid kembali dimulai.

Haid
(endo. Ruptur
mbntuk

akhir fase folikel

Folikel
korpus luteum

GnRH
estro.
FSH
Estrogen

estrogen
LH
Ovulasi

Pbentukan
Fase endo.
Kembali
Proliferasi

Fase
Ovulatori

Prog &
LH & FSH
Fase
Sekretori

Korpus luteum yg tdk dibuahi


Korpus berdegenerasi
Estro & prog.
Prostaglandin

Menghilangkan
inhibisi pd HP,
sehingga FSH & LH

Endo. Ruptur
Haid
Fase
menstrua
si

Folikel
baru

1. Hipogonadisme
Jumlah sekresi ovarium kurang dari
normal, terbentuk kurang sempurna,
tdk terbentuk ovum/abnormalitas
ovarium.
Ciri2 : karakteristik sekunder tdk
muncul, organ seksual tetap infantil
(seperti bayi)

2. Hipotiroidisme
Hipogonadisme / gonad menyekresi
estrogen dlm jumlah sedikit akibat
faktor2 lain.
Akibatnya siklus ovarium tidak
berlangsung normal, jadinya
Menstruasi tdk datang selama
beberapa bulan/menstruasi terhenti
sama sekali (amenore)

1. Siklus ovarium yg memanjang


akibat tdk mencukupi sekresi LH pd
waktu lonjakan LH praovulasi, yg
diperlukan u/ ovulasi.
2. Tumor sel granulosa
jarang dpt berkembang dlm ovarium
& terjadi sering sesudah menopause

Tumor2 ini menyekresi banyak


estrogen, yg memberi efek :
Estrogenik
(dorongan seksual yg sangat
besar)
Hipertrofi endometrium uterus
Perdarahan yg tdk teratur dari
endometrium
Petunjuk pertama: Perdarahan

Fisiologi, Sherwood
Fisiologi, Guyton
Ilmu kandungan, Sarwono

Makaaacii
Makaaacii
ya
ya
Teman2
Teman2
qyuuu
qyuuu

Anda mungkin juga menyukai