Teknik Jembatan II 1
Teknik Jembatan II 1
dipakai
sebagai
struktur
pengaku
untuk
jembatan
gantung
Teknik Jembatan II
Teknik Jembatan II
Teknik Jembatan II
Teknik Jembatan II
penggantung (hanger) dari kabel baja, dan bagian yang lurus berfungsi
mendukung lalulintas (dek jembatan)
Selain bentang utama, biasanya jembatan gantung mempunyai bentang luar
(side span) yang berfungsi untuk mengikat atau mengangkerkan kabel utama pada
balok angker. Walaupun pada kondisi tertentu terdapat keadaan dimana kabel
utama dapat langsung diangkerkan pada ujung jembatan dan tidak memungkinkan
adanya bentang luar, bahkan kadangkala tidak membutuhkan dibangunnya pilar.
Teknik Jembatan II
Teknik Jembatan II
terdapatnya elemen struktur kaku pada jembatan. Dalam hal ini bagian lurus yang
berfungsi untuk mendukung lantai lalu lintas berupa struktur sederhana, yaitu
berupa balok kayu biasa atau bahkan mungkin terbuat dari bambu. Dalam
perhitungan struktur secara keseluruhan, struktur pendukung lantai lalulintas ini
kekakuannya (EI) dapat diabaikan, sehingga seluruh beban mati dan beban lalu
lintas akan didukung secara penuh oleh kabel baja melalui hanger
b. Jembatan gantung dengan pengaku
Jembatan gantung dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung yang
karena kebutuhan akan persyaratan keamanan dan kenyamanan, memiliki bagian
struktur dengan kekakuan tertentu.
Jembatan dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana pada salah
satu bagian strukturnya mempunyai bagian yang lurus yang berfungsi untuk
mendukung lantai lalu lintas (dek). Dek pada jembatan gantung jenis ini biasanya
berupa struktur rangka, yang mempunyai kekakuan (EI) tertentu. Dalam
perhitungan struktur secara keseluruhan, beban dan lantai jembatan didukung
secara bersama-sama oleh kabel dan gelagar pengaku berdasarkan prinsip
kompaktibilitas lendutan (kerjasama antara kabel dan dek dalam mendukung
lendutan).
Jembatan gantung dengan pengaku mempunyai dua dasar bentuk umum, yaitu:
Tipe rangka batang kaku (stiffening truss)
Pada tipe ini jembatan mempunyai bagian yang kaku atau diperkaku yaitu pada
bagian lurus pendukung lantai jembatan (dek) yang dengan hanger dihubungkan
pada kabel utama.
Tipe rantai kaku (braced chain)
Pada tipe ini bagian yang kaku atau diperkaku adalah bagian yang berfungsi
sebagai kabel utama.
Teknik Jembatan II
Sistem Kabel
Kabel merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung.
Karakteristik kabel kaitannya dengan struktur jembatan gantung antara lain:
lengkung parabola,
Pada jembatan gantung kabel menderita beberapa beban titik sepanjang
beban mendatar.
Schodek (1991) menyatakan bahwa kabel bersifat fleksibel cenderung
berubah bentuk drastis apabila pembebanan berubah. Dalam hal pemakaiannya
kabel berfungsi sebagai batang tarik.
Menara (Tower)
Menara pada sistem jembatan gantung akan menjadi tumpuan kabel utama.
Beban yang dipikul oleh kabel selanjutnya diteruskan ke menara yang kemudian
disebarkan ke tanah melalui pondasi. Konstruksi menara dapat juga berupa
konstruksi cellular, yang terbuat dari pelat baja lembaran, baja berongga, atau
beton bertulang.
Kelebihan Jembatan Gantung
Seluruh struktur jembatan dapat dibangun tanpa perancah dari tanah.
Struktur utamanya nampak gagah dan mengekspresikan fungsinya dengan
baik.
Merupakan pilihan yang ekonomis untuk jembatan dengan panjang bentang
lebih dari 600 meter.
Kelemahan Jembatan Gantung
Apabila lantai kerja tidak cukup kaku, maka jembatan penggantung akan
bergoyang dan menjadi tidak stabil jika terkena angin dan getaran akibat
Teknik Jembatan II
Teknik Jembatan II
10
Teknik Jembatan II
11
Teknik Jembatan II
12
Teknik Jembatan II
1. gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar.
2. gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu susunan box yang dapat
berbentuk persegi panjang atau trapesium.
Kelebihan Jembatan Cable Stayed :
Kabel lurus memberikan kekakuan yang lebih besar dari kabel melengkung.
Disamping itu, analisis non linier tidak perlu dilakukan untuk geometri kabel
lurus. Kabel diangker pada lantai jembatan dan menimbulkan gaya aksial tekan
yang menguntungkan secara ekonomis dan teknis. Tiap tiap kabel penggantung
lebih pendek dari panjang jembatan secara keseluruhan dan dapat diganti satu
persatu.
Kelemahan Jembatan Cable Stayed
Diperlukan metode pelaksanaan yang cukup teliti jika jembatan Cable
Stayed dibangun dengan bentang yang lebih panjang, bagian yang terkantilever
sangat rentan terhadap getaran akibat angin selama masa konstruksinya. Sama
halnya dengan jembatan penggantung, kabel penggantungnya memerlukan
perawatan yang intensif untuk melindungi dari karat.
13
Teknik Jembatan II
14
Teknik Jembatan II
karena berat sendirinya sudah ditopang oleh pelengkung dan pelengkung bisa juga
lebih tipis dari pelengkung biasa karena sudah dikakukan oleh balok diatasnya.
Karena alasan inilah jembatan pelengkung bisa membentang lebih panjang dari
jembatan balok.
Efesiensi pemakaian struktur pelengkung akan lebih tinggi lagi jika
lokasinya tepat seperti lembah ataupun sungai yang dalam dimana pondasi
melengkung terletak pada tanah keras. Masuk akal apabila jembatan pelengkung
adalah salah satu jembatan paling sederhana karena jika kita membangun
jembatan pelengkung di atas tanah keras kita hanya memerlukan pelengkung
tanpa memerlukan bagian yang lain. Tanah keras tersebut bisa berperan sebagai
abutmen dan kita bisa menempatkan tanah atau batu disampingnya dengan sudut
yang tepat.
Kegunaan dari abutmen ini adalah untuk membuat tegangan yang terjadi
akibat dorongan pelengkung menurun sampai pada titik yang bisa dipikul oleh
tanah karena tanah mampu menerima tekan dan tanah tidak akan bergerak lagi
(selama tegangan tanah lebih besar dari tegangan yang terjadi), biasanya juga ada
gaya geser yang bekerja di daerah dekat abutmen.
Jembatan pelengkung pada awalnya terbuat dari batu, bata, besi cor, besi
tempa dan baja. Saat ini jembatan pelengkung seperti beton pratekan dan baja
membuat jembatan pelengkung bisa dibuat lebih panjang dan lebih elegan
Kelebihan Jembatan Pelengkung
1. Keseluruhan bagian pelengkung menerima tekan, dan gaya tekan ini
ditransfer ke abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah dibawah
pelengkung.
Tanpa
gaya
tarik
yang
diterima
oleh
pelengkung
15
Teknik Jembatan II
16
Teknik Jembatan II
17